Proposal Randi 7 Juli 2021
Proposal Randi 7 Juli 2021
Proposal Randi 7 Juli 2021
PROPOSAL
RANDI
18112165
2021
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA
DI RUANGAN ANAK RSUP Dr M DJAMIL PADANG
STUDI KASUS
RANDI
NIM. 18112165
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
beserta salam tidak lupa kita hadiahkan untuk Baginda Rasulullah SAW,
pula penulis ucapkan banyak terima kasih pada pihak pihak yang telah membantu
menyelesaikan proposal ini dengan baik. Oleh karna itu, pada kesempatan kali ini
1. Ibu Ns. Rifka Putri Andayani, M. Kep., Sp. Kep. An selaku pembimbing
2. Ibu Ns. Nova Fridalni S. Kep, M. Biomed selaku Ketua Prodi STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang.
Padang.
ii
4. Bapak Jazmarizal, SKp, MARS selaku Ketua Yayasan STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang.
penulis.
7. Terkhusus kepada kedua orang tua tercinta yang telah mendukung serta
ataupun materil. Semoga Abak dan Amak selalu didalam lindungan Allah
SWT.
MERCUBAKTIJAYA Padang.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari bahwa proposal ini jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritikdan saran
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuan dari semua pihak
yang ikut terlibat dalam penulisan proposal ini. Semoga proposal ini bermanfaat
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi. Penyakit terbanyak pada
bronkopneumonia adalah anak-anak usia kurang 2 tahun, usia lanjut lebih dari
paru paru yang dapat disebabkan oleh berbagai kuman (virus, bakteri , jamur
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling berat karena dapat
1
syncytial virus (RSV), human metapneumovirus, dan virus parainfluenza.
Selain itu, virus campak (morbili) juga dapat menyebabkan komplikasi berupa
ini mampu menyebar dalam jarak dekat melalui percikan ludah saat penderita
(Ramadheni, 2018).
Tahun 2014 ditemukan sebanyak 930.000 jiwa anak. pada tahun 2015
920.136 jiwa anak (WHO,2017), sedangkan Pada tahun 2016 didapatkan data
2
(95,53%), Sulawesi Tengah (71,82%), Kalimantan Utara (70,91%), Banten
diperkirakan jumlah penderita yaitu 3,91% dari jumlah balita. Kota Padang
81.736 jiwa, perkiraan balita yang mengalami pneumoni 3,1% dari jumlah
balita, sedangan yang ditemukan dan ditangani sebanyak 2.719 jiwa (Dinas
pada tahun 2018 sebanyak 151 orang, pada tahun 2019 mengalami
peningkatan menjadi 166 orang dan pada tahun 2020 menjadi 76 orang, ini
3
Pneumonia adalah suatu inflamasi pada parenkim paru. Umumnya
lobular atau adanya infiltrat pada bagian area pada kedua lapang atau bidang
peradangan yang terdiri pada jaringan paru dengan cara penyebaran langsung
dispnea, nafas cepat dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan
syncytial virus (RSV) dan para influenza virus yang masuk melalui saluran
menyebarkan kuman dalam bentuk doplet ke udara pada saat batuk, bersin
Selain dari penyebab bakteri dan virus adapun faktor lain yang dapat
yang kurang atau buruk, pemberian air susu ibu (ASI) tidak sampai enam
bulan, tidak mengkonsumsi suplemen zink, bayi berat badan lahir rendah,
4
tidak vaksinasi dasar lengkap, polusi udara, asap rokok, asap bakaran, serta
dapat berupa fisik maupun psikologisnya. dampak fisik yang dialami anak
seperti akan terjadinya atelektasis pada paru, episema, abses paru, infeksi
sitemik, endokarditis, meningitis, dan akibat yang lebih parah lagi dapat
(Ngastiyah, 2012).
pasien dan keluarga tentang penyakit. Peran perawat sebagai preventif adalah
bagi penderita yang dirawat dirumah sakit. Peran perawat sebagai kuratif
2011).
5
Dalam menjalankan perannya perawat menyiapkan serta
(Engram,2012).
B. Rumusan Masalah
Padang.
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Padang.
2. Tujuan khusus
Padang.
Djamil Padang.
Djamil Padang.
Djamil Padang
7
e. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan evaluasi Keperawatan
Djamil Padang.
3. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Djamil Padang.
8
c. Bagi Perawat
Proposal ini dijadikan sebagai data dasar dan informasi untuk rumah sakit
9
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Anak
a. Defenisi Anak
10
c. Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
1) Pertumbuhan anak
2017).
c) Lingkar kepala
11
d) Lingkar lengan atas
2. Perkembangan Anak
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
a. Perkembangan Motorik
- Motorik kasar
- Motorik halus
12
koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,
b. Perkembangan Kognitif
c. Perkembangan Bahasa
perintah.
3. Perkembangan sosial
a. Pengukuran Perkembangan
13
perkembangan satu Bahasa ialah agar anak mampu berkomunikasi
prenatal, yaitu saat janin berusia 4 bulan. pada saat itu terjadi
(Titin, 2017).
hormone)
a. Faktor lingkungan
14
b. Faktor keluarga dan adat istiadat
istiadat.
1. Defenisi Bronkopneumonia
yang mengenai satu atau beberapa lobus paru, yang ditandai dengan
dan Klesiela pneumonia pada kasus yang lebih berat(Astuti and Dewi
2020)
yaitu demam tinggi, gelisah, sesak nafas, nafas cepat dan dangkal
15
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
b. Fisiologi
dalam hidung.
16
padaketinggian tulang rawanmaka letaknya
farink(farink laryngeal).
17
pendek, lebih besar dan merupakan lanjutan
18
tidak mengandung alveolus.Bronchiolus
19
dada. Kedua paru-paru saling terpisaholeh
20
alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada
membungkus paru-paru
3. Etiologi
21
influenza type A, parainfluenza, adenovirus.influenza virus,
bronkopneumonia adalah :
22
a. Faktor predisposisi
1) Usia/ umur
2) Genetik
b. Faktor pencetus
5) Polusi udara
4. Patofisiologi
23
ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas
sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu
dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan
selama 48 jam.
24
c) Stadium III/ hepatisasi kelabu (3-8 hari)
terjadi fagositosis sisa- sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli
mulai diresorbsi, lobus masih teteap padat karena berisi fibrin dan
imun dan peradangan mereda, sisi-sisa sel fibrin dan eksudat lisis
25
klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan
Carman, 2014)
26
5. WOC Bronkopneumonia
Virus, bakteri, dan aspirasi benda
asing
Masuk melalui saluran pernapasan bagian atas
1. Batuk
2. Demam
27
4. Adanya tarikan dinding dada bawah ke dalam (retraksi).
7. Penatalaksanaan
28
Penatalaksanaan menurut Ngastiyah (2014) :
b. Kebutuhan istirahat
e. Mencegah komplikasi.
8. Komplikasi
a. Infeksi Darah
b. Abses Paru-paru
29
Tetapi kadang-kadang diperlukan pembedahan untuk
menyingkirkannya.
c. Efusi Pleura
d. Gagal Napas
berhenti bernapas sama sekali. Dalam hal ini, orang yang terkena
9. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah
30
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan
Pemeriksaan sputum
2. Pemeriksaan radiologi
Ronthenogram thoraks
Laringoskopi / Bronskopi
benda padat
31
C. Konsep Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
a. Identitas Data
dll.
32
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
saluran nafas termasuk rinitis dan batuk, serta suhu badan lebih
e) Riwayat Imunisasi
33
f) Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
g) Riwayat nutrisi :
1. Pemberian asi
pemberian.
pemberian
3. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
34
h) Riwayat Psikososial
i) Riwayat hospitalisasi
istirahat dan tidur anak cukup tidak ada hambatan, tetapi pada
saat sakit akan sulit untuk tidur karena merasa tidak nyaman
dengan tubuhnya
k) Olahraga
l) Personal Hygiene
dirinya sendiri pada saat sakit anak akan merasa lemas dan
35
m) Aktivitas/Mobilitas Fisik
n) Rekreasi
saat sakit anak akan merasa malas dan lemas dan keluarga juga
o) Pemeriksaan Fisik
- Kondisi umum
- Tekanan Darah
- Tanda-tanda vital
36
takipnea, dispnea. Batasan takipnea pada anak 2 bulan -
Kepala-Leher
Mata
Hidung
Mulut
Paru-paru
37
Inspeksi : Pada saat di inspeksi akan tampak
sakit
pleura.
Kardiovaskuler
denyut jantung
38
Biasanya tidak ada kelainan
tambahan
Abdomen
pada abdomen
peningkatan peristaltic
Kulit
meningkat
Ekstremitas
39
bisa terjadi nyeri otot. Biasanya pada ekstremitas
kuku sianosis.
Genitalia
- Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan laboratorium
LED meningkat
X-foto dada
2. Diagnosa Keperawatan
40
keperawatan yang muncul yaitu:
infeksi
dinding dada.
makanan
3. Intervensi
41
- Mengi menurun - Pertahankan kepatenan
fowler/fowler
- Ortopnea menurun
- Berikan minum hangat
- Sulit bicara menurun
- Lakukan fisioterapi
- Sianosis menurun
dada jika perlu
- Gelisah menurun
- Lakukan penghisapan
- Frekuensi nafas membaik
lender kurang dari 15
- Pola nafas membaik
detik
- Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
- Keluarkan sumbatan
forsep McGiil
perlu
Edukasi
42
- Anjurkan asupan
jika tidak
kontraindikasi
efektif
Kalaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
2 Setelah di lakukan intervensi Pemantauan respirasi
pola nafas tidak
43
meningkat sumbatan jalan nafas
- Monitor saturasi
- Penggunaan otot bantu
oksigen
nafas menurun
- Monitor nilai AGD
- Pemanjangan fase
- Monitor hasil x-ray
ekspirasi menurun
thorak
- Ortopnea menurun
Terapeutik
- Pernapasan pursed-tip
- Atur interval
menurun
pemamtauan respirasi
- Pernapasan cuping
sesuai kondisi pasien
hidung menurun
- Dokumentasikan hasil
- Frekuensi nafas membaik pemantauan
- Informasikan hasil
44
3 Hipertermi Setelah di lakukan intervensi Manajemen hipertermi
45
- Takipnea menurun - Ganti linen setiap hari
menurun aspirin
Membaik Edukasi
- Suhu kulit
- Anjurkan tirah
membaik
baring
- Kadar gula darah
Kolaborasi
membaik
Pemberian cairan dan elektrolit
- Pengisian kapiler intravena
membaik
- Ventilasi membaik
46
dihabiskan - Identifikasi makanan
meningkat badan
- Pengetahuan pemeriksaan
meningkat
- Lakukan oral
- Pengetahuan
hygiene sebelum
tentang pilihan
makan
minuman yang sehat
- Fasilitasi menetukan
meningkat
pedoman diet
47
- Perasaan cepat
- Sajikan makanan
kenyang menurun
secara menarik dan
- Nyeri abdomen
suhu yang sesuai
menurun
- Berikan makanan
- Sariawan menurun
tinggi
- Rambut rontok
kalori dan tinggi
menurun
protein
- Diare membaik
- Berikan makanan
- Berat badan
tinggi serat
membaik
- Berikan suplemen
- Frekuensi makan
makan, jika perlu
membaik
- Hentikan pemberan
- Nafsu makan
makanan lewat NGT
membaik
jka asupan oral sudah
- Bising usus membaik
dapat ditoleransi
Edukasi
- anjurkan makan
diprogramkan
48
kolaborasi
- pemberian medikasi
49
- kecepatan berjalan
ketidaknyamana
meningkat
Terapeutik :
- jarak berjalan
- Sediakan lingkungan
meningkat
yang nyaman dan
- keluhan lelah
rendah stimulus
menurun
- Lakukan rentang gerak
- dyspnea saat
pasif dan aktif
beraktivitas
- Berikan aktifitas
menurun
distraksi yang
- dyspnea setelah
menenangkan
aktivitas menurun
- Fasilitasi duduk disisi
- perasaan lelah
tempat tidur
menurun
Edukasi
- aritmia saat aktivitas
- Anjurkan tirah
menurun
baring
- aritmia setelah
- Anjurkan melakukan
aktivitas menurun
aktifitas secara
- sianosis menurun
bertahap
- warna kulit membaik
- Anjurkan
- tekanan darah
menghubungi
50
membaik perawat jika
tanda kelelahan
- Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
4. Implementasi
di lakukan.
5. Evaluasi
51
keberhasilan rencana tindakan keperawatan yang harus dimodifikasi
52
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.35311/jmpi.v4i02.29.
Kedokteran.
Balita. Jurnal Keperawatan I donesia, Volume 15, No. 1, Maret 2012; hal 13-
53
Hasan R, dkk. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran
: Salemba Medika
Jakarta
54
PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Defenisi
Fatmawati. Depok
Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
55
56
52