Makalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya Organisasi
Diajukan oleh:
NIM : 18.01.1.162
JURUSAN : S1 MANAJEMEN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa
penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat dalam
kekurangan baik dalam penyajian maupun dalam pembahasaan makalah ini, hal
tersebut tidak lain karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki, namun dengan
demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin dan berkat adanya bantuan
serta dorongan dari berbagai pihak yaitu berupa bimbingan, nasehat-nasehat, dan
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa terimah kasih yang tulus
kepada semua pihak terutama kepada Ibu Luh Kartika Ningsih,S.E., M.M., selaku
dosen pengajar yang banyak memberikan waktu, tenaga dan pikirannya dalam
kepada kita semua dan membalas segala kebaikannya serta memberikan restu dan
kemuliaan.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Organisasi ................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya organisasi sebagai sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh
para anggota organisasi untuk yang membedakan organisasi tersebut dengan
organisasi lainya (Robbins dan Judge, 2007:301). Budaya pada dasarnya memiliki
keunikannya tersendiri, baik antar negara, pulau, provinsi, kota, kabupaten, desa,
dan pedalaman sekalipun memiliki keragaman akan budayanya masing-masing.
Budaya perusahaan adalah semua sistem nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh
seluruh orang dalam perusahaan. Selain dipahami meyakini sistem nilai-nilai
tersebut sebagai landasan gerak perusahaan (Robbins, 2003:122). Hal ini
disebabkan karena, adanya suatu bentuk akan kecintaan terhadap kebiasaan,
tradisi, seni, dan atau hal lainnya yang terdapat pada setiap tempat yang
berbudaya. Budaya organisasi merupakan sistem nilai, keyakinan, norma yang
meresap yang ada di organisasi, budaya organisasi dapat mendorong atau
melemahkan keefektifan, organisasi tergantung dasar nilai, keyakinan dan norma.
( John, Robert, dan Michael, 2006:313)
Suatu budaya yang kuat akan mendesak lebih banyak pengaruh serta
mendukung atau mempengaruhui kinerja dan kepuasan karyawan dengan dampak
yang lebih besar pada budaya yang lebih kuat (Robbins, 2003: 308). Perusahaan
atau organisasi membuat standar kerja guna untuk menciptakan anggota atau
karyawan yang memiliki produktivitas kerja yang tinggi terhadap perusahaan atau
organisasi. Banyak anggota atau karyawan yang kurang memperhatikan standar
kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi, sehingga terciptanya
budaya kerja yang dapat membuat produktivitas kerja anggota atau karyawan
menurun. Selain itu, budaya kerja yang diterapkan oleh anggota atau karyawan
dapat menjadikan suatu kebiasaan yang sulit untuk mengubahnya, sehingga
memerlukan waktu untuk mengubahnya kembali.
1
tinggi dari pihak luar perusahaan. Demi meningkatkan produktivitas karyawan,
maka sering dilakukan pembenahan dan peningkatan sumber daya manusia dari
karyawan. Anggota atau karyawan tidak hanya membuat standar kerja tersebut
menjadi suatu budaya yang akan menurunkan produktivitas kerjanya, tetapi dapat
menaikkan tingkat produktivitas kerja yang tinggi sehingga dengan segera
menjadikan tujuan perusahaan atau organisasi segera terealisasikan dengan cepat.
Untuk itu banyak anggota atau karyawan yang menciptakan sendiri budaya
kerjanya, karena setiap individu memiliki karakternya masing-masing dan juga
mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Seseorang dapat menciptakan
budaya nya sendiri sesuai dengan tingkat kecerdasannya, yang dapat membuat
suatu produktivitas kerja yang tinggi serta berdampak baik bagi perusahaan atau
organisasi.
2
membuka sebuah showroom sepeda motor pada tanggal 27 April 2004 yang
berlokasi di Jln. Gajah Mada No. 22 Seririt yaitu Dealer Maha Surya Motor.
Tidak hanya itu, Maha Surya Motor memiliki 1 unit kantor pusat yang
beralamat di Jln. Dewi Sartika Utara No. 49 Singaraja. Dimana semua kegiatan
pembukuan dilakukan disini. Dari mengecek laporan masing-masing dealer,
mengentry jurnal sampai membuat laporan keuangan. Adapun visi dan misi dari
Maha Surya Motor antara lain:
VISI
1. Menjadi perusahaan yang semakin di depan dalam hal pelayanan
kepada masyarakat khususnya di Kabupaten Buleleng.
MISI
1. Memuaskan konsumen.
2. Menjadi dealer sepeda motor Yamaha yang terdepan dan terpercaya.
3. Memperluas lapangan kerja untuk kemakmuran masyarakat sekitar
pada khususnya dan masyarakat Buleleng pada umumnya serta
mampu membantu masyarakat melalui berbagai bentuk amal.
Agar visi dan misi bisa tercapai maka perlu hendaknya
meningkatkan produktivitas kinerja karyawan dalam hal penjualan agar
3
maha surya motor tetap menjadi yang pertama menjual produk sepeda
motor yamaha di buleleng. Luasnya layanan maha surya motor maka
diperlukan suatu produktivitas kerja yang tinggi dalam melakukan
kinerjanya. Didalam menjalankan roda organisasi suatu perusahaan harus
memiliki produktivitas yang tinggi, dimana produktivitas perusahaan
merupakan salah satu tolak ukur yang menentukan maju mundurnya
perusahaan. Jika perusahaan memiliki produktivitas yang tinggi, maka
perusahaan dapat mempertahankan atau bahkan dapat meningkatkan
usahanya. Namun jika produktivitas yang dimiliki perusahaan rendah,
maka akan sulit bagi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungannya
apalagi untuk meningkatkan usahanya. Hal ini merupakan suatu
permasalahan produktivitas.
4
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan budaya organisasi di maha surya motor?
2. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja
karyawan?
3. Hambatan-hambatan apa saja yang dalam membangun budaya organisasi
yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawannya?
4. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-
hambatan tersebut?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan budaya organisasi di maha surya motor
b. Untuk mengetahui pelaksanaan produktivitas kerja karyawan maha
surya motor.
b. Bagi perusahaan :
Diharapkan akan menjadi bahan kajian dan pertimbangan dalam
membangun budaya organisasi yang produktif dalam meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
c. Bagi pembaca
5
Sebagai sumber informasi dan bahan referensi dalam melakukan
penelitian yang sejenis mengenai budaya organisasi dan produktivitas
kerja karyawan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
sikap individu mengenai bentuk perilaku yang dipertimbangkan lebih
efektif dalam suatu situasi tertentu.
a. Artifact
Hal-hal yang ada bersama untuk menentukan budaya
dan mengungkapkan apa sebenarnya budaya itu kepada
mereka yang memperhatikan budaya;artifact termasuk
produk, jasa, dan bahkan pada tingkah laku dari anggota
sebuah organisasi.
c. Asumsi dasar
Keyakinan dianggap sudah ada oleh anggota suatu
organisasi.
2. Pengertian Organisasi
8
Setiap organisasi dibentuk tentunya dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Tujuan tersebut kemudian diimplementasikan kedalam
tugas dan fungsi secara rinci dan dibebankan kepada orang-orang yang
bekerja didalam organisasi tersebut masing-masing mempunyai tugas dan
fungsinya dalam rangka pencapain tujuan.
“Organisasi adalah kesatuan sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas
dua orang atau lebih, yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk
mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama”.
9
Berangkat dari definisi dapat kiranya dikemukakan beberapa ciri dari
organisasi seperti yang dikemukan oleh pendapat para ahli yaitu:
10
3. Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap orang
dalam organisasi. Jika para anggota organisasi menilai
tujuan yang hendak dicapai itu merupakan tujuan yang
layak untuk dicapai, melalui mana tujuan mereka
pribadi pun akan tercapai pula, maka mereka akan lebih
mudah untuk digerakan.
4. Adanya kesatuan arah (unity of direction). Artinya
bahwa semua kegiatan sumber, semua pemikiran,
keahlian, waktu dan kemampuan ditunjukan hanya
kepada satu arah, yaitu pencapaian tujuan dengan cara
yang seefesien dan seefektif mungkin.
5. Adanya kesatuan perintah (unity of command). Hakiki
dari pada prinsip ini ialah bahwa setiap bawahan hanya
mempunyai pimpinan lansung kepada siapa ia
memberikan laporan dan pertanggungjawaban dan dari
siapa ia menerima perintah, instruksi, bimbingan dan
pedoman kerja.
6. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung
jawab seseorang. Prinsip ini sangat penting karena
wewenang yang lebih besar dari tanggung jawab sering
memudahkan penyalahgunaan wewenang tersebut yang
akan merugikan organisasi. Apabila terjadi
kebalikannya maka akan terjadi kemacetan, karena
seseorang tidak akan meresa aman untuk melakukan
suatu tindakan tertentu sebab ragu-ragu apakah tindakan
itu masih dalam batas wewenangnya atau tidak.
7. Adanya pembagian tugas (distribution of work). Karena
tugas-tugas yang terdapat dalam organisasi harus
dibagi-bagi sesuai dengan kemampuan, keahlian dan
bakat orang-orang dalam organisasi perlu diperhatikan
bahwa biasanya dalam organisasi terdapat dua
kelompok manusia, yakni:
11
a. Kelompok yang mempunyai kapasitas yang tinggi,
daya, kreasi, yang besar serta daya prakarsa yang
tinggi.kepada merekka inilah diberikan tugas,
tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar dan
mereka inilah yang dikembangkan mempunyai
potensi yang belum tergali.
b. Kelompok manusia yang tidak terlalu senang
menerima tanggung jawab, yang kurang daya
kreasinya serta yang inisiatifnya rendah. Pada
mulanya kepada orang-orang yang demikian itu
tidak mungkin diberi tanggung jawab apalagi
wewenang yang besar.
8. Struktur organisasi harus disusun sederhana mungkin.
Sesederhana mungkin disini berarti sesuai dengan
kebutuhan dan koordinasi, pengawasan dan
pengendalian.
9. Pola dasar organisasi relatif permanent. Meskipun
struktur organisasi dapat dan memang harus dirubah-
rubah sesuai dengan kebutuhan untuk
kemajuan/kemunduran, sifat tugas yang lain karena
tujuan terpaksa dirubah atau oleh faktor-faktor lain,
fleksibel dalam penyesuain itu harus jangan bersifat
prinsipil.
10. Adanya jaminan jabatan (securite of tunere). Hal ini
berarti bahwa kelompok pimpinan tidak boleh
memperlakukan bawahannya dengan semena-mena,
misalnya dalam bentuk pemecatan tanpa alasan yang
jelas.
11. Balas jasa yang diberikan kepada setiap orang harus
sepadan dengan jasa yang diberikan. Sepadan disini
berarti sesuai dengan sifat jasa yang diberikan. Tetapi
juga balas jasa yang diberikan kepada karyawan harus
12
dapat menjamin taraf hidup yang normal berlaku bagi
masyarakat dimana karyawan itu hidup.
12. Penempatan orang sesuai dengan keahliannya (the right
man in the right place).
13
4. Budaya organisasi merupakan kekuatan tak terlihat
yang mempengaruhi pemikiran, presepsi dan tindakan
manusia yang bekerja didalam organisasi yang
menentukan dan mengharapkan bagaimana cara bekerja
sehari-hari dan dapat membuat mereka lebih senang
dalam menjalankan tugasnya.
Suatu organisasi berakar dari serangkaian contoh dari pimpinan
organisasi, apa yang meraka kerjakan, bukan pada apa yang mereka
katakan. Dengan kata lain, kepemimpinan suatu organisasi sangat
mempengaruhi budaya organisasi itu. Oleh karena itu perlu kita
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi budaya organisasi
tersebut, seperti yang dikemukakan Mondy dan Noe (1990;321) yang
menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan budaya
organisasi dari dalam organisasi diantaranya adalah:
1. Komunikasi
Komunikasi yang efektif dalam organisasi mempunyai
dampak positif terhadap budaya organisasi. Dengan
komunikasi efektif , manajemen dapat melakukan
sosialisasi tujuan dan misi organisasi, menyampaikan
peraturan organisasi dan memberitahukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditetapkan. Pola
komunikasi yang terjadi dalam organisasi akan
menciptakan suatu pola tingkah laku karyawan dalam
berhubungan antara satu sama lainnya maupun antara
atasan dan bawahan.
2. Motivasi
Upaya manajemen memotivasi karyawan juga
membentuk suatu budaya tersendiri dalam organisasi.
Apakah karyawan selalu dimotivasi dengan uang,
bagaimana organisasi memandang kerja keras
karyawan, atau sejauh mana organisasi memperhatikan
14
kondisi lingkungan kerja. Bagaiamana organisasi
memotivasi karyawan, akan menunjukan bagaimana
organisasi memandang sumber daya manusia yang ada
di organisasi tersebut, yang selanjutnya akan
mempengaruhi berbagai kebijakan sumber daya
manusia.
3. Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi juga mempengaruhi budaya
organisasi, ukuran dan kompleksitas organisasi akan
menentukan spesialisasi dan hubungan personal yang
selanjutnya mempengaruhi tingkat otoritas pengambilan
keputusan, kebebasan, tanggung jawab dan proses
komunikasi yang terjadi. Selain itu bidang usaha atau
kegiatan organisasi juga mempengaruhi budaya yang
berlaku diorganisasi.
4. Proses Administrasi
Proses administrasi yang dimaksud meliputi proses
pemberian penghargaan kepada yang berprestasi,
toleransi terhadap konflik dan kerja kelompok yang
terjadi. Proses-proses ini akan mempengaruhi budaya,
karena akan menunjukan individu yang bagaimana
dipandang berhasil dalam organisasi. Bagaimana
organisasi memandang konflik dan apakah organisasi
menekankan kerja kelompok atau individu.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi mungkin kaku atau fleksibel selain
itu dalam organisasi mungkin pula terjadi sntralisasi dan
konfromasi yang tinggi ataupun rendah. Semua ini
mempengaruhi budaya organisasi. Dalam struktur yang
kaku dan konfromitas tinggi, akan berlaku untuk
menghindari sesuatu yang tidak pasti dan segala sesuatu
15
harus dibuatkan aturan tertulisnya. Dalam struktur yang
fleksibel dan komfromitas tidak tinggi mungkin
karyawan lebih dibiasakan untuk menghadapi ketidak
pastian secara kreatif dan mandiri.
6. Gaya Manajemen
Berkaitan dengan gaya kepemimpinan gaya manajemen
juga mempengaruhi budaya organisasi. Bagaimana
proses perencanaan, pengorganisasian, kegiatan
memimpin, serta pengendalian yang dilakukan akan
mencerminkan gaya manajemen yang berlaku di
organisasi itu. Gaya organisasi berkaitan erat dengan
struktur organisasi, komunikasi, dan upaya memotivasi
karyawan. Selain itu ketidak seragaman gaya
manajemen pada tingkat manajemen yang berbeda
dapat pula mempengaruhi budaya organisasi. Budaya
yang terjadi di organisasi itu adalah tidak adanya
keseragaman pandangan atas sesuatu kebijaksanaan
ataupun nilai-nilai tertentu.
Budaya organisasi merupakan sesuatu hal yang sangat kompleks untuk itu
budaya organisasi harus memiliki karakteristik sebagai wujud nyata dari
keberadaannya. Masing-masing karakteristik tersebut pada penerapannya akan
mendukung pencapaian sasaran organisasi.
16
c. Orentasi hasil
d. Orentasi orang
e. Orentasi tim
f. Keagresipan
b. Perhatian kerincian
Menggambarkan karyawan dalam persisi (kecermatan),
analisis dan perhatian kepada kerincian. Karyawan
dalam bertindak apakah memperhatikan hal-hal yang
kecil, dan bagaimana kemampuan dalam menganalisis
permasalahan dan pekerjaan yang ada. Dalam budaya
organisasi akan dilihat
c. Orientasi hasil
Hal ini akan menggambarkan sejauhmana manajemen
memfokuskan pada hasil bukan pada proses/teknis.
Dalam hal ini apabila pihak manajemen memfokuskan
pada hasil bukan pada prose/teknis, berarti pihak
manajemen telah melakukan sistem disentralisasi,
artinya manajemen menyerahkan sepenuhnya
17
bagaimana suatu pekerjaan dilakukan tetapi yang
penting hasil memenuhi target yang ditentukan.
d. Orientasi orang
Orientasi orang pun akan dilihat pada budaya
organisasi, artinya sejauhmana keputusan manajemen
memperhitungkan efek-efek hasil dari pada orang-orang
didalam organisasi. Artinya pihak manajemen apakah
didalam mengambil keputusan akan memperhatikan
akibatnya kepada anggota organisasi, baik untung
maupun ruginya, sehingga akan dapat dilihat tingkat
hubungan orang-orang di dalam organisasi. Organisasi
sebagai kumpulan orang-orang dalam bekerja sama
untuk mencapai tujuan, tidak akan dapat mencapai
tujuan itu kalau anggota organisasi bekerja dengan
sendiri-sendiri.
e. Orientasi tim
Orientasi tim pun menjadi sesuatu yang penting yang
dapat dilihat di dalam organisasi. Orientasi tim ini
adalah ukuran sejauhmana kegiataan kerja organisasi
sekitar tim-tim bukan individu-individu. Karena
semakin kuat pekerjaan yang dilakukan dengan tim
maka semakin cepat penyelesaiannya.
f. Keagresipan
Keagresipan yang merupakan karakteristik budaya
organisasi, sehingga dapat dilihat sejauhmana orang-
orang itu agresip dan kompetetitif dan bukannya santai-
santai. Apabila sebuah organisasi pun akan terlihat
dinamis dan tidak menerima apa adanya keadaan yang
dihadapi.
g. Kemantapan
18
Kemantapan yaitu sejauhmana kegiatan organisasi
menekankan dipertahankannya status quo sebagai
kontras dari pertumbuhan. Umumnya sebuah organisasi
akan sulit untuk merubah diri, karena disebabkan
anggota organisasi cenderung tidak berani untuk
merubah atau sudah cukup senang dengan
kemapanannya sehingga sikap seperti itu cenderung
kontra produktif dengan pertumbuhan organisasi.
P=
19
2. Dengan input yang berkurang output tetap
3. Dengan input yang berkurang output meningkat
4. Dengan pertambahan input yang kecil pertambahan output relativ lebih besar.
Dewasa ini, produktivitas mendapat perhatian cukup besar. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa sebenarnya produktivitas manapun
bersumber dari individu yang melakukan kegiatan. Namun individu yang
dimaksudkan adalah individu sebagai tenega kerja yang memiliki kualitas
kerja yang memadai.
20
adalah bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya”. Sedangkan
menurut Sondang P. Siagan (1998;138) mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan produktivitas kerja adalah: “Produktivitas kerja adalah
kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan
prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran (output yang
optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal)”.
21
4. Produktivitas tenaga kerja mengandung suatu
pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai
dengan peranan serta tenaga kerja manusia.
5. Prodoktivitas tenaga kerja dipengaruhi beberapa
faktor, baik itu yang berhubungan dengan tenaga
kerja maupun faktor lainnya seperti; pendidikan,
keterampilan, sikap, dan etika, motivasi, gizi dan
kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial,
lingkungan dan iklim, hubungan industrial dan
teknologi, sarana produksi, manajemen dan
kesempatan berprestasi.
6. Peningkatan produktivitas tenaga kerja merupakan
pembaharuan pandangan hidup dan kultural dengan
sikap mental memuliakan kerja dan perluasan upaya
berbagai kehidupan social ekonomi.
22
f. Jumlah bahan yang dipakai dalam suatu
pekerjaan
g. Jumlah kegagalan hasil kerja
h. Hasil kerja yang sesuai dengan waktu dan
anggaran
23
BAB III
PEMBAHASAN
24
Logo Perusahaan Dan Makna Logo
Warna biru adalah warna kebanggaan Yamaha, dengan warna biru yamaha
selalu menang. Gradasi yang menciptakan warna biru langit diartikan
yamaha selalu mencapai prestasi yang tinggi, sama halnya langit yang
selalu berada di atas. Dan juga menjadi spirit yamaha untuk mengeksplor
ternologi terdepan. Sementara warna biru laut melambangkan kepercayaan
diri yang kuat dan berani. Membangkitkan spirit keberaian yang tidak
punya rasa takut, seperti halnya gelombang yang menghempaskan karang.
Gradasi warna biru laut ini merefleksikan semngat keberanian untuk
meraih kemenangan. Mencerminkan semangat untuk eksplorasi teknologi
otomotif dan mengekspresikan kepercayaan diri dan pemikiran yang jernih
dalam menghadapi tantangan.
25
c. Action mengandung pengertian selalu berjuang bersama-sama
dengan arah tujuan sama secara persisten dan fokus
d. Achievement menegaskan selalu percaya bahwa kita bisa mencapai
kesuksesan dan melewati rintangan.
26
3.2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan
PENJUALAN PENJUALAN
NO BULAN
2018 2019
27
dapat dilihat bahwa peningkatan penjualan yang di peroleh yaitu melebihi
target yang diberikan di perusahaan yaitu 1.800 pertahun. agar perusahaan
terus mengalami kenaikan di dalam mencapai target perlu adanya pembenahan
di dalam meningkatkan produktivitas kinerja karyawan agar mampu
menghadapi pesaing yang semakin kompetitif ini. Maha surya motor perlu
melakukan pembenahan diri yang lebih baik sehingga mampu menghadapi
tantangan-tantangan dari para pesaingnya. Kunci keberhasilan dalam
menghadapi persaingan ini adalah dengan meningkatkan produktivitas kerja
dalam melakukan kinerjanya sehingga dapat memberikan hasil pelayanan yang
prima dan tidak hanya lebih dari sekedar senjata untuk bersaing, namun juga
keterampilan untuk bertahan hidup.
Jumlah dan waktu meliputi yaitu jumlah hasil kerja yang diselesaikan,
lamanya penyelesaian hasil kerja. Dikaitkan dengan pelaksanaanya pada saat
pengiriman dilakukan, karyawan melakukan kinerjanya dengan optimal dan
28
tepat waktu bertujuan untuk meminimalisir keterlambatan pengiriman barang
ketempat tujuan, pemberian Dk motor dan STNK ke konsumen.
Lamanya penyelesaian hasil kerja bahwa karyawan diberikan waktu
penyelsaian dalam menangani penjualan sehingga karyawan tidak bisa
bersantai-santai dalam menangani konsumen.
Keberhasilan hasil kerja yaitu karyawan yang mencapai target penjualan
diberikan insentif sesuai target yang diperolehnya.
Ketelitian hasil kerja bahwa karyawan harus bekerja dengan teliti agar
mengurangi masalah di dalam pengiriman, produk yang tidak tertukar, nama
konsumen tidak salah di STNK DAN BPKB. Jika terjadi kesalahan yang
disebabkan oleh karyawan itu sendiri maka karyawan tersebut harus
mengantinya.
29
2. Pihak perusahaan berusaha menanamkan dan menumbuhkan rasa
kejujuran dan tanggung jawab kepada karyawan dengan selalu
memberikan dorongan, penjelasan dan pemahaman sehingga karyawan
dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan memiliki
inisiatif kerja yang tinggi serta diminta laporan hasil kerja karyawan maka
dapat diketahui kekurangan-kekurangan dari pada karyawan terhadap
tanggung jawabnya serta dapat dengan cepat mancari jalan keluarnya
untuk mengatasi kekurangan tersebut.
30
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan budaya organisasi yang dilakukan di maha surya
motor masih belum suluruhnya dilaksanakan oleh karyawan, inovasi dan
pengambilan risiko. Produktivias kerja yang kurang memperhatikan dan
melaksanakan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
yaitu : jumlah waktu, mutu atau kualitas, efesien dan efektivitas.
Masih adanya kendala yang menghambat dalam pelaksanaan budaya
organisasi yaitu Latar belakang pendidikan karyawan masih relatif
rendah, hanya sampai SLTA sehingga kualitas pekerjan yang
dibebankan kepada pegawai belum dapat dicapai dengan optimal.
Pimpinan kurang memberikan bimbingan dan pengarahan kepada para
karyawan dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang
ditugaskannya.Upaya dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut
adalah perlu mengadakan pelatihan dan pendidikan secara intensif, dan
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melanjutkan
pendidikan mereka.
4.2 Saran
Perusahaan sebaiknya meningkatkan kemampuan sumber daya
manusianya (SDM) agar lebih kompeten dalam bekerja, dengan cara
perusahaan memberikan bimbingan, pelatihan dan pendidikan serta
seminar dan sebagainya sehingga dapat membentuk karekteristik
pegawai menjadi disiplin dan memiliki motivasi yang tinggi terhadap
pekerjaannya yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan
lebih optimal. dan juga pimpinan hendaknya melakukan pengawasan
secara langsung dilapangan agar dapat melihat jelas bagaimana
pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang dilakukan para karyawannya,
apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan dan apabila ada
penyimpangan dapat dilakukan pencegahan dan perbaikan akan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai dengan diharapkan perusahaan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Robbins SP, dan Judge. 2007. Budaya Organisasi, Jakarta: Selemba Empat
Halaman 301.
James, R. Edward dan Daniel. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Budaya-Budaya Kerja. Yogyakarta: Graha Ilmu.
32
Taliziduhu, Ndraha. 2003. Budaya dan Kerja Organisasi. Bandung: Penerbit
Fokus Media. 102 hal.
33