Ely Sulistya N
Ely Sulistya N
Ely Sulistya N
ABSTRAK
Penelitian tentang modifikasi polipropilena sebagai polimer komposit biodegradabel dengan bahan
pengisi pati pisang dan sorbitol sebagai plastisizer telah dilakukan. Untuk mengetahui kualitas
komposit yang dihasilkan maka dilakukan analisis uji kuat tarik dan kuat lentur, uji FTIR dan uji
biodegradasi. Hasil analisis uji menunjukkan bahwa dari 5 jenis komposit yang dirancang, komposit
dengan penambahan pati 2 gram memiliki sifat mekanik yang terbaik dimana nilai kuat tarik : 2,11
MPa dengan nilai modulus elastis : 45,78 MPa, dan nilai kuat lentur : 26,20 MPa. Hasil analisis uji
biodegradasi menunjukkan lama penguburan optimum yaitu selama 40 hari dimana nilai persen
massa yaitu 29,44 % dan degradibilitas 0.007 mg/hari. Dari hasil analisa FTIR terlihat gugus fungsi
yang ditemukan yaitu O-H, C=C, C-C(O)-C, dan C-H. Setelah dilakukan penguburan tanpa
penambahan pati pisang tidak ditemukan gugus baru, namun pada penambahan pati pisang
ditemukan gugus baru yaitu C-O dari pemutusan ikatan pada gugus C-C(O)-C.
Kata kunci : polipropilena, kuat tarik, biodegradabel, FTIR.
ABSTRACT
Research about modification of polipropilena as composite polymer of biodegradabel with banana
starch as materials filler and sorbitol as plastisizer have been done. The characterization were done
by tensile, flexure, FTIR and biodegradable test. The result of test analysis showed that from 5
composites type which designed, for the best mechanic characterization is shown by composite with
addition of starch 2 gram where tensile strength value : 2,11 MPa with elastic modulus value : 45,78
MPa, and flexural strength value : 26,20 MPa. The result of biodegradation analysis showed that
the optimum obsequies for 40 days where showed weight loss percentage 29,44 % and degradability
is 0.007 mg/days. From result of analysis of FTIR was found functional group O-H, C=C, C-C(O)-
C, and C-H. After obsequies without addition of banana starch not be found new functional group,
but with addition of banana starch was found new functional group, that is C-O from break in the
bond at group of C-C(O)-C.
Keyword : polypropylene, tensile strength, biodegradable, FTIR
I. PENDAHULUAN
Plastik merupakan salah satu bahan polimer kimia yang banyak digunakan dalam
kehidupan manusia, hal ini dikarenakan plastik memiliki keunggulan dibandingkan bahan
polimer lain diantaranya ringan namun kuat, transparan, tahan air serta harganya relatif lebih
murah. Dengan meningkatnya kebutuhan plastik mengakibatkan peningkatan jumlah limbah
plastik. Menurut Azkha (2006) limbah yang diproduksi di kota Padang dalam satu hari rata-rata
sebanyak 500 ton dan sekitar 12 % dari total sampah yang dihasilkan merupakan sampah
plastik. Sampah plastik merupakan produk polimer sintesis yang tidak dapat terdegradasi secara
alamiah oleh mikroba. Agar proses biodegradasi terhadap polimer bisa terjadi, maka polimer
tersebut harus dimodifikasi. Modifikasi bisa dilakukan dengan dua cara, pertama dengan
membuatnya dari monomer yang tidak tahan terhadap mikroba, dan kedua dengan
menambahkan aditif atau gugus yang biodegradabel ke dalam polimer sintetis. Proses
pembuatan polimer biodegradabel dengan cara pertama telah banyak dilakukan tapi hasilnya
kurang kompetitif secara ekonomi karena harga monomer yang mahal serta ketersediaanya juga
terbatas (Deswita dkk, 2007). Pati merupakan polimer alami yang bersifat biodegredabel.
Dengan menambahkan pati ke dalam polimer sintesis maka diharapkan plastik yang dihasilkan
dapat terdegradasi secara alami. Plastik biodegradabel berbahan dasar pati dapat didegradasi
oleh bakteri dengan cara memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya. Senyawa-
53
Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN 2302-8491
senyawa hasil degradasi polimer akan menghasilkan karbon dioksida dan air, serta
menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi
lingkungan.
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan komposit polimer biodegradabel dengan
menggunakan plastik polipropilena kemasan air minum bekas sebagai matriks dan
menambahkan bahan pengisi berupa pati pisang kepok (Musa paradisiacal). Untuk mengetahui
sifat fisis dari sampel yang dihasilkan maka dilakukan pengujian karakteristik mekanik berupa
uji kuat tarik dan uji kuat lentur. Untuk mengetahui gugus fungsi yang dihasilkan maka akan
dilakukan pengujian FTIR. Selain itu akan dilakukan uji biodegradabel dengan cara mengubur
sampel pada media tanah dengan lama penguburan 60 hari dengan variasi waktu 6 kali,
selanjutnya dihitung kehilangan massa sampel selama penguburan, serta degredasi yang terjadi
perhari. Sampel yang telah terdegredasi selanjutnya diamati menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 100x untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada permukaan sampel.
II. METODE
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pisang kepok yang diambil patinya,
sorbitol dan plastik polipropilena kemasan air minum gelas. Proses pembuatan komposit
menggunakan metode blending secara manual menggunakan kuali besi yang dipanaskan di atas
kompor. Pertama masukkan polipropilena ke dalam kuali dan dibiarkan sampai mencair, setelah
mencair pati pisang dan sorbitol dimasukkan dan diaduk menggunakan sendok kayu sampai
bahan tercampur rata. Campuran plastik kemasan polipropilena, pati pisang dan sorbitol yang
telah merata selanjutnya dituang ke dalam cetakan. Variasi pati pisang yang digunakan yaitu 0
gram,2 gram, 3 gram, 4 gram dan 5 gram. Ukuran cetakan mengacu pada standar ASTM D 638
untuk pengujian kuat tarik dan ASTM D790 untuk pengujian kuat lentur. Setelah membeku di
dalam cetakan maka sampel dikeluarkan dan sampel siap untuk diuji. Uji kuat tarik dan uji kuat
lentur dilakukan menggunakan COM-TEN Testing Machine 95T series. Karakterisasi gugus
fungsi dilakukan menggunakan spektrofotometer FTIR. Uji biodegradabel dilakukan dengan
cara mengubur sampel pada media tanah dengan variasi penguburan yaitu 10 hari selama 60
hari. Selanjutnya hasil degredasi diamati menggunakan mikroskop metalurgi trinokuler dan
dihitung nilai persen massa serta nilai degradabilitas perhari.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa nilai kuat tarik paling besar terdapat pada sampel dengan
penambahan pati 2 gram yaitu sebesar 2,11 MPa dimana nilai modulus elastisitasnya yaitu
45,78 MPa. Pada komposit dengan penambahan massa pati pisang terjadi penurunan kuat tarik
dimana penambahan pati sebanyak 3 gram mengakibatkan terjadinya penurunan kuat tarik
menjadi 1,91 MPa dan nilai modulus elastisitasnya menjadi 31,75 MPa, dan menurun menjadi
sebesar 0,99 MPa untuk penambahan pati sebanyak 4 gram dengan modulus elastisitas sebesar
25,32 MPa, sedangkan penambahan pati sebanyak 5 gram nilai kuat tariknya meningkat kembali
menjadi 1,09 MPa dan modulus elastisitasnya yaitu 36,17 MPa. Nilai kuat tarik dipengaruhi
oleh banyaknya penambahan pati, semakin banyak komposisi pati yang ditambahkan maka nilai
kuat tariknya semakin menurun, hal ini disebabkan karena sifat plastisnya yang menurun. Nilai
54
Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN 2302-8491
kuat tarik paling rendah justru terdapat pada komposit tanpa penambahan pati yaitu sebesar 0,89
MPa dengan nilai modulus elastisitas sebesar 73,92 MPa, hal ini disebabkan adanya lubang atau
pori pada sampel yang sudah tercetak sehingga pada waktu pengujian sampel tersebut mudah
sekali patah, karena pembuatan sampel dicetak tanpa mesin pres sehingga sulit untuk
menghilangkan pori yang terbentuk.
Dari hasil pengujian kuat lentur terlihat bahwa nilai kuat lentur terbesar terdapat pada
sampel dengan penambahan pati 2 gram yaitu sebesar 20,78 MPa, dan yang nilai kuat lentur
terendah terdapat pada sampel tanpa penambahan pati yaitu sebesar 12,97 MPa. Perbedaan nilai
kuat lentur ini disebabkan terdapat pori pada bagian dalam dari sampel dan ketika dilakukan
pengujian bagian yang berpori ini lebih cepat patah, hal ini mengakibatkan nilai kuat lentur
yang dihasilkan juga bervariasi. Selain itu penambahan pati ke dalam komposit mengakibatkan
penurunan kuat lentur semakin banyak pati ditambahkan maka akan semakin berkurang sifat
kelenturan dari komposit yang dihasilkan.
Gambar 1 Grafik hubungan rata-rata persen massa setiap 10 hari hingga hari ke-60
Pada penguburan 10 hari diperoleh nilai persen massanya sebesar 16,12 %, grafik ini
terus meningkat pada penguburan hingga 40 hari dimana nilai yang diperoleh yaitu sebesar
25,45% untuk penguburan 20 hari, 29,44 % untuk penguburan selama 30 hari dan nilai tertinggi
diperoleh pada penguburan 40 hari yaitu sebesar 29,44 %. Peningkatan nilai persen massa ini
menunjukkan bahwa penambahan pati mengakibatkan komposit yang terbentuk lebih disukai
mikroba sehingga banyak terbentuk celah dan pori yang mengakibatkan berkurangnya massa
komposit setelah dilakukan penguburan. Pada penguburan hari ke-50 terjadi penurunan nilai
persen massa yaitu menjadi 26.68%, hal yang sama juga terjadi pada penguburan selama 60 hari
dimana persen massa berkurang drastis menjadi 12,74 %. Hal ini ditunjukkan oleh grafik
degradibilitas pada Gambar 2, dimana semakin lama penguburan maka nilai degradibilitas juga
akan menurun. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa penurunan laju biodegradasi dapat
disebabkan oleh bagian molekul polimer yang dapat diserang oleh mikroorganisme semakin
sedikit karena bagian permukaan polimer telah jenuh tertutupi oleh produk biodegradasi
(Rohaeti, 2009).
55
Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN 2302-8491
Dari Gambar 3 terlihat bahwa nilai persen massa tertinggi untuk masing-masing sampel
yaitu sampel dengan penambahan pati sebanyak 3 gram dengan lama penguburan 40 hari, dan
sampel dengan persen massa terendah yaitu sampel tanpa penambahan pati dengan lama
penguburan 60 hari. Hal ini menunjukan bahwa penambahan pati sampai pada batas tertentu
akan semakin mudah terdegradasi. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya
ketersediaan mikroba di dalam tanah, semakin banyak mikroba yang menyukai komposit yang
dibuat maka akan semakin cepat tergedradasi, sebaliknya walaupun jumlah mikrobanya banyak
namun jika tidak menyukai komposit yang terbentuk maka degradasinya juga akan lama. Untuk
analisa struktur permukaan sebelum dan setelah penguburan dilakukan foto optik menggunakan
mikroskop metalurgi trinokuler dengan perbesaran 100 X. Sampel yang difoto merupakan
sampel dengan lama penguburan 40 hari, dari hasil biodegradasi terlihat bahwa sampel dengan
lama penguburan 40 hari merupakan sampel yang paling banyak kerusakannya.
56
Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN 2302-8491
Pp+S+P
0gram
Pp+S+P
2 Gram
Pp+S+P
3 Gram
Pp+S+P
4 Gram
Pp+S+P
5 Gram
IV. KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Komposisi yang terbaik untuk pembuatan plastik biodegradabel yaitu komposit dengan
penambahan pati pisang sebanyak 2 gram dengan nilai kuat tarik yaitu 2,11 MPa dan nilai
kuat lentur 20,78 MPa.
2. Lama penguburan optimum yaitu 40 hari dengan nilai persen massa yaitu 29,44 % dan nilai
degradibilitas 0,007 mg/hari.
3. Dari hasil uji FTIR terlihat gugus fungsi yang dihasilkan yaitu C=C, C-C(O)-C, O-H, C-H.
Setelah dilakukan penguburan terjadi pemutusan pada ikatan C-C(O)-C menjadi ikatan C-O.
DAFTAR PUSTAKA
Azkha, N., 2006, Analisis Timbunan, Komposisi dan Karakteristik Sampah di Kota Padang,
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.1 Padang.
Deswita, Aloma K.K. Sudirman. dan Indra Gunawan., 2007, Modifikasi Polietilen sebagai
Polimer Komposit Biodegradabel untuk Bahan Kemasan, Jurnal Sains Materi
Indonesia, Tangerang.
Surdia. dan Saito., 2005, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita, Jakarta.
59