Laporan Surveilans Epidemiologi
Laporan Surveilans Epidemiologi
Laporan Surveilans Epidemiologi
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan pariwisata di Provinsi Bengkulu yang banyak menarik minat wisatawan,
baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara mengakibatkan semakin ramainya
kegiatan/ aktifitas bongkar muat penumpang/ barang di Bandara Fatmawati Soekarno
Bengkulu. Dengan demikian Bandara Fatmawati Soekarno adalah merupakan salah
satu Point Off Entry tempat keluar masuknya Penyakit Menular Potensial Wabah. Selain
itu juga munculnya berbagai penyakit baru (New Emerging Disease) serta kecenderungan
meningkatnya kembali beberapa penyakit yang selama ini sudah berhasil dikendalikan
(Re-Emerging Disease), perlu direspon dengan peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini
terhadap PHEIC. Peningkatan SKD dan respon KLB salah satunya dilakukan melalui
pengawasan lalu lintas alat angkut, orang dan barang di pintu masuk Negara melalui
kegiatan surveilans.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu yang merupakan Unit Pelayanan
Teknis Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas pokok mencegah keluar
masuknyaPpenyakit Menular Potensial Wabah PHEIC (Public Health Emerging off
International Concern). Dasar hukum dalam menjalankan tugas dan fungsinya adalah
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2348/ MENKES/PER /XI /2011 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan yang merupakan revisi dari Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 356 / MENKES / IV / 2008.
Kegiatan teknis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu dilaksanakan di Kantor
Induk, serta Wilker Bandara Fatmawati Soekarno dan Wilker Pelabuhan Laut Pulo Baai.
3. Ruang Lingkup
Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara melakukan pengawasan terhadap faktor risiko
timbulnya penyakit potensial wabah PHEIC di pintu masuk negara / wilayah kerja KKP
bandar udara fatmawati soekarno Bengkulu.
4. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah penyakit menular
d. Keputusan Menteri Kesehatan Menteri Kesehatan RI Nomor 1116 tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
e. Keputusan Menteri Kesehatan Menteri Kesehatan RI Nomor 1479 tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan Penyakit Menular (PM)
dan Penyakit Tidak Menular (PTM) Terpadu
i. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1501 Tahun 2010 tentang jenis Penyakit
Menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan.
j. Peraturan Pemerintah No.21 tahun 2013 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak;
1. Lalu-lintas pesawat
JUMLAH PENUMPANG
JUMLAH PESAWAT
PENUMPANG SAKIT SAAT TIBA
NO TANGGAL Waktu
TIBA BERANGKAT TIBA BERANGKAT PM PTM
1 07 September 2019 13.00 sd 21.00 6 5 0 0
JUMLAH JAMAAH
NO TANGGAL NAMA TRAVEL HASIL PEMERIKSAAN
LAKI PEREMPUAN
1 07 September 2019 - - - -
Pada hari ini tidak ada kepulangan Jamaah Umroh asal Provinsi Bengkulu dari Arab
Saudi dengan factor risiko PHEIC
3. Lalu-lintas Penumpang
a. SKLT
Pada tanggal 07 September 2019 penerbitan SKLT sebanyak 2 Orang
b. SIPOS
Pada tanggal 07 September 2019 tidak ada penerbitan SIPOS
c. Lalu-lintas Jenazah
Pada Tanggal 07 September 2019 tidak ada Jenazah yang memerlukan
penerbitan dokumen,sehingga tidak di temukan faktor resiko PHEIC di wilker
bandara fatmawati Bengkulu.
d. Kunjungan pengobatan di poliklinik wilker Bandara Fatmawati Soekarno
Pada tanggal 07 September 2019 tidak ada kunjungan pengobatan
C. Kesimpulan
1. Tidak ditemukan faktor risiko penyebaran penyakit menular potensial wabah.
3. Tidak ada Pengawasan dan Pemeriksaan kesehatan calon jamaah umroh asal
provinsi bengkulu yang akan berangkat ke Arab Saudi dan plg dari Arab Saudi.
1. Untuk kegiatan selanjutnya diperlukan koordinasi yang baik antara lintas program
dan lintas sektor di lingkungan KKP Bengkulu dalam hal penyampaian informasi
dan pelaporan.
2. Kerjasama LS khususnya seluruh Maskapai untuk dapat menginformasikan
kepada penumpang sehat, sakit, bumil, bayi usia kurang dari 3 bln, Lansia yang
memerlukan pemeriksaan untuk mendapatkan dokumen laik terbang minimal 30
menit sebelum boarding.
3. Perlunya rapat koordinasi dan sosialisasi tentang pentingnya pemeriksaan
kesehatan calon jamaah umroh yang akan berangkat ke Arab Saudi dan
setibanya di tanah air untuk dapat di waspadai sampai 21 hari kepulangan dari
arab Saudi.
4. Perlunya diadakan sosialisasi kepada stakeholder agar dapat memahami
pentingnya pemeriksaan OMKABA terutama OMKABA yang dibawa oleh
penumpang (tas sandang/bawaan).
5. Perlu diadakan koordinasi dan sosialisasi pentingnya pemeriksaan kesehatan
pesawat, serta kepada petugas KKP agar dapat mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan untuk pemeriksaan kesehatan pesawat.
Mengetahui,
Ka.Sie PK & SE Petugas Piket :
2. Fivi Fiolen,Amd ( )
dr. Hamonangan Parhusip NIP 19850306 201001 2 013
Nip.197501092005011002