Tugas Resume Mata Kuliah Teologi Islam
Tugas Resume Mata Kuliah Teologi Islam
Tugas Resume Mata Kuliah Teologi Islam
Nim : 0302212072
Kelas : PBA 2
Dengan mempelajari ilmu aqidah, bisa membuka wawasan bagi setiap umat Muslim
bagaimana cara meningkatkan keimanan dalam beragama. Salah satu ilmu aqidah yang
penting untuk dipelajari adalah tauhid. Arti tauhid diketahui sebagai ilmu yang mempelajari
tentang sifat keesaan Allah. Di mana Allah itu satu, Dzat yang memiliki segala kesempurnaan
dan tidak ada satu pun yang bisa menggantikannya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa arti tauhid secara mendasar adalah
pengetahuan yang meyakini bahwa sesuatu itu satu. Dalam ajaran Islam, hal ini berkaitan
dengan sifat keesaan Allah, bahwa Allah itu satu. Di sini, setiap umat Muslim mempercayai
bahwa tiada Tuhan selain Allah, Sang Pencipta semesta alam dan segala isinya yang memiliki
semua sifat kesempurnaan.
Perlu diketahui, Ilmu tauhid juga disebut sebagai ilmu ushul (dasar agama) atau ilmu
aqidah. Artinya, ilmu ini menjadi bekal pedoman bagi seluruh umat Islam dalam melakukan
kewajibannya sebagai umat beragama. Bukan hanya itu, ilmu tauhid juga membantu umat
Islam dalam menerapkan aqidah-aqidah keagamaan yang diperoleh dari dalil atau aturan
yang sah. Baik dari kitab suci Al-Quran maupun Hadist.
Setelah memahami arti tauhid, selanjutnya perlu diketahui pula tujuan mempelajari
ilmu tauhid. Tujuan mempelajari ilmu tauhid ini tidak lain adalah upaya mengenal Allah dan
Rasul-Nya melalui dalil-dali yang pasti. Dalam hal ini, mempelajari ilmu tauhid juga berarti
meyakini segala sifat kesempurnaan yang dimiliki Allah serta membenarkan setiap risalah
atau ajaran Rasul-Nya.
c. Keutamaan Mempelajari Tauhid
Sebagai umat Muslim, salah satu cara untuk menerapkan arti tauhid di dalam diri
adalah dengan mengucapkan kalimat La ilaha illallah, serta meyakini bahwa tiada Tuhan
selain Allah. Bukan hanya itu, menanamkan arti tauhid dalam diri juga harus dipenuhi
dengan beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Meyakini keberadaan Allah sebagai Sang Maha Pencipta, agar terlepas dari sikap
ateisme atau pendiadaan Tuhan.
2. Menetapkan keesaan Allah, agar terhindar dari perilaku syirik.
3. Menetapkan bahwa Allah bukan jauhar (substansi atau materi) atau ‘aradh (atribut
materi), supaya terhindar dari sikap penyerupaan Allah dengan mahkluk lain.
Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang Allah SWT, sifat-sifat yang wajib
pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan sifat-sifat yang sama sekali harus
ditiadakan daripada-Nya.
Selain itu, ilmu tauhid juga membahas tentang rasul-rasul Allah SWT untuk
menetapkan kerasulan mereka, hal-hal yang wajib ada pada diri mereka, hal-hal yang boleh
(dinisbahkan) kepada mereka, dan hal-hal terlarang mengaitkannya kepada mereka.Menurut
bahasa kata tauhid berasal dari bahasa Arab tauhid bentuk masdar (infinitif) dari kata
wahhada, yang artinya al-i’tiqaadu biwahdaniyyatillah (keyakinan atas keesaan Allah).
Sedangkan pengertian secara istilah tauhid ialah meyakini bahwa Allah Swt. itu Esa
dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Kesaksian ini dirumuskan dalam kalimat syahadat. Laa ilaha
illa Allah (tidak ada Tuhan selain Allah).
Tauhid artinya mengesakan Allah. Esa berarti Satu. Allah tidak boleh dihitung dengan
satu, dua atau seterusnya, karena kepada-Nya tidak layak dikaitkan dengan bilangan.
Beberapa ayat al-Qur’an telah dengan jelas mengatakan keesaan Allah
Berdasarkan jenis dan sifat keyakinan tauhid, para ulama membagi ilmu tauhid dalam
empat macam yaitu:
Macam macam karakteristik ilmu tauhid itu ada, Yaitu Tufiqiyah, Ghaibiyah ,
Syumuliah, Takamul dan Tawazun
1. Taufiqiyah[1]
Kata taufiqiyah adalah bentuk taf’il dari akar kata waqf yang berarti pelanggaran dan
penggungkungan. Imbuhan ya berfungsi menisbatkan. Begitu pula dengan huruf taa. Jadi kata
ini merupakan bentuk Masdar Shina’i.
2. Ghoibiyah[4]
Kata ghoibiyah adalah bahwa muatan dari esensi aqidah islam itu didominasi oleh
keimanan kepada yang ghoib. Allah ta’ala berfirman yang artinya:
“Orang-orang mutaqien yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib. Yang mendirikan
shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka “ ( QS. Al-
Baqarah:3 )
h. sumber ajaran dan manhaj ilmu tauhid
Sumber hukum merupakan segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dan
sebagainya yang digunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu.
Dalam ajaran Islam terdapat sumber hukum pokok yang menjadi pedoman atau rujukan bagi
umat Islam.
1. Al Aquran
2. Sunnah (Hadist)
3. ijtihad
Manhaj adalah metodologi atau setiap langkah yang dilakukan oleh seorang muslim dalam
menjalankan aqidah, akhlak, muamalah dan segala hal dalam kehidupan beragama. Menurut
pendapat Syekh Abu Zahroh, setidaknya terdapat lima manhaj dalam islam. Pertama, manhaj
Falasifah adalah manhaj dengan menggunakan ayat-ayat teologi dan nalar dalam
menerangkan ketuhanan. Kedua, manhaj Mutakallimin (Mu’tazilah) yaitu manhaj yang
menggunakan qodiyah aqliyah atau ketetapan nalar dari nash Al-Qur’an. Ketiga, manhaj
Maturidiyah merupakan manhaj yang memahami nash Al-Qur’an dan Hadits dengan
didukung oleh rasio. Keempat, manhaj Asy’ariah yaitu manhaj yang selalu berpegang pada
Al-Qur’an dan Hadits, tapi tidak mengesampingkan rasio atau dalil aqliyah. Kelima, manhaj
Slaf yang artinya manhaj yang menerima Al-Qur’an dan Hadits secara tekstual (tanpa ta’wil).
Selain bebrapa perbedaan yang telah disebutkan, tiga hal diatas juga dapat dibedakan
berdasarkan ruang lingkupnya. Dimana manhaj lebih luas daripada aqidah, karena manhaj
merupakan metodologi yang di dalamnya meliputi aqidah, muamalah, akhlak, dan banyak hal
lainnya. Serta aqidah juga lebih luas daripada tauhid, dikarenakan di dalam aqidah sudah
mencakup hal-hal seperti mengesakan Allah (tauhid), aqidah terhadap malaikat-Nya, rasul-
Nya, Kitab-Nya dan takdir-Nya.