Laporan Konseling

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KONSEP CARING I


JUDUL : KONSELING

DISUSUN OLEH :
ATIKA CRISTINA (191148201069)
CLARA SITUMORANG (191148201075)
GRESTIANTI PUTRI YAHUDA (191148201084)
IMANUEL RINALDY SIDO (191148201088)

DOSEN PEMBIMBING :
apt. Clara Ritawany Sinaga, M.Farm

LABORATORIUM KONSEP CARING


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA
TAHUN 2021/2021
LEMBAR PENGESAHAN
KONSELING
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah menyelesaikan laporan resmi
Praktikum Konsep Caring I Pertemuan Ke 3 dengan Judul “Konseling” jika ditemukan
adanya kesamaan isi/materi laporan dengan kelompok lain yang ditandai oleh adanya
minimal 2 buah kalimat berurutan yang sama persis, maka kami bersedia dipanggil oleh
Dosen Pembimbing dan menerima kemungkinan terburuk yaitu nilai laporan diturunkan 50%
dari nilai yang seharusnya diperoleh.

No. Nama Anggota Kelompok NIM Tanda Tangan

1. Atika Cristina 191148201069

2. Clara Situmorang 191148201075

3. Grestianti Putri Yahuda 191148201084

4. Imanuel Rinaldy Sido 191148201088

Tanggal Terima Laporan Nilai Tanda Tangan Dosen


Pembimbing

30 September 2021

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. i

i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
1. TUJUAN ............................................................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 1
III. ALAT DAN BAHAN ......................................................................................... 2
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 2
V. KESIMPULAN .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 10

ii
1. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan kegiatan konseling pada pasien kelompok khusus.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Konseling merupakan bagian penting dalam pemberian pelayanan kefarmasian sesuai
dengan konsep pharmaceutical care.Konseling berasal dari kata consel yang berarti
memberikan saran, berdiskusi dan bertukar pendapat. Konseling merupakan suatu aktivitas
bertemu dan berdiskusi dari seorang yang membutuhkan saran (klien) dengan pemberi
pelayanan kefarmasian dalam bentuk dukungan dan dorongan sedemikian rupa agar klien
merasa yakin dalam memecahkan masalahnya. Pelayanan konseling pasien merupakan
suatu aktivitas pemberian pelayanan kefarmasian yang bertanggung jawab secara etika dan
medikasi yang legal dalam memberikan informasi dan edukasi terkait obat (Dirjen Binfar,
2006)
Manfaat konseling bagian pasien diantaranya adalah dapat menjamin keamanan dan
efektivitas pengobatan; pasien mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya;
dapat membantu pasien dalam merawat atau perawatan kesehatan mandiri, mengurangi
kesalahan dalam pengobatan, meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terapi;
menghindari reaksi obat yang merugikan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya
kesehatan (Dirjen Binfar, 2006).
Terapi obat yang aman dan efektif akan terjadi apabila pasien diberi informasi yang
cukup tentang obat-obat dan penggunaannya (Cipolle, Strand & Morley, 2004). Pada
pemberian informasi obat ini terjadi suatu komunikasi antara apoteker dengan pasien dan
merupakan salah satu bentuk implementasi dari Pharmaceutical Care yang dinamakan
dengan konseling (Jepson, 1990; Rantucci, 2007)
Menurut Menkes No. 73 tahun 2016 tentang standar kefarmasian di Apotek konseling
merupakan proses interaktif antara petugas kefarmasian dengan pasien untuk
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga
terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang
dihadapi pasien. Tahap Konseling (Menkes, 2016) :
1. Tahap pembuka komunikasi antara Apoteker dan pasien.
2. Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui Three Prime
Questions yaitu :
a. Apa yang disampaikan dokter tentang obat anda.
b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian obat anda.

1
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah
menerima terapi obat tersebut.
3. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk
mengeksplorasi masalah penggunaan obat.
4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan penggunaan obat.
5. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Pen Insulin
2. Nebuliser
3. Inhaler
4. kotak mini obat/ pill dispenser
5. kertas label
6. pulpen
7. kartu minum obat mandiri
8. dokumentasi konseling
9. kasus penggunaan obat/ penyakit yang membutuhkan konseling.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Obat :
Warfarin merupakan senyawa antagonis vitamin K dari kelas enantiomer yang
pertama kali dipasarkan sebagai bahan terapi anti-koagulan sejak tahun 1954.
Warfarin mempunyai sediaan berbentuk tablet dengan dosis bervariasi mulai dari 1
mg hingga 10 mg.

2
B. Penjelasan penyakit
Terapi Profilaksis Stroke Tromboembolik bisa diartikan sebagai terapi
pencegahan Stroke Tromboembolik. Stroke trombotik adalah jenis stroke iskemik
yang terjadi akibat adanya penggumpalan darah. Gumpalan darah ini terbentuk pada
pembuluh darah arteri yang menyuplai darah menuju otak. Jenis stroke ini biasanya
terlihat pada orang tua, terutama mereka yang memiliki kolesterol tinggi dan
aterosklerosis (penumpukan lemak dan lipid di dalam dinding pembuluh darah) atau
diabetes.
C. Mekanisme kerja
Warfarin, suatu antagonis vitamin bekerja dengan mencegah terbentuknya factor
pembekuan VII, IX, X, dan II. Penggunaan warfarin efektif menurunkan kejadian
stroke pada pasien dengan FA nonvalvular sebesar 68%. Namun, ada beberapa
keterbatasan dalam penggunaan warfarin seperti indeks terapi yang sempit, banyak
ber-interaksi dengan obat lain atau makanan, dan diperlukan pemantauan laboratorium
secara berkala. Hal itu menyebabkan ambang terapi warfarin kurang dari dua pertiga
keseluruhan pasien yang memakainya.
Warfarin bekerja di hati dengan menghambat karboksilasi vitamin K dari protein
prekursomya. Karena waktu paruh dari masing-masing faktor pembekuan darah
tersebut, maka bila terjadi deplesi faktor Vll waktu protrombin sudah memanjang.
Tetapi efek anti trombotik baru mencapai puncak setelah terjadi deplesi keempat
faktor tersebut. Jadi efek anti koagulan dari warfarin membutuhkan waktu beberapa
hari karena efeknya terhadap faktor pembekuan darah yang baru dibentuk bukan
terhadap faktor disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. sudah ada disirkulasi.

3
 Farmakokinetik :
1. Mula kerja biasanya sudah terdeteksi di plasma dalam 1 jam setelah pemberian.
2. Kadar puncak dalam plasma: 2-8 jam.
3. Waktu paruh : 20-60 jam; rata-rata 40 jam.
4. Bioavailabilitas: hampir sempurna baik secara oral, 1M atau IV.
5. Metabolisme: ditransformasi menjadi metabolit inaktif di hati dan ginjal.
6. Ekskresi: melalui urine dan feses.
 Farmakodinamik :
1. Menghambat Vit K Epoxide reduktase sehingga terjadi deplesi faktor koagulasi
Vit K-dependent.
2. 99% terikat pada protein plasma terutama albumin.
3. Absorbsinya berkurang bila ada makanan di saluran cerna.
D. Penyampaian informasi obat kepada pasien
1. Aturan pakai : Diminum 1 x sehari 10 mg, Dianjurkan diminum sebelum tidur agar
dapat dimonitor efek puncaknya di pagi hari esoknya.
2. Indikasi : Untuk profilaksis dan pengobatan komplikasi tromboembolik yang
dihubungkan dengan fibrilasi atrium dan penggantian katup jantung, serta sebagai
profilaksis terjadinya emboli sistemik setelah infark miokard (FDA approved).
Profilaksis TIA atau stroke berulang yang tidak jelas berasal dari problem jantung.
3. Kontraindikasi : Semua keadaan di mana resiko terjadinya perdarahan lebih besar
dari keuntungan yang diperoleh dari efek anti koagulannya, termasuk pada
kehamilan, kecenderungan perdarahan atau blood dyscrasias dll.
4. Interaksi obat : Warfarin berinteraksi dengan sangat banyak obat lain seperti
asetaminofen, beta bloker, kortikosteroid, siklofosfamid, eritromisin, gemfibrozil,
hidantoin, glukagon, kuinolon, sulfonamid, kloramfenikol, simetidin, metronidazol,
omeprazol, aminoglikosida, tetrasiklin, sefalosporin, anti inflamasi non steroid,
penisilin, salisilat, asam askorbat, barbiturat, karbamazepin dll.
5. Efek samping : Perdarahan dari jaringan atau organ, nekrosis kulit dan jaringan
lain, alopesia, urtikaria, dermatitis, demam, mual, diare, kram perut,
hipersensitivitas dan priapismus.
6. Dosis umum : Dosis inisial dimulai dengan 2-5 mg/hari dan dosis pemeliharaan 2-
10 mg/hari. Obat diminum pada waktu yang sama setiap hari. Dianjurkan diminum
sebelum tidur agar dapat dimonitor efek puncaknya di pagi hari esoknya. Lamanya
terapi sangat tergantung pada kasusnya.

4
7. Penyimpanan : disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembab.

DOKUMENTASI KONSELING

Nama pasien Bapak A

Jenis kelamin Pria

Tanggal lahir

Alamat

Tanggal konseling 8 oktober 2021

Nama dokter

Diagnosa terapi profilaksis stroke


tromboembolik

Nama obat, Dosis dan cara Nama obat : Warfarin,


pemakaian Dosis : 1 kali 10 mg
Cara pemakaian :
dikonsumsi sesuai aturan

5
dokter.

Riwayat alergi

Keluhan

Pasien pernah datang Ya /Tidak


konseling sebelumnya

Tindak lanjut

Pasien Apoteker
.................... .......................

E. Percakapan
Three Prime Question
 Apoteker : selamat pagi, dengan bapak A??
 Pasien : selamat pagi, iya benar..
 Apoteker : sebelumnya apakah bapak sudah pernah menggunakan obat ini dan
apakah dokter sudah menjelaskan tentang kegunaan obat bapak?
 Pasien : Belum
 Apoteker : Baik, jadi bapak mendapatkan obat Wafarin untuk terapi profilaksis
stroke tromboembolik. Wafarin ini termasuk dalam golongan obat anti-koagulan.
jadi, obat ini bekerja dengan mengurangi pembentukan bekuan darah ya pak.
 Pasien : baik
 Apoteker : Apakah dokter sudah menjelaskan cara pemakaian obat serta
penyimpanannya pak?
 Pasien : Belum
 Apoteker : Baik saya akan jelaskan mohon didengarkan ya pak… untuk aturan
pakainya obat ini diminum 1 x sehari aja ya pak atau sama dengan 10 mg, kami
anjurkan minum sebelum tidur agar dapat efek puncaknya di pagi hari esoknya
pak.
 Pasien : Baik…
 Apoteker : Apakah bapak sudah tau obat ini untuk berapa hari? dan untuk
penyimpanannya bapak sudah tau?

6
 Pasien : Belum
 Apoteker : Jadi, Obat ini untuk 7 hari ya pak..kalau untuk penyimpanannya
disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang
lembab, dan jangan lupa hindari dari jangkauan anak-anak ya pak..
 Apa yang dikatakan dokter tentang harapan pengobatan bapak?
 Pasien : Belum di sampaikan
 Apoteker : baik, jadi Saat menggunakan warfarin, bapak akan sering mengecek
“INR” atau tes waktu protrombin yang bertujuan untuk untuk mengukur berapa
lama waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. mungkin saat mengonsumsi
obat ini bapak tidak merasakan adanya perubahan dalam gejala yang bapak
rasakan, tetapi nilai INR ini akan sangat membantu dokter untuk menentukan
berapa lama waktu pengobatan yang diberikan. jadi, bapak harus tetap berada di
bawah perawatan dokter saat menggunakan obat ini ya pakk…
 apoteker : sebelumnya apakah bapak sudah dijelaskan mengenai INR ini pak oleh
dokter ?
 Pasien : belum
 Apoteker : jadi, INR atau International Normalized Ratio secara umum merupakan
waktu yang dibutuhkan oleh tubuh seseorang guna membuat bekuan darah. INR
biasa diperiksakan pada seseorang yang mengalami gangguan pembekuan darah
atau sedang menggunakan obat pengencer darah seperti obat yang akan bapak
konsumsi saat ini. Oleh sebab itulah INR merupakan salah satu indikator yang
biasanya digunakan untuk memantau efek obat oral dan dapat juga digunakan
untuk melihat apakah dosis obat antikoagulan yang digunakan sudah optimal atau
belum. Parameter INR sendiri menggambarkan rasio/perbandingan antara PT
(Prothrombin Time) pasien dengan nilai kontrol PT yang diperoleh menggunakan
referensi internasional reagen tromboplastin WHO. jadi, secara internasional untuk
kondisi normalnya baik seseorang yang tidak mengalami gangguan pembekuan
darah atau sedang mengonsumsi obat-obat pengencer darah. nilai INRnya berada
pada rentang 0,8 hingga 1,1 ya pak..
 Apoteker : apakah bapak tau perhatian apa saja yang perlu diperhatikan selama
pengobatan ini ?
 Pasien : belum
 Apoteker : baik pak, yang pertama sebaiknya obat dikonsumsi pada waktu yang
sama setiap hari ya pak….. kedua jangan lupa menghubungi atau kunjungi dokter

7
bapak yang memberi resep ini 7 hari bapak selesai mengonsumsi obat sesuai aturan
dokter. karena INR bapak perlu diuji pada waktu itu. jadi Jangan lewatkan setiap
agenda janji konsultasi dengan dokter Anda.
 Apoteker : untuk efek samping yang perlu di perhatikan apakah bapak sudah
mengetahaui ?
 Pasien : belum
 Apoteker : untuk efek samping obat kemungkinan bapak mengalami demam, mual,
diare, kram perut. bila hal ini terjadi Katakan kepada dokter saat agenda janji
konsultasi dengan dokter ya pak…
 Pasien : baik
 Apoteker : baik pak apakah ada yang ingin di tanyakan atau kurang jelas terkait
penyampaian saya ?
 Pasien : tidak ada
 Apoteker : baik jika tidak ada. Apakah saya boleh meminta bapak untuk
mengulang sedikit penjelasan yang saya sampaikan tadi pak ?
 Pasien : bisa, saya di beri obat wafarin diminum 1 kali sehari 10 mg selama 7 hari
dianjurkan minum sebelum tidur pada jam yang sama setiap harinya. kemudian
obat disimpan pada suhu ruang. setelah 7 hari penggunaan obat saya harus
mengubungi dokter untuk menguji INR dan mengkonsultasikannya pada dokter.
 Apoteker : baik pak benar sekali. apakah ada yang ingin ditanyakan lagi pak ?
 Pasien : tidak ada
 Apoteker : baik pak. ini obatnya semoga lekas sembuh selamat pagi
 Pasien : terimakasih, selamat pagi.

V. KESIMPULAN
1. Warfarin adalah obat yang digunakan untuk mencegah serangan jantung, stroke, dan
pembekuan darah di pembuluh darah dan arteri. Warfarin juga dapat digunakan untuk
tujuan tidak tercantum dalam panduan pengobatan.
2. Bapak A diberikan obat warfarin untuk terapi profilaksis stroke tromboembolik. obat
diminum 1 kali sehari sebanyak 10 mg selama 7 hari. Apoteker memberi penjelasan
terkain cara pemakaian, penyimpanan, efek samping obat dan memberi tahu Bapak A

8
untuk mengunjungi agenda janji konsultasi dengan dokter setelah 7 hari mengonsumsi
obat untuk melakukan Uji INR.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006. Pedoman Konseling
Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan. Departemen Kesehatan

Permenkes, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun


2016 Tentang Standar Pelayanan kefarmasian di Rumah sakit.Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai