Simbol Dan Nilai Estetis Karya Seni Rupa Dua Dimens1
Simbol Dan Nilai Estetis Karya Seni Rupa Dua Dimens1
Simbol Dan Nilai Estetis Karya Seni Rupa Dua Dimens1
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap
mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa dibedakan menjadi seni rupa dua dimensi dan seni
rupa tiga dimensi. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai simbol dan nilai estetis seni rupa dua
dimensi saja. Contoh seni rupa dua dimensi adalah seni lukis, seni batik, sketsa, dan seni
ilustrasi. Jenis simbol dalam konsep seni rupa 2 dimensi dapat diketahui melalui objek dan
unsur-unsur rupanya, serta pada visualisasi bentuk objek dan tema seni rupa. Sedangkan nilai
estetis dalam konsep seni rupa 2 dimensi merupakan nilai keindahan dan keunikan pada sebuah
karya seni rupa 2 dimensi itu sendiri.
Simbol dalam sebuah karya seni rupa dua dimensi dijumpai pada objek dan unsur-unsur
rupanya. Penataan unsur-unsur rupa seperti warna (color), garis (line), bidang (shape), bentuk
(form), gelap terang (value), tekstur (texture) dan ruang (space) dapat menyimbolkan sesuatu.
Selain pada unsur-unsur rupanya, simbol dalam karya seni rupa dua dimensi dapat kamu jumpai
pada visualisasi bentuk objek dan tema yang terdapat pada karya seni rupa tersebut.
Seorang perupa (seniman) mengolah unsur-unsur seni rupa fisik dan non-fisik sesuai dengan
keterampilan dan kepekaan yang dimiliki dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Berikut ini
unsur-unsur seni rupa dua dimensi.
1. Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah karya
seni rupa. Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus
seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan seterusnya.
Garis dapat juga digunakan untuk mengomunikasikan gagasan dan mengekspresikan diri.
Garis tebal tegak lurus misalnya, dapat memberi kesan kuat dan tegas, sedangkan garis tipis
melengkung, memberi kesan lemah dan ringkih. Karakter garis yang dihasilkan oleh alat yang
berbeda akan menghasilkan karakter yang berbeda pula.
2. Raut (Bidang dan Bentuk) yang merupakan tampak, potongan atau wujud dari suatu
objek. Istilah ”bidang” umumnya digunakan untuk menunjuk wujud benda yang cenderung
pipih atau datar sedangkan ”bangun” atau ”bentuk” lebih menunjukkan kepada wujud benda
yang memiliki volume (mass).
3. Ruang uang dalam sebuah karya seni rupa 2 dimensi menunjukan kesan dimensi dari
obyek yang terdapat pada karya seni rupa tersebut. Pada karya dua dimensi kesan ruang dapat
dihadirkan dalam karya dengan pengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya seperti perbedaan
intensitas warna, terang-gelap, atau menggunakan teknik menggambar perspektif untuk
menciptakan ruang semu (khayal). Dalam seni rupa dua dimensi, ruang besifat semu.
4. Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukan kualitas taktis dari suatu permukaan atau
penggambaran struktur permukaan suatu objek pada karya seni rupa. Berdasarkan wujudnya,
tekstur dapat dibedakan atas tekstur asli dan tekstur buatan. Tekstur asli adalah perbedaan
ketinggian permukaan objek yang nyata dan dapat diraba, sedangkan tekstur buatan adalah
kesan permukaan objek yang timbul pada suatu bidang karena pengolahan unsur garis, warna,
ruang, dan terang-gelap.
5. Warna adalah unsur rupa yang paling menarik perhatian. Menurut teori warna Brewster,
semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning dan biru.
Dalam berkarya seni rupa terdapat beberapa teknik Contoh penggambaran tekstur penggunaan
warna, yaitu secara harmonis, heraldis, murni, monokromatik dan polikromatik. Warna dapat
memberikan kesan tertentu. Ada warna muda dan warna tua, warna terang dan warna gelap,
serta warna redup dan warna cerah. Warna gelap cenderung memberi kesan berat, sebaliknya
warna terang dapat memberi kesan ringan.
6. Gelap terang pada karya seni rupa timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya
yang jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya tingkat nada
warna (value) yang berbeda. Bagian yang terkena cahaya akan lebih terang dan bagian yang
kurang terkena cahaya akan tampak lebih gelap.
Penataan unsur-unsur visual pada sebuah karya seni rupa menggunakan prinsip-prinsip dasar
berupa kaidah atau aturan baku yang diyakini oleh seniman dan perupa pada umumnya dapat
membentuk sebuah karya seni yang baik dan indah. Kaidah atau aturan baku ini disebut
komposisi. Komposisi dapat mencakup beberapa prinsip penataan seperti: kesatuan (unity);
keseimbangan (balance) dan irama (rhythm), penekanan, proporsi dan keselarasan. Prinsip-
prinsip dasar ini merupakan unsur non fisik dari karya seni rupa.
1. Komposisi adalah tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan
keselarasan dalam suatu karya seni rupa. Keseimbangan (balance) adalah kesan yang dapat
memberikan rasa mapan (tidak berat di salah satu sisi) sehingga tidak ada ketimpangan dalam
penempatan unsur-unsur rupa (garis, bentuk, warna, dan lain-lain). Kesatuan (unity) adalah
hubungan keterkaitan antara unsur-unsur rupa yang mengarah pada pusat perhatian. Unsur-
unsur gambar yang baik akan menyatu-padu, tidak terkesan terpencar atau berantakan. Irama
(rhythm ) adalah uraian kesan gerak yang ditimbulkan oleh unsur-unsur yang dipadukan
secara berdampingan dan keseluruhan. Irama dalam seni rupa ibarat alunan lagu atau musik
yang diatur sedemikian rupa sehingga tercipta suatu keindahan. Irama dalam lukisan juga bisa
diwujudkan dengan pengaturan warna dan bidang. Keselarasan (harmony) adalah kesan
kesesuaian antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam satu kesatuan susunan.
Misalnya, gambar buah apel yang ukurannya lebih besar daripada buah pepaya.
2. Proporsi adalah kesan kesebandingan yang ideal (pantas, sesuai, dan benar) antara unsur
yang satu dengan unsur lainnya dalam satu kesatuan unsur rupa. Penggambaran bentuk objek
yang tidak proporsi akan terlihat janggal. Misalnya, gambar tangan manusia yang ukurannya
lebih panjang dari ukuran kakinya.
Nilai estetis identik dengan keindahan dan keunikan sebuah karya seni rupa. Nilai estetis sebuah
karya seni rupa terutama dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan unsur-unsur
rupanya. Nilai estetis dapat juga bersifat subjektif sesuai selera orang yang melihatnya.
Pengalaman pribadi, lingkungan dan budaya dimana seseorang tinggal dapat menyebabkan nilai
estetis sebauh karya seni rupa berbeda antara satu orang dengan orang yang lainnya.
Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud karya seni itu
sendiri artinya keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan sebuah karya seni rupa
tersusun dari komposisi baik, perpaduan warna yang cocok, penempatan obyek yang membentuk
kesatuan dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual inilah yang
mewujudkan sebuah karya seni rupa.
Nilai estetis yang bersifat subyektif beranggapan keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik
yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang
melihatnya. Sebagai contoh saat melihat sebuah karya seni lukis, seseorang dapat menemukan
nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya itu. Sehingga orang tersebut merasa tertarik
pada apa yang ditampilkan dalam karya itu dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan
ingin memilikinya. walaupun orang lain mungkin tidak tertarik pada karya tersebut. Perbedaan
inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif.
Sebuah karya seni rupa menjadi indah dan unik karena kemampuan perupanya memilih dan
memvisualisaikan objek pada bidang garapannya melalui pengolahan unsur-unsur rupa. Berikut
ini contoh pengamatan terhadap sebuah karya seni rupa.
Uraian Hasil
Karya Aspek yang Diamati
Pengamatan
Unsur-unsur rupa yang menonjol Unsur bidang
Objek yang tampak Keragaman bentuk
Bagian objek yang paling menarik Proporsi gambar
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema. Menunjukan
perpaduan berbagai
bentuk
Unsur-unsur rupa yang menonjol Unsur ruang
Objek yang tampak Warna yang
digunakan serasi
Bagian objek yang paling menarik Perpaduan warna
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema. Menunjukan kasih
sayang dengan
seama
Unsur-unsur rupa yang menonjol Unsur tekstur
Objek yang tampak Menggambarkan
keindahan
Bagian objek yang paling menarik Keselarasan
gambar
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema. Menunjukan
keindahan ciptaan
Tuhan
Unsur-unsur rupa yang menonjol Unsur gelap terang
Objek yang tampak Pemilihan warna
yang tepat
Bagian objek yang paling menarik Irama
Makna simbolik pada unsur, objek atau tema. Menunjukan
semangat yang
tinggi
Medium Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi
Perwujudan sebuah karya seni rupa sangat dipengaruhi medium yang digunakan dalam proses
pembuatan karya tersebut. Medium berasal dari kata “media” yang berarti perantara. Istilah
medium biasanya digunakan untuk menyebut berbagai hal yang berhubungan dengan bahan
(termasuk alat dan teknik) yang dipakai dalam berkarya seni (Susanto, 2011). Bahan adalah
sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu dan akan habis setelah
digunakan. Sedangkan media /alat adalah sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk
tujuan tertentu dan tidak habis setelah digunakan hanya mengalami kerusakan.
Keterampilan dalam mengolah bahan, menggunakan alat dan penguasaan teknik yang baik
sangat diperlukan untuk mewujudkan sebuah karya seni yang berkualitas. Ingatlah bahwa
keterampilan mewujudkan karya yang berkualitas ini tidak berkaitan langsung dengan bakat
seseorang, tetapi lebih dipengaruhi oleh ketekunan dalam berlatih Setiap jenis karya seni rupa
memiliki medium (alat, bahan dan teknik) yang khas dalam proses perwujudannya. Demikian
pula dalam berkarya seni rupa dua dimensi karena kekhasannya inilah maka ada karya seni rupa
dua dimensi yang dinamai sesuai dengan bahan atau teknik pembuatannya.
1. Seni Lukis
Bahan yang umum digunakan dalam berkarya seni lukis adalah kanvas. Selain kanvas medium
lain juga dapat digunakan untuk berkarya lukisan. Ada lukisan yang menggunakan medium
papan kayu (board), kertas, kaca dan sebagainya. Beberapa jenis bahan yang digunakan untuk
membuat karya dua dimensi antara lain sebagai berikut.
1. Kanvas adalah kain yang berlapis cat campur lem, merupakan kain kanvas terbuat dari
yang kain tipis sampai kain tebal dan kuat. Bahan ini dipergunakan untuk membuat layar dan
terutama dasar lukisan.
2. Jenis kertas yang digunakan untuk melukis sangat beragam tergantung dengan alat yang
akan digunakan. Kertas untuk melukis menggunakan cat air biasanya agak tebal dengan kertas
yang bertekstur. Kertas gambar biasa apabila digunakan untuk melukis dengan watercolor akan
bereaksi ketika ada interaksi antara air dan sapuan kuas sebaiknya menggunakan kertas yang
kusus untuk cat air.
3. Salah satunya bahan yang mulai populer digunakan untuk melukis adalah kayu atau
wood painting. Melukis di atas kayu pembuatanya tidak semudah membubuhkan lukisan di
atas kanvas. Melukis di atas kayu memiliki kerumitan dan keunikan tersendiri.
4. Bahan kaca juga digunakan sebagai bahan pembuat lukisan. Misalnya lukisan kaca yang
berasal dari daerah Cirebon, Jawa Barat. Ketika melukis di atas bahan kaca dibutuhkan
keteilitan dalam menggoreskan kuas serta ketelitian dalam mencampur/mengoplos warna agar
menghasilkan karya yang memuaskan.
2. Seni Grafis
Pembagian jenis seni grafis dilakukan berdasarkan teknik pembuatannya. Bahan dan alat yang
diperlukan dalam seni grafis juga beragam, sesuai dengan teknik yang digunakan. Dari berbagai
ragam jenis seni grafis yang termasuk seni rupa dua dimensi adalah cetak saring dan cetak poto.
Bahan yang digunakan dalam seni grafis antara lain sebagai berikut.
1. Teknik cetak afdruk untuk fotografi menggunakan bahan film, kertas foto, dan bahan
cuci film. Adapun teknik digital menggunakan bahan kertas dan tinta. Salah satu kertas yang
paling banyak digunakan di Indonesia dan mungkin adalah yang paling populer. Ciri-ciri kertas
Glossy adalah permukaannya yang cukup halus serta dapat menghasilkan refeksi lebih banyak
jika diarahkan pada cahaya.
2. Teknik cetak saring menggunakan bahan afdruk seperti minyak tanah, untuk membuat
gambar kertas film menjadi transparan sebelum proses penyinaran. Obat afdruk, berfungsi
untuk membuat film atau klisenya. Obat ini dioleskan pada screen dengan mencampurkan
sesitizer. Sensitizer inilah yang berperan memindahkan gambar ke screen melalui bantuan
cahaya untra violet atau cahaya matahari. Cat / Tinta Sablon rubber atau extender. Penghapus
Cair/Soda api dan Kaporit, untuk membersihkan atau menghapus screen ke keadaan
semula.Tinta Warna Gleserin - Pelicin /pengencer ketika menyablon.
3. Seni Ilustrasi
Bahan utama yang digunakan dalam seni ilustrasi adalah kertas. Kertas yang baik untuk
menggambar khususnya untuk ilustrasi adalah kertas Padalarang dan kertas Aquareel. Kertas
tersebut mudah menghisap air dengan baik.
4. Seni Batik
Salah satu bahan yang paling pokok dalam membatik adalah kain, sebagai media tempat motif
akan dilukiskan. Untuk membatik biasanya kain yang biasa digunakan adalah jenis kain katun
seperti kain Voilissma, Primis, Primissima, mori biru, Philip, berkolyn, santung, blacu, dan ada
juga yang mempergunakan kain sutera alam. Media kain yang harus diperhatikan adalah
usahakan agar kain tersebut tidak mengandung kanji atau kotoran lainnya, karena hal ini akan
mengganggu proses penyerapan malam ataupun warna.
Malam merupakan bahan bahan utama yang menjadi ciri khas dalam proses membatik. Dalam
proses membatik, malam mempunyai fungsi untuk merintangi warna masuk ke dalam serat kain
dimana motif telah dipolakan dan agar motif tetap tampak. Sebelum menggunakan malam,
pilihlah malam yang sesuai dengan kebutuhan, karena malam memiliki jenis, sifat, dan fungsi
beragam.
1. Screen Sablon, merupakan media yang dipakai untuk mengantarkan tinta sablon ke
obyek sablon. Bentuknya balok yang disusun persegi empat kemudian dipasang kain khusus.
2. Rakel, ada beberapa jenis rakel, tapi kali ini kita membahas rackel untuk kain Rakel
dibedakan oleh bentuk dan kegunaan cetakan.
3. Alat Semprot, Untuk alat bantu pembuatan film.
4. Hair Dryer, Untuk proses pengeringan.
5. Lampu Neon atau bisa dengan cahaya matahari.
6. Meja Sablon + Papan + Lem Kayu.
Afdruk/Print
1. Printer adalah perangkat keras (hardware) dimana perangkat itu akan bekerja apabila
pengguna menghubungkannya dengan perangkat komputer, yang bisa digunakan untuk
keperluan mencetak tulisan, gambar, dan grafik ke dalam bentuk kertas atau sejenisnya.
2. Dalam komputer terdapat bermacam-macam aplikasi yang dapat digunakan untuk
mengedit poto. Misalnya saja Adobe Photoshop, CorelDraw, dan Picasa yang dapat digunakan
untuk untuk editing foto.
3. Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Dalam dunia fotografi,
kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada
lembaran film.
3. Seni Ilustrasi
Pada dasarnya alat yang digunakan dalam seni ilustrasi sama dengan alat yang digunakan pada
seni lukis. Alat dan bahan untuk menggambar ilustrasi dengan teknik kering seperti pensil,
arang, kapur, krayon, atau bahan lain yang tidak memerlukan air. Sedangkan pada teknik basah
media yang diperlukan berupa cat air, tinta bak, cat poster, cat akrilik dan cat minyak yang
menggunakan air atau minyak sebagai pengencer.
4. Alat Batik
1. Canting merupakan alat utama yang dipergunakan untuk membatik. Penggunaan canting
adalah untuk menorehkan (melukiskan) cairan malam agar terbentuk motif batik.
2. Dalam proses membatik kuas juga dapat dipergunakan untuk Nonyoki yaitu mengisi
bidang motif luas dengan malam secara penuh. Kuas dapat juga untuk menggores secara
ekspresif dalam mewarnai kain. Anda dapat mempergunakan kuas cat minyak, kuas cat air,
atau bahkan kuas cat tembok untuk bidang sangat luas.
3. Kompor minyak tanah dipergunakan untuk memanasi malam agar cair. Pilihlah kompor
yang ukurannya kecil saja, tidak perlu yang besar.
4. Wadah untuk mencairkan malam menggunakan wajan, terbuat dari bahan logam.
Pilihlah wajan yang memiliki tangkai lengkap kanan dan kiri agar memudahkan kita
mengangkatnya dari dan ke atas kompor. Wajan yang dipakai tidak perlu berukuran besar,
wajan dengan diameter kurang lebih 15 cm sudah cukup memadai untuk tempat pencairan
malam.
5. Pada waktu membatik kain panjang, tidak mungkin tangan kiri pembatik memegangi
kain tersebut. Untuk itu membutuhkan media untuk membentangkan kain tersebut, yang
disebut gawangan. Disebut demikian karena bentuknya seperti gawang sepakbola, terbuat dari
kayu, agar ringan dan mudah diangkat dan dipindahkan. Peralatan tersebut di atas sudah
cukup memadai untuk kegiatan membatik Anda. Memang di masa lalu ada beberapa peralatan
pendukung lainnya seperti saringan, kursi kecil (dingklik) dan lipas/tepas. Tepas diperlukan
untuk membantuk menyalakan api arang kayu di anglo/keren. Sekarang ini dengan adanya
kompor, maka tepas tidak diperlukan dalam kegiatan membatik.
6. Nampan plastik diperlukan untuk tempat cairan campuran pewarna dan mencelup kain
dalam proses pewarnaan. Pilihlah ukuran nampan yang sesuai dengan ukuran kain yang
dibatik agar kain benar-benar tercelup semuanya.
7. Panci aluminium diperlukan untuk memanaskan air di atas kompor atau tungku dan
untuk melorot kain setelah diwarnai agar malam bisa bersih. Pilihlah ukuran panci sesuai
dengan ukuran kain yang dibatik.
8. Sarung tangan diperlukan sebagai pelindung tangan pada saat mencampur bahan
pewarna dan mencelupkan kain ke dalam cairan pewarna. Selama penyiapan warna dan
pewarnaan kain, pergunakanlah selalu sarung tangan karena bahan pewarna batik terbuat dari
bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan kulit dan pernafasan, kecuali pewarna alami
(natural).
9. Sendok makan dibutuhkan untuk menakar zat pewarna dan mangkuk plastik untuk
mencampur zat pewarna tersebut sebelum dimasukkan ke dalam air. Selain itu juga diperlukan
gelas untuk menakar air.
Pengunaan alat, bahan dan teknik dalam proses pembuatan karya seni lukis dapat menyebabkan
efek visualisasi yang berbeda-beda pula. Adakalanya kita dengan mudah mengetahui medium
yang digunakan dalam berkarya seni lukis, tetapi ada kalanya kita sulit untuk membedakan
penggunaan alat, bahan dan teknik pada sebuah karya seni lukis terutama jika hanya melihat
gambar reproduksinya saja.
1. Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen)
dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasar Nylon atau sutra (silk screen). Layar
ini kemudian diberi pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya di kertas hvs
atau kalkir. Kain ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang
datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, maka harus disiram air agar pola terlihat lalu akan
terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak.
2. Untuk jenis seni grafis yang satu ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Karena
hampir setiap hari kita akan berfoto dan mungkin akan mencetaknya. Teknik Afdruk adalah
proses untuk memindahkan gambar dari film/klise ke kertas foto dengan cara proses
fotosentesis atau penyinaran pada screen yang telah dilapisi dengan larutan emulsi.
3. Teknik Ilustrasi
1. Teknik Kering. Menggambar ilustrasi dengan teknik kering yaitu, tidak perlu
menggunakan pengencer air atau minyak. Ilustrasi dibuat langsung pada bidang dua dimensi
berupa kertas gambar kemudian dibuat sketsa untuk selanjutnya diberi aksen garis atau warna
sesuai dengan media kering yang digunakan.
2. Teknik Basah. Media yang digunakan untuk teknik basah antara lain seperti, cat air, cat
minyak, tinta, atau media lain yang memerlukan air atau minyak sebagai pengencer. Ilustrasi
dibuat dengan cara membuat sketsa pada bidang gambar dua dimensi berupa kertas atau
kanvas kemudian diberi warna sesuai dengan media basah yang sudah ditentukan.
4. Teknik Batik
1. Teknik Canting Tulis. Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan
alat yang disebut canting (Jawa). Canting terbuat dari tembaga ringan dan berbentuk seperti
teko kecil dengan corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada
sebagian pola. Saat kain dimasukkan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam
tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut teknik membatik tradisional.
2. Teknik Celup Ikat. Teknik celup ikat merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara
mengikat sebagian kain, kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Setelah diangkat dari
larutan pewarna dan ikatan dibuka bagian yang diikat tidak terkena warna. Namun kini celup
ikat tidak hanya dapat dilakukan dengan cara dicelup, tapi dapat juga dilakukan dengan cara
disiram, disuntik, spray, dan lain-lain. Celup ikat menggunakan tali, benang, dan karet sebagai
bahan penghambat atau perintang warna. Celup ikat dikenal dibeberapa daerah di Indonesia
dengan nama jumputan, tritik (Jawa Tengah dan Yogyakarta, Sasirangan (Banjarmasin), dan
Pelangi (Palembang).
3. Teknik Printing. Teknik printing atau cap merupakan cara pembuatan motif batik
menggunakan canting cap. Canting cap merupakan ke pingan logam atau pelat berisi gambar
yang agak menonjol. Per mukaan canting cap yang menonjol dicelupkan dalam cairan malam
(lilin batik). Selanjutnya, canting cap dicapkan pada kain. Canting cap akan meninggalkan
motif. Motif inilah yang disebut klise. Canting cap membuat proses pemalaman lebih cepat.
Oleh karena itu, teknik printing dapat menghasilkan kain batik yang lebih banyak dalam waktu
yang lebih singkat.
4. Teknik Colet Batik Tulis Warna. Motif batik juga dapat dibuat dengan teknik colet. Motif
yang dihasilkan dengan teknik ini tidak berupa klise. Teknik colet biasa disebut juga dengan
teknik lukis, merupakan cara mewarnai pola batik dengan cara mengoleskan cat atau pewarna
kain jenis tertentu pada pola batik dengan alat khusus atau kuas. Hasil karya dari batik colet
sangat di pengaruhi oleh cita rasa, kreatifitas dan ketelatenan (skill) maupun kombinasi warna
dari pelukis batik ini. Ketika semakin kecil, rumit dan detil gambar(warna) yang di hasilkan
oleh pelukis batik, dengan sendirinya akan semakin tinggi nilai seni dan nilai jual dari batik
colet ini(jangan heran kalau anda melihat harga sebuah karya batik dengan harga yang begitu
mencengangkan).
Ragam Jenis Seni Rupa Dua Dimesi
Pada karya seni rupa, berdasarkan bahannya kita mengenal karya lukisan cat minyak, cat air,
krayon, seni kriya kulit, kriya logam, kriya kayu, dan sebagainya. Adapun pengkategorian
berdasarkan tekniknya, kita mengenal jenis karya seni batik, seni ukir, seni pahat, kriya
anyam dan sebagainya. Pengkategorian jenis karya seni rupa
berdasarkan waktu perkembangannya, kita dapat mengelompokkan ke dalam karya seni
rupa pra sejarah, tradisional, klasik, modern, pos modern, kontemporer dan sebagainya.
Pengkategorian karya ini sangat kita perlukan terutama dalam kegiatan kritik dan apresiasi.
Selain berdasarkan bahan, teknik dan waktu, karya seni rupa dapat dikategorikan juga
berdasarkan fungsi atau tujuan pembuatannya. Melalui pengkategorian
berdasarkan fungsi ini kita mengenal karya seni rupa terapan
dan seni rupa murni untuk membedakan kegunaan praktis dari karya seni rupa tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan (fungsi) khusus kita
dapat mengkategorikan karya seni rupa yang memiliki fungsi sosial, ekspresi, pendidikan,
keagamaan dan sebagainya.
Seni rupa 2 dimensi adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dua ukuran atau sisi,
mudahnya karya ini hanya memiliki panjang dan lebar saja, tanpa dimensi ketiga yaitu:
ruang Contohnya adalah lukisan, seni grafis, ilustrasi dan karya rupa lain yang digambar
diatas permukaan datar.
Istilah ini muncul ketika seni rupa dibedakan berdasarkan dimensinya, yaitu karya seni
rupa dua dimensi dan seni rupa tiga dimensi. Penggolongan seperti ini dilakukan agar
kita memahami seberapa jauh cakupan seni rupa dapat dibedakan.
Misalnya, seni rupa juga dapat dibedakan berdasarkan fungsinya. Yaitu, seni rupa
terapan (applied art) yang pembuatannya melalui proses perancangan (desain), dan seni
rupa murni, karya yang dibuat dengan tujuan ekspresi untuk dinikmati keindahan dan
keunikannya saja tanpa mempertimbangkan fungsi praktisnya.
Selain berdasarkan bentuk (dimensi) dan fungsinya, karya seni rupa juga dapat
dibedakan berdasarkan karakteristik media (alat, teknik, dan bahan) dan orientasi
pembuatannya. Berdasarkan karakteristik tersebut, seni rupa terbagi menjadi: seni lukis,
seni grafis, seni patung, seni kriya, dan desain. Ketika kita mengetahui setiap jenis seni
rupa berdasarkan parameter fungsinya, maka akan jauh lebih mudah bagi kita untuk
mengapresiasi atau menciptakan karya spesifik yang ingin kita pelajari.
I. Seni Rupa Murni
Berasal dari kata to draw yang artinya menarik garis untuk menirukan bentuk benda yang dilihat atau
dibayangkan. Pengertian menggambar mengandung arti seniman dengan menggunakan
alat dan bahan tertentu untuk membuat goresan menirukan bentuk-
bentuk yang dilihatnya ke atas bidang dua dimensi.
Gambar sketsa karya Henk Ngantung, Latihan Militer
(sumber gambar: buku Seni Rupa Jilid 2 SMK, Agung Suryahadi)
2. Lukisan/Painting.
Berasal dari
kata to paint berarti mengecat, yakni menggunakan cat untuk menirukan bentuk ben
da yang dilihat dan dibayangkan. Dalam
perkembangannya, melukis mengandung pengertian tentang pengung-
kapan pikiran dan perasaan atau idealisasi senimannya tentang estetika, yaitu nilai-
nilai keindahan yang dianutnya
a. Dekoratif.
Yaitu penampilan karya yang lebih mengutamakan keindahan garis, bidang warna. Warna pada
bidang tidak memiliki kesan terang gelap, tetapi rata/datar saja. Garis diusahakan lancar, rapi. Bentuk
tidak menuruti benda aslinya, tetapi direkayasa demi keindahan.
Perhatikan tiga lukisan corak dekoratif dibawah . Apakah perbedaan ketiga lukisan dekoratif
tersebut?
Lukisan karya Irsyam, Kenangan Doa Tulus
(sumber gambar : http://www.lukisanku.id)
Lukisan Widayat, Ikan-ikan
(sumber gambar:https://lelang-lukisanmaestro.blogspot.com/)
b. Naturalis/ Realis.
Corak penampilan karya yang memperlihatkan ketelitian seniman dalam menggambarkan objek secara rinci,
sesuai dengan bentuk aslinya (haslinya menyerupai hasil pemotretan).
c. Abstrak.
Corak abstrak, penampilan/perwujudan karya yang tidak- mengingatkan kepada bentuk atau objek yang
ada di alam. Yang tampak pada lukisan misalnya hanya komposisi warna-warna atau bidang.
Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas.
prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap
salinan karya dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan
diciptakan dari permukaan sebuah bahan, yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng
untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu.
Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari
sebuah plat menciptakan sebuah edisi, pada masa seni rupa modern masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk
menandai bahwa karya tersebut adalah edisi terbatas.
Jenis seni grafis:
a. C ukil kayu .
Cukil kayu atau xylografi adalah teknik cetak relief dalam seni grafis, di mana gambar dipahat pada
permukaan papan kayu, dengan bagian yang akan dicetak tetap sejajar dengan permukaan sementara bagian
yang tak dicetak dicukil atau dipahat dengan tatah/alat cukil. Bagian yang dicukil dengan pisau atau tatah
hasilnya menjadi "putih" (warna kertas atau bahan lain), bagian yang tidak dicukil tetap sejajar dengan
permukaan aslinya, hasilnya menjadi "hitam" (warna tinta). Seni cukil kayu disebut juga dengan "xilografi"
("xylography") tetapi kata ini jarang digunakan dalam bahasa Inggris.
Contoh karya seni cukil kayu:
b. Engraving.
Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang disebut dengan burin untuk mengukir
desain ke
permukaan logam, tradisionalnya memakai plat tembaga. Alat ukir tersebut memiliki bermacam- macam
bentuk dan ukuran
menghasilkan jenis garis yang berbeda-beda.
Seluruh permukaan plat diberi tinta, kemudian tinta dibersihkan dari permukaan, yang tertinggal hanya tinta
yang berada di garis
yang diukir. Kemudian plat ditaruh pada alat press bertekanan tinggi bersama dengan lembaran
kertas (sering kali dibasahi untuk
melunakkan). Kertas kemudian mengambil tinta dari garis engraving (bagian yang diukir), dan
menghasilkan karya cetak.
Contoh cetak engraving :
Plat tersebut lalu dicelupkan dalam larutan asam atau larutan asam disapukan di atasnya. Asam akan
mengikis bagian plat yang digores (bagian logam yang terbuka/tak terlapisi). Setelah itu, lapisan yang tersisa
dibersihkan dari plat, dan proses pencetakan selanjutnya sama dengan proses pada engraving
d. Litografi.
Litografi adalah teknik yang ditemukan pada tahun 1798 oleh Alois Senefelder dan didasari pada sifat
kimiawi minyak dan air yang tak bisa bercampur. Digunakan permukaan berpori, biasanya sejenis batu yang
disebut limestone/batu kapur; gambar dibuat pada permukaan batu dengan medium berminyak.
Kemudian dilakukan pengasaman, untuk mentransfer minyak ke batu, sehingga gambar 'terbakar' pada
permukaan. Lalu dilapisi
gum arab, bahan yang larut air, menutupi permukaan batu yang tidak tertutupi medium gambar (yang berbasis
minyak). Batu lantas
dibasahi, air akan berada pada bagian permukaan yang tidak tertutup medium gambar berbasis minyak tadi;
selanjutnya batu di-roll dengan tinta berbasis minyak ke seluruh permukaan; karena air menolak sifat minyak
pada tinta maka tinta hanya menempel pada bagian gambar yang berminyak.
Kemudian selembar kertas lembap diletakkan pada permukaan, image/gambar ditransfer ke kertas dengan
menggunakan alat press.
Contoh karya litografi :
Karya litografi Jean Lurcat.
(sumber gambar : https://www.dictio.id/t/bagaimana-lukisan-litografi-karya-jean-lurcat/)
a. Seni Batik.
Batik adalah seni menggambar pada kain dengan teknik menutup kain menggunakan lilin/malam pada bagian
yang tidak diinginkan untuk diwarnai, sehingga ketika kain di celup untuk diwarnai, bagian yang telah ditutupi
malam tersebut membentuk motif yang telah digambar sebelumnya menggunakan lilin.
Contoh pola batik :
b. Kriya Sungging.
Seni Kriya Kulit Tatah Sungging adalah kelompok seni kriya kulit yang menggunakan bahan utama ( bahan
baku ) kulit mentah (perkamen) dari kulit binatang dengan teknik ditatah (ukir) dan disungging dalam
mewujudkan suatu karya.
Kriya kulit Tatah Sungging di Jawa, hingga sekarang masih berkembang terutama di Jawa Tengah,
khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta ( Solo). Kedua daerah ini cukup dikenal
mempunyai tradisi wayang kulit dengan gaya sendiri-sendiri.
Contoh hasil karya kriya kulit sungging :
Karya Wayang kulit sungging, Setyaki
(sumber gambar : http://wayangstore.com)
c. Tenun.
Menenun adalah proses membuat kain dari benang dengan cara tradisional/manual dengan menyilangkan dua
jajaran benang yang saling tegak lurus.
Contoh kain tenun :
2. Seni Desain.
Desain merupakan kata yangdiambil dari bahasa inggris yaitu desainyang berarti rencana, jika dijabarkanarti
kata desain adalah ilmu yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau suatu perancangan, biasanya
berbentuk suatu gambar(dwimatra) dan nantinya dapatdiwujudkan dalam bentuk yangsebenarnya (trimatra)
atau hanyasebagai aturan yang tertulis saja.
a. Desain Logo.
Logo adalah identitas suatu perusahaan dalam bentuk visual yang diaplikasikan dalam berbagai sarana
fasilitas dan kegiatan perusahaan sebagai bentuk komunikasi visual. Logo disebut juga simbol, tanda gambar,
merek dagang yang berfungsi sebagai identitas diri dari suatu badan usaha dan tanda pengenal yang
merupakan ciri khas perusahaan
Contoh desain logo :
Desain Logo
(sumber gambar : https://www.sangdes.com/)