MAKALAH Turunnya Al-Quran Dengan Tujuh Huruf

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Turunnya Al-Qur’an Dengan 7 Ahruf


Makalah ini di susun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
‘Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu :
Ust.Heriyansah

Oleh :

Eko Misdianto (21911018)


Oky Andriyan (21911051)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhaanahu wa ta’ala dengan segala taufik, rahmat dan
hidayah-Nya tim kami dapat menyelesaikan makalah ini, untuk memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Ulumul Quran dengan judul “Turunnya Al-Quran
Dengan Tujuh Huruf”. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: .
1. Allah subhanaahu wa ta’ala atas berkat dan rahmat yang selalu diberikan oleh-Nya.
2. Dosen pengampu mata kuliah ini yang telah membantu dalam pengerjaan makalah
ini.
3. Teman-teman Mahasiswa yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, dikarenakan
keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang positif dan membangun agar
menjadi bahan perbaikan untuk kami kedepannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C.     Tujuan Masalah ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ahruf dan perselisihan ulama di dalamnya ................................ 3
B.     Dalil-dalil mengenai turunnya Al-Qur’an dengan 7 Ahruf ......................... 5
C.     Hikmah turunnya Al-Qur’an dengan 7 Ahruf .............................................. 8
D.    Penjelasan apakah 7 Ahruf tersebut sama dengan Qira’at Sab’ah ?.............. 9

BAB III PENUTUP


Kesimpulan .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah


Al-Quran merupakan pedoman umat Islam yang berisi petunjuk dan tuntunan
komprehensif guna mengatur kehidupan di dunia dan akhirat. Ia merupakan kitab
otentik dan unik, yang mana redaksi, susunan maupun kandungan maknanya berasal
dari wahyu, sehingga ia terpelihara dan terjamin sepanjang zaman.
Sulit dibayangkan sekiranya umat Islam tidak memiliki al-Qur’an. Padahal ia
adalah umat terakhir, umat yang diutus Allah sebagai saksi atas perbuatan semua
manusia, dan umat terbaik yang rasulnya menjadi rahmat bagi alam semesta (rahmatan
lil ‘alamin). Atau sulit dibayangkan sekiranya al-Qur’an yang ada di tangan umat ini
bukan berasal dari ‘Tangan’ Zat yang maha mengetahui segala sesuatu yang gaib dan
yang zahir.
Fenomena al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw ternyata
bagaikan magnet yang selalu menarik minat manusia untuk mengkaji dan meneliti
kandungan makna dan kebenarannya. Al-Qur’an yang diturunkan atas tujuh huruf
(sab’ah ahruf) menjadi polemik pengertiannya di kalangan ulama, polemik ini
bermuara pada pengertian sab’ah dan ahruf itu sendiri, dan korelasinya dengan
cakupan mushaf Usman. Apabila orang arab berbeda lahjah dalam pengungkapan
sesuatu makna dengan perbedaan tertentu, maka Qur'an yang diturunkan kepada
Rasul-Nya, Muhammad, menyempurnakan makna kemukjizatannya karena ia
mencakup semua huruf dan wajah qiraah pilihan diantara lahjah-lahjah itu. Dan ini
merupakan salah satu sebab yang memudahkan mereka untuk membaca, menghafal
dan memahaminya.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apa pengertian Ahruf dan perselisihan ulama di dalamnya?
2.      Bagaimana dalil-dalil mengenai turunnya Al Qur’an dengan 7 Ahruf?
3.      Apa saja hikmah turunnya Al Qur’an dengan 7 Ahruf?
4.      Penjelasan apakah 7 Ahruf tersebut sama dengan Qira’at Sab’ah?
C.     Tujuan Masalah
1.      Mengetahui pengertian Ahruf dan perselisihan ulama di dalamnya
2.      Mengetahui dalil-dalil mengenai turunnya Al Qur’an dengan 7 Ahruf
3.      Mengetahui turunnya Al Qur’an dengan 7 Ahruf
4.      Mengetahui apakah 7 Ahruf tersebut sama dengan Qira’at Sab’ah
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sab’ah Al Ahruf


Terdapat banyak hadits dalam berbagai riwayat yang intinya menyatakan,
bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam tujuh huruf, diantaranya adalah hadits berikut:

:‫ص لَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم‬ ِ


َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ ٍ َّ‫َع ْن اِبْ ِن َعب‬
َ َ‫اس َر ِض َي اهللُ َعْن ُه َم ا أَنَّهُ ق‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬

‫ىل َس ْب َع ِة‬ِ‫َستَ ِزيْ ُدهُ وي ِزيْ ُدىِن حىَّت اِْنَت َهى إ‬‫أ‬ ‫ل‬
ْ ‫َز‬
َ ‫أ‬ ‫م‬ ‫ل‬
َ ‫ف‬
َ ‫ه‬ ‫ت‬
ُ ‫ع‬ ‫اج‬ ‫ر‬ ‫ف‬
َ ٍ ‫أَْقرأَيِن ِج ِ يل علَى حر‬
‫ف‬
َ َ ََ ْ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ ُ ْ ‫َ ْ رْب‬
ٍ ‫أَحر‬.
‫ف‬ ُْ

Artinya: ”Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ia berkata: “Berkata Rasulullah SAW: “Jibril
membacakan kepadaku atas satu huruf, maka aku kembali kepadanya, maka aku terus-
menerus minta tambah dan ia menambahi bagiku hingga berakhir sampai tujuh huruf.”
(HR. Bukhari Muslim).

ٍ ‫ اِ َّن ه َذا الْ ُق رأَ َن اُنْ ِز َل علَى س بع ِة اَح ر‬:‫اهلل ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّم‬
‫ف‬ ِ ‫ال رس و ُل‬
ُ ْ ََْ َ ْ َ َ َ َ َْ ُ َ ْ ُ َ َ َ‫مُثَّ ق‬
ِ
ُ‫فَا ْقَرأ ُْوا َما َتيَ َسَر مْنه‬.

Artinya: “Bersabda Rasul SAW: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan atas tujuh
huruf, maka bacalah kamu mana yang mudah daripadanya.” (HR. Bukhari Muslim)
Berdasarkan hadits-hadits di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam tujuh huruf.
2. Pada awalnya Al-Qur’an diturunkan dalam satu huruf.
3. Diturunkannya Al-Qur’an dalam tujuh huruf itu setelah Nabi SAW. Meminta
keringanan dan kemudahan bagi umatnya.
Para Ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan maksud tujuh huruf ini
dalam beberapa pendapat, yaitu:
a.       Sebagian besar ulama berpendapat bahwa yang ia adalah tujuh macam bahasa
dari bahasa-bahasa arab mengenai satu makna. Dikatakan bahwa tujuh bahasa tersebut
adalah Quraisy, Huzail, Saqif, Hawazin, Kinanah dan Yaman. Namun dalam riwayat
lain yang menyebutkan berbeda.
b.      Suatu kaum berpendapat bahwa bahwa yang dimaksud dengan tujuh huruf
adalah tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa arab dengan nama Al Qur’an
diturunkan.
c.       Maksudnya adalah bahwa tujuh huruf yang betebaaran di berbagai macam
surat Al Qur’an, bukan tujuh bahasa yang berbeda dalam kata tetapi sama dalam
makna.
d.      Sebagian ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud tujuh huruf yaitu : Amr
(perintah), Nahyu (larangan), Wa’ad (janji), Wa’id ( ancaman), jadal (perdebatan),
Qashas ( cerita ) dan Masal (perumpamaan). Atau Amr, nahyu, halal, haram,
muhkam,mutsyabih dan masal.
e.       Segolongan ulama berpendapat bahwa yang dimaksud tujuh huruf yaitu:
1)      Ikhtilaful Asma’ ( perbedaan kata benda)

2)      Perbedaan dalam tashrif ْ ‫ص َر‬


(‫ف‬ َ -‫( نَحْ ُو‬
3)      Perbedaan taqdim dan ta’hir
4)      Perbedaan dalam segi ibdal (pengantian )
5)      Perbedaan karena penambahan dan pengurangan
6)      Perbedaan lajah, seperti idzhar dan idham, fathah dan imalah dll.
f.       Menurut sebagian ulama yaitu tujuh itu tidak diarikan harfiyah (bukan
bilangan enam sampai delapan) tetapi bilangan tersebut hanya lambang
kesempurnaan menurut kebiasaan orang arab.
g.      Segolongan ulama berpendat bahwa yang dimaksud tujuh huruf adalah tujuh
qiraah.
Pendapat terkuat dari semua pendapat tersebut adalah pendapat pertama.
B.     Dalil-dalil Diturunkannya Al-Qur’an dengan Tujuh Huruf
1.      Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab Sahih-nya meriwayatkan hadits
dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Jibril membacakan
Al-Qur’an kepadaku dengan satu huruf, kemudian aku mengulanginya (setelah itu)
senantiasa aku meminta tambah dan ia pun menambahiku sampai dengan tujuh huruf.
(Hadits Bukhari Muslim dan lainnya) Imam muslim menambahkan, “Ibnu Syihab
mengatakan, “Telah sampai berita kepadaku bahwa tujuh huruf itu untuk suatu perkara
yang tidak diperselisihkan halal haramnya”.
2.      Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan yang lafalnya dari Bukhari bahwa
Umar bin Khattab r.a. berkata, “Aku mendengar Hisyam bin Hakim membaca surat
Al-Furqan di masa hidupnya Rasulullah SAW aku mendengar bacaannya mengandung
beberapa huruf yang belum pernah dibacakan oleh Rasulullah SAW kepadaku
sehingga aku hampir saja beranjak dari shalatku, namun aku menunggunya sampai
salam. Setelah salam, aku menarik sorbannya dan bertanya, “Siapa yang membacakan
surat ini kepadamu?” Ia menjawab, “Rasulullah yang membacakannya kepadaku”,
Aku menyela, “Engkau telah berdusta, Demi Allah, sesungguhnya Rasulullah SAW
telah membacakan surat yang telah kudengar dari yang kau baca ini”. Setelah itu, aku
mengajaknya untuk menghadap Rasulullah SAW lalu aku bertanya, “Wahai
Rasulullah SAW, aku telah mendengar lelaki ini membaca surat Al-Furqan dengan
beberapa huruf yang belum pernah engkau bacakan kepadaku, sedangkan engkau
sendiri telah membacakan surat Al-Furqan ini kepadaku”. Rasulullah SAW menjawab,
“Hai Umar! Lepaskan dia”. Bacalah surat tersebut, wahai Hisyam!” kemudian ia
membacakan bacaan yang tadi aku dengar. Rasul SAW bersabda, “Begitulah surat itu
diturunkan”, sambil sabdanya, “Bahwa Al-Qur’an ini diturunkan atas tujuh huruf,
maka bacalah yang paling mudah!” (Hadits Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasai,
Tirmizi, Ahmad, dan Ibnu Jarir). Dalam satu riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah
SAW mendengarkan pula bacaan Umar r.a. kemudian beliau bersabda, “Begitulah
bacaan itu diturunkan”.
3.      Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Ubay bin Ka’ab ia berkata,
“Ketika aku berada di masjid, tiba-tiba masuklah seorang laki-laki. Kemudian ia shalat
dan membaca bacaan yang aku ingkari. Setelah itu, masuk lagi lelaki lain yang
membaca berbeda dengan bacaan lelaki yang pertama. Setelah kami selesai shalat,
kami masuk ke rumah Rasulullah SAW, lalu aku bercerita bahwa, “si lelaki ini
membaca bacaan yang aku ingkari dan lelaki yang satunya lagi membaca berbeda
dengan bacaan lelaki yang pertama”. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan
keduanya untuk membaca. Setelah mereka membaca, Rasulullah menganggap baik
bacaan mereka. Setelah menyaksikan hal itu terhapuslah dalam diriku sikap untuk
mendustakan. Imam Qurtubi berkata, “Denyutan hati ini (dalam jiwa Ubay) adalah
akibat dari sabda Rasulullah SAW ketika orang-orang bertanya kepadanya,
“Bahwasanya kami mendapatkan sesuatu dalam diri kami, ketika seseorang merasa
berat sekali untuk mengatakannya. Rasulullah SAW bertanya, “Apakah sudah kalian
temui jawabannya?” “Ya” jawab mereka. Rasulullah SAW bersabda, “Itu adalah iman
yang jelas”. (H.R. Muslim)
4.      Al-Hafiz Abu Ya’la dalam musnad kabirnya meriwayatkan bahwa pada suatu
hari Usman r.a. berkata di atas mimbar, “Aku sebut nama Allah ketika teringat seorang
laki-laki yang mendengar Rasulullah berkata, Al-Qur’an itu diturunkan dengan tujuh
huruf yang kesemuanya tegas lagi sempurna”. Ketika Umar berdiri, hadirin pun berdiri
sehingga tidak terhitung dan mereka menyaksikan pula Rasulullah SAW bersabda,
“Al-Qur’an diturunkan dengan tujuh huruf yang kesemuanya tegas dan lengkap”.
Kemudian Usman r.a. berkata, “Saya menyaksikannya bersama mereka”.
5.      Imam Muslim dengan sanad dari Ubay bin Ka’ab meriwayatkan bahwa Nabi
SAW ketika berada di oase Bani Ghaffar didatangi Malaikat Jibril .s. Jibril berkata,
“Sesungguhnya Allah telah memerintahkanmu untuk membacakan Al-Qur’an kepada
umatmu dengan satu huruf”. Nabi menjawab, “Aku meminta kepada Allah ampunan
dan maghfirahnya sebab umatku tidak mampu menjalankan perintah itu”. Kemudian
Jibril datang untuk kedua kalinya, seraya berkata, “Allah telah memerintahkanmu
untuk membacakan Al-Qur’an dengan dua huruf”. Nabi menjawab, “Aku meminta
ampunan dan maghfirah kepada Allah, karena umatku tidak kuat menjalankannya”.
Jibril datang lagi untuk ketiga kalinya dan berkata, “Allah SWT memerintahkanmu
untuk membacakan Al-Qur’an kepada umatmu dengan tiga huruf”. Nabi menjawab,
“Aku meminta ampunan dan maghfirah kepada Allah, sebab umatku tidak sanggup
mengerjakannya”. Jibril datang lagi untuk keempat kalinya seraya berkata, “Kau telah
diperintahkan Allah untuk membacakan Al-Qur’an kepada umatmu dengan tujuh
huruf dan huruf mana saja yang mereka baca berarti benar”. (Hadits Riwayat Muslim).
6.      At-Turmuzi juga meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, ia mengatakan,
“Rasulullah SAW berjumpa dengan Jibril di gundukan Marwah”. Ia (Ka’ab) berkata,
“Kemudian Rasul berkata kepada Jibril bahwa beliau diutus untuk ummat yang ummi
(tidak bisa menulis dan membaca). Di antaranya ada yang kakek-kakek, nenek-nenek,
dan anak-anak”. Jibril menjawab, “Perintahkan membaca Al-Qur’an dengan tujuh
huruf”. Imam Turmuzi mengatakan, “Hadits ini hasan lagi sahih”. Dalam suatu lafal
lain disebutkan, “Barang siapa membacanya dengan satu huruf saja berarti telah
membaca seperti ia (Nabi) membaca”. Dituturkan dalam lafal Huzaefah, “Kemudian
aku berkata, “Wahai Jibril bahwa aku diutus untuk umat yang ummiyah di dalamnya
terdapat orang laki-laki, perempuan, kanak-kanak, pelayan (babu), dan kakek tua yang
tidak bisa membaca sama sekali”. Jibril berkata, “Bahwa Al-Qur’an diturunkan
dengan tujuh huruf.
7.      Imam Ahmad mengeluarkan hadits dengan sanadnya dari Abi Qais maula
Amar bin Ash dari Amr, bahwa ada seseorang yang membaca satu ayat Al-Qur’an.
Kemudian Amr berkata kepadanya, “Sebenarnya ayat itu
begini dan begini. Setelah itu, ia mengatakan hal itu kepada Rasulullah SAW, beliau
menjawab, “Sesungguhnya Al-Qur’an itu diturunkan dengan tujuh huruf, mana saja
yang kalian baca berarti benar dan jangan kalian saling meragukan”.
8.      At-Tabari dan At-Tabrani meriwayatkan dari Zaid bin Arqam. Ia berkata,
“Seseorang menghadap Rasul SAW lalu berkata, “Ibnu Mas’ud telah membacakan
sebuah surat kepadaku seperti yang telah dibacakan oleh Zaid bin Tsabit dan
membacakan pula kepadaku Ubay bin Ka’ab. Ternyata bacaan mereka berbeda-beda.
Maka bacaan siapa yang saya ambil?”. Rasulullah terdiam, sedangkan Ali berada di
sampingnya, kemudian Ali berkata, “Setiap orang di antara kalian hendaklah membaca
menurut pengetahuannya, karena kesemuannya baik lagi indah”.
9.      Ibnu Jarir At-Tabari mengeluarkan hadits dari Abu Hurairah, bahwa ia
berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan dengan
tujuh huruf, maka bacalah semampunya dan tidak berdosa. Tetapi jangan sekali-kali
mengakhiri zikir rahmat dengan azab atau zikir azab dengan rahmat.
C.    Hikmah Turunnya Al-Qur’an Dengan Tujuh Huruf
Hikmah diturunkannya Al-Qur’an dengan tujuh huruf (ahruf sab’ah) dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.      Untuk memudahkan bacaan dan hafalan bagi bangsa yang ummi, yang setiap
kabilahnya mempunyai dialek masing-masing, dan belum terbiasa menghafal syariat,
apalagi mentradisikannya.
2.      Bukti kemukjizatan Al-Qur’an bagi kebahasaan orang arab. Al-Qur’an banyak
mempunyai pola susunan bunyi yang sebanding dengan segala macam cabang dialek
bahasa yang telah menjadi naluri bahasa orang-orang arab, sehingga setiap orang
arab dapat mengalunkan huruf-huruf dan kata-katanya sesuai dengan irama naluri
mereka dan lahjah kaumnya, tanpa mengganggu kemukjzatan Al-Qur’an yang
ditantangkan Rasulullah kepada mereka.
3.      Kemukjizatan Al-Qur’an dalam aspek makna dan hukum-hukumnya. Sebab,
perubahan bentuk lafazh pada sebagian huruf dan kata-kata memberikan peluang
luas untuk dapat disimpulkan berbagai hokum dari padanya. Hal inilah yang
menyebabkan Al-Qur’an relevan untuk setiap masa. Oleh karena itu, para fuqaha
dalam istimbat dan ijtihadnya berhujjah dengan qira’at tujuh huruf ini.
D.    Penjelasan apakah 7 Ahruf tersebut sama dengan Qira’at Sab’ah ?
Perbedaan Dengan Qira’at Sab’ah
Sebagaimana telah dikemukakan bahwasannya sab’ah ahruf yang diturunkan ke
dalam Al-Qur’an, tidak mungkin dimaksudkan dengan qira’at sab’ah yang masyhur
itu. Hal ini ditegaskan karena banyak ulama’ yang menyangka bahwa qira’at sab’ah
ini sama dengan sab’ah ahruf.
Abu Syamah di dalam kitab Al Mursyidul Wajiz berkata: “Segolongan orang
menyangka bahwasannya qira’at sab’ah yang berkembang sekarang, itulah yang
dikehendaki di dalam hadits. Persangkaan yang demikian berlawanan dengan ijma’
semua ahli ilmu.”
Timbulnya sangkaan yang demikian itu lantaran tindakan Abu Bakar Ahmad ibn
Musa ibn Abbas yang terkenal dengan nama Ibn Mujahid yang telah berusaha pada
penghujung abad ke-3 H di Baghdad, untuk mengumpulkan tujuh qira’at dari tujuh
imam yang terkenal di Makkah, Madinah, Kuffah, Bashrah, dan Syam. Mereka ini
terkenal orng-orang kepercayaan, kuat hafalan dan terus menerus membaca Al Qur’an.
Usaha memgumpulkan qira’at-qira’at yang tujuh itu, adalah secara kebetulan saja.
Karena masih ada imam-imam qira’at yang lebih tinggi derajatnya dari ketujuh orang
itu, dan banyak juga jumlahnya. Abu Abbas ibn Amma seorang muqri besar, mencela
keras Ibnu Mujahid dan mengatakan bahwa usaha itu akan menimbulkan persangkaan
bahwa qira’at sab’ah inilah yang
dimaksudkan oleh hadits. Alangkah baiknya kalau yang dikumpulkan itu kurang dari
tujuh atau lebih dari tujuh supaya hilang kesamaran itu.
Jadi yang dimaksud dengan qira’at sab’ah yaitu, tujuh versi qira’at yang
dinisbatkan kepada para Imam qira’at yang berjumlah tujuh orang yaitu: Ibn ‘Amir,
Ibn Kasir, ‘Ashim, Abu ‘Amr, Hamzah, Nafi’, dan Al kasa’i. Adapun nama lengkap
beserta sanad dan rawi dari ketujuh Imam qira’at sab’at tersebut adalah sebagai
berikut:
1.      Ibn ‘Amir
Nama lengkapnya Abdullah ibn ‘Amir al-Yahshabi(8-118 H). Ia membaca al-
Qur’an dari al-Mughirah ibn Abi Syihab al-Makhzumi dan Abu al-Darda’. Al-
Mughirah membaca dari Usman ibn Affan dan Abu al-Darda’ membaca dari Nabi
SAW. Dan dua orang rawi qira’at Ibn ‘Amir yaitu Hisyam dan Ibn Zakwan.
2.      Ibn Kasir
Nama lengkapnya Abu Muhammad Abdullah ibn kasir al-Makki(45-120 H). Ia
membaca al-Qur’an dari Abdullah ibn al-SA’ib, Mujahid ibn Jabar, dan Dirbas.
Abdullah ibn al-Sa’ib membaca dari Ubay ibn Ka’ab dan Umar ibn al-khattab.
Mujahid ibn Jabar dan Dirbas membaca dari Ibn ‘Abbas. Ibn ‘Abbas membaca dari
Ubay ibn Ka’ab dan Zayd ibn Sabit. Sementara Ubay ibn Ka’ab, Umar ibn khattab dan
Zayd ibn Sabit membaca dari Nabi SAW.dan dua orang rawi qira’at Ibn Kasir yaitu
Al-Bazzi dan Qunbul.
3.      ‘Ashim
Nama lengkapnya ‘Ashim ibn al-Nujad al-Asadi(w. 129 H). Ia membaca al-
Qur’an dari Abu Abd al-Rahman al-Silmi. Abu Abd al-Rahman membaca dari ibn
Mas’ud, Usman ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib, Ubay ibn Ka’ab dan Zayd ibn Sabit.
Para sahabat tersebut menerima bacaan al-Qur’an dari Nabi SAW. Dan dua orang rwi
qira’at ‘Ashim yaitu Hafsh Syu’bah.
4.      Abu ‘Amr
Nama lengkapnya Abu ‘Amr Zabban ibn al’A’la ibn ‘Ammar(68-154 H). Ia
membaca al-Qur’an dari Abu Ja’far Yazid ibn Qa’Qa’ dan Hasan al-Bashri membaca
dari al-Haththan dan Abu al-Aliyah. Abu al-Aliyah membaca dari Umar ibn al-
Khattab dan Ubay ibn Ka’ab. Kedua sahabat yang disebut terakhir ini membaca al-
Qur’an dari Nabi SAW. Dan dua orang rawi qira’at Abu ‘Amr yaitu al-Duri dan al-
Susi.
5.      Hamzah
Nama lengkapnya Hamzah ibn Hubayd ibn al-Ziyyat al-Kufi(80-156 H)Ia
membaca al-Qur’an dari ‘Ali Sulayman al-Amasy, Ja’far al-Shadiq, Hamran ibn
A’yan, Manhal ibn ‘Amr, dan lain-lain. Mereka semua bersambung sanadnya kepada
Nabi SAW. Dan dua orang rawi qira’at Hamzah yaitu Khallad dan Khalaf.
6.      Nafi’
Nama lengkapnya Nafi’ ibn Abd rahman ibn Abi Nu’yam al-Laysi(w.169H). ia
membaca al-Qur’an dari Ali ibn Ja’far, Abd Rahman ibn Hurmuz Muhammad ibn
Muhammad ibn Muslim al-Zuhri.mereka bersambung sanadnya kepada Nabi SAW.
Dan dua orang rawi qira’at Nafi’ yaitu Warasyi dan Qalun
7.      Al-Kisa’i
Nama lengkapnya Abu Hasan ‘Ali ibn Hamzah al-Kisa’i (w.187H). ia membaca
al-Qur’an dari Hamzah, Syu’bah, Isma’il ibn Ja’far. Mereka bersambung sanadnya
kepada Nabi. Dan dua orang rawi qira’at al-Kisa’i yaitu Al-Duri dan Abu al-Haris.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1.      Pengertian Sab’ah Al Ahruf
Terdapat banyak hadits dalam berbagai riwayat yang intinya menyatakan, bahwa Al-
Qur’an diturunkan dalam tujuh huruf ( tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa arab )
mengenai satu makna.
2.      Dalil-dalil Diturunkannya Al-Qur’an dengan Tujuh Huruf
1.      Hadits Bukhari dan Muslim tentang Ibnu Abbas r.a. ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda, “Jibril membacakan Al-Qur’an kepadaku dengan satu huruf, kemudian aku
mengulanginya, senantiasa aku meminta tambah dan ia pun menambahiku sampai
dengan tujuh huruf.
2.      Hadits Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasai, Tirmizi, Ahmad, dan Ibnu Jarir,
Tentang Umar bin Khattab r.a mendengar Hisyam bin Hakim membaca surat Al-
Furqan yang beberapa huruf belum ia dengar di masa hidupnya Rasulullah SAW.
3.      (H.R. Muslim) tentang Ubay bin Ka’ab mendengar bacaan sholat beberapa laki-
laki dengan bacaan yang berbeda-beda.
3.      Hikmah Turunnya Al-Qur’an Dengan Tujuh Huruf
1.      Untuk memudahkan bacaan dan hafalan bagi bangsa yang ummi.
2.      Bukti kemukjizatan Al-Quran bagi kebahasaan orang Arab.
3.      Kemukjizatan Al-Qur’an dalam aspek makna dan hukum-hukumnya.
4.     Penjelasan apakah 7 Ahruf tersebut sama dengan Qira’at Sab’ah ?
Sebagaimana telah dikemukakan bahwasannya sab’ah ahruf yang diturunkan ke
dalam Al-Qur’an, tidak mungkin dimaksudkan dengan qira’at sab’ah yang masyhur.
Abu Syamah di dalam kitab Al Mursyidul Wajiz berkata: “Segolongan orang
menyangka bahwasannya qira’at sab’ah yang berkembang sekarang, itulah yang
dikehendaki di dalam hadits. Persangkaan yang demikian berlawanan dengan ijma’
semua ahli ilmu.” Jadi dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Sab’ah Ahruf
tidak sama dengan Qira’ah Sab’ah
DAFTAR PUSTAKA

Buku pengantar studi ilmu al-quran,syaikh manna al-qoththan,halaman (194-209)


Taufiq, Sab’ah Al Ahruf Dalam Al-Qur’an, dalam
http://www.taufiqslow.com/2013/09/sabah-al-ahruf-dalam-al-quran.html
Muslim Daily, Ilmu Turunnya Al Quran Dengan Tujuh Huruf, dalam
http://muslimdaily.net/ilmu/turunnya-al-quran-dengan-tujuh-huruf.html
Kajad Al Hikmah Kajen, Turunnya Al-Quran Dengan Tujuh Huruf, dalam http://kajad-
alhikmahkajen.blogspot.com/2012/06/turunnya-al-quran-dengan-tujuh-huruf.html,

Anda mungkin juga menyukai