(Makalah Uas) Ni Luh Gede Yastini 1917051048
(Makalah Uas) Ni Luh Gede Yastini 1917051048
(Makalah Uas) Ni Luh Gede Yastini 1917051048
OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Agama Hindu ini tepat
pada waktunya dan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapat dukungan,
bimbingan, dan bantuan, serta semangat dari banyak pihak. Untuk itulah dengan
penuh rasa hormat kami ucapkan terimakasih kepada.
1. I Nyoman Sukarta, S.Pd., M.Si. selaku dosen Pengampu Mata Kuliah
Agama Hindu
2. Teman-Teman yang telah mendukung saya selama pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, maka kritik dan
saran demi perbaikan dari makalah ini senantiasa penulis harap dan nantikan. Akhir
kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
PRAKATA .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Makna Agama Hindu Dalam Kehidupan Umat Beragama .......................... 3
2.2 Eksistensi Agama Hindu di Generasi Muda Nusantara ................................ 4
2.3. Peran generasi muda dalam menerapkan Dharmaning Agama dalam
kehidupan ......................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 8
3.1 Simpulan .................................................................................................... 8
3.2 Saran .......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generasi muda Hindu merupakan kelompok angkatan usia produktif, terpelajar,
dan terdidik sebagai jembatan emas dalam mempertahankan kesadaran masyarakat
dan memperkuat kokoh keberadaan Agama Hindu di dunia. Kebangkitan generasi
muda Hindu Nusantara Nampak nyata sejak tahun 1970, dimana peradaban,
pengakuan, serta kebangkitan sejalan dengan tumbuhnya kesadaran umum bahwa
Agama adalah sesuatu yang penting. Umat Hindu di Nusantara tidak “malu-malu”
dalam mengakui dirinya Hindu, dimana sejak pemerintah dengan resmi mengakui
bahwa Agama Hindu sebagai Hindu Dharma, menetapkan Tahun Baru Saka
(Nyepi) sebagai hari libur Nasional.
Namun sejalan dengan dinamika perkembangan lingkungan atau yang disebut
dengan arus globalisasi, baik dalam lingkup mikro hingga makro menjadi tantangan
sekaligus peluang bagi eksistensi Agama. Arus globalisasi yang membawa
keluasan informasi, fleksibilitas tidak jarang akan membawa dampak bagi sebagian
hingga seluruh aspek kehidupan. Dengan adanya globalisasi akan menimbulkan
semakin tingginya intensitas pergulatan antara nilai-nilai budaya lokal dan global.
Sistem budaya lokal yang selama ini menjadi acuan masyarakat tidak jarang
mengalami perubahan karena pengaruh nilai-nilai budaya global, terutama dengan
adanya kemajuan teknologi dan informasi yang mempercepat perubahan tersebut.
Selain itu, proses globalisasi telah merambah kehidupan agama yang serba sakral
menjadi sekuler, yang dapat menimbulkan kekhawatiran psikologis dan krisis
identitas bagi umat beragama. Nilai-nilai yang selama ini ditanamkan telah
mengalami keresahan yang akibat munculnya berbagai konflik intern dan antar
umat beragama.
Kini yang seharusnya globalisasi menjadi konduktor antara generasi muda pada
agama malah menjadi pemudar bahkan pengalihan pemikiran. Makna agama dalam
pandangan generasi muda saat ini, “sementara” yang masih dianggap sebagai
suplemen yang hanya dibutuhkan sewaktu-waktu, baru kemudian diikutsertakan
dalam pemecahan masalah yang dialami. Dalam kehidupan serba canggih ini, peran
agama belum tampak sebagai motor penggerak yang mendominasi segala aktivitas
1
kehidupan dalam rangka mencapai tujuan hidup. Fenomena-fenomena tesebut
dapat menggambarkan seberapa besarnya problematika keagamaan yang ada pada
kalangan generasi muda.
Melihat dari berbagai permasalahan yang muncul dari generasi muda itu sendiri,
seyogyanya yang dapat memperkuat, mengobati serta melakukan kebijakan yaitu
dari generasi muda sendiri. Generasi muda sebagai generasi emas harus mempunyai
tekad dalam memperjuangkan motif-motif keagamaan yaitu, Geoneologis,
Psikologis, Filosofis, dan Theologis melalui Dharmaning Agama di Nusantara.
Oleh sebab itu, disusunlah makalah yang berjudul Generasi Muda Hindu Sebagai
Jembatan Emas dalam Membangun Dharmaning Agama Nusantara di Era
Globalisasi. Sehingga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat sebagai
acuan bagi generasi muda Hindu Nusantara.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatasm Adapun tujuannya sebagai berikut.
1. Mengetahui makna Agama dalam kehidupan umat beragama.
2. Mengetahui eksistensi Agama Hindu di Kalangan Generasi Muda Nusantara.
3. Mengetahui peran generasi muda dalam menerapkan Dharmaning Agama dalam
kehidupan.
1.4 Manfaat
Dari tujuan diatas, Adapun manfaatnya sebagai berikut.
1. Memahami makna Agama dalam kehidupan umat beragama
2. Memahami pentingnya eksistensi Agama Hindu di kalangan Generasi Muda
Nusantara
3. Memahami peran generasi muda dalam menerapkan Dharmaning Agama
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pendapat mayoritas, tidak mendapatkan merasakan kebahagiaan dalam hidupnya.
Serta ia akan gelisah, hampa seakan ada yang hilang dari jiwanya.(Munawwir,
2015). Meskipun di Indonesia sendiri telah ditetapkan Undang-Undang kebebasan
dalam memeluk agama.
Saat ini makna agama dalam pandangan generasi muda, “sementara” ini
masih dianggap sebagai suplemen yang hanya sewaktu-waktu dibutuhkan, baru
kemudian diikutsertakan untuk memecahkan segala persoalan yang dialami. Dalam
banyak hal, peran agama belum tampak mendominasi terlebih sebagai motor
penggerak segala aktivitas berkehidupan dalam rangka mencapai tujuan hidup.
Meskipun sangat disadari bahwa, masa muda adalah dunia yang penuh gejolak,
4
penuh ego-emosional, termasuk tantangan situasi konkrit. Semua ini terkadang
mengakumulasi dalam sebuah “perjudian”, sebab sedikit saja salah memainkan
ritme kehidupan ini maka akan berakibat fatal, dan tidak jarang terperosok dalam
konflik sosial. Fenomena seperti ini menjadi gambaran betapa besar problematika
keagamaan di kalangan generasi muda. Generasi muda Hindu dimanapun berada
pastilah generasi yang masih lekat dengan budaya dan adab ke-Hindu-annya
terlebih di kota-kota besar dimana tantangan agama-agama lain memberi spirit
tersendiri untuk lebih memahami apa dan bagaimana agama itu. Namun tidak
sedikit yang terbuai oleh maya kehidupan ini. Persoalannya adalah mengapa fungsi
agama belum menyentuh aspek sosial dan aspek alamiah kehidupan generasi muda
Hindu. Ketidakmampuan generasi muda dalam merangkai motif keagamaan yang
bersifat gebeologis, psikologis, filosofis dan theologis tampaknya akan menjadi
benang merah gagalnya usaha pembangunan paradigma religius di Kalanga
generasi muda dalam membaca realitas kehidupan ini.(Segara,2002).
Kondisi umat hindu, baik di Jawa maupun di Bali, khususnya bagi geneasi
mudanya, mengalami krisis panutan. Sudah banyak tradisi keagamaan Hindu yang
sudah bergeser dari konsep dasarnya dalam kurun waktu yang cukup lama. Umat
Hindu tidak mendapat pembinaan agama yang bersistem dan kontinyu. Pembinaan
yang diberikan selama ini terlalu tradisional dan hanya pada ritual semata
(Wiana,2002). Masalah ritual keagamaan merupakan problem dan tantangan bagi
generasi muda Hindu pada masa depan. Pelaksanaan kehidupan beragama yang
lebih banyak dalam bentuk ritual atau upacara-upacara yang murni dan kompleks
tanpa diimbangi dengan pemahaman agama dari kitab-kitab suci dan
pengalamannya pada masyarakat, maka akan menjadi ketimpangan.
5
Sebagai pemuda Hindu, seharusnya memiliki keingan untuk bersama-sama
membangun Hindu dan mengajegkan ajaran Dharma ini. Untuk menjadi generasi
yang kuat harus mampu menjadi pribadi yang tekun dalam melaksanakan bhakti.
Pemuda Hindu harus mampu menempatkan diri sebagai bagian dari pemuda dan
berkompetisi dalam ranah apapun. Untuk menjadi seorang pemuda Hindu yang
tangguh harus menjadi decision maker (pengambil keputusan), yang dimana harus
mampu mengambil keputusan yang tepat untuk dirinya dan orang-orang
disekitarnya.
6
mendalami ke-Hindu-annya adalah orang yang tersesat menuju pada
kemunduran spiritual (Paduarsana, 2013).
Dengan adanya kemajuan IPTEK akan bermakna bila IMTAK (iman dan takwa)
menjadi dasar munculnya manusia Hindu yang ekonom yang religius, teknologi
dan teknokrat yang religius, dokter yang religius atau jenderal yang religius.
Tantangan keberagaman tidak saja berasal dari faktor internal, tetapi juga faktor
eksternal. Langkah strategis pembinaan generasi muda Hindu Kembali berpulang
kepada pribadi masing-masing dan pihak yang berkompeten seperti Lembaga adat
dan Lembaga keagamaan. Posisi Hindu yang minoritas semestinya juga menjadi
sugesti aktif untuk tetap mengibarkan Dharmaning Agama yaitu kewajiban umat
Hindu untuk menegakkan ajaran agama dan mengamalkannya, dan Dharmaning
Negara yaitu kewajiban umat Hindu untuk ikut andil dalam mengisi pembangunan
nasional. Pemuda sebagai jembatan emas sangat berperan penting dalam
menegakkan Dharmaning Agama, mengingat bahwa dengan memanfaatkan IPTEK
serta kemajuan teknologi saat ini pengembangan Dharma dapat dijangkau secara
luas dan dimana seaja (Segara.2002) Tidak hanya itu, pemuda sebagai motor
penggerak dapat membetnuk kelompok ataupun paguyuban dalam
mempertahankan dan memperkuat ajaran Agama Hindu bagi generasi berikutnya.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Generasi muda Hindu merupakan kelompok angkatan usia produktif, terpelajar,
dan terdidik sebagai jembatan emas dalam mempertahankan kesadaran masyarakat
dan memperkuat kokoh keberadaan Agama Hindu di dunia. Sebagai jembatan
emas, pemuda Hindu memiliki kewajiban dalam menegakkan Dharmaning Agama
di Nusantara dengan memperkenalkan, memperkuat serta mengamalkan Agama
Hindu. Yang dimana melalui paguyuban serta memanfatkan teknologi informasi
yang ada saat ini.
3.2 Saran
Untuk penyempurnaan makalah ini, besar harapan saya adanya saran dari
semua pihak yang membaca makalah ini terhadap kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini
8
DAFTAR PUSTAKA