RMK Kelompok 5 - EA-A - Tax Planning Transaksi Sewa Guna Usaha
RMK Kelompok 5 - EA-A - Tax Planning Transaksi Sewa Guna Usaha
RMK Kelompok 5 - EA-A - Tax Planning Transaksi Sewa Guna Usaha
BAB 4
TAX PLANNING TRANSAKSI SEWA GUNA USAHA
Pengertian Sewa Guna Usaha
Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lesse
(pengguna barang modal). Sewa guna usaha dibedakan menjadi sewa guna usaha dengan hak opsi
dan sewa guna usaha tanpa hak opsi. Sewa guna dengan hak opsi adalah sewa guna di mana
penyewa pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha
berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sewa guna usaha tanpa hak opsi adalah sewa guna usaha
dimana penyewa pada akhir masa kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha tersebut.
Ditinjau dari teknis pelaksanaannya, transaksi sewa guna usaha dapat dilakukan secara langsung
maupun dengan cara penjualan dan penyewaan kembali
Tanah dan Bangunan yang Sudah Dimiliki, Sebaiknya Direvaluasi, Tidak Direvaluasi, atau
Dijual dan Disewakan Kembali
1. Tanah dan Bangunan Direvaluasi
Jika perusahaan melakukan revaluasi maka atas selisih lebih setelah revaluasi akan
dikenakan PPh sebesar 10%. Nilai revaluasi merupakan dasar untuk melakukan
penyusutan pada tahun bersangkutan dan seterusnya
2. Tanah dan Bangunan Tidak Direvaluasi
Tanah dan bangunan yang telan dimiliki tidak direvaluasi sehingga untuk beban
penyusutan Gedung hanya meneruskan yang sebelumnya.
3. Tanah dan Bangunan Dijual dan Disewakan Kembali
Apabila dilakukan penjualan dan penyewaan kembali dengan hak opsi maka
perusahaan pada saat menjual kepada lessor harus membayar PPh Final sebesar 5%
dari nilai jual. Untuk penjualan kembali tanah dan bangunan semua biaya yang
dibayarkan kepada lessor dapat dikurangkan, baik biaya sewa atas tanah maupun
bangunan. Pada saat akhir masa sewa dan pengambilan opsi dilakukan, perusahaan
masih akan melakukan penyusutan atas nilai bangunan sesuai dengan nilai opsi.