Naskah Drama 4
Naskah Drama 4
Naskah Drama 4
Judul:Sahabat Selamanya
Tema:Persahabatan
Pemeran:Fadli, Dhani, Tantri, Eros, Ibu Rosidah
Sinopsis Drama :
Pagi yang cerah di SMA Negeri 20 Bandar Lampung. Di lorong sekolah berbincanglah tiga
orang sahabat yakni Fadli, Dhani, dan Tantri. Mereka berbincang tentang banyak hal. Akan
tetapi perbincangan mereka mengerucut hingga ke satu topik penting. Topik tersebut adalah
tentang keanehan yang terjadi pada salah satu sahabat terbaik mereka yakni Eross.
Kecurigaan ketiga sahabat tersebut terhadap keanehan Eross bukannya tidak beralasan. Eross
yang selama ini dikenal sebagai pribadi yang periang dan ceria, kini tiba-tiba menjadi
pendiam dan pemurung. Hal ini yang menjadi topik perbincangan utama mereka di lorong
kelas 12 IPA 1 di pagi itu.
Beberapa saat kemudian, lewatlah Eross di hadapan Fadli, Dhani, dan Tantri.
Detik demi detik pun berlalu dan akhirnya jam istirahat kedua pun tiba. Seusai shalat dhuhur
berjamaah di mushala, ketiga sahabat itu pergi menuju ruang BK untuk menemui ibu
Rosidah. Sambil berjalan cepat menuju ruang BK, perbincangan kecil pun terjadi.
Sesampainya di ruang BK
Tantri:Aku jadi makin penasaran. Jawabannya ada di ruangan ini. (sambil menunjuk ruang
BK yang tertera nama ibu Rosidah, S.Pd. di pintu ruangan)
Fadli:Assalamualaikum (mengetik pintu)
Ibu Rosidah:Waalaikumsalam. Silahkan masuk!
Fadli:Terima kasih bu.
Ibu Rosidah:Oh, kalian. Ada apa? Silahkan duduk.
Fadli, Dhani, Tantri:Terima kasih bu.
Ibu Rosidah:Ada yang bisa ibu bantu? Kalian sampai ke ruangan ibu di jam istirahat begini.
Tantri:Begini bu, langsung saja ke topik pembicaraan yang ingin kami utarakan. Saya ingin
bertanya soal Eross. Akhir-akhir ini ia berubah menjadi lebih pendiam, pemurung, dan
seringkali menghindar dari kami, padahal kami ini sahabatnya.
Fadli: Betul bu, sebenarnya apa yang terjadi dengan Eross?
Fadli:Dhani, Tantri, dan Eross. Kita semua dipanggil untuk menghadap ibu Rosidah di
ruangannya.
Eross:Ada masalah apa Fadli?
Fadli:Sudah, ayo segera menghadap. Aku khawatir beliau akan marah kalau kita tidak cepat.
Keempat sahabat itu berjalan cepat menuju ke ruang BK. Sesampainya di ruangan Bu
Rosidah Dhani pun mengetuk pintu ruangan.
Setelah urusan keempat sahabat itu selesai, mereka meninggalkan ruang BK dengan mata
berkaca-kaca. Mereka pun kembali ke kelas dengan perasaan lega karena permasalahan telah
diselesaikan dengan baik.
Naskah Drama Untuk 4 Orang Tentang Nasehat Dari Persahabatan
Karakter:
Alur Drama
Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Vina, Nani, Brian dan Revo sedang berkumpul.
Tidak lama kemudian si Vina keluar dari rumahnya mendengar ketiga temannya itu sedang
ngobrol didepan halaman rumahnya.
Vina:Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau.. nggak
manggil aku lagi?!
Nani:Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol.
Nggak ada acara kamu hari ini, An?
Vina:Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?
Nani:Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan
biasanya kamu padat acara.
Tiba-tiba Brian menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Tina yang
biasanya lewat didepan rumah Vina.
Brian:Bisanya jam sgini kan Tina pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak
kalian?
Revo:Ngerjain Tina?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!
Vina:Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya
pengen ngejahilin orang terus!
Nani berusaha untuk menyadarkan Brian yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi
sikapnya masih saja seperti anak-anak.
Nani:Brian, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada
diri kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi.
Vina:Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan
kebiasaan kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.
Karena Brian anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia tidak
mengedahkan nasehat teman-temannya.
Melihat sikap si Brian yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Revo pun
berusaha menyadarkan Brian.
Revo:Iseng itu emang boleh aja sih, Brian. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Tina
tu anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah
dia apa?
Vina: Bener banget apa yang Revo bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Tina itu yang ada
dihati ini malah rasa hiba.
Vina: Tina itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk
membantu ayahnya dagangan di pasar.
Brian baru tahu kalau ternyata Tina sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut,
keinginan Brian untuk menjahili Tina pun pupus.
Brian: Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Tina! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan ngejahilin
atau ngerjain Tina lagi.
Nani: Bagus itu, tapi jangan hanya sama Tina dong! Sama siapapun kamu nggak boleh
bersikap jahil. Itu kan perbuatan dosa.
Semenjak itu, Brian sudah tidak pernah menganggu Tina lagi, namun perangai buruknya
masih saja tidak berubah. Brian sering membuat onar dikampungnya dan juga disekolahan.