Bahan Ajar Dendrologi 11 Ed

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 34

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEHUTANAN

BAHAN AJAR

Mata Kuliah : Dendrologi


Kode Mata Kuliah / SKS
Semester : Awal
Program Studi : Kehutanan
Mata Kuliah Prasyarat : Biologi
Dosen Penanggung Jawab : Ngakan Putu Oka
Tim Dosen : Risma Illa Maulani
Sasaran Belajar/Learning : Mempu menggunakan pengetahuan taksonomi dasar
outcome untuk mengenal dan mengetahui famili tumbuhan dan
spesies pohon yang termasuk di dalam masing-masing
famili, dan mengenal anakan pohon, khususnya yang
memiliki nilai ekonomi di bidang kehutanan
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini mengajarkan pengetahuan dasar
taksonomi dan kelasifikasi tumbuhan khususnya pohon
mulai dari aturan tata penamaan tumbuhan, morfologi
tumbuhan, penggunaan buku kunci determinasi tumbuhan,
deskripsi famili beberapa pohon berguna, teknik
pengenalan famili dan jenis di lapangan, serta teknik
mengenal anakan pohon di lapangan
MINGGU XI (KESEBELAS)

1. Pendahuluan
Pokok Bahasan : Mengenal Famili Pohon di Lapangan
Cakupan/Garis Besar Materi dari Pokok Bahasan :
Pertemuan keduabelas ini ditujukan untuk memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa mengenai kunci determinasi
sederhana untuk mengetahui nama famili pohon di lapangan tanpa
infromasi mengenai bunga, melainkan hanya dengan
menggunakan karakteristik daun dan getah.
Manfaat Pokok Bahasan : Dapat mendeterminasi nama famili pohon secara cepat
Di lapangan
Tugas / Kasus : Tidak ada
Prilaku Awal : Mahasiswa memahami bahwa selain perbedaan pada
karakeristik morfologis bunga, kombinasi antara karakteristik daun,
stipule, dan getah dapat juga dijadikan pedoman untuk mencari
tahu nama famili pohon
Strategi / Metoda / Media Pembelajaran: Ceramah dan simulasi / Powerpoint
Indikator penilian : Dapat mengenali nama famili pohon tanpa menggunakan
karakteristik bunga, melainkan daun, stipule, dan getah
Bobot Penilaian : (lihar RPS)

2. Penyajian Materi

Kendala Pengenalan Famili Di Lapangan


Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab VI, salah satu cara untuk dapat mengetahui famili suatu
tumbuhan adalah menggunakan buku kunci identifikasi analitik. Sejauh digunakan secara cermat dan
teliti, buku kunci identifikasi analitik dapat menuntun pemakainya sampai pada famili yang tepat. Akan
tetapi, agar dapat melakukan identifikasi dengan baik menggunakan buku kunci identifikasi analitik,
khususnya sampai tingkat famili, maka spesimen herbarium yang ingin diketahui nama familinya tidak
boleh sterile, melainkan harus memiliki bunga dan/atau buah. Sebagian besar pertanyaan pada buku
kunci identifikasi analitik tingkat famili (Key to the family) mempertanyakan karakteristik bunga (lihat
Geesink dkk. 1981). Sayang sekali, tumbuhan terutama pohon yang tumbuh liar di dalam hutan tidak
selamanya berbunga dan berbuah. Kecuali spesies pionir, pohon-pohon di hutan umumnya berbuah
secara musiman. Bahkan, ada spesies pohon yang mengalami musim berbunga hanya sekali dalam
empat tahun (misalnya beberapa spesies dari Dipterocarpaceae) (Cockburn 1975, Ng 1981, 1984,
Krishnapillay dan Tompsett 1998). Penelitian atau survei mengenai vegetasi umumnya dilakukan tanpa
memperhatikan apakah pada saat itu adalah musim berbunga atau tidak. Dalam keadaan seperti ini,
jika kemampuan pengenalan famili dan spesies hanya didasari pada buku kunci determinasi analitik
yang berbasis karakteristik bunga, maka pengenalan famili di lapangan akan sulit dilakukan setiap
saat.

Bunga dan buah menjadi sangat penting dalam identifikasi famili karena berdasarkan perbedaan
dan persamaan karakteristik yang terdapat pada kedua organ tumbuhan tersebutlah pengkelasifikasian
dan penghirarkian kerajaan tumbuhan ke dalam tingkat hirarki yang disebut famili dilakukan (Stace
1989). Tumbuhan yang memiliki karakteristik morfologis bunga yang sama dikelompokkan ke dalam
satu famili yang sama, dan sebaliknya tumbuhan yang memiliki karakteristik morfologis bunga yang
berbeda dikelompokkan ke dalam famili yang berbeda. Namun demikian, sebetulnya sejalan dengan
perbedaan dan persamaan yang terdapat pada karakter bunga, terdapat pula perbedaan-perbedaan
atau persamaan pada organ lainnya seperti tipe daun, duduk daun, bentuk petiole atau petiolule,
keberadaan stipule, pertulangan daun, keberadaan getah, serta warna getah. Walaupun tidak
menjamin bahwa identifikasi dengan tanpa melihat karakteristik morfologis bunga dan buah akan
selalu dapat menuntun untuk mengetahui nama familinya secara tepat, pada sebagian besar kasus,
metoda ini sering sangat membantu pekerjaan di lapangan. Oleh karena itu, pada bagian ini diuraikan
secara singkat dan skematis metoda pengenalan beberapa famili pohon di lapangan tanpa melihat
karakteristik morfologis bunga dan buah.

Langkah-Langkah Mengenal Famili Pohon di Lapangan


Langkah pertama yang harus ditempuh dalam melakukan identifikasi famili tanpa bunga dan
buah adalah menemukan rantingnya untuk melihat daunnya. Karakter daun yang pertama yang perlu
diamati adalah tipe daun: simple (tunggal) atau compound (majemuk). Langkah selanjutnya adalah
melihat arrangement (duduk daun), yang mana untuk pohon secara umum biasanya hanya ada tiga
susunan duduk daun: alternate (alternate distichous dan spiral masuk dalam kategori ini), opposite
(berhadapan, opposite decussate dan sub opposite juga masuk dalam kategori ini), whorled
(melingkar). Setelah diketahui tipe dan duduk daunnya, selanjutnya dilihat stipulenya: apakah stipulate
(memiliki stipule) atau estipulate (tidak memiliki stipiule). Hal penting yang perlu diingat berkaitan
dengan stipule adalah bahwa, bentuk stipule itu sangat bervariasi, mulai dari yang berukuran besar
dan jelas terlihat oleh mata telanjang sampai pada yang tereduksi menjadi sangat kecil, halus
berbentuk seperti bulu, ujung jarum, atau duri, sehingga sering memerlukan bantuan lensa pembesar
untuk memastikan keberadaannya. Stipule ada yang persistent dalam arti tetap melekat sampai pada
saat daun menjadi tua, tetapi ada juga yang cepat gugur segera setelah kuncup mekar menjadi daun.
Apabila stipule mudah gugur, maka yang dipakai untuk memastikan apakah tumbuhan itu memiliki
stipule atau tidak adalah dengan melihat pada bagian pucuk, atau dengan melihat "stipule scar" yaitu
tanda bekas melekatnya stipule yang sering nampak seperti bekas luka atau seperti garis melingkari
batang/ranting di sekitar pangkal petiole. Dilihat dari tempatnya melekat, umumnya stipule melekat
pada bagian ranting mengapit petiole, namun ada juga yang mengelilingi ranting, atau bahkan tumbuh
pada pangkal petiole.
Setelah diperhatikan stipulenya, maka langkah berikutnya adalah melihat ada atau tidaknya
getah dan warna getah. Getah dapat berbentuk: (1) cair bening tetapi kemudian berubah menjadi
hitam atau kemerahan atau sejak awal cair berwarna merah; (2) kental berwarna putih atau kuning;
atau (3) keras seperti kristal atau kaca (damar atau resin). Langkah penelusuran karakteristik
morfologis mulai dari tipe daun sampai dengan getah disajikan dalam bentuk skema berupa matriks
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.1. Jika skema tersebut ditelusuri dengan benar mulai dari
tipe daun sampai getah, maka pengguna akan sampai ke dalam sebuah kombinasi antara baris yang
terdiri dari huruf A sampai L dan kolom yang terdiri dari angka mulai dari 1 (tidak bergetah) sampai 6
(resin). Dalam Gambar 7.1, setiap kombinasi baris dan kolom dibuat dalam bentuk kotak. Dengan
demikian secara keseluruhan terdapat 72 kotak, mulai dari kotak A1 sampai kotak L6.
Setiap kombinasi huruf dan angka dalam matriks kemungkinan ditempati oleh lebih dari satu
famili atau sebaliknya dapat tidak ada famili yang memiliki karakteristik morfologis yang sesusai
dengan kombinasi tersebut. Satu famili dapat muncul dalam lebih dari satu kotak, karena genus-genus
dalam satu famili dapat memiliki karaktersistik morfologis daun dan getah yang sangat bervariasi.
Misalnya genus Mangifera (mangga) yang berdaun simple adalah sama familinya dengan genus
Spondias (kedondong) yang berdaun compound yaitu Anacardiaceae. Demikian juga genus Hevea
(karet) yang berdaun palmate dan bergetah putih melimpah adalah dari famili Euphorbiaceae, yaitu
famili yang sama dengan genus Jatrofa (jarak pagar) yang berdaun simple dan bergetah bening
kemerahan serta genus Mallotus yang berdaun simple tetapi tidak bergetah.
Getah

Tidak Bening Merah Putih Kuning Resin

Alternate
/ spiral Stipulate (A) A1 A2 A3 A4 A5 A6

Estipulate (B) B1 B2 B3 B4 B5 B6

Simple Opposite Stipulate (C) C1 C2 C3 C4 C5 C6

Estipulate (D) D1 D2 D3 D4 D5 D6

Whorled Stipulate (E) E1 E2 E3 E4 E5 E6

Estipulate (F) F1 F2 F3 F4 F5 F6
Daun
Alternate
/ spiral Stipulate ( G) G1 G2 G3 G4 G5 G6

Estipulate (H) H1 H2 H3 H4 H5 H6

Compound Opposite Stipulate (I) I1 I2 I3 I4 I5 I6

Estipulate (J) J1 J2 J3 J4 J5 J6

Whorled Stipulate (K) K1 K2 K3 K4 K5 K6

Estipulate (L) L1 L2 L3 L4 L5 L6

Gambar 7.1. Matriks kunci pengenalan famili pohon tanpa menggunakan bunga di lapangan
Matriks kunci pengenalan famili pohon ini hanya dapat digunakan untuk mengidentifikasi
famili pohon secara langsung di lapangan. Hal tersebut mengingat matriks kunci pengenalan
famili pohon ini membutuhkan informasi mengenai ada atau tidaknya getah sebagai salah satu
dasar untuk mengidentifikasi famili pohon. Selain getah, matriks kunci pengenalan famili pohon
ini juga menggunakan karakteristik morfologis petiole, misalnya: rata, mengecil ke pangkal,
membesar ke pangkal atau berbentuk barbel (Gambar 7.2), atau bentuk dan posisi stipule
(Gambar 7.3). Getah tidak dapat dilihat lagi dari spesimen herbarium yang sudah dikeringkan.
Demikian juga, karakteristik morfologis petiole dapat berubah ketika spesimen telah dikeringkan.
Oleh karena itu, matriks kunci pengenalan famili pohon ini hanya dapat diterapkan untuk
mengidentifikasi spesimen yang masih segar atau mengidentifikasi spesimen yang masih hidup
di lapangan. Matriks kunci determinasi ini juga hanya dapat digunakan untuk mengindentifikasi
famili pohon yang ditemukan umum di Indonesia dari Subdivision Angispermae Class
Dicotyledoneae, khususnya yang memiliki nilai ekonomi seperti kayunya dapat dijadikan bahan
bangunan atau furnitur, buah/bijinya dapat dimakan, ada bagian-bagiannya yang dapat dijadikan
sebagai bahan obat-obatan/jamu, atau pemanfaatan lainnya seperti ditanam sebagai tanaman
ornament.

Gambar 7.2. Bentuk-bentuk petiole: mengecil ke pangkal (kiri), membengkak pada


kedua ujuang berbentuk barbel (tengah), membesar ke pangkal (kanan), dan bentuk
pertulangan daun yang palmate pada bagian pangkal dan pinnate pada bagian atasnya
(tengah).
b c

a d e

f g h

i j k

Gambar 7.3. Bentuk dan posisi stipule, pucuk dan gland: a. pangkal petiole yang berfungsi
sebagai stipule melindungi pucuk, b. stipule berada pada petiole famili Dilleniaceae, c. dan d.
stipule berada pada petiole famili Burseraceae, e. posisi stipule interpetiolar (sepasang stipule
mengapit pangkal petiole), f. petiole mengecil ke bagian pangkal, g. stipule scar dari stipule yang
interpetiolar, h. stipule scar dari stipule yang menggulung pucuk, i. pucuk melengkung ke arah
abaxial pada famili Meliaceae, j. daun pinnate dengan bagian ujung daun yang tidak berlanjut
pertumbuhannya, k. sepasang gland pada pangkal lamina. Sepasang gland seperti ini juga bisa
terdapat pada pertengahan petiole (umum pada Rosaceae) atau pada ujung tulang daun
sekunder (umum pada beberapa genera dari Euphorbiaceae).
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, setiap kotak dalam matrik dapat terdiri lebih
dari satu famili atau hanya satu famili atau bahkan tidak ada famili yang sesuai dengan
kombinasi karakteristik morfologis yang ada dalam salah satu kotak. Berikut ini adalah
penjelasan mengenai famili yang ada pada masing-masing kotak. Setiap famili pohon yang ada
dalam kotak dilengkapi dengan deskripsi singkat yang menunjukkan karakteristik morfologis
khusus dari famili tersebut yang membedakannya dengan famili lain yang ada dalam kotak yang
sama. Adapun deskripsi famili secara lengkap disediakan pada Bab XI. Dengan demikian
pengguna matriks kunci pengenalan spesies pohon ini dapat mengetahui famili yang memiliki
karakteristik morfologis yang paling sesuai dengan spesies pohon yang dia ingin ketahui nama
familinya (disarikan dari pengalaman lapangan penulis dan sumber Watson dan Dallwitz 1992).
Beberapa nama famili diawali dengan simbol tertentu yang artinya sebagai berikutt: tanda †
= famili ini umumnya ditemukan di daerah subtropika/temperate dan di Indonesia hanya
ditemukan di daerah pegunungan sehingga dapat diabaikan ketika kunci ini digunakan untuk
mengidentifikasi spesies pohon yang tumbuh di daerah dataran rendah dan karena itu juga famili
ini tidak dideskripsikan pada Bab IX; tanda √ = famili ini ditemukan di daerah tropika Indonesia
namun tidak dideskripsikan secara lengkap pada Bab IX karena tidak bernilAi ekonomi atau tidak
umum.

A1: Daun simple, alternate, stipulate, tidak bergetah


Setidaknya terdapat 13 famili pohon yang memiliki karakteristik morfologis seperti tersebut,
yaitu: √Aquifoliaceae, †Betulaceae, Bombacaceae, Celastraceae, √Chrysobalanaceae,
Dilleniaceae, Elaeocarpaceae, Euphorbiaceae, Fagaceae, Flacourtiaceae,
†Hammamelidaceae, Magnoliaceae, †Plantanaceae, Rhamnaceae, Rosaceae,
Sterculiaceae, Tiliaceae, dan √Ulmaceae. Namun demikian, masing-masing famili ini masih
memiliki karakter khusus lainnya yang membedakannya satu sama lain sebagai berikut.

(a) √Aquifoliaceae. Stipule kecil cepat gugur sehingga terkadang nampak seperti tidak memiliki
stipule, pertulangan daun pinnate, tepi daun entire atau serrate dengan ujung serrate yang
tajam, duduk daun spiral atau terkadang mendekati subopposite.
(b) †Betulaceae. Pohon kecil, stipule agak besar berupa lembaran yang cepat gugur, daun
herbaceous, pertulangan daun pinnate, tepi daun umumnya serrate, serrulate atau dentate,
petiole umumnya agak panjang.
(c) Bombacaceae. Daun umumnya oblong, tepi daun entire, ujung acuminate yang agak
memanjang, bagian abaxial daun dan petiole serta pucuk biasanya ditutupi oleh sisik-sisik
berwarna cokelat keemasan (Durio zibethinus) atau abu-abu (Durio grffithii), petiole mengecil
ke pangkal (Gambar 7.2 kiri), sepasang stipule yang melindungi kuncup interpetiolar
berukuran agak kecil dan cepat gugur.
(d) Celastraceae. Duduk daun spiral mengelompok di ujung (pada genus Bhesa), tepi daun
entire, petiole panjang kadang membesar pada kedua bagian ujung tetapi tidak telalu
mencolok, stipule sangat kecil sehingga sering dikira tidak memiliki stipule.
(e) √Chrysobalanaceae. Daun dorsiventral dengan pertulangan pinnate, tepi daun entire,
biasanya dengan sepasang gland di pangkal lamina pada bagian adaxial (Gambar 7.3.e),
stipule caduceus, ranting umumnya tomentose.
(f) Dilleniaceae. Stipule tidak melekat pada ranting melainkan pada bagian sisi kanan dan kiri
pangkal petiole berupa selaput yang membungkus kuncup (Gambar 7.2.b), daun duduk
spiral, tepi daun umumnya serrate atau dentate, apabila batangnya dicopak/dibacok
biasanya mengeluarkan suara mendesis seperti suara ban yang dikempeskan, suara
tersebut hanya terdengar jika telinga didekatkan ke bagian batang yang baru dilukai.
(g) √Elaeocarpaceae. Tepi daun umumnya serrate atau serulate terutama pada bagian
mendekati ujung, sering memiliki dometia pada bagian abaxial daun, daun tua berwarna
merah menjelang gugur, petiole agak panjang biasanya mengecil ke bagian pangkal, stipule
cepat gugur, hanya dapat dilihat pada bagian pucuk.
(h) Euphorbiaceae. Pada bagian pangkal daun atau pada petiole terkadang terdapat sepasang
gland, pada beberapa genus gland terdapat pada setiap ujung tulang daun sekunder di tepi
daun, pertulangan daun sebagian palmate atau tepi daun bertoreh palmate (seperti pada
Macaranga, Aleurites, Manihot, Jatropha) atau pinnate, petiole umumnya agak panjang
sampai panjang (pada daun dengan pertulangan palmate) atau pendek sampai sedang
(pada daun dengan pertulangan pinnate), petiole membesar pada bagian dekat pangkal atau
pada bagian dekat ujung atau baik pada bagian dekat pangkal maupun dekat ujung sehingga
nampak seperti barbel, stipule berukuran sedang sampai besar.
(i) Fagaceae. Pohon dengan banyak trubusan yang tumbuh dari bagian pangkal batang, bagian
abaxial daun sering mengkilap keperakan atau keemasan, tepi daun kadang berbulu halus
(cilialte), midrib menonjol (cembung) baik pada bagian adaxial maupun abaxial, pada genus
Quercus dan Castanopsis tepi daun pada bagian mendekati ujung umumnya serrate, petiole
pendek dan membesar ke pangkal, stipule berukuran kecil, terkadang seperti rambut, atau
kalau agak besar sangat tipis sehingga cepat kering dan mudah gugur.
(j) Flacourtiaceae. Daun umumnya kecil dan batang berduri (genus Flacourtea) dengan tepi
daun serrulate atau daun dapat berukuran besar berbentuk cordate atau ovate (genus
Pangium) dengan tepi daun entire, petiole mengecil ke bagian pangkal atau hanya
membesar pada bagian ujung, stipule sangat kecil dan cepat gugur, pada beberapa genus
(misalnya Flacourtea) batangnya berduri yang panjang, variasi karakter antar genus sangat
besar.
(k) †Hammamelidaceae. Pertulangan daun pinnate, petiole sedang, tepi daun entire, stipule
agak kecil dan persistent, famili ini yang umumnya ditemukan di daerah subtropika ini sangat
mirip dengan Euphorbiaceae, tetapi daunnya kebanyakan tomentose dan agak kaku, di
Indonesia spesies dari famili ini hanya ditemukan di hutan pegunungan.
(l) Lecythidaceae. Daun kebanyakan berbentuk obovate atau oblanceolate dengan tepi
umumnya serrulate, petiole biasanya pipih agak bersayap yang merupakan perpanjangan
dari lamina, daun tua umumnya berwarna merah menjelang gugur, pada beberapa spesies
daun gugur bersamaan secara musiman (deciduous), stipule sangat kecil dan cepat gugur
sehingga sering disangka tidak memiliki stipule.
(m) Magnoliaceae. Daun berbentuk elliptic atau oblanceolate atau obovate, tipis tetapi terkesan
kaku, tepi daun entire, duduk daun spiral, bagian abaxial sering berwarna keabuan, petiole
membesar ke arah pangkal, stipule tunggal besar tetapi tipis berupa satu helaian
menggulung menutupi seluruh bagian pucuk, setelah pucuk mekar stipule segera gugur
meninggalkan bekas melingkar sehingga ranting nampak seperti memiliki ruas-ruas.
(n) †Plantanaceae. Pohon besar, tepi daun serrate atau parted, pertulangan umumnya palmate,
petiole agak panjang membesar pada bagian pangkal dimana bagian petiole yang membesar
berfungsi membungkus pucuk yang berada pada ketiak antara ranting dengan petiole
(Gambar 7.3.a), stipule persistent berukuran besar nampak seperti daun yang duduk tanpa
petiole.
(o) Rhamnaceae. Batang sering berduri sampai ke ranting, daun umumnya berukuran kecil, tepi
daun umumnya serrulate, sangat mirip dengan genus Flacourtea dari famili Flacourteaceae,
tetapi dengan mudah dapat dibedakan dari sistem percabangannya yang cenderung lateral
ke arah satu sisi (kanan atau kiri saja), stipule kecil.
(p) Rosaceae. Sepasang gland biasanya terdapat pada bagian adaxial petiole, yaitu pada
pertemuan kedua sisi daun pada ujung petiole atau pada bagian pertengahan antara pangkal
dan ujung petiole, daun berukuran kecil sampai sedang dengan tepi serulate atau serrate,
stipule agak tipis sehingga cepat kering dan gugur.
(q) Sterculiaceae. Tulang daun sekunder pertama (kanan-kiri) dan tulang daun primer (midrib)
muncul dari satu titik pada bagian pangkal daun sehingga nampak palmate (Gambar 7.2
tengah), tepi daun entire, petiole agak panjang sampai panjang membesar pada bagian
pangkal dan ujung seperti barbel, stipule sedang terlihat dengan jelas dan tidak cepat gugur
sehingga terkesan bersesak-sesakan, pada Genus Pterospermum permukaan bagian bawah
daun berwarna kecoklatan tetapi bukan tersusun dari sisik-sisik sebagaimana pada daun
Durio (Bombacaceae).
(r) Tiliaceae: Tepi daun dapat entire atau serrate terutama pada bagian dekat ujung, tulang
daun sekunder pertama (kanan-kiri) dan tulang daun primer (midrib) muncul dari satu titik
pada bagian pangkal daun sehingga nampak palmate (mirip Sterculiaceae), petiole mengecil
ke bagian pangkal, stipule biasanya berukuran agak besar dan dengan mudah dapat dilihat.
(s) √Ulmaceae: Dengan hanya melihat pertulangan daun, famili ini sulit dibedakan dengan
Tiliaceae (lihat deskripsi Tiliaceae di atas), tetapi petiolenya tidak mengalami pembesaran
pada separuh bagian ujung, daun biasanya herbaceous dan tomentose, stipule agak besar.

A2: Daun simple, alternate/spiral, stipulate, dan getah bening


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Euphorbiaceae (beberapa spesies
dari genus Jatropha). Bentuk daun pada umumnya cordate, ovate, atau bertoreh (lobed atau
parted) secara palmate, petiole panjang.

A3: Daun simple, alternate/spiral, stipulate, dan getah merah


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Euphorbiaceae (beberapa spesies
dari genus Macaranga dan Jatropha). Daun umumnya cordate, ovate, atau bertoreh palmate,
pangkal daun umumnya peltate, petiole panjang, stipule sedang sampai besar.

A4: Daun simple, alternate/spiral, stipulate, dan getah putih


Terdapat tiga famili pohon yang memiliki karakter seperti ini yaitu Euphorbiaceae (Manihot
spp.), Moraceae dan Sapotaceae. Berikut adalah deskripsi singkat untuk membedakan lebih
jauh ketiga famili tersebut.
(a) Euphorbiaceae. Getah putih cair keluar secara perlahan dari batang yang dilukai, tepi daun
umumnya bertoreh (parted) palamate atau berbentuk cordate dengan pertulangan daun
palmate paling tidak pada kedua tulang daun sekunder pertama (kanan-kiri) dan midrib,
petiole biasanya panjang dan membesar pada bagian ujung atau pada bagian pangkal, atau
baik pada bagian pangkal maupun ujung, stipule berukuran kecil sampai sedang.
(b) Moraceae. Bila batang dilukai getah putih encer segera mengucur melimpah (Ficus) atau
kental merembes perlahan namun banyak (Artocarpus, Parartocarpus), susunan tulang daun
sekunder pertama (kanan-kiri) dan midrib sering palmate pada genus Ficus, petiole mulai
dari pendek (seperti pada Artocarpus spp.) sampai panjang (seperti pada beberapa spesies
Ficus dan Morus), sepasang stipule yang dimiliki famili ini berukuran lebar tipis
menggulung/membungkus dengan sempurna keseluruhan bagian pucuk muda, stipule
segera gugur setelah pucuk mekar.
(c) Sapotaceae: Percabangan umumnya sympodial, apabila batang dilukai mengeluarkan getah
putih merembes perlahan tidak melimpah, pucuk dan bagian abaxial daun sering tomentose
berwarna kecokelatan atau putih kecokelatan, daun biasanya berbentuk obovate atau
oblanceolate (pada genus Palaquium) atau elliptic (pada genus Manilkara, Mimosops), duduk
spiral mengumpul dekat ujung ranting, petiole umumnya pendek sampai sedang dan
membesar ke arah pangkal, stipule berukuran kecil tetapi masih terlihat jelas dengan mata
telanjang.

A5: Daun simple, alternate/spiral, stipulate, dan getah kuning


Beberapa spesies Ficus (Moraceae) memiliki karakteristik seperti ini, hanya saja warna
getah tidak kuning pekat seperti pada Cluciaceae, melainkan kuning susu.

A6: Daun simple, alternate/spiral, stipulate, dan resinous


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Dipterocarpaceae dan
†Myricaceae, namun famili yang disebut belakangan bukan merupakan famili yang umum
ditemukan di Indonesia. Berikut adalah deskripsi singkat untuk membedakan kedua famili
tersebut.
(a) Dipterocarpaceae. Resin tidak segera keluar setelah batang dilukai, melainkan merembes
perlahan-lahan selama beberapa hari, ukuran daun sangat bervariasi dengan tepi entire,
pada genus Dipterocarpus dan Shorea pertulangan daun sangat teratur, petiole pendek
sampai sedang (atau panjang pada Genus Dipterocarpus saat masih anakan), membengkok
dan mengecil ke bagian pangkal, stipule besar dan berbulu (seperti pada genus
Dipterocarpus) atau sedang (seperti pada genus Anisoptera, Parashorea, Shorea) atau kecil
(seperti pada genus Dryobalanops, Hopea, Vatica).
(b) †Myricaceae. Tepi daun sering serrate atau dentate, terdapat sejumlah gland yang
mengeluarkan material seperti lilin beraroma wangi.

B1: Daun simple, alternate/spiral, estipulate, tidak bergetah


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah: Annonaceae, Bignoniaceae,
Boraginaceae, Combretaceae, Datiscaceae, Ebenaceae, †Ginkgoaceae, Icacinaceae,
Lauraceae, Myrtaceae, †Nyssaceae, Olacaceae, †Pittosporaceae, Polygalaceae,
Proteaceae, †Salicaceae, Theaceae, dan Thymelaeaceae. Beberapa di antaranya tidak
memiliki karakter khusus yang menonjol yang membedakannya dengan famili lainnya. Berikut
adalah deskripsi singkat untuk membedakan lebih jauh kelima belas famili tersebut.

(a) Annonaceae. Daun duduk alternate distichous, bentuk daun umumnya elliptic atau oblong,
daun jika diremas mengeluarkan bau menyengat yang dapat membuat rasa mual atau
berbau seperti buah jambu biji yang sudah masak, kulit hidupnya sangat berserat (fiberous)
sehingga ketika rantingnya di patahkan kayu yang ada di dalamnya akan patah tetapi
sebagian kulitnya tidak ikut patah, karena itu kulit hidupnya dapat dijadikan tali, kulit luar
ranting yang agak muda menampakkan retakan-retakan yang bentuknya menyerupai jala.
(b) Bignoniaceae. Daun berbentuk oblanceolate sampai obovate dengan petiole sangat
pendek, tersusun dalam kelompok-kelompok atau dalam berkas di sepanjang batang atau
ranting dengan jumlah daun per kelompok berkisar antara 3 sampai 8, ukuran masing-
masing daun dalam satu kelompok atau berkas sangat bervariasi, tempat mengumpulnya
daun pada batang atau ranting nampak seperti benjolan, tepi daun umumnya sinuate.
(c) †Boraginaceae. Daun herbaceous, ranting dan daun terkesan kasar oleh bulu-bulu. Ranting
umumnya agak pipih (tidak membulat dengan sempurna). Spesies pohon dari famili ini
sangat jarang ditemukan di Indonsia, pada umumnya ditemukan di daerah subtropika dan
tidak banyak di daerah tropika.
(d) Combretaceae. Genus yang paling umum dari famili ini adalah Terminalia. Percabangan
lateral bertingkat-tingkat, sympodial, duduk daun spiral mengumpul pada ujung ranting,
bentuk daun umumnya oblanceolate atau obovate, petiole pendek sampai sedang,
membesar ke pangkal, daun tua umumnya berwarna merah atau kuning menjelang gugur.
(e) Datiscaceae. Satu species pohon dari famili ini adalah Octomeles sumatrana Miq, pohonnya
besar dan tinggi dengan banir yang tinggi dan lebar menyebar kemana-mana, kulit hidup
sangat tebal, daun berbentuk cordate lebar dengan petiole panjang dan bersudut-sudut
(bersegi lima), lamina tidak pernah utuh melainkan selalu berlobang-lobang karena dimakan
serangga, daun tua menjelang gugur berwarna kuning dengan tangkai dan tulang daun
kemerahan.
(f) Ebenaceae. Famili ini dapat dengan mudah dikenali dari kulit batangnya yang umumnya
berwarna hitam, bahkan ada yang seperti arang (Diospyros borneensis Hiem.), percabangan
lateral, daun duduk alternate distichous pada ranting lateral dan spriral pada batang yang
tegak, daun muda/baru muncul secara periodik dan pada setiap perioda kemunculan
kelompok daun baru diawali dengan kemunculan daun-daun yang berukuran kecil jauh lebih
kecil dari daun normal, sehingga dalam satu ranting secara bertahap terdapat dua variasi
ukuran dan bentuk daun secara berselang seling, yaitu tahap daun berukuran kecil dengan
bentuk cenderung lebih bulat diikuti oleh daun normal yang ukurannya lebih panjang, jumlah
daun normal lebih banyak dari pada daun kecil, percabangan modopodial.
(g) †Ginkgoaceae. Percabangan utama whorled dan lateral, daun mengumpul rapat pada ujung
ranting, tepi daun bertoreh dalam (lobed), petiole panjang.
(h) †Icacinaceae. Daun terkesan agak kaku, tepi daun entire atau terkadang serrulate atau
berduri, bagian abaxial daun sering glaucous (tertutup bubuk berwarna putih).
(i) Lauraceae. Famili ini memiliki banyak spesies di hutan hujan tropika dan dalam bahasa
daerah sebagian besar pohon-pohon dari famili ini diberi nama medang, kecuali
Eusideroxylon zwageri T. et B., pohon dari famili ini biasanya memiliki kulit hidup yang tebal
dan berbau wangi, tepi daun selalu entire dengan permukaan bagian bawah umumnya
keabu-abuan atau glaucous (khususnya pada genus Persea, Litsea, Neolitsea,
Actinodaphne, Cinnamomum), daun muda sering berwarna merah atau kemerahan, pada
genus tertentu daun tua yang mengering berwarna hitam atau kehitaman (pada genus
Phoeba dan Nothophoeba), petiole sedang, langsing dan membengkok Percabangan
umumnya (tetapi tidak selalu) sympodial.
(j) Myrtaceae. Umumnya famili ini memiliki daun yang duduk opposite, tetapi ada beberapa
genus yang duduk daunnya alternate (pada genus Tristania, Eucalyptus, Melaleuca,
Kjellbergiodendron, Tristaniopsis), apabila daun dihadapkan ke arah sinar matahari maka
akan nampak bintik-bintik transparan, dan bila daun diremas akan mengeluarkan bau
aromatis dari adanya kandungan minyak atsiri, daun muda sering berwarna merah atau
kemerahan, pangkal daun sering auriculate (pada genus Syzygium), petiole pendek.
(k) †Nyssaceae. Tulang daun pinnate, tepi daun entire atau dentate, petiole agak panjang rata
dan tidak membengkok seperti pada Lauraceae.
(l) √Olacaceae. Daun umumnya nampak hijau tua terkesan bersih/segar, bagian adaxial daun
saat kering sering pustular (seperti melepuh), tepi daun selalu entire, ujung daun sering
dengan drip tip, petiole berukuran sedang, membengkok dan mengecil ke pangkal.
(m) †Pittosporaceae. Daun herbaceous, pertulangan daun pinnate, bentuk daun umumnya
obovate atau oblaceolate, terkadang mengandung minyak atsiri.
(n) √Polygalaceae. Genus berhabitus pohon yang umum dari famili ini adalah Xanthophyllum,
tepi daun entire, pada bagian abaxial daun sering terdapat beberapa gland yang biasanya
mengering berwarna kekuningan, kuncup yang ada pada ketiak daun biasanya berbentuk taji
dan keras.
(o) √Proteaceae. Sebagian besar spesies dari famili ini memiliki daun berbentuk obovate atau
oblanceolate, lamina terkesan tipis tetapi keras atau kaku seperti daun imitasi dari plastik,
tepi daun mulai dari entire, serrate sampai pada divided (bertoreh) sangat dalam, petiole
agak pendek, besar di bagian pangkal, pipih dan terkadang bersayap sebagai kelanjutan dari
lamina.
(p) †Salicaceae. Daun umumnya berbentuk elliptic agak panjang, tepi daun berbagai bentuk
(entire, dentate, undulate, crenate), stipule interpetiolar (Gambar 7.3.c).
(q) Theaceae: Karakteristik daun yang khas pada spesies dari famili ini adalah pucuk daun yang
belum mekar pada terminal bud umumnya membengkok berbentuk seperti arit, tepi daun
serrate atau serrulate paling tidak pada bagian mendekati ujung, jarang entire, petiole
pendek.
(r) Thymelaeaceae. Daun terkesan tebal dan tidak hijau benar (terutama permukaan bagian
bawah), tomentose, umumnya berbentuk oblong atau mendekati demikian, tepi daun entire,
pada sebagian besar spesies pertulangan daun sekunder dan tersier tidak teratur atau tidak
jelas, petiole agak pendek sampai sedang dan sering ada alur membujur di bagian adaxial.
B2: Daun simple, alternate/spiral, estipulate, dan getah bening
Famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini adalah: Anacardiaceae dan
Myristicaceae. Berikut ini adalah deskripsi singkat dari masing-masing famili untuk
membedakannya lebih jauh.
(a) Anacardiaceae. Batang tua dari famili mangga ini jika dilukai tidak langsung mengeluarkan
getah bening, getah bening biasanya ditemukan ketika ranting muda dipatahkan, getah
bening pada batang yang dilukai keluar secara perlahan dan setelah mengalami oksidasi
berubah warna menjadi kehitaman sampai hitam, getah tersebut sering mengakibatkan luka
dan rasa gatal pada kulit manusia, daun pada umumnya elliptic (Mangifera), oblanceolate
(Buchaninia) atau terkadang obovate (Gluta, Anacardium), tepi daun entire, duduk daun
spiral, petiole sedang sampai agak panjang dan membesar ke arah pangkal, percabangan
monopodial.
(b) Myristicaceae. Apabila batangnya dilukai, pohon dari famili ini akan mengeluarkan getah
berwarna bening dan perlahan-lahan berubah menjadi kemerahan atau merah (pada genus
Horsfieldia), percabangan biasanya lateral, monopodial, bentuk daun kebanyakan oblong
sampai eliptic, daun agak tebal/fleshy, bagian abaxial daun umumnya berwarna keputihan
atau abu-abu atau kecoklatan sampai cokelat tua, tepi daun entire, petiole sedang, agak
gemuk, memiliki alur membujur pada bagian adaxial.

B3: Daun simple, alternate/spiral, estipulate, dan getah merah


Famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Myristicaceae, khususnya
genus Myristica dan Knema. Percabangan biasanya lateral, monopodial, bentuk daun
kebanyakan oblong sampai eliptic, daun agak tebal, bagian abaxial daun umumnya berwarna
keputihan atau abu-abu atau kecoklatan sampai cokelat tua, tepi daun entire, petiole sedang,
agak gemuk, memiliki alur membujur pada bagian adaxial.

B4: Daun simple, alternate/spiral, estipulate, dan getah putih


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah: Apocynaceae, Olacaceae, dan
†Pittosporaceae. Berikut adalah deskripsi singkat dari masing-masing famili untuk dapat
membedakannya satu sama lain.
(a) Apocynaceae. Bila batangnya dilukai atau rantingnya dipatahkan atau daunnya dipetik akan
mengeluarkan getah berwarna putih yang melimpah seperti susu, daun umumnya berbentuk
oblanceolate atau kadang-kadang obovate dengan tepi daun entire, petiole berukuran
sedang dan agak gemuk, selain alternate (pada genus Plumeria, Tabarnaemontana,
Cerberra) beberapa genus dari famili ini ada juga yang duduk daunnya whorled (seperti pada
genus Alstonia, Dyera), beberapa spesies yang duduk daunnya opposite biasanya bukan
berhabitus pohon, melainkan herba atau liana.
(b) Olacaceae. Dari beberapa genus yang termasuk ke dalam famili ini hanya Ochanostachis
yang memiliki getah putih yang keluar secara merembes perlahan-lahan. Keluarnya getah
putih paling mudah dilihat dengan memetik daunnya, secara umum daun spesies dari famili
ini berbentuk ovate dengan petiole berukuran sedang sampai agak panjang, bengkok dan
mengecil ke bagian pangkal.
(c) †Pittosporaceae. Daun herbaceous, pertulangan daun pinnate, bentuk daun umumnya
obovate atau oblaceolate, terkadang mengandung minyak astiri.

B5: Daun simple, alternate/spiral, estipulate, dan getah kuning


Tidak terdapat famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

B6: Daun simple, alternate/spiral, estipulate, dan resinous

Famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini adalah: Podocarpaceae dan Rutaceae.
Berikut adalah deskripsi singkat masing-masing famili untuk membedakannya satu sama lain.
(a) Podocarpaceae. Di daerah tropika, spesies pohon dari famili ini umumnya ditemukan pada
daerah pegunungan, resinnya umumnya berwarna bening seperti kaca (kristal), daun
berukuran kecil berbentuk line (kecil panjang), sisik, atau termodifikasi menjadi phylloclads,
duduk secara spiral atau alternate distichous, petiole pendek.
(b) Rutaceae: Genus yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Citrus, daun yang nampak
simple sebetulnya merupakan daun compound yang tersusun atas dua helai, helaian bagian
bawah adalah rachis/petiole, sedangkan helaian bagian atas adalah leaflet, saat daun
menjadi tua dan gugur sering kali antara rachis dan leaflet berlepasan, apabila daun
dihadapkan ke arah sinar matahari maka akan nampak bintik-bintik transparan yang
mengandung minyak atsiri, umumnya tumbuh duri pada ketiak daun, resinnya sedikit,
berwarna bening kecoklatan, agak lembek (tidak keras seperti kristal).
C1: Daun simple, opposite, stipulate, tidak bergetah
Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah †Eucryphiaceae, Rhizophoraceae
dan Rubiaceae. Deskripsi singkat dari masing-masing famili adalah sebagai berikut.
(a) †Eucryphiaceae. Petiole umumnya sangat pendek sehingga lamina nampak seolah-olah
duduk langsung pada ranting atau petiole jarang panjang, tepi daun serrulate atau
denticulate.
(b) Rhizophoraceae. Spesies dari famili ini tumbuh pada daerah estuari atau perairan payau
berlumpur (kecuali Carralia yang dapat ditemukan pada hutan dataran redah), memiliki
sistem perakaran yang khas, daun berwarna hijau mengkilap agak tebal dengan tepi entire
(kecuali pada Carralia tepi daunnya sering serrulate), petiole berukuran sedang sampai agak
panjang, langsing, stipulenya besar dan melingkar menutupi seluruh bagian pucuk dan
segera gugur ketika kuncup mekar menjadi daun dan meninggalkan bekas melingkari ranting
berbentuk cincin atau ruas.
(c) Rubiaceae: Berbeda dengan Rhizophoraceae, spesies pohon dari famili Rubiaceae
umumnya ditemukan mulai dari hutan dataran rendah sampai pegunungan, termasuk di
daerah estuaria. Karakteristiknya sangat bervariasi di antara genus, daun sangat bervariasi
dalam ukuran, tepi daun entire, petiole sedang sampai pendek, stipule sangat bervariasi
bentuknya bentuk dan ukurannya di antara genus yang berbeda, mulai dari berbentuk jarum
seperti pada genus Ixora sampai yang berbentuk pipih besar seperti pada genus Nauclea
dan Anthocepalus.

C2: Daun simple, opposite, stipulate, dan getah bening


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

C3: Daun simple, opposite, stipulate, dan getah merah


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

C4: Daun simple, opposite, stipulate, dan getah putih


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Moraceae, umumnya duduk daun
spesies pohon dari famili ini adalah alternate, namun ada satu spesies dari genus Ficus yang
duduk daunnya opposite, yaitu Ficus oppositifolia Willd, bentuk daun ovate sampai lanceolate
dengan panjang mencapai 15 cm dan lebar sekitar 8 cm, pertulangan daun pada bagian pangkal
palmate tetapi pinnate pada bagian atasnya (Gambar 7.2 tengah).

C5: Daun simple, opposite, stipulate, dan getah kuning


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

C6: Daun simple, opposite, stipulate, dan resinous


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

D1: Daun simple, opposite, estipulate, tidak bergetah


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah: √Aceraceae, Aviciniaceae,
†Calycanthaceae, Celastraceae, †Garryaceae, Lamiaceae, Lauraceae, Loganiaceae,
Lythraceae, Melastomataceae, Myrtaceae, Oleaceae, Sonneratiaceae, Verbenaceae. Untuk
dapat membedakannya satu sama lain, berikut ini adalah deskripsi singkat dari masing-masing
famili.
(a) √Aceraceae. Pohon kecil, pertulangan daun umumnya palmate atau tepi daun bertoreh
palmate, daun tua umumnya berwarna merah sebelum gugur.
(b) Aviciniaceae. Ditemukan dalam ekosistem mangrove dengan akar nafas, daun obovate,
bagian abaxial daun berwarna keputihan, tepi daun entire dan sebagian daun tua cenderung
revolute (Gambar 4.13.r), pertiole pendek.
(c) †Calycanthaceae. Pohon kecil, kulit hidup berbau aromatik, tepi daun entire, pertulangan
daun pinnate.
(d) Celastraceae: Batang sering memiliki banir, kulit fissured dengan sejumlah lenticel yang
besar, ranting menjadi gepeng pada bagian dimana petiole duduk opposite, daun duduk
terkadang tidak opposite secara sempurna melainkan mendekati subopposite, sepintas
nampak seperti daun jambu (Myrtaceae) tetapi pertulangan daun sekundernya tidak menutup
secara intramarginal, tepi daun entire, petiole pendek.
(e) †Garryaceae. Pangkal petiole dari daun yang duduk berhadapan bertemu atau menyatu
(connate) pada bagian pangkal, pertulangan daun pinnate, tepi daun umumnya entire.
(f) Lauraceae. Famili Lauraceae yang memiliki karakteristik seperti ini adalah genus
Cinnamomum, kulit hidup berbau aromatik, daun agak kaku, duduk opposite tidak secara
sempurna melainkan subopposite, midrib (tulang daun primer) diapit oleh sepasang atau dua
pasang tulang daun sekunder muncul dari satu titik pada pangkal, menjadi paralel pada
bagian tengah daun dan berakhir pada satu titik pada ujung daun, tepi daun entire, petiole
sedang dan membengkok.
(g) Loganiaceae. Percabangan lateral, batang pecah-pecah beralur daun sepenuhnya opposite,
tepi daun sinuate, petiole pendek dan bagian pangkalnya berkelopak seperti pangkal dari
pelepah daun kelapa, kelopak petiole dari daun yang duduk opposite tersebut terkadang
bertemu satu sama lain menutupi bagian ranting.
(h) Lythraceae. Daun duduk opposite tidak secara sempurna melainkan mendekati subopposit,
sepintas nampak seperti daun jambu (Myrtaceae) tetapi pertulangan daun sekundernya tidak
menutup secara intramarginal, tepi daun entire atau terkadang agak ondulate, stipule
pendek, agak sulit dibedakan dengan Celastraceae.
(i) Melastomataceae. Daun duduk opposite dengan sempurna, karakter yang paling khas dari
famili ini ada pada pertulangan daun dimana midrib (tulang daun primer) diapit oleh
sepasang tulang daun sekunder muncul dari titik yang sama pada pangkal daun, paralel
pada bagian tengah daun dan berakhir pada titik yang sama pada ujung daun, tulang daun
tersier horizontal, tepi daun entire, tidak memiliki titik-titik tembus cahaya seperti yang ada
pada Myrtaceae, petiole pendek sampai sedang. Genus Memecylon dari famili ini memiliki
daun yang sepintas sangat mirip dengan Sizygium (Myrtaceae), tetapi bila diamati secara
cermat maka terlihat alur pertulangan daunnya berbeda, ranting muda bersegi empat, kulit
mati tidak mengelupas.
(j) Myrtaceae. Batang (kulit mati) mengelupas tebal-tebal (genus Syzygium) ataupun tipis-tipis
(genus Psidium), duduk daun opposite terkadang tidak secara sempurna, jika diremas daun
berbau aromatik karena terdapat banyak bintik-bintik transparan yang mengandung minyak
atsiri, tepi daun entire, daun muda terkadang berwarna kemerahan atau keunguan,
pertulangan daun tertutup secara intramarginal, petiole pendek.
(k) Sonneratiaceae. Ranting muda bersegi empat, daun duduk opposite dengan sempurna,
bentuk daun obovate pada genus Sonneratia atau oblong pada genus Duabanga, tepi daun
entire. Genus Duabanga memiliki daun yang strukturnya sangat mirip dengan Psidium
(Myrtaceae) tetapi tidak mengeluarkan bau aromatik saat diremas. Berbeda dengan
Myrtaceae, batang pohon dari Sonneratiaceae tidak mengelupas. Genus Soneratia
merupakan tumbuhan pada ekosistem payau atau mangrove.
(l) Verbenaceae. Ranting muda persegi empat, daun duduk opposite decusate dengan
sempurna, tepi daun entire, petiole umumnya panjang kecuali genus Tectona.

D2: Daun simple, opposite, estipulate, dan getah bening


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Cluciaceae (Guttiferae) pada genus
Calophyllum. Pertulangan daun tersusun secara lateral (tegak lurus midrib), rapat dan rapi
sehingga nampak seperti garis arsiran, tepi daun entire; petiole pendek. Walaupun terkadang
dijumpai beberapa pohon yang masih muda mengeluarkan getah bening, pada umumnya famili
ini mengeluarkan getah berwarna kuning.

D3: Daun simple, opposite, estipulate, dan getah merah (kemerahan)


Famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini adalah: Cluciaceae (Guttiferae) dan
Hypericaceae. Berikut adalah deskripsi singkat dari masing-masing famili yang dapat dijadikan
pedoman untuk membedakan.
(a) Cluciaceae (Guttiferae). Genus dari Cluciaceae yang memiliki karakter seperti ini adalah
Mesua. Percabangan pada umumnya hampir lateral, getah merah susu (pink) kekuning-
kuningan merembes perlahan ketika batang dilukai, daun duduk opposite secara sempurna,
ujung daun biasanya acute baik pada pangkal maupun ujung, tulang daun sekunder tidak
nyata atau tersusun parallel sangat rapat (pada genus Callophyllum), tepi daun entire, pada
genus Garcinia pangkal petiole berkelopak dan bersentuhan dengan pangkal petiole yang
ada di hadapannya, kelopak pada pangkal petiole berfungsi seperti stipule melindungi pucuk
saat masih muda, pada genus Mesua dan Callophyllum nampak axillary bud menonjol,
percabangan umumnya lateral.
(b) Hypericaceae. Pada mulanya beberapa genus dari famili ini dimasukkan ke dalam famili
Cluciaceae. Kayunya umumnya berwarna merah, getah merah muda (pink) sampai merah,
ranting muda agak bersegi empat, daun duduk opposite secara sempurna, memiliki bintil
gland, tulang daun sekunder sangat jelas menutup pada tepi daun dengan rapi dan
konsisten, tepi daun entire.

D4: Daun simple, opposite, estipulate, dan getah putih


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah: Apocynaceae dan Cluciaceae
(Guttiferae). Berikut adalah deskripsi singkat dari masing-masing famili.
(a) Apocynaceae. Batang yang dilukai mengeluarkan getah putih melimpah, rantingnya
ramping, daun keras/kaku, duduk opposite secara sempurna, tepi daun entire, petiole
membesar pada pangkal, apical bud ditutupi oleh selaput lilin.
(b) Cluciaceae (Gutiferae). Percabangan pada umumnya hampir lateral. Getah putih susu
agak kekuning-kuningan merembes perlahan, daun duduk opposite secara sempurna,
biasanya berwarna hijau tua mengkilap, tepi daun entire, tulang daun sekunder tidak
ada/nyata, pangkal petiole berkelopak dan bersentuhan dengan pangkal petiole di
hadapannya, kelopak pada pangkal petiole berfungsi seperti stipule melindungi pucuk saat
masih muda.

D5: Daun simple, opposite, estipulate, dan getah kuning


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah: Cluciaceae (Guttiferae). Getah
kuning susu sampai kuning terang merembes perlahan, daun duduk opposite secara sempurna,
biasanya berwarna hijau tua mengkilap, tepi daun entire, tulang daun sekunder tidak nyata atau
tersusun parallel sangat rapat dan teratur (pada genus Callophyllum); pangkal petiole terkadang
berkelopak dan bersentuhan dengan petiole di hadapannya, kelopak pada pangkal petiole
tersebut berfungsi seperti stipule melindungi pucuk saat masih muda. Pada genus Garcinia,
apabila kedua petiole dari sepasang daun yang berada pada ujung ranting ditarik berlawanan
arah akan menunjukkan rekahan dimana di dalamnya terlindung pucuk kecil yang sangat muda,
percabangan pada umumnya hampir lateral.

D6: Daun simple, opposite, estipulate, dan resinous


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah: Araucariaceae dan
Podocarpaceae. Berikut adalah deskripsi masing-masing famili.
(a) Araucariaceae: Pohon besar dengan percabangan lateral, resin putih sampai kecoklatan,
atau bening, daun berbentuk ovate atau elliptic, duduk opposite dengan pertulangan daun
baik primer maupun sekunder tersusun secara parallel membujur lamina tetapi tidak jelas,
tepi daun entire, petiole pendek. Terminal bud berbentuk seperti kepalan tangan tanpa axillar
bud yang nyata.
(b) Podocarpaceae: Genus dari Podocarpaceae yang memiliki karakter seperti pada kotak D6
ini adalah Nagea. Pohon besar dengan batang licin, daun berbentuk elliptic atau lanceolate,
duduk opposite atau agak suboppoite dengan pertulangan daun baik primer maupun
sekunder tersusun secara parallel membujur lamina tetapi tidak jelas. Teminal bud dan axillar
bud berbentuk conical atau berbetuk seperti taji.

E1: Daun simple, whorled, stipulate, tidak bergetah


Famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Rubiaceae, terutama dari genus
Gardenia dan Rothmannia. Pucuk (khususnya apical bud) ditutupi oleh semacam lapisan lilin,
daun kecil sampai sedang, umumnya eliptic, tepi daun entire, petiole pendek sampai sedang.

E2: Daun simple, whorled, stipulate, dan getah bening


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

E3: Daun simple, whorled, stipulate, dan getah merah


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

E4: Daun simple, whorled, stipulate, dan getah putih


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

E5: Daun simple, whorled, stipulate, dan getah kuning


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

E6: Daun simple, whorled, stipulate, dan resinous


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

F1: Daun simple, whorled, estipulate, tidak bergetah


Famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Casuarinnaceae dan
Lauraceae. Berikut adalah deskripsi singkat dari masing-masing famili yang dapat dijadikan
sebagai indikator untuk membedakan satu famili dengan famili lainnya.
(a) Casuarinnaceae: Sepintas nampak seperti berdaun jarum, karena ranting muda berbentuk
selinder dan kecil berwarna hijau nampak seperti daun jarum, namun jika diperhatikan
dengan baik maka bagian ranting muda yang nampak dan berfungsi sebagai daun tersebut
memiliki cabang-cabang sebagaimana ranting pada umumnya, daun yang sebenarnya hanya
berupa sisik kecil seperti ujung jarum yang tidak mudah dilihat mata telanjang dan duduk
melingkar pada ruas-ruas ranting muda.
(b) Lauraceae: Genus dari famili Lauraceae yang memiliki karakteristik seperti ini adalah
Actinodaphne. Sesungguhnya duduk daun tidak sepenuhnya whorled, melainkan spiral.
Namun, karena daun spiral duduk secara sangat rapat dalam kelompok-kelompok secara
bertahap, dimana di antara setiap tahap terdapat bagian ranting yang tidak berdaun, maka
duduk daun Actinodaphne nampak seperti whorled (Gambar 9.23).

F2: Daun simple, whorled, estipulate, dan getah bening


Famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Apocynaceae dari genus
Nerium. Umumnya famili Apocynaceae memiliki getah putih susu, tetapi genus Nerium memiliki
getah bening. Daun umumnya elliptic, panjang dengan ujung daun sering berbentuk apiculate.

F3: Daun simple, whorled, estipulate, dan getah merah


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

F4: Daun simple, whorled, estipulate, dan getah putih


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Apocynaceae. Getah putih encer
melimpah. Daun umumnya oblanceolate sampai obovate dengan tepi entire, bagian abaxial daun
pada beberapa spesies berwarna keputihan atau abu, pertulangan daun sekunder sangat teratur
dan hampir tegak lurus dengan midrib; petiole sedang dan rata (tidak membesar ke arah pangkal
atau ujung).

F5: Daun simple, whorled, estipulate, dan getah kuning


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

F6: Daun simple, whorled, estipulate, dan resinous


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

G1: Daun compound, alternate/spiral, stipulate, tidak bergetah


Famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Bombacaceae,
Euphorbiaceae, Fabaceae (Leguminosae), dan Sterculiaceae. Berikut adalah deskripsi
singkat dari masing-masing famili yang dapat dijadikan sebagai indikator untuk membedakan
satu famili dengan famili lainnya.
(a) Bombacaceae. Pohon besar, batang sering berduri, daun palmate, tepi leaflet entire, petiole
panjang, petiolule pendek sampai sedang.
(b) Burseraceae. Pohon umumnya dengan banir papan yang berkelok-kelok, daun pinnate,
sepasang stipule melekat pada bagian adaxial pangkal petiole (Gambar 7.3.c dan d), bentuk
stipule bervariasi mulai dari berbentuk lembaran bulat dengan tepi entire, cleft sampai
berbentuk seperti sehelai rambut, petiolule sedang membesar pada bagian pangkal dan
ujung berbentuk barbel, tepi leaflet entire atau serrulate, ujung leaflet umumnya berbentuk
drip-tip, daun muda jika diremas berbau asam seperti bau remasan daun mangga muda.
(c) Euphorbiaceae. Pohon sedang, daun palmately compound umumnya dengan 3 leaflet atau
jarang sampai 5 (pada pohon dewasa), getah putih melimpah keluar pada batang yang
dilukai (Hevea braziliensis Muell. Arg.).
(d) Fabaceae. Daun pinnate, leaflet biasanya subopposite atau alternate jarang opposite secara
sempurna kecuali yang trifoliate (memiliki 3 leaflet), sering dengan drip-tip, tepi leaflet entire,
petiole panjang, petiolule pendek, rata (sama besar dari pangkal sampai ujung) dengan
guratan-guratan melintang.
(e) Sterculiaceae. Pohon besar batang tidak berduri, daun palmate, tomentose pada genus
Heritiera, atau glabrous dan keras/kaku pada genus Sterculia, petiole panjang dan agak
membengkak pada bagian pangkal dan ujung.

G2: Daun compound, alternate/spiral, stipulate, dan getah bening


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Burseraceae. Pohon umumnya
dengan banir papan yang berkelok-kelok. Getah bening merembes perlahan berbau asam
seperti remasan daun mangga muda. Daun pinnate, tepi leaflet entire atau serrulate, ujung
dengan dreep-tip yang panjang, petiole sedang, petiolule membesar pada kedua ujung seperti
barbel, stipule muncul pada bagian adaxial pangkal petiole berbentuk kelopak dengan tepi entire,
cleft sampai berbentuk rambut (Gambar 7.3.c dan d).

G3: Daun compound, alternate/spiral, stipulate, dan getah merah


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah beberapa spesies dari famili
Euphorbiaceae dan Fabaceae (Leguminosae). Lebih jauh perbedaan karakteristik dari kedua
famili tersebut adalah sebagai berikut.

(a) Euphorbiaceae. Genus dari famili Euphorbiaceae yang memiliki karakteristik seperti ini
adalah Bischofia. Umumnya ditemukan tumbuh di pinggir sungai, lereng bawah atau tempat
becek. Pohon besar dengan kulit batang terkelupas tipis dan kecil, daun pinnate trifoliate
(dengan 3 leaflet), terkesan fleashy atau herbaceous, pinggir daun serulate.
(b) Fabaceae. Genus dari famili Fabaceae yang memiliki karakteristik seperti ini adalah
Koompassia. Pohon besar memiliki banir papan yang besar dan tinggi, batang yang dilukai
mengeluarkan getah berupa cairan merah encer berwarna merah yang keluar perlahan dan
tidak banyak. Daun pinnate dengan jumlah leaflet ganjil (memiliki terminal leaflet), tepi daun
entire, duduk subopposite sampai opposite, petiolule pendek, besarnya rata dari pangkal ke
ujung, dengan guratan-guratan melintang.

G4: Daun compound, alternate/spiral, stipulate, dan getah putih


Terdapat dua famili pohon yang memiliki spesies dengan karakteristik seperti ini, yaitu
Moraceae (genus Artocarpus) dan Burseraceae (genus Canarium). Deskripsi singkat dari
spesies/genus masing-masing famili yang memiliki karakteristik seperti ini adalah sebagai
berikut.
(a) Moraceae. Satu-satunya species yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Artocarpus
atilis. Getah putih kental melimpah, daun pinnate yang merupakan modifikasi dari daun
tunggal yang bertoreh terlalu dalam sampai ke midrib, pada pohon muda daun tersebut
belum nampak compound, melainkan daun tunggal yang tepinya pinnatifid, panjang daun
dapat mencapai 1 m atau lebih, sejumlah (tidak seluruhnya) leaflet terkadang lobed
(bertoreh dalam), petiole panjang, petiolule pendek, rata, stipule seperti pada umumnya
Artocarpus.
(b) Burcearceae. Canarium adalah salah satu genus dari famili ini yang memiliki karakteristik
seperti ini. Pohon umumnya dengan banir papan yang berkelok-kelok, jika batang dilukai
atau daun dipetik akan mengeluarkan getah putih merembes perlahan (sedikit) kemudian
berubah warna menjadi bening, kental dan lengket berbau asam seperti remasan daun
mangga muda, daun pinnate, leaflet duduk opposite secara sempurna, tepi leaflet terkadang
serrulate, ujung leaflet dengan dreep-tip agak panjang, petiole sedang, petiolule membesar
pada kedua ujung seperti barbel, stipule muncul dari bagian adaxial pangkal petiole berupa
sepasang kelopak atau hanya berupa sepasang helai rambut (Gambar 7.3.c dan d).

G5: Daun compound, alternate/spiral, stipulate, dan getah kuning


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

G6: Daun compound, alternate/spiral, stipulate, dan resinous


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Burseraceae yaitu beberapa
spesies dari genus Canarium. Pohon umumnya dengan banir papan yang berkelok-kelok. Resin
tidak keras mengristal seperti pada Agathis atau spesies dari Dipetrocarpaceae, melainkan
lembek dan lengket berbau asam seperti remasan daun mangga yang masih muda, daun
pinnate, leaflet duduk opposite secara sempurna, tepi leaflet umumnya serrulate, petiole agak
panjang, petiolule langsing membesar pada kedua bagian ujungnya berbentuk barbel, stipule
terdapat pada pada bagian adaxial pangkal petiole berupa sepasang kelopak atau sepasang
helai rambut (Gambar 7.3.c dan d).

H1: Daun compound, alternate/spiral, estipulate, tidak bergetah


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Araliaceae, Juglandaceae,
Meliaceae, Oxalidaceae, Sabiaceae, Sapindaceae, dan Simarubaceae. Berikut adalah
deskripsi singkat dari masing-masing famili untuk membedakannya satu dengan lainnya.
(a) Araliaceae. Pohon kecil sampai sedang, bagian dalam (sumbu) batang umumnya berongga
atau bergabus, daun umumnya palmate jarang pinnate, petiole panjang dengan bagian
pangkal berpelepah melingkari seluruh atau sebagian batang/ranting, bekas melekatnya
pelepah tersisa agak lama setelah daun gugur meninggalkan tanda yang nampak seperti
ruas-ruas pada batang.
(b) Juglandaceae. Daun compound pinnate atau ternate dengan ciri khusus pada rachis yang
agak gepeng atau bersayap, petiolule sangat pendek sehingga leaflet nampak duduk
langsung pada rachis, leaflet umumnya duduk opposite dan memiliki terminal leaflet, tepi
daun umumnya serrulate.
(c) Meliaceae. Daun umumnya pinnate, leaflet duduk secara opposite dan memiliki terminal
leaflet atau bagian ujung rachis nampak seperti pucuk daun yang sedang bertumbuh (pada
genus Chisocheton, Gambar 7.3.j), tepi leaflet entire, daun muda (pucuk) sering melengkung
ke arah abaxial, petiolule pendek membesar ke bagian pangkal.
(d) Oxalidaceae. Daun pinnate, leaflet umumnya duduk subopposite dan memiliki terminal
leaflet, tepi leaflet entire, petiolule kecil/langsing pendek rata dari pangkal ke ujung mirip
seperti petiole pada famili Fabaceae.
(e) √Sabiaceae. Genus yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Meliosma. Batang
biasanya licin dengan lenticel, daun pinnate, leaflet duduk secara opposit atau jarang
subopposite, memiliki terminal leaflet di bagian ujung petiole (rachis), petiolule pendek rata
dari pangkal ke ujung.
(f) Sapindaceae. Daun pinnate, leaflet umumnya duduk secara subopposite atau alternate
tanpa terminal leaflet yang nyata, permukaan bagian abaxial leaflet sering berwarna keabu-
abuan, tepi leaflet umumnya entire atau terkadang serrate, petiolule pendek membesar ke
bagian pangkal. Untuk beberapa genera famili ini sering membingungkan dengan Meliaceae.
(g) Simarubaceae. Pohon kecil, kayu dan daunnya sering berasa sangat pahit, daun pinnate
duduk secara spiral, leaflet umumnya duduk secara subopposite, tepi leaflet entire atau
serrate terutama tepi leaflet pada bagian yang dekat dengan pangkal, dengan atau tanpa
terminal leaflet di bagian ujung petiole (rachis), petiolule sangat pendek.

H2: Daun compound, alternate/spiral, estipulate, dan getah bening


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Anacardiaceae, Araliaceae dan
Burseraceae. Berikut adalah deskripsi singkat untuk membedakan kedua spesies tersebut.
(a) Anacardiaceae. Genus yang memiliki karakter seperti ini adalah Spondias, Lannia dan
Rhus. Getah tidak melimpah melainkan merembes perlahan, daun pinnate, leaflet duduk
secara opposite dengan terminal leaflet pada ujung rachis, tepi leaflet entire pada genus
Spondias dan Lannia atau serrate pada Rhus, petiolule pendek, pada genus Rhus daun tua
biasanya berwarna merah.
(b) Araliaceae. Pohon kecil sampai sedang, bagian dalam (sumbu) batang umumnya berongga
atau bergabus, daun umumnya palmate, jarang pinnate, pangkal petiole berpelepah
melingkari seluruh atau sebagian batang/ranting, bekas melekatnya pelepah tersisa agak
lama setelah daun gugur meninggalkan tanda yang nampak seperti ruas-ruas.
(c) Burseraceae. Pohon terkadang dengan banir papan. Getah keluar merembes perlahan
ketika ranting dipotong atau batang dilukai, daun pinnate, leaflet duduk opposite dengan
terminal leaflet, tepi leaflet entire, ujung leaflet umumnya dengan drip-tip mencolok dan agak
panjang, petiolule langsing agak panjang dan membesar pada kedua bagian ujungnya
sehingga nampak berbentuk barbel.

H3: Daun compound, alternate/spiral, estipulate, dan getah merah


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

H4: Daun compound, alternate/spiral, estipulate, dan getah putih


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Burseraceae, Meliaceae, dan
Sapindaceae. Berikut adalah deskripsi singkat untuk membedakannya satu sama lain.
(a) Burseraceae. Genus yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Dacryodes dan Santiria.
Bila batang dilukai getah putih keluar merembes perlahan dan setelah beberapa hari
teroksidasi sering berubah warna menjadi bening kental seperti kopal, daun pinnate, leaflet
duduk secara oppoasite secara sempurna dengan terminal leaflet di bagian ujung rachis,
biasanya dengan drip-tip yang agak panjang, petiolule langsing dan membengkak pada
bagian pangkal dan ujung berbentuk barbel.
(b) Meliaceae. Genus yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Lancium. Daun pinnate,
leaflet duduk secara subopposite atau alternate tanpa terminal leaflet yang nyata di bagian
ujung rachis, petiolule pendek membesar ke bagian pangkal. Spesies Meliaceae yang
memiliki karakter seperti ini sering membingungkan dengan Sapindaceae.
(c) Sapindaceae. Genus yang memiliki getah putih adalah Pometia. Getah putih merembes
perlahan jika batang dilukai, daun pinnate dengan panjang keseluruhan dapat mencapai 1
meter, leaflet duduk secara subopposite atau opposite, daun muda warna merah atau
kemerahan, sepasang leaflet yang duduk paling bawah (dekat pangkal daun) biasanya
sangat kecil, jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang lainnya, sehingga nampak seperti
stipule, petiole sangat pendek membesar ke arah pangkal.

H5: Daun compound, alternate/spiral, estipulate, dan getah kuning


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

H6: Daun compound, alternate/spiral, estipulate, dan resinous


Famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Rutaceae. Resin terkadang tidak
keras seperti kristal melainkan agak lembek. Remasan kulit hidup maupun daun berbau harum
atau menyengat. Daun palmate atau memiliki hanya satu leaflet sehingga nampak seperti daun
simple (pada genus Citrus), secara morfologis daun yang nampak simple tersebut memiliki
petiole dan petiolule, petiole pada daun yang memiliki satu leaflet memiliki sayap yang lebar
sehingga antara petiole dan leaflet nampak seperti lamina yang besusun dua.

I1: Daun compound, opposite, stipulate, tidak bergetah


Famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Eucryphiaceae dengan
karakteristik daun compound pinnate dan petiole sangat pendek sehingga leaflet nampak seolah-
olah duduk langsung pada rachis, tepi leaflet umumnya serrate sampai serrulate.

I2: Daun compound, opposite, stipulate, dan getah bening


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

I3: Daun compound, opposite, stipulate, dan getah merah


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

I4: Daun compound, opposite, stipulate, dan getah putih


Tidak terdapat famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

I5: Daun compound, opposite, stipulate, dan getah kuning


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

I6: Daun compound, opposite, stipulate, dan resinous


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

J1: Daun compound, opposite, estipulate, tidak bergetah


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Bignoniaceae, Juglandaceae,
Oleaceae, Rutaceae dan Verbenaceae. Berikut adalah deskripsi singkat dari masing-masing
famili yang dapat dijadikan dasar untuk membedakannya satu sama lain.
(a) Bignoniaceae. Daun pinnate (pada genus Spathodea) atau palmate (pada genus Tabebuia),
pada pangkal petiole dari daun pinnate terdapat sepasang leflet berukuran relatif kecil dan
terpisah jauh dari kumpulan leaflet normal yang ada di bagian atasnya (seperti stipule yang
muncul pada bagian pangkal petiole), leaflet duduk opposite secara sempurna dan memiliki
terminal leaflet, tepi leaflet entire, acuminate, petiolule pendek, pada tipe daun palmate
nampak ukuran leaflet semakin mengecil ke bagian tepi atau sisi luar dari daun.
(b) √Juglandaceae. Genus yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Alfaroa dan
Oreomunnia. Daun pinnate atau ternate, petiolule pendek, tepi leaflet umumnya entire atau
serrate/serrulate, bagian abaxial daun berwarna keputihan, daun muda sering berwarna
kemerahan.
(c) Oleaceae. Genus yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Faxinus. Umumnya memiliki
akar tunjang atau banir yang pendek. Daun pinnate dengan leaflet duduk secara opposite,
bagian rachis di antara pasangan leaflet sering melengkung atau cembung ke arah adaxial,
tepi daun umumnya serrulate, pertulangan daun tidak tertutup, saat kering daun sering
berwarna kehitaman.
(d) Rutaceae. Genus yang memiliki karakter seperti ini adalah Euodia dan Melicope. Kulit hidup
atau daun jika diremas berbau asam. Daun palmate, duduk tidak opposite secara sempurna
melainkan agak subopposite, tepi leaflet entire, petiole panjang, petiolule sangat pendek.
Ranting muda pada bagian dimana petiole melekat menjadi agak pipih.
(e) Verbenaceae. Genus yang memiliki karakter seperti ini adalah Vitex dan Peronema.
Biasanya tumbuh pada tempat-tempat terbuka di dalam hutan atau bekas ladang. Ranting
persegi empat. Daun palmate (pada Vitex) atau pinnate (pada Peronema), duduk secara
opposite decusate secara sempurna, tepi leaflet entire, petiole panjang, petiolule pendek,
pada genus Peronema rachisnya bersayap.

J2: Daun compound, opposite, estipulate, dan getah bening


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

J3: Daun compound, opposite, estipulate, dan getah merah


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

J4: Daun compound, opposite, estipulate, dan getah putih


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

J5: Daun compound, opposite, estipulate, dan getah kuning


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

J6: Daun compound, opposite, estipulate, dan resinous


Famili pohon yang memiliki karakter seperti ini adalah Rutaceae. Resin hanya sedikit dan
tidak keras. Genus yang memiliki karakter seperti ini adalah Euodia. Kulit hidup atau daun jika
diremas berbau asam. Daun palmate, duduk tidak opposite secara sempurna melainkan agak
subopposite, tepi leaflet entire, petiole panjang, petiolule sangat pendek. Ranting muda pada
bagian dimana petiole melekat menjadi agak pipih

K1: Daun compound, whorled, stipulate, tidak bergetah


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

K2: Daun compound, whorled, stipulate, dan getah bening


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

K3: Daun compound, whorled, stipulate, dan getah merah


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

K4: Daun compound, whorled, stipulate, dan getah putih


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

K5: Daun compound, whorled, stipulate, dan getah kuning


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

K6: Daun compound, whorled, stipulate, dan resinous


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti.

L1: Daun compound, whorled, estipulate, tidak bergetah


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.
L2: Daun compound, whorled, estipulate, dan getah bening
Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

L3: Daun compound, whorled, estipulate, dan getah merah


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

L4: Daun compound, whorled, estipulate, dan getah putih


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

L5: Daun compound, whorled, estipulate, dan getah kuning


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

L6: Daun compound, whorled, estipulate, dan resinous


Tidak ditemukan famili pohon yang memiliki karakteristik seperti ini.

Sebagai latihan penggunaan matrik kunci pengenalan famili pada Gambar 7.1 tersebut di
atas, maka dapat dicoba beberapa spesimen pohon. Sebagai contoh yang pertama dapat dicoba
pohon mangga. Dari sebuah ranting pohon mangga yang baru di potong dari pohonnya dapat
dilihat beberapa karakteristik morfologis organ-organnya sebagai berikut: daun simple, duduk
spiral/alternate, stipule tidak ada, getah bening yang kemudian berubah menjadi keruh dan
hitam, bentuk daun elliptic dengan tepi dauh entire, petiole membesar ke pangkal. Jika ditelusuri
pada matriks kunci pengenalan famili tersebut di atas, maka spesimen mangga tersebut berada
pada kotak B2 dengan urutan penelusuran sebagai berikut: daun simple, alternate/spiral,
estipulate. Sampai tahap ini penelusuran akan sampai ke baris (B). Selanjutnya karakteristik
getah yang bening menunjukkan kolom 2. Jadi perpaduan baris (B) dan kolom 2 adalah kotak
B2. Untuk mengetahui famili apa saja yang ada pada kotak B2 dan bagaimana karakteristik lebih
lengkap dari setiap famili, maka penelusuran selanjutnya dilakukan pada bagian penjelasan B2 di
atas. Pada penjelasan kotak B2 terdapat 2 famili, yaitu Anacardiaceae dan Myristicaceae.
Namun dari deskripsi kedua famili yang ada pada penjelasan kotak B2 tersebut, Anacardiaceae
nampak lebih cocok dengan karakteristik dari spesimen tersebut di atas, karena: (a) bentuk daun
elliptic, (b) tepi daun entire, (c) duduk daun spiral, dan yang paling membedakan adalah (d)
bentuk petiole yang membesar ke bagian pangkal. Adapun petiole dari Myristicaceae adalah rata
dari pangkal ke ujung, agak gemuk dan beralur di bagian adaxial.
3. Penutup
a. Rangkuman
Kuliah ditutup dengan menegaskan langkah-langkah kerja kunci pengenalan famili tanpa
bunga

b. Latihan
Pada saat praktek lapang di hutan mahasiswa yang telah dibagi dalam kelompok
diberikan masing-masing lima spesies pohon untuk dideterminasi nama familinya dengan
menggunakan kunci determinasi famili tanpa bunga

c. Tugas mandiri: tidak ada

d. Test Formatif: kemampuan mahasiswa menggunakan kunci determinasi famili tanpa


bunga ini dinilai pada saat praktek di lapangan/hutan

e. Umpan balik
Setiap kelompok dibimbing untuk menggunakan kunci deterniasi famili tanpa bunga sampai
dapat melakukan sendiri.

Reference
Stace, C. A. 1991. Plant Taxonomy and Biosystematics. Edward Arnold, London.

Harrington, H. D. dan L. W. Durrell. 1957. How to identify plants. The Swallow Press, Inc.
Chicago.

Bailey, L. H. 1963. How plants get their names. Dover Publications, Inc., New York.

Gledhill, D. 2008. The Name of Plants. Fourth Edition. Cambridge University Press. Cambridge.

Anda mungkin juga menyukai