Share Bahan Ajar Ilmu Pelayararan Astronomi Rev.1

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 95

BAB I

HUBUNGAN ASTRONOMI DENGAN


ILMU PELAYARAN

A. Prinsip dan Teori :


Untuk mengerti dan menghayati Ilmu Pelayaran Astronomi maka
ada baiknya untuk mengulangi sedikit pengetahuan tentang astronomi
yang nantinya akan berhubungan dengan perhitungan astronomi. Yang
penting dalam hal ini adalah tata surya berkenan mengenai matahari dan
sateli-satelitnya termasuk bumi kita ini. Pusat dari gaya berat tatanan ini
terletak matahari dan planet-planet berputar sekelilingnya di jalur
peredarannya masing-masing. Planet-planet sesuai dengan jaraknya dari
matahari dinamakan berturut-turut Mercury, Venus, Bumi, mars, Jupiter,
Saturnus, Uranus dan Neptunus dan Pluto; namun hanya 4 (empat) yang
dapat dengan mata dan cukup terang untuk keperluan navigasi. Planet-
planet tersebut adalah Venus, Jupiter, mars dan Saturnus dan dapat kami
lihat dengan pijar yang terang dan tetap sepanjang tahun. Karena itu
maka ke-empat planit tersebut dapat kami jumpai di halaman-halaman
harian Almanak Nautika. Asteroid atau Planetoid adalah planet-planet
kecil yang berputar sekeliling matahari dan berbeda dari bintang-bintang
disebabkan oleh pijarnya yang tetap. Bintang-bintang bercahaya sendiri
seperti matahari dan kelihatan berkedip dan tiap bintang mungkin juga
merupakan pusat dari tatanan surya yang lain, seperti matahari dengan
satelit-satelinya yang berputar sekelilingnya. Hanya sedikit diketahui
tentang bintang sehubungan jaraknya yang sangat jauh sehingga
dinamakan jarak astronomis. Jarak astronomis merupakan jarak-jarak
yang sangat jauh. Sebagai umpama saja bulan adalah jarak 240.000 mil
dari muka bumi sedangkan bulan merupakan benda angkasa yang
terletak. Jarak dari bumi ke matahari lebih jauh lagi yaitu 93 juta mil.
Neptune, planit yang terletak paling jauh dari matahari yaitu sebesar 2792
juta mil. Dan jarak bumi ke bintang yang terdekat yaitu @ Centauri adalah

-1-
20 billion mil. (20.000.000.000.000. mil) Bilamana kecepatan cahaya

1
adalah 186,000 mil/detik maka akan memerlukan 3 tahun untuk sampai
2
kepada kami. Cahaya dari sebuah bintang yang terkenal untuk navigasi
yaitu Capella memerlukan 36 tahun untuk sampai kepada kita. Tahun dari
peredaran planit adalah waktu yang diperlukan untuk berputar penuh
mengelilingi matahari. Lamanya beredar dalam tahun bertambah dengan
bertambahnya jarak planet dari matahari sehingga dengan demikian maka
tahun dari planet Venus lebih pendek dari tahun bumi karena letaknya
yang lebih dekat ke matahari. Mars sebaliknya akan memerlukan waktu 
2 tahun untuk mengelilingi matahari. Dan Jupiter yang terletak 5x lebih
dari bumi terhadap matahari memerlukan 12 tahun untuk mengelilingi
matahari. Planit-planit juga mempunyai satelit yang mengelilingi. Planit-
planitnya juga mempunyai satelit yang mengilingi. Planet-planetnya juga
mempunyai satelit yang mengelilinginya. Bumi mempuyai satu bulan
sebagai satelit. Mars mempunyai dan Jupiter mempunyai delapan dan
Saturnus sepuluh sebagai satelitnya.

B. Tatanan Bumi – Bulan :


Bulan membuat satu perputaran lengkap dalam jalurnya

1
mengelilingi bumi yaitu 360 0 dalam waktu 27 hari. Peredaran ini
3
dinamakan peredaran siderlk. Boleh juga dikatakan dari peredaran bulan
yang searah dengan sebuah bintang sampai searah lagi dengan bintang
tersebut. Namun bukan berarti bahwa bulan jatuh di tempat yang sama di

1
maka bumi. Untuk itu diperlukan waktu 29 hari atau periode satu bulan
2
sinodik. Karena bulan berputar satu kali selama mengelilingi bumi akan
memperhatikan permukaan yang sama kepada kita.

-2-
Didalam gambar bulan dalam peredarannya menampakkan 8
(delapan) posisi berturut-turut yaitu konyunksi, kuarter, opposisi, kuarter.
Konyunksi karena pada posisi (1) bulan dan matahari bereda pada sisi
yang sama di bumi. Kuarter, yaitu pada saat bulan menepati kedudukan
tegaklurus terhadap garis penghubung bumi-matahari, yaitu di posisi (3)
dan (7). Opposisi, yaitu kedudukan (5) dimana bulan berlawanan arah
dengan matahari dilihat dari bumi. Bilamana berada diposisi konyuksi
maka bulan pada sisi ke matahari kena sinarnya penuh sedangkan ke sisi
bumi adalah gelap. Dalam hal ini kami tidak dapat melihat bulan. Posisi
konyuksi ini dinamakan bulan baru.
Umurnya adalah 0 jam 0 menit dan ini terjadi dalam periode
bulanan dimana matahari dan bulan bersama melewati derajah jam 12.00
tengah hari. Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-rubah
dilihat dari bumi, akibat dari bagian bulan yang dikenai matahari berubah
dengan teratur. Hal ini dapat dilihat pada gambar dimana bulan berjalan
dari saat konyuksi ke saat kuarter yang memakan waktu 7 (tujuh) hari
diterima mula-mula tampak sebagai sabit sampai separuh lingkaran di
posisi (30 Bulan bertambah besar mempunyai ia mencapai posisi (5)
dimana bulan kelihatan bulat penuh. Bulan berada di posisi opposisi dan
hal ini dinamakan bulan purnama.
Posisis opposisi akan terjadi bilamana bulan melewati daerah atas
pada malam hari dan pada saat yang sama matahari melewati daerah
bawah. Umur bulan ketika itu adalah 15 hari. Bulan akan mengecil lagi
dan akan tampak separuh lagi pada posisi kuarter berikut di posisi (7).
Bulan akan bertambah mengecil dan akan menghilang karena sampai di
posisi konyunksi. Dari posisi konyuksi ke posisi konyuksi lagi memakan

1
waktu 29 hari atau satu bulan sinodik. Perubahan fase bulan secara
2
periodik digunakan untuk melakukan penanggalan yang dikenal dengan

1
Tarikh Bulan atau Tarikh kemarilah. Satu bulan lamanya 29 hari
2

-3-
tepatnya 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik. Satu bulan Kamariah lamanya

1
12 kali 29 hari sama dengan 354 hari. Banyak hari dalam sebulan
2
selama pada tarikh Kamariah berganti-ganti 29 hari dan 30 hari. Bagi
umat Islam yang menggunakan tarikh Hijrah yaitu salah satu tarikh Bulan
dapat menentukan hari-hari ibadah keagamaan dengan mudah misalnya
untuk menentukan hari permulaan Ramadan yaitu permulaan puasa
dengan mengintai bulan baru (ru’yatul hila). Jika pada suatu sore bulan
baru sudah nampak, keesokan harinya dinyatakan permulaan puasa.
Begitu pula akhir dari bulan Ramadan atau tanggal 1 Syawal ditentukan
dengan mengintai bulan baru. Akibatnya banyak hari dalam bulan
Ramadan kadang-kadang lamanya 30 hari bahkan paling sering 29 hari.

1
Selama bulan mengelilingi bumi dalam waktu 29 hari, bumi sendiri
2

mengelilingi matahari pada jalur atau orbitnya telah membuat sudut  300
dan tentunya bulan dibawah ikut serta. Jarak dari bulan ke bumi berubah-
ubah selama peredarannya mengelilingi bumi, dari jarak 221 ribu mil
sampai dengan 252 ribu mil. Jarak yang terdekat ke bumi dinamakan
perigee dan jarak yang terjauh dinamakan apogee. Umur maupun fase
dari bulan di Almanak nautika dapat dilihat di halaman harian. Umur di
almanak disebut age. Dan fase disebut phase. Bersamaan dengan
bertambahnya Age maka Phase bulan juga mengalami perubahan.
Gambar samping ini memperjelas : New Moon
First quarter
Full Moon
Last quarter

-4-
C. Gerhana Bulan :
Gerhana bulan atau eclipse of the moon terjadi karena disinari
matahari maka bumi mempunyai bayangan yang bergerak sampai
800.000 mil. Karena bulan hanya berjarak 240.000 mil dari bumi, maka
pada saat-saat tertentu bulan akan melewati bayangan ini.
Pada gambar menunjukkan bulan pada posisi 1,2,3,4, dan 5 di saat
gerhana bulan. Posisi (2) menunjukkan bulan berada di penumbra, jadi
gelap sedikit. Posisi itu dinamakan penumbra. Pada posisi (3) bulan
berada di umbra dan bulan tidak kelihatan sama sekali. Di posisi (5) bulan
kelihatan lagi terang dan bersinar waktu dari gerhana adalah suatu jam
atau lebih kurang tergantung dari besarnya bayangan bumi yang
dilalauinya.

D. Gerhana Matahari :
Gerhana matahari disebabkan karena bulan berada antara bumi
dan matahari. Kejadian ini hanya dapat terjadi pada saat bulan baru atau
pada saat bulan berada pada posisi konyunksi. Kejadian ini tergantung
dari letak matahari, bulan dan bumi dan pada jarak masing-masing antara
mereka.
Bilamana bayangan dari bulan adalah cukup panjang untuk sampai
di bumi maka gerhana total dari matahari akan terjadi (total eclipse).
Gerhana sebagai atau partial eclipse akan terjadi di daerah penumbra
yaitu dia sampai dengan b dan c sampai dengan d. eclipse akan terjadi di
daerah penumbra yaitu dia sampai dengan b dan c sampai dengan d.
Gerhana cincin (annular eclipse) akan terjadi bilamana kerut bayangan
dari bulan tidak sampai ke bumi. Sehingga bulan melewati matahari tanpa
menutup seluruhnya, namun sebagai tengahnya saja dan akan kelihatan
cincin cahaya sedang tengah-tengahnya matahari gelap oleh bulan.

-5-
E. Matahari dan Bulan Pada Saat gerhana :
Bilamana dilihat secara sepintas akan ada gerhana matahari pada
tiap-tiap bulan baru dan juga akan ada gerhana bulan pada tiap-tiap bulan
pertama. Hal ini tidak terjadi disebabkan bidang ecliprica dimana matahari
berada dan bidang peredaran bulan membuat sudut sebesar 5 0, sehingga
dengan demikian hanya kadang-kadang saja posisi dari matahari, bumi
dan bulan jatuh bersamaan sehingga sebagai dari satunya menutupi
sebagaian atau seluruhnya dari yang lainnya.
Didalam gambar C adalah pusat dari bumi, M adalah posisi dari
bulan baru di peredarannya bilamana berada pada posisi konyunksi
dengan matahari S. bilamana EQ adalah bidang khathulistiwa maka ES’
adalah zawal Selatan dari bulan dan juga dari matahari pada saat gerhana
matahari. Bilamana C CS yang juga menunjukkan rambat lurus dari
Bulan dan Matahari bersamaan. Sehingga dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada saat gerhana matahari maka rambut lurus dan
zawal dari matahari dan bulan adalah sama atau hampir bersamaan.
Sekarang kita bayangkan bahwa umur bulan adalah 14 hari dan sekarang
berada di M1 pada posisi bulan purnama, dan karena keadaan
memungkinkan akan terjadinya gerhana bulan maka matahari akan
berada pada posisi berlawanan (opposisi) dan akan berada di S. maka QF
akan merupakan zawal Utara dari bulan dan ES’ adalah zawal Selatan
dari matahari. Jadi ternyata bahwa pada gerhana bulan maka zawal dari
bulan dan matahari adalah sama tapi berlawanan namanya tetapi rambut
lurusnya bulan akan berbeda 12 jam dengan rambut lurusnya matahari.
Bilamana sudut CS adalah rambut lurus matahari, maka sudut CM1
atau rambat lurus bulan.

F. Peredaran Bumi :
Bumi beredar mengelilingi matahari melalui jalur peredaran yang
berbentuk bulat panjang, dan bidang peredarannya dinamakan ecliptica.
Dinamakan ecliptica karena gerhana (eclips) baru akan terjadi bilamana

-6-
bulan berada di bidang itu. Bumi berputar pada poros hariannya dan akan
berputar genap 365 x pada massa berputar dalam waktu satu tahun
mengelilingi matahari.
Pada gambar terlihat bumi pada peredarannya dengan matahari
berada ditengahnya, dan bumi pada tempat posisi beturut-turut. Ecliptica
adalah bidang yang dibayangkan dan bumi pada ampat posisi berturut-
turut. Ecliptica adalah bidang yang dibayangkan dimana bidangnya
melalui titik tengah matahari sehingga dan bumi sehingga dengan
demikian sebagian dari bumi berada diatas bidang dan sebagian yang lain
berada dibawah bidang ecliptica. Bilamana sumbu bumi tekaglurus pada
bidang ecliptica maka matahari akan berada terus menerus dan
khatulistiwa bumi, dan kita tidak akan mengalami bahwa matahari
bergerak ke arah Utara dan Selatan dalam satu tahun dan malam dan
suiang yang tidak sama. Dibuktikan bahwa poros bumi membuat sudut

0
1
dengan bidang ecliptica yang besarnya 66 terhadap bidang ecliptica.
2
Dan sumbuhnya menunjuk ke arah yang tetap di angkasa dan arahnya
hampir berimpit dengan arah bintang kutub atau Polaris. Kita lihat posisi
bumi pada tanggal 21 Juni dan terlihat bahwa bagian Utara dari
khatulistiwa bumi akan mencapai titik Utaranya yang paling besar dalam
peredaran harian maya seperti terlihat dari bumi. Zawal maximum adalah

1
23 Utara dan zawal disini sebagai, busur dari matahari terhadap
2
khatulistiwa. Bagian Utara bumi seperti terlihat pada gambar mengarah ke
matahari dan akan menerima lebih banyak sinar dan panas daripada
bagian selatan bumi. Summer atau mesin panas akan dialami di belahan
bumi Utara dengan lebih banyak siang daripada malam, dibandingkan
dengan belahan bumi Selatan. Bumi bergerak terus dan menyebabkan
matahari bergerak ke arah Selatan dan akan sampai di posisi berikut pada
tanggal 28 september. Posisi tersebut dinamakan Libra untuk seseorang
peninjau melihat keluar dari titik pusat bumi akan melihat bahwa matahari

-7-
akan berada di satu bidang dengan khatulistiwa dan zawal menjadi 0 0 dan
diseluruh dunia matahari akan terbit pada pukul 06.00 pagi dan terbenam
pada pukul 06.00 sore. Dengan demikian siang dan malam sama
sehingga posisi tersebut dinamakan bumi berada pada posisi equinox
(sama). Matahari berada di garis balik Capricorn atau Selatan pada
tanggal 22 Desember dan zawalnya adalah maximum Selatan. Belahan
bumi Utara berpaling dari matahri dan belahan bumi selatan ke arah
matahari. Pada belahan bumi selatan adalah musim panas dan belahan
bumi Utara adalah musim dingin dengan waktu terang lebih panjang di
belahan Selatan dan waktu terang yang pendek di bagian bumi Utara.
Tiga bulan kemudian pada bulan maret tanggal 21 matahari memasuki
titik aries dan matahari berada dalam satu garis lagi dengan khatulistiwa.
Zawal adalah 00 dan waktu terang dan gelap sama lagi diseluruh dunia.
Posisi bumi disini dinamakan vernal Equinox untuk membedakan dengan
Atumnal Equinox pada bulan september tanggal 23. Akhirnya sesudah 12
bulan, bumi sudah sampai lagi ke titik permulaan dan selama ini telah
berputar mengelilingi matahari dan berjalan di alam semesta sejauh 578

1
juta mil dengan kecepatan 18 mil perdetik dan berputar pada
2
sumbunya sebanyak 365 kali. Matahari tidak berada tepat ditengah dari
perjalanan bumi sehingga jarak bumi terhadap matahari berubah-ubah

1
dalam peredarannya. Jarak yang terpendek adalah 90 juta mil dan
2
bumi dinyatakab berada di perhelion yaitu tempat yang terdekat dengan
matahari dan ini terjadi pada tanggal 1 Januari. Jarak yang terjauh dari

1
matahari yaitu 93 juta mil, bumi berada di Aphelion dan ini terjadi pada
2
tanggal 4 Juli. Disebabkan ini maka matahari terlihat lebih besar bilamana
bumi mendekati perhelion dan lebih kecil bilamana mendekati aphelian,
jadi titik yang terjauh dari matahari. Karena ini maka diameter dari
matahari berubah sedikit dari bulan ke bulan. Bila kita lihat di Almanak

-8-
nautika maka semi-diameter Sun adalah terbesar di bulan Desember yaitu
16,3 dan terkecil di bulan Juli (15,8). Solstises adalah dua titik di Ekliptica

0
1
dimana matahari mencapai zawal maksimumnya pada zawal utara (23
2

0
1
U) dan zawal Selatan (23 S0 Solstises panas adalah Juni 21 dan
2
solstises dingin adalah dibulan December 22.

G. Siang dan Malam :


Tidak semua siang dan malam disebabkan oleh karena perubahan
dari zawal matahari. Separuh dari bumi yang menghadap ke matahari
menerima cahaya matahari menerima cahaya matahari sedangkan bagian
yang lain gelap. Pada gambar terlihat 4 jajar lintang dari bumi yaitu
jajar lintang kutub Utara, jajar lintang balik Mengkara atau balik Utara, jajar
Lintang balik Jadayat atau lintang balik Selatan dan jajar lintang kutub
Selatan. Disebabkan peredaran bumi maka setiap jajar lingkaran
membuat putaran mengelilingi kutub dalam 24 jam sehingga di dalam 12
jam seorang peninjau bergerak dari 12 jam seorang peninjau bergerak
dari A ke A ; B ke B ; C ke C’ dan D ke D’ Bagian yang terang digambar
adalah bagian bumi yang kena sinar sedangkan bagian yang gelap adalah
petang hari. Pada gambar I adalaha keadaan pada Juni 21 atau pada
solstises musim panas. Keihatan bahwa hari lebih lama terangnya di
belahan bumi Utara daripada Selatan. Juga bahwa pada lingkaran kutub
Utara matahari tidak terbenam dan di Kutub selatan tidak ada matahari
karena jarak daerah busur ABQ’D’ adalah 90 0.
Di khatulistiwa siang dan malam adalah sama dan di lingkaran balik

1
mengkara (23 U ) matahari berada dipuncak dan akan melewati titik
2
zenith dari semua peninjau di jajar BB’. Gambar berikut memperlihatkan
matahari pada titik equinox yaitu pada maret 21 dan september 23 dimana
zawal matahari = 00. Lamanya siang dan malam adalah sama diseluruh

-9-
dunia. Matahari terbit pada jam 06.00 pagi dan terbenam pada jam 18.00
sore hari. Gambar terakhir memperlihatkan matahari pada solstises
musim dingin, yaiti pada december 22. Untuk seorang
yang berada di lintang jajar kutub Utara maka matahari berada dibawah
cakrawala sepanjang hari. Pada khatulistiwa seperti biasanya siang dan
malam adalah sama. Matahari pada saat ini akan tampak di puncak di
lingkaran balik Jadayat dan akan berada di Zenithnya selebar lingkaran
ini.
Perubahan musim di daerah sedang pada belahan bumi selatan dan Utara :
Tanggal Belahan bumi Selatan Belahan bumi Utara
21 Maret – 21 Juni Musim rontok (Autum) Musim bunga (spring)
21 Juni – 23 Septembr Musim dingin (Winter) Musim panas (summer)
23 September – 22 Musim bunga (Spring) Musim rontoh (autum)
December Musim panas (Summer) Musim dingin (winter)
22 December – 21 Maret

Bagi Indonesia peredaran maya dari matahari menyebabkan


terjadinya musim kemarau yaitu antara bulan April sampai dengan
Oktober dan musim dengan Oktober dan musim hujan antara bulan
Oktober sampai dengan April.
Lamanya siang dan malam dalam hari di beberapa Daerah lintang di
Bumi :
Letak lintang Selalu Siang Hari selama Selalu Malam Hari selama
66 24 22
700 65 60
750 103 97
800 134 127
850 161 153
900 LU (KU) 186 179

H. Pergerakan Asli dan Maya :

- 10 -
Perubahan posisi dari suatu benda karena pergerakannya sendiri
dinamakan pergerakan asli dari benda itu. Bumi dan planet-planet yang
bergerak mengelilingi matahari adalah contoh dari pergerakan asli.
Pergerakannya maya sebaliknya kelihatan bahwa benda itu
bergerak bilamana dilihat dari mata si peninjau namun hal itu disebabkan
karena peninjauan sendiri yang berubah posisinya dan bukan karena
benda itu sendiri. Pergerakan matahari di dalam zawalnya yang berubah
adalah pergerakan maya bukan karena matahari bergerak naik turun
tetapi disebabkan karena dilihat oleh peninjau dari berbagai posisi karena
peninjau ikut dalam peredaran bumi mengelilingi matahari. Namun
demikian adalah lebih praktis bila mana kami katakan bahwa matahari
bergerak ke arah Utara atau Selatan, sama dengan bila kami katakan
bahwa matahari timbul di bagian Timur dan tenggelam di Barat.
Semuanya itu dapat disebutkan pergerakan harian maya. Juga yang sama
terjadi dengan pergerakan maya dari benda-benda dilangit. Pergerakan
maya terjadi karena peninjau berubah kedudukannya terhadapat benda-
benda yang jauh letaknya.
Gambar memperlihatkan bumi mengelilingi matahari dan ruang
angkasa digambarkan diluar garis peredaran bumi yang ditandai berturut-
turut dengan posisi 1,2,3, dan 4.
ES1QS2 adalah bidang khatulistiwa
S1S2S3S4 adalah bidang Ecliptica.
Bilaman bumi di posisi (1) maka matahari seolah-olah berada di
ruang angkasa di titik S1.
S1berada di satu garis dengan titik Aries pada bulan Maret 21 pada
saat Equinox Vernal, rambat lurus = 0 dan zawal = 0 0. Bilamana bumi
berada di posisi (2) maka matahari di ecliptica di arah S 2 di solstises

10
panas pada 21 Juni. Rambat lurus adalah 6 jam dan zawal 23 U.
2
Bilamana bumi berada di posisi (3) maka matahari kelihatan di S 3 di arah
dari Libra yang terletak di titik potong bidang ecliptica dan khatulistiwa

- 11 -
bumi, pada bulan September 22 di equinox autum atau musim gugur.
Rambat lurus adalah 12 jam dan zawal 0 0. Bilamana bumi berada di posisi
(4) maka matahari kelihatan di S 4, solstises musim dingin pada bulan

0
1
desember 2. Rambut lurus 18 jam dan zawal 23 S. Jadi matahari
2
berganti-ganti rambat lurus dan zawalnya disebabkan pergerakan
mayanya di ecliptica.
Bilamana X adalah sebuah bintang pada daerah angkasa PXA maka :
A = rambut lurus
AX = zawal
C = bujur astronomis
CX = lintang astronomis
Boleh dikatakan nilai-nilai diatas hanya mengalami perubahan
sedikit saja karena letak bintang-bintang hampir tidak mengalami
perubahan di angkasa.

I. Presesi :
Hal ini disebabkan karena kutub angkasa dari bumi berputar dalam
lingkaran kecil mengelilingi kutub ecliptica yang mengarah tetap di
angkasa. Dalam kemiringan demikian kutub angkasa Utara dari bumi
menunjuk tempat ke bintang Polaris pada tahun 1950. Pada waktu itu
letak Polaris tepat diatas kutub bumi Utara yaitu pada titik Kutub Langit
Utara. Karena bumi berputar maka sumbu bumi atau langit bergerak
seperti goyangan pasing mengelilingi sumbu ecliptica.
Kecepatannya pelan sekali. Hal ini juga yang menyebabkan titik
Aries bergerak dengan perlahan sekali ke arah Barat melalui ecliptica
dengan kecepatan rata-rata 50” dalam setahun. Angka ini yang disebut
presesi. Untuk membuat lingkaran kecil ini diperlukan waktu 26.000 tahun.

360 0 x 60 0 x 60 0
Dalam perhitungan = 25920 tahun.
50"

- 12 -
Akibat dari presesi ini adalah bahwa dari bintang-bintang bujur-
bujur astronominya berubah tiap tahun sedangkan lintang astronominya
tetap. Hal ini juga menyebabkan perubahan sedikit dalam rambut lurus
dan zawal dari bintang-bintang. Juga kelihatan bahwa beberapa bintang-
bintang kelihatan mendekati kutub angkasa sedangkan beberapa lagi
menjauhi. Pada kira-kira 3000 tahun yang lalu kutub langit tidak terletak
pada bintang Polaris tetapi pada bintang Alpha-Draconis. Sekarang

10
bintang pebarada 1 dari kutub langit dan akan mendekati lagi sampai
2

10
untuk kemudian menjauhi lagi. Jadi presesi ialah goyangan sumbu
2
bumi mengelilingi sumbu ecliptica dengan arah positip dalam periode
26.000 tahun.

J. Waktu Fajar atau Twilight :


Waktu fajar disebabkan oleh refraksi dan refleksi dari sinar
matahari. Bilamana matahari tenggelam di cakrawala maka cahaya akan
menerangi bagian atas dari tepi cakrawala dan akan menerangi terus
sampai matahari tenggelam atau berada 18 0 dibawah tepi langit. Namun
akan ada fajar terus menerus bilamana kami berada di tempat dimana
lintang tempat itu ditambah zawal dari matahari lebih dari 72 0.
Gambar memperlihatkan pengaruh dari fajar. 0 adalah titik pusat bumi.
NESW adalah cakrawala atau kaki langit. Z adalah zenith dan P adalab
kufub. QQ' adalah khatulistiwa. NP adalah tinggi kutub di atas kaki langit
dan sama dengan lintang 50 U. NQ = (90 0 - Lintang). NB dan SB' adalah
lingkaran keliling . busur fajar 18 0 bilamana matahairi berada dibawahnya
akan menjelang petang total, sedangkan fajar masih ada diatasnya.
Umpama matahari berada pada. lingkaran abcd, bila zawahlya. adalah
Selatan. Rada posisi a, matahari berada di derajah bawah peninjau dan
peninjau mengalamai gelap sampai matahari mencapai b dimana. gelap
menjadi fajar setelah matabari berjalan dari b ke c. Akhirnya menjadi

- 13 -
terang setelah matahari timbul di c, namun hari terang lebih pendek
daripada waktu gelapnya. Bilamana matahari mempunyai zawal Utara,
Umpama 220 U seperti yang digambarkan oleh busur QB, B adalah
kedudukan matahari pada tengah malam pada jarak yang terjauh dari
cakrawala, sehingga busur NB adalah 18 0. Pada lintang 500 U tidak terjadi
ke-gelapan yang sempurna disebabkan lintang 50 0 + busur fajar 180 +
zawal 220 U = 900. Dalam hal ini maka fajar akan berlangsung terus
sampai matahari mulai timbul di C sehingga. busur CD adalah waktu
dimana matahari berada diatas cakrawala - waktu yang lebih lama dari
terang daripada waktu gelap. Di lintang yang tinggi maka busur naiknya
matahari membuat sudut dengan cakrawala, sedangkan di katulistiwa
busur naiknya matahari membuat sudut yang tegak-lurus pada cakrawala.
Oleh sebab itu maka fajar di daerah tropis lebih pendek daripada fajar
lintang-lintang yang lebih tinggi.

K. Refraksi :
Refraksi Astronomi akan dipakai terus pada perbaikan tinggi
benda-benda dilangit didalam perhitungan pelayaran astronomi. Harganya
akan berubah sesuai dengan tebalnya dari atmosfir bumi yang juga
tergantung dari subu dan tekahan udara. Bilamana suhu turun maka
udara menjadi lebih tebal, tekanan bertambah dan barometerpaik naik dan
dengan ini refraksi menjadi bertambah besar. Refraksi ini akan berkurang
bilamana tinggi benada angkasa bertambah. Refraksi mempercepat waktu
matahari terbit dan memperlambat waktu matahari terbenam. Sehingga
dengan demikian sinar masih kelihatan sedangkan mataharinya sendiri
sudah tenggelam. Untuk Iebih memperdalam memparbaiki tinggi
benda angkasa karena pengaruh refraksi astronorais dan perhitungan-
perhitungan pelayaran Astronomis maka sampaikanlah kita ke pelajaran
pokok yang akan dimulai dahulu dengan penundukan tepi langit.

- 14 -
BAB II
PENUNJUKAN TEPI LANGIT

A. Lingkungan Sinar Astronomi


Bila tidak ada kelengkungan dari sinar pada permukaan bumi
maka untuk seorang peninjau batas antara laut dan air adalah garis
singgung dari arah mata peninjau ke permukaan bumi. Arah ini adalah
arah tepi langit sejati. Sehingga karena kelengkungan tepi langit bumiawi
memungkinkan kami melihat sesuatu benda yang terletak lebih jauh dari
tepi langit sejati. Sehingga disamping penundukan tepi langit semu
(sdt, LOC) kami juga mendapat penundukan tepi langit sejati (sdt LOE).
"Penundukan tepi langit sejati adalah sudut antara bidang
cakrawala setempat dan, garis singgung yang ditarik dari mata si-peninjau
kepada permukaan bumi".
Besar dari penundukan tepi langit sejati dapat dihitutig.
Pada gambar sdt LOE = SDT OMP (kaki dari kedua sudut saling
tegak lurus). Bila kami nyatakan tinggi mata dari si-peninjau adalah h dan
jari-jari bumi adalah R maka menurut ilmu ukur:
OP2 =OQ x OS
OP2 = h x (b + 2R)
Karena perbandingan h terhadap 2R adalah kecil maka h dapat
dihilangkan. Sehingga kami mendapat OP 2 = h x 2R. Nilai h disini tidak
dapat dihilangkan karena merupakan perkalian dengan 2R.
Di segitiga OMP sesuai dengan goniometri:
OP 2hR 2hR
Tg ptls =  
MP R R2
2h
=
R
Dan karena nilai penundukan tepi langit adalah adalah kecil, Cuma
beberapa menit kami dapat menyatakan untuk tg ptls.
ptls
Ptls x tg 1” =
206265"

- 15 -
ptls 2h
Sehingga : =
206265" R

2 h
Jasi ptls = 206265” x

Bilamana keadaan cuaca normal; jadi tidak banyak berbeda


dengan keadaan rata-rata maka ada hubungan yang tertentu antara
penundukan tepi langit semu dan tepi langit sejati yaitu 0,92. Angka ini
didapat oleh beberapa percobaan-percobaan.
2h
Penundukan tepi langit semu = 0,092 x 206265” x
R

2) h
= (0,92 x 206265” x x
R

Harga diantara kurung adalah constant dan setelah dimasukkan


harga jari-jari bumi didalam mater menjadi 106,3”.
sehingga ptl semu = 106,3" V h
dimana
h = tinggi mata dalam meter dan ptl semu dalam detik.
Dari rumus ini kami dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam
keadaan yang normal, penundukan tepi langit hanya tergantung dari tinggi
mata penunjauan. Untuk tinggi mata 16 meter maka ptI. semu 106,3" V
16.
106,3" x 4 = 7,1'.
Di daftar XVIII telah dihitung penundukan tepi langit semu dengan
rumus ini. Pada kolom pertama adalah tinggi mata dari 1 s/d 60 meter dan
pada kolom disebelahnya terdapat harga dari penundukan tepi langit
semu untuk tepi langit bebas.

Di kapal kami selalu bekerja dengan tepi langit bebas pada pengukuran
benda angkasa. Bila tepi langit terdiri dari perternuan daratan dan laut
maka kami nyatakan sebagai tepi langit yang tidak bebas.

- 16 -
Pada daftar XVIII untuk jarak antar 1 s/d 11 mil diberikan harga untuk tepi
langit yang tidak bebas. Namun pengambilan benda angkasa untuk tepi
langit yang tidak bebas jarang dilakukan karena mungkin dapat dilakukan
baringan biasa atau penentuan posisi dengan radar.
Disebelah bawah daftar XVIII juga diperingatkan bahwa nilai yang
sebenarnya dari penundukan tepi langit pada suatu saat dapat berbeda
banyak dengan nilai yang diberikan disebabkan tidak tetapnya lengkungan
sinar bumi. Dalam hal demikian maka koeffisien dari refraksi bumi tidak,
lagi 0,92 dari penundukan tepi langit sejati, Gejala adanya penyimpangan
dapat kami ketahui bilainana ada perbedaan suhu antara permukaan air
dan lapisan paling bawah dari udara. Sesuai peninjauan maka
penyimangan terbesar teriadi pada lapisan udara bawah. Bilamana sama
sekali tidak ada angin maka penundukan tepi langit pada beberapa arah
dapat berbeda banyak.
Lengkungan sinar astronomis :
Seperti sudah diketahui rnaka arah dari sinar suatu benda
angkasa yang sarnpai kepada seorang perinjau di bumi akan juga
dipengaruhi oleh lengkungan sinar.
Sinar-sinar ini bilarnana mendekati bumi menjumpai lapisan udara
yang lebih tebal. Karena tingkat ketebalannya berangsur-angsur maka
sinar-sinar melengkung kearah normal. Besarnya lengkungan kearah
normal. Terutama tergantung pada sudut dimana sinar-sinar memasuki
atmosfir bumi.
Sinar dari benda langit yang rendah datang kepada sipeninjau masuknya
de ngan suclut masuk Yang lebih kecil sehingga, sudut masuk (i) adalah
besar dan lengkugan tergantung daripada ini. Bilamana sinar mendekati
atmosfir dari peninjau tegaklurus maka sudut dengan normal adalah (0 0)
dan tidak terjadi pembiasaan.
sin i
Didalam hubungan n
sin r
0
Maka =n
sin r

- 17 -
Dan ini hanya dapat terjadi kalau sin r = 0. Dari keterangan ini
kami dapat menarik kesimpulan untuk menghindari penentuan
pengukuran tinggi dari benda-benda langit yang terletak rendah. Karena
dilapisan yang rendah terjadi pembiasan yang lebih besar dan sinar-sinar
dari benda. langit yang rendah letaknya akan mengalami jalan yang lebih
panjang daripada benda largit yang terletak tinggi, Sehingga dapat
dikatakan bahwa untuk suhu dan penunjukkan barometer pada saat
tertentu lengkungan sinar tergantung dari tinggi benda augkasa. Dari
beberapa penelitian hal ini telah dibuktikan. Bilamana kami melihat di
daftar XIX maka kami mendapat
tinggi 00  a.r = 35'14"
tinggi 100  a.r = 5'19,3
tinggi 900  a.r = 0
Penentuan nilai di daftar XIX berlaku untuk 100 Celsius dan
barometer sebesar 762 min, dan berlaku untuk lengkungan sinar
menengah. Juga kami melihat bahwa selama lengkungan sinar kecil maka
penyimpangan dari suhu dan tekanan udara tidak akan mempengaruhi
harga-harga dari lengkungan sinar astronomis dalam daftar. Bilamana
lengkungan sinar astronomis terjadi besar maka pengaruh penyimpangan
akan menjadi lebih besar dan ini berlaku untuk benda langit yang terletak
rendah.
Secara umum berlaku : Hindari penentuan benda-benda dilangit yang
mempunyai ketinggian kurang dari 100
Namun ini tidak berarti bahwa kami boleh mengambil tinggi dari
benda langit yang kurang dari 0 yang mungkin karena keadaan terpaksa
kami harus lakukan, dalam ini penunjukan lain suhu dari 10 0 dan
barometer lain dari 762 min dimungkinkan, bilamana kami mengambil
daftar XX dan XXI.
Untuk 100 koreksi tentunya 0, buat suhu. yang lebih rendah positif
dan suhu yang lebih tinggi menjadi negatif. Tanda-tanda dapat dimengerti
bila dibayangkan bahwa pada suhu yang rendah maka lapisan bawah

- 18 -
menjadi lebih tebal sehingga menyebabkan lengkungan lebih besar jadi
koreksi menjadi positip. Suhu yang lebih tinggi mempunyai ketebalan yang
lebih kurang, lengkungan berkurang dari koreksi negatip. Pada daftar XXI
kami mendapat koreksi untuk penunjukan barometer yang lain dengan
argumen tinggi maya dan tekanan udara. Untuk 762 mm maka koreksi
adalah 0, tekanan udara rendah menyebabkan koreksi negatip dan
tekanan udara tinggi menyebabkan koreksi positip.
Di daftar XXI; tekanan udara masih diberikan didalam mm
sedangkan sekarang sudah dalam milibar.
Bilamana perlu memakai daftar XXII untuk menjabarkan kesatuan
yang ada karena disini harga-harga dari milibar, milimeter dan inci ada.
Kami juga harus ingat bahwa koreksi yang didapat harus diperhitungkan
dengan lengkungan sinar rata-rata dan tidak kepada sudut yang diukur.
Suhu dan tekanan udara yang lain memberikan lengkungan sinar yang
lain. Sehingga lengkungan sinar yang sudah diperbaiki dikurangkan dari
tinggi maya untuk mendapat tinggi lokal sejati. Berlainan dengan
penundukan tepi langit dimana keadaan yang menyamping
mempengaruhi tinggi baik itu rendah maupun tinggi; untuk refraksi
astronomis penyimpangan hanya penting untuk pengukuran sudut tinggi
yang rendah. Jadi harus diingat bahwa lengkungan sinar mempengaruhi
tinggi daripada benda angkasa namun tidak mempengaruhi arah didalam
bidang horizontal; sehingga lengkungan sinar hanya terjadi dibidang
verkikal.

Bila kita lihat gambar diatas maka :


Daftar cakrawala setempat adalah bidang datar horizontal melalui mata
si-peninjau dan tegaklurus pada normalnya.
Datar cakrawala sejatia dalah bidang datar horizontal yang kami
bayangkan melalui titik tengah bumi dan tegak lurus pada normal dari
peninjau.

- 19 -
Tepi langit sejati adalah garis singgungg dari mata sipeninjau ke
permukaan bumi, dan garis-garis singgung sekeliling ke permukaan bumi
dari mata sipeninjau.
Tepi langit semu adalah tepi langit yang dilhat oleh peninjau dan karena
berbagai kepadatan dari lapisan udara berada diatas tepi langit sejati.
Permukaan tepi langit semu adalah sudut, dari bidmg horisontal yang
melalui mata si-peninjau dan arah dari tepi langit.(tpls)
Refraksi astronomis (R.A) adalah sudut antara arah dimana kita lihat
benda angkasa dan arah dimana benda angkasa berada sebenarnya.
Paralax horisontal adalah sudut yang kita melihat jari-jari bumi dari
peninjauan dari titik tengah benda angkasa jika benda angkasa berada
pada cakrawala setempat.
Paralax tinggi adalah sudut yang kami lihat jari-jari bumi dari titik tengah
benda angkasa.

B. Pengukuran Tinggi dari Benda Angkasa :


Bilamana kita mengukur tinggi dari sebuah benda angkasa
dimaksudkan tinggi yang diukur yaitu sudut antara arah dari tepi langit dan
arah dimana benda langit itu dilihat.
Pengukuran tinggi dilaksanakan dengan sebuah sextant kerena
dikapal sukar mencari tempat yang tidak bergerak sehingga secara praktis
sextant yang dipegang dengan tangan dalam pengukuran tinggi yang
selalu dipakai dalam penentuan posisi.
Benda-benda angkasa yang diukur tingginya untuk menentukan
posisi kapal adalah matahri, syarat-syarat, bintang-bintang dan juga bulan.
Yang dinamakan tinggi sejati dari sebuah benda angkasa adalah
sudut yang terjadi antara cakrawala sejati dan arah dimana benda langit
itu berada.
Dalam gambar:
tinggi ukur (t.u) = sdt AOC
pen. Tepi langit = sdt LOC

- 20 -
maya (ptlm) (–)
tinggi ukur semu = sdt AOM
refr. Astronomis (RA) sdt AOC
(–)
t.u. local sejati = sdt SOM’
paralaks tinggi (p) = sdt OSM’
(+)
tinggi sejati (t.s) = sdt SMW
atau
t.u – ptlm – RA + p = t.s

C. Paralax Tinggi dan Setengah Garis Tengah :


Paralax tinggi harus diperhitungkan untuk sipeninjau yang berada
di permukaan bumi untuk mendapat tinggi yang di ukur dari titik tengah
bumi. Kami sudah mengetahui bahwa paralax tinggi harus dijumlahkan
kepada tinggi tempat sejati. Dan juga ternyata bahwa paralax tinggi
adalah sama dengan sudut dimana dari benda angkasa melihat jari-jari
bumi dari si peninjau. Sehingga dengan ini maka paralax tinggi tergantung
daripada arah dimana benda angkasa itu terletak.
Untuk benda angkasa yang terletak di cakrawala setempat maka sudut
jari-jari bumi adalah yang terbesar. Bilamana benda angkasa berada
tegak lurus diatas peninjauan paralax tinggi adalah 0; sehingga tinggi
setempat dan tinggi sejati adalah 90 0. Sdt OSM adalah paralax tinggi
untuk peninjau di 0 dari benda angkasa dimana tinggi lokal sejati
dinyatakan dengan (t). Bilamana kami umpam akan jarak dari benda
angkasa sampai dengan titik tengah bumi adalah (d) dan diabaikan tinggi
mata dari dari sipeninjauan dibandingkan jari-jari tengah bumi maka di
segitiga OMS kami mendapat :
sin P Sin (90 0  t) R
= atau sin p = x cos t
R d d

Karena nilai p tidak besar kami dapat menulis :

- 21 -
R
P = 206265” x x cos t tinggi
d
Dan sesudahnya kami mendapat harga p didalam detik. Bilamana
benda angkasa berada pada cakrawala setempat peninjau maka tinggi
setempat sejati adalah 00 dan cos tinggi = 1.
R
Hal ini dinamakan paralax horisotital atau ph = 206265” x
d
Untuk sebuah benda angkasa maka jarak d mempunyai suatu nilai
sehingga ph juga mempunyai suatu nilai tertentu. Untuk bintang-bintang
maka nilai d adalah sedemikian besar sehingga, ph dapat diabaikan.
Untuk matahari nilai-nilai dari ph adalah 8,8"; untuk beberapa jenis planit
nilainya adalah 0,1' (sepersepuluh menit) dan untuk bulan nilai adalah 1 0.
Untuk bulan dan beberapa planit jaraknya ke bumi tidaklah tetap sehingga
ph nya juga berobah-robah. Di Aimanak Nautika diberikan nilai ph dan
tanggaInya. Untuk menambah ketelitian untuk jari-jari bumi diambil jari-jari
dari khatulistiwa. Untuk bintang dan matahari tidak mempengaruhi.
Huhungan antara paralax dan paralax horisonlat:
paralax = paralax horisontal x cos tinggi
dan untuk bintang paralax 0
matahari paralax 8,8" x cos tinggi
Matahari dan bulan berlainan dengan bintang terlihat oleh kami tidak
sebagai suatu titik di bidang angkasa. Pada penentuan tinggi dari benda
angkasa ini harus diperhitungkan sudut dimana kami melihat setengah (

1
) dari garis tengahnya. Didalam Nautical Almanac diberikan harga-
2
harga dari setengah diameternya. Meskipun bulan jauh lebih kecil dari
matahari namun sudut dimana kami melihat setengah garis tengah dari
matahari dan bulan tidak banyak berbeda karena buan berbada jauh lebih
dekat kepada bumi daripada matahari. Jika kami umpamakan jari-jari

- 22 -
matahari dengan Rm dan sudut dimana kami melihat garis tengahnya

1
dengan m segitiga siku-siku ODM :
2
1 Rm 1 Rm
Sin m= atau m 206265” x
2 d 2 d
Jarak antara bumi dan matahari tidak tetap. Sesuai dengan lima bintang
maka bumi didalam bulan Januari berada paling dekat dengan matahari

1
dan untuk m kami mendapat 16,3’. Pada bulan Juli jarak adalah besar
2

1
dan harga dari m menjadi lebih kecil yaitu 15,8'. Dan ada hubungan
2

1
juga antara parallax horizontal dan m. Sesuai dengan ketentuan :
2
Paralax horizontal adalah sudut yang terbesar dimana dari benda
langit terlihat jari-jari bumi dari sipeninjauan.
Bilamana jari-jari bumi kami nyatakan dengan Rbm maka kami
dapat menulis untuk matahari :
Rbm
Ph = 206265" x
d
dan
1 Rbm
m = 206265" x
2 d
1
Sehingga ph : m Rbm : Rm
2
Sudah jelas bahwa bentuk bintang ph adalah 0 karena kami melihat

1
bintang sebagai titik ( m = 0) sedangkan jari-jari dari bintang pada
2
umumnya jauh lebih besar daripada jari-jari bumi. Karena paralax
berhubungan dengan jari-jari bumi sepeninjauan maka disampingnya juga
tergantung dari tinggi dari benda angkasa. Sedangkan setengah dari garis
tengah benda angkasa tidak tergantung kepada garis tengah bumi.

- 23 -
D. Penerapan dari Perbaikan Tinggi :
Bilamana kami melakukan pengukuran tinggi maka pada tinggi
yang diukur masih harus dilaksanakan perbaikan-perbaikan atau koreksi-
koreksi yang sudah dibahas. Dalam hal ini kami melihat dahulu ke
matahari dan bintang.

Contoh :
Pada tanggal 12 April telah diukur tinggi dari tepian bawah matahari
dengan sextant 38011’.
I.C = + 1’
Tinggi mata = 16 meter.
0 t.u = 380 12
p.t.l.m = 7,1’( – ) daftar XVIII (penundaan tepi
0 t.s.m = 380 04,9 langit maya (tinggi setempat
R.A = 1.2 ( – ) maya (tinggi setempat maya)
0 .t.s.s = 380 03,7 daftar XIX (lengkungan sinar
P = 0,1 (+) astr) (tinggi setempat sejati)
0 t.s = 380 03,8 (8,8” x cos 380)
1
m = 16 (+) (dari almanak)
2
0 t.s = 38 19,8
1
Untuk mengukur tepi langit atas dari matahari dari garis tengah
2
harus dikurangi. Untuk mengukur tinggi bintang maka jalannya akan lebih

1
mudah karena tidak, dihitung p dan juga tidak m.
2
Sehingga untuk tinggi dari sebuah bintang yang diukur dengan
sextant tingginya 450 18',5 dengan I.C. - 1,5' dan tinggi mata 12 meter,
maka :
t.u. = 450 17’
p.t.l.m = 16 ( – ) daftar XVII

- 24 -
t.s = 450 0,9
P = 1(–) daftar XIX
t.s = 450 09,90
Bilamana lengkungan tepi langit diukur sendiri maka daftar XVIII
tidak dipakai karena kami menerapkan sendiri perbaikan tepi langit
dengan hasil yang didapat. Bilamana perbaikan tinggi dilakukan sendiri-
sendiri maka dapat dikerjakan dengan ketelitian yang sangat peka. Di
daftar XVIII dan XIX pembetulan dilaksanakan sampai detik. Dengan
sextant maka tinggi yang didapat simpai dengan 10" dan pengukuran

1
tinggi dikapal pembacaannya biasanya dilakukan per menit. Sehigga
2
cicontoh-contoh diatas perbaikan tinggi dilaksanakan per 0,1’ saja. Karena
penerapan perbaikan tinggi semacam contoh diatas ini akan memakan
waktu maka dibuat daftar-daftar dimana perbaikan tinggi sudah
dimasukkan. Untuk matahari dilaksanakan di daftar V.
1
Dari : t.s  = t.u 0 - ptlm – RA + RA + p + m
2
1
Maka ternyata bahwa koreksi untuk 0 (adalah : ptlm RA + p + m
2
Dimana:
Ptlm tergantung dari tinggi mata si peninjau ; RA dan p tergantung

1
dari tinggi benda dan langit dan m tergantung dari tanggal. Karena
2
tidak mungkin untuk mencari di daftar dengan tiga argument maka kami
pecah menjadi dua kelompok yaitu :
1 1
( - ptlm – RA + p + m + 16’) + ( m – 16’)
2 2
Sehingga kelompok pertama tergantung dari tinggi mata sipeninjau dan
tinggi benda dilangit dan kelompok kedua dari tanggal. Di daftar V secara
horizontal dengan tinggi maka kami mencari perpaduan dengan baris

- 25 -
1
vertical yang menyatakan tinggi benda langit (matahari) dan ( m – 16)
2
kami dapat pada tepian kanan daftar V.
Buat 1 Januari maka 16,3'- 16'= + 0,3'
dan 1 Juli 15,8'- 16' = – 01.2'
Bilamana kami mengukur tepi atas dari matahari maka daftar V
juga masih dipakai karena :
__ 1
ts = tu 0 ptlm – AR + p - m
2
dan
1
koreksi yang dipakai adalah – ptlm – AR + p m
2
sehingga
1
( – ptlm – RA + p + 16) + ( – m – 16”)
2
Kelompok pertama tergantung pada daftar V dan kelompok kedua
pada tanggal yang dapat dilihat di daftar V sebelah kanan bawah.
Kami mendapat : Buat 1 Januari – 16,3’ – 16’ = - 32,3’
1 Juli – 15,8’ – 16’ = - 31,8’
Disini kami melihat dengan tidak melaksanakan koreksi tanggal
pada pengukuran tepi langit atas matahari memberikan kesalahan yang
benar. Namun dalam praktek pengukuran tepi atas matahari jarang
dilaksanakan. Bila kita lihat dicontohkan yang lalu dengan pengukuran
matahari untuk 12 April dan tinggi mata 16 meter sebesar ; t.u 0 380 11’ ;
I.C = 1’ maka kami melaksanakan dengan daftar V tanpa dan daftar XVIII
dan XIX sebagai berikut :
t.u 0 : 380 12’
daftar V : 7,8
d.c : 0
t.s.  : 380 19,8

- 26 -
Didalam daftar kami dapat mengadakan interpolasi sampai dengan
0,1'. Bilamana kami melihat pada koreksi, di daftar V maka ternyata
bahwa sebagian adalah negatip. ini disebabkan pada pengukuran tinggi
yang rendah dan bilamana parallax yang kecil kita abaikan disebabkan
oleh kelompok kedua : ( – pthn – RA + .16') yang akan mempengaruhi
harga negatif tersebut.
Disebabkan karena pengukuran tinggi dari benda dilangit yang
terletak rendah, refraksi astronomis akan berpengaruh sekali sehingga
koreksi menjadi negatip. Pada ketinggian yang lebih besar maka RA
menjadi kecil sehingga harga + 16’ membuat koreksi menjadi positip.
Penundukan tepi langit menyebabkan bahwa pada tinggi mata yang lebih
besar, membuat koreksi lebih banyak negatipnya dari pada ketinggian
mata yang rendah. Hal ini dapat dilihat dengan jelas di daftar V. Pada
daftar VI ; perbaikan-perbaikan ini adalah penundukan tepi langit maya
dan refraksi astronomis. Argument untuk mencari adalah tinggi mata
(horizontal) dan tinggi yang diukur (vertical). Bahwa kedua koreksi harus
dikurangi dari tinggi yang diukur dijelaskan lagi pada sebelah bawah
daftar.
Bila diambil sebagai contoh : daftar VI
Tinggi bintang dengan sextant 450 18,5
I.C. – 1,5’, tinggi mata 12 meter
Kami mendapat : t.u. : 540 18,5’
I.C :– 1,5’

Daftar VI : – 7,5’
t.s. : 450 09,9’

Cara I :
Mencari di daftar XVIII untuk tinggi mata mana yang sesuai dengan
penundukan tepi langit maya yang diukur oleh kami. Sesudah itu kami

- 27 -
mencari di daftar tanpa menghiraukan lagi tinggi mata yang sebenarnya
dan melaksanakan koreksi tinggi yang berangkutan. Karena perbedaan
tinggi mata dari peninjau di dalam daftar yang berobah hanya penundukan
tepi langit maya. Dan ini terkoreksi dengan sendirinya karena di daftar
XVIII kami telah mencari dengan tinggi mata yang sesuai. Jika umpama
t.u. 0 : 340 21’ pada tanggal 3 Juni dan penundukan tepi langit maya 3,5’,
tinggi mata dari peninjau 11 meter maka kami mendapat di daftar XVIII
dengan ptlm 3,5’; tinggi mata 4 meter.
Penjabaran menjadi
Cara II :
Kami mengoreksi dengan tinggi mata sebenarnya di daftar V dan
menetukan kemudian di daftar XVIII harga mana yang ditetapkan untuk
ptlm. Perbedaan antara harga yang diukur sendiri dan nilai yang didapat di
daftar XVIII masih harus diperhitungkan. Sehingga bila kami lihat t.u.0
pada contoh pertama kami mendapat :
Di daftar XVIII kami mendapat untuk tinggi mata 11 meter; ptlm
5,9’. ptl yang diukur sendiri adalah 3,5’. Jadi terlalu banyak 2,4’ yang
dikurangi. Karena pembulatan dapat terjadi juga perbedaan sebesar 0,1’.
Pembetulan tinggi selain di daftar pelayaran dapat juga dilakukan di
Nautical Almanak. Untuk itu dapat dilihat di Altitude correction table
sebanyak 2 halaman untuk ketinggian 0 0 sampai dengan 100 dan 100
sampai dengan 900 untuk matahari, bintang dan planet. Penundukan tepi
langit (dip) terdapat juga bersamanya di lembaran-lembaran pertama.
Harap perhatian jika mengambil tepi bawah ataupun tepi atas dari
matahari tanggal pengambilannya, karena di almanac dibagi dalam dua
kolom October sampai dengan Maret dan April sampai dengan
September. Untuk setengah garis tengah dari matahari diambil harga rata-
rata dari bulan-bulan tersebut. Untuk bintang-bintang dan planet terdapat
dua kolom tersendiri. Harga atau nilai yang diberikan untuk bintang
memberikan langsung refraksi astronomis karena ini adalah koreksi satu-
satunya yang diberikan selain penundukan tepi langit maya untuk bintang.

- 28 -
Untuk planet masih ada koreksi tanggal. Untuk tinggi yang rendah
terdapat koreksi dari refraksi astronomis yang dilaksanakan pada keadaan
abnormai untuk suhu dan tekanan udara.
Penentuan sendiri penundukan tepi langit :
Bilama di dalam peninjauan diperkirakan bahwa penundukan tepi
langit karena keadaan cuaca dan suhu akan berbeda dengan ptlm yang
terdapat di dalam daftar-daftar, maka penundukan tepi langit dapat diukur
sendiri dengan cara sebagai berikut :
I) Dengan bantuan prisma penundukan tepi langit:
Alat bantu ini dapat dipasang pada beberapa sextant. Melalui prisma
kami mendapat gambar dari tepi langit sebelah kiri peninjau dan
melalui kaca-kaca mendapat gambar dari tepi langit sebelah kanan
peninjau. Dengan menyatukan kedua gambar dan sesudah
melaksanakan I.C kami mendapat suatu sudut yang sama dengan
harga ganda dari penundukan tepi langit.
II) Dengan mengambil matahari oleh dua orang peninjau bersama
pada waktu yang sama.
Peninjau yang pertama mengambil matahari secara langsung
sedangkan peninjau yang kedua melalui kepala. Karena dengan
sextant hanya dapat diukur sudut sampai 120 0, maka tinggi matahari
dalam hal ini harus paling rendah 60 0. Di dalam gambar peninjau I
mengambil tepi langit atas dari matahari dan peninjau II mengambil
tepi langit yang sama melalui kepala. (buat peninjau II jadi tepi
bawahnya). Kedua peninjau melaksanakan I.C. pada kedua
sextantnya. Sesudah itu jumlah dari kedua sudut yang diambil
dikurangi dengan 1800 mendapat harga ganda dari penundukan tepi
langit Sdt MOC + sdt MOC’-1800 = sdt HOC + sdt LOC’ = 2 x ptlm.
Untuk kedua cara pelaksanaan dianggap bahwa ptlm untuk kedua
arah adalah sama. Namun harus diperhatikan bahwa untuk keadaan
cuaca yang berbeda dan suhu yang abnormal hal ini dapat berbeda.

- 29 -
Dalam hal ini penentuan penundukan tepi langit maya dengan cara sendiri
dapat berbeda dengan keadaan yang sebenarnya.
Soal-soal
1) Harap pembetulan dari pengukuran tinggi :
t.u. 0 : 28031,5’ I.C. : + 0,5 t.m. 18 mtr tanggal : 29/IV
t.u. 0 : 44016,0’ I.C. : + 1 t.m. 21 mtr tanggal : 16/VII
t.u. 0 : 72019,5’ I.C. : - 1,5’ t.m. 16 tanggal : 24/X
t.u. * : 19026,5’ I.C. : - 0,5’ t.m. 8 mtr
t.u. * : 48033,5’ I.C. : + 0,5’ t.m. 7 mtr
2) Harap pembetulan :
t.u. 0 : 480 21,5’. I.C. + 1,5’. t.m : 16 mtr, tanggal 2 Sept. dan
penundukan tepi langit yang diukur sendiri adalah 4’.
3) Sebutkan kelompok apa yang terdapat di daftar V dan mengapa
setengah garis tengah diambil 16’.
4) Dengan argument apa kami mencari di daftar V.
5) Apa sebutan dari koreksi tanggal untuk tepi atas dan tepi bawah
matahari.
6) Barapa besar harganya untuk 1 Januari dan 1 Juli.
7) Coba terangkan mengapa koreksi di daftar V untuk tinggi yang
rendah adalah negatip dan nilai negatipnya bertambah pada ketinggian
mata yang lebih tinggi.
8) Harap diperbaiki tinggi-tinggi berikut ini yang diambil dengan
sextant dengan memakai daftar V :
t.u. :0 : 41028’ I.C. : + 1’ t.m. : 12 mtr tanggal : 2/IV
t.u. :0 : 52058,5 I.C. : + 0’ t.m. : 29 mtr tanggal : 5/IX
t.u. :0 : 61019,5 I.C. : - 1,5’ t.m.: 16 mtr tanggal : 21/VI
t.u. :0 : 45028,5 I.C. : - 0,5 t.m. : 7 mtr tanggal : 13/V
t.u. :0 : 30009,0 I.C. : + 05 t.m.: 24 mtr tanggal : 22/IX
t.u. :0 : 51029 I.C. : + 1,0 t.m. : 16 mtr tanggal :
12/XII
t.u. :0 : 34018,0 I.C. : - 1’ t.m. : 4 mtr tanggal : 4/XI

- 30 -
t.u. :0 : 36035,5 I.C. : - 1’ t.m. : 15 mtr tanggal : 16/I
t.u. :0 : 16029,5 I.C. : 0 t.m.: 27mtr tanggal : 14/III
t.u. :0 : 54012,5 I.C. : - 0,5’ t.m. : 12mtr tanggal :
31/VII

9) Perbaikan apa saja yang terdapat di daftar VI?


10) Dengan argument apa kami mencari di daftar ini dan bagaimana
kami laksanakan dengan nilai yang didapat.
11) Perbaiki tinggi yang diambil dengan sextant mempergunakan daftar
VI sebagai berikut :
t.u. :0 : 34012,5’ I.C. : - 0,5’ t.m. : 16 mtr
t.u. :0 : 26006,5 I.C. : + 1’ t.m. : 8 mtr
t.u. :0 : 12029,5 I.C. : 0 t.m. : 5 mtr
t.u. :0 : 24017,5 I.C. : - 2’ t.m. : 18 mtr
t.u. :0 : 26041’ I.C. : + 1,5 t.m. : 13 mtr

12) Dengan cara apa (2 cara) kami dapat melaksanakan perbaikan


tinggi dengan penundukan tepi langit yang kami buktikan sendiri.
13) Perbaikilah tinggi yang didapat dari soal no. 1 namun sekarang
dengan mempergunakan Almanak Nautika.
14) Berapa berar penundukan tepi langit maya yang diukur dengan
mempergunakan prisma penundukan tepi langit yang diukur sebesar
- 0014' tepi bawah matahari, sedangkan I.C: = + 2'.
Bilamana dalam hali ini tinggi mata 26 moter, berapa beda ptlm yang
diukur dengan
15) Tentukan besarnya penundukan tepi langit bilamana dalam
penelitian matahari didapat : Pengukurah secara langsung 68 032'; I.C.:
+1'.
Pengukuran, liwat puncak 111036,5',I.C: - 0,5'
16) Apakah pengukuran limat puncak atau kepala dapat dilakukan
pada setiap waktu? Bila tidak apa syarat-syaratnya?

- 31 -
BAB III
PERHITUNGAN - WAKTU

A. Hubungan antara Beda Bujur dan Waktu :


Dalam ilmu pelayaran astronomis kami menentukan kedudukan
kapal dengan pengukuran tinggi dari benda-benda angkasa. Dalam
melakukan ini maka waktu dimana pengukuran dilakukan adalah penting
sekali dan untuk itu diperlukan ketelitian dan pengetahuan yang agak
mendalam. Kehidupan sehari-sehari dimana saja ditentukan dari letak
matahari karena dengan matahari terjadinya siang dan malam. Jadi dapat
dimengerti bahwa diatur sesuai dengan matahari sejati dan waktu tersebut
dinamakan waktu sejati. Untuk mengukur waktu dipergunakan pengukur
waktu atau jam yang berjalan secara teratur sedangkan matahari tidak.
Untuk menyesuaikan maka dianggap bahwa matahari berjalan secara
teratur dan berjalan hampir mendekati matahari sejati. Matahari tersebut
kami namakan matahari-menengah dan waktu yang disesuaikan dengan
adalah waktu menengah. Perbedaan waktu sejati dan waktu menengah
tiap hari namun tidak akan melebihi 16 menit. Perbedaan ini dinamakan
perataan waktu. Peraturan atau equation of time dapat kami temukan di
halaman harian di almanak nautika. Peralatan waktu adalah bilangan yang
harus ditambahkan pada waktu sejati untuk mendapat waktu menengah.
Jadi : “waktu sejati + peraturan waktu = waktu menengah
Jalan harian daripada benda angkasa termasuk juga matahari
disebabkan oleh perputaran bumi. Untuk peninjau yang berada pada
berbagai darajah tidak akan sama waktu dimana matahari melalui derajah
dari peninjau itu. Pada derajah bawah adalah jam 00.00 dan derajah atas
jam 12.00, sehingga untuk mudahnya maka :
Waktu setempat sejati dari seorang peninjau adalah waktu yang berlalu
sejak matahari melewati derajah bawah dari peninjau. Dan
Waktu setempat menengah dari seorang peninjau adalah waktu yang
berlalu sejak matahari menengah melewati derajah bawah dari peninjau.

- 32 -
Pada gambar K adalah peninjau dimana titik atasnya Tk terletak di derajah
atas Pn A. Derajah bawahnya adalah Pn A'.
Untuk peninjau L.,titik atasnya adalah TL sedangkan Pn B dan Pn
B' adalah daerah atas dan derajah bawahnya.
Matahari sejati dalam gambar mempunyai declinatie atau Utara dan
dinyatakan dengan W. Matahari menengah adalah M dan selalu berada di
khatulistiwa angkasa. Sesuai ketentuan waktu yang dibuat maka waktu
sejati dari peninjau adalah busur A’QD dan waktu menengah adalah busur
A'QM. Sudah jelas bahwa busur DM adalah pemerataan waktu (E.T) dan
dalam hal ini negatip karena waktu sejati setempat lebih besar dari waktu
menengah setempat. Waktu menengah setempat dari K ditentukan oleh
busur A'B'Q M dan waktu menengah setempat dari peninjau L, ditentukan
oleh busur B'Q M. Perbedaan waktu menengah antara kedua peninjau
adalah husur AB' dan adalah sama dengan busur AB dan sama dengan
busur a b dibumi dan a b adalah sama dengan perbedaan bujur kedua
derajah sehingga  t =  Bu
Kaena waktu menengah setempat dari K lebih besr dari L, ternyata
bahwa bila dinyatakan dalam waktu menengah setempat maka untuk
peninjau K waktunya lebih dini daripada L dan juga disebabkan karena K
terletak lebih ke Timur daripada L.
Waktu ; termasuk perbedaan waktu bumi nyatakan dalam jam,
menit dan detik. Bujur dan perbedaan bujur dinyatakan dalam derajah,
menit busur dan detik busur.
Sehingga 3600 = 24 jam
atau
150 = 1 jam
10 = 4 menit
15’ = 1’ menit = 4 seconde atau detik

Sebagai umpama : 800 = 2 jam 32 menit


380 10’ = 2 jam 32 menit 40 detik

- 33 -
380 16’ = 02 – 33 – 04
380 16,3’ = 02 – 33 – 05,2
Didalam almanak nautika pada halaman belakang penjabaran dari
derajat ke waktu dan sebaliknya dapat dilaksanakan dalam daftar :
"conversion of arc to time”
Juga dapat dilaksanakan di daftar VIII dari daftar pelayaran. Namun
ada baiknya bilamana dapat dilakukan diluar kepala sebagai berikut:
Derajat dibagi 15 mendapat jumlah jam
Sisa derajat dikalikan 4 memberikan waktu dalam menit.
Sisa menit busur dibagi 15 memberikan menit waktu.
Sisa menit busur dikalikan 4 memberikan sekon atau detik waktu.
Soal mengenai waktu:
1) Mengapa kami mengukur waktu dengan matahari dan bagaimana
kami nyatakan.
2) Mengapa jam kami tidak diatur sesuai matahari.
3) Waktu apa yang kami laksanakan dan waktu apa yang kami dapat ?
4) Apa artinya equation of time atau pemerataan waktu ?
5) Tentukan waktu, menengah kalau diberikan :
waktu sejati : 8.12 9.27 23.11 7.11 14.33.18
per. waktu : + 4m -12m-4m + 15m -2m.24s
6) Mengapa kami berbicara mengenai waktu setempat ?
7) Apa artinya bagi seorang yang peninjau w.s.s. dan w.m.
8) Coba nyatakan hubungan antara ukuran busur dan ukuran waktu.
9) Coba kerjakan sesuai Almanak Nautika daftar pelayaran bilangan-
bilangan ini dan sebaliknya:
1280 3.12.00
29040' 5.19.40
74033' 11.22.21
156024' 3.11.59
39051,4' 8.49.29

- 34 -
10) Dan diluar kepala dan dibulatkan dalam detik:
390 156039'
510 57028'
124033' 118042,5'
63016' 171051,5'
0017,3' 24034,5'
19024,5’ 131035,5'
127024' 12506,2'

11) Bila di Greenwich waktu menengah adalah 13.40; berapa waktu


menengah setempat di: 62011T; 125023'B ; 127028’T.
12) Berapa beda waktu antara ternpat-tempqt
33012' T dan 49033'T
26014' T dan 33019'B
167047' B dan 172024'B
Dan pada derajah mana lebih siang?

Waktu tolok, waktu. Zone dan batas tanggal:


Untuk peninjau-peninjau yang berada pada derajah yang sama
berlaku waktu setempat. Peninjau pada derajah yang lain mempunyai
waktu setempat yang berlainan. Sehingga untuk beberapa tempat disuatu
negara atau suatu daerah jika hal ini dilaksanakan akan ada perbedaan
waktu yang akan menggangu dalam kehidupan sehari - hari. Untuk
menghindari ini maka untuk sebuah negara diambil waktu dari salah satu
derajah untuk ditentukan sebagai waktu menengah dari daerah itu untuk
diambil sebagai dasar, waktu. Waktu menengah itu kami namakan waktu
tolok atau, waktu standard. Di Indonesia ada waktu WIB ; WIT dan
sebagainya dan WIB adalah GMT + 07.00 hour, karena untuk waktu
diambil Greenwich Mean Time atau GMT sebagai dasar. Karena suhu
politik sekarang GMT dinamakan juga U.T atau Universal Time. Pada
Nautical Almanac tahun 1991 terdapat dihalaman 262 sampai dengan 265

- 35 -
dan dibagi dua; masing- masing untuk sebelah timur dan sebelah barat
Greenwich. Negara-negara untuk memudahkan antara satu dan lainnya
batas-batas waktu tolok telah dibatasi secara geograpis. Berlainan dengan
dilaut dimana kami memakai waktu zone atau MINTAKAD untuk
memudahkan bila kami berlayar dari negara yang satu ke Negara yang
lain berbeda waktu toalaknya. Umpamanya dari Singapure ke Jakarta saja
sudah ada perbedaan waktu toloknya sebesar setengah jam. Namun
untuk perjalanan jauh, umpama menyebrang dari Indonesia ke Eropa
dipakai waktu mintakad yang biasanya berhaku untuk perbedaan lintang
150 dan tujuan utama ialah bilaman sampai dinegara yang disinggahi,
umpama dalam hal ini pelabuhan Suez dinegara Mesir maka waktu
Jakarta telah berobah secara perlahan-lahan ke waktu Mesir (GMT +
02.00 hours) Perbedaan waktu lima jam dengan WIB dirobah secara
berangsur-angsur pada waktu jaga malam; biasanya antara jam 20.00
sampai dengan jam 08.00 pagi., dan tiap jaga dirobah 20 menit dan
disebarkan dikapal dengan pemberitahuan kepada dinas-dinas yang
bersangkutan. Pembagian zone dilakukan sebagai berikut :
Untuk tempat-tempat di timur dan harat dari Greenwich dengan
bujur 07.30' T dan 07.30'B berlaku waktu Greenwich selanjutnya dengan
perbedaan 150 dilakukan perbedaan waktu 1 jam dengan waktu
Greenwich dan seterusnya. Untuk mengetahui pada derajah suatu tempat
beda waktunya dengan Greenwich adalah dengan membagi 15 dan
hasilnya adalah waktu mintakad untuk tempat tersebut. Untuk bujur
22020'T maka dengan memberi 150 kami mendapat derajab dari 150
sehingga waktu mintakad disana adalah lebih 1 jam dari Greenwich. Buat
bujur 22050 'T Maka waktu mintakad adalah lebih 2 jam dari waktu tolok di
Greenwich. Kami harus perhatikan bahwa waktu mintikad untuk sesuatu
tempat selalu berbeda kebulatan satu jam dengan GMT. Bilamana kami
menghitung terus dengan cara demikian maka terbukti bahwa bila terus
dihitung ke timur maka ternyata bahwa didaerah mintakad 172 030T
sampai dengan 172030 'B maka waktu mintakad ditempat itu berbeda 12

- 36 -
jam lebih dengan GMT. Tapi bila kami menghitung dengan cara demikian
namun melalui barat ternyata bahwa di daerah mintakad yang sama
terdapat daerah dimana waktu mintakadnya berbeda kurang 12 jam
dengan GMT. Ini disebabkan karena kami melewati derajah 180 0 yang
membagi daerah ini dalam dua bagian yaitu daerah mintakad :
a) 172030 'T - 1800 = GMT + 12 jam
b) 172030'B-180=GMT-12jam
Pada dua batas mintakan terdapat perbedaan waktu 24 jam jadi
perbedaan tanggal. Karena itu maka derajah 180 0 juga dinamakan batas
tanggal. Untuk lebih memudahkan pengertian andai kata di Greenwich
pada tariggal 4 Oktober adalah jam 07.30 GMT maka pada bujur-bujur :
450 T 10.30 4 Okt. 450 B 04.30 4 Okt.
900 T 3.30 4 Okt. 900 B 01.30 4 Okt.
1350 T 16.30 4 Okt. 135" B 22.30 3 Okt.
1800 T 19.30 4 0kt. 1800 B 19.30 3 Okt.
Jadi kalau ber!ayar dari 1790 Timur melalui batas 1800 ke Barat 1790
maka tanggal hartis dinlundurkan (Pada haluan timur) Jadi snsudahjarn
19.30 pada tanggal 4 Oktober kami mendapatjam 19.30 pada 3 oktober.
Kami boleh menganggap bahwa mengembalikan balikan atau
memundurkan tanggal ini adalah inerupakan koreksi dari mernajukan
tanggal terus menerus kalau kami berlayar dengan haluan timur.
Sebaliknya jika kami melampirkan derajah 180* jika herlayar dari 179*
B ke179* T maka tanggal harus dimajukan satu hari.
Contoh :
1) Dari bujur 178013 'B kanii berangIcat pada tanggal 12 Juli pada jam
18.00 waktu ini ntakad. Setelah berlayar 14: jain kami berada di bujur
179024 'T. Hitting jam berapa kapal sampai dan tanggal berapa ?
Berangkat waktu mintakad 18.00 12/VII
Lama berlayar 14.00
Tiba waktu mintakad 8.00 13/Vll
Karena irielewati batas tanggal inenjadi 8.00 14NII

- 37 -
2) Pada jam 07.20 waktu seteiripat pada tanggal 24 Mei kaini berlayar
dari bujur169015T. sesudah berlayar sejauh 700’ dengan kecepatan
14’/jam kami sampai di bujur 170030B
Hitung tanggal dan jam tiba!
Waktu menengah setempat berangkat 7.20 24/V
169015'T dalam waktu 11.17
GMT waktu berangkat 20.03 23/V
700'berlayar 50.00 (+) (700: 14 50 jam)
GMT tiba 22.03 25/V
176030'B dala'm waktu 11.46 ( - )
Waktu menengah setempat 10.17 25/V

Soal waktu tolok/mintakad/batas tanggAl:


1) Berapa besar GMT bil a waktu tolok di
Singapore 14.37
Medan 11.32
Palembang 2.49
Jakarta 2.32
Ujung pandang 11.00
2) Berapa waktu tolok di
Balikpapan kalau GMT 4.29
Denpasar kalau GMT 19.37
Medan kalau GMT 11.18
Jakarta kalau GMT 01.58
Palembang kalau GMT 16.28
Ujung Pandang kalau GMT 05.34
Ambon kalau GMT 03.34
3) Apa yang dinamakan waktu mintakat ?
4) Apa beda antara waktu mintakat untuk suatu tempat dan GMT pada
waktu yang sama.

- 38 -
5) tentukan GMT kalau mintakat di bujur :
320147 adalah 05.13
126027'B adalah 14.33 pada tanggal 9 Desember
1530 297 adalah 3.24 pada tanggal 24 Mei
560 14'B adalah 6.27
1440 1 O'B adalah 9.54 pada tanggal 16 Juni
6) Tentukan waktu mintakat pada bujur :
128012'T kalau GMT 9.33
56033'B kalau GMT 11.14
590137 kalau MT 17. 3 0
930397 kalau GMT 14.34
111047'11 kalau GMTL46
7) Apa yang dinamakan batas tanggal dan bagaimana terjadinya
perbedaan tanggal.
8) Coba terangkan kami melewati batas ini masing-masing pada halauan
Barat dan halauan Timur.
9) Hitung tanggal dan waktu menengah setempat dari tempat tiba bila
berangkat pagi tanggal 12 September dengan wms 20.40 dari 60 0U –
166020T.
Haluan pedoman 870 Var = 80. dev – 5
10) hal yang sama bila berangkat pada 19 April pada wms 7.24 dari
19034’U – 178024B.
11) Hitung GMT, tanggal dan wms. tiba dalam hal
Bujur tolak wms.tolak lama perjalan Bujur tiba
178015T 3.17 3/lX 1520 1780 15T
179015T 14.12 35/VII 9.30 1780 B
1790 B 9.21 18/VII 27.40 176030T
174020T 4.53 24/III 36.00 179036B
176046B 16.28 19/lV 23.30 178037T
12) Sesuai waktu apa jam di kapal dan bilamana ia dirobah.

- 39 -
13) Pada 23 januari pada jam 12.00 w.s pada 13 059U - 55036T telah
dihitung tempat duga pada 24 januari tenga hari akan berada di
13012U - 62038T. bertempat menit jam di kapal harus dirobah hingga
berjaln sesuai w.s bujur tengah hari.
14) Pada waktu berangkat dari Colombo jam dibuat sesuai waktu dari
bujur 800T. Jam sebelum berjalan sesuai waktu Sri Langka. Berapa
menit jam harus berobah.
15) Berlayar dari kepulauan Canary ke kepulauan Cape Verde telah
dilewati bujur dari 22030B. Apakah jam harus dirubah bila ia berjalan
sesuai waktu mintakad.
16) pada waktu 6.30 w.s dari 40 Timur kapal masuk Amsterdam. Berapa
jam harus dirubah untuk berjalan sesuai waktu tolak jika perawataan
waktu 3 menit.

B. Waktu GMT atas Penunjukan Pengukuran Waktu dan Duduk


Pengukur Waktu :
Pada perhitungan yang berdasarkan perhitungan astronomis
berdasarkan penelitian-penelitian benda angkasa karni harus mempunyai
beberapa ketentuan yang tergantung tanggal dan waktu. Ketentuan-
ketentuan atau keterangarketerangan kami dapat mencerminkan didalam
Nautical Almanak. Tentunya tidak mungkin untuk. memberikan semua
keterangan-keterangan dalant waktu menenpli dari si peninjau karenanya
ditentulcan waktu menengah di Greenwich dan dinantikan Greenwich
Mean Time atau GMT namun sekarang untuk menghindari perbedaan
politik dapat juga dinamakan UNIVERSAL TIME atau U.T. Pada tiap
peninjauan honda d ilangif.nlalah penting bahwa GMT dan tanggalnya
diketahui. Dengan keterangan-keterangan data atau keterangan yang
diperlukan dapat dicari dalam almanak. Dengan dasar waktu dikapal dan
bujur duga maka GMT-juga dapat, diketahui. Bilamana diatas kapal waktu
menengah. 09.27 pada tanggal 2 Mei dan dengan bujur 74 015B maka
kami mendapat:

- 40 -
Waktu menengah 09.27 2/V
bujur barat dalam Waktu (BBJW) 4.57 (+)
GMT-duga 14.24 2/Y
Bilamana dalam lial ini bujur 74 015T maka di Greenwich pagi sebingga
kami mendapat WM.K 9.27 2/V
B.T.d.W 4.57 ( - )
G MT - d u ga 4.30 2/V
Juga bilamana kami dikapal memakai waktu tolak, waktu ejati
maupun waktu mintakad maka kami akan selalu dapat. Mencari GMT-
duga. Untuk mencari didalam-nalmanak maka GMT harus dicari dengan
teliti sekalai sampai ke detiknya. Pembacaan dari kapal untuk ini tidak
sempurna, juga apakah keadaan jam kapal itu masih baik atau tidak.
Selain itu harus dicari juga dengan busur duga sehingga jelas GMT tidak
dapat dicari sampai ke detik-detiknya. Sehingga untuk mencari GMT yang
terat dengan cara lain. Untuk dikapal kami memakai chronometer atau
pengukur waktu. Chronometer adalah werupakan sebuah alat pengukur
waktu yang teliti sekah dan dibuat. sedemikian rupa sehingga pengaruh
dari suhu dan pegas dimana pengukur waktu itu berjalan tidak mengalami
gangguan. Dan agar tidak ada gangguan dari guncangan kapal maka
pengukur waktu itu ditempitkan di kamar peta di anjungan dan
ditempatkan di kotak selain itu pengukuran waktu digantung pada
penyangga cardanus sehingga meskipun kapal goyang chronometer tetap
pada bidang horisontal. Pada tiap jam 08.00 pagi agar tegangan dari
pegas tidak berpengaruh chronometer harus diputar dan biasanya
dilakukan oleh mualim II. Namun sekarang sudah ada pengukur waktu
yang berjalan dengan hatterai. Pembacaan. dari pengukuran waktu kami
menyatakan dengan p.p.w (penunjukan pengukur waktu). Seharunya
p.p.w penunjukannya sama dengan GMT karena memang dibuat
demikian. Namun dengan segala upaya pengukuran waktu jalannya tidak
dapat tepat sesuai GMT karena masih terdapat ko-salahan mcknnis. Dan
setelah sekian waktu akan ada beda dengan GMT. Perbedaan ini

- 41 -
dinamakan duduk dari pengukur waktu. 'Yang dinamakan duduk dari
pengukur waktu adalah jumlah yang harus ditambali pada penunjukan
pengukur waktu untuk mendapat GMT". Duduk ini diberi tanda. Bilama
pengukur waktu terbelakang maka duduk inilah positif. Bilamana pengukur
waktu terlalu cepat dari GMT maka adalah negatip. Dan diusahakan agar
duduk itu selalu kecil dari 6jam. Hal ini harus dilaksanakan karena bilanian
waktu terlalu cepat 7 jam adalah sama dengan kelambatan 5 jam. Dengan
cara demikian kami dapat selalumenjumlahkan duduk pada penunjukan
pengukur waktu (p.p.w) untuk mendapat GMT.

Jadi : p.p.w + duduk = GMT.

Contoh : P.P.w 3*12-24 P.P.w 11.17-24


duduk +2-11-17 duduk 3-29-37
GMT 5-23-41 GMT 7-47-47
Dalam praktek dikapal dalam mengadakan obgevasi benda dibingit
maka kami ineziyetop p.p.w. Artinya menyetop menyetop dalam waktu
pengambilan benda dilangit ada yazigsiap di p.p.w dan bilamana waktu
pengambilan diteriakkan stop dan peninjau yang siap di p.p.w niembaca
waktu sesuai dengan bunyi aba-aba stop tersebut. Jadi dalam praktek :
awas dulu baru stop. Bilamana sudah biasa maka dengan tidak perlu
adanya seorang peninjau di p.p.w si pengambil benda dikingit sambil
menghitung dapat berjalan ke p.p.w dan membaca p.p.w. yang kemudian
dikurangi dengan hitungannya. Umpama hitungan 21,22,23,24, dan 25
adalah sania dengan 5 detik. Namun biasanya karena yang mengambil
benda dilangrit lebih dari satu orang, ada selalu seorang yang stand' by di
p.p.w. Karena penunjukkan p.p.w sesuai dengan Jam biasa dan hanya
sampai ke jam 12.00, maka agak sukar bagi kami untuk membayangkan
apa di Greenwich itu jam 12.00 Siang atau12.00 inalam demikian juga
apajani 14.00 siang -,atau 02.00 malam. Untuk itu diperlukan bujur juga
sehingga kami dapat mengetahui di Greenwich pemikiran dari waktu.

- 42 -
Umpama :
Pada 14 Juni waktu + 8.40 waktu tolok diatas kapal diadakan
pengukuran benda langit pada p.p.w, : 07-27-33. Bujur duga 129 037'B
dan. duduk adalah - 02-18-13.
Penyelesaian :
Pendugaan waktu tolok kapal 08-40 14/IV
B.BAW 8-38
GMT.duga 17-13 14/VI
P.P.W 07-27-33
duduk -02-18-13
GMT 17-09-20 14VI
Untuk penyelesaian waktu duga di Greenwich cukup sampai
dengan menit karena dianggap cukup teliti yang diperlukan hanya jamnya.

Soal-soal mengenai p.p.w:


1) Mengapa dalam penelitian benda angkasa diatas kapal selaki
diperlukan GMT.
2) Apa gunanya pengukur waktu.
3) Apa yang dinamakan duduk pengukur waktu.
4) Tentukan dengan ini GMT dan tanggal
Tanggal Waktu duga kapal Bujur P.P.W duduk
8 Juni 8'.10 40127 03-21-37 +4-29-12
2 Juni 3.16 600111B 08-29-15 -1-08-42
1 Mei 4.29 220177 11-44-37 +3-12-29
18 Maret 3.19 75023'B 9-21-18 - 0-59-44
12 Sepetember 18.12 69049'13 3-24-36 - 4-30-41
16 Juli 7.26 1 22077 2-11-51 - 2-11-57
21 April 4.19 950337 6-42-56 +2-57-12
29 Maret 11.16 162047B 5-53-14 +4-06-
12 Agustus 20.17 57033'B 4-09-16 - 4-01-13
21 Mei 17.24 49021'T 0-12-04 + 1-56-19

- 43 -
9 December 15.16 1110 567 3-13-13 +2-16-17

5) Tentukan GMT d n tanggal


Tanggal Waktu duga kapal Bujur P.P.W duduk
21VIII 9.36 520217 5-58-13 + 1-02-24
2/IX 21.12 1360191T 0-18-12 - 0-31-47
5/VII 2.09 72034'B 6-18-34 +0-43-17

C. Penentuan Duduk dan dari Pengukur Waktu :


Meskipun dengan konstruksi yang teliti dan cara penyimpanan
yang sedemikian rupa namun ternyata bahwa pengukr waktu masih
kurang sempurna sehingga tidak dapat mengikuti wakti menengah GMT.
Duduk karena akana berubah dan akan hanya berlaku pada waktu
dihitung atau dicocokkan dalam hal ini dapat dilihat bilamana ada tanda
waktu dari radio sifat dari tanda waktu radio dapat dilihat “List radio
signals’ dimana terdapat daftar dari stasiun-stasiun radio dan tanda
pengenalnya. Namun harus diperhatikan tanda untuk GMT atau untuk
wakti tolak setempat, juga jam di kamar radio kapal menunjukkan GMT
atau untuk waktu tolak setempat juga jam di kamar kapal menunjukkan
GMT tanda waktu radio dimasukkan kedalam buku harian penunjuk
pengukur waktu. Biasanya duduk ditetapkan pada waktu 00.00 atau 12.00
GMT. Tanda waktu radio di Jakarta mengikuti sistem ANOCO yang
distarkan pada jam 01,30 GMT. Didalam terbitan the admiralty list of radio
signals volume ii frekuensi dari pemancar-pemancar dan tanda-tanda
kekhususnya dari pengenalannya diberikan. Pencatatan dari duduk
pengukuran waktu dilaksanakan oleh mualim dan sebelumnya diberi
tahun oleh marconis bila akan diambil tanda radio.

- 44 -
Umpama kami ambil tanda waktu dari Singapura pada tanggal 24 April
pada p.p.w 02-12-24.
GMT : 01-00-00
p.p.w : 02-12-24
duduk : – 01-12-24 24/IV pada 1.00 GMT
Pada tanggal 30 April diambil lagi tanda waktu dari Singapore pada
jam 1.00 GMT. Petunjuk p.p.w : 02-12-06.
GMT : 01-00-00
p.p.w : 02-12-06
duduk : – 01-12-06 30/IV pada 1.00 GMT
Perubahan dalam duduk pengukur waktu kami namakan lalu
Jadi : “lalu adalah jumlah waktu dimana petunjuk pengukur waktu
dalam suatu waktu tertentu berjalan lebih cepat atau lambat
terhadap waktu menengah”.
Dan
“Langkah adalah lalu dalam 24 jam waktu menengah”
Bilamana p.p.w berjalan lebih lambat terhadap waktu menengah
maka lalu dan langkah kami ambil positif. Bilamana p.p.w berjalan lebih
cepat terhadap waktu menengah maka lalu dan langkah adalah negatip.
Jadi sebeltulnya lalu membetulkan duduk sehingga kami dapat :
DUDUK LAMA + LALU = DUDUK BARU
Untuk Menentukan Lalu Maka :
DUDUK BARU – DUDUK LAMA = LALU
Sehingga untuk tanda waktu dari radio Singapore didapat :
Duduk : – 01-12-06 30/IV panjang jam 1.00 GMT
Duduk : – 01-12-24 24/IV panjang jam 1.00 GMT
lalu : + 18 panjang jam 1.00 GMT
sehingga langkah adalah + 3 detik
sehingga untuk mendapat langkah dari Chronometer kami
memerlukan dua pengamatan yang didapat dari tanda berselang
beberapa hari. Namun untuk sebuah pengukur waktu ternyata langkah

- 45 -
tidaklah constant tetapi tergatung dari suhu. Dan suhu dapat mempunyai
amplitude yang besar. Tapi karena banyaknya tanda waktu radio pada
zaman sekarang pengukuran waktu dapat dilaksanakan setiap jam
bilamana perlu sehingga pengaruh dari suhu terhadap langkah masih
dapat diawasi bilamana perlu. Bila langklah sudah diketahui maka duduk
di ambil dari tanda waktu dapat dibuat sesuai jam 00.00 atau 12.00,
seperti yang biasa dilakukan pada pencatatan duduk di buku harian p.p.w
(chronometer journal)
Contoh :
Pada 12 Maret jam 08.00 GMT diambil tanda waktu radio
Washington pada p.p.w : 09-37-24. Langkah p.p.w adalah -6 detik.
Bilamana diatas kapal mempunyai kebiasaan untuk mencatat duduk
dari buku harian p.p.w ke 12 GMT, maka kami lakukan sebagai
berikut :
GMT : 08-00-00 12/III
p.p.w : 09-37-25
duduk : – 01-37-24 pada jam 08.00 GMT
lalu : – 1 detik
duduk : – 01-37-25 12/III pada jam 12.00 GMT
Bilamana kebiasaannya untuk mengembalikan duduk pada jam 00.00
GMT kami laksanakan :
duduk : – 01-37-24
lalu : – 2 detik
duduk : – 01-37-22 12/III pada jam 00.00 GMT
Untuk mendapat pengertian yang tentang duduk dan lalu dari
pengukur waktu kami harus membayangkan bahwa duduk menunjukkan
beberapa banyak pengukur waktu terlalu cepat atau terbelakang pada
suatu waktu. Sedangkan lalu menunjukkan berapa pengukur waktu terlalu
cepat atau terbelakang dari waktu menengah di Greenwich.

- 46 -
Soal-soal penentuan Duduk dan langkah dari pengukur waktu :
1) Hitung duduk dari p.p.w :
a) Tanda waktu pada 12.00 M.E.T pada p.p.w : 10-17-47 pada tanggal
4 September.
b) Tanda waktu Rio de Janeiro pada 11.00 waktu tolak pada p.p.w :
11.08-13 pada tanggal 18 November.
c) Tanda waktu Halifax pada 03.00 GMT pada p.p.w : 04-09-52 pada
23 Mei.
2) Hitung atas dasar tanda waktu radio, duduk dari :
Tanggal Stasiun radio waktu p.p.w
18/V Stackholm 12.00 GMT 00-54-37
31/I San Francisco 8.00 GMT 05-59-24
14/IV Hamburg 11.00 GMT 00-50-57
22/VII Hamburg 19.00 tolak 06-00-32
3) Mengapa duduk dapat diambil selalu lebih kecil dari 6 jam ?
4) Apa yang dinamakan lalu dan langkah dari pengukur waktu ?
5) Apa tanda-tanda yang diberikan dan apa yang dibetulkan oleh langkah
dan lalu.
6) Apa hubungan antara dua langkah.
7) Hitung lalu dan langkah pada saat-saat :
duduk pada duduk pada
+ 01-12-37 6.00 GMT 4/IX + 01-12-46 6.00 GMT 7/IX
– 01-19-42 12.00 GMT 2/X – 01-19-32 0.00 GMT 5/X
+ 02-17-49 8.00 GMT 9/XI + 02-17-43 12.00 GMT 16/XI
– 03-42-33 8.00 GMT 23/XII – 01-42-38 9.00 GMT 28/XII
+ 03-19-27 6.00 GMT 17/V + 03-19-12 7.00 GMT 23/V
8) Juga dalam hal :
p.p.w pada p.p.w pada
07-51-41 8.00 GMT 22/IX 07-51-29 20.00 GMT 27/IX
11-38-26 1.00 GMT 4/IV 11-38-19 13.00 GMT 8/IV
02-51-36 0.00 GMT 11/VII 02-51-46 12.00 GMT 7/VII

- 47 -
08-34-39 5.00 GMT 3/V 08-34-21 17.00 GMT 7/V
05-18-06 3.00 GMT 18/I 10-18-19 8.00 GMT 26/I
9) Langkah tergantung dari apa?
10)Mengapa perhitungan langkah pada jaman sekarang tidak begitu
penting seperti dahulu ?
11)Uraikan duduk dimana GMT jam 00.00
duduk : + 03-22-11 pada : 8.00 GMT 2/VII langkah : + 6 s
duduk : + 04-11-37 pada : 17.00 GMT 11/VIII langkah : – 6 s
duduk : – 01-06-39 pada : 8.00 GMT 24/III langkah : + 2 s
duduk : + 02-24-39 pada : 20.00 GMT 29/V langkah : + 5 s

D. Tanggal dan Waktu Menengah Greenwich pada saat Pengambilan


Observasi
Sesudah kami mengatahui cara untuk menentukan lalu dan langkah
dari pengukur waktu maka dengan duduk yang diketahui pada waktu yang
lewat kami dapat menentukan duduk pengukur waktu pada saat sekarang.
Karena akhirnya tujuan kami adalah :
“Menentukan tanggal dan waktu menengah di Greenwich pada saat
pengkuran benda angkasa di langit”.
Dapat terjadi bahwa saat sebelum mengadakan observasi benda di
langit masih dapat diambil tanda waktu sehingga dengan ini maka duduk
yang didapat, dapat segera diterapkan. Atau kami bekerja dengan duduk
dari pengukur waktu dari jam 00.00 atau 12.00 sebelum observasi
dilakukan. Didalam hal ini kami melaksanakan lalu dari beberapa jam.
Untuk mengetahui nilai dari lalu ini kami tambahkan pada p.p.w duduk
yang terakhir dan dengan ini GMT yang mendekati. Jumlah jam dari
duduk terakhir sampai dengan GMT yang mendekati memberi tahu
kepada kita untuk waktu mana lalu haru diterapkan.
Contoh :
Pada 27 Oktober, duduk dari p.p.w pada jam 12.00 GMT adalah +
01-07-42. Langkah – 8 detik.

- 48 -
Pada  jam 20.15 waktu setempat dikapal diadakan pengukuran
benda angkasa pada p.p.w 04-27-32.
Tempat duga 20024 ‘S-40038 ‘T
Untuk mendapat mendapat tanggal dan waktu menengah Greenwich pada
saat diadakan observasi kami laksanakan :
Waktu setempat sejati dikapal : 20.15 27/X
Bujur Timur dalam waktu 2.43
Waktu duga sejati Greenwich : 17.32 27/X
p.p.w : 4-27-32
duduk mendekati : + 1-07-42 +
GMT mendekati : 17-35-14 27/X
lalu – 2’ (untuk  5 jam)
GMT : 17-35-12 27/X
Pengukur waktu dapat dibaca untuk setiap setengah menit
penunjukkan. Tapi dalam praktek dibaca dalam menit penuh. Untuk
menentukan langkah kami harus hati-hati dengan pembulatannya karena
langkah ini dipakai untuk waktu yang jatuh beberapa hari kemudian.
Kesalahan pembulatan dikalikan dengan waktu beberapa hari akan
mendapat kasalahan yang besar. Hal ini banyak terjadi didalam
pembuatan soal-soal. Namun didalam praktrek karena lalu tidak
diterapkan untuk beberapa hari maka hal ini jarang dialami. Tetapi
bilamana di kapal untuk selang waktu beberapa hari tidak mendapat tenda
waktu maka pelu untuk menerapkan langkah untuk setengah-setengah
detik dan tidak bulatkan menjadi detik penuh. Pada beberapa soal-soal
untuk pengganti waktu duga dikapal kadang-kadang diganti dengan waktu
juga kapal sehingga waktu-waktu juga dikapal perlu untuk dihafal. Karena
lama juga dikapal adalah 4 jam untuk menghindari keraguan kita ambil
waktu tengah-tengah jaga sehingga GMT yang didapat yaitu GMT-duga
hanya akan berbeda 2 jam dengan GMT yang sebenarnya. Pada keadaan
kapal yang sedang berlayar maka waktu selama 24 jam atau satu piantan
dibagi dalam juga masing-masing 4 jam.

- 49 -
Jam : 00.00 – 04.00 Jaga larut malam
Jam : 04.00 – 08.00 Jaga dini hari
Jam : 08.00 – 12.00 Jaga pagi hari
Jam : 12.00 – 16.00 Jaga siang hari
Jam : 16.00 – 20.00 Jaga petang hari
Jam : 20.00 – 24.00 Jaga malam hari
Dan perwira-perwira nautika yang juga biasanya adalah :
Mualim II : 00.00 – 04.00 dan 12.00 – 16.00
Mualim I : 04.00 – 08.00 dan 16.00 – 20.00
Mualim III : 08.00 – 12.00 dan 10.00 – 24.00
Contoh :
Pada 12 Maret pada juga dini hari diadakan oenilikan benda
angkasa pada p.p.w : 04-09-32.
Bujur duga adalah 151024 ‘T dan duduk dari p.p.w = + 02-52-17
GMT ditentukan sebagai berikut :
waktu duga di kapal : 6.00 12/III
Bujur Timur dalam waktu : 10.00
GMT duga : 19.45 II/III
p.p.w : 04-09-32
duduk : + 02-52-17
GMT : 19-01-49 II/III
Didalam praktek penentuan waktu juga GMT dapat dilakukan
diluar kepala atau dengan melihat jam yang ada di kamar radio yang
menunjukkan waktu GMT. Namun kalau membuat soal-soal harus
dihitung GMT duganya. Ini juga untuk menghindari kesalahan yang
mungkin dibuat dalam menentukan tanggalnya atau menghindari
kesalahan dalam waktu yang dapat berbeda 12 jam.
1) Mengapa kami harus mengetahui duduk pada tiap waktu.
2) Mengapa kami mencari GMT yang mendekati dan kami pergunakan
untuk apa.

- 50 -
3) Bagaimana jaga dikapal yang sedang berlayar dalam satu pianta
dibagi.
4) Tentukan Universal time didalam :
a. 26 December ; jaga petang hari ; 129 016’B p.p.w; 11-34-29, duduk :
+ 02-58-54.
b. 22 Juli ; jaga malam hari ; 171 018’T, p.p.w ; 10-34-20, duduk :
– 00-01-12.
c. 19 November ; jaga dini hari ; 53 014’T p.p.w ; 02-26-13, duduk :
+ 00-05-37.
d. 22 Juni ; jaga larut malam; 78 037’T, p.p.w ; 08-52-46, duduk :
– 01-34-51.
e. 14 Maret ; jaga dini hari, 59 048’B, p.p.w ; 08-33-12, duduk : + 01-25-
39
5) Jaga bilamana diberikan :
Tanggal waktu kapal bjr duga p.pw duduk GMT langkah
4/XI wms 10.37 1320T 11-25-16 + 2-21-12 12.00 3/XI + 4s
15/IX wms 9.44 42014’T 4-59-51 +1-48-37 00.00 14/XI – 2s
2/XII wms 6.32 68010’T 0-18-38 –1-12-34 00.00 2/XII + ls
9/II wms 19.24 48032’T 2-17-21 +1-49-37 12.00 8/II 0
11/II wss 7.21 116018’T 1-10-52 – 1-13-28 00.00 10/II – 3s
3/VII mintakad 15.42 97014’T 1-08-13 – 3-24-46 00.00 3/VII – 2s
10/IX mintakad 8.29 11018’T 0-19-32 – 2-52-51 12.00 8/IX + ls
13/IV mintakad 11.24 2024’T 1-10-20 – 1-49-37 12.00 12/IV + 3s
27/XII Jaga dini hari 34029’T 6-12-48 +1-10-48 15.00 26/XII + 5s
3/VI Jaga petang hari 21018’T 7-08-21 – 1-49-39 17.00 2/VI + 7s
6) Pada tanggal 5 maret pada p.p.w : 02-21-38 pada jaga dini hari telah
diadakan observasi bintang. Tempat duga 31 048’U – 126031’B.
Sesuai tanda waktu di San Francisco pada waktu tolak jam 20.00,
tanggal 4 Maret maka p.p.w : 03-25-34. Langkah + 4s. Berapakah
Universal Time pada waktu observasi bintang?

- 51 -
BAB IV
ALMANAK NAUTIKA

Didalam almanak laut diberikan data-data yang diperlukan didalam


membantu menghitung penentuan tempat secara astronomis, yang
perhitungan dasarnya tidak dapatdilakukan sendiri dikapal. Sebagai besar
dari data-data diperoleh dari koordinat-koordinat benda angkasa dilangit
terhadap bidang khatulistiwa angkasa (declinatie) dan bidang dari derajah
atas dari Greewich, (sudut jam). Karena titik dari angkasa dianggap
terletak di bumi maka koordinat-koordinat tersebut merupakan koordinat
utama atau koordinat-koordinat titik tengah, yang dipakai di kapal sebagai
almanak laut secara internasional adalah “Brown’s Nautical Almanac” dan
The Nautical Almanac”. Di Indonesia dipakai “Almanak Nautika” yang
dikeluarkan oleh TNI – AL dinas Hidro – Oseanografi yang merupakan
copy dari The Nautical Almanac. Nautical Almanac dikeluarkan tiap-tiap
tahun dan dibuat bersama oleh :
a. H. M. Nautical Almanac Office ; Royal Greenwich Observatory di
Inggris.
b. Nautical Almanac Office ; United States Naval Observatory di Amerika
Serikat. Nautical Almanac dalam penerbitannya telah juga dipakai
selain oleh Indonesia oleh negara-negara : Brasil, Chili, Dermak,
Greek, India, Korea, Mexico dan Norwegia.

A. Susunan Almanak :
1) Tujuan almanak adalah memberikan data atau masukkan bagi
navigasi astronomi di laut.
2) Prinsip : Isi utama dari Almanak adalah G.H.A dan declinatie
dari benda-benda angkasa yang dipakai untuk navigasi astronomi di
laut. Rumus yang dipakai adalah :
– Barat
I. L.H.A = G.H.A + Timur Bujur

- 52 -
II. GHA = GHA aries + SHA
Waktu yang dipakai adalah Universal Time dan untuk benda-benda
angkasa utama diberikan tiap-tiap jam dalam halaman harian dan
harga dari menit dan detiknya dapat dicari di increments dan
corrections. Untuk bintang diberikan SHA atau diderial hour angle.
Ketelitian almanak sampai dengan 0,1’.
3) Susunan :
Masing-masing dua halaman yang memuat GHA dari benda-benda
angkasa utama terdiri dari tiga hari ; pada halaman sebelah kiri data
untuk planet-planet dan bintang-bintang sedangkan pada halaman
sebelah kanan untuk matahari dan bulan bersamaan dengan waktu
senja / subuh dan terbit serta terbenamnya matahari. Biasanya N.A
terdiri dari 365 – 366 halaman. Pada brown’s Nautical Amanac selain
data-data di N.A juga terdapat daftar pasang – surut di Dover
keterangan-keterangan lainnya yang berhubungan dengan perkapalan
pada umumnya.

B. Keterangan Utama :
Halaman harian memberikan GHA dari Aries, matahari, bulan dan
empat plaint yang digunakan untuk navigasi beserta declinatie atau
zawalnya. Juga dimuat declinatie dan SHA dari 57 bintang pilihan. Untuk
bintang-bintang sebagai tambahan terhadap juga 173 bintang termasuk
57 bintang pilihan yang dapat dicari di halaman belakang untuk tiap-tiap
bulan ( hal. 268 – 273). Bintang-bintang pilihan sebanyak 57 memang
dipilih disebabkan terangnya (Magnitude). Dan susunannya di angkasa
dan dianggap sudah cukup untuk keperluan belakang didasarkan atas
sudut-sudut jam dari :
GHA matahari / planit-planit sebesar 150
GHA aries sebesar 15002,46’
GHA bulan sebesar 14019’
Cara mencari :

- 53 -
Dengan waktu Universal time (U.T) mencari di halaman-halaman
utama sesuai tanggal dan untuk tiap-tiap, dan mrnit dan detik
dicari dihalaman-halaman belakang pada increments dan correction.
Untuk penentuan lintang juga terdapat daftar dari bintang Utara yaitu
Polaris (pole star) di halaman-halaman  274 – 276. Keterangan-
keterangan lain juga terdapat di N.A yang berhubungan dengan navigasi
antara lain daftar perbaikan tinggi ; peta bintang, daftar waktu-waktu tolak
dari kota-kota penting di dunia ; meridian passage dari benda-benda langit
dan lain-lain. Daftar equation of time (perataan waktu) juga terdapat di
halaman-halaman harian. Pada sebelah kanan bawah dari kolom matahari
kami mendapat waktu menengah dari titik rembang matahari sejati
(sunmeridianpassage). Waktu sejati titik rembang dari matahari sejati
selalu jam 12.00 ; bilamana kami tambahkan / kurangkan pemerataan
waktu maka kami mendapat titik rembang dari matahari menengah. Untuk
pemerataan waktu berlaku di Greenwich sehingga secara teliti rembang
matahari berlaku untuk di Greenwich. Bibawah kolam Aries juga terdapat
waktu rembang dari Aries. Juga disini dihitung untuk derajah Greenwich
namun dihitung dalam waktu menengah setempat dapat dihitung setiap
daerah di bumi ini. Karena Aries tidak pada jam 12.00 melalui titik
rembangnya maka dari waktu titik rembang ini kami tidak dapat pakai
untuk mencari perataan waktu. Dihalaman-halaman harian juga terdapat
waktu sun-rise, sunset, nautical dan civil twilight pada halaman-halaman
sebelah kanan. Buat kepentingan navigasi maka waktu civil twilight adalah
penting untuk pengarabilan bintang pada waktu dini hari maupun senja.
Dibuat untuk lintang 720 utara sampai dengan 600 Selatan dan waktu
adalah U.T. Namun juga mendekati waktu menengah daerah
bersangkutan, karena selisihnya hanya sedikit. Pada permulaan atau akhir
dari nautical twilight maka tapi langit kurang baik untuk mengadakan
observasi bintang disebabkan matahari terletak 12 0 dibawah cakrawala.
Jadi untuk mengadakan observasi bintang-bintang bagi kapal yang
penting adalah civil twilight dimana matahari berada 6 0 dibawah

- 54 -
cakrawala. Jadi didalam mengadakan penelitian bintang perlu diketahui
dahulu letak azinuth dan tinggi perkiraan untuk mengadakan persiapan.
Contoh : Bulan Mei tanggal 4 lintang 100 Utara
Civil twilight 05.20
Sunrise 05.42
Sunset 18.12
Civil twilight 18.34
Harga-harga untuk lintang-lintang yang tidak terdapat maka dapat
dicari waktu U.T untuk interpolasi baru kemudian dijadikan waktu
menengah setempat. Juga terdapat di kolom twilight tanda-tanda sebagai
berikut :
: matahari atau bulan berada secara circumpolair diatas cakrawala.
: matahari atau bulan berada secara circumpolair dibawah
cakrawala.
: twilight atau senja sepanjang malam (matahari berada kurang dari
60 dibawah cakrawala).
Waktu untuk terbit dan terbenamnya matahari diukur dari tepi atas

1
matahari dengan ptlm 0;a.r 34’ dan garis tengah 16’. Waktu dan
2
terbenamnya matahari dihitung untuk waktu di meridian Greenwich namun
untuk tempat lain dapat dipakai juga untuk waktu menengah setempat.
Bila ingin lebih teliti lagi dapat memakai daftar XXXII yang terdapat
dibelakang almanak. Daftar nama “Tables for interpolating sunrise,
moonriseetc dan terdiri dari dua bagian yaitu :
Table I - koreksi untuk lintang dipakai untuk menghitung lintang ganjil
dasar perbedaan antara dua lintang dalam daftar harian.
Table II - koreksi untuk bujur yang diperlukan untuk bulan (moonrise,
moonset dan moonmeridian passage).
Meskipun pengambilan bulan sebagai benda angkasa diluar bidang
MPB. III, namun waktu-waktu terbit, terbenam dan bentuknya penting
untuk diketahui. Waktu terbit dan terbenamnya berselang lebih cepat dari

- 55 -
matahari sehingga keterangannya disebutkan tiap hari dalam almanak
nautika.

C. Keterangan-ketarangan Tambahan :
Disamping keterangan-keterangan atau data-data yang
berhubungan navigasi astronomis terdapat juga keterangan-keterangan
lain berupa :
– Lembaran mengenai hari-hari libur utama yang terdapat didunia dan
juga daftar bentuk bulan sepanjang tahun.
– Lembaran mengenai tanggal/hari sepanjang tahun almanak.
– Lembaran mengenai eclips dari matahari di bumi berupa peta.
– Lembaran mengenai planit-planit
– Lembaran keterangan dari Nautical Almanac.
– Lembaran mengenai waktu tolok dari negara-negara di dunia masing-
masing untuk sebelah timur dan sebelah barat dari Greenwich.
– Lembaran-lembaran mengenai peta bintang.
– Daftar bintang-bintang secara keseluruhan 173 bintang
– Sight reduction tables.
– Lembaran lepas index to selected stars, dimana terdapat daftar
bintang-bintang yang dipilih karena terangnya (magnitudenya).
– Lembaran untuk perbaikan tinggi dari bulan (altitude correction for
moon).

D. Pernyataan-pernyataan mengenai Almanak Nautika :


1) Keterangan-keterangan apa yang kami dapat pada umumnya dalam
almanak dan berlaku untuk derajah mana dan titik nama ?
2) Bagaimana perataan waktu diberikan.
3) Hitung perataan waktu untuk :
4 Mei. jam 12.00 GMT
18 nov. jam 00.00 GMT
14 Jan. jam 12.00 GMT

- 56 -
4) Bagaimana dan dengan argumen apa kami mencari waktu-waktu
matahari terbit, terpendam dan senja.
5) Pada waktu apa yang terbaik untuk pengambilan benda angkasa.
6) Bagaimana kami mencari perbedaan antara civil dan nautical twilight.
7) Untuk daerah mana dan tepi mana data-data diberikan .
8) Hitung waktu menengah setempat matahari terbit untuk :
10 April pada 56014’U
12 Juli pada 21030’S
9) Kapan mulai dan berakhirnya civil twilight dan bilamana waktu yang
tepat untuk mengadakan penelitian bintang.
10) Kapan mulai dan berakhirnya nautical twilight
11) Untuk derajah dan bujur mana twilight dalam alamanak diberikan
12) Harap hitung mulainya civil twilight untuk 13 september 1991 untuk
300S dan 11 April untuk 510U.
13) Bilamana berakhirnya pada 14 febuari Nautical Twilight untuk tempat
pada 280S.
14) Apa yang diartikan circumpolair untuk benda angkasa.
Dalam pengambilan tingi benda angkasa, terutama pada bintang
bintang kami melihat bahwa terang atau pijarnya tidak sama. Bintang-
bintang mempunyai tingkat kepijaran yang tidak sama. Yang di namakan
tingkat pijar atau magnitude dari sebuah benda angkasa adalah pengaruh
cahayanya dari benda angkasa tersebut terhadap mata dari manusia.
Pada mulanya tingkat pijar dari benda angkasa diperkirakan saja, akan
tetapi pada saat sekarang sudah dapat diukur dengan alat photomtre.
Tingkat pijar yang terbesar untuk bintang dengan angkasa kebesaran 6.
Telah diukur bahwa untuk bintang dengan angka kebesaran 1, tingkat
pijar dari cahayanya adalah 100 x dari bintang dengan tingkat kebesaran
no: 6. Jadi bila tingkat kepijaran bintang dengan angka kebesaran 6
adalah 1 maka untuk bintang dengan angka kebesaran 1 adalah 100. Bila
perbedaan antara satu tingkat adalah x maka dapat dibuat angka
perbandingan sebagai berikut :

- 57 -
Kebesaran 6 ........................ Kekuatan pijar 1
Kebesaran 5 ........................ Kekuatan pijar x
Kebesaran 4 ........................ Kekuatan pijar x 2
Kebesaran 3 ........................ Kekuatan pijar x 3
Kebesaran 2 ........................ Kekuatan pijar x 4
Kebesaran 1 ........................ Kekuatan pijar x 5
Akan tetapi x5 = 100 atau x = 5
100 = 2,512.
Jadi untuk bintang-bintang dengan angka kebesaran 5,4,3,2 maka
kakuatan pijarnya adalah berturut-turut : 2,512 ; 2,512 2 ; 2,5123 ; 2,5124.
sehingga kalau dibulaykan menjadi :
Kekuatan pijar : 100 ; 40 ; 16 ; 6 25 ; 2.5 ; 1
Angka kebenaran : 1; 2; 3; 4 ; 5 ; 6
Bilamana diberikan bintang dengan angka kebesaran 3,5 maka
perbedaan tingkat pijar dengan bintang yang mempunyai angka
kebesaran 6 adalah 2,5 angka kebesaran dalam pijarnya. Adapaun tingkat
banyaknya cahaya adalah 2,512 2,5 = 10 X bintang dengan tingkat
kebesaran 6. Dan untuk Sirius yang mempunyai tingkat pijar – 1,6 maka
bintang ini akan berbeda dalam cahaya dengan bintang yang mempunyai
angka kebesaran 1 adalah 2,6 tingkat sehingga banyaknya cahaya adalah
2,5122,6 = 10 kali dari bintang dengan angka kebesaran 1 atau 1000 kali
dari bintang dengan angka kebesaran 6. Tingkat kepijaran dari planit dan
bintang-bintang dapat dicarai di Alamanaj Nautika. Sebagai contoh
dibawah ini terdapat beberapa tingkat kepijaran dari benda-benda dilangit
atau magnitudenya.
Nama benda dilangit Tingkat pijar
Matahari - 26,7
Bulan purnama - 12,6
Venus - 4,4
Mars + 1,8
Jupiter - 1,7
Saturnus - 0,1

- 58 -
Canopus + 0,9
Vega + 0,2
Arcturus + 0,2
Spica + 1,2
Aldebaran + 1,1

- 59 -
BAB V
PENENTUAN DECLINATIE (ZAWAL) DAN
SUDUT JAN DIRI MATAHARI

Bilamana kami melihat ke alamanak di halaman-halaman harian


maka terlihat sudut barat dari matahari-sejati terhadap derajah dari
Greenwich. Karena GHA-Sun adalah sudut barat matahari dihiutng mulai
dari derajah Greenwich. Di halaman-halaman harian pada kolom atau jalur
dari Sun atau matahari ditulis GHA dari matahari dan disampingnya
terdapat zawal atau declinatienya. Waktu adalah dalam GMT atau U.T.
Perubahan dari GHA matahari untuk satu jam adalah  150. Atas dasar ini
buatlah daftar increments and corrections yang ada dibelakang alamanak.
Dengan menit dan detik-detik maka kami mendapat jumlah derajat dan
menit busur yang harus ditambahkan pada GHA-Sun yang telah didapat
dari jumlah jam secara bulat. Juga untuk zawal harus diadakan interpolasi.
Untuk itu cukup dengan jumlah menit dari GMT saja. Dibawah jalur dari
matahari paling bawah kami lihat nilai d atau v. Nilai d menunjukkan
perubahan rata-rata dari zawal per satu jam. Di daftar increments and
corrections kami mencari dengan jumlah menit dari GMT yang kami dapat
nilai lawan dari dijalur v or d corrections. Untuk matahari adalah jalur
pertama sedangkan untuk jalur ke-dua dan ke-tiga adalah untuk koreksi
zawal dari Aries dan Bulan. Koreksi untuk nilai d yang didapat masih
harus ditambahkan atau dikurangkan pada zawal dengan melihat apakah
zawal menjadi lebih besar atau lebih kecil pada halaman harian.
Contoh :
Untuk mencari GHA dan declinatie dari matahari pada tanggal 12
Desember 1991 pada GMT 17.24.36 kami laksanakan :
12 December GMT 17.00 GHA : 76035,4 decl : S.23*04,6’
GMT 24.36 corr : 6009,0 d=0,2 : + 0,1
GMT 17.24.36 GHA : 83004,9 decl : S.23004,7’

- 60 -
Karena untuk matahari perubahan dalam zawalnya untuk satu jam
tidakbesar (maximum 1’ di bulan Maret dan September); maka interpolasi
untuk zawal dapat dilakukan keluar kepala.
Dari GMT 12.43.12 untuk 10 April 1991 kami mendapat :
GMT 12.00.00 GHA : 359038,7 decl : N 7051,9d = 0,9
GMT 43.12 corr : 10048,0 0,7
GHA : 3700 26,7’ decl : N 7052,6
atau GHA : 10026,77’

A. Mempergunakan Perataan Waktu untuk Mencari GHA :


GHA adalah sudut barat dari matahari sejati dan sudut jam ini
berbeda 1800 dengan waktu sejati di Greemwich karena waktu dihitung
dari renbang bawah Greenwich. Seperti diketahui matahari pada jam 12
waktu sejati berada di serajah Greenwich dan dengan menambahkan
perataan waktu kami mendapat waktu menengahnya. Untuk perataan
waktu diambil harga jam 12.00 waktu sejati di Greenwich, sehingga
perhitungan secara tepat hanya berlaku di Greenwich. Namun karena titik
rembang atau meridian passage diberikan dalam jam dan menit saja
dapat kami katakan bahwa merpass. berlaku dalam waktu menengah
untuk tiap bujur.
Bila dilihat bahwa :
Waktu sejati + perataan waktu = waktu menengah
Maka perataan waktu untuk 14 oktober 1991 jam 12.00 adalah 13 ’’’522
perataan waktu = waktu menengah – waktu sejati
= 11.46 – 12.00 =  14 menit
atau sesuai daftar.
Waktu sejati di Greenwich adalah 12.00 + 13.52 atau dalam derjad
183028,0 Sehingga GHA matahari = 183 028,0 – 1800 = 3028,0 pada jam
12.00 waktu menengah.
Dan bila melihat ke 14 Oktober pada 12.00, maka terlihat 3 *28,1
Memang pembulatan dari perataan waktu dalam detik-detiuk bulat dapat

- 61 -
terjadi perbedaan sebesar 0,1’ sampai 0,2’. Tentunya buat kami tidak ada
gunanya untuk menghitung lagi nilai-nilai dari alamanak nautika, namun
dalam keterangan ini ingin ditekankan akan arti dari GHA sebagai sudut
jam BARAT dari matahari sejati dalam derajat. Sehingga didalam
alamanak nautika nilai dari GHA pada 00.00 GMT mendekati 180 *
sedangkan pada jam 12 GMT mendekati 360 *. Dari GHA matahari maka
secara sederhana dapat dicari sudut jam matahri terhadap derajah yang
lain Greenwich. Dalam hal ini dinamakan LHA atau matahari terhadap
derajah yang lain dari Greenwich. Dalam hal ini dinamakan LHA atau local
hour angle.

- 62 -
BAB VI
PENENTUAN DECLINATIE ZAWAL DAN SUDUT JAM
LHA – MATAHARI

Bilamana digambar kami lihat PA sebagai derajah atas dari


Greenwich, dan lingkaran declinatie dari matahari dinyatakan dengan PB.
GHA adalah busur AEB. Bilamana T 1 dan T2 adalah titik atas dari peninjau
pada bujur Barat dan Timur maka derajah atas dari peninjau-peninjau
adalah PE dan PQ. LHA dari matahari untuk peninjau T 1 adalah busur EB
dan untuk peninjau T2 adalah busur QAEB. Untuk memudahkan kami lihat
‘bidang khatulistiwa dari atas. Maka akan terlihat pada bidang datarnya:
Busur EB = busur AEB – busur AE
Atau

LHA = GHA – bujur Barat


1.
Busur QAEB = busur AEB + busur AQ
atau
2.
LHA2 = GHA – bujur Timur

Karena dalam alamanak nilai GHA diberikan dalam derajat maka


bujur dari derajah yang bersangkutan dapat segara diterapkan untuk
mendapat LHA dalam suatu derajat. Bilamana jumlah derajat lebih kecil
dari 180* maka sudut jam adalah barat dan bila nilainya antara 180 * dan
3600 maka sudut jam kami buat menjadi sudut jam timur dengan
mengurangkan jumlah nilai yang kami dapat dari 360 0 Nilai yang lebih
besar dari 3600 baru dikurangi dahulu dengan 3600.
Contoh :
a) Tentukan declinatie dan LHA dari matahari pada tanggal 12 December
1991 untuk derajah 158012”T pada GMT 12.21.34.
Penjabaran adalah : GMT : 12.21.34 12/XII

- 63 -
GHA : 1036,8’ decl. : 23*03,6 s
Corr : 5023,5’ + d=0,2 : 0,1
GHA : 7000,3 decl. : 23003,7 S
bujur Timur : 158012,0 +
LHA : 165012,3 Barat
b) Tentukan declinatie dan LHA dari matahari pada tanggal 4 Agustus
1991 untuk derajah 28039,4 Barat pada GMT 4.27.31.
Penjabaran adalah : GMT : 04.27.31 4/VIII
GHA : 238028,0 decl. : 17*23,3 s
Corr : 6052,8’ d=0,7 : – 0,3
GHA : 245020,8 decl. : 17*23,0 U

bujur Timur : 28039,4 –


LHA : 216014,4
= 243018,6 Timur (3600 41,4)

Soal mengenai zawal dan sudut jam setempat dari matahari :


1) Apa yang dinamakan GHA dari matahari
2) Berapa besar perubahanya untuk waktu menengah selama 24 jam
3) Bagaimana kami bisa mendapat dari GMT, GHA dari matahari.
4) Tentukan zawal dan GHA matahari kalau diberikan
A. Tanggal 12/XII GMT : 4.20.00
Tanggal 18/XI GMT : 15.17.38
Tanggal 10/IV GMT : 22.21.16
Tanggal 15/II GMT : 23.19.56
Tanggal 15/I GMT : 3.42.49
B. Tanggal di Greenwich : 2 Juli pagi p.p.w : 3.12.24
Tanggal di Greenwich : 2 Juli sore p.p.w : 4.19116
Tanggal di Greenwich : 4 Agustus sore p.p.w : 3.18.22
Tanggal di Greenwich : 6 Mei pagi p.p.w : 9.27.23
Tanggal di Greenwich : 13 Oktober malam p.p.w : 10.18.12

- 64 -
A. Menentukan Zawal dan Sudut Jam Setempat dari Bintang-bintang :
Penentuan GHA dari bintang tidak dapat langsung dilaksanakan dari
alamanak GHAnya; karena sukar untuk membuat dari tiap bintang yang
akan di-observasi mencari Ilmu Bintang maka rambat lurus dari bintang-
bintang adalah tetap; perubahan-perubahan kecil yang terjadi dapat
dberikan tiap bulan.
Bilamana rambat lurus dari bintang diketahui, maka letak dari
derajah zawal dari bintang itu terhadap Aries dapat ditetapkan. Karena itu
Aries dijadikan sebagai titik dasar dari bintang-bintang dan GHA dari Aries
terhadap Greenwich sebagai ukuran dari bintang-bintang diperlukan.
Karenanya GHA Aries terdapat halaman-halaman harian di Alamanak
Nautika dan dengan rambat lurus dari bintang maka kedudukan bintang
angkasa dapat ditetapkan.
GHA Aries adalah sudut barat Aries terhadap derajah Greenwich
dan kedudukan diberikan tiap-tiap jam GMT. Untuk menit dan detik GMT
dapat di cari di halaman belakang didalam “increments and
corrections”;namun perbuahan per jamnya dari Aries tidak 15 * seperti
matahari namun 15*02,5’ per jam waktu menengah.

- 65 -
Contoh :
Untuk Aries-GHA biasanya kami menulis GHA 
Pada gambar terlihat gambar bola angkasa dimana PA adalah
derajah atas Greenwich sedang PE dan PQ adalah derajah atas dari
peninjau T1 yang berada di bujur Barat dan peninjau T 2 yang berada di
bujur Timur. Pada lingkaran zawal PB terdapat bintang S dan titik Aries ( 
) sudah tentu terletak di khatulistiwa. Karena rambat lurus dari benda
angkasa bintang dihitung dari Aries melalui Khatulistiwa berlawanan
dengan p.h.m, maka di alamanak tidak diberikan rambat lurusnya tetapi
(3600 – rambat lurus).
Nilai ini dinamakan SHA atau “siderial hour angle”. SHA sebetulnya
sudut Barat dari bintang terhadap titik Aries.
“Siderial hour angle” dari bintang diartikan busur dari Khatulistiwa
yang dihitung dari titik Aries sejalan dengan pergerakan harian maya
sampai dengan lingkaran zawal dari bintang itu. Dalam gambar adalah
busur B. bilamana kami membuat bidang datar khatulistiwa yang dilihat
dari kutub Utara maka dapat dilihat :
bsr = GHA AE  + bsr  B – bsr AE
atau
I. LHA1 = GHA  – bujur Barat
bsr QAEB = bsr AY  + bsr  B + bsr AQ
atau
II. LHA2 = GHA  + SHA + bujur Barat
Didalam halaman belakang dati Alamanak Nautika terdapat daftar
dari 173 bintang-bintang serta SHA dan zawalnya. Namun untuk
memudahkan maka terdapat juga daftar bintang-bintang yang sering di
pakai untuk navigasi karena terang dan letaknya dihalaman-halaman
harian dengan SHA dan zawalnya (57 bintang-bintang) Juga terdapat
disamping itu di Alamanak Nautika sebuah halaman lepas terbuat dari
kertas tebal dengan nama bintang-bintang sesuai abjad. Magnitude

- 66 -
artinya terangnya bintang dan untuk bintang-bintang yang terang
magnitudenya lebih kecil.
Umpama untuk Sirius mag = - 1,6 ; Vega = 0,1
Contoh :
1) Diminta LHA dan decilinatie (zawal) dari Deneb pada tanggal 12
December 1991 pada jam 01.32.18 GMT di bujur 121 024’Timur.
GMT 01.32.18 12/XII’91
2) Diminta berapa LHA dan zawal dari Regulus untuk bujur 84 014,6’ Barat
pada tanggal 17 Oktober 1991 dengan GMT : 17.14.29
GMT 17.14.29 17/X’91
Pada penerapan bujur lebih baik diteliti sudut jamnya Timur atau Barat.

- 67 -
BAB VII
AZIMUTH DARI BENDA ANGKASA

Yang dinamakan azimuth dari benda angkasa adalah sebuah busur


dari cakrawala yang dihitung dari titik potong dari lingkaran tinggi yang
melalui benda angkasa dengan cakrawala dan dihitung dari arah Utara
atau Selatan yang senama dengan lintangnya. Untuk itu kami menghitung
ke-arah Timur atau Barat sesuai dengan letak benda angkasa itu
dibelahan Timur atau Barat. Dengan sendirinya hitunganya adalah 0 0
sampai dengan 1800 saja. Azimuth adalah Timur bilaman benda angkasa
sedang terbit dan Barat bila sedang turun atauu tenggelam. Sehingga
untuk matahari dapat dikatakan Timur waktu pagi hari dan Barat pada
waktu sore hari. Karena benda angkasa pada waktu terbit mempunyai
sudut Timur yang lebih kecil dari 180 0, maka azimuth adalah selalu senama
dengan waktu terbit atau terbenamnya benda angkasa. Dan azimuth juga
selalu senama dengan lintangnya sehingga dengan demikian dapat
dikatakan :
“Azimuth sebuah benda angkasa selalu senama dengan lintang dan
sudut jam yang lebih kecil dari 180 0 terhadap derajah dari seorang
peninjau”
Untuk sudut jam yang lebih kecil dari 180 0 dapat dikatakan juga lebih
kecil dari 12 jam. Pada gambar terlukis gambar angkasa dari seorang
peninjau pada lintang  400 Utara. Untuk benda angkasaS ; TA adalah
busur tinggi dan KB adalah busur dari zawal. Azimuth adalah busur UA
tapi juga sebagai sudut UMA. Sudut UMA juga terdapat di sudut segitiga
bola sebagai sudut KTS, dan segitiga bola ini dinamakan segitiga paralaks
karena terjadi antara perpotongan-perpotongan lingkaran besar, yaitu :
1. TS sebagai busur dari lingkaran besar dimana TS adalah jarak kutub
dari benda angkasa ( 900 – t (tinggi) ).
2. PS sebagai bagian dari lingkaran zawal sehingga KS adalah jarak
kutub dari benda angkasa ( 900 – d )

- 68 -
3. KT sebagai bagian dari derajah dari peninjau ( 90 0 – Li )
Sedangkan sudut TKS adalah sama dengan sudut jam setempat
dari benda angkasa (LHA) dan sudut TSK adalah sudut paralaks namun
dalam perhitungan azimuth tidak dipakai. Bilaman T adalah titik atas dari
tempat peninjau maka busur TK adalah ( 90 0 – Li ) karena TE = KU dan
sudut TKS adalah sudut jam dari benda angkasa untuk derajah dari
peninjau. Letak selanjutnya dari benda angkasa terhadap kedudukan
peninjau dapat dilihat sebagai berikut pada gambar ini :
Pada gambar adalah gambar angkasa untuk seorang peninjau pada
lintang 30* Utara. Kami lihat pada bagian atas cakrawala karena bagian itu
benda angkasa kelihatan.
Terlihat bahwa :
Bilamana zawal adalah Selatan dan benda angkasa terbit antara TU
dan S jadi tenggelam antara B dan S azimuth akan selalu tumpul. Pada
waktu terbit umpama U 1150 T; pada rembang atas 1800 dan pada waktu
tenggelam U 1150 b.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa :
I) Bilamana zawal tidak senama dengan lintang maka azimuth akan
selalu tumpul.
II) Bialaman zawal adalah senama, namun lebih besar dari lintang si
peninjau azimuth akan selalu tajam.
Pada akhirnya perlu diperhatikan benda-benda angkasa yang terbit antara
T dan D dan tenggelam antara B dan C. Pada benda angkasa ini maka
azimuth pada waktu terbit akan tajam tapi disebabkan peredaran harian
maya akan bertambah besar hingga 180 0 dan akan berkurang lagi waktu
benda angkasa mulai menurun sehingga dengan demikian menjadi tajam
lagi. Bilamana benda angkasa di ATD dan FBCmaka sudah pasti bahwa
azimuth akan
III) l

- 69 -
BAB VIII
PENENTUAN WAKTU REMBANG BENDA ANGKASA

Pada saat sebuah benda angkasa berada di titik rembang dari


derajah angkasa seorang peninjau, maka pengukuran tinggi dari benda
angkasa itu akan memberikan garis tinggi benda angkasa itu secara
sederhana. Untuk itu perlu diketahui waktu rembang dari benda angkasa.
Sebagai langkah permulaan kami lihat kepada matahari. Seperti sudah
diketahui maka untuk waktu :
WAKTU MENENGAH = WAKTU SEJATI + PEMERATAAN WAKTU
Karena waktu di bumi ditentukan oleh matahari, maka matahari
pada jam 12.00 waktu sejati setempat akan berada di titik rembang atas
dan pada jam 00.00 waktu sejati akan berada di titik rembang bawah dari
seorang peninjau yang berada di tempat itu.
Bilamana waktu di kapal berjalan sesuai dengan waktu sejati
setempat dari tempat duga tengah hari dan bila tempat duga dapat
dipercaya maka matahari pada jam 12.00 waktu sejati setempat akan
melalui atau berembang di derajah angkasa dari kapal itu.
Tempat duga siang hari bisa didapat dari perhitungan atau diukur
dari posisi tengah hari sebelum, atau dihitung dari posisi pengambilan
tinggi bintang-bintang pada pagi hari.
Di Almanak Nautika kami dapat mencari titik rembang matahari
yang diberikan di dalamnya dalam waktu menegah Greenwich. Secara
tepat waktu rembang di Almanak Nautika berlaku untuk derajah di
Greenwich, namun secara praktis berlaku untuk waktu menengah
setempat dari tiap-tiap derajah yang ada di bumi, apalagi angka-angka
dari waktu rembang diberikan dalam menit-menit penuh.
Waktu menengah setempat dari rembang bawah matahari sejati
dapat juga dicari dari : waktu sejati + pemerataan waktu = 00.00 +
pemerataan waktu.

- 70 -
Penentuan dari rembang bawah matahari didalam praktek tidak
pernah dilakukan. Dari pelajaran Ilmu Bintang diketahui bahwa benda
angkasa adalah senama dan jumlahnya lebih dari 90 0. Karena zawal dari
matahari paling besar adalah 23 ½0 untuk mendapatkan benda angkasa
yang circumpolair. Untuk itupun harus ditambah lagi beberapa derajat lagi
agar benda angkasa itu cukup tinggi untuk dilihat.
Dalam menghitung titik rembang dari benda angkasa lebih mudah
bila dilakukan dengan waktu GMT untuk kemudian baru dijabarkan
kepada waktu menengah ataupun waktu mintakad di kapal, maupun
waktu-waktu lainnya.
Contoh :
Pada jam berapa matahari akan berembang pada tanggal 14 Juli
1991 bilamana tempat duga 380 14’U – 360 12’B.
Waktu di kapal berjalan sesuai waktu menengah derajah 40 0 Barat. Dari
Almanak Nautika kami mendapat :
Waktu rembang matahari 12-06 (untuk wms 36012’B)
Bjr Barat dalam waktu 2  25 (36 012' B)
Waktu rembang dalam GMT 14  31
Bjr Barat dalam waktu 2  40 (40 0 B)
Waktu rembang setempat 11  51 (untuk wms 40 * Barat)

Untuk perhitungan langsung maka perbedaan waktu antara bujur-


bujur waktu dapat diterapkan secara langung :
Contoh :
Pada jam berapa terjadinya siang hari (titik rembang matahari
sejati) bilamana jam di kapal berjalan sesuai waktu mintakad untuk
seorang peninjau yang berada di 20 018’U – 160027T. Hari adalah 26
Desember 1991.
Dari Almanak Nautika kami mendapat :
Waktu rembang matahari 12-00 (untuk wms 160 027’T)

- 71 -
 waktu (165 0 27' ) 0  18
Waktu rembang 12  18

(4 0
33'  0 - 18'-12" )
(wms 165 0  wkt mintakad)

Dari contoh-contoh diatas maka terlihat bahwa perlu untuk


menghitung sebelumnya bilamana matahari atau benda-benda angkasa
lainnya kn melalui derajah atas dari peninjau sehingga sebelumnya sudah
dapat dipersiapkan. Sehubungan dengan tempat duga yang diambil
kurang sempurna dan pemblatan dari pemerataan waktu dan juga
perbedaan bujur dalam waktu maka waktu yang tepat untuk rembangnya
matahari maupun benda-benda angkasa lainnya dapat berbeda satu atau
dua menit dari waktu yang kami hitung. Waktu rembang dari sebuah
bintang dapat diketahui dengan bantuan diketahuinya waktu
menengahnya titik Aries yang dapat kami mencarinya di Almanak Nautika.
Waktu rembangnya titik Aries di Almanak dinyatakan dalam GMT
dan berlaku juga untuk derajah 00 atau derajah GMT.
Karena dinyatakan waktu menengah atau waktu matahari maka
Aries tiap hari akan berada atau berembang di derajah (0 0) lebih dini ± 4
menit.
Hal ini dapat dilihat karena waktu sideris adalah 24 jam
sedangkan waktu matahari 23 jam 56 menit dan 03,2 detik. Untuk
menyatakan waktu rembang dari Aries untuk derajah yang lain harus
diadakan koreksi.
bujur
Untuk suatu bujur = 4 menit x atau tiap-tiap 900 bujur koreksinya
360 0
adalah satu menit.
Untuk bujur Barat maka waktu rembang akan lebih dini waktu rembang
titik Aries di Greenwich dan di bujur Timur akan lebih lambat.
Contoh :

- 72 -
Pada jam berapa waktu menengah setempat titik Aries akan
melalui derajah atas dari peninjau berada di tempat 21 000’B – 110000’B
pada tanggal 29 Juli 1991.

Di Almanak Nautika didapat :


Waktu rembang Aries : 3 jam 38,7 menit (GMT)
Bjr Barat dalam waktu  01
Waktu rembang Aries
: 3 jam 37,7 menit (wms 110 0 B)

Dari waktu menengah rembangnya titik Aries maka waktu


rembang dari suatu bintang juga dapat diketahui.
Pada gambar Aries berada dititik rembang atas. Bintang S 1
karena peredaran harian maya beberapa waktu lagi akan berada di titik
rembang atasnya. Busur A adalah rambat lurus dari bintang, atau (SHA
3600). Untuk menghitung perbedaan waktu harap diingat bahwa 24 jam
waktu sideris atau waktu bintang = 23 jam 56 menit waktu menengah.
Sehingga untuk menyatakan waktu di dalam waktu menengah
maka untuk tiap 6 (enam) jam rambat lurus harus dikuangi 1 (satu) menit.
Di Almanak Nautika titik rembang Aries diberikan untuk pertngahan dari
tiga hari yang terdapat di halaman-halaman harian. Antara dari waktu-
waktu rembang titik Aries tiap hari adalah 23 jam 56,1 menit.
Dengan dikethuinya waktu rembang dari Aries maka
dimungkinkan mencari waktu rembang dari sebuah bintang. Untuk itu
harus diterapkan dua koreksi yaitu koreksi bujur dan koreksi waktu
bintang.
Contoh :
Pada jam berapa bintang Sirius pada tanggal 17 Oktober 1991
akan melalui derajah dari peninjau yang berada di bujur 35 020’U –
126013’T. dari Almanak Nautika kami mendapat di mer. pass. 22-16,3.
a) Wkt rembang di Greenwich : 22-3

- 73 -
126,3
Kor. Bjr. Timur 4 x : +01
360
R.L. Sirius (3600 –SHA) = 101012,1 : 6-44-48 (60 – 44,8)
+ 1,4
Koreksi waktu bintang : -01 6-44,8
Wkt menengah rembang setempat : 29-01-1
-1,0
= 05-01,1 (18/X)
Namun untuk mencari waktu rembang dari bintang secara tepat dapat
kami lakukan dengan dasar bahwa pada waktu rembang maka LHA
dari bintang adalah 00 atau bila LHA Aries ± SHA * = 360 0. Untuk
bintang Sirius dengan tanggal dan tempat yang sama seperti diatas
akan dicari dengan cara ini :
Contoh :
b) LHA* : 3600
SHA* : 258047,9 ’
LHA  : 101012,1 (+3600)
Bujur : 126012,0 ’T (-)
GHA  : 334059,1
Di 17 Oktober untuk jam 20 : 3250 49,3 (di Almanak)
90 09,8 ’ (iner. 36-33)
Sehingga waktu rembang di Greenwich adalah :
GMT : 20-36-38
Bjr. T : 8-24-52 (1260 13,0 T)
Rembang waktu (LMT) : 05-01-25 18/X
Dengan cara ini tidak ada lagi koreksi bujur maupun koreksi
waktu bintag karena GHA-Aries diambil langusung dari Almanak Nautika.
Kadang-kadang dalam soal ditanyakan waktu rembang bintang di derjah
bawah dari peninjauan.

- 74 -
Perbedaan waktu dari rembang atas dan rembang bawah adalah
1
setengah dari hari bintang = 2
x 23-56-03,2 = 11-58-02.

Jadi waktu rembang bawah dari bintang Sirus adalah


WMS : 05-01-35 18/X
-11-58-02
Rembang bawah : 17-03-23 17/X

Soal-Soal Mengenai Waktu Rimbang Benda Angakasa


1) Pada jam berapa matahari akan melewati rembang atas dan pada
jam berapa di rembang bawah.
2) Bagaimana kami dapat mencari wms (LMT) dari rembang matahari.
3) Tentukan waktu rembang atas matahari untuk peninjau yang
berada di :
28024’B pada tanggal 12 Pebruari 1991.
170032’T pada tanggak 2 Juli 1991.
112048’B pada tanggal 17 Oktober 1991.
4) Tentukan waktu wms dari rembang bawah matahari untuk peninjau
yang berada di 68014’U – 5027’B pada tanggal 14 Mei 1991.
5) Pada waktu siang tengah hari pada tanggal 20 Juni 1991 untuk
peninjau yang berada di 41018’U - 150046’B bila waktu di kapal
berjalan sesuai waktu mintaked
6) Bila akan terjadi siang tengah hari untuk 14 Januari 1990 untuk
seorang peninjau yang berada di 41 018’U - 150046’B bila waktu di
kapal berjalan sesuai waktu menengah di derajah 51 022’B.
7) Bilama siang tengah hari pada tanggal 11 April 1991 untuk seorang
peninjau yang berada di 5437’U – 4 014’T kalau waktu di kapal
menunjukkan waktu menengah Eropa.
8) Bagaimana kamidapat mengatur agar waktu di kapal berjalan
sesuai rembang atas matahari pada jam 12.00.

- 75 -
9) Bagaimana waktu di kapal pada tanggal 13 September 1991 harus
diatur agar matahari pada esok siang tengah hari tepat pada jam 12.00
melalui serajah atas bilamana kedudukan tengah hari pada tanggak 13
September adalah 42012’U - 126020’B sedangkan kedudukan tengah
hari untuk 14 September diharapkan akan berada di 41 032’U -
129044’B. jam di kapal berjalan sesuai wss (waktu sejati setempat)
untuk bujur di 126020’B.
10) Bagaimana kami dapat menentukan titik rembang dari bintan.
Terangkan ini dengan gambar dimana SHA * = 400.
11) Hitung wms dari titik rembang atas Deneb pada tanggal 17 Oktober
1991 untuk peninjau yang berada di 37 046’U - 5010’T.
12) Demikian juga dari Procyon pada tanggal 12 April 1991 pada bujur
46043’B.
13) Dan ntuk Spica pada tanggal 14 Mei 1991 pada bujur 116 018’T.
14) Tentukan wms dari rembang bawah Canopus untuk 13 September
1991 pada 52058’S - 62014’B.
Apakah benda angkasa ini dapat diambil tingginya, harap terangkan
dengan gambar.

- 76 -
BAB IX
TITIK LINTANG TENGAH HARI

Untuk melaporkan posisi kapal pemilik kapal maupun kepada


instansinya yang berwenang maka posisi dimana berada selalu dilaporkan
posisi jam 12.00 siang tengah hari. Posisi tersebut dinamakan Noon
position dimana lintang dan bujur dimana kapal berada, jarak yang
ditempuh dari Noon sampai dengan Noon diberikan, maupun jarak yang
masih harus ditempuh untuk mencapai pelabuhan tujuan, keadaan cuaca
maupun keterangan-keterangan lainnya. Titik lintang tengah hari
didasarkan dan dihitung berdasarkan titik dan waktu rembang matahari di
derajah atas dimana kapal berada. Waktu rembang dari matahari sudah
dapat kami hitung. Dengan ini maka pada waktu didekat rembangnya
matahari kami sudah harus siap dengan sextant untuk mengukur tingginya
pada rembang atasnya. Melalui kaca tepi langit di sextant kami mengikuti
naiknya matahari. Selama matahari masih naik kami masih dapat
mengikuti naiknya dengan menaruh tepi bawah dari matahari ke tepi langit
yang kami lihat dari kaca tepi langit sextant. Setelah matahari tidak naik
lagi dan mulai tetap berhenti maka artinya matahari sudah mencapai
maksimumnya. Tinggi yang didapat biasanya dijadikan tinggi sejati dahulu
dengan menggunakan Daftar Pelayaran. Adapun untk mencari zawal dari
waktu rembang matahari di Alamanak Nautika yang kami jadikan waktu
rembang setempat. Dengan perbedaan bujur dalam waktu kami jadikan
GMT dan dengan GMT ini kami mencari zawal dari matahari Almanak.

- 77 -
Pada waktu rembang perubahan tinggi dari matahari sedikit sekali,
seolah-olah matahari diam di ketinggian tersebut sehingga memerlukan
beberapa waktu sebelum terlihat bahwa matahari sudah mulai turun. Juga
harus diperhitungkan kemungkinan bahwa matahari mencapai ketinggian
yang tertinggi sebelum atau sesudah waktu rembang yang kami hitung
karena kapal bergerak ke atau dari proyeksi bumiawi. Sehingga dengan
naik atau turunnya matahari karena kapal bergerak maju maka ada
kemungkinan seakan pergerakan kapal ke arah atau arah proyeksi
bumuawi jatuh bersamaan dengan naik turunnya matahari. Sebagai
umpama bila kapal berlayar dengan kecepatan 20 mil/jam menuju
proyeksi bumiawi maka matahri akan naik dalam waktu 3 menit setinggi

3
x 20 mil = 1’. Disebabkan ini maka waktu yang tepat dari waktu
60
rembang matahari tidak dapat dilakukan seteliti mungkin.
Secara tecritis maka pada waktu rembang bilamana ehrometer
dibaca maka dari rumus : WAKTU MENENGAH = 12.00 +
PEMERATAAN WAKTU perbedaan waktu dapat menentukan perbedaan
bujur sehingga dengan demikian bujur dapat diketahui. Namun hal ini
tidak dapat dilaksanakan karena waktu rembang yang tidak tepat.
Setelah matahari naik lagi dan mulai turun kami baca di sextant
tinggi matahari yang dicapai. Antara tinggi maksimum matahari dan
lintang dimana peninjau berada ada hubungan seperti terlihat pada
gambar. S1, S2 dan S3 adalah benda-benda angkasa yang terletak di titik
rembang derajah atasnya,. N = (900 – t.s 0)
a) Untuk S1 maka lintang dan zawal tidak senama.
Lintang = bsr. S2T – bsr. S1E = N - Z
b) Untuk S2 maka lintang dan zawal tidak senama. Lintang > zawal.
Lintang bsr.ET = bsr.ES2 - bsr.S2T
= zawal + N
Lintang = zawal + N

- 78 -
c) Untuk S3 maka lintang dan zawal adalah senama tetapi zawal
lintang. Atau lintang bsr.ET = bsr.ES1 - bsr.TS2 = Z -N
Lintang = zawal – N.
Untuk tidak membingungkan maka diambil lintang dan zawal
positip bila tandanya Utara dan N diambil positip bilamana tingginya
diambil di atas titik Utara.
Lintang dan zawal adalah negatip bilamana tandanya Selatan dan
N adalah negatip bilamana diambil tingginya diatas titik Selatan.
Dengan demikian maka :
Untuk S1 :
Lintang = N – Z menjadi Lintang = zawal – N karena lintang
adalah selatan dan tinggi benda angkasa diukur diatas Selatan sehingga
N menjadi negatip.
Untuk S2 :
Maka lintang = N – Z juga Lintang = zawal – N. zawal adalah
Selatan sehingga menjadi negatip dan tinggi diukur diatas Selatan jadi N
menjadi negatip.
Untuk S3 :
Disini tetap berlaku Lintang = zawal – N karena semuanya adalah
positip.dengan demikian dapat dikatakan secara umum : LINTANG =
ZAWAL – N.
Bilamana dari waktu rembang matahari kami dapat mencari
lintangnya maka dapat ditarik garis tinggi dimana si peninjau berada.
Azimuth benda angkasa pada waktu rembang adalah 0 0 atau 1800
sehingga garis tinggi berjalan dari arah Timur/Barat. Garis tinggi ini
mempunyai bujur yang sama dengan tempat duga. Sehingga dengan
demikian maka lintangnya yang berubah sesuai dengan perhitungan kami
namun bujurnya tetap sesuai bujur duga. Sehingga titik lintang tengah hari
tidak dapat menentukan letak dari kapal. Hanya karena perhitungannya
yang mudah dan kemungkinan dapat dokombinasikan dengan garis
baring atau letak kapal dapat dilihat, umpama bilamana haluan benarnya

- 79 -
Timur atau Barat maka lintang tengah hari akan banyak gunanya untuk
melihat apa kapal kiri/kanan dari haluan. Untuk haluan benar Utara atau
Selatan dapat dilihat dari juga apa kecepatan kapal adalah sesuai dengan
yang diduga. Sehingga bilamana keadaan cuaca memungkinkan akan
selalu diambil titik lintang matahari atau secara umum disebut lintang
tengah hari.

Contoh :
1) Sebuah benda angkasa dengan zawal 14 012’S telah diabil tingginya
pada waktu rembang atasnya. Tentukan lintang dari peninjau bila
tinggi sejati dari benda angkasa diatas titik Selatan adalah 57 013’.
Sesuai ketentuan maka zawal dan lintang adalah negatip sehingga
dari Li = Z –N menjadi
Lintang = (-14012’) - (-32047’) = -14012’ + 32047’
= + 18035’
Jadi lintang = 18035’
2) Sesuai tempat duga di 46018’U – 9015’B maka pada titik rembang atas
matahari t.u.0 : 29050’, pada tanggal 12 Pebruari 1991. Tinggi mata 10
meter.
Waktu rembang atas T (op) : 12-14 12/II
Bjr Barat dlm waktu : 0-37
GMT ± : 12-51 12/II
Untuk GMT 12.00 : zawal : 13045,9 S (-)
51 : d;0,8 : 0,7
zawal : 13045,2’S
t.u 0 : 29050’
dft V : +8,8’
d.c : + 0,3’
t.s 0 : 29,59,1’
N : (900 – 29059,1’) = 60000,9’
Lintang = zawal – N

- 80 -
= 12045,2’ – (-60000,9’)
= 46014,7’
Jadi lintang adalah 46014,7’U
dan P = 46018’ – 46014,7’ = 3,3’ (ke arah selatan)
Jadi dari T.D. jadi dari T.D. 46 013’ kami tarik garis sejajar dengan jajar
disebelah Selatan tempat duga dengan jarak 3,3’.
Sehingga tempat kedudukan : 46014,7’U – 9015’T
Didalam contoh maka N adalah negatip karena tinggi diukur
diatas titik Selatan. Didalam praktek tentunya hal ini tidak akan menjadi
persoalan, namun dalam membuat soal-soal hal ini dapat dilihat dengan
membuat gambar angkasa atau melihat kepada lintang duganya. Untuk
bintang-bintang dapat juga diambil itik lintangnya. Dalam hal ini maka
bintang tentunya harus berada di derajah Utara / Selatan. Hal ini
disebabkan karena bintang-bintang seperti juga matahari karena
peredaran harian maya akan terbit disebelah Timur dan akan tenggelam
di sebelah Barat.
1) Contoh :
Pada 14 Januari 1991, titik lintang dari Acrux dibaring Selatan dan t.u
Acrux : 57*25’. I.C : 3’20”. Tinggi mata 6 meter. Hitung lintangnya.
t.u * : 57025’
I.C : + 3,3’
Dft VI : -4,9’
t.s * : 57023,4’ Acrux : 63002,8’S
Li = Z–N
= -63002,8’ - - (90* - 57*23,4’)
= -63002,8’ + 32036,6’ = -30026,2’
Jadi lintangnya adalah 30026,2’S
2) Contoh :
Pada tanggal 10 April 1991 di tempat kedudukan 44 014’U – 158000’T
hendak diukur tinggi rembang dari Altair sebagai ukuran untuk
mengukur tingginya dengan sextant. Tinggi mata 7 meter dan I.C. -2’

- 81 -
Lintang : 44014’U
Zawal Altair : 8050,5’U
 N : 35023,5’
900
t.s. * : 54036,5’
dft VI : + 5,4’
I.C : + 2,0’
t.u. * : 54043,9’
Pengukuran titik rembang bintang pada derajah atas dalam prakteknya
tidak dilakukan. Namun demikian sesuai contoh di atas, maka dalam
pengambilan lintang tengah hari dari matahari bilamana perlu tinggiukur di
sextant dapat diperkirakan pemasangannya lebih dahulu untuk
memudahkan bilamana mengikuti naiknya matahari.
Hanya saja karena dari tinggi sejati dijadikan ukur maka dengan
sendirinya tanda-tandanya harus dibalik. Bilamana dari tinggi ukur
matahari pada pagi hari kami dapat garis tingginya, maka garis tinggi itu
dapat kami layarkan ke posisi tengah hari sebagai garis tinggi pertama
yang dilayarkan. Dari lintang tengah hari, maka akan terjadi garis tinggi
kedua dan titik potong dari kedua garis tinggi itu adalah posisi kapal.
Bilamana karena keadaan cuaca berawan posisi lintang tengah hari tidak
dapat dilaksanakan maka garis tinggi pagi hari dapat dilayarkan sampai
pada sore hari hingga dapat diambil tingginya matahari. Bilamana hanya
ada satu garis tinggi masih dapat digunakan dengan dikombinasikan
dengan :
a) Bila terdapat sebuah baringan dari benda didarat maka akan didapat
tempat kedudukan.
b) Dengan dikombinasikan garis tinggi dengan baringan radio, radar,
Decca, Loran dan sebagainya.
c) Dengan dikombinasikan dengan kedalaman laut maka dengan melihat
angka-angka kedalaman dapat diketahui dimana kapal berada.

- 82 -
d) Sebuah garis tinggi yang diperoleh dari pengambilan matahri pada
jurusan tegak lurus di daratan maka akan membuat garis tinggi sejajar
dengan daratan itu. Dengan ini maka jarak dari daratan diketahui.
e) Juga pengambilan tinggi matahari didepan dan dibelakang dari haluan
kapal akan menghasilkan garis tinggi yang memotong garis haluan.
Dengan ini dapat diketahui posisi kapal didepan atau belakang tempat
duga.

Soal-soal lintang tengah hari dan posisi yang dilayarkan


1) Apa hubungan secara umum dalam perhitungan titik lintang antara
lintang dari peninjau, tinggi benda angkasa pada rembang atasnya dan
zawal dari benda angkasa itu.

2) Tentukan lintangnya bila diketahui dari benda angkasa :


Tinggi di derajah

3) Berapa tinggi benda angkasa di titik rembangnya bilamana :


4) Berapa tinggi maksimum matahari pada tanggal 20 Juli 1991 pada
tempat duga 53021’U – 0000’
5) Mengapa kami tidak dapat menghitung secara tepat GMT dari
rembang matahari dengan penunjuk pengukur waktu.
6) Pada tanggal 12 Pebruari 1991 sesuai T.D 32 006’U – 1105 5’B,
maka t.u.0 waktu rembang atas 41039,5’. I.C. -1. tinggi mata 13 meter.
Hitung lintang tengah hari dan arah dari garis tingginya juga hal yang
sama untuk soal-soal berikut
7) Pada tanggal 13 Oktober 1991 sesuai tempat duga 26 014’U –
25021’B, t.u.0 pada rembang atas 49048’. Tinggi mata 7 meter.
8) Pada tanggal 20 Juni 1991 sesuai tempat duga 35 002’U – 21013,5’B
telah diukur tinggi Sirius di remang atasnya 38 021’.
Tinggi mata 12 meter

- 83 -
9) Pada tanggal 12 Desember 1991 diatas titik Selatan telah diukur
tinggi Canopus 51024,5’. I.C. – 1,5’. Tinggi mata 11 meter.
Lintang duga 31028,5’B.
10) Pada tanggal 12 Pebruari 1991 lintang tengah hari 26 052’U –
29040’B. Sesudah itu dilayarkan dengan haluan benar 264 0, jauh 202
mil dan waktu adalam jam 09.00 w.s. tanggal 13 Pebruari 1991. Pada
saat itu maka matahari diambil dengan p.p.w : 11-38-14; t.u.0 :
31002,5’. Setelah berlayar lagi dengan haluan yang maka pada jam
12.00 w.s diambil t.u.0 : 49028’. Duduk : -00-05-20. tinggi mata 12
meter. I.C. + 1’
11) Setelah lintang tengah hari pada tanggal 13 Pebruari 1991
dilayarkan dengan H.B.2650 sampai penunjukan topdal 69. laju kapal 9
mil. Pada waktu jam 09.00 w.s tanggal 14 Pebruari 1991; t.u.0 : 28 023’
pada p.p.w : 11-51. Setelah itu layarkan lagi dengan haluan yang maka
pada jam 12.00 w.s., t.u.0 : 50049’. I.C + 1’. Tinggi mata 10 meter
duduk : -00-05-21.
12) Pada tanggal 12 Pebruari 1991 setelah lintang tengah hari
dilayarkan dengan haluan 2650HB. sejauh 200 mil dan sesudahnya
pada tanggal 13 Pebruari jam 09.00 w.s telah diukur

- 84 -
BAB X
PENENTUAN LINTANG DARI TINGGI BINTANG KUTUB

Tinggi dari kutub angkasa adalah sama dengan lintang dari


seorang peninjau. Bilamana ada benda angkasa yang berada tepat di
kutub angkasa, maka tinggi sejati dari benda angkasa itu adalah lintang
dimana peninjau berada. Bintang Polaris @ Ursae Minoris adalah benda
angkasa yang terletak di dekat kutub angkasa. Tidak tepat berada di kutub
angkasa namun pada jarak 57’ dari kutub Utara angkasa dan
mendekatinya pelan-pelan. Zawal dari Polaris adalah ± 89 0 dan Polaris
membuat lingkaran kecil di angkasa sehingga dengan demikian maka
tingginya dapat menjadi ukuran untuk menghitung lintang dari seorang
peninjau bilamana ia dapat mengukur tingginya Polaris. Karena Polaris
membuat lingkaran kecil mengelilingi kutub angkasa maka azimuth dari
Polaris mengalami perubahan dari ± U 2 0 T ke ± U 20 B selma lintasannya
mengelilingi kutub Utara angkasa dan akan menjadi Utara sejati 2 x dalam
sehari bila ia melintasi derajah rembangnya, sekali ditas kutub dan sekali
dibawahnya. Mengambil tinggi sejati dari Polaris dinamakan penentuan
lintang kutub. Untuk menentukan lintang kutub secara tepat diperlukan
beberapa koreksi. Bilamana kmi melihat ke gambar maka lingkaran kecil
merupakan peredaran harian dari bintang Polaris.kutb Utara angkasa
kami nyatakan dengan Ku. bilamana Polaris berada di derajah atas maka
LHA = 0 ; bilamana berada pada sudut siku-siku dari derajah maka LHA =

- 85 -
900 pada sebelah Barat dari kutub kemudian kemudian menjadi 180 0 pada
rembang bawahnya dan 2700 bilamana berada pada sebelah Timur kutub.
Bilamana kami melihat di gambar berikut ini maka S adalah proyeksi
bumiawi dari bintang kutub.
Jarak KuS = 
Dalam gambar memang kelihatannya besar namun sebetulnya hanya 
1 0.
Bilamana BS = 900 – t (tinggi) maka dengan S sebagai titik pusat
kami dapat membuat jajar tinggi.
G adalah tempat duga.
B adalah titik potong dari jajar tinggi dengan derajah yang melalui tempat
duga, jadi adalah titik lintang. Dalam hal ini dinamakan titik lintang kutub.
Karena jarak dari S hanya 1 0 dari Ku, maka hampir tidak ada selisih antara
BS = 900 – t dan BKu = 900 – Li, bilamana Li adalah lintang dari bintang
kutub.
Juga sdt SBA merupaka sudut yang kecil sekali.
Kami membat BD = BS dan membuat SA tegak lurus pada K uB.
Di dalam segitiga siku-siku BSA ;
BA < BD
Dan
BS = BD = BKuA + AD
Atau
Bs = BKu + (0KuA) + AD
Umpama (- KuA) = c1 dan AD = c2
Sehingga menjadi
90 0 – t = 900 – Li + c1 + c2

- 86 -
BAB XI
MEMPERGUNAKAN ALAT PENCARI DAN
PENGENAL BENDA ANGKASA

Dalam mengambil observasi dari benda-benda angkasa yang


dilakukan pada waktu pagi-pagi dan pada waktu sore hari menjelang
malam atau tepatnya antara waktu nautical dan civil twilight, baik itu
dilakukan pada pagi-pagi hari maupun pada waktu sore hari ketika
cakrawala masih tampak dengan jelas akan timbul kesukaran untuk
mengenal bintang-bintang berdasarkan rasi-rasinya karena yang kelihatan
mula-mula adalah bintang-bintang yang mempunyai magnitude yang
besar dahulu. Untuk memudahkan dalam pencaharian benda-benda langit
maka oleh Hydrographic Office – U.S.A dibuat sebuah alat pencari dan
pengenal bintang dan syarat-syarat yang dinamakan “Starfinder and
Indentifier” dengan nomor-nomor H.O No. : 2102-C dan yang terakhir No. :
2102-D
Alat ini adalah untuk mencari perkiraan tinggi dan azimuth
bintang-bintang pada waktu tertentu dan mencakup 57 bintang-bintang
yang dipergunakan untuk navigasi di laut.
Alatnya sendiri terdiri dari lembaran-lembaran lastik yang dibagi
dalam satu bulatan utama dengan nama bintang-bintang untuk lintang-
lintang Utara pada bahagian satunya dan dibahagian lain untuk lintang
Selatan.

- 87 -
Disertai dengan 9 (sembilan) bulaan bening untuk tiap-tiap 10 0
lintang dari lintang 50 s/d 850 dan sebuah diagram untuk sudut-sudut
derajah. Dalam pengambilan bintang-bintang untuk navigasi maka dicari
dahulu bulatan bening yang mendekati posisiduga dari kapaldan sesudah
itu bulatan bening dengan lintang yang mendekati ditempatkan menutupi
bulatan Utama dimana tertera nama dari bintang-bintang.
Harus diperhatikan bahwa pada satu sisi bulatan Utama tertulis
huruf N (North) sedangkan yang lain sisi tertulis S (South). Carilah LHA
yang ada tempatkan panah yang ada pada buatan bening pada harga
LHA yang ada pada pinggir dari bulatan dasar yang sudah tertera angka-
angka dari 00 s/d 3600.
Pada lingkaran-lingkaran lonjong yang bulat-bulat dapat dibaca
tinggi dari bintang-bintang dan azimutnya dapat dibaca pada garis-garis
radial yang ada di bulatan bening. Dengan cara ini maka semua bintang-
bintang yang berada di atas cakrawala dapat dibaca tinggi azimutnya.
Ditengah-tengah lingkaran-lingkaran lonjong terdapat sebuah
silang yang menandakan titik Zenith dari peninjau.
Bintang-bintang yang terang pada bulatan Utama diberi tanda
dengan lingkaran hitam yang lebih besar daripada lingkaran hitam dari
bintang yang kurang sinarnya.
Sedangkan bulatan bening yang ada sudut-sudut derajah
berguna untuk mencari :
a) Benda-benda angkasa yang letaknya tidak menentu seperti
sayarat.
b) Mencari sebuah benda angkasa yang tidak dikenal.
c) Untuk mencari pada derajah mana dan berapa besar zawal untuk
tiap benda angkasa.

Untuk keterangan selanjutnya harus diingat bahwa LHA Aries


adalah sama dengan rambat lurus dari derajah.

- 88 -
Jadi skala pada kri / kanan dari lembaran Utama menunjukkan
harga dari rambat lurus atau (360 0- SHA). Dan lingkaran-linkaran lonjong
pada lembaran bening ini menunjukkan apakah zawal dari benda angkasa
berada di Utara atau Selatan dari cakrawala angkasa yang tertulis pada
lembaran Utama.
Umpama kita hendak mencari di lintang Utara sebuah benda
angkasa yang mempunyai SHA* sebesar 750 dan zawalnya sebesar 130
Selatan. Kurangkan SHA* dari 3600 untuk mendapat rambat lurus dari
bintang sebesar (2850). Tempatkan lembaran bening yang ada sudut-
sudut derajah pada lembaran Utama yang ada tulisan N dan tempatkan
arah penunjuk pada (2850) yang ada pada lembaran Utama.
Pada lubang dari lembaran bening pada 13 0 secara interpolasi
dapat dilihat benda angkasa dengan zawal yang dicari.
Dengan mempergunakan H.O No. : 2102-C atau H.O No. : 2102-
D akan mudah sekali untuk mengambil bintang-bintang pada waktu pagi-
pagi atau sore-sore hari. Hanya perlu diperhatikan berpa lamanya twilight
dan dengan bantuan Almanak dengan mencari LHA maka dapat ibuat
skema dari bintang-bintang yang berada disekelilingi kapal pada waktu
pengmabilan. Dengan melukis haluan kapal, arah azimuth dan tinggi dari
bintang-bintang maka penentuan letak kapal secara Astronomis
merupakan pekerjaan yang mudah.

A. Tugas Mualim Jaga di Anjungan Waktu Kapal sedang Berlayar :


Seorang muslim dan Ahli Mesin jaga, kedua-duanya dalam
tangannya masing-masing bertanggung jawab atas keamanan kapalnya.
Akan tetapi Nahkodalah yang memikul secara keseluruhan tanggung
jawab itu keluar.
“Seorang Mualim jaga harus segera memberi tahu atau
melaporkan kepada Nahkoda bila merasa ragu-ragu mengenai
keamanannya, pada saat yang bagaimanapun juga”.

- 89 -
Tanggung jawab seorang Mualim berakhir sewaktu Nahkoda itu tiba di
anjungan dan jelasnya setelah Nahkoda mengambil oper komando.
Selama ini belum terjadi, seorang Mualim adalah merupakan orang yang
bertanggung jawab dan harus melakukan tindakan berjaga yang dianggao
perlu demi keamanan kapal, penumpang dan muatannya, berdasarkan
kecakapan seorang pelaut yang baik.
Dia harus menggunakan kemudi, suling, telegrap, pada waktunya yang
diperlukan. Sama halnya bila kapal berlayar memasuki sebuah perairan
dibawah petunjuk seorang Pandu. Seorang Mualim harus memahami
bahwa Pandu itu adalah tidak lain hanya merupakan penasehat Nahkoda
saja. Bila dalam hal demikian karena kesibukan administrtip atau hal lain
hingga Nahkoda meninggalkan anjungan untuk sementara, maka secara
otomatis Mualim jagalah yang bertanggung jawab dan dibebani tugas
pemeriksaan atas jalannya navigasi. Kontrole dilakukan terus menerus
dan merupakan sesuatu yang sangat penting. Setiap Mualim harus
memahami kenyataan dari suatu pepatah yang bunyinya kira-kira
demikian : “One man’s Navigation always, is wrong”. Pepatah ini harus
diartikan secara luas. Karena bagi mereka yang tidak mampu
menjalankan atau melaksanakan kontrole (pemeriksaan) tidaklah tepat
untuk memberi perintah.
Syarat bagi seorang Mualim, terutama bagi yang sedang bertugas ialah
kesiapsiagaan terus menerus, disertai dengan daya ingat yang baik. Dari
mulai menginjak masa menjadi Taruna harus sudah melatih diri untuk
melakan pengamatan dan daya ingat yang baik tersebut. Dalam hal ini
harus digunakan semua panca inderanya, yaitu penglihatan,
pendengaran, perasaan, daya cium. Hal ini tidak hanya dilakukan pada
waktu tugas di anjungan saja, akan tetapi harus dilakukan terus menerus.
Dengan melatih diri mengenai hal ini semua, maka pada akhirnya menjadi
seorang Nahkoda yang baik. Dalam kedudukan sebagai Nahkoda harus
mempunyai daya ingat semua hal dan menjadikannya sebagai panca
indera yang ketujuh. Untuk melakukan pengamatan yang baik tidaklah

- 90 -
dimaksudkan agar seorang Mualim harus selalu mengarahkan
teropongnya ke cakrawala secara terus menerus untuk mencari sesuatu.
Tetapi yang penting agar daya ingat penglihatannya demikian tajam,
hingga dengan mata biasa dapat dengan segera menandai semua
perubahan dalam daerah penglihatan itu.
Tempat Mualim juga ada di anjungan. Dia tidak boleh meninggalkan
tempat ini barang sedikitpun sebelum ada penggantinya. Pada malam hari
dan cuaca gelap dibantu leh seorang pengamat, biasanya seorang juru
mudi yang sedang tidak memegang kemudi. Tempatnya yang paling baik
adalah muka, apabila disana kemasukan air, maka ditempatkan di
anjungan bawah angin. Pada kapal penumpang di jaman dahulu
ditempatkan di sarang teriak (kraaien nest) untuk kepentingan penumpang
(tradisi kuno).
Dengan adanya pengamat ini, tidaklah berarti bahwa kesiagaan Mualim
jaga boleh menurun karena dia harus selalu berhubungan dengan pihak
pengamat melalui corong atau alat penghubung lainnya. Apa ynag dilihat
harus dicatat untuk menjaga kekhilafan. Pada cuaca buruk hubungan
dilakukandengan telepon. Apa yang dilihat harus diperiksa umpamanya :
haluan kapal-kapal lain harus ditandai dan baringan-baringan yang
disyaratkan harus dilakukan dengan cermat. Bila perlu harus menyimpang
dengan cukup waktu dan dilakukan dengan jelas.
Jaga anjungan tidaklah terbatas hanya untuk mengamati apa yang beradA
di luar kapal, seperti tekanan udara beserta perobahannya, kapal-kapal
lain, bui-bui, tanda-tanda pengenal, di darat dll tetapi juga keadaan
kapalnya sendiri harus diperiksa, umpamanya :
- lampu-lampu navigasi
- jurumudi haluan
- penunjukan kompas beserta kesalahannya
- keadaan di dek seperti korsel-korsel angin, keadaan palka, jendela,
muatan dek dst.
- Dan semua yang dapat dicapai dengan mata harus diawasi

- 91 -
Yang tidak dapat dicapai dengan matabiasanya dapat dilakukan dengan
menyuruh Mualim IV bila ada atau jurumudi untuk sekali tempo meronda
keliling kapal dan harus memperhatikan :
- keadaan ikatan sekoci kalau perlu dikencangkan
- penutup palka, ikatan-ikatannya, baji-bajinya dll.
- Tros-tros dan pintu-pintu kedap air.
Pemeriksaan terhadap haluan yang dikemudikan tidaklah selalu harus
melihat kompas. Titik di cakrawala dan bintang-bintang di langit
merupakan alat penolong yang baik untuk melakukan pengontrolan.
Seorang Muslim yang berpengalaman dapat mengetahui rewangnya kapal
hanya dengan melihat ke arah cakrawala atau bekas air baling-baling dan
sekali-sekali melihat kompas. Sebaliknya seorang juru mudi yang baik
tidak semata-mata mengemudikan dengan kompasnya saja. Tetapi juga
dengan berdasarkan pedoman cakrawala dan bintang-bintang di malam
hari, hingga kapal selalu berada di hal;uan dan sedikit saja rewangnya.
Seorang juru mudi yang kurang mahir selalu menggunakan kompasnya,
ehingga terlambat untuk membalas kemudinya dan selalu banyak main
kemudi hingga kapal tidak tenang.
Pada malam hari penerangan kompas harus kecil, sehingga tidak selalu
untuk melihat sesuatu di kompas itu. Pada waktu timbang terima kemudi,
maka jurumudi yang lama harus menyebutkan kepada penggantinya,
haluan yang harus dikemudikannya. Juru mudi yang baru itu harus
mengulanginya dengan jelas dan setelah itu melaporkan kepada Mualim
jaganya, yang harus mengulanginya dengan jelas. Setelah itu Mualin
mengontrol haluan kompas dan mecocokannya dengan haluan kompas
induk dan dicatat pula perbedaannya bila ada. Adalah merupakan
kebiasaan bila berlayar dengan orang-orang asing seperti bangsa Cina,
India, Pilipina, Malaysia, Singapora dll, untuk mempergunkan bahasa
Inggris sebagai bahasa pengantarnya.

B. Komando Kemudi :

- 92 -
Untuk tidak terjadi kesalahfahaman, maka haluan-haluan itu
diucapkan dalam angka. Umpamanya yang dimaksud adalah 180 derajat,
maka harus diucapkan ‘ONE EIGHT OH’ yang apabila diucapkan dalam
kata-kata ialah one hundred eighty, akan tetapi dapat terdengar sebagai
one hundred eightteen yang artinya 118. sebaliknya umpamanya yang
dimaksud ialah haluan 015 derajat maka harus diucapkan ‘OH ONE FIVE’
supaya tidak salah paham.

Contoh :
Cikar kanan (Inggris : Hard starboard)
Juru mudi mengulangi perintahnya – hard starboard sambil dengan cepat
kemudi diputar kekanan penuh maka melaporkan kembali – kemudi cikar
kanan atau ‘Wheek Hard starboard’ diikuti dengan sebutn jabatan yanag
dibri perintah.
Starboard Ten (artinya kemudi 10 derajat)
- Juru mudi mengulangi perintahnya “Starboard Ten” sambil
dengan cepat kemudi diletakkan pada kedudukan 10 derajat ke kanan.
Setelah pada kedudukan tersut, segera melaporkan kembali “Wheel
starboard Ten Mr. Pilot” atau Sir seandainya yang memerintahkan itu
seorang Pandu dst.
- : “Sedikit kanan” (starboard a bit atau starboard a little)
- Kemudi diletakkan sedikit ke kanan
- : “Sedikit lagi” atau “Tambah sedikit” (starboard more easy
atau more easy atau a little more)
- Kemudi di kekanankan sedikit lagi
- : “Tengah pelan-pelan” (easy your helm atau midship easy)
- kemudi diputar pelan-pelan
- : kemudi tengah-tengah (wheel a miships)

- 93 -
- : “Terus” (steady), disini kemudi dibalas untuk menghambat
kecepatan beloknya kapal.
- : “Terus begitu” (steady as she goes)
- Juru mudi mengingat-ingat pada waktu itu, haluan yang
berada di kompasnya atau sesuatu yang terlihat di haluan kapal, dan
kemudian mengarahkandengan cepat haluan kapal ke arah tersebut.
- : “Kembali haluan” (Course)
Juru mudi membawa kapal kembali ke haluan semula sebelum kapal
menyimpang
Mualim harus memperhatikan dengan baik laporan-laporan dari juru
mudi.

C. Pemeriksaan Kesalahan Kompas :


Seorang Mualim jaga harus berulang kali menghitung kesalahan
tunjuk dari kompasnya. Apalagi sesudah merobah haluan, dimana
mungkin yang dipergunakan pada haluan yang baru tersebu hanya kira-
kira saja dimana mungkin nilainya berobah. Pemeriksaan dapat dilakukan
dengan pengambilan azimut atau jaga dengan membaring dua benda di
darat menjadi satu baris.

D. Pemeriksaan terhadap Kedudukan Kapal :


Di lautan terbuka dibuatlah pengamatan astronomis untuk mengisi
bestek. Hal ini dapat dijadikan alat penolong untuk menentukan
kedudukan kapal, juga di perairan sempit merupakan petunjuk yang
penting. Perhitungan pengamatan astronomis tidaklah mengurangi
pengamatan dengan mata. Di dekat pantai, maka pengontrolan bentuk
dilakukan dengan baringan pedoman, sedangkan baringan radio, Decca,
Consol dan Radar merupakan alat pembantu yang baik.
Selama melakukan navigasi di pantai maka waktu antara baringan-
baringan hendaknya jangan terlalu lama, dan waktunya harus dicatat
dalam peta. Pada waktu melewati titik-titik yang penting harus ditentukan

- 94 -
jarak lintangnya (baringan 4 surat) disamping dicatat waktunya juga
penunjukan topdalnya bila kapal dilengkapi dengan alat navigasi
elektronik, maka para Mualim harus selalu berlatih, dengan tidak
melupakan kewajibannya mengani tanggung jawab terhadao kapalnya.

Maksud dari latihan itu ialah :


Keyakinan terhadap kerja alat dan kemungkinan-kemungkinan khusus
yang terjadi sehubungan dengan alat tersebut.
Menimbulkan keyakinan terhadap alat.
Dengan membandingkan apa yang terbaca pada alat itu yang dapat dilihat
langsung, maka dapatlah diketahui cara menggunakan alat itu. Disamping
itu harus memeriksa peruman. Dengan ini dapat dihasilkan keterangan-
keterangan yang penting, dimana kemudian bila mengalami penglihatan
yang kurang jelas dapat diambil sesuatu kesimpulan yang mendekati
kebenaran. Dengan melatih diri mengenai alat modern ini tidaklah berarti
bahwa diperbolehkan mengabaikan cara-cara kuno.

- 95 -

Anda mungkin juga menyukai