PPK Pprom
PPK Pprom
PPK Pprom
Halaman
No. No. Revisi
Dokumen
Disusun Oleh Diperiksa Oleh :
KSM Obstetri dan Direktur Medik dan Keperawatan
Ginekologi
2. Anamnesis Pada pasien yang dicurigai mengalami KPD preterm, anamnesis dilakukan
sesuai dengan SPO Asuhan Antenatal beserta anamnesis tambahan yang
terkait dengan onset pecahny a ketuban.
RSUP
Dr. SARDJITO KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN PRETERM
(ICD 10: O42)
Pemeriksaan spesifik:
-
Inspeksi langsung pada vulva untuk menilai adanya aliran cairan
ketuban yang mengalir keluar.
-
Pemeriksaan spekulum yang dilakukan secara steril adalah kunci
diagnosis untuk KPD. Diagnosis KPD ditegakkan jika pada
pemeriksaan menggunakan spekulum ditemukan adanya cairan
ketuban atau adanya ‘pool of fluid’ pada forniks posterior.3,5
(Evidence level IV, Rekomendasi D)
-
Pemeriksaan dalam sedapat mungkin dihindari karena dapat
meningkatkan risiko infeksi dan persalinan prematur, kecuali jika
pasien dicurigai telah dalam persalinan atau terdapat his yang
adekuat.2
-
Tes nitrazin tidak direkomendasikan untuk menegakkan diagnosis
KPD.3 (Evidence level IV)
5. Kriteria a. Riwayat pecahnya selaput ketuban atau keluarnya air ketuban dari
Diagnosis jalan lahir sebelum masuk fase persalinan pada usia kehamilan
<37 minggu.
b. Pada pemeriksaan spekulum vagina didapatkan adanya cairan
ketuban atau “pool of fluid“ pada forniks posterior.
8. Tatalaksana KPD preterm pada usia kehamilan kurang dari 24 minggu (janin
previabel).
2
RSUP
Dr. SARDJITO KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN PRETERM
(ICD 10: O42)
Pemberian tokolitik jangka panjang tidak direkomendasikan. 3
(Evidence level I, Rekomendasi A)
Kombinasi pemeriksaan klinis, pemeriksaan darah (C-reactive
protein dan angka leukosit), dan denyut jantung janin dapat
digunakan untuk menegakkan diagnosis korioamnionitis pada
KPD preterm. Pasien diedukasi untuk dapat mengenali gejala
korioamnionitis (nyeri perut bawah, diskar vagina yang
abnormal, demam, malaise, dan berkurangnya gerakan janin). 3
(Evidence level IV, Rekomendasi D)
Pemantauan janin merujuk pada SPO Pemantauan Kesejahteraan
Janin.
Waktu persalinan:
Pasien dengan KPD preterm dengan usia kehamilan di atas 24 +0
minggu dan tidak memiliki kontraindikasi untuk melanjutkan
kehamilan, dapat dikelola secara ekspektatif hingga usia
kehamilan 37+0 minggu.3 (Evidence level I, Rekomendasi A)
Pertimbangkan terminasi kehamilan lebih dini pada persalinan
aktif, korioamnionitis, kekhawatiran adanya perburukan
kesejahteraan janin, kehamilan ganda monokorion, hipertensi
dalam kehamilan, dan kontraindikasi lain.3
Terapi antibiotik
Antibiotik harus diberikan pada semua pasien dengan diagnosis
KPD preterm untuk mencegah infeksi intrauterin,
memperpanjang masa latensi, dan memperbaiki luaran neonatal. 2,
3
(Evidence level I, Rekomendasi A)
Antibiotik pilihan pertama adalah eritromisin oral 250 mg/6jam
hingga pasien masuk dalam persalinan atau maksimum selama
10 hari.3 (Evidence level I, Rekomendasi A)
Pasien dengan alergi atau kontraindikasi terhadap eritromisin
dapat diberikan penicillin oral (amoxicillin atau ampicillin)
hingga pasien masuk dalam persalinan atau maksimum selama
10 hari.3
Pemberian tokolitik
Pemberian tokolitik jangka panjang tidak dianjurkan karena tidak
berhubungan dengan perbaikan morbiditas maternal maupun
perinatal.3 (Evidence level I, Rekomendasi A)
Pemberian tokolitik jangka pendek dapat dipertimbangkan jika
terdapat his teratur hingga kortikosteroid selesai diberikan.2,3,5
Nifedipin diberikan dengan dosis 10 mg/oral, dapat diulang
setiap 15 – 30 menit dengan dosis maksimum 30 mg.5
Metode Persalinan
Tanpa adanya kontraindikasi persalinan pervaginam, persalinan
dilakukan pervaginam secara spontan maupun dengan induksi.
Metode induksi dan stimulasi persalinan merujuk pada SPO
Induksi dan Stimulasi Persalinan.
Seksio cesarea dilakukan dengan merujuk pada SPO Seksio
Cesarea.
5
RSUP
Dr. SARDJITO KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN PRETERM
(ICD 10: O42)
9. Edukasi Pasien diberikan edukasi tentang mekanisme terjadinya ketuban
pecah dini saat kehamilan preterm, komplikasi dan rencana
penatalaksanaan serta informed choice tentang tata laksana
tersebut.2
Pasien dengan KPD preterm harus dijelaskan kemungkinan
terjadinya persalinan prematur, serta risiko yang mungkin terjadi
pada bayi yang lahir prematur.5
Pasien dengan usia kehamilan <24 minggu harus dijelaskan
mengenai viabilitas yang sangat rendah jika bayi dilahirkan dalam
usia kehamilan <24 minggu.2
11. Indikator medis Lama rawat inap tergantung keputusan terminasi kehamilan, mengikuti
SPO Persalinan Normal, SPO Seksio Cesarea, dan PPK Korioamnionitis.
dr. Rachmat Andi Hartanto, SpBS(K) dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, PhD,SpOG (K)
NIP. 196202201987101002 NIP. 196610061992032001
Derajat Acuan
Bukti Ilmiah
I Meta analisis atau review sistematik dari uji klinik acak terkendali (RCT)
II Meta analisis atau review sistematik dari penelitian kohort atau kasus kontrol
ATAU Beberapa penelitian kohort atau kasus kontrol
III Studi non analitik (laporan kasus, kasus seri)
IV Pendapat atau konsensus para ahli
Derajat Rekomendasi