Standar Operasional Prosedur (SOP)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN INFUS

Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari


PENGERTIAN
pengobatan untuk memasukkan obat atau vitamin ke dalam taubuh
pasien (Darmawan, 2008).
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang
mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori
yang tidak dapat dipertahankan melalui oral.
2. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit,
TUJUAN
3. Memperbaiki keseimbangan asam basa,
4. Memberikan tranfusi darah,
5. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena,
6. Membantu pemberian nutrisi parenteral.
1. Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yg
memungkinkan untuk pemberian obat secara langsung ke
dalam pembuluh darah Intra Vena
2. Untuk dapat memberikan respon yg cepat terhadap pemberian
obat (seperti furosemid, digoxin)
3. Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar
secara terus-menerus melalui pembuluh darah Intra vena
4. Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan cairan &
elektrolit
INDIKASI 5. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan
mengurangi kepentingan dgn injeksi intramuskuler.
6. Pasien yg mendapatkan tranfusi darah
7. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur
(contohnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan,
dipasang jalur infus intravena untuk persiapan seandainya
berlangsung syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
8. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yg tidak stabil,
contohnya syok (meneror nyawa) & risiko dehidrasi
(kekurangan cairan), sebelum pembuluh darah kolaps (tak
teraba), maka tak mampu dipasang pemasangan infuse
1. Terdapat inflamasi (bengkak, nyeri, demam), flebitis,
sklerosis vena, luka bakar dan infeksi di area yang hendak di
pasang infus.
2. Pemasangan infus di daaerah lengan bawah pada pasien gagal
ginjal, terutama pada pasien-pasien yang mempunyai penyakit
KONTRA
INDIKASI ginjal karena lokasi ini dapat digunakan untuk pemasangan
fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis
(cuci darah).
3. Obat-obatan yg berpotensi iritan pada pembuluh vena kecil yg
aliran darahnya lambat (contohnya pembuluh vena di tungkai
& kaki).
1. Standar infuse
2. Cairan infus sesuai kebutuhan
3. IV catheter/ Wings needle/ abocath sesuai kebutuhan
4. Perlak
PROSEDUR : 5. Tourniquet
PERSIAPAN 6. Plester
ALAT 7. Gunting bengkok
8. Sarung tangan bersih
9. Kassa steril
10. Kapas alkohol/ Alkohol swab
11. Betadine
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat
3. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan
dirasakan selama pemasangan infuse
4. Atur posisi pasien / berbaring
5. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan
selang infuse dan gantungkan pada standar infuse
6. Menentukan area vena yang akan ditusuk
7. Pasang alas
PROSEDUR : 8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan
ditusuk
PELAKSANAAN
TINDAKAN 9. Pakai sarung tangan
10. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
11. Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke
jantung
12. Pastikan jarum IV masuk ke vena
13. Sambungkan jarum IV dengan selang infuse
14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
16. Atur tetesan infus sesuai program medis
17. Lepas sarung tangan
18. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi : nama
pelaksana, tanggal dan jam pelaksanaan
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
21. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi
keperawatan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TINDAKAN KEPERAWATAN

PERAWATAN LUKA

Membersihkan luka, mengobati luka dan menutup kembali luka


PENGERTIAN
dengan tekhnik steril.
1. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka.
2. Memberi pengobatan pada luka.
TUJUAN 3. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.
4. Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka.
1. Pasien yang luka baru maupun luka lama
2. luka post oprasi
INDIKASI 3. Gangrene
4. luka bersih dan luka kotor.
1. Pinset anatomis
2. Pinset chirurgis
3. Gunting debridemand / gunting jaringan.
4. Kassa steril.
5. Kom kecil 2 buah.
6. Peralatan lain terdiri dari :
PROSEDUR : a. Sarung tangan.
b. Gunting plester.
PERSIAPAN c. Plester.
ALAT d. Desinfektan (Bethadin).
e. Cairan NaCl 0,9%
f. Bengkok
g. Perlak / pengalas.
h. Verband.
7. Obat luka sesuai kebutuhan.
A. Tahap pra interaksi
1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan

B. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien
dan keluarga.

PROSEDUR : C. Tahap kerja


1. Dekatkan alat-alat dengan klien
PELAKSANAAN 2. Menjaga privasy pasien.
TINDAKAN 3. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
4. Pasang perlak / pengalas di bawah daerah luka.
5. Membuka peralatan.
6. Memakai sarung tangan.
7. Basahi kasa dengan bethadin kemudian dengan
menggunakan pinset bersihkan area sekitar luka bagian luar
sampai bersih dari kotoran. (gunakan teknik memutar
searah jarum jam)
8. Basahi kasa dengan cairan NaCl 0,9% kemudian dengan
menggunakan pinset bersihkan area luka bagian dalam.
(gunakan teknik usapan dari atas ke bawah)
9. Keringkan daerah luka dan Pastikan area daerah luka bersih
dari kotoran.
10. Beri obat luka sesuai kebutuhan jika perlu.
11. Pasang kasa steril pada area luka sampai tepi luka.
12. Fiksasi balutan menggunakan plester atau balautan verband
sesuai kebutuhan.
13. Mengatur posisi pasien seperti semula.
14. Alat-alat dibereskan.
15. Buka sarung tangan.

D. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Catat tindakan.
3. Berpamitan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN DAN PEMASANGAN OKSIGEN

Terapi Oksigen adalah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan


PENGERTIAN
parsial oksigen pasa inspirasi yang dapat dilakukan dengan
menggunakan nasal kanul, simple mask, RBM mask dan NRBM
mask.
1. Mengatasi hipoksemia/hipoksida.
TUJUAN 2. Untuk mempertahankan metabolism dan meningkatkan
oksigen.

3. Sebagai tindakan pengobatan

1. Tabung Oksigen lengkap Flowmeter dan Humidifier.


PROSEDUR : 2. Nasal kateter, kanule kateter dan masker/ Sunkup
PERSIAPAN 3. Vaselin/ Jelli
ALAT 4. Tissu/ Kassa
A. Tahap pra interaksi
1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan

B. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien
dan keluarga.

C. Tahap kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan klien
PROSEDUR : 2. Menjaga privasy pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
PELAKSANAAN 4. Cek flowmeter dan Humidifier
TINDAKAN 5. Memasang pipa oksigen pada tabung, pipa oksigen
dihubungkan dengan masker/ kateter hidung/ kanul kateter
6. Mengatur volume oksigen sesuai dengan intruksi dengan
membuka flowmeter
7. Memasang masker/ kateter hidung/ kanul kateter pada
hidung pasien
8. Mengawasi keadaan umum pasien dan menanyakan kepada
pasien apakah sesaknya berkurang
9. Alat-alat dibereskan.
10. Buka sarung tangan.

D. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Catat tindakan.
3. Berpamitan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TINDAKAN KEPERAWATAN

INJEKSI INTRAMUSKULAR (IM)

Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien


PENGERTIAN
yang yang diberikan obat secara intra muskulus (IM).
TUJUAN 1. Agar absorpsi obat lebih cepat

1. Dapat dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau
bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan
obat secara oral.
2. bebas dari infeksi.
INDIKASI
3. Tidak terdapat lesi kulit.
4. Tidak ada jaringan parut.
5. Tidak ada tonjolan tulang.
6. bebas dari otot atau saras besar di bawahnya.
1. Infeksi
2. Lesi kulit
KONTRA
INDIKASI 3. Jaringan parut
4. Tonjolan tulang
5. Otot atau saraf besar di bawahnya.
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa;
PROSEDUR : 25-27 G dan panjang 1 inci untuk anak-anak)
4. Bak spuit 1
PERSIAPAN
ALAT 5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
6. Perlak dan pengalas
7. Obat sesuai program terapi
8. Bengkok 1
9. Buku injeksi/daftar obat
A. Tahap pra interaksi
1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
(kesukaanya)
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
klien/keluarga

C. Tahap Kerja
PROSEDUR : 1. Mengatur posisi pasien
2. Membebaskan / membuka pakaian klien daerah yang akan
PELAKSANAAN disuntik
TINDAKAN 3. Mendesinfeksi permukaan kulit
4. Menusukkan jarum dengan posisi tegak lurus (900 ) dengan
permukaan kulit
5. Melakukan aspirasi
6. Memasukkan obat secara perlahan-lahan
7. Menarik jarum dengan cepat bila obat telah masuk
8. Menekan daerah bekas suntikan dengan kapas alcohol
9. Bantu pasien ke posisi nyaman
10. Mengobservasi pasien

D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TINDAKAN KEPERAWATAN

LATIHAN NAFAS DALAM

Nafas dalam adalah bernapas (inhalasi dan ekshalasi) untuk


PENGERTIAN
mengambil oksigen maksimal.
1. Meningkatkan kapasitas paru
TUJUAN 2. Mencegah atelektasis
PROSEDUR : 1. Bantal
PERSIAPAN
ALAT
A. Tahap pra interaksi
1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan

B. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien
dan keluarga.

C. Tahap kerja
1. Mengatur posisi yang dirasa enak oleh klien (semi fowler)
dengan lutut ditekuk, punggung dan kepala diberi bantal
atau posisi supine dengan kepala diberi bantal dan lutut
ditekuk
2. Menganjurkan klien meletakkan satu tangan di dada dan
PROSEDUR : satu tangan di abdomen
3. Melatih pasien melakukan pernapasan perut
PELAKSANAAN
(memerintahkan klien menarik napas dalam melalui hidung
TINDAKAN
dengan mulut ditutup hingga 3 hitungan)
4. Menganjurkan klien tetap rileks, jangan melengkungkan
punggung dan konsentrasi pada pengembangan abdomen
sejauh yang dapat dilakukan. Meminta klien menahan
napas hingga 3 hitungan.
5. Memerintahkan klien untuk mengerutkan bibir seperti
sedang bersiul dan mengeluarkan udara dengan pelan dan
tenang hi ngga 3 hitungan.
6. Menganjurkan klien merasakan mengempisnya abdomen
dan kontraksi otot.
7. Merapikan klien.

D. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Catat tindakan.
3. Berpamitan.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TINDAKAN KEPERAWATAN


BATUK EFEKTIF

Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana


PENGERTIAN
klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah
mengeluarkan dahak secara maksimal.
1. Mengeluarkan sekresi dari jalan nafas bagian atas dan bawah
2. Meningkatkan distribusi ventilasi
TUJUAN 3. Meningkatkan volume paru
4. Memfasilitasi dan meningkatkan pembersihan saluran napas
5. Mencegah infeksi
6. Meningkatkan rasa nyaman klien
1. Sarung Tangan
PROSEDUR : 2. Sputum Pot
3. Antiseptik (jika perlu)
PERSIAPAN 4. Tisu habis pakai
ALAT

5. Air hangat dalam gelas

A. Tahap pra interaksi


1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan

B. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien
dan keluarga.

C. Tahap kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan klien
2. Menjaga privasy pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
PROSEDUR : 4. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu
tangan di abdomen
PELAKSANAAN 5. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas
TINDAKAN dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup)
6. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen
(cegah lengkung pada punggung)
7. Meminta pasien menahan nafas pada 3 hitungan
8. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan
(lewat mulut, bibir seperti meniup)
9. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien
bila duduk atau didekat mulut bila tidur miring)
10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang
ke-3; inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat.
11. Menampung lender dalam sputum pot
12. Mengatur posisi pasien seperti semula.
13. Alat-alat dibereskan.
14. Buka sarung tangan.

D. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Berpamitan dengan klien.
3. Mencuci tangan.
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai