Respirasi
Respirasi
Respirasi
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan izin-nya, kami
dapat menyelesaikan makalah tentang system hematologi.
Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi semesta
alam Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang telah dicurahkan
mendapat berkah dari Allah SWT. Amin.
Kelompok 5
KATA PENGANTAR……………….…………………………………………………...…..1
DAFTAR ISI…………….……………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan…………...……………..………………….……………………….…5
1.4 Manfaat….……………………..……………………………………….…....5
BAB II PEMBAHASAN
2.6 Transport oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh .......17
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….23
3.2 Saran…………………..……………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..24
Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
(oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
CO2(karbondioksida) sebagai sisab dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini
disebut inspirasi dan menhembuskan disebut ekspirasi.
Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara dan oksigen ditarik dari udara
masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmose. Seterusnya CO2
akan dikeluarkan melalui tractus respiratorius(jalan pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh
melalui kapiler –kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ken serambi kiri jantung (atrium
sinistra) kemudian ke aorta keseluruh tubuh disini terjadi oksidasi sebagai ampas dari
pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke
jantung, ke bilik kanan,dan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan-jaringan
paru-paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran
CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan
dikeluarkan melalui traktus urogenitalis, dan kulit.
1.4 Manfaat
Makalah ini di buat oleh kami agar meminimalisir kesalahan dalam tindakan
praktik keperawatan yang di sebabkan oleh ketidakpahaman dalam anatomi fisiologi
dalam sistem pernafasan sehingga berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.
PEMBAHASAN
2.1 Organogenesis sistem pernafasan.
Paru-paru terbentuk dari lapisan lembaga endoderm, sama seperti pembentukan saluran
pencernaan. bahkan pembentukan trakea dan paru-paru berkaitan dengan pembentukan
saluran pencernaan. Berikut tahapan organogenesis paru-paru:
1. Pada usus depan di perbatasan faring dan esofagus terjadi evaginasi endoderm ke arah
ventral membentuk lekuk laringotrakea.
2. Lekuk laringotrakea memanjang, kemudian memisahkan diri dari usus depan dan akan
tumbuh ke arah posterior sebagai trakea yang terletak di sisi ventral esofagus. Endoderm
yang berasal dari usus depan membentuk bagian epitel trakea, sedangkan tulang rawan,
jaringan ikat dan ototnya berasal dari mesenkim disekitarnya.
3. Sementara memanjang, kedua ujung trakea menggelembung → menjadi tunas paru-paru.
4. Mesoderm akan menginduksi tunas paru-paru untuk terus tumbuh dan membentuk
percabangan bronkus dan bronkiolus. Di akhir percabangan, epitel akan menipis dan
terbentuklah alveolus.
5. Epitel bronkus sampai dengan alveolus terbentuk dari endoderm, demikian pula dengan
kelenjar-kelenjarnya; sedangkan jaringan ikat dan otot pada paru-paru terbentuk dari
mesenkim. Pleura yang membungkus paru-paru berasal dari mesoderm splanknik.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini:
Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan menghalangi
masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru.
Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan.
Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosta, internal
interkosta, otot abdominal.
A. Prinsip dasar
1. Toraks adalah rongga tertutup kedap udara disekeliling paru-paru yang terbuka ke
atmosper hanya melalui jalur sistem pernapasan :
2. Pernafasan adalah proses inspirasi (inhalasi) udara kedalam paru-paru dan ekspirasi
(ekshalasi) udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh.
3. Sebelum inspirasi dimulai, tekanan udara atmosper (sekitar 760 mmHg) sama dengan
tekanan udara dalam alveoli yang disebut sebagai tekanan intra-alveolar (intra pulmonar).
4. Tekanan intra poleura dalam rongga pleura (ruang antar pleura) adalah tekanan sub-
atmosper, atau kurang dari intra-alveolar.
5. Peningkatan atau penurunan volume rongga toraks mengubah tekanan intra pleura dan
intra-alveolar yang secara mekanik menyebabkan pengembangan atau pengempisan paru-
paru.
B. INSPIRASI
Tepatnya proses inspirasi adalah sebagai berikut; diafragma berkontraksi, bergerak ke arah
bawah, dan mengembangkan rongga dada dari atas ke bawah. Otot-otot interkosta eksternal
menarik iga ke atas dan ke luar, yang mengembangkan rongga dada ke arah samping kiri dan
kanan serta ke depan dan ke belakang.
Dengan mengembangnya rongga dada, pleura parietal ikut mengembang. Tekanan
intrapleura menjadi makin negatif karena terbentuk isapan singkat antara membran pleura.
Perlekatan yang diciptakan oleh cairan serosa, memungkinkan pleura viseral untuk
mengembang juga, dan hal ini juga mengembangkan paru-paru.
SISTEM PERNAFASAN (ILMU DASAR KEPERAWATAN III). 12
Dengan mengembangnya paru-paru, tekanan intrapulmonal turun di bawah tekanan
atmosfir, dan udara memasuki hidung dan terus mengalir melalui saluran pernapasan sampai
ke alveoli. Masuknya udara terus berlanjut sampai tekanan intrapulmonal sama dengan
tekanan atmosfir; ini merupakan inhalasi normal. Tentu saja inhalasi dapat dilanjutkan lewat
dari normal, yang disebut sebagai napas dalam. Pada napas dalam diperlukan kontraksi yang
lebih kuat dari otot-otot pernapasan untuk lebih mengembangkan paru-paru, sehingga
memungkinkan masuknya udara lebih banyak.
Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya dimana otot-
otot yang berkontraksi adalah :
a. Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang rileks akan memipih saat
berkontraksi dan memperbesar rongga toraks kearah inferior.
b. Otot intrerkostal eksternal mengangkat iga keatas dan kedepan saat berkontraksi sehingga
memperbesar rongga toraks kearah anterior dan superior.
c. Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid, pektoralis
mayor, serratus-anterior, dan otot skalena juga akan memperbesar rongga toraks.
C. EKSPIRASI
Ekspirasi atau yang juga disebut ekshalasi dimulai ketika diafragma dan otot-otot
interkosta rileks. Karena rongga dada menjadi lebih sempit, paru-paru terdesak, dan jaringan
ikat elastiknya yang meregang selama inhalasi, mengerut dan juga mendesak alveoli. Dengan
meningkatnya tekanan intrapulmonal di atas tekanan atmosfir, udara didorong ke luar paru-
paru sampai kedua tekanan sama kembali.
Perhatikan bahwa inhalasi merupakan proses yang aktif yang memerlukan kontraksi otot,
tetapi ekshalasi yang normal adalah proses yang pasif, bergantung pada besarnya regangan
pada elastisitas normal paru-paru yang sehat. Dengan kata lain, dalam kondisi yang normal
kita harus mengeluarkan energi untuk inhalasi tetapi tidak untuk ekshalasi.
Namun begitu kita juga dapat mengalami ekshalasi diluar batas normal, seperti ketika
sedang berbicara, bernyanyi, atau meniup balon. Ekshalasi yang demikian adalah proses aktif
yang membutuhkan kontraksi otot-otot lain.
Otot-otot ekspirasi menurunkan volume rongga toraks. Ekspirasi pada pernafasan yang
tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses pasif. Pada ekspirasi dalam, otot
1. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan menghalangi
masuk dan keluarnya dari dan ke paru-paru
2. Adekuatnya system syaraf pusat dan pusat pernafasan
3. Adekuatnya pengembangan dan pengempesan peru-peru
4. Kemampuan oto-otot pernafasan seperti diafpragma, eksternal interkosa, internal
interkosa, otot abdominal.
Ventilasi paru mengacu kepada pergerakan udara dari atmosfir masuk dan keluar
paru. Ventilasi berlangsung secara bulk flow.Bulk flow adalah perpindahan atau pergerakan
gas atau cairan dari tekanan tinggi ke rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi antara lain :
1. Tekanan
2. Resistensi bronkus
3. Persyarafan bronkus
a. gradien tekanan oksigen antara udara alveolar dan darah pulmonal yang masuk (PO2
alveolar-PO2 darah).
b. area permukaan fungsional total membran pernapasan.
c. volume pernapasan satu menit, dan.
d. ventilasi alveolar. Keempat faktor tersebut mempunyai hubungan langsung dengan difusi
oksigen. Apa saja yang menurunkan PO2 alveoli cederung akan menurunkan gradien
tekanan oksigen darah alveolar dan karenanya cenderung menurunkan jumlah oksigen
yang memasuki darah.
2.6 Transport oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh.
1. Transpor oksigen.
Sekitar 97 % oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatandengan
hemoglobin (HB), 3 % oksigen sisanya larut dalam plasmanya. Sebagian besar oksigen yang
diangkut dalam darah berikatan dengan hemoglobin. Hemoglobin adalah protein quarterner
yang terbentuk dari empat rantai polipeptida yang berbeda yaitu dua rantai alfa (a) dan dua
rantai beta (P) yang masing-masing berikatan dengan “kelompok heme” yang mengandung
zat besi.
Ikatan oksigen-hemoglobin dibentuk dalam paru-paru dimana P02 tinggi. Ikatan
relatif takstabil, dan ketika darah melewati jaringan dengan PO2 yang rendah, ikatan tersebut
pecah, dan oksigen dilepaskan ke dalam jaringan. Makin rendah konsentrasi oksigen dalam
jaringan, makin banyak oksigen hemoglobin yang akan dilepaskan. Hal ini menjamin bahwa
jaringan aktif menerima oksigen sebanyak yang diperlukan untuk dapat melanjutkan
pernapasan sel. Faktor lain yang meningkatkan pelepasan oksigen dari hemoglobin adalah
PCO2 yang tinggi (pH yang rendah) dan suhu yang tinggi.
SISTEM PERNAFASAN (ILMU DASAR KEPERAWATAN III). 17
a) Setiap molekul dalam ke empat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu
molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin berwarna merah tua. Ikatan ini tidak kuat
dan refersibel. Hemoglobin tereduksi berwarna merah kebiruan.
b) Kapasitas oksigen adalah volume maksimum oksigen yang dapat berikatan dengan
sejumlah hemoglobin dakam darah.
Ø Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin. Setiap garam
hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml oksigen.
Ø 100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml oksigen
per 100 ml darah (15 x 1,34). Konsentrasi hemoglobin ini biasanya dinyatakan sebagai
persentase volume ddan merupakan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
c) Kejenuhan oksigen darah adalah rasio antara volume oksige aktual yang terikat pada
hemoglobin dan kapasittas oksigen.
2. Transpor karbon dioksida.
Transpor karbon dioksida (CO2) sedikit lebih rumit. Lebih dari dua pertiga CO2 yang
diangkut oleh darah terbawa dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3~). Ketika CO2 larut dalam
air (seperti dalam plasma darah), sebagian dari molekul CO2 berasosiasi dengan H2O
membentuk asam karbonat (H2C03). Ketika terbentuk, sebagian dari molekul H2C03
berdisosiasi membentuk ion-ion H+ dan bikarbonat (HCO3-). Proses ini dikatalis oleh enzim
karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-sel darah merah.
Pembentukan bikarbonat. Karbon dioksida bereaksi dengan air membentuk asam
karbonat, yang reaksinya dikatalis oleh enzim SDM karbonat anhidrase. Asam karbonat
kemudian berdisosiasi membentuk ion bikarbonat dan hidrogen. Panah ganda menunjukkan
bahwa setiap reaksi bersifat reversibel, kecepatan aktual pada setiap arah diatur oleh
konsentrasi relatif setiap molekul. (Sumber: Wingerd, 1994, him. 459)
Makin banyak CO2 yang ditambahkan ke dalam plasma, makin banyak CO2 yang akan
diubah menjadi asam karbonat. Sebagai akibat konsentrasi asam karbonat meningkat, yang
membuat sistem bergerak ke arah bikarbonat, sehingga meningkatkan kecepatan
pembentukan bikarbonat. Hasil akhirnya adalah molekul-molekul CO2 yang berdiftisi ke
dalam plasma akan terus menerus dibuang dari larutan dan diubah menjadi bikarbonat. Hal
ini memungkinkan tempat yang lebih banyak untuk CO2 terlarut dalam plasma, dengan
demikian meningkatkan kapasitas pengangkutan CO2 darah.
Ketika ion-ion bikarbonat dibentuk, ion-ion tersebut berdifusi searah dengan gradien
konsentrasinya ke dalam plasma. Keluarnya ion-ion negatif ini (HCO3~) dari sel-sel darah
merah diimbangi oleh masuknya ion negatif lain yaitu ion klorida (Cl~). Transpor ion negatif
SISTEM PERNAFASAN (ILMU DASAR KEPERAWATAN III). 18
yang saling berlawanan ini disebut sebagai perpindahan klorida. Sesuai dengan hukum
kecepatan kimia di atas, ketika CO2 dikeluarkan dari plasma maka keseluruhan sistem
berpindah ke arah yang berlawanan. Dengan demikian, reaksi yang mengubah asam karbonat
untuk membebaskan CO2 menjadi dominan. Penurunan konsentrasi asam karbonat kemudian
mendorong perpindahan ke arah pengubahan bikarbonat menjadi asam karbonat.
Karbon dioksida yang berdifusi kedalam darah dari jaringan dibawa ke paru-paru melalui
cara berikut ini:
a) Sejumlah kecil karbon dioksida (7 % - 8 %) tetap terlarut dalam plasma.
b) Karbon dioksida yang tersisa bergerak kedalam sel darah merah, diimana 25 % nya
bergabung dalam bentuk repersibel yang tidak kuat dengan gugus amino di bagian globin
pada hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin.
c) Sebagian besar karbon dioksida dibawa dalam bentuk bikarbonnat terutama dalam
plasma.
d) Pergeseran klorida. Ion bikarbonat bermuatan negatif yang terbentuk dalam sel darah
merah berdifusi kedalam plasma dan hanya menyissakan ion bermuatan positif berlebihan.
e) Ion hidrogen bermuattan positif yang terlepas akibat disosiasi asam karbonat berikatan
dengan hemoglobin dalam sel darah merah untuk memkinimalisasikan perubahan ph.
Jenis kegagalan pernafasan disebabkan oleh kondisi yang mempengaruhi oksigenasi seperti:
menuru
P 2 O
n
mening
P CO 2
kat
P Aa O
normal
2
menuru
pH
n
Tipe 2 kegagalan pernafasan ini disebabkan oleh peningkatan resistensi jalan napas, baik
oksigen dan karbon dioksida yang terpengaruh.Ditetapkan sebagai membangun tingkat
karbon dioksida (P CO 2) yang telah dihasilkan oleh tubuh. Penyebab yang mendasari
meliputi:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
(oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
CO2(karbondioksida) sebagai sisab dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini
disebut inspirasi dan menhembuskan disebut ekspirasi.
3.2 Saran.
Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan maupun
ilmu alam lainnya penting sekali memahai anatomi sistem pernafasan secara tepat agar
terhindar dari kesalahan dalam tindakan baik itu dirumah sakit maupun di alam yang
berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktifitas positif untuk
memberikan kesehatan terhadap paru-paru sebagai pusat metabolisme udara yang masuk
kedalam tubuh.
Leonhardt, helmut. 1988. Atlas dan buku teks anatomi manusia. Penerbit buku kedokteran.
Jakarta.
http://nursecerdas.wordpress.com/sistem-pernapasan
http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_pernapasan