Alginat
Alginat
Alginat
TINJAUAN PUSTAKA
Rumput laut merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang tersebar
di penjuru wilayah perairan Indonesia. Rumput laut dapat tumbuh dengan optimal
terutama karena didukung oleh kondisi iklim tropis yang ada di Indonesia. Rumput
laut yang ada di Indonesia sudah sejak lama dibudidayakan oleh masyarakat
terutama yang tinggal di wilayah pesisir pantai. Rumput laut memiliki banyak
manfaat dan kegunaan, seperti diketahui bahwa rumput laut yang ditanam mampu
menjadi pengikat nitrogen dan fosfor yang baik sehingga dapat menjaga
rumputan(Graminae). Rumput laut atau disebut dengan alga makro laut adalah
biota laut yang tergolong tanaman berderajat rendah karena tidak memiliki
perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang, ranting, dan daun. Sesungguhnya
tumbuh sampai dua kaki perharinya, dan memiliki panjang mencapai 1000 kaki.
Secara ekologi, alga digunakan sebagai habitat para hewan laut. Alga cenderung
tumbuh di sepanjang garis pantai dan hidup dibawah batu karang yang jauh dari
ombak. Alga dapat hidup di dasar perairan atau dalam perairan (aquatik)
4
5
maupun daratan (terestrial) yang terkena sinar matahari, namun kebanyakan alga
Alga cokelat memiliki senyawa terbanyak yaitu alginat, selain itu senyawa
kimia lain yang jumlahnya relatif sedikit diantaranya laminarin, selulosa, fukoidan,
manitol, dan senyawa bioaktif lainnya. Disamping itu alga cokelat juga
mengandung lemak, protein, serat kasar, dan zat anti bakteri serta mineral (trace
Kingdom : Plantae
Divisio : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Sargassum
banyak dijumpai di daerah perairan laut tropis, subtropis, dan daerah bermusim
dingin. Rumput laut jenis Sargassum cristaefolium pada umumnya memiliki bentuk
thallus silindris ataupun gepeng, selain itu memiliki bentuk daun melebar, lonjong
dan seperti pedang. Warna thallus jenis rumput laut ini umumnya berwarna coklat.
licin, batang utama bulat sedikit kasar. Bentuk daunnya yang oval dan memanjang
serta panjang thallus berukuran sekitar 13,5–14 cm. Thallus tumbuh merapat
berbentuk batang, buah, dan pinggiran daun bergerigi jarang, berombak, dan ujung
ujung meruncing berukuran (7 x 1,5 mm), dan sedikit pipih. Rumput laut jenis ini
mampu tumbuh pada substrat batu karang pada daerah yang berombak besar
2.2 Alginat
merupakan senyawa penting dalam dinding sel spesies ganggang yang tergolong
dalam kelas (Phaephyceae). Alginat atau algin merupakan polisakarida yang dapat
membentuk gel sebagai hasil ekstraksi alga laut cokelat.Selain selulosa, alginat juga
7
1998).
Alginat merupakan bentuk garam dari asam alginat, asam alginat sendiri
rumput laut cokelat dan biasa disebut dengan gummi alami. Gummi alami adalah
phycocolloid atau suatu polisakarida yang secara umum terdapat dalam rumput
laut. Alginat biasanya dimanfaatkan karena sifat garamnya yang larut dalam
air dan membentuk larutan kental yang memiliki fungsi pengental, pengemulsi,
sehingga mudah menyerap air. Secara kimia, polimer alginat yang berantai lurus
dan terdiri dari asam D-mannuronat dan asam L-guluronat dalam bentuk cincin
piranosa melalui ikatan β-(1→4). Berat molekul dari asam alginat sangat bervariasi
tergantung dari metode preparasi dan sumber rumput laut (Winarno, 1996). Struktur
kegunaannya di berbagai macam bidang industri, seperti pangan (food grade) dan
non pangan (non food grade). Menurut Sinurat dan Marliani (2017), dalam
yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu mutu food grade, industrial grade, dan
pharmaceutical grade. Alginat yang memiliki mutu kelas pangan dan farmasi harus
terbebas dari selulosa dan segi warnanya sudah dipucatkan sehingga menghasilkan
warna terang atau putih. Segi mutu industri biasanya masih mengizinkan adnya
beberapa bagian dari selulosa dengan warna masih sedikit cokelat sampai putih.
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu musim, umur panen, tempat tumbuh, dan
jenis rumput laut cokelat. Menurut Susanto dkk. (2001), rata-rata nilai kadar
rendemen alginat dari berbagai macam hasil penelitian berkisar antara 21,02-
30,30%. Menurut McHugh (2003), spesies alginofit yang digunakan didalam suatu
alginat Sargassum hanya berada pada kisaran 16-18%. Menurut Basmal dkk.
(2013) berpendapat lain bahwa kadar alginat Sargassum berkisar antara 8–32%,
digunakan karena kuantitas alginatnya yang sedikit (Kasanah dkk., 2017). Kadar
alginat dari rumput laut cokelat Sargassum di Indonesia dapat dilihat pada Tabe l3.
9
Tabel 3. Kadar Alginat dari Rumput Laut Cokelat Sargassum sp. di Indonesia
No. Nama Spesies Lokasi Tumbuh Kadar Alginat (%)
1 Sargassum crassifolium Pameungpeuk Garut 30,1
2 Sargassum polycystum Serang 28,4
3 Sargassum duplicatum Madura 24,2
4 Sargassum aquifolium Perairan Laut 8,11
Lombok, NTB
5 Sargassum cristaefolium Perairan Laut 5,32
Lombok, NTB
6 Sargassum sp. Perairan Sumedang, 32,67-53,33
Jawa Barat
7 Sargassum crassifolium Perairan Laut 5,72
Lombok, NTB
8 Sargassum crassifolium Pantai Gunung Kidul, 30,3
DIY
Keterangan: Erningsih dkk. (2014), Widyastuti (2009), Husni dkk. (2012)
rumput laut cokelat dalam suasana basa pada konsentrasi, waktu perendaman,
waktu ekstraksi, dan suhu tertentu. Sebelum ekstraksi terdapat beberapa tahapan
yang harus dilakukan untuk menghilangkan mineral dan kotoran. Setelah proses
ekstraksi Na-alginat dari rumput laut cokelat antara lain dipengaruhi oleh teknik
ekstraksi yang dilakukan (Tim Peneliti Rumput Laut, 2003). Menurut Yunizal
Sortasi bahan baku memiliki tujuan untuk memisahkan alga cokelat dari
kotoran yang ikut tercampur bersama alga pada saat pengambilan sampel. Kotoran
yang biasa tercmpur dalam bahan baku adalah sampah, pasir, lumpur, dan batu-
batuan. Pada tahap ini juga dilakukan proses pencucian dengan tujuan untuk
membersihkan bahan baku dari berbagai kotoran yang terdapat dalam bahan.
10
b. Perendaman
rumput laut cokelat yang segar dan mempersiapkan tekstur rumput laut cokelat
menjadi lunak agar mempermudah dalam proses ekstraksi alginat dan juga
oleh Yani (1999), perendaman rumput laut dalam air mengalir bertujuan untuk
direndam lagi dalam larutan basa (KOH) yang bertujuan untuk melunakan dinding
sel rumput laut cokelat. Untuk menghilangkan kelebihan ion kalsium yang tidak
c. Ekstraksi Alginat
dalam lautan basa seperti larutan Na2CO3 atau NaOH. Selama ekstraksi
berlangsung, pH larutan harus dipertahankan antara 9,6 sampai 11. Ekstraksi alginat
alginat yang dihasilkan rendah. Peningkatan Na2CO3 sampai batas tertentu akan
d. Penyaringan
membentuk bubur hal tersebut akan dipisahkan antara filtrat alginat dari selulosa
dengan menggunakan hydraulic press dan beberapa jenis saringan seperti kain
11
saring yan cukup tebal, atau menggunakan penyaring vibrator atau dengan saringan
e. Pemucatan
Rumput laut cokelat memiliki zat warna karotenoid yang tidak larut dalam
air, sehingga tidak dapat dihilangkan pada saat proses perendaman maupun
ekstraksi. Karotenoid memiliki gugus kromofor atau gugus pembawa warna, antara
lain gugus benzene dan sejumlah ikatan rangkap, yang dapat berkonjugasi dan
kromofor tersebut. Gugus kromofor yang telah teroksidasi akan kehilangan fungsi
kehilangan warnanya.
menambahkan asam klorida atau asam sulfat. Penggunaan HCL 5-10% untuk
menghasilkan natrium alginat dengan viskositas tinggi, kadar abu yang sesuai
standar mutu, kadar air rendah, derajat putih cukup besar tetapi rendemen rendah.
ditambahkan dengan larutan alkali yang mengandung ion Na+ seperti Na2CO3 dan
h. Pemurnian
12
Penarikan natrium alginat yang berasal dari larutan natrium alginat yang
akan mengendap pada konsentrasi alkohol lebih kecil dari 30%. Penggunaan
natrium alginat yang sempurna. Pengendapan natrium alginat ini telah sempurna
i. Pengeringan
oven pada suhu 45-50°C sampai berat kering natrium alginat stabil. Pengeringan
adlaah suatu metode untuk mengurangi kandungan air dalam bahan pangan dengan
berkurangnya kadar air berarti volume bahan lebih kecil, sehingga memudahkan
dalam industri tekstil sebanyak 50%, industri pangan 30%, industri 6%, farmasi
beberapa sifat dasar alginat seperti kemampuan dalam membentuk gel, kemampuan
membentuk lapisan film, pengatur kekentalan, dan stabilizer (Kasanah dkk., 2017).
tablet, kapsul, plaster, salep, dan filter. Dalam industri makanan atau bahan
makanan algin banyak dijadikan sayur, jelly, pudding, saus, sirup, ice cream, dan
13
pada Tabel 4.
pengemulsi, alginat digunakan dalam pembuatan susu kental manis serta topping
untuk produk beku. Dalam produk beku, alginat digunakan sebagai stabilizer
menggantikan pati dan karagenan. Selain mencegah produk beku agar tidak mudah
mencair atau meleleh, natrium alginat juga tidak membentuk kristal es dan
membuat produk menjadi lebih lembut dan enak. Alginat juga dapat diaplikasikan
untuk minuman campuran seperti es jus buah, es loli, dan sebagainya. Jika alginat
14
ditambahkan pada produk keju, maka produk tersebut tidak akan lengket dengan
Selain itu, natrium alginat dapat menjaga produk tetap baik selama proses
menstabilkan emulsi seperti pada minuman emulsi. Alginat juga banyak digunakan
sebagai bahan pada proses imobilisasi enzim atau sel serta pembentukan bahan
seperti natrium alginat dimanfaatkan oleh industri telah banyak dilakukan seperti
natrium alginat yang dimanfaatkan oleh industri tekstil dalam memperbaiki dan
ekstrak alginat dari ganggang untuk digunakan sebagai emulsifier, agen mengikat
atau menstabilkan senyawa. Alginat umumnya juga digunakan dalam pasta gigi,
Karakteristik tumbuhan ini rendah, berujung tajam, tersusun dalam bentuk rosest
mengelilingi batang yang tebal. Tanaman nanas yang berusia satu hingg dua thaun
memiliki tinggi 50-150 cm, mempunyai tunas yang merayap pada bagian pangkal.
magnesium, besi, kalium, natrium, dan enzim bromelin. Buah nanas sudah terkenal
sebagai buah yang kaya akan enzim bromelin serta sumber antioksidan. Buah nanas
Kandungan seratnya juga dapat mempermudah buang air besar pada penderita
2.6 Sorbet
Sorbet merupakan salah satu makanan penutup yang terbuat dari jus buah
atau air manis lainnya yang dibekukan seperti es krim namun tidak mengandung
susu. Sorbet biasanya memiliki tekstur yang lebih kasar. Sorbet dibuat dari sari
buah dengan campuran air dan sukrosa (Silalahi, 2014). Sependapat dengan
mengandung lemak susu, namun mengandung jus buah. Sorbet buah memiliki
pencampuran serta buah beku, air gula dan sari lemon. Air dan gula dicampur untuk
(Hakim, 2015).
Kandungan didalam sorbet terdiri dari gula, jus buah yang berfungsi sebagai
pemberi rasa atau flavor dan bahan penstabil atau dapat juga ditambahkan dengan
pewarna makanan, perasan buah-buahan dan asam seperti air perasan lemon. Sorbet
memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan dengan tekstur es krim. Rasa segar
yang dihasilkan sorbet berasal dari bahan baku yang digunakan. Secara umum, buah
yang digunakan atau ditambahkan kedalam sorbet adalah buah yang mengandung
komponen serat pangan untuk membentuk body sorbet, mempunyai rasa manis dan
aroma yang khas nan menyehatkan. Adapun syarat mutu sorbet menurut Mutiara
Pada pembuatan sorbet digunakan bubur buah segala jenis buah untuk
menambah nilai gizi dan perasa. Bahan yang ditambahkan ke dalam frozen dessert
atau sorbet adalah gula dan penstabil. Jenis gula yang sering dipakai adalah sukrosa
Selain itu ada bahan penstabil yang berfungsi menjaga air didalam produk tidak
1. Seleksi bahan
Untuk menghasilkan sorbet yang bagus maka produk buah harus diseleksi
dan dikombinasikan agar didapatkan tekstur yang diinginkan dan rasa yang lezat.
pemilihan bahan yang berkualitas. Selain memilah milih buah dengan kondisi yang
memblender buah sehingga menghasilkan bubur buah yang dapat dicampur dengan
bahan lainnya.
3. Pencampuran bahan
dan bahan penstabil dengan cara diaduk, setelah itu ditambhankan bubur buah.
4. Pemasakan
pemanasan berfungsi untuk memasak bahan agar bahan tercampur rata. Pada proses
Pada alat ini terdiri dari tiga fungsi pengadukan, pertama menjaga agar
adonan tidak membentuk kristal, jika adonan diam maka ada kemungkinan molekul
air yang berdekatan bersatu membentuk kristal, tapi jika diaduk terus maka tidak
ada kesempatan untuk bersatu, kandungan bahan penstabil 0,3% pada pemuatan
sorbet harus dibantu dengan proses fisika, yaitu pengadukan, antisipasi jika ada
molekul air yang belum terikat, jika terlalu banyak penstabil akan menyebabkan
adonan bisa menyentuh dinding ICM secara bergantian dan berkala, FYI agar
membeku maka adonan es krim harus bersuhu -5°C sampai -20°C, dibawah -20°C
adonan akan terlalu keras, kurang dari -5°C adonan akan cair. Suhu sedingin itu
bisa didapat dari Freon (-17°C) atau lelehan es batu dengan garam grosok (-7°C),
cara memindahkan suhu tersebut kedalam adonan, yaitu dengan penghantar suhu
terbaik (stainless steel atau aluminium), adonan harus langsung menempel pada
Fungsi ketiga adalah dengan cara tersebut maka udara akan masuk perlahan-
lahan dan sedikit demi sedikit kedalam adonan, sehingga es krim menjadi empuk
dan lembut.
6. Pembekuan
memasukkan udara ke dalam es krim mix sehingga menghasilkan volume ice cream