0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
51 tayangan10 halaman

Penciptaan Buku Esai Fotografi Kesenian Wayang Thengul Sebagai Upaya Melestarikan Budaya Tradisional Bojonegoro

1) The document discusses efforts to preserve the traditional Wayang Thengul puppetry art of Bojonegoro, East Java through the creation of a photography essay book. 2) Wayang Thengul is an endangered local cultural heritage from Bojonegoro. It is similar in form to Wayang Golek but has distinct stories and characters. 3) The photography essay book aims to increase interest and appreciation for Wayang Thengul among communities outside of Bojonegoro to help preserve this important cultural tradition.

Diunggah oleh

Mochammad Jhonny
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
51 tayangan10 halaman

Penciptaan Buku Esai Fotografi Kesenian Wayang Thengul Sebagai Upaya Melestarikan Budaya Tradisional Bojonegoro

1) The document discusses efforts to preserve the traditional Wayang Thengul puppetry art of Bojonegoro, East Java through the creation of a photography essay book. 2) Wayang Thengul is an endangered local cultural heritage from Bojonegoro. It is similar in form to Wayang Golek but has distinct stories and characters. 3) The photography essay book aims to increase interest and appreciation for Wayang Thengul among communities outside of Bojonegoro to help preserve this important cultural tradition.

Diunggah oleh

Mochammad Jhonny
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 10

PENCIPTAAN BUKU ESAI FOTOGRAFI KESENIAN WAYANG

THENGUL SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA


TRADISIONAL BOJONEGORO

Riyansa England Fernandez1)Muh. Bahruddin 2)Wahyu Hidayat3)


S1 Desain Komunikasi Visual
Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298
Email : 1) riyansa.6666@gmail.com, 2) muh.bahruddin@yahoo.com, 3) hidayat@stikom.edu

Abstract: Seeing the development of more advanced age and a lot of culture entering society lulled
will make things that can be categorized as modern culture. More community members who choose to
follow the culture from the outside compared to the local culture, one of the local culture that began
enthusiasts it is a Wayang. Wayang is already widely known throughout the international community,
but not all cultures for traditional Wayangs have the same fate. The original Wayang local culture
many areas even endangered. Local tradional culture also includes cultural diversity must be
preserved. The lack of a vigorous publications mainly through books can threaten the preservation of
local culture that has not been disclosed. One was found in the district. Bojonegoro in East Java is an
area that borders the province of Central Java, in which there is a large royal heritage acculturation
that are different. Wayang Thengul is one of the local culture that has not been revealed endangered.
In this study show and introduces how artists struggle and consistency Wayang Thengul
predominantly elderly in struggling in today's modern era to the public outside of Bojonegoro through
media photographic essay book.

Keywords: local culture, Bojonegoro, Wayang Thengul, Preserving, Essays Book Photography.

Bojonegoro adalah salah satu wilayah yang kesimpulan bahwa sejak dahulu kekayaan bumi dari
terletak di provinsi Jawa Timur dan memiliki potensi Bojonegoro sudah diperebutkan oleh banyak kerajaan,
alam yang kaya terutama dari hasil sumber daya alam sehingga budaya yang terbentuk di Bojonegoro
seperti hasil tambang, migas, pertanian dan keragaman berasal dari berbagai zaman kerajaan yang pernah
kesenian tradisional yang ada Bojonegoro juga menguasai wilayah Bojonegoro.
merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Beberapa kesenian Bojonegoro terancam hilang,
Kabupaten Blora di Jawa Tengah. Bojonegoro dahulu yang disebabkan semakin berkurangnya jumlah
adalah daerah yang pernah dikuasai kerajaan besar generasi muda yang tertarik untuk menekuni kesenian
yaitu Majapahit yang beragama Hindu-Budha dan tradisional. Salah satunya Wayang Thengul semakin
Demak yang beragama Islam. Peneliti menarik ditinggalkan oleh masyarakatnya dan hanya beberapa

Riyansa, Bahruddin, Hidayat, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015


daerah di Bojonegoro yang masih melestarikannya. seperti keadaan semula, bertahan atau kekal, dengan
Wayang Thengul Bojonegoro adalah salah satu imbuhan me-,-an maka menjadi memiliki kata kerja
peninggalan kebudayaan warisan nenek moyang yang sehinggga bermakna proses melestarikan. Hal ini
masih bertahan di daerah Bojonegoro, namun lambat sesuai dengan fenomena masalah yang sedang
laun seiring perkembangan zaman memberikan dihadapi oleh pemerintah Bojonegoro tentang upaya
dampak yang sangat berpengaruh bagi kebudayaan. melestarikan Wayang Thengul yang hampir hilang.
Wayang Thengul adalah icon wayang asli Bojonegoro, Maka penelitian ini bertujuan untuk Penciptaan Buku
wayang ini berbentuk tiga dimensi hampir sama Esai Fotografi Kesenian Wayang Thengul Sebagai
seperti wayang golek dari Jawa Barat dan diiringi Upaya Melestarikan Budaya Tradisional Bojonegoro.
iringan pengggoran (Setiowulan, 2014:1). Menurut bahasa jawa wayang berarti
Wayang Thengul memang tidak seperti wayang ³ED\DQJDQ´ VHGDQJNDQ PHQXUXW NDPXV EHVDU EDKDVD
kulit atau wayang golek yang reputasinya sudah Indonesia wayang adalah boneka tiruan manusia yang
dikenal oleh masyarakat dalam maupun luar negeri, terbuat dari pahatan kayu atau kulit yang memerankan
namun Wayang Thengul juga merupakan salah satu seorang tokoh dalam suatu cerita dan dimainkan oleh
warisan tradisi kebudayaan Indonesia yang seseorang yang disebut dalang. Kesenian wayang
mengandung nilai-nilai luhur yang hingga layak untuk disetiap daerah berbeda-beda dengan ciri khasnya
dilestarikan dan juga memiliki ciri khas yang sendiri. Wayang adalah kesenian yang mengandung
menunjukkan kesenian dari Bojonegoro. banyak unsur yaitu musik, sastra, rupa, teater dan tari
Hoebel menjelaskan bahwa kebudayaan adalah maka wayang dapat dikatakan sebagai mother of arts
keseluruh ide yang terdiri dari nilai-nilai, kepercayaan, (Achmad, 2014:12).
pengetahuan, simbol-simbol dan teknologi yang Masyarakat mungkin hanya mengetahui kesenian
dimiliki bersama oleh seluruh masyarakat, yang tradisional yang sudah sering banyak dibicarakan dan
digunakan tuntunan untuk berperilaku dan dasar diangkat kepermukaan, walaupun wayang golek dan
kepemilikan kebudayaan melalui proses penciptaan wayang kulit lebih dikenal secara nasional dari pada
atau warisan dan bukan dari warisan secara biologis. Wayang Thengul yang hanya dikenal masyarakat
Masyarakat di luar Bojonegoro mungkin tidak Bojonegoro, namun kurangnya pengetahuan kesenian
mengetahui tentang keberadaan Wayang Thengul ini, daerah dapat menyebabkan punahnya kesenian lokal.
bahkan cenderung mengabaikannya sebab mungkin Sebenarnya wayang golek dan Wayang Thengul dapat
yang diketahui selama ini hanya wayang kulit dan dikatakan mirip dari segi bentuk secara visual dan
wayang golek yang sudah mendunia. Seiring majunya bahan bakunya, namun yang membedakannya adalah
teknologi semakin membuat masyarakat terbuai dan pada segi cerita dan karakter khas dari wayang.
berkurang antusiasnya terhadap budaya lokal yang Achmad menjelaskan bahwa jenis dan
berdampak negatif pada budaya tradisional, yang keragaman teater tradisional yang ada di Indonesia
dianggap kuno dan kurang menarik hingga mengalami bersumber dari perbedaan budaya sejumlah etnik yang
kepunahan (Hadijah, 2012:38). hidup berdampingan serta saling mendukung dan
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu mempengaruhi, sehingga teater tradisional di suatu
dilakukan upaya pelestarian dengan memberikan daerah mempunyai kesamaan dengan lainnya, dengan
informasi yang sesuai fakta, dikemas dengan menarik, tetap memiliki kekhasan daerahnya (Setiowulan,
sehingga minat masyarakat kepada kebudayaan 2014:5). Tradisonal menurut kamus besar bahasa
terutama Wayang Thengul meningkat, kemudian akan Indonesia adalah sikap dan cara berpikir serta
diaplikasikan kedalam media yang tepat sehingga bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma
dapat tersampaikan dengan baik dan mampu dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun,
meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya, sehingga penting dalam pembuatan buku ini tetap
yang berdampak bertambahnya pengetahuan akan berpegang pada pakem yang ada.
kesenian lokal dalam perkembangan zaman yang Wayang yaitu boneka yang dimainkan sebagai
semakin maju. lakon dalam cerita, sedangkan menurut wawancara
Melestarikan menurut kamus besar bahasa dengan narasumber menjelaskan nama Thengul
Indonesia adalah kata dasarnya dari lestari berarti berasal dari dua kata theng dan ngul, theng yang

Riyansa, Bahruddin, Hidayat, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015


berarti angan-angan dan ngul atau kepanjangan dari satunya adalah esai fotografi. Esai Fotografi adalah
ngulandoro berasal dari bahasa jawa sastra yang cabang dari fotografi jurnalistik yang memiliki alur
berarti mengembara untuk menyebarkan kebaikan, cerita, bertujuan utama untuk menyampaikan pendapat
jika disatukan bermakna menyampaikan ajaran nilai- sekaligus fakta sedangkan kejadian hanya sebagai
nilai sosial melalui wayang dengan mengembara dari pelengkap, dan bersifat menganalisis laporan dari
satu tempat ketempat yang lain. Wayang Thengul suatu gejala yang disusun dalam rangkaian argumen
dalam bentuk secara visualnya mencerminkan ciri yang menyatakan sudut pandang sang fotografer. Hal
khas cerita daerah kerajaan Jawa, bukan seperti tersebut dapat dijadikan cara untuk menarik minat
pewayangan Mahabarata dan Ramayana yang masyarakat pada wayang khas Bojonegoro, dan
mencerminkan kerajaan di India, sedangkan cerita memupuk rasa kebanggan masyarakat terhadap
yang dipentaskan cenderung cerita rakyat yang kebudayaan melalui emosi, kesan dan cerita yang
berhubungan dengan mitos dan legenda (wawancara menarik, mampu menumbuhkan kembali ketertarikan
tanggal 31 Oktober 2014). masyarakat terhadap budaya lokal.
Kedua kesenian tersebut tidak sama persis, Banyak jenis media pengaplikasikan yang dapat
sangat disayangkan jika kesenian Wayang Thengul ini digunakan sebagai sarana mengenalkan keindahan dari
tidak sesukses wayang golek yang sudah mendunia suatu budaya. Salah satu media yang dapat
dan dikenal masyarakat secara nasional. Perlu adanya mendukung pengaplikasian penjelasan dengan disertai
upaya untuk melestarikan Wayang Thengul seperti gambar serta dapat mencakup informasi adalah
media yang dapat memberikan informasi dan dengan media buku, sebab buku adalah salah satu
pengetahuan tentang kesenian Wayang Thengul agar media yang dapat memberikan informasi berupa
kearifan lokal daerah lebih dikenal dan keragaman gambar dan penjelasan tanpa harus khawatir terhapus,
budaya lokal yang diketahui secara nasional serta dapat dirasakan secara nyata pada setiap bagian
bertambah. Pentingnya penanaman nilai edukasi buku, dapat bertahan lama, dan mudah dibawa tanpa
secara moral yang sesuai dengan kearifan lokal harus takut mudah rusak seperti barang elektronik.
dengan cara yang menarik dan mudah untuk diterima Buku sejak lama menjadi media mengabadikan
oleh masyarakat pada zaman modern yang semakin informasi walaupun dengan bentuk yang berbeda-beda
berkembang, diperlukan solusi dan tindakan agar namun dapat menjadi wadah untuk merekam berbagai
kelak nilai-nilai luhur dan nilai moral bangsa tetap macam informasi dalam bentuk tulisan dan gambar,
terjaga dan tidak tereduksi oleh zaman. Penyampaian secara visual beserta informasi akan
Gambar dinilai sebagai daya tarik para pembaca diaplikasikan dalam bentuk buku dengan dasar esai
dan agar lebih mudah dimengerti, sebab bahasa foto.
gambar jauh lebih komunikatif dibandingkan dengan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi,
EDKDVD WXOLV 0DUWLQ PHQJDWDNDQ ³one picture is better penelitian ini akan difokuskan kepada kalangan
than a thousand words´ 6DODK VDWX FDUD XQWXN akademis, sebab pengenalan kebudayaan kepada para
menyajikan gambar yang menarik adalah dengan kalangan akademis merupakan cara yang tepat karena
menciptakannya menggunakan kamera, dimana pada selain mendapat informasi tentang kesenian Wayang
proses pembuatannya akan menghasilkan foto. Thengul, hal itu juga bisa membuat Wayang Thengul
Mengutip dari Taufan wijaya dalam bukunya yang lebih dikenal. Belum adanya buku esai foto yang
EHUMXGXO ³)RWR -XUQDOLVWLN´ PHQMHODVNDQ EDKZD membahas khusus tentang kesenian Wayang Thengul,
fotografi mampu menggambarkan peristiwa secara serta sangat minim sekali informasi tentang kesenian
faktual dan membentuk persepsi didalamnya, sehingga Wayang Thengul. Hal ini yang menjadi dasar dalam
tidak hanya dinikmati secara keindahannya saja pembuatan tugas akhir yaitu penciptaan buku esai
namun dapat mengkomunikasikan secara visual suatu fotografi kesenian Wayang Thengul sebagai upaya
pesan kepada publik (Kurnianto, 2012:3). pelestarian budaya tradisional Bojonegoro.
Fotografi digunakan agar dapat menyampaikan Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat
pesan kepada masyarakat tentang Wayang Thengul menjadi sarana referensi informasi untuk menggali
secara menarik secara visual. Prinsip fotografi yang lebih dalam dan menambah wawasan masyarakat
dapat diterapkan untuk melestarikan budaya salah terhadap kesenian Wayang Thengul.

Riyansa, Bahruddin, Hidayat, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015


METODE PENELITIAN Tahapan awal merupakan teknik reduksi data.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data merupakan bagian dari analisis data yang
pendekatan kualitatif sebagai prosedur utama berpedoman dengan analisis pemilihan, pemfokusan,
penelitian. Metode kualitatif prosedur penelitian yang penyederhanaan, dan pentransformasian data mentah
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau (Miles dan Huberman, 1992:16). Dalam reduksi data
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat terdapat berbagai tahap, seperti membuat rangkuman,
diamati. Dalam perancangan ini metode deskriptif membuat tema, membuat pemisah, pemberian kode,
kualitatif didapatkan dengan cara wawancara dan menulis memo-memo dan pengembangan.
observasi. Jenis metode penelitian yang digunakan Pada tahap selanjutnya akan dilakukan proses
untuk menyusun buku ini adalah kualitatif. Penelitian model data. Proses ini adalah Bentuk penyajian data
yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak kualitatif meliputi teks naratif yang berbentuk catatan
dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur di lapangan. Semua hasil tersebut disusun sebagai
statistik atau dengan cara pengukuran. Sedangkan kumpulan dari berbagai informasi untuk
dasar teoritis yang digunakan dalam metode kualitatif mendeskripsikan kesimpulan dan pengambilan
adalah pendekatan deskriptif dimana meneliti keadaan tindakan, serta agar penyajian data dari hasil reduksi
dan kejadian yang ada pada saat ini, sehingga data lebih tertata dan semakin mudah dipahami. Pada
menekankan pada pengumpulan fakta dan identifikasi langkah penyajian data peneliti berusaha untuk
data. Basuki (Cambari, 2008:22). menyusun data yang akurat.
Tahapan ketiga dilakukan Verifikasi Kesimpulan
Teknik Pengumpulan Data Tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan
Data yang diperoleh memiliki bagian penting berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.
dalam menentukan garis besar nilai-nilai budaya yang Pada dasarnya kesimpulan awal yang sudah diperoleh
terkandung dalam Wayang Thengul Bojonegoro. masih bersifat sementara dan kesimpulan tersebut
sehingga data yang diperoleh sangat menentukan akan berubah jika ditemukannya bukti-bukti yang
isi dari karya. Data yang diperoleh melalui mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.
pengamatan langsung di Kecamatan Padangan, Proses untuk memperoleh bukti-bukti inilah yang
Bojonegoro. Sumber data penelitian terdiri dari data dimaksud dengan verifikasi data. Setelah melalui
primer dan sekunder. Data primer, adalah data utama proses di atas dikembangkan lagi untuk menjadi
yang lebih banyak mengambil bagian dalam sebuah konsep pada perancangan penelitian
pertimbangan utama dari penelitian dan Data
sekunder, adalah pengumpulan data yang diperoleh KONSEP DAN PERANCANGAN
narasumber kedua, yaitu data diambil dari narasumber Analisis Kompetitor
lain yang dianggap berkompeten dan akan
menguatkan hasil data primer. Metode pengumpulan 1. Wayang Potehi Of Java
data sekundernya adalah Dokumen resmi. Dokumen
resmi dianggap valid karena melalui proses Dalam hal ini yaitu pada kesamaan jenis buku
pembuktian dan penelitian. Pada intinya metode dan jenis materi yang dibahas. Buku ini diterbitkan
dokumenter dapat menjadi sumber penelusuran secara oleh afterhours bookshop karya dari Ardian
historis. Secara detail dapat berupa jurnal yang sudah Purwoseputro yang berjudul "Wayang Potehi Of
diterbitkan oleh instansi resmi, informasi dari instansi Java".
pemerintahan, media masa. "Wayang Potehi Of java" ini berisi tentang rekam
jejak atau perjalanan bersejarah asal usul wayang
Teknik Analisis Data potehi di Jawa. Dalam buku ini menjelaskan
Analisis data adalah proses dimana ketika data bagaimana terjadi akulturasi antara budaya asli
yang terkumpul dari sumber data primer dan sekunder masyarakat Tiongkok dengan budaya Indonesia di
telah terkumpul, lalu diolah diwujudkan dalam Pulau Jawa, serta menjelaskan secara gamblang
berbagai materi untuk meningkatkan pemahaman beberapa tokoh wayang potehi.
dalam menyajikan data yang telah ditemukan

Riyansa, Bahruddin, Hidayat, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015


dihubungkan dengan objek penelitian dapat diartikan
bagaimana menunjukan sisi keluhuran wayang yang
berkarakter dan dapat memunculkan kekaguman pada
pembaca pada nilai-nilai seni. Karismatik dapat
digambarkan dengan perwujudan yang tenang, tegas,
berkarakter, elegan, rapi dan memiliki aura. Hal ini
akan di wujudkan dalam diaplikasikan dari segi
desain, foto dan media yang digunakan.
Kata "Karismatik" harus bisa
menggambarkan perkembangan kesenian tradisional
saat ini mampu bertahan dan tetap mengandung nilai-
nilai luhur. Semakin berkembangnya jaman menuntut
Gambar 1 Cover Buku "Wayang Potehi Of Java para kesenian daerah berusaha untuk mencari cara
Sumber: AfterHours Books untuk melestarikan agar kesenian daerah tetap ada
namun juga dapat diminati oleh masyarakat modern.
Objek secara visual yang ditampilkan adalah
Analisis Keyword/Konsep
bagaimana semangat dari seniman dan pemerintah
didalam melestariakan dan mempertahankan kesenian
wayang pada jaman sekarang dengan berpedoman
pada nilai luhur.
Dalam konsep "Karismatik" yang akan
diaplikasikan dalam objek yang diteliti akan
memiliki unsur dasar yaitu elegan dan rapi untuk
menimbulkan kesan tegas, memiliki ornamen
Gambar 2 Analisis Keyword dari pengumpulan hasil dekoratif untuk tetap menggambarkan kesan
penelitian tradisional, dan memancarkan aura, dengan warna
(Sumber: Hasil Olahan Peneliti) yang menimbulkan kesan bersahaja dan murni.
Dimana unsur-unsur tersebut berasal dari hasil olahan
Dalam judul karya esai foto "Penciptakan data yang telah dijabarkan lagi untuk mempermudah
Buku Esai Fotografi Kesenian Wayang Thengul proses penciptaan karya.
Sebagai Upaya Melestarikan Budaya Tradisional
Bojonegoro", terdapat permasalahan yang harus
dipecahkan atau membutuhkan solusi. Maka Perencanaan Kreatif
diperlukan data-data yang diperoleh dari lapangan 1. Tujuan kreatif
Gagasan utama dari perancangan ini adalah
secara langsung agar dapat menentukan petunjuk yang
menciptakan buku esai fotografi kesenian Wayang
dapat dijadikan solusi dari masalah tersebut.
Thengul sebagai upaya melestarikan budaya
Penentuan keyword berdasarkan dari data tradisional Bojonegoro. Tujuan yang ingin dicapai
yang telah terkumpul dan diolah berasal dari dalam perancangan ini adalah bagaimana cara
wawancara, dokumentasi, observasi, analisis SWOT, menyampaikan nilai-nilai budaya tradisional, filosofi,
analisis data STP dan analisis USP asal-usul, dan mengenalkan kepada masyarakat luas
Maka ditemukanlah keyword diatas dapat ditarik tentang Wayang Thengul Bojonegoro yang hampir
kesimpulan yaitu "Karismatik". Kata ini mewakili dari hilang atau kehilangan penerus melalui esai foto yang
kata kunci yang lain. "Karismatik" dalam kamus disusun secara sistematis yang dituangkan dalam
besar bahasa Indonesia memiliki arti keadaan atau media buku. Tidak hanya foto yang akan ditampilkan
bakat yang dihubungkan dengan kemampuan luar melainkan juga penjelasan singkat masing-masing foto
biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk agar mudah dipahami oleh pembaca dalam proses
membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari penyampaian informasi yang ditujukan. Dengan
masyarakat terhadap dirinya. Keyword ini jika keyword "Karismatik" diharapkan mampu
Riyansa, Bahruddin, Hidayat, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
memvisualkan nilai-nilai tradisional Wayang Thengul memberi kesan kenyamanan dalam membaca
yang masih bertahan dizaman sekarang. Serta serta memberi ruang untuk foto agar lebih
memberikan kesan menarik agar minat masyarakat dominan. Untuk pembagian porsi dalam buku
dalam mengetahui dan melestarikan budaya ini adalah 80 untuk foto dan 20 untuk
tradisional Indonesia. Keyword tersebut didapat dari informasi dalam bentuk teks. Pertimbangan
penggabungan berbagai data yang didapat melalui lainnya adalah legibilty dan readability
beberapa cara dan tahapan, lalu diseleksi kemudian sehingga pembaca dapat fokus melihat nilai-
terpilih konsep "Karismatik " sebagai dasar dalam nilai kesenian wayang dalam bentuk visual
pembuatan karya. serta bagaimana proses didalamnya berjalan
sistematis. Jumlah halaman buku 140 lembar
2. Strategi Kreatif tanpa cover serta semua dicetak dua sisi,
Dengan menggunakan bahasa yang tepat, yang berisi informasi tentang Bojonegoro dan
serta desain cover maupun judul yang elegan dan keseniannya, seniman yang masih aktif
menarik dapat menarik audience, agar mereka tertarik dalam melestarikan kesenian wayang, proses
untuk melestarikan kesenian tradisional daerah dan pembuatan wayang, lalu bagian yang terlibat
mempertahankan nilai-nilai luhur dari kesenian dan ada apa saja unsur didalam pertunjukan
wayang tersebut. Dengan penggunaan bahasa yang wayang dan bagaimana perkembangan
komunikatif dan efektif dalam buku ini, sehingga kesenian wayang.
dapat membantu dan menjelaskan kepada masyarakat
bagaimana pentingnya menjaga dan melestarikan 2. Jenis Layout
kesenian sebagai produk budaya. Jenis layout yang digunakan dalam
Visualisasi warna yang digunakan merujuk buku ini mengadaptasi dari jenis layout yang
pada kebijaksanaan, kemurnian dan tegas, untuk digunakan juga pada iklan cetak, jenis layout
bentuk berunsur fokus, tegas dan elegan. Untuk foto untuk buku referensi ini adalah Multipanel
yang digunakan sebagai penunjang dalam buku ini layout dan Picture Window layout. Karena
harus menggambarkan dan memiliki alur cerita buku ini nantinya lebih banyak menampilkan
dengan memperlihatkan para seniman yang tetap foto, layout tersebut sangat cocok dan sesuai
bertahan ditengah kurangnya penerus kesenian dengan konsep yang sudah ditentukan.
Wayang Thengul dan juga belum banyaknya a. Multipanel Layout
masyarakat yang tahu akan kesenian Wayang Thengul Bentuk layout ini menampilkan beberapa
tema visual, yang hampir sama dengan
Karena buku ini ditujukan kepada para tampilan buku komik. Memiliki banyak
akademisi yang minimal telah lulus SMA sebagai panel dapat memudahkan pembaca
target audience, maka typeface yang digunakan ada 2 menerima informasi yang tertera dan
jenis yaitu serif dan sans serif dalam desain pemilihan layout ini diterapkan pada beberapa
jenis tersebut dinilai sesuai dengan target audience dan lembar buku.
bentuk buku yang dipilih. Berikut adalah b. Picture Window Layout
perancangannya sebagai berikut: Untuk jenis layout yang satu ini bisa
1 Ukuran dan halaman buku dalam bentuk produknya itu sendiri atau
Jenis buku : Buku esai fotografi juga bisa menggunakan model (public
Dimensi buku : 220 mm x 220 mm figure). Tata letak iklan dimana produk
Jumlah halaman : 140 halaman yang diiklankan ditampilkan secara close
Gramateur isi buku : 210 gr up. Pada buku ini penggunaan layout
Gramateur cover : 210 gr berada pada halaman yang berisi teks
Finishing : Hard cover dan dijilid lem pendek dan ukuran foto yang besar
hampir memenuhi isi halaman buku.
Posisi isi buku dalam perancangan
ini landscape hal ini dilakukan untuk

Riyansa, Bahruddin, Hidayat, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015


3. Grid System bahasa komunikatif dan dimengerti
Ada beberapa contoh untuk masyarakat awam
penggunaan grid system untuk layout sebuah
halaman majalah atau buku. Berikut 7. Warna
diantaranya : Warna dapat didefinisikan secara
a. A Simple Three Coloum Format fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan,
b. A Four Coloumn Format and One atau secara psikologis sebagai bagian dari
Coloumn Header pengalaman indera penglihatan. Pada
c. A Tree Coloumn Format Unequal visualisasi desain akan dipilih beberapa
Format warna yang sesuai dengan konsep Karismatik
d. A grid That Divides Space both , yaitu warna kuning untuk menunjang kesan
horizontally and Vertically bijaksana, warna putih untuk menunjukan
harapan dan hitam untuk kesan tegas. Warna
4. Judul akan diaplikasikan yaitu Putih untuk judul
Judul untuk buku esai foto esai dan subjudul agar terlihat elegan, Kuning
fotografi kesenian Wayang Thengul sebagai emas untuk kebijaksanaan dituangkan dalam
upaya melestarikan budaya Tradisional bentuk dekoratif yang terinspirasi oleh
Bojonegoro adalah "Kelir Wayang Thengul". hiasan kepala wayang bertujuan untuk
Kata ini dipilih untuk langsung pada pokok menambah nilai estetik dan warna hitam
isi buku untuk diperlihatkan langsung pada untuk background cover agar pembaca
pembaca. Kelir merupakan sebutan untuk langsung fokus pada judul.
backgroud belakang layar yang menjadi salah
satu keunikan pertunjukan Wayang Thengul,
sehingga dipilihlah untuk menjadi judul.

5. Subjudul
Untuk subjudul memilih kata
³Optimisme Dalam Balutan Seni´ kata ini
ditempatkan tepat dibawah judul utama dan
juga sebagai penjelas yang menjelaskan
menggambarkan kegigihan seorang seniman Gambar 3 Pemilihan Warna
Wayang Thengul berusaha untuk Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015
melestarikan kesenian tradisional. Tujuan
dirancangnnya buku ini untuk mengajak 8. Tipografi
target audience ikut sadar akan pentingnya Typeface yang akan digunakan
dalam melestarikan budaya, tertarik serta ikut dalam buku referensi ini adalah jenis typeface
berpartisipasi dan mengenalkan kesenian sans serif digunakan untuk judul dan
tradisional sebagai jati diri bangsa dan bodycopy. Pemilihan jenis sans serif atas
keragaman budaya pada tiap daerah. pertimbangan yaitu typeface sans serif lebih
melambangkan kesederhanaan, lugas, masa
6. Bahasa kini, dan futuristik yang identik dengan
Bahasa yang digunakan dalam buku kemajuan, punya pengaruh terhadap legiblity,
ini adalah bahasa Indonesia, bahasa serta para pembaca lebih menyukai bodytext
Indonesia dipilih karena merupakan bahasa menggunakan sans serif. Salah satu ciri huruf
nasional bangsa Indonesia dan dapat ini adalah memiliki bagian-bagian tubuh
dimengerti semua masyarakat luas yang yang sma tebalnya. Contoh huruf sans serif
merupakan target pasar buku ini. Pada yang populer antara lain Arial, Helvetica,
keseluruhan penciptaan buku ini memilih Futura, dan Gill Sans.

Riyansa, Bahruddin, Hidayat, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015


IMPLEMENTASI KARYA

1. Desain Layout Cover

Gambar 6 Halaman iii dan vi


Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015

Pada halaman iii dan vi pada gambar 6


Gambar 4 Cover Buku Depan dan Belakang menunjukkan informasi tentang Undang-Undang dan
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015 pasal yang menerangkan bahwa dilarang dengan
sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
Cover menggunakan ilustrasi mahkota yang menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil
merupakan ciri khas pada wayang. Lalu berwarna pelanggaran hak cipta dan termasuk tindak pidana
kuning keemasan untuk lebih mendramatisir kesan yang dapat sanksi pidana atau denda.
elegan yang berkarisma, menggunakan warna hitam
pekat untuk background cover buku untuk
menonjolkan elemen desain dan judul buku dengan
warna putih menunjukan kearifan budaya. Lalu cover
belakang yang menggambarkan beberapa wajah
karakter Wayang Thengul sebagai penutup dan
dibawahnya sinopsis tentang isi materi dari buku.
Berikut adalah beberapa hasil implementasi karya
buku esai foto Wayang Thengul.

Gambar 7 Halaman v dan vi


2. Desain Halaman Pembuka
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015

Di halaman v dan vi menunjukkan informasi hak


cipta, penulis dan desainer dari buku ini. Halaman
berikutnya berisi ucapan terima kasih kepada
keluarga, sahabat dan semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan buku ini. Halaman
berikutnya yaitu halaman vii dan viii dapat dilihat
pada gambar 7 merupakan halaman kata pengantar
Gambar 5 Halaman i dan ii yang berisi penjelasan singkat mengenai buku ini dan
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015 di halaman berikutnya memperlihatkan daftar isi

Halaman paling awal pada buku sebagai


pembuka. Halaman ini menunjukan wayang thegul
yang sedang dipajang dalan sebuah pertunjukkan
Wayang Thengul, tujuaannya adalah agar pembaca
langsung melihat bagaimana bentuk asli dari Wayang
Thengul.

Riyansa, Bahruddin, Hidayat, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015


Gambar 8 Halaman Sub Bab Pembuka Gambar 10 Halaman Ritual Do'a
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015 Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015

Pada halaman pertama terdapat sub cover hanya Pada halaman ini pengambilan foto peneliti
menampilkan judul utama buku tanpa sub judul dan menggunakan sudut yang lebar untuk dapat mencakup
dengan ilustrasi mahkota, tujuan dilakukan hal sebagian besar kejadian atau kegiatan yang sedang
tersebut agar sub judul ini menjadi lebih berkesan terjadi. Pengaturannya menggunakan dua halaman
mengeluarkan aura sehingga membuat pembaca penuh untuk mendukung dari foto yang menggunakan
penasaran dan tertarik. sudut lebar. Pada foto ini menunjukan prosesi berdoa
sebelum pertunjukan dimulai olah para anggota
pemain Wayang Thengul yang dipimpin oleh juru
kunci atau orang yang dianggap paling tua dapat
dilihat pada gambar 10.

Gambar 9 Halaman Proses Pmebuatan Wayang


Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015

Di halaman ini menunjukan bagaimana


pemilihan alat yang dibutuhkan dan akan digunakan. Gambar 5.94 Halaman 134 dan 135
Halaman ini merupakan awal mula hal yang akan Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2015
dilakukan untuk mengolah hasil mentah dari kayu
nangka. Pengambilan kedua foto difokuskan pada Halaman 134 dan 135 berikut ini adalah ketika
sekitar tangan pengrajin untuk benar-benar bathara kala menuntut kepada bathara guru yaitu
memfokuskannya pada apa yang dilakukannya. Lalu pimpinan para dewa untuk diberikesaktian dan pusaka
teknik foto yang digunakan pada halaman ini adalah karena dia juga anak dari bathara guru namun secara
slow speed untuk menggambarkan gerakan dari tidak sengaja dapat dilihat pada gambar 5.94.
pengerajin wayang dapat dilihat pada gambar 9. Serta Merupakan akhir dari semua segmen yaitu penutupan
mengenalkan secara sekilas alat yang diperlukan pertunjukan dengan diiringi tembang dari sinden dan
untuk memahat. Memposisikan agar semua yang diiringi musik gamelan.
dibuthkan dapat dicakup serta dapat dipahami
pembaca serta, desain layout di atur agar pembaca KESIMPULAN
langsung fokus pada gambar dan white space gunanya Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari
agar pembaca tidak lelah. penciptaan buku esai fotografi kesenian Wayang
Thengul adalah sebagai upaya melestarikan budaya
tradisional Bojonegoro:

Riyansa, Bahruddin, Hidayat, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015


1. Gagasan dalam penciptaan buku esai ini adalah Suyanto. M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi
untuk melestarikan sekaligus mengenalkan Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta. ANDI
Wayang Thengul yang telah ditetapkan ikon
Sumber Jurnal
wayang dari Bojonegoro.
2. Tema desain dalam perancangan ini adalah Cambari . 2008. Analisis Subyek Bibliografi Tesis
karismatik, dengan menampilkan visual elegan Mahasiswa Ilmu Politik Universitas
dan rapi yang memiliki makna bahwa Wayang Indonesia periode 2004? 2007: sebuah
Thengul ini juga memiliki nilai yang patut untuk kajian bibliometrika, Universitas Indonesia.
dilestarikan seperti kesenain yang lain.
3. Implementasi perancangan mengacu pada buku Hadijah, Ijah. 2012. Studi Komparatif Wayang Golek
Purwa Khas Kuningan Dan Sumedang Jawa
esai foto dan media pendukung, dimana hasil
Barat Dalam Analisi Semiotik Tahun 2007
perancangan diharapkan dapat mengajak Sampai 2010.
masyarakat untuk ikut serta berperan aktif dalam
melestarikan budaya lokal daerah. Kurnianto, Agung Dwi. 2012 Pembuatan Buku Esai
4. Media utama yang digunakan adalah buku esai Fotografi Tari Pendet Sebagai Media
foto. Untuk media pendukung promosi buku Promosi Warisan Budaya Bali.
menggunakan Poster, Flyer dan kartu nama.
Setiowulan. Yenni Friske. 2014. Keberadaan Wayang
Thengul Desa Mulyoagung Kecamatan Balen
DAFTAR PUSTAKA Kab. Bojonegoro.
Buku:
Achmad, Sri Wintala. 2004. Ensiklopedia karakter Website:
tokoh-tokoh wayang. Jogjakarta. Araska (http://bojonegorokab.go.id/wayang-thengul/).
diakses tanggal 29/09/2014 13.01
Darmaprawira, Sulasmi. 2002. Warna Teori dan
kretivitas penggunaanya. Bandung. ITB
(http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-
Irawan, Bambang & Tamara, Priscilla. 2013. Dasar- daerah/kabupaten/id/35/name/jawa-
dasar Desain. Jakarta: Griya Kreasi timur/detail/3522/bojonegoro).
diakses tanggal 23/10/ 2014 8.40.
Kasali, Rhenald. 2000. Management Public Relations.
Jakarta: PT Temprint (http://www.tempo.co/read/news/2014/10/13/1146138
01/Wayang-Krucil-dan-Golek-Terancam-Punah).
Kotler, Philip. 2005. Management Pemasaran, Jilid 1
dan 2. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. diakses tanggal 24/10/2014 22.28.

Miles, B.B., dan A.M. Huberman, 1992, Analisa Data (http://kbbi.web.id/).


Kualitatif, UI Press Jakarta diakses tanggal 28/11/2014 10.15.

Muktiono, Joko, D. 2003. Aku Cinta Buku (http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/FOTOGRAFI/


(Menumbuhkan minat baca pada anak).
document/Photostory.pdf?cidReq=FOTOGRAFI.).
Jakarta: Elex Media Komputindo.
diakses tanggal 25/11/2014 13.30.
Prasetyo, Eko. 2013. Booklet Buku Populer Personal
Branding. Surabaya. SIRIKIT

Rustan, Surianto. 2008. Layout Dasar Dan


Penerapannya. Jakarta: Gramedia.

Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain Komunikasi


Visual , "teori dan aplikasi".Yogyakarta.
ANDI

Riyansa, Bahruddin, Hidayat, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015

Anda mungkin juga menyukai