Kel. 9 Psikologi Dakwah
Kel. 9 Psikologi Dakwah
Kel. 9 Psikologi Dakwah
PSIKOLOGI DAKWAH
Disusun Oleh :
MANAJEMEN DAKWAH
2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Dakwah sebagai salah satu misi Islam berkembang dengan cepat melalui media tradisional
sampai modern. Dengan demikian seorang da’i harusnya faham betul dengan perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi, sehingga bisa dikatakan siapa yang mampu menguasai
teknologi itulah yang mampu menggenggam dunia.
Dakwah Islam dimulai dari hal yang sangat sederhana dan bersifat normative sampai
berkemabang saat ini dengan menggunakan berberapa metode dan media dalam berdakwah.
Sehingga sampai saat ini bisa dilihat, perubahan yang terjadi di masyarakat mampu mewarnai
penyampaian pesan agama dengan berbagai cara untuk mampu masuk ke segala lini
masyarakat.Dengan kemajuan yang dicapai peranan media massa saatini bukan hanya
terbatas pada alat komunikasi massa, penyampai
Berita dan hiburan saja, akan tetapi sebagian media massa telahmenggunakan acara siaran
yang diprogramkan untuk menyampaikanpesan agama, khususnya media televisi. Dalam
program acaradisebuah stasiun televisi berbagai kemasan acara yang disusun
untukmenyampaikan pesan agama, baik itu melalui sinetron, acara siramanrohani, dan lain
sebagainya. Dengan demikian media massa telah
Ambil bagian untuk mengkomunikasikan penyampaian pesan agamapada masyarakat luas.
Media massa merupakan sumber informasi utama mengenaikejahatan dan sistem peradilan,
termasuk televisi memberikansumbangan yang relatif besar dalam membentuk kesan
(impression)terhadap kenyataan kejahatan di tengah masyarakat. Pengaruh positif media
massa terhadap masyarakat, masyarakat dapat
B. Rumusan Masalah
1. Apa DefinisiDakwah Media Massa Beserta Macamnya?
2. Bagaimana Karakteristik Media Massa?
3. Bagaimana Dakwah Melalui Media Massa?
4. Bagaiamana Upaya Membangun Paradigma Komunikasi Dakwah?
Kelahiran televisi sebagai bagian dari media massa, dapat ditelusuri lewat karya Alexander
Edmund Becquerel dan penemuan elektro kimia tentang cahaya, sebab meskipun teknologi
komunikasi massa telah banyak mendorong perkembangan radio, tetapi masih belum sampai
pada penemuan media audio visual. Televisi mulai diperkenalkan pada publik dalam acara
pameran dunia tahun 1939.perjalanannya terus melaju sehingga pada tahun 1950-an dikenal
sebagi television golden era. Sejalan dengan sebutan masa keem asan itu, TV semakin
berkembang pesat dan semakin popular di masyarakat. Kemajuan teknologi yang diikuti
dengan kemajuan dunia elektronik seperti televsi dengan beberapa kelebihan dan kelemahan
yang ada padanya dapat digunakan sebagai media dakwah, karena di zaman sekarang televisi
hampir dimiliki dan siarannya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, dari
masyarakat kota sampai masyarakat desa dan masyarakat pelosok sekalipun.
Media massa, baik media cetak maupun media elektronik mempunyai beberapa karakteristik
tersendiri dalam menyampaikan pesan, baik berupa pesan berita secara langsung ataupun
melalui pertunjukan film, sinetron dan lain sebagainya kepada kahalayak. Salah satu
karakteristik media massa sebagai alat komunikasi massa adalah kecepatan penyampaian,
dan keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari
komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
Sebuah kekuatan yang dimiliki dan menjadi karakteristik media massa adalah, mampu
menjangkau khalayak secara luas, dan serentak tanpa terhalang oleh waktu. Media massa
merupakan sebuah kekuatan yang dapat merubah sikap dan pendapat masyarakat (publik).
Perkembangan teknologi informasi yang mendukung media massajuga mempunyai dampak
positiif dan negatif. Segi positifnya adalah jarak, ruang dan waktu bukan menjadi pennghalang
bagi terselenggaranya erita yang actual, dan informasi, dunia menyaksikan peranan
telekomunikasi dan media elektronik yang sangat fantastic. Dunia semakin menjadi
kosmopilitan dan manusia saling mempengaruhi dalam berbagai hal perlaku.
C. Dakwah Melalui Media Massa
Pada tataran praktek kegiatan dakwah harus mengandung dan melibatkan tiga unsur yaitu
da’i (penyampai pesan), maddah (informasi yang disampaikan), dan mad’u (penerima
pesan).Aspek penting lainnya adalah wasilah dakwah atau sering disebut sebagai media
dakwah. Yaitu alat yang dipergunakan untuk meyampaikan materi dakwah (ajaran islam)
kepada mad’u. Adapun macam-macam wasilah atau media dakwah bisa berupa lisan, tulisan,
lukisan, audio visual dan dapat juga langsung menggunakan akhlak perbuatan.Perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi mengalami kemajuan dan perubahan. Khususnya wasilah
dakwah yang berkaitan dengan alat atau media. Yang mana media tersebut sudah menjelma
menjadi sebuah tatanan kehidupan masyarakat. Masyarakat modern menyebutnyadengan
media masssa, baik cetak maupun elektronik.Salah satu peranan media adalah
mempengaruhi sikap dan perilaku orang atau public.
Louis Wirth dan Talcott Parsons menekankan pentingnya media massa sebagai alat control
social.
a. Media massa mengubah cara berfikir masyarakat
Awalnya masyarakat hanya berfikir sederhana terhadap suatu permasalahan, namun dengan
adanya media massa sekarang masyarakat lebih agresif mencarri tahu mengeanai suatu
permasalahan dan perkembangannya.
b. Lebih banyak mengetahui kehidupan social dan budaya lain
Media massa yang sifatnya informative memungkinkan membuka cakrawala masyarakat
bahwa masih ada peradaban yang lebih maju dan memotivasi masyarakat untuk berbuat
sesuatu. Dengan ini media massa akan menginformasikan budaya atau peradaban serta
pengetahuan yang baru kepada masyarakat.
c. Dalam Bidang Politik
Dapat dilihat dari media massa yang menjadi alat propaganda seperti yang terjadi di beberapa
neagra di Inonesi. Yaitu media massa digunakan sebagai alat untuk menghancurkan
kekuasaan atau sebagai alat untuk memperkokoh kekuasaan.
D. Dalam Bidang Ekonomi
Media massa data djadikan alat pemasaran produk, seperti yang kita lihat sehari-hari. Hamper
semua media massa banyak diisi dengan iklan produk. Selain itu media massa juga dapat
menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi seperti pemberitaan ekonomi
yang sedang menurun.
Dakwah melalui media massa dimulai sejalan dengan perkembangan teknologi mulai
berkebangan yakni sejak abad ke-21. Dahulu dakwah dilakukan dengan tatap muka langsng
secara personal maupun berkelompok. Sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi
informasi kiini dakwah bias dinikmati tidak hanya pada satu tempat atau oleh seluruh dunia
dan kalangan.
Agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk saling mengasihi dan menyayangi, serta
bersatu padu membina kerukunan hidup.Sehingga kebahagiaan dunia akhirat dapat tercapai.
Menurut Nottingham, “agama mempersatukan kelompoknya sendiri sehingga apabila tidak
dianut oleh seluruh atau sebagian anggota masyarakat, ia bisa menjadi kekuatan yang
mencerai beraikan, memecah-belah dan bahkan menghancurkan”. Perintah Allah untuk
selalu bersatu dan menjaga keutuhan umat, terdapat dalam Al-Quran Surah Ali Imran ayat
10319 : “Dan berpegang teguhlah kamu kepada tali (Agama) Allah dan janganlah kamu
bercerai berai…”. Asmuni Syukir mengelompokkan macam-macam masyarakat menjadi tiga
kelompok, yaitu: “masyarakat primitif, masyarakat desa, dan masyarakat kota. Masyarakat
desa lebih religius dan masih sangat patuh pada agama dan kepercayaan yang
dianutnya”.Mencermati pendapat Syukir tersebut di atas, tidak dapat dipungkiri bahwa
masyarakat desa secara realitas memang cenderung lebih religius di bandingkan dengan
masyarakat desa dan masyarakat primitif.Suasana religius di desa lebih terasa dengan adanya
kebersamaan dalam mengamalkan ajaran agama, hal ini terlihat masih banyaknya
masyarakat desa yang mengaji, shalat berjamaah secara bersama-sama.
Menurut Maftuh yang dikutip oleh Muhyidin, karaktermasyarakat desa dan metode dakwah
yang dapat digunakan padamereka adalah sebagai berikut :
1. Komunitas desa relatif sederhana, taat pada tradisi dan agama.
2. Adanya kontrol sosial yang kuat.
3. Menggunakan pendekatan bahasa, struktur, dan kultur yang relevan dengan masyarakat
pedesaan (bilisani qaumihi), sederhana, dapat dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan.
4. Melalui pendekatan dan kerjasama dengan tokoh panutannya
5. Menggunakan bahasa lisan yang komunikatif dalam penjelasantentang sesuatu untuk
terciptanya kondisi pemahaman, persepsi, dan sikap.
8. Membantu dalam mencari solusi dari problema sosial, budaya, dan ekonomi yang sedang
dihadapi.
Terdapat karakteristik dakwah melalui media massa, diantaranya:
1. Arus informasi dakwah melaluui meda massa tidak dipengaruhi oleh reaksi khalayak mad’u
tetapi terkendali oleh da’i. Oleh karena itu, seorang programmer dakwah media massa
dituntut bias membaca kecenderungan umum di masyarakat yang dapat dipertimbangkan
dalam meyajikan menu siaran sehingga siaran dakwah banyak disukai.
2. Dalam dakwah melalui media masssa reaksi mad’u terbatas melalui beberapa hal seperti
surat pembaca, telepon dari pendengar radio/tv, bbrbeda dengan dakwah melalui tatap muka
yang diterima secara langsung.
3. Dalam dakwah melalui media massaa suara dan dakwah dan pemikiran (bahasa dan logika)
menjadi yang terpenting karena berbeda denga dakwah mealui tatap muka atau langsung
yang lebih mementingkn hubungan interpersonal (kedekatan batin/emosional) kepada mad’u
ssehingga denngan sedikit materi namun hubungan dengan mad’u sudah dekat maka mad’u
bias secara mudah dipengaruhi.
D. Upaya Membangun Paradigma Komunikasi Dakwah
Perluasan penggunaan media dakwah untuk menjangkau masyarakat luas melalui media
massa perlu peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Tak mudah menyatukan idealisme dan
efektivitas saat berbicara soal media massa islami. Dalam masyarakat yang ambigu, kita tidak
dapat membuat media massa islami dan berharap media itu efektif
Memberi pengaruh luas kepada umat. Sudah bukan rahasia lagi jika media massa islami selalu
kalah bersaing dengan media lainnya. Artinya, media massa yang mengaku menjunjung tinggi
nilai-nilai Islam saat ini memiliki pembaca yang jauh lebih sedikit dari media massa lain.
Hal ini tentu tak dapat dilepaskan dari kecenderungan masyarakat. Mereka memilih sebuah
media karena merasa apa yang mereka butuhkan dapat dipenuhi oleh media tersebut. Media
papan atas rata-rata adalah media yang mampu membaca kebutuhan pembaca yang luas.
Akan tetapi, media massa Islam atau yang mengaku Islam cenderung menyuplai kebutuhan
kelompok tertentu. Keadaan ini bukan merupakan suatu kesalahan tapi kenyataannya
mempersempit pasar pembaca.Akibatnya, pengaruhnya pun ikut
menyempit.Menyeimbangkan antara idealisme dan efektivitas memang sulit, tetapi mau tak
mau itu harus dilakukan jika ingin nilai-nilai Islam dapat menyentuh masyarakat luas.
Keberadaan dan komitmen media massa islami amat dibutuhkan dalam rangka membentuk
proses komunikasi islami. Komunikasi islami adalah sistem komunikasi Islam.Pengertian yang
sederhana ini menunjukkan bahwa komunikasi Islam lebih fokus pada sistemnya dengan latar
belakang filosofi (teori) yang berbeda dengan perspektif komunikasi non-Islam. Dengan kata
lain, sistem komunikasi Islam didasarkan pada Alquran dan Hadis. Sudah tentu filosofi atau
teori yang menjadi landasan sistem komunikasi Islam mempunyai implikasi-implikasi tertentu
terhadap makna proses komunikasi, model komunikasi, media massa, etika, hokum, dan
kebijakan media (media law and media policy). Mengenai makna komunikasi islami, secara
singkat dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan antara manusia yang
didasarkan ajaran Islam. Pengertian ini menunjukkan cara komunikasi yang bersifat islami.
Lebih jauh bagaimana dengan media massa Islam? Bagaimana sistem hukum dan etikanya?
Bagaimana mengenai pers Islam, telematika Islam, muslimcyber media? Apakah komunikasi
Islam identik dengan komunikasi dakwah?Semua macam komunikasi Islam tersebut pada
dasarnya tidak berbeda dengan komunikasi non-Islam dalam hal model, proses, dan
efeknya.Yang membedakannya lebih pada landasan filosofinya.Dengan sendirinya
komunikasi Islam terikat pada pesan khusus. Mengenai model proses komunikasi secara
ilmiah tentu berlaku universal. Komunikator dalam perspektif Islam pada hakikatnya adalah
saluran pesan.Artinya, komunikator adalah orang yang menyampaikan firman-firman Tuhan
dan Hadis Nabi.Dengan demikian, proses komunikasi islami harus terikat dengan
normanorma dan etika Islam. Demikian seharusnya gambaran yang harus ada dalam media
massa Islam. Media massa ini diharapkan dapat benar-benar menjadi media komunikasi
dakwah. Di sana paradigma dakwah diperluas menyentuh semua lini kehidupan dan kegiatan
manusia. Demikian pula media massa diharapkan mampu tetap kental dengan nilai-nilai Islam
di setiap pemberitaan ataupun tayangan. Komunikasi dakwah melalui media massa Islam ini
tidak lagi sekadar bermakna sebuah retorika,lembaga dakwah tidak hanya berpusat di masjid,
atau forum diskusi,tetapi dakwah harus mengalami desentralisasi kegiatan-kegiatan dalam
media massa Islam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyampaian pesan agama (dakwah) melalui media massa,meskipun dibutuhkan penelitian
lebih lanjut terkait dengan keberadaan dan hubungannya belum memberikan kejelasan
secaraspesifik apakah ada hubungan antara kesejahteraan keluarga masyarakat. Persoalan
penyampaian pesan agama melalui media massa terhadap keluarga sakinah muncul saat
objek dakwah (masyarakat umum) beranggapan kalau penyampaian pesan agama di media
massa sama dengan acara hiburan lain yang diprogramkan oleh sebuah media massa, satu
hal yang layak dianalisa adalah intensitas masyarakat menikmati pesan agama melalui media
massa
Dalam penyampaiannya, seorang da’i harus bisa merancang dan menyusun maddah dengan
teliti sehingga bisa diterima dengan baik oleh mad’u. Media massa maupun elektronik
menjadi sasaran yang dinilai efektif dalam penyampaian pesan dakwah. Sifat pesan dari
media massa terutama media-media modern adalah lebih luas serta tidak dibatasi oleh ruang
dan waktu. Sehingga para mad’u dapat dengan mudah memperoleh materi dakwah kapan
saja. Jadi, para mad’u harus tanggap dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi
sehingga mampu memanfaatkan media yang da terutama media massa modern dalam
menyebarkan agama islam.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam.Jakarta: Amzah. 2008
Munir, M & Wahyu Ilahi.Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2006
Journal.stainkudus.ac.id/index.php/komunikasi/article/download/2911/2085
Ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/jurnaldakwah/article/view/316
Download.portalgaruda.org/article.php?article=membangunkomunikasidakwahmelaluimedi
a massa