0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
153 tayangan4 halaman

Masa Dewasa Madya

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 4

Masa Dewasa Madya

Masa Dewasa madya masa dimulai pada umur 40 tahun.


Tugas-Tugas Perkembangan dalam Masa Dewasa Madya:
a. Memperoleh tanggung jawab sebagai orang dewasa yang berkewarganegaraan
dan hidup bermasyarakat.
b. Menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi kehidupan.
c. Membantu anak-anak remajanya untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia.
d. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang sesuai
dengan orang dewasa.
e. Menciptakan hubungan diri dengan suami atau istri sebagai pribadi yang baik.
f. Menerima dan menyesuaikan diri sehubungan dengan adanya perubahan-
perubahan fisiologis dalam masa dewasa akhir.
g. Menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia.

Keadaan Fisik Masa Dewasa Madya


Seperti halnya setiap periode dalam rentang kehidupan, usia madya pun
diasosiasikan dengan karakteristik tertentu yang membuatnya berbeda. Masa
dewasa madya ini berlangsung dari umur 40-60 tahun. Dewasa madya adalah
masa transisi seorang individu, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri
jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Masa tersebut pada
akhirnya akan ditandai oleh perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun
biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya
ingat.
Ada beberapa pendapat tentang masa dewasa madya, seperti:
a. Usia dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari sudut
posisi usia dan terjadinya perubahan fisik maupun psikologis, memiliki banyak
kesamaan dengan masa remaja.
b. Bila masa remaja merupakan masa peralihan, dalam arti bukan lagi masa
kanak-kanak tetapi belum bisa disebut dewasa, maka pada
setengah baya, tidak dapat lagi disebut muda, tetapi juga belum bisa dikatakan
tua.
c. Secara fisik, pada masa remaja terjadi perubahan yang demikian pesat (menuju
ke arah kesempurnaan atau kemajuan) yang berpengaruh pada kondisi
psikologisnya, sedangkan individu setengah baya juga mengalami perubahan
kondisi fisik, namun dalam pengertian terjadi penurunan atau kemunduran, yang
juga akan mempengaruhi kondisi psikologisnya. Pada masa dewasa madya terjadi
perubahan fungsi fisik yang tak mampu berfungsi seperti sedia kala, dan beberapa
organ tubuh tertentu mulai kehilangan (menurun) fungsinya. Melihat dan
mendengar merupakan dua perubahan yang paling menyusahkan paling banyak
tampak dalam dewasa tengah. Daya akomodasi mata untuk memfokuskan dan
mempertahankan gambar pada retina akan mengalami penurunan tajam antara
usia 40 tahun keatas. Karena pada usia tersebut aliran darah pada mata juga
berkurang. Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia ini yaitu mulai
memasuki usia 40. Meskipun kemampuan untuk mendengar suara-suara bernada
rendah tidak begitu kelihatan. Selain itu, perubahan fisik pada masa ini antara
lain: tumbuhnya uban, kulit mulai keriput, gigi yang menguning, tulang-tulang
bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya, sulit melihat objek-
objek yang dekat, penurunan pada sensitivitas pendengaran, dan menopause
dengan perubahan-perubahan hormonal yang mengakibatkan hilangnya
kemampuan untuk bereproduksi di masa dewasa pertengahan (madya) hingga
akhir (lanjut usia).
Implikasi Pada Pendidikan
Pendidikan orang dewasa telah dirumuskan dan diorganisasikan secara sistematis
sejak tahun 1920. Pendidikan orang dewasa menurut Pannen (dalam Suprijanto,
2007: 11) dirumuskan sebagai suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk
bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang
dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya
dan mencari jawabannya. Menurut Suprijanto (2007: 11) mengungkapkan bahwa
pendidikan orang dewasa (andragogy) berbeda dengan pendidikan anak-anak
(paedagogy). Pendidikan anak-anak berlangsung dalam bentuk identifikasi dan
peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk
pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah. Knowles (dalam Basleman
dan Mappa, 2011: 126), menegaskan bahwa pembelajaran orang dewasa akan
berhasil dengan baik jika melibatkan baik fisik maupun mental emosionalnya.
Karena itu,
pelaksanaan pembelajaran yang bersifat andragogi sebaiknya mengikuti langkah-
langkah:
1. Menciptakan suasana belajar yang cocok untuk orang dewasa
2. Menciptakan struktur organisasi untuk perencanaan yang bersifat partisipatif
3. Menentukan kebutuhan belajar
4. Merumuskan tujuan belajar
5. Mengembangkan rancangan kegiatan belajar
6. Melaksanakan kegiatan belajar
7. Menentukan kembali kebutuhan belajar (evaluasi)
Penyelenggaraan kegiatan pendidikan orang dewasa dapat diklasifikasikan ke
dalam dua tingkatan, yaitu:
1. Pendidikan Dasar (adult basic education)
Mempelajari pengetahuan dan keterampilan dasar. Kegiatan pendidikan ini
ditujukan bagi masyarakat yang buta huruf, dan memiliki keterampilan kerja
yang sangat sederhana. Kedudukan pendidikan ini menjadi dasar untuk mengikuti
program belajar yang lebih tinggi. Pendidikan dasar ini mempunyai
perkembangan di beberapa Negara, termasuk Negara Indonesia, yang pada
awalnya pendidikan dasar ini hanya ditujukan untuk memberikan pelayanan bagi
masyarakat yang buta huruf latin, sehingga pendekatan dan bentuk
penyelenggaraannya ditekankan untuk membebaskan buta huruf latin. Kemudian
setelah diperoleh data bahwa ternyata anggota masyarakat yang sudah selesai
mengikuti program pendidikan dasar ini banyak yang mengalami buta huruf
kembali, dan tidak mempunyai dampak terhadap kehidupan. Maka pendidikan
dasar ini ditingkatkan menjadi Program Pemberantasan Buta Huruf Fungsional.
Program ini merubah dan mengembangkan dari kegiatan awal, dengan
menetapkan bahwa memberikan pelayanan pendidikan yang memiliki dua misi
dalam satu usaha.
2. Pendidikan Berkelanjutan (continuing education)
Mempelajari pengetahuan dan keterampilan lanjutan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan belajar pada diri orang dewasa. Pendidikan berkelanjutan ini ditujukan
pada kegiatan pendidikan, untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat dijadikan fasilitas dalam
peningkatan diri dan produktivitas kerja (Unesco, 2000: 4). Didasarkan atas jenis
ini, maka lahirlah berbagai macam paket-paket keterampilan atau bahan-bahan
yang dikembangkan dan dapat dipelajari setiap orang dewasa (2000: 45)
mengungkapkan bahwa keseluruhan penyelengaraan pendidikan berkelanjutan
pada hakikatnya ditujukan untuk:
a) Menolong orang dewasa dalam menghadapi kenyataan hidup
b)Melengkapi keterampilan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya
c) Menolong orang dewasa dalam mengubah keadaan kehidupan sosial; dan
d)Menolong dalam melengkapi informasi yang dibutuhkan dalam kehidupannya.

Sumber :
Putri, Agnia Awalia. 2018. Studocu. Di akses pada 26 April 2022.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-lambung-mangkurat/
perkembangan-peserta-didik/makalah-perkembangan-peserta-didik/9633427

Anda mungkin juga menyukai