SK Down Syndrom

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN STATUS KLINIS

DOWN SYNDROME

Disusun Oleh :
1. Fita Kumaida 201902050006
2. Dwi Aulia R. 201902050011

PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2021/2022
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
a. Nama : An. Q
b. Umur : 2 Tahun 1 Bulan
c. Alamat : Pekalongan, Jawa Tengah
d. Pekerjaan :-

II. Pemeriksaan Subjektif


a. Keluhan Utama (KU)
Pasien belum mampu merangkak dan merayap dengan baik, serta berjalan
secara mandiri.
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

b. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)


Orangtua pasien datang dan mengeluhkan gangguan yang dialami oleh
pasien. An. Q diketahui memiliki masalah tumbuh kembang karena hanya
bisa tengkurap dan berguling padahal pada saat itu usia pasien sudah
menginjak 1 tahun. Setelahnya orangtua pasien tidak melakukan konsultasi
maupun penanganan hingga diusia pasien saat ini, orangtua pasien pun
mengatakan di usia pasien saat ini pasien sudah mampu duduk, akan tetapi
saat merangkak dan merayap sering terjatuh dan belum dapat berjalan
seperti pada anak seusianya.
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

c.

c. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) & Penyakit Penyerta

d. Riwayat Sosial Ekonomi

III. -

Pemeriksaan Objektif
a. Vital Sign
Absolut
HR : 100x /menit
RR : 30x /menit
BP : -
Suhu : 36ºC
BB : 8,9 kg
TB : 9,1 cm
Lingkar Kepala : 47 cm
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

b. Pemeriksaan Per-Kompetensi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Hasil
Inspeksi Statis - Wajah pasien tampak khas ras mongoloid
- Bahu pasien tampak elevasi dan protraksi

Inspeksi Dinamis - Pasien datang dengan berjalan dititah ayah


- Kepala pasien cenderung kearah ekstensi saat
tengkurap.
- Pasien belum mampu merangkak dan merayap
dengan baik.

Palpasi - Adanya kelemahan otot dan hypotonus pada otot,


AGA, dan AGB.
- Adanya spasme pada M. Upper Trapesiuz

Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar


Pemeriksaan Hasil
Pasif - Shoulder
Flexor-Extensor : Full ROM (-)
Abduktor-Adduktor : Full ROM (-)
- Elbow
Flexor-Extensor : Full ROM (-)
Abduktor-Adduktor : Full ROM (-)
- Wrist
Palmar : Full ROM (-)
Dorsal : Full ROM (-)
- HIP
Flexor-Extensor : Full ROM (-)
Abduktor-Adduktor : Full ROM (-)
- Knee
Flexor-Extensor : Full ROM (-)
Abduktor-Adduktor : Full ROM (-)
- Ankle
Palmar : Full ROM (-)
Dorsal : Full ROM (-)

Aktif -

Pengukuran
Pengukuran Alat Ukur Hasil
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

Kekuatan Otot MMT Shoulder :


 Fleksi-ekstensi (4)
 Abduksi-Adduksi (4)

Elbow :
 Fleksi-ekstensi (4)
Wrist :
 Palmar Fleksi (4)
 Dorsal Flesi (4)
HIP :
 Fleksi-ekstensi (3)
 Abduksi-Adduksi (3)

Knee :
 Fleksi-ekstensi (3)
Ankle :
 Palmar Fleksi (3)
 Dorsal Flesi (3)

Kemampuan GMFM Dimensi A 100% 100% 100% 100%


Fungsional Dimensi B 100% 100% 100% 100%
Dimensi C 90.4% 90.4% 90,4% 90.8%
Dimensi D 7.6% 7.6% 7.6% 7.6%
Dimensi E 4.1% 4.1% 4.1% 4.1%
Total Skor 60.42% 60.42% 60.42% 60.42%
Jadi, = 60.42% (Dimensi D)
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

IV. Pemeriksaan Penunjang


Jenis Kesan Keterangan
Pemeriksaan
- - -

- - -

DIAGNOSIS
ICF Coding
I. Impairment (Body Structure & Body Function Impairment)
II. Activity Limitation
Body Structure :
- S 730 Structure of upper extremity
- d 4104 Standing
III. - S 750 Structure
Participation of lower extremity
- d 4154 of Restriction
Maintaining a standing position
- d Function
Body 450 Walking
Impairment :
Pasien kurang mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dengan baik dan
IV. - db 4450
730 Muscle
Contextual power functions
Crawling
harus selaluFactor
diawasi karena kondisinya tersebut.
- b 7303 Power of muscle in lower half of the body
- b 735 Muscle tone functions
Motivasi dan semangat pasien untuk dilakukan terapi sangat baik.

a. Personal Factor

b. Environmental Factor
-

Diagnosis Fisioterapi

Gangguan aktivitas gerak dan keseimbangan pada saat berjalan yang diakibatkan
oleh hypotonus otot ekstremitas atas dan bawah.

PROGNOSIS
I. Quo ad vitam
Bonam

II. Quo ad sanam

Dubia ad sanam
III. Quo ad cosmeticam
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

Bonam

PLANNING
I. Jangka Pendek
II. Jangka Panjang
1) Meningkatkan kekuatan otot AGA dan AGB
Mengoptimalkan gerak
2) Correct Postur dan fungsi postural
(memperbaiki kedua lengan dan tungkai agar dapat merangkak,
control)
berdiri dan keseimbangan
3) Melatih berjalan secara mandiri sehingga meningkatkan kemampuan dan
aktifitas fungsional
4) Mengurangi pasien.
spasme M.upper trapezius

III. Clinical Reasoning


Dilampirkan
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

INTERVENSI
I. Tabel Intervensi
Intervensi Metode Pelaksanaan Dosis Evidence Based

Neuro 8x
Latihan dari tengkurap ke
Developmental pengulangan
Treatment duduk
(NDT) Posisi pasien : tidur tengkurap
Posisi terapis : duduk
bersimpuh di distal anak.
1) Kedua tangan terapis
memegang pelvic anak ke
arah terapis
2) Berikan sedikit tarikan pada
pelvis anak ke arah terapis
3) Dari posisi ini ke posisi
duduk bersila key point of
control berpindah ke lutut
4) Terapis memenekuk paha
pasien, diikuti dengan
membuka kakinya, sambil
memberikan bantuan sedikit
tarikan pada lututnya ke
arah fleksi dan abduksi hip,
5) Pertahankan posisi tersebut
beberapa saat.
Latihan sitting balance 1x gerakan
Posisi anak : duduk di atas per sesi
guling Posisi terapis : duduk di latihan
belakang anak
Pelaksanaan : posisi anak
duduk di atas guling dengan
kedua kaki menyentuh lantai
difixasi dengan bantuan terapis
lain, terapis memberikan
dorongan ke kiri, ke kanan, ke
depan dan ke belakang dengan
kedua kaki anak menyentuh
lantai yang mana diharapkan
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

keseimbangan anak dapat


terstimulasi dengan dorongan
yang diberikan terapis.

Latihan keseimbangan pada 1x per sesi Puspitaningtyas


bola latihan Widha.2017.
Pasien : berbaring diatas bola Penatalaksanaan
Terapis : di bagian distal anak Fisioterapi Pada
dan memberikan fiksasi pada Kasus Down
ankle Syndrome Dengan
Gerakan : terapis menggoyang- Modalitas Terapi
goyangkan bola ke segala arah Latihan Di Griya
Fisio Bunda Novy
Yogyakarta.
Latihan untuk mengontrol 1x per sesi
latihan
tungkai untuk berdiri dan
berjalan
Posisi anak : berdiri di rel
Posisi terapis : berdiri didepan
maupun dibelakang anak

Pelaksanaan : posisi anak


berdiri di rel, terapis
memberikan dorongan
kedepan atau menstimulus
anak ke depan dengan cara
memanggil atau mengajak
anak untuk mendekat.
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

II. Edukasi
Edukasi
- Edukasi orangtua/keluarga cara untuk melatih pasien
- Edukasi kepada orangtua/keluarga untuk senantiasa melatih pasien dengan
teratur dan penuh kasih sayang agar anak lebih cepat mandiri.

III. Home Program


Home Program
- Orangtua/keluarga diminta memberikan stimulus kepada pasien
dengan memanggil dan mengajak untuk mendekat kemudian berikan
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

dorongan atau tarikan kedepan atau kebelakang sehingga anak aktif


bergerak dan perlahahan melakukan aktivitas sehai-hari secara
mandiri.

EVALUASI
- Hasil evaluasi tonus otot menggunakan MMT dari T1 sampai dengan T4
menunjukan belum ada peningkatan tonus otot.
T1 T2 T3 T4

Anda mungkin juga menyukai