Kasus Gangguan Lambung (2 Kasus)
Kasus Gangguan Lambung (2 Kasus)
Kasus Gangguan Lambung (2 Kasus)
FARMAKOLOGI TERAPAN
OLEH
KELOMPOK I
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
GANGGUAN LAMBUNG
Kasus 1
Seorang pria 62 tahun merasakan nyeri perut dan dada terasa terbakar yang terjadi 2 – 3
dalam setiap minggu. Dia juga mengatakan telah kehilangan BB sekitar 4.5 kg dalam 6 bulan
terakhir meski tidak diet dan olahraga.
Dia mengaku HT selama 5 tahun dan mendapat obat lisinopril/HCT 20/25 mg per hari,
parasetamol 500 mg jika sakit kepala dan tidak ada riwayat alergi. Dia juga merokok
setengah bungkus/hari.
Ibunya umur 84 tahun dengan DM tipe 2, HT sedangkan ayahnya meninggal umur 68 tahun
karena infark miokard.
Pertanyaan:
1. Apa tindakan yang harus dilakukan untuk mengetahui permasalahan pasien?
2. Hasil pemeriksaan menunjukan infeksi H.pylori. Apa terapi yang direkomendasikan?
3. Pasien telah menyelesaikan regimen terapi untuk eradikasi bakteri, namun pasien
mengalami gatal-gatal dan kesulitan bernapas yang diketahui akibat dari alergi penisilin.
Pasien pun kembali mengalami gejala 3 bulan kemudian. Apa regimen terapi yang
kemudian direkomendasikan?
Penyelesaian:
3. Pasien telah menyelesaikan regimen terapi untuk eradikasi bakteri, namun pasien
mengalami gatal-gatal dan kesulitan bernapas yang diketahui akibat dari alergi
penisilin. Pasien pun kembali mengalami gejala 3 bulan kemudian. Apa regimen
terapi yang kemudian direkomendasikan?
Jawab:
Jika pasien mengalami alergi obat seperti gatal-gatal dan kesulitan bernapas yang
diketahui akibat dari alergi penisilin, maka antibiotic golongan penisilin diganti dengan
golongan lain yaitu metronidazole (koda kimble ed 10, 2013).
Omeprazole 20 mg 2x1 selama 14 hari Clarithromycin 500 mg 2x1 selama 14 hari
Metronidazole 500 mg 2x1 selama 14 hari (koda kimble ed 10, 2013).
Kasus 2
Pasien BD 45 tahun laki-laki bekerja sebagai pengatur arus lalu lintas di bandar udara.
Dia mengeluh sudah 2 minggu merasa bagian perut nyeri terbakar, kembung dan susah
makan, nyeri terjadi beberapa kali sehari terutama diantara waktu makan dan membuatnya
terbangun dimalam hari dan frekuensinya meningkat sejak 1 minggu lalu. Awalnya nyeri
hilang dengan mengkonsumsi makanan dan antasida. Minngu lalu si bapak mengkonsumsi
obat OTC golongan antagonis reseptor H2 tetapi gejala tidak berkurang.
Si bapak pernah mengalami nyeri yang sama di umur 12 tahun dan mengkonsumsi
omeprazole untuk dugaan peptic ulser. Selama 20 tahun terakhir merokok 1 pak/hari, minum
kopi 4 – 6 gelas setiap hari. Si bapak juga menggunakan asetaminofen untuk sakit kepalanya
dan multivitamin. Si bapak mengaku tidak pusing, mual dan muntah, anoreksia dan BB tidak
turun. Dia juga tidak alergi obat dan makanan. Penampilan fisik normal kecuali nyeri
epigastrik. Suhu 37,1, TD 132/80, HR 78/menit, Hgb, 14.0 g/dL Hct, 44%.
Pertanyaan:
1. Berdasarkan tanda dan gejala apa pasien kategori peptic ulser?
2. Pasien positif H pylori, faktor risiko rekurensi?
3. Apa tujuan terapi pasien?
4. BAgaimana tatalaksana terapi, untuk eradikasi H pylori? (First line?)
5. Jika pasien diberi 3 obat mengandung PPI, informasi apa yang sebaiknya diberikan
pada pasien?
6. JIka pasien alergi penisilin apa alternative terapi?
7. Jika menggunakan 4 kombinasi berbasis PPI dan bismuth, apa terapi yang
direkomendasikan?
8. Bagaimana monitoring terapi pada pasien, apa parameter monitoring respon terapi
pasien?
Penyelesaian