Revisian Sempro (Elvira Nuraliya M.)
Revisian Sempro (Elvira Nuraliya M.)
Revisian Sempro (Elvira Nuraliya M.)
OLEH :
OLEH :
Proposal Penelitian:
Pamulang,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui
Ketua Program Studi S-1 Keperawatan
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
NIM : 181030100323
tulis ilmiah orang lain sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila pernyataan ini
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Pandeglang”. Proposal penelitian ini diajukan ini untuk memenuhi salah satu syarat
proposal penelitian ini penulis menyadari bahwa banyak mendapat bantuan berupa
bimbingan. Arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
1. Dr. (HC) Drs. Darsono selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
2. Ns. Riris Andriati, S. Kep., M.,Kep. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
5. Siti Novy Romlah, SST., M.Kes. selaku Wakil Ketua II Bidang Administrasi
6. Ida Listiani, S.ST., M.Kes. selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan
iv
7. Ns. Dewi Fitriani, S.Kep., M.Kep. selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
penelitian.
penelitian.
10. Seluruh Dosen dan Staf tata usaha STIKes Widya Dharma Husada Tangerang
11. Kedua orang tua dan adik-adik saya yang selalu memberikan dukungan, do’a,
12. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan proposal
penelitian ini. Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat
khususnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
E. Pengolahan dan Analisa Data .......................................................... 48
F. Etika Penelitian ............................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 39
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
keterkaitan erat dengan satu atau lebih komponen lingkungan pada sebuah
Penyakit kulit merupakan salah satu jenis penyakit menular yang berbasis
lingkungan. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit adalah
skabies. Penyakit ini banyak di jumpai di daerah yang beriklim tropis dan
dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan
tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta
1
2
kotoran tertentu. Kulit sangat penting sebagai pelindung organ -organ tubuh,
maka kulit perlu dijaga kesehatannya. Penyakit kulit dapat disebabkan oleh
jamur, virus, kuman dan parasit. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan
Skabies merupakan penyakit kulit yang masih sulit diatasi pada manusia
menyerang semua ras dan umur serta cenderung tinggi pada anak-anak dan
remaja yang berjenis laki-laki. Biasanya hal ini disebabkan oleh pemicu
scabies adalah penyakit kulit yang di sebabkan oleh tungau (kutu kecil)
penderita skabies di dunia lebih dari 300 juta setiap tahun dengan angka
penderita skabies di dunia sekitar 300 juta setiap tahun dengan angka yang
Aborigin Australia 50%, Papua Nugini 71% dan Sierra Leone 86% .
populasi, menyerang semua ras dan kelompok umur serta cenderung tinggi
pada anak-anak dan remaja yang berjenis kelamin laki-laki. Biasanya hal ini
disebabkan oleh pemicu yaitu kebersihan diri yang buruk. (Efendi, dkk.
2020).
Penellitian yang dilakukan oleh Kariza, dkk Tahun 2021 dengan judul
cukup (51%) dan tingkat pengetahuan buruk (65%). Hasil analisis bivariat
Penelitian ini dilakukan di wilayah pesantren, dari data yang ada penderita
skabies yang sering terjadi adalah santri pondok pesantren, karena perilaku
hidup bersih dan sehat terutama kebersihan personal hygiene yang kurang
kebersihan pribadi dan lingkungan tidak terjaga dengan baik masih ada
formal atau non formal, maka dengan adanya kegiatan yang padat sehingga
sela-sela tangan, kaki dan badan hal ini terjadi secara berulang. Gatal terjadi
pada malam hari karena tungau skabies meningkat di suhu yang lebih
lembab dan panas. Biasanya tidur bersama, dilihat dari kamar yang kurang
ventilasi dan ukuran kamar yang rata-rata adalah 5 meter persegi dengan
jumlah santri setiap kamar rata-rata 5-8 orang membuat para santri tidur
Pada kehidupan sehari-hari santri sering memakai baju, sarung, dan handuk
secara bergantian, pakaian yang kotor ditumpuk sampai pakaian yang bersih
habis dipakai baru kemudian dicuci, air yang digunakan untuk mandi dan
mencuci adalah air sumur gali. Upaya dari pesantren untuk menghadapi
bersih dan lebih rajin dalam rapih-rapih. Untuk intervensi sendiri biasanya
Hygiene.
6
B. Rumusan Masalah
seperti skabies. Yang berupa gatal-gatal di bagian sela-sela tangan, kaki dan
badan hal ini terjadi secara berulang. Gatal terjadi pada malam hari karena
tungau skabies meningkat di suhu yang lebih lembab dan panas. Menurut
wali asuh santri putra mengatakan kesadaran santri tentang kebersihan diri
menjemur tempat tidur, dan kebiasaan tidak menggunakan alas kaki saat
keluar kamar dan lalu kembali ke kamar tanpa mencuci kaki terlebih dahulu.
menjaga kebersihan diri atau personal hygiene bagi para santri yang
peneitian ini adalah apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan santri
C. Pertanyaan Penelitian
hijrah Pandeglang?
Pandeglang
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Al-hijrah Pandeglang
Psndeglang
8
Pandeglang
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai data dasar referensi dan acuan
2. Bagi Santri
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
a. Definisi Skabies
Scabiei berasal dari bahasa yunani “sarx” yang berarti daging dan
200 juta orang setiap saat, meskipun upaya lebih lanjut diperlukan
skabies baru-baru ini berkisar dari 0,2% hingga 71%, (WHO, 2020).
9
10
jompo.
b. Etiologi
pasang kaki didepan sebagai alat untuk melekat dan dua pasang kaki
yang digali oleh tungau betina. Tungau betina yang telah dibuahi
betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan
terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan
4 pasang kaki. Seluruh siklus hidup mulai dari telur sampai bentuk
kulit. Kontak langsung adalah kontak kulit ke kulit yang cukup lama
c. Epidemologi
penularannya adalah:
temannya.
d. Patogenesis
papul, vesikel, pustul dan kadang bulat. Terdapat juga lesi tersier
berupa ekskoriasi,
e. Gejal skabies
Gejala yang ditunjukan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal
2010).
f. Klasifikasi Skabies
4) Skabies noduler
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal.
kortikosteroid.
5) Skabies incognito
terbatas.
16
mudah.
g. Diagnosis
tungau yang lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
(kotoran).
h. Pemeriksaan Penunjang
1) Kerokan kulit.
(kecuali pada orang kulit hitam pada titik yang putih) dan
yang dicurigai antara ibu jari dan jari telunjuk, dengan hati-hati
4) Kuretase terowongan.
tinta yang masuk. Tes ini tidak sakit dan dapat dikerjakan pada
6) Tetrasiklin topikal.
7) Apusan kulit.
diletakkan di atas gelas objek (enam buah dari lesi yang sama
i. Tatalaksana
2014).
pada semua stadium. Cukup dioleskan sekali saja, jika masih ada
diberikan setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh,
dipakai.
4) Krotamiton 10%
skabies dan anti gatal. Penggunaan obat ini harus dijauhkan dari
j. Prognosis
k. Pencegahan
2) Mencuci tangan dan kaki serta menjaga agar tangan dan kaki
1) Pengetahuan
2) Sikap
4) Usia
umur, tetapi untuk usia anak sekolah dan remaja lebih rentan
terserang skabies.
5) Sanitasi lingkungan
dengan sanitasi dan hygiene yang buruk, saat kekurangan air dan
2. Konsep Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
1) Tahu (know)
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
Hatta.
5) Sintesis (synthesis)
rekam medis dan menyusun alur rawat jalan atau rawat inap.
6) Evaluasi (evalution)
pengetahuan, yaitu:
1) Pendidikan
2) Sumber informasi
4) Lingkungan
5) Pengalaman
6) Usia
a. Definisi
28
(Tarwoto 2010).
2) Praktik social
hygiene pribadi.
digunakan.
4) Pengetahuan
5) Kebudayaan
1) Kebersihan kulit
dibawahnya.
2) Kebersihan pakaian
yang kotor dengan air bersih dan sabun (Irianto, 2007 dalam
Budiman, 2021).
tangan sebelum makan dan setelah buang air besar dan buang air
(2018).
4) Kebersihan handuk
handuk yang kurang baik. Hal ini disebabkan karena para santri
tidur yang buruk, sehingga santri memiliki resiko 1,8 kali lebih
bangun tidur, ganti seprai dan jemur kasur dan bantal setiap satu
minggu sekali.
6) Kebersihan Genitalia
atau setelah buang air kecil dan air besar. Pakaian dalam yang
Kata pesantren berasal dari kata santri yang diberi awalan “pe” dan
5) Tempat beristirahat
B. Penelitian Terkait
MA. Jumlah responden santri MTs sebanyak 167 dari 883 santri
C. Kerangka Teori
Santri
A. Kerangka Konsep
atau kaita antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel
yang satu dengan yang lain dari masalah yang ingin di teliti (Notoatmodjo,
2018).
berikut :
38
39
Keterangan :
B. Definisi Oprasional
Definisi oprasional merupakan suatu cara yang digunakan dalam penetapan
batas-batas terhadap varibel yang akan diteliti supaya bisa diukur dengan
instrument atau alat ukur variabel tersebut (Notoatmodjo, 2018).
40
Tabel 3.1
Definisi Oprasional Variabel Independen Dan Variabel Dependen
Dependen
C. Hipotesis
(Notoatmodjo 2018).
Al-hijrah Pandeglang.
Al-hijrah Pandeglang
42
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel terikat, akan dikumpulkan
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang akan
Sampling karena jumlah sampel yang ada <100, maka dari itu penelitian
alat – alat yang akan dilakukan untuk pengumpulan data. Angket adalah
yang ditanyakan. Skala pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang
skor yang digunakan hanya terdiri dari (1 – 0). Skala Guttman selain
dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam
nomor : 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 15, 16, 19, dan 20, dan pertanyaan
Guttman.
pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu “Ya-Tidak”,
hanya terdiri dari (1 - 0). Skala Guttman selain dapat dibuat dalam
bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk ceklist. Adapun
nilai korelasi aitem total sebesar 0,361 dengan nilai signifikasi 0,05. Uji
2. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data
a. Data primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung
scabies.
b. Data sekunder
berbagai sumber buku, jurnal literature, artikel, skripsi dan data dari
pendahulun
kuesioner
pahami
komputer.
1. Pengolahan Data
47
a. Editing
Pada tahap ini merupakan tahap kegiatan penyuntingan data yang telah
pertanyaan.
b. Coding
c. processing
processing yaitu proses data yang dilakukan dengan cara mengentri data
d. Cleaning
Pada tahap ini dimulai dengan pengecekan ulang terhadap data yang
2. Analisis Data
48
a. Analisa Univariat
Pandeglang
hijrah Pandeglang
n = X × 100%
N
Keterangan :
f = frekuensi
X = Jumlah data
N = Jumlah populasi
b. Analisa Bivariat
uji statistik Sperman rho dengan nilai signifikan < 0,05 (Jiwantoro,
berikut (Sarwono,2012)
menggunakan rumus :
Dengan :
F. Etika penelitian
Etika penelitian merupakan suatu sistem nilai norma yang harus dipenuhi oleh
(Nursalam, 2013) prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data ini,
yaitu :
1. Prinsip manfaat
apapun.
b. Infromed consent
Brahmanti, H., & Setia. Y. D. 2020. Infestasi Parasit Dalam Dermatologi. Malang:
UB Press.
Djuanda, A. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima, cetakan kedua.
Jakarta : FKUI.
Efendi, R., Adriansyah, A. A., & Ibad, M. 2020. Hubungan Personal Hygiene
dengan Kejadian Scabies Pada Santri di Pondok Pesantren. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(2), 25-28.
Handoko, R. P. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke Lima. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Holidah, S.,S., & Endang, 2021, Hubungan Pengetahuan Tentang Skabies Dan
Perilaku Kesehatan Lingkungan Dengan Upaya Pencegahan Skabies
Pada Santri Putra, IX(1) : 2-8
Laily, I. dan S.Andarmoyo. 2012. Personal Hygiene, Konsep Proses Dan Aplikasi
Dalam Praktek Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
52
53
Masturoh, I., & Anggita, N., 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Nandira, A. A., Armiyanti, Y., & Riyanti, R., 2018. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Penyakit
Scabies Di Lingkungan Pondok Pesantren Kabupaten Jember .
Journal Of Agromedicine And Medical Sciences, 7(1), 59-61
Navylasari, L., Ratnawati, R,. & Warsito , E. 2022. Faktor Yang Berhubungan
Dengan Upaya Pencegahan Penularan Penyakit Skabies. Jurnal
Ilmiah Multi Disiplin, 1(2), 130-134
Riyana, H., Joko, T., & Nurjazuli. 2021. Faktor Risiko Yang Mempengaruhi
Kejadian Skabies Di Indonesia. Jurnal Kesehatan Lingkungan,
11(1), 29-39
Simanjuntak, A., & Andriyani, Y. 2021. Pengetahuan Dan Sikap Santri Mengenai
Personal Hygiene Terhadap Kejadian Scabies Di Pesantren
Modern ta’dib Al Syarikin Medan. Scripta Score Sci Med J, 3(2),
115-117