Buku Saku Pokja HPK 25032022

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

NO SASARAN PERTANYAAN JAWABAN


1 Seluruh Apa yang anda ketahui Berdasarkan Pasal 32 UU No. 44 tahun 2009 tentang
Karyawa tentang hak pasien dan Rumah Sakit Hak pasien ada 18, yaitu :
n Rumah keluarga? a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai
Sakit tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit
b. Pasien berhak memperoleh informasi tentang
hak dan kewajiban pasien
c. Pasien berhak memperoleh layanan yang
manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
d. Pasien berhak memperoleh layanan Kesehatan
yang bermutu sesuai dengan standar prosedur
operasional
e. Pasien berhak memperoleh layanan Kesehatan
yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas
kualitas pelayanan yang didapatkan
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas
perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang
penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
(second opinion) yang mempunyai Surat Ijin
Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah
sakit
i. Pasien berhak mendapatkan privasi kerahasiaan
penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya
j. Pasien berhak memberikan persetujuan atau
menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya
k. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi
diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindkakan medis, alternatif tindakan resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan
biaya pengobatan
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam
keadaan kritis
m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama
atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya
n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan
keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
rumah sakit
o. Pasien berhak mengajukan usul saran perbaikan
atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan
rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya
q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut
rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata maupun pidana
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah
sakit yang tidak sesui dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan

2 Seluruh Apa yang anda ketahui Berdasarkan pasal 28 Permenkes RI No.69 tahun
Karyawa tentang kewajiban 2014 kewajiban pasien ada 8, yaitu :
n Rumah pasien dan keluarga? 1. Mematuhi Peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit Sakit.
2. Menggunakan fasilitas Rumah sakit secara
bertanggung jawab.
3. Menghormati Hak-hak pasien lain, pengunjung,
dan tenaga Kesehatan serta petugas lainya yang
bekerja di Rumah Sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan
akurat sesuai kemampuan dan pengetahuanya
tentang masalah Kesehatan.
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan
finansial dan jaminan Kesehatan yang di
milikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang
direkomendasikan oleh tenaga Kesehatan di
Rumah sakit dan di setujui oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan
sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan
pribadinya untuk menolak rencana terapi yang
direkomendasikan oleh tenaga Kesehatan atau
tidak mematuhi petunjuk yang dberikan oleh
tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya.
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang di
terima.
3 Seluruh Hak Pasien dan Keluarga  General consent
Karyawa terdapat dimana?  Leaflet
n Rumah  Banner
Sakit

4 Seluruh Apa yang anda ketahui Tata Tertib Pengunjung /pelanggan/pengguna jasa
Karyawa Tata Tertib pelayanan RS wava Husada kesamben :
n Rumah Pengunjung 1. Semua pengunjung di harap melalui pintu utama
sakit /pelanggan/pengguna atau pendaftaran administrasi terpadu (PAT)
jasa pelayanan RS wava 2. Disarankan untuk tidak membawa barang
Husada kesamben berharga selama dalam masa perawatan, apabila
terjadi kerusakan atau kehilangan, maka bukan
tanggung jawab pihak RS.
3. Untuk mencegah penyebaran infeksi, anak-anak
dibawah usia 12 tahun dilarang masuk dalam
ruang perawatan.
4. Penunggu / keluarga pasien dilarang duduk /
tidur di tempat tidur pasien.
5. Dilarang membawa senjata api/ tajam.
6. Penunggu pasien dalam ruangan maximal 2(dua)
orang dengan memakai kartu penunggu pasien.
7. Jam kunjung di tiadakan selama masa pandemi.
8. Pasien dan penunggu wajib menjaga kebersihan
dan ketertiban ruang perawatan :
a) Tidak merokok di dalam area Rumah sakit
b) Tidak mengotori ruang perawatan dan
membuang sampah pada tempatnya.
c) Tidak membuat gaduh dan keributan di
ruang perawatan.
d) Tidak merusak serta ikut memelihara
fasilitas yang tersedia dalam ruang
perawatan.
e) Tidak membawa pulang fasilitas Rumah
Sakit yang tersedia di ruang perawatan.
f) Tidak menggunakan air / listrik untuk
kepentingan pribadi, hanya digunakan untuk
kepentingan penyembuhan / penunjang
perawatan pasien.
9. Dilarang mendokumentasikan foto/video/audio
di area pelayanan Rumah Sakit tanpa ijin
manajemen Rumah sakit.
5 Semua  Apa yang anda ketahui a. Identifikasi Agama di BRM pada saat awal
tenaga tentang asuhan pasien mendaftar ke TPP ( mengisi form
Medis menghargai Agama , pendaftaran pasien), pada saat asesmen awal
Rumah keyakinan dan nilai rawat inap dan rawat jalan.
Sakit pribadi pasien? b. Identifikasi nilai pribadi : pasien tidak berkenan
dirawat oleh perawat laki-laki/perempuan, tidak
berkenan diberikan terapi yang bertentangan
dengan keyakinan ( agama yang di anut)
c. Pertanyaan kesediaan dilakukan bimbingan
rohani rutin adalah pada saat petugas
melakukan asesmen awal keperawatan rawat
 Bagaimana pasien inap di tulis di CET
mendapatkan
pelayanan kerohanian
di RS? Rumah sakit sudah MOU dengan 5 agama dan
 Bagaimana alur memfasilitasi permintaan bimbingan rohani yang
permintaan layanan sifatnya situasional dan bimbingan rohani agama
kerohanian? Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha.
SPO permintaan layanan kerohanian
1. Pasien memberitahu petugas bahwa pasien
memerlukan pelayanan kerohanian.
2. Petugas memberikan salam dan
memperkenalkan diri kepada pasien atau
keluarga.
3. Petugas melakukan identifikasi agama pasien
dengan melihat data agama pasien di
dokumen rekam medis.
4. Petugas menanyakan kepada pasien atau
keluarga adakah rohaniawan atau rohaniawati
dari pihak pasien atau keluarga.
5. Petugas menjelaskan bahwa rumah sakit juga
memfasilitasi pelayanan kerohanian.
6. Petugas memberikan LEMBAR PELAYANAN
KEROHANIAN kepada pasien/keluarga.
7. Pasien/keluarga mengisi kolom IDENTITAS
PASIEN secara lengkap.
8. Petugas mengisi LEMBAR ASSESMENT
KEPERAWATAN tentang kebutuhan pelayanan
kerohanian.
9. Petugas memfollow up rencana permintaan
pelayanan kerohanian tersebut dengan
menghubungi contact person rohaniawan
sesuai agama pasien.
10. Setelah memperoleh informasi tentang
rohaniawan yang akan melayani pelayanan
kerohanian, petugas melakukan konfirmasi
kepada pasien/keluarga dengan cara mengisi
kolom KONFIRMASI PELAYANAN KEROHANIAN
dengan lengkap.

6 Seluruh Bagaimana RS a. Menghormati kebutuhan privasi pasien :


Karyawa melindungi privasi Menjaga informasi pasien: di general consent
n Rumah pasien? saat pasien daftar di TPP ( keluarga yg boleh
Sakit menerima informasi tentang Kesehatan pasien)
b. Tidak membicarakan pasien dan keadaan pasien
di depan umum
c. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, tata laksana
antar pasien dibatasi oleh tirai,
d. Pasien memakai selimut saat transfer pasien
antar unit.
e. Terdapat kartu orange yang diletakkan pada
pintu dan kode orange pada sim RS setiap pasien
yang tidak boleh dikunjungi.

7 Semua Bagaimana cara a. Pernyataan persetujuan dari pasien didapat


tenaga pemberian Informed melalui suatu proses yang diterapkan RS dan
Medis Consent? dilaksanakan oleh DPJP atau staf terlatih dalam
Rumah Bahasa yang dipahami pasien
Sakit b. Tindakan yang memrlukan Informed Consent:
1. Tindakan operasi
2. Tindakan anastesi
3. Penggunaan darah/ produk darah,
4.Tindakan serta pengobatan lain yang beresiko
tinggi (Pungsi Pleura, Pungsi ascites)
5.Tindakan pemeriksaan : Tes HIV, Biopsi.

8 Semua Apa saja yang Dokter pelaksana tindakan, pemberi informasi,


tenaga diinfromasikan saat penerima informasi. Informasinya:
Medis informed consent? a. Diagnosis
Rumah b. Dasar diagnosis
Sakit c. Indikasi tindakan
d. Tata cara
e. Tujuan
f. Risiko
g. Komplikasi
h. Prognosis
i. Alternative
j. Lain-lain
9 Semua Siapakah yang berhak a. Pasien berumur 18 tahun atau sudah menikah
tenaga memberikan untuk tindakan yang tidak mengancam jiwa.
Medis persetujuan setelah b. Pasien berumur 21 tahun atau telah menikah
Rumah mendapat informasi ? untuk tindakan yang mengancam jiwa.
Sakit c. Bagi pasien dibawah umur 18 tahun untuk
tindakan yang tidak mengancam jiwa
persetujuan (ic) atau penolakan tindakan medis
diberikan oleh mereka menurut urutan hak sbb:
1) Ayah/ibu kandung
2) Sodara kandung
d. Bagi pasien dibawah umur 18 tahun untuk
tindakan yg mengancam jiwa atau umur 21
tahun untuk tindakan yg mengancam jiwa dan
tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya
berhalangan hadir, persetujuan (ic) atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh
mereka menuurt urutan hak sbb:
1) Ayah/ibu adopsi
2) Sodara kandung
3) Induk semang
e. Bagi pasien dewasa dengan gangguan
mental/tidak berkompeten persetujuan (ic) atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh
mereka menurut urutan hak sbb:
1) Ayah/ibu kandung
2) Wali yg sah
3) Sodara kandung
f. Bagi pasien dewasa yang telah menikah/orang
tua persetujuan (ic) atau penolakan tindakan
medis diberikan oleh mereka menurut urutan
hak sbb:
1) Suami/istri
2) Ayah/ibu kandung
3) Anak-anak kandung
4) Saudara kandung

10 Semua  Bagaimana jika pasien a. Penolakan tindakan merupakan hak pasien


tenaga dan keluarga menolak b. Pernyataan penolakan dari pasien/ keluarga ada
Medis atau tidak melanjutkan dalam form penolakan tindakan
Rumah pengobatan? c. Diberikan pernyataan pulang paksa atas
Sakit permintaan sendiri jika pasien tidak berkenan
melanjutkan pengobatan

 Apa saja yang di SPO APS :


edukasikan ke pasien a. DPJP/PPA menjelaskan kondisi pasien
yang menolak tindakan b. DPJP/PPA menjelaskan resiko yang terjadi jika
/pengobatan? pasien/keluarga meminta menolak asuhan
c. Pasien/keluarga mengisi form APS dan kemudian
diserahkan ke DPJP
d. Pasien tetap diberi terapi pulang beserta anjuran
rutin minum obat
e. Pasien dibawakan surat control dan resum
pulang
f. Jika dirumah pasien mengalami keluhan
dianjurkan untuk segera kembali rumah sakit/
fasilitas Kesehatan terdekat
g. Menjelaskan bahwa resiko setelah pulang
menjadi tanggung jawab pasien/keluarga
h. DPJP mendokumentasikan dilembar CET sebagai
bukti bahwa pasien sudah di KIE
i. DPJP meminta tanda tangan pasien/keluarga

11 Semua  Apakah yang dimaksud a. General Consent adalah rangkaian informasi dan
tenaga General Consent? keputusan pasien pada saat pasien pertama kali
Medis dirawat jalan dan atau tiap kali pasien rawat
Rumah inap
Sakit b. Memuat persetujuan Tindakan medis bersifat
umum seperti pemberian obat, Tindakan ECG,
pemeriksaan radiologi, pasang dan melepas
infus, pengambilan sample (darah,urine), selain
itu General Consent berisi persetujuan
mengenai kebutuhan privasi, hak dan kewajiban
pasien dan keluarga, jenis pembayaran yang
diputuskan sejak awal asuhan pasien
 Kapan General Consent
diberikan? Pada saat pasien diterima di pendaftaran dan setiap
masuk rawat inap
 Setiap kali pasien
Rawat Jalan kontrol Pasien rawat jalan diberikan General Consent hanya
apa selalu diberikan pada saat pendaftaran pertama, sehingga pada saat
General Consent? control selanjutnya tidak diberikan General Consent
 Setiap kali pasien
masuk rawat inap apa Setiap kali pasien masuk rawat inap selalu diberikan
selalu diberi General General Consent
Consent?
12 Seluruh Bagaimana prosedur 1. SPO perlindungan barang milik pasien
Karyawa melindungi barang milik A. PERLINDUNGAN HARTA BENDA PASIEN
n Rumah pasien? YANG DATANG DALAM KONDISI SADAR DI
Sakit POLIKLINIK/IGD
1) Identifikasi kondisi pasien dan jika
diperlukan ambil alih kebutuhan pasien
akan perlindungan harta dan barang
pribadi miliknya.
2) Dengan tidak mengabaikan proses
pelayanan kesehatan yang semestinya
dilakukan
a) Ucapkan salam “Selamat pagi, siang,
malam bapak / ibu,” dan perkenalkan
diri “Saya ..........(nama), jelaskan
profesi/ unit kerja”.
b) Tanyakan apakah ada keluarga yang
mengantar, jika tidak ada, beri
informasi terkait dengan harta benda
yang dibawanya : “Maaf Bapak/ibu
selama menjalani proses tindakan/
rawat inap demi keamanan harta
benda milik Bapak/ibu dimohon untuk
menitipkan pada pihak rumah sakit
selama belum ada keluarga/ orang
yang diserahkan”
3) Jika pasien menolak menitipkan harta
benda yang dibawanya beri alternatif :
a. Membawa pulang harta
bendanya dengan minta pertolongan
pihak keluarga, atau menitipkan
kepada pihak keluarga.
b. Menjaganya sendiri sedapat mungkin
dengan tidak akan menuntut rumah
sakit untuk bertanggung jawab jika
harta benda yang dimaksud hilang.
4) Jika pasien setuju untuk menitipkan harta
benda yang dibawanya lakukan check list
bersama pasien dengan mengisi form
penitipan barang. Apabila pasien
mendelegasikan kepada orang lain maka
orang yang dimaksud berfungsi sebagai
saksi.
5) Minta kepada Pasien/ saksi bersama-
sama dengan petugas menandatangani
formulir penitipan barang.
6) Penyerahan barang ke kasir untuk barang
berharga dan barang seperti pakaian,
sepatu, sandal ke kantor security.
B. PERLINDUNGAN HARTA BENDA PASIEN
DALAM KONDISI TIDAK SADAR, YANG
DIBAWA OLEH PENGANTAR KE IGD
1. Dengan tidak mengabaikan proses
pelayanan kegawat daruratan yang
semestinya dilakukan, segera lakukan
identifikasi harta benda pasien, baik yang
melekat di tubuh pasien maupun yang
terbawa di pakaian pasien, atau yang
dibawakan oleh pengantar pasien.
2. Minta kepada pengantar pasien untuk
menjadi saksi dan bersama-sama
melakukan check list, kemudian
menanda-tanganinya.
3. Jika pasien yang dimaksud merupakan
korban KLL, atau korban tindak pidana
dimana harta benda tersebut nantinya
akan dijadikan sebagai barang bukti
tindak pidana, serahkan harta benda
tersebut kepada pihak Kepolisian dengan
bukti serah terima barang.
4. Petugas unit menyerahkan barang
tersebut ke kasir jika barang berharga
dan menandatangani penyerahan barang
untuk menitipkan harta benda yang
dimaksud ke dalam safety box. Jika
barang yang akan dititipkan berupa
pakaian, sendal, sepatu penyerahan
dilakukan di Security
C. PERLINDUNGAN HARTA BENDA PASIEN
YANG MENJALANI RAWAT INAP ATAU
TINDAKAN OPERASI
1. Jelaskan dengan sopan bahwa pasien
sebaiknya tidak membawa atau
mengenakan harta benda berharga
selama dalam perawatan. Jika berkenan,
dapat menitipkan harta benda yang
dimaksud di safety box rumah sakit,
sebab kehilangan barang yang tidak
bersedia dititipkan bukan menjadi
tanggung jawab rumah sakit.
2. Jika pasien dalam kondisi tidak sadar,
jelaskan perihal tersebut kepada
keluarga yang menjaga pasien.
3. Jika pasien setuju, lakukan check list
harta benda yang dititipkan bersama-
sama pasien atau pihak keluarga pasien,
dan kedua pihak menandatangani form
penitipan barang.
4. Petugas unit menyerahkan barang
tersebut ke kasir jika barang berharga
dan menandatangani penyerahan barang
untuk menitipkan harta benda yang
dimaksud ke dalam safety box. Jika
barang yang akan dititipkan berupa
pakaian, sendal, sepatu penyerahan
dilakukan di Security
D. PERLINDUNGAN HARTA BENDA PASIEN/
PENGUNJUNG YANG TERTINGGAL/
TERJATUH DI AREA RUMAH SAKIT
1. Jika menemukan harta benda yang
tertinggal/ terjatuh, segera amankan
harta benda tersebut.
2. Lakukan koordinasi dengan Scurity
bersama- sama melakukan identifikasi
terhadap harta benda tersebut.
3. Serahkan harta benda tersebut kepada
petugas terkait, minta kepada petugas
untuk menandatangani serah terima dan
mencatat dalam foam penitipan barang.

E. SERAH TERIMA PENGEMBALIAN HARTA


BENDA PASIEN YANG DITITIPKAN
1. Serahkan kembali harta benda yang
dititipkan dalam safety box beserta
formulir penitipan barang, setelah pasien
selesai menjalani pelayanan di rumah
sakit atau sampai pasien meminta barang
tersebut untuk dikembalikan.
2. Sebelumnya lakukan identifikasi kembali
terhadap harta benda tersebut,
setelah cocok serahkan kepada pasien/
orang yang menerima pendelegasian.
3. Jika pasien meninggal dunia dalam
perawatan, kembalikan hartabenda yang
dititipkan kepada pihak keluarga pasien
setelah menunjukkan bukti hubungan
keluarga, berdasarkan dokumen yang
legal dan berlaku.
4. Minta kepada pihak keluarga
menyerahkan fotocopi identitas yang legal
dan berlaku, serta menanda-tangani
dokumen / form serah terima
5. Simpan dokumen / form serah terima
beserta fotocopi identitas yang legal dan
berlaku dari keluarga pasien dalam
rekam medis milik pasien

2. Kategori pasien yang dilindungi barang


pribadinya adalah
a. Pasien tidak sadar tanpa keluarga
b. Pasien yang meminta RS untuk melindungi
barangnya
c. Pasien terkait kriminalitas

3. Penyimpanan barang
a. Uang tunai termasuk dompet dan perhiasan
di Brangkas Kasir
b. Barang berharga lainnya (tas, sepatu) di
security

Semua barang yang dititipkan/diamankan petugas


didokumentasikan di form serah terima barang
milik pasien
13 Seluruh  Bagaiamna RS a. Seluruh petugas di RS wajib menggunakan ID
Karyawa melindungi Card
n Rumah pasien dari b. Setiap pasien/pengunjung yang berada di rumah
Sakit kekerasan sakit harus menggunakan Tanda Pengenal
fisik? (karcis-untuk pasien rawat jalan, gelang pasien
untuk pasien rawat inap, kartu
pengunjung/penunggu untuk keluarga
pendamping pasien/pembesuk)
c. Pemantauan CCTV pada Area beresiko Area
terbuka, area tertutp, area semi terbuka.
d. Dilakukan pengamanan security keliling setiap 2
jam
e. Selama pandemi jam besuk ditiadakan
 Siapa saja
yang Daftar kelompok pasien beresiko :
termasuk  Bayi
kelompok  Balita
pasien  Lansia
beresiko?  Pasien penurunan kesadaran
 Pasca bedah
 Pasien cacat
 Gangguan jiwa
Ditandai dengan : Stiker kelompok pasien beresiko R
diletakkan di RM
14 Semua Apa saja materi edukasi a. Penyakit pasien, keadaan pasien dan dokter yang
tenaga yang harus diberikan bertanggung jawab
Medis kepada pasien/ b. Rencana pengobatan
Rumah keluarga? c. Hasil yang tidak diharapkan dari tindakan/
Sakit pengobatan
d. Nutrisi, status gizi, dan diet
e. Penggunaan alat kesehatan yang efektif dan
aman
f. HPK mulai di TPP dan di Keperawatan
g. Penggunaan obat-obat secara efektif dan aman
h. Potensi interaksi obat yang diberikan dengan
obat lain/ makanan
i. Teknik rehabilitasi
15 Semua Apa yang anda ketahui Semua edukasi dtulis di CET dan di FORM ASUHAN
tenaga tentang Perencanaan RAWAT INAP (bagian discharge planning, resume
Medis dan edukasi pada pasien medis dan surat control yang dbawakan pulang)
Rumah pulang?
Sakit
16 Semua Apa bukti bahwa edukasia. Ada bahan materi yang diberikan kepada
tenaga telah diberikan kepada pasien / keluarga
Medis pasien/ keluarga? b. Ada dokumen bukti pemberian edukasi form
Rumah CET, FOTO/dokumentasi/ register/ daftar hadir/
Sakit form pemberian edukasi lain yang
ditandatangani oleh pemberi edukasi dan
pasien/keluarga
17 Semua Apa bukti keterlibatan Verifikasi Tanda tangan keluarga pada form asesmen
tenaga keluarga dalam medis dan keperawatan.
Medis melengkapi asesmen
Rumah
Sakit
18 Semua  Bagaimana pelayanan Setelah dilakukan skrining bahwa pasien dinyatakan
tenaga pasien terminal terminal oleh DPJP selanjutnya pasien dilakukan
Medis asesmen pasien terminal setelah itu direncanakan
Rumah pelayananya sesuai kebutuhan pasien yang unik
Sakit  Apa yang anda ketahui
tentang Penyakit yang JENIS-JENIS PENYAKIT TERMINAL
dikatakan terminal ? 1. Kanker stadium lanjut
2. Penyakit jantung lanjut
3. Congestive Renal Falure (CRF)
4. Demensia
5. AIDS
6. Parkinson
7. Akibat Kecelakaan Fatal
8. Stroke Multiple Sclerosis

19 Semua  Bagaimana pelayanan a. Dilakukan skrining nyeri


tenaga nyeri dilaksanakan? Pertanyaan keluhan nyeri (verbal, anggukan)
Medis b. Asesmen nyeri
Rumah 1). Numeric : menilai skala nyeri pasien dengan
Sakit menyebutkan angka nyeri 1-10
2). Wong baker (usia 3 – 4 tahun) : menilai
nyeri dengan wajah pasien
c. Intervensi
1). Non Farmakologi :
 Skala nyeri Ringan (keperawatan, Rehab
medis)
2). Farmakologi :
 skala nyeri sedang : dikonsulkan ke DPJP
atau dokter jaga .
 skala nyeri berat : di konsulkan ke ketua
manajemen Tim Nyeri ( dr.Yusuf Sp.An)
d. Evaluasi
1). Nyeri ringan : skala nyeri 1-3 (1x setiap shift)
2). Nyeri sedang : 4-6 (setiap 3 jam)
3). Nyeri berat : 7-10 (setiap 1 jam)
 Siapa Tim Nyeri Tim Manajemen Nyeri :
Manajemen Nyeri RS 1) Pelindung : dr. Ninik Pujaning Dyah,MMRS
Wava Husada 2) Ketua : dr. Yusuf, Sp, An
Kesamben? 3) Sekretaris : Astriana Soeharyanti S.Kep.,Ns
4) Anggota : dr. Didik Agus Gunawan,Sp.OG
dr. Dyah Roosmawati, Sp.P
dr. Arauna Catalia, Sp.A
dr. Linda Oktaviana SUci C,Sp.A
dr. Hesti Purwanti,Sp.PD
dr. Lailatul Sp.PD
dr. Damian Sp.B,M. Ked.Klin
dr. Ayu
dr. Irvantio
dr. Fancy
dr. Mirna
Sintya Eva s.Kep.,Ns
Nurmaya Wahyuliyasin Amd.Kep
Fiping melarsih Amd.Kep
Ita Wahyuni Oemardi S.,Kep.,Ns

20 Seluruh  Bagaimana pelayanan Alur komplain merupakan Hak Pasien dan Keluarga.
Karyawa alur komplain di rumah Penyampaian komplain terbagi menjadi 2 :
n Rumah sakit? a. Secara lisan (langsung)
Sakit b. Secara tidak langsung (sms,wa, email, media
 Dimana alur komplain massa atau social media)
tersedia?
Alur komplain tersedia di TPP dan Rawat Inap

21 Seluruh  Apa yang dimaksud DNR (do not resucitate) adalah suatu perintah
Karyawa dengan DNR? yang diberitahukan kepada tenaga medis untuk
n Rumah tidak melakukan CPR (penolakan pelayanan
Sakit resusitasi)
 Kondisi seperti apa
yang perlu dilakukan Kondisi pasien yang memerlukan DNR :
DNR?  Pasien dalam kondisi terminal
 Pasien yang tidak sadar secara permanen
 Bagaimana jika  CPR tidak akan berhasil
pasien/keluarga
pasien menolak Harus mengisi form DNR
resusitasi?
 Tanda apa yang
menandai pasien Tanda untuk pasien DNR adalah gelang ungu
DNR?

 Jika keluarga pasien Pada saat merubah keputusan tersebut dipastikan


berubah pikiran keluarga pasien dalam keadaan kompeten yang
mengenai berarti mampu berfikir rasional dan
keputusannya, apa memberitahukan keinginannya dengan jelas.
yang dilakukan? Perubahan mengenai keputusan resusitasi tersebut
kemudian disahkan secara hukum dan diketahui
oleh dokter dan anggota keluarga. Dan dilakukan
pencabutan form DNR.

22 Seluruh  Apa yang dimaksud Second Opinion adalah suatu mekanisme/tata cara
karyawan dengan second untuk mencari pendapat medis lain tentang
Rumah opinion? kepastian diagnosa/penyakit/tindakan medis /
Sakit pengobatan yang telah/akan dilakukan pada
pasien, untuk dibandingkan dengan pendapat
medis sebelumnya, sehingga pasien/keluarga
merasa yakin dan bisa menentukan sikap apakah
tindakan medis tersebut memang perlu dilakukan
atau bisa ditunda/diabaikan.

Jika ada permintaan Second Opinion, DPJP


 Bagaimana jika ada memberikan komunikasi efektif kepada pasien atau
permintaan second keluarga serta menjelaskan bahwa di rumah sakit
opinion? Wava Husada memfasilitasi second opinion keluar
Rumah sakit

SPO second opinion


 Bagaimana SPO second 1. Petugas memperhatikan kelengkapan
opinion? seragam dinas termasuk jas dokter dan
kartu pengenal
2. DPJP menjelaskan tentang kondisi medis
dan rencana pengobatan/tindakan secara
jelas dengan bahasa yang dipahami pasien
3. DPJP bertanya kepada pasien apakah pasien
sudah mengerti tentang penjelasannya
tersebut
4. DPJP memberi kesempatan pada pasien
untuk bertanya seputar penjelasan dan
rencana pengobatan tersebut
5. Pasien meminta second opinion atas
rencana pengobatan atau tindakan yang
telah disampaikan DPJP kepada Dokter di
luar RS Wava Husada Kesamben
6. Petugas menjelaskan kepada pasien
tentang hal yang perlu dipertimbangkan
dalam meminta pendapat lain (second
opinion) kepada dokter di luar RS Wava
Husada Kesamben
7. Petugas memberikan formulir permintaan
second opinion dari dokter di luar RS Wava
Husada Kesamben kepada pasien/keluarga
8. Pasien/ Keluarga mengisi dan
menandatangan formulir tersebut
9. Petugas menyampaikan permintaan second
opinion dari pasien atau keluarga kepada
DPJP
10. DPJP menyetujui permintaan second
opinion terhadap dokter di luar RS Wava
Husada Kesamben
11. Petugas meminta surat tugas dari Direktur
RS Wava Husada Kesamben untuk dokter
yang ditunjuk pasien sesuai yang tertulis di
lembar permintaan second opinion dokter di
luar RS Wava Husada Kesamben
12. Petugas menghubungi dokter yang ditunjuk
pasien sesuai yang tertulis di lembar
permintaan second opinion dokter di luar RS
Wava Husada Kesamben dan meminta
Dokter tersebut membawa 1 lembar
fotokopi SIP yang masih berlaku

Nama Penguji : Paraf Penguji :

Anda mungkin juga menyukai