Makalah Ali Syari'ati, Teori Sosiologi Islam
Makalah Ali Syari'ati, Teori Sosiologi Islam
Makalah Ali Syari'ati, Teori Sosiologi Islam
(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Sosiologi Modern II)
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
JURUSAN SOSIOLOGI
BANDUNG
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Teori Sosilogi Modern
II dengan judul “Ali Syari’ati,Teori Sosiologi Islam“ tepat pada waktunya. Sholawat serta
salam tidak lupa tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat,
dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, dan tentunya bagi
penulis .Penulis berharap ada kritik dan saran yang konstruktif terhadap segala kekurangan
yang terdapat dalam kekurangan penulis ini, sehingga dapat menjadi bahan acuan untuk lebih
baik di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
Kesimpulan......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Dengan konsep inilah dia menegaskan bahwa cita-citanya untuk
memakmurkan kehidupan rakyat bukannya menggunakan kapitalisme maupun
komunisme. Ia menghendaki kebebasan individu sebagaimana karakter dasar
dalam kapitalisme tapi setiap individu harus melakukan shadaqah, zakat, atau
kegiatan sosial lain untuk meratakan kesejahteraan bagi rakyat kecil.
B. Rumusan Masalah
dengan latar belakang yang dijelaskan di atas maka rumusan masalahnya sebagai
beribut:
1. Bagaimana Biografi Ali Syari’ati?
2. Apa Saja Kaya-karya Ali Syari’ati?
3. Bagaimana teori sosiologi islam menurut Ali Syari’ati?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ali Syari’ati, pada waktu kecil Bernama Muhammad Ali Mazinani, yang lahir pada
tanggal 23 November Tahun 1933 di desa Mazinan, pinggiran kota Masyhad dan Sabzavar,
provinsi Khorasan Iran. Guru pertama kalinya adalah ayahnya sendiri yang Bernama
(Muhammad Taqi Syari’ati). Pada awal 1940-an ayah Ali Mazinani mendirikan usaha
penerbitan bernama “Pusat Penyebaran Kebenaran Islam” (The Center for Profaganda of
Islamic Truth). Lembaga ini bertujuan untuk mengkampanyekan islam sebagai agama yang
sarat dengan kewajiban dan komitmen sosial.
Pada Periode tahun 1950-1951, Ali Mazinani bersama ayahnya, bergabung dalam
Gerakan Penyembah Tuhan Sosialis dan mengikuti gerakan nasionalisme yang dipimpin oleh
Perdana Menteri Muhammad Mushadiq. Gerkan ini mencapai puncaknya dengan menjadi
Liga Kemerdekaan Rakyat Iran pada tahun 1953. Dengan adanya gerakan ini bertujuan untuk
melancarkan kudeta melawan Rezim Syah Reza Pahlevi pada tahun 1953. Akan tetapi,
Gerakan ini gagal dan sebagia konsekuensinya Ali bersam aayahnya dipenjara di rumah
tahanan Qazil Qala’ah, Teheran selama 8 bulan.
Setelah bebas, tahun 1956, Ali mazinani menjalankan studi di Fakultas Sastra
Universitas Masyhad. Tahun 1960, ia mendapat beasiswa dari pemerintah Iran dan
melanjutkan pendidikan di universitas Sorbonne, Perancis. Di Sorbonne inilah, ia menimba
banyak ilmu kepada para intelektual terkemuka seperti Lous Massiggnon (Islamologi Prancis
beragama Katolik), Jean-Paulsatre, “Che” Guevara, Jacques Barque, Henri Bergson dan
Albert Camus. Pada tahun 1965, Ali Kembali ke Iran setelah menamtakan
pendidikannya. Akan tetapi, ia ditangkap di Bazarqan (Perbatasan Iran-Turki) dan dipenjara
1,5 bulan. Ia dituduh berpartisipasi dalam aktifitas politik ketika sedang belajar di Prancis.
Periode 1967-1973 adalah periode paling aktif dalam hidup Ali setelah pembebasan dari
hukuman penjara yang kedua. Kemudian ia mengajar di Masyhad, Hussainiyah Irshad di
Teheran. Dalam waktu singkat, ia menjadi popular dengan aktifitasnya yang selalu
mempropagandakan perlawanana terhadapa Syah Pahlevi.
Setelah ayah Ali ditangkap, pada September 1973, Ali
3
Mazinani menyerahkan diri pada polisi rahasia Shavak dan ia diganjar hukuman 18 bulan
penjara. Karena desakan masyrakat Iran dan juga protes dari dunia internasional, apda 20
Maet 1975 Ali Mazinani terpaksa dibebaskan. Namun, ia kemudian diawasi dengan ketat,
dilarang menerbitkan buku, dan dilarang berhubungan demgan murid-muridnya.
Pada tanngal 16 mei 1977, Muhammad Ali Mazinani
mengganti namanya menjadi Ali Syari’ati dan kemudian ia meninggalkann Iran. Pergantian
nama ini agar ia tidak terdeteksi pihak bandara dan polisi iran (SAVAK). Lama tidak terlihat,
kemudian pada 8 jui 1977 SAVAK mengeluarkan edaran bahwa Ali Mazinuni telah
meninggalkan Iran secara illegal dengan mengganti nama Ali Syari’ati. Pada 19 juni 1977,
Syari’ati ditemukan tewas di Shouthampton, Inggris. Pemerintah Iran menyatakan Syari’ati
tewas akibat penyakit jantiung, tetapi banyak yang percaya ia dibunub oleh Polisi rahasia
Iran.
Ali Syraiati adalah salah satu tokoh yang membantu perjuangan Imam Khoemini
dalam menjatuhkan rezim Syah Iran yang zalim, untuk menegakan kebenaran dan keadilan
menurut ajaran islam. doctor serta lulisan Universitas Sorbone Perancis ini berjuang tak kenal
Lelah dan takut. Selama hidupnya ia mengabdikan dirinya untuk membangunkan masyarakat
islam Iran dari belenggu kezaliman. Pikiran-pikiran dalam ceramhnya telah membuat para
pemuda dan mahasiswa Iran tergugah semangat untuk memperjuangkan kebenaran, keadilan,
dan kesejahteraan bagi rakyatnya. (Ali Rahnema, 2006).
Beberapa waktu setelah Kembali ke Iran setelah pengembangan intelektualnya di
Prancis, pada September 1964, Syari’ati mendapat kesempatan untuk mengartikulasikan
seluruh idealismenya di Universitas Mashad. Pada tahun 1969, ia menerbitkan karya
monumental Eslamshensai (Islamology) yang didasarkan pada naskah-naskah kuliah yang
diberikan dalam suatu kursus tentang sejarah Islam. secara garis besar, buku ini berisi benih-
benih pemikiran Syari’ati yang menyatakann pertentanagnnya terhadap kelompok intelektual
terbaratkan (gharbzadegi/westoxication), yang pikirannya hanya didasarkan pada hasil
terjemahan sumber asing yang tidak mampu melahorakn karya intelektual mandiri dan asli. Ia
ujuga menyerang kaum ulam aresmi pemerintah dan tradisional yang hanya bisa menjadi
kaum lemah dan terhegemoni oleh kekuasaan besar, merek atidak mampu berbuat lebih dari
sekadar seorang rohaniawan yang berbicara dari tempat sunyi realitas masyarakatnya.
Ada sekitar dua puluh enam buku Syari’ati yang diterbitkan dalam edisi bahasa
inggris, di samping beberapa yang kemudian diterjemahkan dalam beberapa bahasa
4
diantaranya bahasa Jerman, Italia, Prancis, Turki. Banyak pula yang sudah diterjemahkan
dalam bahsa Indonsia.
Adapun buku-buku yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, antara lain:
1. Wanita di Mata dan Hati Rasulullah, yang diterbitkkan oleh Risalah Masa (1992).
2. Islam Mazhab Pemikiran dan Aksi, yang diterbitkan oleh penerbit
Mizan(1992&1995).
3. Ideologi Kaum Intelektual, yang diterbitkan oleh penerbit Mizan(1993).
4. Agama dan Versus Agama, yang diterbitkan oleh penerbit Pustaka Hidayah (1994).
5. Humanism Antara Islam dan Mazhab Barat, yang diterbitkan oleh penerbiit Pustaka
Hidayah (1996).
6. Islam Agama Protes, yang diterbitkan oleh penerbit Mizan (1996).
7. Membangun Masa Depan Islam, yang diterbitkan oleh penerbit Mizan (1998).
8. Haji, yang diterbitkan oleh penerbit Pustaka (2000).
9. Paradigma Kaum Tertindas, yang diterbitkan oleh penerbit ICJ ALHuda (2001).
10. Para Pemimpin Musthadfin, yang diterbtkan oleh penerbit Muthahhari Paperbacs
(2001).
11. Fatimah Az-zahra, yang diterbitkan oleh penerbit Yayasan Fatimah (2001).
12. Abu dzar, suara Parau Menentang, Keadilan, yang diterbitkan oleh Muthahhari
Paperbacs (2001).
5
cara merenungkan tanda-tanda tersebut secar serius dan ilmiah. Atas dasar tauhid inilah
tampaknya Ali Syari’ati berusaha untuk membangun relasi yang kuat antara islam dengan
sosiologi, karena dalam persfektif tauhid yang digagas Syari’ati, antara keduanya adalah
sebuah ikhtiar untuk membuktikan kebenaran ayat Alah, baik yang qauliyah maupun yang
kauniyah. Fondasi dari keseluruhan pemikiran Ali Syari’ati adalah tauhid.
Bagi Syari’ati segala sesuatu harus Dilihat dan
diaphanid dare perspective keyakinan Tauhid yaitu “memandang seluruh alam semesta
sebagi satu kesatuan”. Sebagai sebuah pandangan hidup, bagi Syari’ati, alm semesta tidak
terbagi-bagi, terbelah antara yang dunia dan akhirat, antara yang alamiah dan syra alamiah,
antara subtsansi dan arti. Semua itu satu, sebagai sebuah organisme tunggal, dan dunia ini
diandang sebagai sebuah emporium tunggal. Kontras dengan syirik, yang memahami dunia
serba trbagi, kontaradiksi, kacau dan memandang dunia sebagi sebuah sistem feudal. Bagi
Syari’ati pandagan hidup berdasarkan tauhid ini mampu memulihkan makanspiritual bagi
alam, membantu manusia meraih kesadaran agamanya , dan membangunkan manusia untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka buni, yang menentkan
nasibnya sendiri dan nasib seluruh umat manusia. Tauhid juga menunjukkan sikap kontrasnya
dengan berbagai pertentangan dalam masyarakat, dalam uamt manusia, dalam dunia
eksistensi, anatra dunia fisis dan metafisik.1 Menurut Ali Syari’ati pertarungan antara Habil
dan Qabil merupakan pertarungan antara dua kubu yang salong berlawanan dan berlangsung
sepanjang sejarah, dalam bentuk dialektika sejarah. Bermula dari pembunuhan habil oleh
Qobil, di man aHabil mewakili Zaman ekonomi Penggembalaan, sedang Qobil mewakili
sistem pertanian. Setelah itu mulailah pertarungan abadi, sehingga seluruh sejarah merupakan
arena pertarungan antara keompok Qabil si pembunuh, dan kelompk Habil yang menjadi
korbannya, atau antara penguasa yang dikuasasi. (Ali Syari’ati, 1982:129).
Struktur masyarakat pun terbentuk berdasarkan
hubungan dominasi atas satu kelompok denga kelompok lain, Qobil mewakili kelompok
dominan dan berkuaasa sementara Habil mewakili kelompok rakyat banyak yang terus-
menerus tertindas dan ditindas atau dalam terminology Karl-Marx sebagai klompok pemilik
modal (di dalam termasuk tuan tanah dan kelompok bangsawan) dengan kelompok
proletariat atau buruh yang terus menerus diisap oleh mereka yang berkuasa. Qabil mewakili
ideologi kapitalisme yang bekerja untuk memperoleh keuntugan dan menumpuk harta yang
di dalamnya terjadi berbagai praktik ketidak adilan dan manipulasi untuk memperoleh
keuntungan dan kekayaan, sementara Qobil mewakili kelompok masyarakat yang mengabdi
1
Ismail Nasution, Ragam Pendekatan Studi Islam. Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya hal. 46-47.
6
kepada kepentingan meeka yang memiliki sumber kekayaan itu.2 Dalam sistem habil yang
mewakili sistem kepemilikan bersama sebgaiman paham sosialisme yang berkembang di
Barat yang mengusung kepemilikan bersama dan tidak ada kepemilikan bersama dan tidak
ada kepemilikan pribadi merupakan manifestasi dari cara pandang sosilais, sementara dalam
sistem Qobil mewakili sistem kepemilikan pribadi, di man industry berkembang dengan
begitu pesat dan ini merupakan manifestasi dari paham kapitalis. Ali Syari’ati
menyimpulkan bahawa terdapat du akelas dalam sejarah manusia, yaitu kelas Habil dan kelas
Qobil (kelas buruh/pekerja dengan kelas pemilik modal). Dalam kelas Habil yang mewakili
struktur masyarakat yang selalu tertindas, proletariat dan mustadafin, sementara kelas Qobil
mewakili struktur masyarakat yang memperbudak, perhambaan birjuasi, kapitalisme, dan
penindasan. Menurut Sariati klasifikasi kelas atau struktur sosial masyarakat yang digunakan
Karl Marx dengan istilah, perbudakan, perhambaan, borjuasi, feodalisme, kapitalisme
sebenarnya bukanlah struktur sosial, melainkan bagian dari superstruktur dalam masyarakat.
Superstruktur itu terdiri dari struktur Habil dan Struktur Qobil. Struktur
masyarakat yang terbangun dari struktur Habil akan menerapkan sistem yang melegetimasi
hak milik kolektif, bisa muncul semacam sistem ekonomi milik bersama, sistem perdagang
dan sebagainya yang kemudian melahirkan suatu masyarakat bercorak tersendiri. Kemudian
dalam struktur Qabil kan muncul kepemilian pribadi, monopoli, terjadi klasifikasi kelas, alat-
alat produksi yang kemudian berkembang menjadi perbudakan, perhambaan, kapitalisme
industrial dan pada akhirnya akan bermuara pada imperialisme. Untuk
membebaskan massa dari krisis yang membawa mereka mencapai negara yang merdeka dan
berkeadilan sosial-ekonomi, Syariati yakin bukan melalaui Liberalisme, Kapitalisme, ataupun
Sosialisme, namun yang bisa mengobati penyakit ini, kata Syariati hanyalah islam. oleh
karean itu, Syari’ati memanadang bahwa islam merupakan satu-satunya solusi yang dapat
menyelamatkan komunitas muslim dari segala bentuk tekanan dan penindasan. Untuk
melakaukan perlawanana terhadapa para penindas yang zalim, penguasa zalim atau elompok
Qobil, menurut Syari’ati islam harus menjafi kekuatan ideologi yag dapat menggerakan
revolusi. Tawaran islam sebagai kekuatan pendorong laju perubahan dan gerak revolusi itu
memperoleh ruang artikulasi dalam masyarakat iran, ketika struktur Qobil sedang berkuasa
dan berlaku zalim dan tidak adil kepada rakyatnya, makai slam dalam komunitas Iran domina
penganut Syi’ah harus menjadi kekuatan penggeraknya yang jemudian setelah revolusi
berhasil dan menggukingkan rezim Syah yang zalim itu, maka Islam (Syi’ah) menjadi agam
2
Syariffudin Jurdi, Sosiologi Islam dan Masyarkat Modern: Teori Fakta Dan AKSI Sosial. 2010 Jakarta: Kencana
Perdana Media Group hal. 168.
7
aresmi negara. Dengan latar belakang yang demikian kondusif, Syariati menempuh sejumlah
strategi sekaligus mengonsolidasi masyarakat ke dalam suatu paradigm: islam adalah solusi.
Beberapa starategi tersebut mengandung muatan yang sama, yakni meyakinkan masyarkat
untuk memilih Islam sebagai jalan perubahan., (Supriyadi,2003:150)
untuk menggerakan revolusi, teori Gerakan soial Ali Syari’ati dimuali dengan
melakukan proses ideologisasi Islam dengan menunjukan karakteristik revolusioner Islam. Ia
berupaya membuktikan bahawa Islam Agam yang sangat progresif, agama yang menentang
penindasan. Untuk memuluskan usaha-usahanya itu, Syari,ati menawarkan upaya reformasi
islam dengan memberi pemahaman islam yang benar, islam ang murni atau islam yang
autentik dan tugas itu dapat dilakuakn oleh tokoh-tokoh yang dapat dipercaya, memiliki
pemahmna keagamaan yang mendalam dan rsional mampu mentransformasikan islam
menjadi agam ayan aktif, bukan agama yan pasif. Mereka yang dilibatkan dalam “proyek” ini
adalah mereka yang memiliki cara pandanag yang sama dan cita-cita yang sama utuk
menggerakan revolusi dengan ideologi Islam. untuk itu, Syari’ati menunjukan bahwa islam
merupakan akar budaya masyarakat Iran yang telah lama mandarah daging. Denagn
demikian, amsyarakat iran harus Kembali kepada warisan budaya islam jka menginginkan
perubahan. Dalam rangka menggerakan rakyat untuk melakukan
perubahan, syariati segera merumuskan atau melakuakan rekonstruksi makna ideologi dalam
islam, dengan ideologi inilah menurutnya sebuah perubhana yang sudah lama ditungg-tunggu
akan dapat segera dilakuakn. Ideologi menurut Syari’ati adalah suatu keyakiana, gagasan, dan
cita-cita yang dirumuskan secara jelas.
Untuk memperkuat kerangaka teori dalam menjeaskan struktur sosial
masayrakatanya, Ali Syaria’ati menawarkan paradigma yang berbeda dari kecenderungan
Sosiologi Barat yang sekuler. Ali Syariti menawarkan dua paradigma dalam menjelaskan
posisi dan peran ideologi islam dalam menjelaskan posisi dan peran ideologi islam dalam
menggerakan perubahan; pertama, meletakan pandangan dunia tauhid sebagai pandanagn
dasar. Pandanagn ini menyatakan secara langsung bahawa kehidupan merupakan bentuk
tunggal, organsme yang hidup dan sadar, memiliki kehendak, inteligen, perasaan dan tujuan.
Hal demikian berbdeda dengan pandangan dunia yang mmbagi kehidupan dalam kategori
yangberpasanagna: dunia dan alam kekal; fisik dan gaib; sustansi dan arti; rohani dan
jasmani. Karena itu diskriminasi mansia ats dara ras, kelas, darah, kekayaan, kekuatan dan
alinnya tidak bisa dibarkan, karena ia dianggap berlawanan dengan niali-nilai ketuhanan.
Pada tahap kedua, adalah berkenaan dengan bagaiman memahamidan mengevaluasi
pemikiran dan egala sesuatu yang membentuk lingkungan sosial dan mental. Bagi Syari’ati,
8
islam adalah pandanagn dunia yang dipahami dengan mempelajari Al-Qur’an sebagai
kumpulan ide-ide dan mempelajari sejarah islam sebagai ringkasan kemajuan yang pernah
dialami dari permulaan misi Nabi samapai pada kntemporer.
Dr. Ali Syari’ati tiada henti berusaha menanamkan nilai-nilai kemanusiaan pada
generasi muda, suatu generasi yang nilai-nilainya telah dirusak melalui berbgai metode yang
paling saintifik dan teknis. Dengan penuh semnaagt ia berusaha memperkenalkan Kembali
Al-Qur’an dan sejarah islam kepada pemuda, agar mereka bisa menemukan jati dirinya paa
seluruh dimensi kemanusiaan. Dan melawan segala bentuk kekuatan sosial yang merusak. 3
Manusia menurut Ali Syari’ati, merupakan gabungan dari lumpur dan roh Allah,
manusia dalah zat berdimensi, makhluk bersifat ganda, yang jelas berbeda dengan makhluk
Allah yang unidimensional. Dimensi yang satu cenderung kepada susunan yang bersifat
rendah, stagnan dan immobilitas. Dimensi yang lain bersal dari roh Allah, sebagaiman
Alquran menyebutkan asala-muasal tersebut, dimensi ini cenderung untuk meningkat dan
berjalan kepuncak yang stinggi-tingginya yang dapat diraih yaitu menuju kepada-Nya bukan
Bersatu dengan Tuhan. 4
3
Burhan Wirasubrata. Haji. Jakarta ZAHRA Publishing House: 2007 hal. 12
4
Hamibdullah Ibda, Filsafat Umum ZaMAN now. Pati: CV. Kataba Group, 2018. Hal.70
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ali Syari’ati, pada waktu kecil Bernama Muhammad Ali Mazinani, yang lahir pada
tanggal 23 November Tahun 1933 di desa Mazinan, pinggiran kota Masyhad dan Sabzavar,
provinsi Khorasan Iran. Guru pertama kalinya adalah ayahnya sendiri yang Bernama
(Muhammad Taqi Syari’ati),pada awal 1940-an ayah Ali mendirikan usaha penerbitan
bernama “Pusat Penyebaran Kebenaran Islam” Lembaga ini bertujuan untuk
mengkampanyekan islam sebagai agama yang sarat dengan kewajiban dan komitmen sosial.
Dan pada tanngal 16 mei 1977, Muhammad Ali Mazinani mengganti namanya
menjadi Ali Syari’ati dan kemudian ia meninggalkann Iran. Pergantian nama ini agar ia tidak
terdeteksi pihak bandara dan polisi iran (SAVAK). Lama tidak terlihat, kemudian pada 8 jui
1977 SAVAK mengeluarkan edaran bahwa Ali Mazinuni telah meninggalkan Iran secara
illegal dengan mengganti nama Ali Syari’ati. Pada 19 juni 1977, Syari’ati ditemukan tewas di
Shouthampton, Inggris.
Ali Syraiati adalah salah satu tokoh yang membantu perjuangan Imam Khoemini
dalam menjatuhkan rezim Syah Iran yang zalim, untuk menegakan kebenaran dan keadilan
menurut ajaran islam. doctor serta lulisan Universitas Sorbone Perancis ini berjuang tak kenal
Lelah dan takut. Selama hidupnya ia mengabdikan dirinya untuk membangunkan masyarakat
islam Iran dari belenggu kezaliman. Pikiran-pikiran dalam ceramhnya telah membuat para
pemuda dan mahasiswa Iran tergugah semangat untuk memperjuangkan kebenaran, keadilan,
dan kesejahteraan bagi rakyatnya.
dalam teorinya Ali Syari’ati meletakan Tauhid sebagai landasan metafisik seluruh
konstruksi pemikirannya. “Tauhid adalah pandangan hidup” dalam pengertian, seluruh alam
adalah suatu kesatuan, tidak terpisah-pisah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ismail Nasution, 2021, Ragam Pendekatan Studi Islam, Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya
Syarifuddin Jurdi, 2010, Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern: Teori, Fakta, dan Aksi
Sosial. Jakarta: Kencana.
Hamidullah Ibda, 2018, Filsafat Uum Zaamn Now, Pati: CV. Kataba Group
Noval Maliki, Pendidikan Humanistik Ala Ali Syari’ati, Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol.3, No. 1, juni 2018
https://www.researchgate.net/publication/334361729_PENDIDIKAN_HUMANISTIK_ALA_ALI
_SYARI'ATI/link/5d25729ea6fdcc2462d06d83/download
Faiq Tobroni, Pemikiran Ali Syari’ati dalam Sosiologi (Dari Teologi Menuju Revolusi).
Sosiologi Reflektif, volume 10, No.1 Oktober 2015.
https://media.neliti.com/media/publications/131769-ID-pemikiran-ali-syariati-dalam-
sosiologi-d.pdf
11