The Effect of Plastic Packaging Materials On Soybe
The Effect of Plastic Packaging Materials On Soybe
The Effect of Plastic Packaging Materials On Soybe
net/publication/305419618
CITATION READS
1 1,942
3 authors:
Lilik Pujantoro
Bogor Agricultural University
9 PUBLICATIONS 33 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Application of low temperature storage to prolong shelf life of climacteric tropical fruits View project
All content following this page was uploaded by Emmy Darmawati on 26 December 2016.
Technical Paper
The Effect of Plastic Packaging Materials on Soybean Seed Quality During Storage
Irna Dwi Destiana, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor.
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Email : narahime@gmail.com
Emmy Darmawati, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor.
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Email: darmawatihandono@gmail.com
Lilik Pujantoro Eko Nugroho, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor.
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Email: lilikyp@yahoo.com
Abstract
Soybean seed var. Argomulyo has been processed and dried to < 10% moisture content. Seeds were
stored in 3 different kinds of plastic packaging ie. HDPE, hermetic plastic and vacuum plastic for a period
of 6 months at room temperature. The research aims to determine the best type of plastic packaging for
soybean seed. The experimental design was arranged in RBD consisting of 2 block and 1 factor; different
engine rotation n speed (rpm) threshing and packaging material. Sample was carried out every month until
6 months of storage. The following analyses were carried out: moisture content, germination, damaged
grains, additional weight and free fatty acid (FFA). Result show that kinds of packaging significantly affect
moisture content and additional weights. It was found that seed moisture contentin HDPE packaging was
increase and showed positive correlation with additional weight. Engine rotation speed (rpm) threshing was
significantly affect damaged grains that high rpm showed positively corelation with increasing damaged
grain. Percent of FFA < 0.4% untill 6 months of storage. From this research, soybean seed was stored
in hermetic plastic observed have the ability to maintain moisture content and hold up additional weight
followed by vacuum plastic and HDPE. Soybean seed were stored in HDPE, hermetic plastic and vacuum
plastic have percent of germination ≥70% after 6 months stored and moisture content < 10%.
Keywords: soybean seed, moisture content, germination, plastic packaging, room temperature storage
Abstrak
Benih kedelai varietas Argomulyo telah diproses dan dikeringkan hingga kadar air < 10%. Benih
disimpan dalam tiga jenis kemasan plastik yaitu HDPE, plastik hermetic, dan plastik vakum selam 6 bulan
dalam gudang dengan suhu ruang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tipe kemasan terbaik untuk
pengemasan benih kedelai. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
acak kelompok satu faktor; yang terdiri dari perbedaan kecepatan putaran mesin (rpm) perontok sebagai
kelompok dan bahan kemasan sebagai faktor. Sampel diamati setiap bulan hingga penyimpanan bulan
ke 6. Analisis yang diamati adalah kadar air, daya kecambah, butir rusak, penambahan bobot dan kadar
asam lemak bebas (FFA). Hasil penelitian menunjukkan jenis kemasan berpengaruh nyata terhadap
kadar air dan penambahan bobot selama penyimpanan. Kadar air benih pada kemasan HDPE meningkat
selama penyimpanan dan berkorelasi positif dengan penambahan bobot. Kecepatan putaran mesin (rpm)
perontokan berpengaruh nyata terhadap butir rusak, dimana rpm tinggi memiliki korelasi positif dengan
peningkatan butir rusak. Kadar FFA < 0.4% hingga penyimpanan bulan ke enam. Berdasarkan penelitian
diketahui bahwa kemasan plastik hermetik memiliki kemampuan paling baik untuk mempertahankan kadar
air dan menghambat penambahan bobot benih kedelai yang disimpan, yang diikuti oleh kemasan plastik
vakum dan HDPE. Benih kedelai yang disimpan pada plastik HDPE, plastik hermetik dan plastik vakum
memiliki daya kecambah ≥70% hingga penyimpanan 6 bulan dan kadar air < 10%.
Kata kunci: Benih kedelai, kadar air, daya kecambah, kemasan plastik, penyimpanan suhu ruang
45
Destiana et al.
46
Volume 4, 2016 Kemasan plastik benih kedelai
desikator, wadah/baki plastik, karet, tabung Majalengka kelokasi penelitian di kampus Institut
erlenmeyer, kosmotektor, gunting, vacum sealer, Pertanian Bogor menggunakan mobil bak terbuka.
alat yang digunakan untuk uji kadar asam lemak
bebas. Penyimpanan Benih dan Pengamatan
Penyimpanan benih dilakukan pada gudang
Perontokan dan Penyiapan Benih dengan suhu ruang 27±3oC dan RH ±75-90%.
Kedelai varietas Agromulyo yang digunakan Suhu dan kelembaban pennyimpanan dicatat
dipanen pada ke 82 HST (Hari Setelah Tanam) setiap 3 hari selama penelitian tetapi tidak dikontrol.
dengan kadar air perontokan sebesar 18%. Kedelai Penyimpanan dilakukan selama 6 bulan yaitu dari
dirontokkan dengan mesin perontok multi guna bulan Oktober 2014 hinga April 2015. Sebelum
tipe drum terbuka dengan dua kecepatan rpm dilakukan penyimpanan, terlebih dahulu dilakukan
mesin yang berbeda. Kecepatan putaran mesin pengemasan. Adapun deskripsi jenis kemasan dan
yang pertama pada kisaran 515-570 rpm yang cara pengemasan tersedia pada Tabel 1.
selanjutnya disebut dengan rpm 1. Kecepatan Berat sample per kemasan adalah 1000 gram
putaran mesin yang kedua pada kisaran 580-650 dengan dimensi kemasan panjang x lebar x tebal
rpm yang selanjutnya disebut dengan rpm 2. Sampel adalah 25 x 18 x 3 cm. Ukuran kemasan tersebut
diambil dari dua jenis perlakuan perontokan yang akan merupakan konversi ukuran kemasan
selanjutnya dijadikan kelompok perlakuan. Kedelai petani penangkar benih yang kapasitas 20 kg per
hasil perontokkan disortasi berdasarkan kriteria kemasan. Pengamatan dilakukan setiap satu
mutu benih kemudian dikeringkan dengan panas bulan selama 6 bulan (6 kali pengamatan) Masing-
matahari hingga kadar air kurang dari 10%. Kriteria masing kemasan diulang dua kali dari setiap
mutu benih yang dimaksud disini adalah benih kelompok rpm. Parameter yang diamati adalah
utuh yang secara visual tidak mengalami retak penambahan bobot selama penyimpanan, kadar air
atau pecah, benih berwarna kuning seperti warna (ISTA 2013), daya kecambah (ISTA 2013), FFA dan
khas kedelai argomolyo. Benih hasil pengeringan persentase butir rusak.
kemudian dimasukan ke dalam plastik HDPE
sebagai kemasan primer dan karung plastik sebagai Rancangan Percobaan dan Analisis Data
kemasan sekundernya dan dikirim dari Kabupaten Perlakuan kecepatan mesin saat perontokan
47
Destiana et al.
pada bulan ke lima. Peningkatan kadar air benih Uap air yang dihasilkan akan menambah bobot
berkorelasi positif dengan penambahan bobot pada benih dan kadar air selama penyimpanan.
benih yang disimpan. Pola perubahan bobot benih Berdasarkan tiga jenis perlakuan yang
yang disimpan dapat dilihat pada Gambar 2. dilakukan, pengemasan benih kedelai dengan
Pengemasan dengan menggunakan plastik menggunakan plastik hermetik memiliki kemampuan
HDPE mengalami sedikit penurunan bobot pada mempertahankan kadar air benih paling baik bila
bulan pertama, kemudian terus mengalami dibandingkan dengan pengemasan vakum dan
peningkatan bobot dari bulan kedua hingga bulan pengemasan plastik HDPE. Kadar air awal dan
terakhir penyimpanan benih. Sedangkan pada bahan kemasan (pembungkus) sangat berpengaruh
kemasan hermetik dan vakum bobot kedelai yang dalam mempertahankan kadar air benih selama
disimpan cukup konstan. Kemasan hermetik dan penyimpanan (Samuel et al. 2012). Pengemasan
vakum memiliki kemampuan lebih baik dalam dengan kemampuan mempertahankan kadar air
melindungi kedelai dari penyerapan uap air maupun benih dari yang terbaik sampai yang terendah
oksigen sehingga penambahan bobot lebih kecil. secara berurutan adalah hermetik > vakum > HDPE.
Perbedaan kemampuan ini dikarenakan ketiga
kemasan memilki permeabilitas plastik yang
berbeda. Kemasan hermetik memiliki permeabilitas
uap air dan gas oksigen sebesar 8 g.m-2. 24 jam
untuk uap air dan 0.3 cm-3.m-2 24 jam oksigen
(Villers dan Gummert 2009). Penyimpanan vakum
di dalam kemasan plastik akan menyebabkan
produk di dalamnya terlindung dari pertukaran
gas atau air dari luar, mencegah timbulnya panas
yang mengurangi kelebihan uap air walaupun
tidak dapat menghentikan produk asam hasil
fermentasi anaerobik (Renate 2009). Plastik HDPE
memiliki laju transmisi uap air yang tidak terlalu
jauh berbeda dengan hermetik yaitu sekitar 7-10 g
m-2/24 jam tetapi laju transmisi oksigennya cukup
tinggi dibandingkan dengan hermetik yaitu 1600-
2000 cm-3 m-2/24 jam (Kirwan dan Strawbrigde
2003). Masuknya oksigen dalam kemasan akan
menyebabkan enzim respirasi aktif, hasil respirasi Gambar 2 Penambahan bobot benih selama
dalam simpanan benih berupa panas dan uap air. penyimpanan
Butir Rusak dan Daya Kecambah Benih pada biji (Bern et al. 2008).
Butir rusak yang dimaksud dalam penelitian ini Jenis kemasan tidak memberikan pengaruh
adalah biji yang tidak sesuai dengan kenampakan nyata terhadap persentase butir rusak selama
yang seharusnya. Kenampakan dari biji kedelai penyimpanan. Meskipun HDPE memiliki
argomulyo adalah kulit berwarna kuning cerah, permeabilitas yang lebih tinggi dibanding kedua
bentuk mulus dan halus, tidak ada bercak pada kemasan lainnya, tetapi kondisi benih yang dikemas
bagian kulit dan biji serta bagian dan organ biji sangat kering dan kadar air rendah sehingga
sempurna. Pada penelitian ini butir rusak dibagi oleh peningkatan persentase butir rusak tidak signifikan.
dua jenis penyebab yang pertama adalah kerusakan Kondisi kering tersebut menyebabkan benih dan
fisik yang terdiri dari butir pecah, retak, memar, mikroorganisme di dalamnya bersifat dorman.
dan patah akibat perlakuan mekanis dan fisik. Ketika benih mendapat kondisi optimum untuk
Penyebab kerusakan yang kedua adalah karena berkecambah, mikroorganisme yang terbawa benih
serangan mikroorganisme patogen kerusakan yang akan muncul dan berkembang dan menyerang
terjadi seperti bercendawan, berubah warna, busuk, benih menjadi busuk.
berubah bentuk, dan terserang serangga. Menurut Perubahan warna pada klasifikasi butir rusak
MAPA (2007) butir rusak adalah biji ataupun secara fisiologis sebagian besar karena adanya
potongan biji yang memiliki kerusakan yang terlihat serangan cendawan. Cendawan adalah penyebab
dan biasanya ditunjukkan dengan adanya warna utama kerusakan biji kedelai dalam penyimpanan
coklat gelap pada bagian kotiledon. (Sadaka 2014) seperti yang terlihat pada Gambar 5.
Hasil analisis sidik ragam pengaruh jenis Kerusakan mekanis seperti benturan atau pentalan
kemasan terhadap butir rusak tidak memberikan dari mesin pada saat proses perontokan juga dapat
pengaruh yang signifikan. Sedangkan kecepatan mempengaruhi daya tumbuh benih bila kerusakan
putaran mesin (rpm) perontokan terhadap butir tersebut mengenai bagian embrio. Berdasarkan
rusak memberikan pengaruh nyata. Perubahan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa jenis
persentase benih rusak dapat dilihat pada Gambar kemasan plastik tidak berpengaruh nyata terhadap
4. daya kecambah benih. Sedangkan perubahan
Benih yang berasal dari hasil perontokkan rpm persentase daya kecambah benih dari masing-
2 memiliki tingkat kerusakan yang lebih tinggi masing kelompok rpm pada ketiga kemasan dapat
dibandingkan rpm 1 hal itu terjadi karena perbedaan dilihat pada Gambar 4.
kecepatan putaran mesin yang digunakan rpm 1 Daya kecambah awal benih yang akan
memiliki kecepatan pada kisaran 515-570, berada disimpan dari kedua jenis rpm yaitu 80% untk
pada kisaran rpm untuk mesin perontok multiguna rpm 1 dan 75.3 % untuk rpm 2. Meningkat pada
yang direkomendasikan oleh standar SNI 7866- bulan pertama penyimpanan untuk semua benih
2013 yaitu pada kisaran 525-570. Kelompok rpm yang disimpan pada ketiga jenis kemasan untuk
2 memiliki kecepatan yang lebih tinggi yaitu pada kedua kelompok rpm. Kenaikan daya kecambah
kisaran 580-650 rpm, kecepatan yang melebihi benih ini dikarenakan benih hasil panen yang telah
standar ini memiliki waktu penyelesaian yang lebih disimpan satu bulan telah mengalami kestabilan
singkat, akan tetapi butir pecah dan memar akibat baik embrio maupun organ lainnya. Pada situasi
benturan jauh lebih tinggi. Kecepatan putaran dan kondisi terntentu, benih kedelai tidak dapat
silinder yang berlebihan serta tidak benarnya cara langsung ditanam, sehingga harus disimpan
memuat bahan akan meningkatkan kerusakan (Samuel et al. 2012). Daya kecambah benih kedelai
yang disimpan dari bulan pertama hingga bulan ke
enam pada ketiga kemasan yang berbeda tidak
menunjukkan perbedaan yang mencolok. Hal ini
membuktikan bahwa ketiga kemasan tersebut
memiliki kemampuan yang hampir sama dalam
mempertahankan daya kecambah benih. Menurut
Tatipata et al. (2004), perkecambahan benih kedelai
akan menurun dari perkecambahan awal yaitu
diatas 90% menjadi 0% tergantung varietas kedelai
dan kadar air selama penyimpanan. Semakin tinggi
kadar air yang terdapat pada benih dan semakin
lama penyimpanan benih akan memperlambat
kecepatan berkecambah benih kedelai (Samuel et
al. 2012). Selain kecambah normal dan kecambah
abnormal, benih yang tidak berkecambah seperti
benih mati, benih segar tidak tumbuh maupun
benih keras juga ikut diamati. Hasil pengujian daya
Gambar 4 Persentase daya kecambah benih kecambah banyak ditemukan benih mati seperti
kedelai selama penyimpanan pada Gambar 5. Benih mati adalah benih yang
50
Volume 4, 2016 Kemasan plastik benih kedelai
sampai pada akhir masa pengujian tidak keras, yang menghasilkan suatu produk toksin yang
tidak segar, dan tidak berkecambah (ISTA 2013). potensial. Kemasan dengan kemampuan menahan
Kemasan dengan kemampuan gas seperti oksigen, akan mengurangi resiko
mempertahankan kadar air tetap rendah akan terjadinya reaksi oksidasi penyebab ketengikan.
mampu mempertahankan daya kecambah benih Kondisi kedelai yang kering, dingin dan tidak rusak
tetap tinggi. Kemasan plastik hermetik memiliki akan memiliki kandungan FFA yang kecil. Dari
permeabilitas yang rendah baik untuk pertukaran ketiga kemasan yang digunakan, kemasan HDPE
gas oksigen maupun uap air, kondisi ini akan memiliki permeabilitas paling tinggi untuk transmisi
melindungi benih dari peningkatan kadar air benih gas oksigen. Akan tetapi rendahnya kadar air benih
selama penyimpanan. Meskipun pada penelitian yang disimpan mampu menghambat peningkatan
ini ketiga jenis kemasan tidak berpengaruh nyata kadar FFA yang tidak diinginkan. Sesuai dengan
terhadap persentase daya kecambah, akan tetapi Derocher et al. (2005) yang melakukan penelitian
bahan kemasan dengan permeabilitas terendah mengenai pengaruh kadar air dan suhu terhadap
menjadi rekomendasi untuk penyimpanan benih kadar FFA, menyatakan bahwa kedelai yang
kedelai dalam jangka panjang. Hasil penelitian disimpan pada kadar air 9% tidak menunjukkan
pengaruh kadar air benih terhadap daya kecambah peningkatan kadar FFA setelah disimpan selama 18
selama penyimpanan diantaranya adalah (Alencar bulan baik pada suhu 27oC maupun 10oC.
et al. 2008) yang menyatakan setelah penyimpanan
180 hari terjadi penurunan daya kecambah baik
pada kadar air 11.2 maupun 12.8% pada suhu Simpulan
20oC. Kadar air yang aman untuk penyimpanan
benih kedelai dalam suhu kamar selama 6-10 bulan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
adalah tidak lebih dari 11% (Danapriatna 2006). disimpulkan bahwa pengemasan dengan plastik
Kadar air yang dimiliki benih kedelai yang disimpan hermetic memiliki kemampuan mempertahankan
adalah <9% hal ini yang menjadi penyebab daya kadar air dan menghambat penambahan bobot
kecambah benih masih baik hingga penyimpanan benih paling baik, yang diikuti oleh kemasan plastik
bulan ke enam dan sehingga ketiga kemasan yang vakum dan plastik HDPE. Penggunaan ketiga
digunakan tidak memberikan pengaruh yang nyata kemasan plastik tidak berpengaruh nyata terhadap
terhadap persentase daya kecambah. persentase daya kecambah, FFA dan persentase
butir rusak. Perbedaan kecepatan putaran mesin
Kadar Asam Lemak Bebas (FFA) (rpm) perontokan berpengaruh nyata terhadap
Kadar asam lemak bebas pada kandungan persentase butir rusak.
minyak dari kedelai menjadi salah satu faktor
penentu kualitas kedelai. Sejak penyimpanan biji,
kandungan lemak akan secara perlahan mengalami
hidrolisis oleh air dalam keadaan suhu tinggi atau
disebabkan enzym lipolytic secara alami atau yang
diproduksi oleh bakteri maupun cendawan yang
akan berkontribusi terhadap ketengikan produk
Gambar 5. Benih busuk pada uji daya kecambah.
(Araujo 2004).
Hasil analisis sidik ragam menyatakan jenis
kemasan tidak berpengaruh nyata terhadap
perubahan FFA. Sedangkan pengaruh lama
penyimpanan berupa bulan pengamatan memiliki
pengaruh yang nyata terhadap kadar FFA. Kadar
FFA akan meningkat seiring dengan lamanya
penyimpanan, perubahan tersebut meningkat
sesuai dengan peningkatan kadar air dan suhu
penyimpanan, dan beberapa diakibatkan karena
kerusakan pada kedelai (Bern et al. 2008).
Pada Gambar 6 dapat dilihat perubahan kadar
FFA pada masing-masing sampel, kadar FFA adalah
salah satu perubahan mutu yang dipengaruhi oleh
perubahan suhu dan kelembaban yang fluktuatif.
Kadar FFA yang tinggi akan menyebabkan bau
tengik yang tidak diinginkan, selain itu juga dapat
menyebabkan daya kecambah benih menurun.
Beberapa lemak tidak jenuh yang dihasilkan akan
menjadi peroksida degradasi. Akibatnya tidak hanya Gambar 6. Perubahan kadar asam lemak bebas
lemak yang hancur, tetapi juga reaksi kompleks selama penyimpanan.
51
Destiana et al.
52