0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
46 tayangan4 halaman

Anak Kebutuhan Khusus Tugas 1 Aliy Nugroho

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 4

TUGAS TUTORIAL KE-1/2/3*

PDGK4407 /PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS /3 SKS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA

TUGAS 1 PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

NAMA : ALIY NUGROHO S


NIM : 857581061

Jawaban :

1. sebutkan dan jelaskan masing-masing nomenklatur tersebut. Diantara beberapa nomenklatur


tersebut, istilah aoa yang paling sesuai dan apa alasan anda memilih istilah tersebut?

Istilah tunadaksa berasal dari kata “tuna” dan “daksa”, tuna yang berarti rusak atau cacat dan
“daksa” yang berarti tubuh. Menurut Sutjihati Somantri tunadaksa adalah suatu keadaan yang
terganggu atau rusak sebagai akibat dari gangguan bentuk atau hambatan pada otot, sendi dan
tulang dalam fungsinya yang normal.

2. jelaskan siapa sajakah anak berkebutuhan khusus, serta sebutkan apa sajakah klasifikasi dari
masing-masing abk
• Anak Disabilitas Intelektual (Retardasi Mental), dulu disebut tunagrahita. Anak dalam
kategori ini adalah anak yang memiliki intelejensi kurang dari rata-rata atau dengan IQ di
bawah 70.
• Anak Disabilitas Pengelihatan, dulu disebut tunanetra. Anak dalam kategori ini adalah
anak yang memiliki hambatan dalam pengelihatannya, baik itu secara keseluruhan (totaly
blind) maupun sebagian (low vision)..
• Anak Disabilitas Pendengaran, dulu disebut tunarungu. Anak dalam kategori ini adalah
anak yang memiliki hambatan pendengaran baik ringan maupun berat.
• Anak Disabilitas Tubuh, dulu disebut tunadaksa. Anak dalam kategori ini adalah anak
yang memiliki kondisi fisik yang menyimpang dari anak pada umumnya. Kondisi fisik
ini dapat terjadi dalam berbagai macam dan menghambat aktivitas anak.
• Anak Gangguan Emosi dan Tingkah Laku, dulu disebut tunalaras. Anak dalam kategori
ini adalah anak yang memiliki gangguan emosi dan penyimpangan tingkah laku
berdasarkan sosial, adat, dan hukum.
• Anak Autis. Anak dalam kategori ini adalah anak yang memiliki gangguan pada sistem
syaraf dan menyebabkan timbulnya beberapa tingkah laku yang berbeda, seperti memiliki
dunianya sendiri. Anak autis memiliki ciri yang berbeda dari setiap individu, sehingga
tidak ada ciri-ciri spesifik dalam anak autis.
• Anak Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif. Anak dalam kategori ini adalah
anak yang memiliki gangguan pemusatan perhatian dan memiliki tingkat keaktifan jauh
melebihi anak pada umumnya.
• Anak Berbakat. Anak dalam kategori ini adalah anak yang memiliki kemampuan
akademis atau nonakademis melebihi anak pada umumnya

3. beberapa dimensi untuk membedakan tiga jenis bentuk layanan pendidikan khusus.
Berdasarkan tiga jenis bentuk layanan pendidikan ABK, Sebutkan dan jelaskan Berdasarkan
masing-masing pengertian, kurikulum, partisipasi dalam KBM, serta system pendidikannya

• Layanan Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus secara umum terbagi ke dalam tiga
bentuk yaitu segregasi, integrase dan inklusi.

a. Bentuk Layanan Segregasi


Bentuk layanan Segregasi yaitu bentuk layanan pendidikan bagi Anak Bekebutuhan
Khusus yang mengacu pada jenis atau karakteristik spesifik dari ketunaan yang dialami
seseorang.
Dengan kata lain anak berkebutuhan khusus diberikan layanan pendidikan pada lembaga
pendidikan khusus seperti di Sekolah Luar Biasa (SLB).

SLB merupakan bentuk unit pendidikan dengan penyelenggaraan sekolah mulai dari
tingkat persiapan sampai dengan tingkat lanjutan diselenggarakan dalam satu unit sekolah
dengan satu kepala sekolah.

B. Bentuk Layanan Integrasi/Terpadu


Bentuk layanan pendidikan integrasi (mainstreaming) seringkali disebut dengan istilah
sekolah terpadu. Bentuk layanan pendidikan ini merupakan integrasi sosial, instruksional dan
temporal anak berkebutuhan khusus dengan teman-teman lainnya yang “normal”, yang
didasarkan pada kebutuhan pendidikan yang diukur secara individual.

C. Bentuk layanan pendidikan inklusif


Bentuk layanan pendidikan inklusif adalah pendidikan yang menghargai semua peserta didik
termasuk anak berkebutuhan khusus. Semua peserta didik berada dalam lingkungan yang
sama dan belajar dalam kelas yang sama sepanjang waktu.

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum sekolah tersebut dengan dilakukan modifikasi
dan adaptasi sesuai kebutuhan bagi semua peserta didik. Bentuk layanan pendidikan inklusif
yakni layanan pendidikan yang di dalam sekolah/kelas umum terdapat peserta didik yang
beragam, termasuk di dalamnya adalah anak-anak yang tumbuh dan berkembang secara
berbeda dibanding dengan anak-anak pada umumnya. (ingat materi tentang keberagaman).

4. Pada hakekatnya pendidikan inklusif memberikan kesempatan dalam memahami segala


kesulitan pendidikan yang dihadapi oleh peserta didik berkebutuhan khusus. Mereka
mendapat kesulitan untuk mengikuti beberapa kurikulum yang ada, atau tidak mampu
mengakses cara baca tulis secara normal, atau kesulitan mengakses lokasi sekolah.
Pendekatan pendidikan inklusif dalam hal ini tidak seharusnya melihat hambatan ini dari sisi
anak/peserta didik yang memiliki kelainan, melainkan harus melihat hambatan ini dari sistem
pendidikannya sendiri, kurikulum yang belum sesuai untuk mereka, sarana yang tersedia
belum memadai, guru yang belum siap melayani mereka. Berdasarkan hal tersebut untuk
merubah kondisi tereksklusikan menjadi terinklusi adalah dengan berupaya untuk
mengidentifikasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi peserta didik berkebutuhan khusus
dan mengupayakan bersekolah di sekolah umum/inklusif untuk dapat meningkatkan
kemampuannya dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut agar dapat memenuhi
kebutuhan mereka

5. inklusif adalah sebuah fiilosofi pendidikan dan sosial. Inklusif adalah suatu sistem ideologi
yang dilandasi wawasan kebersamaan. Artinya setiap warga sekolah yaitu masyarakat, kepala
sekolah, guru, pengurus yayasan, petugas administrasi sekolah, para siswa, dan orang tua.
Dalam inklusi, semua orang adalah bagian yang berharga dalam kebersamaan apapun
perbedaan mereka. Pendidikan ini berarti bahwa semua anak, terlepas dari kemampuan
maupun ketidakmampuan mereka, latar belakang sosial-ekonomi, suku, latar belakang
budaya atau bahasa, agama atau jenis kelamin, menyatu dalam komunitas sekolah yang
sama, merupakan pendekatan yang memperhatikan bagaimana mentransformasikan sistem
pendidikan sehingga mampu merespon keanekaragaman tersebut, serta melihatnya lebih
sebagai suatu tantangan dan pengayaan dalam lingkungan belajar dari pada suatu problem.

6. Proses belajar mengajar pada anak yang memiliki hambatan penglihatan atau tunanetra
diperlukan adanya komunikasi yang baik serta latihan keterampilan guna memberdayakan
indera lain selain indera penglihatan. Maksudnya guru harus menggunakan indra pendengar,
pengecap dan pembau saat menyampaikan pelajaran. Dan disampaikan dengan semaksimal
mungkin menggunakan kesempatan mengajar menggunakan indra-indra tersebut tidak
membatasi perintah dengan satu cara tertentu saja tetapi kombinasi dari indra-indra tersebut
sehingga penjelasan yang di sampaikan oleh guru lebih mudah dipahami dan tidak berbelit-
belit.

7. Guru menmbimbing anak yang berbakat untuk lebih mendalami bakat tersebut. hingga bakat
tersebut bisa menunjang prestasi anak tersebut.
• Memberikan pengetahuan tentang bakat
Jadi guru harus bisa memberikan wawasan pengetahuan mengenai bakat, yang nantinya
akan berguna bagi kehidupan anak tersebut, salah satunya bakat juga mampu menunjang
karir seseorang, jadi jika guru memberikan wawasan yang mendalam mengenai bakat
pada anak. hal tersebut bisa lebih membuka pandangan peserta didik mengenai bakat
lebih luas.

• Meningkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih bakatnya.


Untuk memotivasi anak agar bisa mengembangkan bakatnya, terlebih dahulu kita harus
membuka pandangangan anak, bahwa dengan bakat tersebut bisa membuka berbagai
peluang besar dalam bidang pendidikan dan karir anak tersebut untuk masa yang akan
datang.

• Memfasilitasi sarana bagi pengembangan bakat.


Jika guru telah mengetahui bakat anak sebaiknya guru bekerja sama dalam memfasilitasi
sarana pengembangan bakat anak tepatnya orang tua peserta didik, dianjurkan untuk
memfasilitasi sarana bakat anak tersebut dalam Menyalurkan bakatnya, dengan
mengikutkan bimbingan belajar dbidang bakat anak.

• Memberikan kesempatan untuk mengikuti lomba – lomba sesuai dengan bakat yang
dimiliki anak.
Sebaiknya guru yang telah mengetahui bakat-bakat yang dimiliki anak, maka guru bisa
memberikan kesempatan bagi anak untuk mengikuti lomba yang sesuai dengan bakat
yang dimiliki anak, misalnya anak yang memiliki bakat menyanyi, maka guru
memberikan kesempatan pada anak tersebut mengikuti lomba menyanyi agar bakatnya
dapat dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai