0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
73 tayangan101 halaman

Skripsi Santy Riani

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 101

PERAN GURU PEMBELAJARAN SAINS PADA ANAK USIA DINI DI TK

NUR HIDAYAH KENDARI KECAMATAN MANDONGA


KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI

OLEH

SANTY RIANI
NIM. 21714080

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh gelar sarjana pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

KENDARI

2021
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing I dan pembimbing II untuk


mengikuti ujian Skripsi pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Kendari.

Judul : Peran Guru Dalam Pembelajaran Sains Pada Anak Usia


Dini Di TK Nur Hidayah Kendari Kecamatan mandonga
Kelurahan Wawombalata Kota Kendari.
Nama : Santy Riani
Nim : 21714080
Program Studi : SI PG - PAUD
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Kendari, September 2021

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Zulaeni Esita,S.Psi.,MA Risnajayanti,S.Pd.,M.Pd


NIDN.0920098401 NIDN.09029088805

Mengetahui

Plt Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kendari

Pahendra,S.sos.,M.pd
NIDN.09080871903
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI TK NUR HIDAYAH


KENDARI KECAMATAN MANDONGA KELURAHAN
WAWOMBALATA KOTA KENDARI

Telah dipertahankan dihadapan tim penguji Skripsi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kendari
Berdasarkan Surat Keputusan Dekan
Nomor : 487/KEP//II.3.AU/FKIP/B/2021
Tanggal : 27 Agustus 2021
Dan Dinyatakan LULUS

Susunan Tim Penguji Tanda Tangan Tanggal

1. Pahenra, S.sos., M.Pd ...................... ...................


(Ketua)

2. Roni Amaludin, S.Pd., M.Pd ..................... ..................


(Sekretaris)

3. Zulaeni Esita, S.Psi., MA ..................... ..................


(Anggota)

4. Risnajayanti, S.Pd., M.Pd .................... .................


(Anggota)

Kendari, September 2021


Mengetahui :
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kendari

Tri Indah Rusli, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0907068602
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Santy Riani
Nim : 21714080
Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Menyatakan dengan Sebenarnya bahwa hasil penelitian yang saya tulis ini
benar-benar merupakan keaslian karya saya sendiri, bukan merupakan jiplakan
atau plagiat dari tulisan orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan hasil penelitian ini hasil jiplakan atau plagiat, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, September 2021


Yang membuat pernyataan

Santy Riani
Nim: 21714080
ABSTRAK

Santy Riani (21714080) “Peran Guru Dalam Pembelajaran Sains Pada Anak Usia
Dini Di Tk Nur Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga Kelurahan Wawombalata
Kota Kendari.” Di bimbing oleh Zulaeni Esita, S.Psi.,M.A dan Risnajayanti,
S.Pd.,M.Pd. Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-
PAUD) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Kendari, tahun 2021.
Pembelajaran sains AUD dapat mengajarkan anak untuk menggunakan ide
pikiran, kekuatan, kejujuran, dan keterampilan, tugas guru menyediakan program
pembelajaran yang memungkinkan anak untuk mengeksplorasi dan berorientasi
pada potensi terbaik. Rumusan masalah bagaimana peran guru dalam
pembelajaran sains?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pembelajaran
sains. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan subjek
peneliti terdiri dari 3 orang guru dan kepala TK. Teknik pengmbilan data dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara
mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa proses pembelajaran sains pada AUD di mulai dari persiapan
pembelajaran sains, pelaksanaan pembelajaran, dan hingga sampai evaluasi
pembelajaran. Hambatan dan upaya guru dalam pembelajaran sains pada anak
didik yakni : terkendalanya dari fasilitas sekolah dan media bahan ajar yang masih
terbatas, adapun upaya guru yaitu : Menambah pengetahuan anak, menambah
minat belajar anak dalam pembelajaran sains, dan Anak sebisa mungkin
mengeksplorasi dunianya dengan alam, seperti yang sering anak-anak jumpai di
lingkungan luar sekolah.

Kata kunci : Peran Guru, Pembelajaran Sains, AUD


ABSTRACT
Santy Riani (21714080) “ The Role Of Teachers Science Learning in Early
Childhood at Nur Hidayah Kindergarten of Kendari, Mandonga District of
Wawombalata of Kendari.” Supervised by Zulaeni Esita, S.Psi.,M.A dan
Risnajayanti, S.Pd.,M.Pd. Early Childhood Education Program Teacher Training
and Education, Faculty of University of Muhammadiyah Kendari, 2021.
Science learning in early childhood can teach children to use ideas of thought,
strength, honesty, and skills, the teacher's job is to provide learning programs that
allow children to explore and be oriented to their best potential. The research
problem of this study is how the role of teachers in science learning?. The purpose
of this study is to determine the learning of science. This research is descriptive
qualitative and the subject is 3 (three) teachers and a Headmaster of Kindergarten.
The technique of data collections are observation, interview, and documentation.
The data analysis is done by reducing data, presenting data, and drawing
conclusions. The results of this study is to indicate the process of learning science
in early childhood starts from the preparation of science learning, implementation
of learning, and up to the evaluation of learning. Obstacles and efforts of teachers
in learning science to students, namely constraints from school facilities and
limited media teaching materials and as for the teacher's efforts, namely
increasing children's knowledge, increasing children's interest in learning science,
and children exploring of their world with nature as much as possible, as children
often encounter in the environment outside of school.

Keywords: Role of Teachers, Science Learning, Early Childhood


KATA PENGANTAR
‫هّٰللا‬
ِ ‫بِس ِْم ِ الرَّحْ مٰ ِن الر‬
‫َّحي ِْم‬
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan

hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian dengan judul

Peran Guru Dalam Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini Di TK Nur Hidayah

Kendari Kecamatan Mandonga Kelurahan Wawombalata Kota Kendari.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi pada program

studi pendidikan anak usia dini Universitas Muhammadiyah Kendari. Peneliti

menyadari bahwa berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga

skripsi ini dapat di kemas dalam sebuah tulisan ilmiah yang sederhana. Oleh sebab

itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua saya

Bapak Embang Sahiddin dan Ibu Watini dan terkhusus Kepada Zulaeni

Esita.S.Psi.,MA., selaku pembimbing I dan Risnajayanti,S.Pd.,M.Pd., selaku

pembimbing II. Terima kasih atas segala waktu dan saran-saran selama

membimbing penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil penelitian ini selesai berkat

bantuan, petunjuk dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Amir Mahmud,S.Pi.,M.P., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Kendari.

2. Tri Indah Rusli, S.Pd., M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas

Muhammadiyah Kendari.

1
2

3. Dra. Hasmira Said, M.Pd. selaku Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari.

4. Pahenra, S.Sos., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Muhammadiyah Kendari.

5. Para Dosen pada Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Universitas Muhammadiyah Kendari.

6. Seluruh Staf Pegawai Akademik Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Kendari yang telah banyak membantu penulisan

selama proses perkuliahan.

7. Kepala TK Nur Hidayah Kendari atas kesediaannya memberikan izin waktu

dan kesempatan untuk membantu penelitian mulai dari proses pengumpulan

data hingga penyelesaian hasil penelitian.

8. Semua pihak dan rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam rangka

penyelesaian dan penyusunan hasil penelitian ini.

Semoga amal kebaikan yang telah di berikan oleh semua pihak dengan

berbagai ketulusan menjadi pahala dan mendapatkan balasan dari Allah SWT,

Penelitian menyadari masih banyak kekurangan pada penyusunan hasil penelitian

ini, Harapan peneliti semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca

serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Kendari, Agustus 2021

SANTY RIANI
NIM : 21714080
3

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................i


HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN LOGO...............................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................iii
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN...............................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
ABSTRACT...........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR .........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................4
E. Batasan Istilah.......................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Pembelajaran Sains................................................................................7
1. Pengertian pembelajaran Sains........................................................7
2. Tujuan Pembelajaran Sains..............................................................9
3. Manfaat Pembelajaran Sains..........................................................11
4. Prinsip Pembelajaran Sains............................................................15
B. Peran Guru...........................................................................................17
1. Pengertian Peran Guru...................................................................17
2. Kompetensi Guru...........................................................................20
C. Anak Usia Dini.....................................................................................23
1. Pengertian Anak Usia Dini.............................................................23
2. Karakteristik Anak Usia Dini.........................................................25
3. Fase Perkembangan Anak Usia Dini..............................................27
D. Penelitian Relevan................................................................................28
E. Kerangka Berfikir.................................................................................31

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian...............................................................................33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................33
4

C. Subjek Penelitian............................................................................33
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................34
E. Teknik Analisis Data.....................................................................35
F. Pengecekkan Keabsahan Data.......................................................36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian..............................................................................37
B. Pembahasan Hasil Penelitian.........................................................53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan........................................................................................57
B. Saran..................................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
5

DAFTAR GAMBAR

Gambar Nama Gambar Halaman


1.1 Bagan Kerangka Pikir..................................32
6

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN NAMA LAMPIRAN HALAMAN


1. Identitas TK Nur Hidayah
Kendari.......................................62
2. Visi dan Misi TK Nur Hidayah
Kendari...............................63
3. Struktur Organisasi TK Nur Hidayah Kendari.....................64
4. Surat izin penelitian..............................................................65
5. Surat keterangan telah meneliti.............................................66
6. Pedoman wawancara untuk Guru.........................................67
7. Hasil wawancara dengan Guru.............................................68
8. Hasil wawancara dengan Guru.............................................71
9. Hasil wawancara dengan Guru.............................................74
10. Pedoman wawancara untuk kepala Sekolah.........................77
11. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah..............................78
12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)..............80
13. Dokumentasi...........................................................................81
14. Daftar riwayat hidup...............................................................87
7

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan yang diberikan kepada anak berusia dini merupakan suatu

upaya pembimbingan yang mengacu pemberian rangsangan pendidikan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun guna membantu

perkembangan serta pertumbuhan baik jasmani ataupun rohani, dengan

demikian mereka dapat mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang

pendidikan yang lebih tinggi (Yamin & Sanan, 2010:1).

Usia dini adalah usia keemasan (the golden age) sebagai masa yang

potensial untuk melatih dan mengembangkan berbagai potensi kecerdasan

anak PAUD yang berbeda sehingga mereka bisa mengembangkan diri

sebagai pribadi yang utuh. Bidang fisik, motorik, intelektual/kognitif,

moral, sosial, emosional, kreatif, dan linguistik anak berkembang secara

bersamaan (Mansyur & Suratno, 2009: 64).

Menurut Permendiknas 137 Tahun 2014, kegiatan sains anak usia dini

meliputi pengklasifikasian berdasarkan fungsinya, mendemonstrasikan

kegiatan eksplorasi dan investigasi, merencanakan aktivitas yang akan

dijalankan, mengenali sebab dan akibat tentang lingkungan, mengambil

inisiatif dalam memilih tema, dan memecahkan tantangan. Peran yang

dimiliki guru dalam pembelajaran sains sangat berpengaruh terhadap

kemampuan siswa untuk mencapai tujuan dan manfaat belajar sains. Guru
8

perlu menempatkan siswa dalam situasi di mana mereka dapat belajar

secara natural serta mendapatkan informasi baru dari setiap aktivitas yang

mereka lakukan tanpa dipaksa untuk belajar. Pendidikan adalah suatu

usaha yang bertujuan untuk mendidik murid-murid untuk peran mereka di

masa depan dengan membimbing, mengajar, serta melalui kegiatan

pelatihan. Sebagai hasil dari pendidikan, maka sumber daya manusia suatu

bangsa dapat ditingkatkan, yang merupakan penentu keberhasilan dalam

pertumbuhan serta perkembangan bangsa.

Pendidik adalah guru dan merupakan tenaga profesional seperti yang

telah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang

bertugas merancang dan menyelenggarakan proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, membimbing dan melatih, serta melakukan penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya bagi pendidik di

universitas, di bawah Sistem Pendidikan Nasional. Sementara itu,

berlandaskan pada Pasal 2 ayat (1) UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003

seorang pengajar memiliki peran profesional dalam pendidikan formal

pada jenjang pendidikan dasar, sekolah menengah, dan pendidikan anak

usia dini sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Guru sebagai

tenaga profesional berperan penting dalam mengembangkan mutu

pendidikan nasional dengan meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai

agen pembelajaran.

Pembelajaran sains di usia muda dapat mengajarkan anak-anak untuk

mempercayai diri dalam menggunakan ide pikiran, kekuatan, kejujuran,


9

dan keterampilan mereka, oleh karena itu tugas guru adalah menyediakan

program pembelajaran sains yang memungkinkan anak didik untuk

mengeksplorasi dan berorientasi sains pada potensi terbaik mereka.

Program permainan sains anak usia dini harus melalui proses penilaian

tugas serta keterampilan yang dimiliki anak, dengan mempertimbangkan

berbagai aktivitas yang menarik dan menyenangkan bagi anak, serta sesuai

dengan karakteristik intrinsik anak sebagai individu yang unik.

Berlandaskan temuan pada pengamatan awal yang diselenggarakan di

TK Nur Hidayah Kendari, lembaga pendidikan ini merupakan bagian dari

program Pendidikan Prasekolah dan Anak Usia Dini (PAUD), yang

meliputi kegiatan-kegiatan yang berbasis sentra seperti: sentra IMTAQ,

sentra main peran, sentra balok, sentra bahan alam, dan sentra sains. Dan

yang menarik di TK Nur Hidayah Kendari, walaupun mengutamakan

kegiatan sentra, program kegiatan ekstrakurikuler anak tidak pernah

terabaikan. Kegiatan ekstrakurikuler anak yang dilaksanakan di TK

tersebut seperti: menggambar/melukis, menari, musik, dan prakarya. Para

siswa-siswi dapat mengekspresikan kreativitasnya melalui kegiatan

berbasis sentra, khususnya di sentra sains. Pengajar di TK Nur Hidayah

Kendari menggunakan berbagai cara untuk mengajarkan sains, antara lain

metode eksperimen, mendongeng, ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi.

Dari semua metode tersebut, guru lebih sering memakai pendekatan tanya-

jawab serta ceramah. Alasan mereka adalah karena metode tersebut

dianggap oleh guru di TK Nur Hidayah Kendari dapat memecahkan


10

permasalahan-permasalahan dan rasa ingin tahu anak. Akan tetapi, pada

kenyataannya sebagian anak muda masih belum memahami pengertian

konsep sains. ketika guru memberikan pembelajaran sains pada anak-anak

selama ini di TK tersebut. Masalah yang timbul dari ketidakpahaman

anak-anak tersebut adalah anak tidak mampu menjawab dengan benar

pertanyaan dari guru. Apalagi ada anak-anak muda yang kurang fokus

dalam kajian ilmiah sains, seperti mereka yang sering melamun dan

terlihat dengan tatapan kosong. Berangkat dari konteks masalah tersebut,

peneliti ingin mempelajari Pembelajaran Sains Anak Usia Dini di TK Nur

Hidayah Kendari.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini didasarkan pada latar belakang

yang telah diuraikan di atas yaitu bagaimana Peran Guru Dalam

Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini di TK Nur Hidayah Kendari

Kecamatan Mandonga Kelurahan Wawombalata Kota Kendari?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Peran

Guru Dalam Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini di TK Nur Hidayah

Kendari Kecamatan Mandonga Kelurahan Wawombalata Kota Kendari?

D. Manfaat Penelitian

Seluruh pemangku kepentingan diharapkan untuk mendapatkan

keuntungan dari penelitian ini. Berikut manfaat penelitian ini yaitu

meliputi:
11

1. Manfaat teoritis

a. Untuk dapat memperluas wawasan serta pemahaman ilmiah,

terutama dalam konteks studi sains pada anak usia dini.

b. Temuan penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber

referensi untuk penelitian berikutnya.

2. Manfaat praktis

a. Anak didik: Dapat meningkatkan kemampuan sains anak dan

memberi motivasi belajar anak didik.

b. Guru: Guru dapat lebih mudah untuk menerapkan dan

mengembangkan pembelajaran sains pada anak didik.

c. Sekolah: Dapat mengembangkan kualitas pendidikan pada anak

usia dini (PAUD) dengan meningkatkan keberhasilan anak dan

kinerja guru dalam pembelajaran sains.

d. Peneliti: Akan memperoleh pengalaman, yang akan mengarah pada

pertumbuhan pengetahuan.

E. Batasan Istilah

Agar tidak menimbulkan perbedaan persepsi dan pengertian tentang

judul penelitian ini, maka peneliti kemudian memberikan ketentuan pada

batasan istilah yaitu:

1. Peran guru dalam proses pembelajaran yaitu dapat memfasilitasi


pembelajaran bagi semua siswa untuk memaksimalkan potensi
mereka, dan guru harus memiliki kreatifitas, profesional, serta
menyenangkan dengan memposisikan dirinya menjadi sumber
12

belajar, fasilitator, sebagai pengelola, demonstrator, sebagai


pembimbing, serta sebagai motivator.

2. Pembelajaran sains adalah aktivitas belajar mengajar yang sangat

menyenangkan untuk menstimulus anak mengeksplorasi lingkungan

mereka dan merefleksikan hasil pengamatan dan penemuan mereka.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Sains

1. Pengertian Pembelajaran Sains

Pembelajaran berasal dari istilah belajar, yang mengacu pada

tindakan pada diri individu ataupun berupa proses yang mendapatkan

wawasan, mengembangkan kemampuan, meningkatkan karakteristik,

sikap, serta memperkuat kepribadian pada diri individu. Perspektif ini

lebih menitikberatkan pada perubahan individu seseorang, baik dari

segi keilmuan maupun dari segi perilaku serta kepribadian di

kehidupannya. Diharapkan dengan adanya kegiatan pembelajaran ini,

pengetahuan menjadi lebih berkembang, meningkatkan keterampilan,

serta akhlak yang terpuji akan muncul (M. Fadillah 2014 : 23).

Menurut Abdul Majid (2011:11), mengemukakan pembelajaran

adalah suatu upaya yang sangat berpengaruh pada tumbuh dan

berkembangnya kapasitas siswa dalam menciptakan informasi yang

sebelumnya telah dimiliki ataupun yang dipelajari. Wawasan yang

dimiliki melalui aktivitas belajar di sekolah akan dimanfaatkan untuk

membentuk perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Patta Buddu (Siti Syarifah 2017:13) secara harfiah sains diartikan

sebagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan alam ataupun ilmu

pengetahuan alam yang mengkaji sains. Keharusan mempelajari sains

dalam proses pendidikan adalah supaya siswa mampu menangkap ide-

ide dasar ilmiah yang nantinya dapat dimanfaatkan dalam keseharian.

13
14

Neuman (Dwi Yulianti, 2010:18) menjelaskan bahwa sains

merupakan produk yang sekaligus proses. Sains merupakan kumpulan

informasi yang terorganisir dengan baik tentang dunia fisik alami

sebagai produk. Sebagai proses, sangat penting bahwa anak-anak

berpartisipasi dalam proses ilmiah, yang melibatkan penelusuran,

mengamati, serta melakukan aktivitas eksperimen, karena

keterampilan yang mereka pelajari ditransfer ke proses lain dan akan

membantu sepanjang hidup mereka.

Berdasarkan pendapat Suyanto (Dwi Yuliani, 2010:26) yang

mengungkapkan dalam memperkenalkan sains kepada anak didik

bertujuan supaya meningkatkan berbagai kemampuan yaitu meliputi:

a. Eksplorasi dan penyelidikan, yang merupakan aktivitas yang

melibatkan pengamatan dan penyelidikan objek beserta fenomena

alam di sekitarnya.

b. Melatih kemampuan proses sains dasar termasuk melakukan

observasi, pengukuran, kegiatan mempresentasikan temuan, dan

lain sebagainya.

c. Menumbuhkan keingitahuan yang besar, kesenangan, dan

kecenderungan untuk terlibat dalam tindakan penyelidikan atau

penemuan.

d. Memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan beragam objek,

karakteristik, struktur, ataupun manfaatnya.


15

Penjelasan diatas bisa di simpulkan bahwa Sains merupakan

kumpulan informasi berupa wawasan yang akan didapatkan

melalui teknik tertentu yang merupakan kegiatan memecahkan

permasalahan yang dilakukan oleh manusia yang didorong oleh

keinginan yang besar untuk mengetahui lingkungan di sekitarnya,

dengan temuan dari kegiatan pengamatan dan eksperimen yang

ditafsirkan sebagai gagasan tentang pengetahuan. Pendidikan sains

anak usia dini melibatkan lebih dari sekedar hasil namun lebih

kepada proses. Anak-anak akan lebih memahami kegiatan

pembelajaran sains jika mereka mampu memahami prosesnya.

2. Tujuan Pembelajaran Sains Anak Usia Dini

Tujuan pembelajaran sains bagi anak usia dini adalah untuk

mengembangkan unsur-unsur pertumbuhan dan potensi yang

dimilikinya. Selanjutnya, pembelajaran saintifik bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan individu dalam memahami keluasan

ilmu pengetahuan itu sendiri serta memanfaatkan unsur-unsur

fundamental dalam pemecahan masalah.

Menurut Leeper (Nugraha 2008: 28) mengemukakan bahwa

tujuan pembelajaran sains [ada anak usia dini yaitu meliputi:

a. Untuk membekali anak didik dalam hal kemampuan

memecahkan masalah dengan menggunakan pendekatan sains,

dengan demikian mereka dapat terbantu dan memiliki

kemahiran dalam menangani berbagai permasalahan.


16

b. Untuk menumbuhkan pola pikir sains pada anak usia dini,

seperti menghindari membuat pilihan cepat, mampu memahami

sesuatu berdasarkan beberapa sudut, lebih mencermati dalam

mencerna informasi, dan bersikap terbuka.

c. Memberikan wawasan serta informasi sains yang lebih baik

serta dapat terpercaya kepada anak, mengandung pengertian

bahwa informasi yang anak dapatkan didasarkan pada standar

ilmiah yang sesuai, karena data yang ditampilkan merupakan

hasil penemuan dan rumusan objektif yang berpegang pada

standar ilmiah yang mengaturnya.

d. Agar generasi muda semakin giat dan mampu mengembangkan

minat untuk menghayati informasi yang ada dan dapat

ditemukan di alam.

Menurut Ali Nugraha (Siti Syarifah 2017 : 16-17) tujuan dalam

pengembangan aktivitas pembelajaran sains yang dilakukan

terhadap anak usia dini yaitu meliputi:

a. Meningkatkan pemahaman pada anak didik mengenai ide-ide

sains beserta penerapannya dalam kesehariannya.

b. Mempermudah anak-anak dalam mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan yang berkaitan dengan konsep alam dengan

membantu mereka dengan menjadi bagian dari proses sains.

c. Mendorong rasa ingin tahu anak dalam mengenali dan belajar

tentang benda dan peristiwa di luar lingkungan terdekatnya.


17

d. Mendorong serta mengembangkan di dalam kehidupan anak

didik sikap keingintahuan yang besar, ketekunan, keterbukaan,

kritis, mawas diri, bertanggungjawab, kerjasama, serta

kemandirian.

e. Membantu remaja dalam mengembangkan kemampuan untuk

menerapkan konsep ilmiah yang beragam untuk menjelaskan

kejadian alam dan menyelesaikan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari.

f. Membantu anak-anak dalam belajar memanfaatkan teknologi

sederhana untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari.

g. Mempermudah generasi muda mengenali dan menciptakan rasa

cinta terhadap alam, dengan demikian dapat menghayati maha

besar dan keagungan Tuhan YME.

Berdasarkan penjelasan diatas, di simpulkan bahwa tujuan

memperkenalkan pembelajaran ilmiah kepada anak-anak adalah

untuk membantu mereka memahami konsep-konsep yang

bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan berpikir secara logis

dengan bermacam eksperimen sederhana yang melibatkan sebab

dan akibat serta kejadian alam yang terjadi di alam baik itu di

dalam maupun di sekitar rumah anak, dan mempersiapkan anak

untuk menangani masalah yang mungkin akan dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari.
18

3. Manfaat Pembelajaran Sains Anak Usia Dini

Belajar sains sejak dini sangat penting untuk membekali anak-

anak dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam beserta

isinya, hal ini akan memberikan makna bagi kehidupan masa depan

mereka.

Berdasarkan pendapat Liang Gie (Hamdani, 2011:173) bahwa

adanya kemajuan ilmu pengetahuan, maka umat manusia mampu

untuk menggali serta belajar sebanyak-banyaknya karena ilmu

pengetahuan bermanfaat untuk berbagai tujuan yang meliputi:

a. Mengungkapkan suatu kebenaran (truth)

b. Menambah wawasan (knowledge) agar memiliki kemahiran

pada saat menjalankan kehidupan.

c. Memperoleh pemahaman (understanding, comprehension,

insight) tentang fenomena alam.

d. Menjelaskan (explanation) rantai sebab dan akibat dari suatu

peristiwa.

e. Memprediksi (prediction) peristiwa yang mungkin terjadi.

f. Mengendalikan (control) alam sedemikian rupa sehingga sesuai

yang diharapkan.

g. Mengaplikasikan (application) suatu kaidah alam.

h. Menghasilkan (production) suatu hal yang bermanfaat bagi

kehidupan manusia saat ini dan di suatu saat yang akan tiba.
19

Berdasarkan pendapat Sumaji (Dalam Novita 2014:24),

keuntungan yang didapatkan dalam melakukan pembelajaran sains

untuk tumbuh kembang siswa antara lain yaitu:

a. Kemampuan kognitif, yang berkaitan dengan gagasan

perkembangan kognitif, yang terpenting adalah bukan

bagaimana anak dapat mengingat dan menyimpan apa yang

telah dipelajarinya, akan tetapi bagaimana mereka mampu

menerapkan konsep dan prinsip yang dipelajarinya di dalam

kehidupannya ataupun lingkungan sekolahnya.

b. Kemampuan afektif, peran paling penting dari pengajar pada

saat pembelajaran saintifik yaitu menawarkan lingkungan

belajar yang menyenangkan, relevan, dan menarik bagi siswa

untuk menumbuhkan keterikatan mereka secara positif.

Mengandung arti yaitu berpotensi menciptakan generasi muda

yang memiliki identitas serta karakteristik ilmiah.

c. Kemampuan psikomotor, perkembangan psikomotor seringkali

menghasilkan kebutuhan anak yang dapat menggerakkan

anggota tubuh dan komponen tubuh lainnya. Saat

memanipulasi lingkungan, penting untuk mengoordinasikan

pikiran dan kapasitas tubuh untuk menggerakkan (motorik

kasar maupun halus), terutama pengalaman motorik saat

menjalankan aktivitas sains, seperti membuat konstruksi dari

pasir, tanah, dan sebagainya. Hal ini juga dapat dilakukan oleh
20

anak-anak melalui sketsa pensil dan latihan pengukuran pada

benda-benda.

d. Pentingnya sains dalam pengembangan kemampuan berpikir

dan kreativitas anak, khususnya lingkungan belajar yang

disiapkan pengajar dapat mendorong siswa untuk mengajukan

pertanyaan-pertanyaan hebat. Kecerdasan anak-anak diuji

dalam aktivitas sains yang dilakukan. Pikiran akan melahirkan

hal-hal yang inovatif. Anak-anak akan mendapatkan

pemahaman yang lebih baik tentang suatu benda maupun

lingkungan di mana mereka belajar. Kemampuan berpikir kritis

seorang anak akan diasah sebagai hasil dari intelektual

langsung.

e. Pentingnya ilmu pengetahuan dalam pengembangan kapasitas

anak untuk menyadari dan mempersiapkan mereka untuk

mengisi kehidupan mereka. Kegiatan sains dapat membantu

mempersiapkan generasi muda untuk menjadi investasi dan

sumber daya manusia yang berharga. Pengaruh kumulatif

belajar sains dapat meningkatkan kapasitas seseorang untuk

mengaktualisasikan diri dalam konteks yang lebih luas.

f. Pentingnya ilmu pengetahuan dalam pembentukan rasionalitas

anak. Pembelajaran sains dapat meningkatkan pemahaman

agama dan rasa hormat terhadap kehadiran Sang Pencipta Yang


21

Maha Esa, serta menumbuhkan rasa syukur dan memuliakan

Tuhan YME.

Sesuai dengan uraian di atas, keuntungan mempelajari sains

bagi anak yang masih berusia dini antara lain mendidik siswa

untuk mencoba dengan melakukan eksperimen dan meningkatkan

wawasan siswa untuk terus-menerus ingin mencoba dan mencoba

lagi. Dengan demikian sains dapat membimbing dan menginspirasi

siswa untuk memiliki karakteristik yang inovatif dan penuh

kreativitas. Anak-anak yang mempelajari sains dibiasakan dengan

fase-fase eksperimentasi dan mampu menggunakan sains untuk

mengembangkan kemampuan mental positif, berpikir secara logis,

serta sistematis. Selain itu, mampu mengajarkan siswa untuk

berhati-hati karena mereka harus terlebih dahulu mengamati,

memprediksi, setelah itu dapat mengambil keputusan.

4. Prinsip Pembelajaran Sains Anak Usia Dini

Menurut Jamaris (Yulianti 2010 :24) Ilmu Pengetahuian Alam

(Sains) pada hakikatnya harus di tanamkan pada individu anak.

Selanjutnya, jika pemahaman sains dipupuk dan dibina secara

cermat melalui kegiatan pembelajaran TK, maka pemahaman IPA

anak akan lebih fungsional.

Berdasarkan penelitian oleh Yulianti (2010:24), metode

pembelajaran sains di TK harus didasarkan pada gagasan yang

diarahkan pada kebutuhan anak, seperti:


22

a. Berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak

Rasa aman merupakan bagian dari kebutuhan dalam

perkembangan pada diri anak. Jika kebutuhan fisik anak

terpenuhi dan dia merasa terlindungi secara mental, maka

mereka akan belajar dengan baik. Oleh karena itu, berbagai

macam kegiatan dalam pembelajaran harus dilakukan

berdasarkan analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan aspek

yang berbeda dari pertumbuhan dan kemampuan setiap siswa.

Ketertarikan anak-anak pada sains dapat dibangkitkan melalui

bermain sains, yang disusun untuk memungkinkan siswa

bersosialisasi dengan orang lain sambil juga membangkitkan

dorongan dan rasa ingin tahu.

b. Bermain sambil belajar

Anak diikutsertakan untuk mengeksplorasi, menemukan,

serta menggunakan benda-benda yang dekat dengannya melalui

kegiatan bermain, dengan begitu pembelajaran menjadi lebih

relevan dan bermakna. Bagi anak bermain merupakan proses

kreatifitas di mana mereka dapat mengeksplorasi, mempelajari

kemampuan yang baru, dan menggunakan simbol untuk

menggambarkan dunianya.

c. Selektif, Kreatif, dan Inovatif

Materi sains yang disediakan dipilih sedemikian rupa

sehingga dapat disampaikan dengan metode permainan.


23

Metode bermain digunakan untuk memfasilitasi proses

pembelajaran. Proses pembelajaran dilakukan melalui berbagai

kegiatan yang menarik perhatian anak dan mendorong mereka

untuk mampu berpikir kritis dan mengeksplorasi sesuatu yang

baru. Pengelolaan dalam hal pembelajaran harus dilakukan

secara dinamis. Dengan kata lain, anak bukan hanya dijadikan

sebagai objek dalam proses pembelajaran, akan tetapi juga

sebagai subjek. Sehingga, menyusun rancangan aktivitas dalam

pembelajaran sains membutuhkan kecerdikan dan daya cipta

guru yang harus inovatif dan kreatif. Kegiatan pembelajaran

TK dimaksudkan untuk mempengaruhi perilaku dan

meningkatkan kemampuan dasar yang ada pada masa dini;

Namun demikian, pembelajaran IPA harus disesuaikan dengan

fase-fase perkembangan anak.

Dari pendekatan pembelajaran sains yang diuraikan di atas,

kesimpulannya yaitu sains yang diberikan terhadap anak sejak dini

dilakukan melalui pengamatan serta menelaah peristiwa

lingkungan sekitar. Mereka dapat didorong untuk belajar di

lingkungan sekolah melalui permainan dengan berbagai unsur

hidup dan mati di lingkungan sekolah, seperti air, ikan, tanah liat,

batu, dan dedaunan pohon. Oleh karena itu, teknik bermain sambil

belajar sangat ideal untuk pembelajaran sains.


24

B. Peran Guru

1. Pengertian Peran Guru

Peran guru seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Standar Proses

Pendidikan Khusus terbagi ke dalam 4 (empat) cakupan, yaitu: peran

dalam perencanaan, peran dalam pelaksanaan, peran dalam

penilaian, dan peran dalam pengawasan.

Peran guru dalam aspek perencanaan pembelajaran mencakup

sebagai: inovator dan perancang pembelajaran. Pada aspek

pelaksanaan pembelajaran, peran guru mencakup sebagai:

pengelola pembelajaran, motivator, pembimbing, inisiator, dan

fasilitator. Pada aspek penilaian pembelajaran, guru memiliki peran

sebagai evaluator. Sedangkan pada aspek pengawasan, guru

berperang sebagai pelaksana dan penjamin ketercapaian isi standar.

Sanjaya (Sugeng Susilo 2017 : 119-125) Guru memiliki tujuh

fungsi yang berbeda dalam proses pembelajaran yaitu meliputi:

a. Guru sebagai sumber belajar

Kapasitas guru untuk menguasai materi pelajaran menentukan

perannya sebagai sumber belajar. Sehingga ketika siswa

mengajukan pertanyaan dengan cepat dan langsung, seorang

pengajar dapat merespon secara langsung dan dengan cara yang

dapat dipahami oleh anak-anak.

b. Guru sebagai Fasilitator


25

Peran yang dimiliki seorang pengajar yang dianggap sebagai

fasilitator dalam menawarkan layanan kepada siswa agar mereka

mampu lebih memahami materi pelajaran. Dengan demikian,

pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan efisien.

c. Guru sebagai pengelola

Peran seorang guru dalam proses pembelajaran adalah memiliki

kendali penuh atas iklim lingkungan belajar. Hal ini dapat

dianalogikan dengan seorang kapten yang mengendalikan kemudi

kapal dan menavigasinya ke arah yang aman dan menyenangkan.

Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang ramah, kondusif

dan sesuai di dalam ruang kelas. Sehingga anak-anak dapat belajar

di lingkungan yang nyaman.

d. Guru sebagai demonstrator

Bertindak sebagai demonstran di sini bukan berarti turun ke

lapangan untuk memprotes. Akan tetapi, yang dimaksud di sini

yaitu seorang pengajar merupakan figur yang berperan penting

untuk menampilkan sikap yang akan memotivasi anak didik untuk

meniru perilaku mereka dan bahkan memperbaikinya.

e. Guru sebagai pembimbing

Dalam fungsinya sebagai pembimbing, pengajar diharapkan

mampu membimbing siswa untuk menjadi seperti yang mereka

inginkan. Akan tetapi, agar maksud dan keinginan siswa tersebut


26

dapat terwujud, maka guru harus membimbing dan mengarahkan

mereka.

f. Guru sebagai motivator

Proses belajar pada siswa akan berhasil apabila mereka

memiliki motivasi diri. Sehingga, seorang pengajar memainkan

peran penting dalam meningkatkan motivasi dan kegembiraan

siswa untuk mulai belajar.

g. Guru sebagai elevator

Apabila proses pembelajaran telah selesai, seorang pengajar

harus menganalisis seluruh temuan yang diperoleh selama proses

pembelajaran. Penilaian ini melihat lebih dari sekedar pencapaian

tujuan pembelajaran siswa. Namun, juga dapat digunakan untuk

menilai keberhasilan kinerja seorang pengajar pada saat

menjalankan aktivitas pembelajaran yang telah direncanakan

sebelumnya.

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

seorang pengajar berperan sebagai seseorang yang mendorong

siswa untuk mau melakukan aktivitas belajar, yaitu dengan

memberikan fasilitas belajar kepada setiap siswa agar mampu

meningkatkan keterampilannya semaksimal mungkin, dan pengajar

haruslah memiliki kreatifitas, mampu menjadi profesional dan

menyenangkan, serta dapat memposisikan dirinya sebagai mentor,


27

perencana, guru, pengelola kelas, motivator, fasilitator, dan penilai

dalam pembelajaran.

2. Kompetensi Guru PAUD

Kompetensi guru di PAUD dapat diartikan sebagai kemampuan

menguasai keterampilan tertentu dalam rangka mempengaruhi

perkembangan anak usia dini. Kompetensi juga dapat dipandang

sebagai bentuk pertanggungjawaban guru kepada pemangku

kepentingan dalam rangka pelaporan kegiatan pembelajaran anak usia

dini. Kompetensi digambarkan sebagai pengetahuan, keterampilan,

serta nilai-nilai dasar yang diekspresikan dari kebiasaan berpikir dan

bertindak seseorang. Pengertian lain kompetensi ialah gambaran

tentang pengetahuan, kemampuan, atau sikap seseorang, serta

penerapannya di tempat kerja, sesuai dengan persyaratan kinerja di

bidangnya (Sutarmanto, 2015:15).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005

mengenai Guru dan Dosen, kompetensi didefenisikan suatu

pengetahuan, keahlian, serta karakter yang dimiliki, dihayati, serta

dikendalikan oleh guru atau dosen guna menjalankan kewajiban

profesionalnya.

Kompetensi guru didefinisikan sebagai kompetensi keterampilan

pedagogik, sosial, intelektual, serta kompetensi profesional yang

didapatkan melalui pendidikan formal, seperti yang tertuang dalam


28

Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005.

Keempat kemampuan tersebut bisa diringkas sebagai berikut:

a. Kompetensi pedagogik

Bakat guru dalam kaitannya dengan sifat anak diperiksa dari

berbagai perspektif, termasuk normal, emosional, dan intelektual.

Karena anak memiliki kepribadian, karakteristik, dan minat yang

bervariasi, seorang guru harus mampu menguasai teori dan konsep

belajar.

Seorang guru harus bisa menyusun kurikulum pada jenjang

pendidikan masing-masing serta menyesuaikannya dengan tuntutan

lokal dalam hal kurikulum. Guru harus dapat mengoptimalkan

potensi siswa agar dapat mewujudkan kemampuannya di kelas,

serta melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan sebelumnya.

b. Kompetensi sosial

Guru adalah panutan di mata masyarakat dan siswa, dan

mereka adalah panutan dalam kehidupan sehari-hari. Guna

melakukan proses pembelajaran yang efektif, guru harus memiliki

keterampilan sosial dengan masyarakat.

Dengan keterampilan ini, hubungan sekolah-masyarakat

secara otomatis akan berjalan lancar, sehingga jika orang tua anak

membutuhkan, guru tidak akan kesulitan. Kemampuan guru untuk

berkomunikasi, bekerja sama, bergaul dengan orang lain secara


29

simpatik, dan memiliki kepribadian yang baik merupakan contoh

keterampilan sosial.

c. Kompetensi intektual

Kemampuan seorang guru untuk mendidik dengan cara yang

berhubungan dengan kecerdasan dikenal dengan kompetensi

intelektual.

Guru harus memiliki kemampuan intelektual sebagai berikut:

1. Berfikir konkrit.

2. Berfikir abstrak

3. Berfikir kritis

4. Berfikir secara sistematis

5. Berfikir logis

6. Berfikir obyektif

7. Berfikir starategis

8. Inovatif

9. Berfikir ilmiah

d. Kompetensi profesional

Guru harus mampu merancang dan melaksanakan proses

pembelajaran. Guru bertanggung jawab mengarahkan kegiatan

belajar siswa agar dapat memenuhi tujuan pembelajaran, dan harus

mampu menyajikan materi pembelajaran.

Guru harus tetap up to date dengan peristiwa terkini dan

menguasai materi yang mereka ajarkan. Persiapan diri untuk


30

konten dilakukan dengan mencari informasi dari berbagai sumber,

termasuk membaca publikasi terbaru, menggunakan internet, dan

mengikuti kemajuan dan kemajuan terbaru dari materi yang

diberikan.

C. Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak-anak semuda enam tahun dianggap di anak usia dini.

Kelompok umur ini selanjutnya dipisahkan lagi menjadi janin dalam

kandungan hingga dengan persalinan, lahir sampai umur 28 hari, umur

1 hingga 24 bulan, serta umur 2 hingga 6 tahun untuk keperluan

pemantauan pertumbuhan dan perkembangannya.

Dari segi sekolah, ini merupakan masa kritis dalam perkembangan

otak anak, sehingga Si Kecil harus diberi rangsangan yang tepat. Oleh

sebab itu, orang tua harus mengenal ciri-ciri masa bayi awal supaya

anak-anaknya tumbuh dan berkembang secara maksimal.

Yuliana Nurani Sujiono (2012:6) Anak usia dini adalah individu

yang unik yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat dan

diperlukan dalam persiapan untuk kehidupan selanjutnya. Selanjutnya,

seorang anak berusia 3-6 tahun dianggap sebagai masa bayi awal oleh

Biechler serta Snowman (Dwi Yulianti 2010:9).

Suryani (Agus Wibowo, 2013:26) Anak usia dini diartikan sebagai

masa antara lahir hingga dengan umur 6 tahun. Barnawi & Novan
31

Ardy Wiyani (2014: 43) Anak usia dini didefinisikan sebagai periode

antara kelahiran dan usia enam tahun.

Prinsip anak usia dini yang di temukan dari Bredecam dan Copple,

Brener, (Novan Ardy Wiyani & Bamawi 2014: 34-35) diantaranya:

a. Anak bersifat unik.

b. Anak-anak mengekspresikan diri mereka dengan cara yang agak

spontan.

c. Anak-anak antusias serta aktif.

d. Anak itu egoisentris.

e. Anak-anak secara alami ingin tahu serta antusias tentang berbagai

topik.

f. Anak-anak mempunyai rasa ingin tahu serta suka berpetualang

g. Secara umum anak kaya akan fantasi

h. Anak cenderung untuk frustasi

i. Anak -anak bertindak tanpa memperdulikan

j. Anak mempunyai rentang perhatian yang pendek

k. Masa kanak-kanak adalah periode kapasitas belajar terbesar.

l. Anak-anak menjadi lebih tertarik pada teman sebayanya.

Menurut uraian di atas, anak usia dini diawali saat bayi berusia

antara 0 dan 6 tahun, saat ia berada dalam masa perkembangan masa

kanak-kanak.
32

2. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak usia dini mempunyai sejumlah karakter yang membedakan.

Anak-anak berbeda dari orang dewasa karena mereka adalah makhluk

yang unik. Anak adalah individu yang dapat berubah tergantung pada

lingkungannya.

Dalam hal perilaku, anak-anak dan orang dewasa berbeda secara

signifikan. Akibatnya, anak-anak memiliki kualitas yang berbeda

dengan orang dewasa dalam hal belajar. Karakteristik belajar anak

merupakan fenomena yang harus dipahami serta dijadikan pedoman

dalam merancang dan melaksanakan persekolahan anak usia dini.

Suyanto (Dwi Yulianti, 2010:13) Taman Kanak ialah istilah yang

digunakan untuk menggambarkan anak usia dini yang perilaku

alamiahnya bisa dicirikan dengan menggunakan kriteria sebagai

berikut :

a. Senang mempelajari lingkungan.

b. Mengamati serta mempertahankan segala sesuatu, mengeksplorasi

secara luas atau berlebihan.

c. Memiliki rasa keingin tahuan yang kuat dan terus bertanya.

d. Tidak terduga dalam mengungkapkan perasaan dan pikiran.

e. Suka mencari sensasi yang selalu mencari petualangan baru.

f. Senang bereksperimen, membongkar, serta melakukan hal -hal

baru.
33

g. Tidak pernah ada waktu yang membosankan karena selalu ada

sesuatu untuk dilakukan.

h. Memiliki ingatan yang kuat.

Maxim (Luluk Asmawati, 2014:27) Pertumbuhan anak usia dini

memiliki sejumlah ciri khas diantaranya:

a. Pertumbuhan fisik anak, terbukti dengan keterlibatannya dalam

bermacam aktivitas.

b. Kemajuan bahasa ditentukan oleh keahlian anak untuk memaknai

ucapan orang lain serta mengekspresikan dirinya dari parameter

tertentu.

c. Perkembangan kognitif, dibuktikan dengan minat anak terhadap

lingkungan.

d. Permainan anak-anak masih unik dalam desainnya.

3. Fase-Fase Perkembangan Anak Usia Dini

Jamal (2015:17-18) Diantara fase-fase tumbuh kembang anak ialah :

a. Fase awal (Umur 0-1 tahun)

Selama tahap ini, tubuh anak tumbuh ke segala arah. Dengan

gerakan yang beragam, ia mulai belajar tentang dunia di sekitarnya.

Ketika seorang anak mulai menggenggam dan meraih benda-benda

di sekitarnya, itu menunjukkan bahwa hubungan antara dirinya dan

dubia eksternal telah terjalin. Di pertengahan tahun pertama, akan

mencapai tahap ini (kurang lebih 6 tahun). Dua tonggak penting

bagi anak-anak adalah belajar berjalan serta memulai membaca.


34

b. Fase kedua (Umur 2-4 tahun)

Pada tahap ini, ketertarikan anak pada dunia luar tumbuh,

terutama pada permainan maupun bahasa. Menurut lingkungan dan

atributnya, dunia di sekitarnya dirasakan dan diberi gaya. Dia

memberi hewan dengan karakteristik dan bakat yang mirip dengan

miliknya. Kesadaran "akunya" mulai muncul pada titik ini. Anak

menjadi pemberontak, dan setiap orang harus menuruti

keinginannya.

c. Fase ketiga (Usia 5-6 tahun)

Anak-anak masih cukup subjektif pada fase awal serta kedua.

Anak-anak, di sisi lain, mulai mengamati lingkungan mereka

secara lebih objektif pada fase ketiga ini. Semangat bermain

berubah menjadi semangat kerja dari waktu ke waktu. Kesadaran

kerja dan rasa tanggung jawab untuk tanggung jawab muncul. Rasa

sosial anak mulai berkembang, yang mengandung makna bahwa

mereka mampu tunduk pada ketentuan yang ada di sekitarnya

dalam situasi sosial. Mereka menginginkan ketentuan yang masuk

akal dan konkrit. Yang mulai terbentuk adalah perspektif dan

keinginan akan kenyataan.

Berdasarkan fase-fase perkembangan tersebut, anak usia dini

dapat dikatakan sebagai masa vital dalam perkembangan manusia.

Anak usia dini terjadi ketika anak-anak berusia antara 0 dan 6

tahun, atau sampai mereka memulai pendidikan anak usia dini atau
35

prasekolah. Ada banyak pertumbuhan fisik dan psikologis yang

terjadi saat ini.

D. Penelitian Relevan

Berikut ini adalah daftar penelitian yang terkait dengan penelitian ini:

1. Rita Sriayu (2015), ”Pelaksanaan Pembelajaran sains Untuk

Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Anak Di TK Masjid Syuhada’

Yogyakarta” Penelitian ini menerapkan teknik kualitatif, Temuan

penelitian mengungkapkan bahwa proses penerapan pembelajaran IPA

pada kehidupan awal di TK Masjid Syuhada berpedoman pada

kecerdasan naturalis, terbukti dengan kemampuan anak mengenal

hewan dan tumbuhan di lingkungannya serta memiliki rasa tanggung

jawab yang kuat untuk orang lain dan untuk pelestarian alam,

menikmati bertani, memelihara hewan peliharaan, melakukan

perjalanan alam, dan belajar tentang alam, hewan, dan tumbuhan.

2. Siti Syarifah (2017), “Implementasi Metode Eksperimen Dalam

Pembelajaran Sains Anak Usia Dini Di Raudhatul Athfal (RA) Al-

Muhtadin Cemani Sukoharjo” penelitian ini menerapkan teknik

kualitatif. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa di RA Al-

Muhtadin Cemani Sukoharjo, proses eksperimen dari pembelajaran IPA

pada anak usia dini dilaksanakan dalam tiga tahap: (1) tahap kesiapan,

dimana guru menyiapkan segala suatu yang disiapkan pada cara belajar

di sekolah. berupa RPPH, media, dan bahan serta perlengkapan lain

yang diperlukan untuk pendidikan IPA, khususnya yang menerapkan


36

pendekatan eksperimen. (2) tahap pelaksanaan, yang meliputi 3 proses:

pembukaan, diantaranya pemberian motivasi serta semangat belajar

kepada anak-anak, dan penjelasan terkait aktivitas pembelajaran yang

bakal diselesaikan. Pada hakikatnya guru dan siswa melakukan

eksperimen bersama-sama, kemudian siswa diberi kesempatan untuk

mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya. Setelah melangkah ke

dalam permainan, dilakukan kegiatan penutup berupa recall. (3) catatan

observasi, rekaman anekdot, dan skala pencapaian perkembangan

digunakan untuk evaluasi, penilaian, dan penilaian proses. Ia juga

menggunakan evaluasi hasil dalam bentuk evaluasi kerja dan kinerja.

Hal ini sesuai terhadap penilaian belajar anak usia dini yang lebih

menekankan pada evaluasi proses daripada evaluasi hasil dalam

pelaksanaannya.

3. Eka Pratiwi (2019), “Penerapan Metode Proyek Dalam Pembelajaran

Sains Untuk Mengembangkan Kognitif Anak di TK Aisyiyah II Kota

Bumi Lampung Utara” penelitian ini menerapkan penelitian kualitatif.

Temuan penelitian berpusat pada perilaku dan aktivitas pengajar pada

TK Aisyiyah II Kotabumi kelompok B Lampung Utara. Anak-anak

kelas B yang berjumlah 16 anak menjadi subjek penelitian ini, yang

bertempat di TK Aisyiyah II Kotabumi Lampung Utara. Sehingga bisa

ditarik kesimpulan bahwa cara penerapan pendekatan proyek pada

pembelajaran IPA bisa mengembangkan kemampuan kognitif anak

karena guru memilih aktivitas yang bisa dilakukan anak, aktivitas yang
37

dilaksanakan masih dikategorikan sebagai aktivitas yang bisa

dikerjakan anak, Guru tidak mempersulitkan dalam hal pembelajaran,

dan guru bisa menciptakan situasi yang kondusif supaya anak tidak

terbawa bosan, seperti halnya aktivitas sehari-hari di lingkungan rumah.

Persamaan penelitian ini yaitu: pertama, sama-sama ingin

mengembangkan proses pembelajaran sains terhadap anak usia dini.

Kedua, penilitian ini sama-sama menerapkan metode penelitian

kualitatif. Sedangkan perbedaan penelitian ini yakni dari segi proses

yang ingin dicapai itu berbeda-beda seperti, ada yang berpusat pada

guru, pada anak didik, dan ada juga pada proses pembelajaran sains itu

sendiri.

E. Kerangka Berpikir

Peran guru dalam pembelajaran sains di TK Nur Hidayah Kendari itu

sangat penting karna tanggung jawab guru adalah berkreasi, profesional,

serta menyenangkan dengan menjadikan dirinya sebagai mentor,

perencana, pengajar, pengelola kelas, motivator, fasilitator, atau evaluator

dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan awal di TK Nur Hidayah

Kendari guru lebih sering menggunakan metode tanya-jawab dan ceramah

karena metode tersebut bisa memecahkan permasalahan-permasalahan

rasa ingin tahu anak. Namun, beberapa anak terus berjuang dengan ide

sains. Anak-anak yang kurang bisa menjawab pertanyaan guru dengan

benar, serta anak-anak yang kurang fokus dalam belajar sains, seperti

mereka yang sering melamun atau menatap kosong, adalah contoh anak-
38

anak yang tidak sepenuhnya fokus belajar sains. Kerangka pikir

selengkapnya dapat di lihat dari bagan berikut.

Peran Guru Dalam Pembelajaran Sains di TK Nur Hidayah Kendari

1. Guru sebagai sumber belajar

2. Guru sebagai fasilitator

3. Guru sebagai pembimbing

4. Guru sebagai motivator

5. Guru sebagai evaluator

Faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran sains


di TK Nur Hidayah Kendari

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif, dimana penelitian ini akan dapat memberikan gambaran

(deskriptif) dengan mengutamakan pengungkapan fakta-fakta yang

terdapat di lapangan, data-data dan informasi guna menjelaskan

pemecahan masalah dalam penelitian ini terkait Peran Guru Dalam

Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini Di TK Nur Hidayah Kendari

Kecamatan Mandonga Kelurahan Wawombalata Kota Kendari. Moleong

(2002: 3), Penelitian kualitatif didasarkan pada metodologi penelitian yang

menemukan data deskriptif dari orang-orang atau perilaku dan peristiwa

yang dapat diamati dalam bentuk kata-kata lisan atau tertulis.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2021

di TK Nur Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga Kelurahan

Wawombalata Kota Kendari

C. Subjek Penelitian

Setiap peneliti membutuhkan data atau informasi dalam sumber yang

memiliki reputasi baik guna memenuhi tujuan penelitian atau menjawab

pertanyaan penelitian.

39
40

Adapun subjek pada penelitian ini meliputi 3 orang guru dan 1 orang

kepala TK Nur Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga Kelurahan

Wawombalata Kota Kendari.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data serta informasi yang benar, maka

digunakan metode pengumpulan data sesui dengan metode peneitian

kualitatif. Teknik pengumulan data tersebut terdiri dari.

1. Observasi

Observasi dilakukan di TK Nur Hidayah Kecamatan Mandonga

Desa Wawombata Kota Kendari untuk mengamati proses

pembelajaran IPA yang sedang berlangsung.

2. Wawancara

Wawancara yang berisi beberapa pertanyaan tentang cara

pembelajaran sains terhadap anak usia dini.

3. Dokumentasi

Metode yang diterapkan guna melihat situasi dan kondisi tambahan

terkait data tertulis mengenai teknik pembelajaran sains terhadap anak

usia dini.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data terjadi baik saat atau setelah

pengumpulan data siap pada waktu yang ditentukan. Sugiyono (2014:

246), Aktivitas dalam analisis data yakni data reduction, data display, serta

data conlusion drowing/verification.


41

1. Data Reduction (reduksi data ) berarti meringkas, memilih item

yang sangat penting, fokus pada mereka, serta menemukan tema

serta pola. Sehingga, data yang direduksi akan menyajikan paparan

yang sangat baik serta memudahkan pengumpulan data bagi

peneliti.

2. Data display (penyajian data) dilaksanakan terhadap semua data

yang ada dari bermacam referensi, seperti data wawancara,

observasi, serta dokumentasi, guna digunakan dalam melakukan

analisis berbentuk uraian singkat, bagan penghubung antar kategori

flowchart, dan sejenisnya.

3. Conclusion drowing/verification yaitu penarikan simpulan serta

konfirmasi simpulan awal yang diterapkan, masih dalam proses

yang akan berubah jika tidak ditemukan bukti yang valid guna

mendukung langkah pengumpulan informasi berikutnya.

F. Pengecekkan Keabsahan Data

Sugiyono (2012 : 241), metode pengukuran data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data tringulasi

diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan

dari berbagai data dan sumber data yang telah ada. Menurut sugiyono ada

tiga macam tringulasi, sebagai berikut :

1. Tringulasi sumber adalah penyajian pengujian kreadibilitas data

yaitu: mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber.


42

2. Tringulasi teknik adalah pengajuan kreadibilitas data yaitu:

pengecekan data pada sumber yang sama tetapi dengan dengan

teknik yang berbeda.

3. Tringulasi waktu adalah pengujian kreadibilitas dengan cara

melakukan pengecekan dengan observasi atau teknik lain dalam

waktu atau situasi yang berbeda.


43
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan waktu serta tempat yang

telah ditetapkan sebelumnya yaitu bertempat di TK Nur Hidyah Kendari

Kecamatan Mandonga Kelurahan Wawombalata Kota Kendari di bawah

kepemimpinan Ibu Masita. Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh

peneliti yakni mengumpulkan informasi dengan cara Observasi,

wawanvcara, dan dokumentasi. Observasi yakni strategi pengumpulan

data dimana peneliti melaksanakan pengamatan langsung pada gejala yang

dialami subjek. Metode wawancara ialah gaya komunikasi dimana data

diperoleh melalui percakapan langsung. Wawancara dapat terstruktur atau

tidak terstruktur, dan dapat berbentuk pertanyaan dengan jawaban singkat

atau jawaban deskriptif. Sedangkan metode dokumentasi ialah strategi

pengumpulan data penelitian untuk catatan, buku, surat, data, dan gambar,

metode dokumentasi adalah metodologi pengumpulan data penelitian

untuk catatan, buku, surat, data, serta foto. Penelitian ini berfokus pada

peranan guru dalam pelaksanaan pembelajaran sains terhadap anak usia

dini, dimulai dari persiapan guru, pelaksanaan, dan evaluasi anak didik.

Berikut ini peneliti yaitu:

1. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti laksanakan pada TK

Nur Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga Kelurahan

44
45

Wawombalata Kota Kendari pada pelaksanaannya proses

pembelajaran yang dilakukan guru dalam aktivitas pembelajaran sains

pada anak didik menggunakan media belajar. Ketika peneliti

melaksanakan observasi pada kanak-kanak tidak melaksanakan proses

pembelajaran sebagaiamana biasanya karna adanya pandemi covid-19

sehingga guru-guru melakukan pembelajaran tidak seperti biasanya.

Guru-guru TK Nur Hidayah Kendari melakukan proses pembelajaran

dengan waktu 1 minggu 2 kali pertemuan di hari Senin dan hari

Kamis. Guru-guru juga memberikan tugas tambahan sebagai tugas

rumah untuk di hari Selasa, Rabu, Jumat, dan Sabtu.

Hasil observasi pertama yang peneliti lakukan pada hari Senin

tanggal 12 April 2021 sekitar jam 09.00 – 11.00 WITA. Peneliti

melihat guru mengantur anak didik berbaris untuk mencuci tangan

sebelum memasuki kelas. Setelah anak didik sudah semua berada

didalam kelas guru mempersilahkan kepada anak didik untuk

mengambil posisi duduk yang telah dilakukan. Peneliti melihat masih

ada anak didik yang datang terlambat. Guru membuka membuka

proses pembelajaran dengan pertama-tama menyapa anak didik

dengan memberikan salam serta anak didikpun membalas salam ibu

gurunya. Kemudian ibu guru menanyakan bagaimana kabar anak

didik hari ini? Anak-anakpun langsung bersamaan menjawab

alhamdulillah baik bu guru. Guru memberikan nasehat kepada anak


46

didik untuk menjaga kesehatan, rajin cuci tangan, dan selalu memakai

masker apabila keluar rumah atau anak didik mau ke sekolah.

Proses pembelajaran kegiatan inti, guru mendahulukan tanya

jawab kepada anak didik terkait tema pembelajaran yang berlangsung

yaitu tema gelaja alam. Guru bertanya kepada anak didik tentang

gejala alam, terlihat anak didik dengan berlomba-lomba menjawab

gejala alam yang pernah mereka lihat di lingkungan sekitarnya.

Kemudian guru bernyanyi lagu pelangi-pelagi sesuai dengan sub tema

yang akan pelajari hari ini sambil bertepuk tangan. Setelah itu peneliti

melihat guru mempersiapkan media belajar yaitu kartu angka dan

gambar pelangi. Guru memperlihatkan gambar pelangi kemudian guru

menceritakan proses terjadinya pelangi sehingga tanya jawab antara

guru dan anak didik terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.

Setelah kegiatan ini guru mempersilahkan anak didik untuk

mencuci tangan dan bergegas untuk makan bersama teman-temannya

apabila terdapat teman yang tidak membawa bekal maka guru hendak

mengajarkan kepada anak yang membawa bekal untuk siling berbagi

kepada teman yang tidak membawa bekal dan guru mempersilahkan

kepada anak didik untuk membacakan do’a sebelum makan serta do’a

sesudah makan. Dan sesudah itu pendidik melaksanakan tanya jawab

lagi mengenai aktivitas yang dikerjakan pada hari ini dan

menginformasikan bahwa hari Kamis agar anak didik hadir dan

datang ke sekolah.
47

Hasil observasi hari ke dua dilakukan dihari Kamis tanggal 15

April 2021 sekitaran jam 09.00-10.30 WITA. Peneliti melihat ibu

kepala sekolah sudah lebih awal datang kesekolah kemudian disusun

dengan guru-guru, anak didik berdatangan satu persatu kesekolah

yang ditemani oleh orang tuanya. Kepala sekolah dan guru-guru

menyapa anak didiknya begitupun dengan anak didik mengucapkan

salam kepada ibu gurunya. Anak didik kelihatan senang sekali

bermain bersama teman-temannya di halaman depan kelas. Pada saat

anak didik sudah berdatangan guru memanggil anak didiknya untuk

segera berbaris yang rapi untuk mencuci tangan yang bersih sesuai

dengan protocol kesehatan sebelum memasuki kelas. Setelah anak

didik berada di dalam kelas guru mempersilahkan kepada anak untuk

duduk di temapat yang sudah disiapkan kemudian ibu guru membuka

pembelajaran dengan salam dan anak didik menjawab dengan

serentak. Kemudian anak didik mengucapakan doa sebelum belajar,

dan bernyanyi. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan

dengan mengadakan tanya jawab kepada anak didiknya terkait dengan

tema gelaja alam dan menyampaikan kepada anak bahwa mereka akan

mengadakan eksperimen membuat bubble pelagi dengan pewarna

makanan, soda kue, dan cuka makanan. Guru memberikan arahan dan

menjelaskan sambil memperkenalkan media, alat, serta bahan yang

hendak dipakai sebelum eksperimen. Kemudian pendidik memberikan

arahan mengenai aktivitas yang hendak dikerjakan, setelah itu guru


48

mempersilahkan kepada anak untuk melakukan eksperimen. Pada saat

kegiatan berlangsung anak didik tamapaknya sangat senang dan

adanya timbul komunikasi antara anak dengan anak yang satunya.

Anak didikpun puas dengan kegiatan yang dilakukan guru

mempersilahkan anak didik untuk merapihkan perlengkapan alat juga

bahan yang sudah dipakai, setelah itu anak didik dipersilahakn oleh

ibu guru untuk memperbaiki posisi duduknya. Selanjutnya anak didik

duduk dengan rapih di tempatnya kembali guru mengadakan tanya

jawab mengenai aktivitas eksperimen yang sudah dilaksanakan untuk

mempertanyakan bagaimana perasaan anak didik pada saat

eksperimen, apa saja yang dilakukan anak, serta mempertanyakan

terhadap anak warna apa saja yang mereka gunakan saat

bereksperimen tadi. Kemudian anak bergegas untuk pulang kerumah

dan terlebih dahulu membaca doa, dan mengucapkan salam.

2. Hasil Wawancara

a. Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini Di TK Nur Hidayah

Kendari.

Pembelajaran sains pada masa belia ialah beberapa kegiatan

yang bisa memengaruhi pertumbuhan maupun perkembangan

kemampuan peserta didik saat memperoleh informasi yang

diperoleh sebelumnya. Pengetahuan berbasis pembelajaran dapat

dimanfaatkan untuk mengarahkan perilaku seseorang dalam

kehidupan.
49

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapatkan di

lapangan dengan cara wawancara terhadap kepala TK dan guru-

guru sebagai subjek dalam penelitian ini di ketahui bahwa ada

beberapa peran guru terhadap aspek pembelajaran. Guru dapat

bertindak sebagai sumber belajar, fasilitator, pembimbing,

motivator, serta sebagai evaluator.

1. Guru Sebagai Sumber Belajar Dalam Pembelajaran Sains Pada

Anak Usia Dini.

Aktivitas pembelajaran ialah aktivitas peserta didik yang

dilaksanakan pada prosedur belajar mengajar. Aktivitas

pembelajaran yang dilakukan oleh anak didik dilakukan dengan

tidak memaksa, sehingga guru harus mempersiapkan atau

merancang langkah-langkah terlebih dahulu sebelum memulai

proses pembelajaran sehingga aktivitas belajar anak dapat

berlangsung secara baik dan efektif. Adanya partisipasi anak

dalam aktivitas belajar seperti bertanya dan menjawab,

menceritakan dan menyebutkan media yang di gunakan dalam

belajar, melakukan gerakan fisik dan motorik terkait kegiatan

menirukan angka, menebalkan angka, dan mewarnai gambar.

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan bahwa proses

pembelajaran sains pada anak didik, guru terlebih dulu

melakukan persiapan atau perencanaan, sebagaimana yang di


50

sampaikan informasi dalam kutipan wawancara oleh ibu Jannah

sebagai berikut :

“Pertama yang saya lakukan menyediakan rencana


pembelajaran, terus yang kedua, menyediakan media
belajar yang akan di gunakan”.(wawancara Sabtu 19 April
2021).

Hal yang sama di sampaikan terkait persiapan proses

pembelajaran sains pada anak didik, sebagaimana yang peneliti

kutip dari hasil wawancara oleh ibu Ayu sebagai informan

bahwa :

“Oh terkait itu mba saya memperhatikan posisi duduk anak


terlebih dahulu, sya dan rekan-rekan guru yang lain
merancang RPPH, menyediakan Media, mempersiapkan
alat dan bahan sebelum memulai pembelajaran ”.
(wawancara Jumat 23 April 2021).

Informasi yang di sampaikan oleh ibu jannah dan ibu ayu

terkait dengan persiapan proses pembealajaran sains pada anak

didik. hal ini di sampaikan juga dalam kutipan wawacara dari

ibu Dewi adalah sebagai berikut :

“Yang saya sediakan rancangan pembelajaran dan medianya


mi karna itu yang paling penting sebelum mengajar”.
(wawancara Selasa 27 April 2021).

Informasi yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara

tersebut, diperkuat dengan adanya informasi atau pernyataan ibu

Masita selaku kepala Tk Nur Hidayah Kendari, sebagaimana

yang peneliti kutip, beliau mengatakan bahwa :

“Ohiya nak, Biasanya guru-guru saya mereka selalu


membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran harian
(RPPH), rancangan pelaksanaan mingguan (RPPM),
51

rancangan pelaksanaan pembelajaran tahunan (RPPT)”.


(wawancara Senin 4 Mei 2021).

Berdasarkan dari penjelasan informan melalui wawancara

diatas di TK Nur Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga

Kelurahan Wawombalata Kota Kendari dapat disimpulkan

bahwa terkait guru sebagai sumber belajar pada pembelajaran

sains terhadap anak usia dini. perencanaan atau persiapan

peroses pebelajaran itu sangat penting dan media belajar

berdampak cukup baik di dalam akttivitas belajar anak yakni

anak mudah paham dan ingat terkait materi, dan adanya

partisipasi persiapan proses pembelajaran sains pada anak didik

guru selama proses pembelajaran. Adapun tahap-tahap

pemakaian media belajar anak yakni guru mempersiapkan

RPPH agar pembelajaran terarah, guru mempersiapkan media

belajar sains, guru memperhatikan posisi duduk anak dini, guru

memastikan anak didik telah siap menerima pembelajaran, guru

menjelaskan materi, dan melakukan evaluasi diakhir

pembelajaran dengan memberikan pertanyaan seputar materi.

2. Guru Sebagai Fasilitator Dalam Pembelajaran Sains Pada Anak

Usia Dini.

Pembelajaran ialah aktivitas peserta didik yang

dilaksanakan pada prosedur belajar mengajar. Aktivitas

pembelajaran yang dilakukan oleh anak didik dilakukan dengan


52

tidak memaksa. Guru sebagai fasilitator yaitu guru akan

memberik fasilitas ataupun kemudahan saat prosedur belajar

mengajar pada anak didik agar lebih memudahkan anak paham

bahan pembelajaran, sehingga menjadi efektif serta efesien.

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan bahwa guru

sebagai fasilitator dalam pembelajaran sains terhadap anak usia

belia, sebagaimana yang di sampaikan informan dalam kutipan

wawancara oleh ibu Jannah sebagai berikut:

“Yang pertama saya lakukan kegiatan bermain sambil


belajar, yang kedua itu menyediakan media yang
menarik. ”(wawancara Sabtu 19 April 2021).

Keterangan di atas hal yang sama disampaikan terkait

fasilitator dalam pembelajaran sains terhadap anak usia belia,

sebagaimana yang peneliti kutip dari hasil wawancara oleh

ibu Ayu yang disampaikan oleh informan bahwa:

“Mengajak anak sambil bernyayi menggunakan media


yang nyata yang dapat di pegang secara
langsung.”(wawancara Jumat 23 April 2021).

Informasi yang disampaikan oleh ibu Jannah dan ibu

Ayu terkait dengan fasilitator dalam pembelajaran sains

terhadap anak usia belia, hal tersebut di sampaikan juga

dalam kutipan wawancara dari ibu Dewi adalah sebagai

berikut :

“Menggunakan media yang nyata dan menarik, mengajak


anak mengamati media.” (wawancara Selasa 27 April
2021).
53

Berdasarkan dari penjelasan informan melalui wawancara

diatas di TK Nur Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga

Kelurahan Wawombalata Kota Kendari dapat disimpulkan

bahwa terkait guru sebagai fasilitator saat pembelajaran sains

anak usia belia. Yakni guru telah menjalankan tugasnya dengan

baik dilihat dari berbagai cara mereka lakukan dalam

memberikan fasilitator terhadap anak yang ada dikelas dan

mereka memberikan fasilitator disaat berada didalam ruangan

ketika melakukan proses belajar mengajar berlangsung dan juga

guru sudah berupaya sebagai fasilitator didalam ruangan seperti

memberikan pembelajaran dengan kegiatan belajar sambil

bermain, menyediakan media yang menarik, mengajak anak

belajar sambil bernyanyi, dan mengajak untuk mengamati

media.

3. Guru Sebagai Pembimbing Dalam Pembelajaran Sains Pada

Anak Usia Dini.

Aktivitas pembelajaran merupakan kegiatan anak didik

yang dilakukan dalam prosedur belajar mengajar. Aktivitas

pembelajaran yang dilaksanakan oleh anak didik dikerjakan

tidak dengan pemaksaan, Guru sebagai pembimbing dapat

mengarahkan anak didiknya untuk menjadi seperti yang

diingatkannya. Guru membimbing pembelajaran sains pada anak


54

didik dengan menggunakan berbagai metode belajar agar

pembelajaran memiliki banyak variasi.

Berdasarkan informan yang peneliti dapatkan bahwa guru

sebagai pembimbing dalam memberikan metode pembelajaran

sains terhadap anak usia belia, sebagaimana yang di sampaikan

informan pada kutipan wawancara oleh ibu Jannah sebagai

berikut:

“Saya lebih sering menggunakan metode eksperimen, karna


dengan eksperimen anak tidak jenuh dalam belajar.”
(wawancara Sabtu 19 April 2021).

Hal yang sama di sampaikan oleh ibu Ayu terkait dengan

guru sebagai pembimbing dalam memberikan metode

pembelajaran sains terhadap anak usia belia, sebagaimana yang

peneliti kutip dari hasil wawancara yang di sampaikan oleh

informan adalah :

“Metode bercerita, metode tanya jawab, serta metode


eksperimen.” (wawancara Jumat 23 April 2021).

Informasi yang di sampaikan oleh ibu Jannah dan ibu Ayu

terkait dengan guru sebagai pembimbing dalam memberikan

metode pembelajaran sains terhadap anak usia belia. Hal ini

disampaikan juga dalam kutipan wawancara dari ibu Dewi

adalah sebagai berikut:

“Saya lebih sering menggunakan eksperimen.” (wawancara


Selasa 27 April 2021).
55

Berdasarkan dari penjelasan informan melalui wawancara

diatas di TK Nur Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga

Kelurahan Wawombalata Kota Kendari dapat disimpulkan

bahwa terkait guru sebagai pembimbing dalam memberikan

metode pembelajaran sains anak usia dini. Yakni guru sudah

menjalankan tugasnya dengan baik dilihat dari guru

membimbing serta mengarahkan anak didiknya guna menjadi

apa yang dia didiknya inginkan untuk mencapai cita-cita dan

impian anak didik. Guru juga memberikan metode pembelajaran

sains pada anak dengan berbagai variasi contohnya metode

eksperimen, metode bercerita, dan metode bertanya jawab.

4. Guru Sebagai Motivator Dalam Pembelajaran Sains Pada Anak

Usia Dini.

Aktivitas pembelajaran merupakan kegiatan anak didik

yang dilakukan dalam prosedur belajar mengajar. Aktivitas

pembelajaran yang dilaksanakan oleh anak didik dikerjakan

tidak dengan pemaksaan. Peranan pengajar sebagai motivator

sangat berguna saat peningkatan minat siswa dan

mengembangkan kegiatan belajarnya. Guru harus menginspirasi

dan mempromosikan aktivitas dan inovasi untuk memastikan

bahwa proses belajar mengajar dinamis.

Berdasarkan informan yang peneliti dapatkan bahwa guru

sebagai motivator saat pembelajaran sains terhadap anak usia


56

belia, sebagaimana yang di sampaikan informan pada kutipan

wawancara oleh ibu Jannah sebagai berikut:

“Memberikan apresiasi terhadap karya anak, memberikan


aktivitas dan media yang menarik bagi anak” (wawancara
Sabtu 19 April 2021).

Hal yang sama di sampaikan oleh ibu Ayu terkait dengan

guru sebagai motivator saat pembelajaran sains terhadap anak

usia belia, sebagaimana yang peneliti kutip dari hasil wawancara

yang di sampaikan oleh informan adalah :

“Memberikan semangat belajar mengapresiasi anak dalam


berkarya”(wawancara Jumat 23 April 2021).

Informasi yang di sampaikan oleh ibu Jannah dan ibu Ayu

terkait dengan guru sebagai motivator dalam pembelajaran sains

terhadap anak usia belia. Hal ini disampaikan juga dalam

kutipan wawancara dari ibu Dewi adalah sebagai berikut:

“Memberikan semangat dalam belajar” (wawancara Selasa,


27 April 2021).

Berdasarkan dari penjelasan informan melalui wawancara

diatas di TK Nur Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga

Kelurahan Wawombalata Kota Kendari dapat disimpulkan

bahwa terkait guru sebagai motivator saat pembelajaran sains

anak usia belia. Yakni Peranan pengajar sebagai motivator

sangat berguna untuk peningkatan minat siswa dan

mengembangkan kegiatan belajarnya. Guru harus menginspirasi

dan mempromosikan aktivitas dan inovasi untuk memastikan


57

bahwa proses belajar mengajar dinamis. Adapun motivasi yang

di berikan oleh guru seperti memberikan apresiasi terhadap

karya anak, memberikan semangat belajar, memberikan

aktivitas dan media yang menarik.

5. Guru Sebagai Evaluator Dalam Pembelajaran Sains Pada Anak

Usia Dini.

Pembelajaran merupakan kegiatan anak didik yang

dilakukan saat prosedur belajar mengajar. Aktivitas

pembelajaran yang dilaksanakan oleh anak didik dikerjakan

tidak dengan pemaksaan. Sebagai seorang evaluator, guru

memiliki kekuasaan untuk memeriksa kinerja akademik anak

serta perilaku sosial mereka. Evaluator yang mencangkup pula

dengan evaluasi intrinsik.

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan bahwa guru

sebagai evaluator dalam pembelajaran sains terhadap anak usia

belia, sebagaimana yang di sampaikan informan pada kutipan

wawancara oleh ibu Jannah sebagai berikut :

“Mengamati proses kegiatan anak sesuai dengan tema dan


aspek perkembangan, menyelesaikan tugas yang di
berikan” (wawancara Sabtu 19 April 2021).

Hal yang sama di sampaikan oleh ibu Ayu terkait guru

sebagai evaluator dalam pembelajaran sains terhadap anak usia

belia, sebagaimana yang peneliti kutip dari hasil wawancara

yang di sampaikan oleh informan adalah :


58

“Melihat dan mengamati proses anak dalam menyelesaikan


tugas yang diberikan”(wawancara Jumat 23 April 2021).
Informasi yang di sampaikan oleh ibu Jannah dan ibu Ayu

terkait dengan guru sebagai evaluator dalam pembelajaran sains

terhadap anak usia belia. Hal tersebut disampaikan juga dalam

kutipan wawancara dari ibu Dewi adalah sebagai berikut:

“melihat mengamati semua kegiatan anak dalam proses


belajar”(wawancara Selasa 27 April 2021).

Berdasarkan dari penjelasan informan melalui wawancara

diatas di TK Nur Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga

Kelurahan Wawombalata Kota Kendari dapat disimpulkan bahwa

terkait pada pembelajaran sains anak usia belia, pengajar berperan

sebagai penilai. Sebagai seorang evaluator, guru memiliki

kekuasaan untuk memeriksa kinerja akademik anak serta perilaku

sosial mereka. Evaluator yang mencangkup pula dengan evaluasi

intrinsik. Adapun evaluator yang dilakukan guru seperti mengamati

proses kegiatan anak sesuai dengan tema, aspek perkembangan

anak, mengamati proses anak dalam menyelesaikan tugas yang di

berikan, dan melihat semua kegiatan anak dalam proses belajar.

b. Hambatan Dan Upaya Guru Dalam Pembelajaran Sains Pada

Anak Dini Di TK Nur Hidayah Kendari.

Kegiatan pembelajaran hendaknya mencakup semua unsur

pertumbuhan anak, baik jasmani maupun rohani, sehingga dapat

dilakukan perubahan perilaku secara cepat, tepat, sederhana, dan


59

tepat, baik dari segi komponen kognitif, efektif, maupun

psikomotorik. Aktivitas belajar mencakup membaca, melihat

gamabar-gambar/media, mengamati eksperimen, demonstrasi,

mengajukan pertanyaan/jawaban, mengemukakan pendapat serta

mengamati orang lain berkerja ataupun bermain.

Penggunaan media belajar dalam pembelajaran sains pada anak

didik memiliki hambatan guru dalam mengajar. Sebagaimana yang

disampaikan oleh ibu Jannah kepada peneliti, adalah :

“Seperti yang saya alami dalam mengajar yaitu sangat


kurangnya media bahan ajar sehingga dapat menghabat
kegiatan belajar mengajar.”(wawancara Sabtu 19 April
2021).

Informasi yang peneliti dapatkan dari ibu Ayu yang

mengemukakan bahwa penggunaan media belajar dalam

pembelajaran sains pada anak didik memiliki hambahan dan

kesulitan guru dalam mengajar, sebagaimana yang di ungkapkan

oleh beliau :

“Iya mba, jadi dengan terbatasnya fasilitas sekolah terkadang


itu menjadi kendala buat kami guru-guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran” (wawancara Jumat 23
April 2021).

Informasi dari ibu Jannah dan ibu Ayu di perjelas oleh ibu Dewi

terkait hambatan dan kesulitan guru dalam mengajar pembelajaran

sains pada anak didik, mengemukakan bahwa :

“Minimnya media pembelajaran dan terhambat juga dengan


fasilitas yang tersedia disekolah” (wawancara Selasa 27
April 2021).
60

Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan dari beberapa

responden peneliti di atas bahwa penggunaan media belajar dalam

pembelajran sains pada anak didik memiliki hambatan dan

kesulitan guru dalam mengajar yakni kurangnya media bahan ajar,

terbatasnya fasilitas, minimnya media pembelajaran dan terhambat

juga dengan fasilitas yang tersedia disekolah.

Bersadarkan informan yang peneliti dapatkan bahwa guru

memiliki tujuan/manfaat dengan adanya pembelajaran sains pada

anak didik seperti yang diungkapkan oleh ibu Jannah, menyatakan

bahwa :

“Menambah pengetahuan anak, menambah minat belajar anak


dalam pembelajaran sains, dan dapat mengeksplorasi
dilingkungannya” (wawancara, Sabtu 19 April 2021).

Hal yang tak jauh berbeda telah diungkapkan oleh ibu Dewi

terkait dengan harapan guru dengan adanya pembelajaran sains

pada anak didik, menyatakan bahwa :

“Anak sebisa mungkin mengeksplorasi dunianya dengan


alam, seperti yang sering anak jumpai di lingkungan luar
sekolah.” (wawancara Selasa 27 April 2021).
Berdasarkan informasi bahwa harapan guru dengan adanya

pembelajaran sains pada anak didik, bahwa dengan adanya

pembelajaran sains Menambah pengetahuan anak, menambah

minat belajar anak dalam pembelajaran sains, dan Anak sebisa

mungkin mengeksplorasi dunianya dengan alam, seperti yang

sering anak anak jumpai di lingkungan luar sekolah.


61

B. Pembahasan Hasil Peneliti


Pembelajaran sains pada masa belia ialah beberapa kegiatan yang bisa

memberi pengaruh terhadap pertumbuhan serta perkembangan

kemampuan anak saat mengembangkan informasi yang sudah didapat dan

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan berbasis pembelajaran dapat

dimanfaatkan untuk mengarahkan perilaku seseorang dalam kehidupan.

Berdasarkan informasi dan hasil pengamatan yang dilaksanakan

peneliti yakni pembelajaran sains terhadap anak usia belia ini terapkan di

TK Nur Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga Kelurahan Wawombalata

Kota Kendari. Sebagaimana yang disampaikan oleh guru tentang

pembelajaran sains pada anak usia belia, ialah melalui beberapa peranan

pendidik saat prosedur pembelajaran sains diantaranya guru sebagai

sumber belajar, fasilitator, pembimbing, motivator, serta evaluator.

Guru sebagai sumber belajar pada pembelajaran sains anak usia dini.

perencanaan atau persiapan peroses pebelajaran itu sangat penting dan

media belajar berdampak cukup baik di dalam akttivitas belajar anak yakni

anak mudah paham dan ingat terkait materi, dan adanya partisipasi

persiapan proses pembelajaran sains pada anak didik guru selama proses

pembelajaran. Adapun tahap-tahap pemakaian media belajar anak yakni

guru mempersiapkan RPPH agar pembelajaran terarah, guru

mempersiapkan media belajar sains, guru memperhatikan posisi duduk

anak dini, guru memastikan anak didik telah siap menerima pembelajaran.

Guru sebagai fasilitator saat pembelajaran sains anak usia belia. Yakni

guru sudah menjalankan tugasnya dengan baik dilihat dari berbagai cara
62

mereka lakukan dalam memberikan fasilitator terhadap anak yang ada

dikelas dan mereka memberikan fasilitator disaat berada didalam ruangan

ketika melakukan proses belajar mengajar berlangsung dan juga guru

sudah berupaya sebagai fasilitator didalam ruangan seperti memberikan

pembelajaran dengan kegiatan belajar sambil bermain, menyediakan

media yang menarik, mengajak anak belajar sambil bernyanyi, dan

mengajak untuk mengamati media.

Guru sebagai pembimbing dalam memberikan metode pembelajaran

sains anak usia belia. Yakni guru sudah menjalankan tugasnya dengan baik

dilihat dari guru membimbing serta mengarahkan anak didiknya untuk

menjadi apa yang dia didiknya inginkan guna mencapai cita-cita dan

impian anak didik. Guru juga memberikan metode pembelajaran sains

pada anak dengan berbagai variasi contohnya metode eksperimen, metode

bercerita, dan metode tanya jawab.

Pada pembelajaran sains anak usia belia, pengajar dapat berperan

sebagai motivator. Untuk meningkatkan kegairahan dan pertumbuhan

kegiatan belajar siswa, instruktur sebagai motivator sangat penting. Guru

harus menginspirasi dan mempromosikan aktivitas dan inovasi untuk

memastikan bahwa proses belajar mengajar dinamis. Adapun motivator

yang di berikan oleh guru seperti memberikan apresiasi terhadap karya

anak, memberikan semangat belajar, memberikan aktivitas dan media

yang menarik.
63

Pada pembelajaran sains anak usia belia, instruktur berperan sebagai

penilai. Sebagai seorang evaluator, guru memiliki kekuasaan untuk

memeriksa kinerja akademik anak serta perilaku sosial mereka.. Adapun

evaluator yang dilakukan guru seperti mengamati proses kegiatan anak

sesuai dengan tema, aspek perkembangan anak, mengamati proses anak

dalam menyelesaikan tugas yang di berikan, dan melihat semua kegiatan

anak dalam proses belajar.

Penggunaan media pembelajaran sains di dalam aktivitas belajar di

TK Nur Hidayah Kendari memiliki faktor hambatan atau kesulitan guru

dalam mengajar dan harapan guru terhadap pembelajaran sains yakni

hambatan atau kesulitan guru dalam mengajar pembelajaran sains akibat

fasilitas sekolah dan terbatasnya media bahan ajar untuk anak didik

sehingga guru hanya menggunakan media seadanya. Adapun harapan guru

dalam pembelajaran sains yaitu Menambah pengetahuan anak, menambah

minat belajar anak dalam pembelajaran sains, dan Anak sebisa mungkin

mengeksplorasi dunianya dengan alam, seperti yang sering anak anak

jumpai di lingkungan luar sekolah.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berlandaskan hasil penelitian menyangkut pembelajaran sains terhadap

anak usia dini di TK Nur Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga

Kelurahan Wawombalata Kota Kendari maka dapat disimpulkan guru

dalam melaksanakan pembelajaran sains menyediakan RPPH dan media

balajar agar lebih terarah, Media belajar pada anak didik itu sangat

penting apalagi di tambah dengan media belajar yang mendukung didalam

meningkatkan aktivitas belajar anak dapat menarik perhatian anak serta

memberi respon awal atas aktivitas pembelajaran sehingga anak terdorong

untuk berpartisipasi secara aktif pada kegiatan belajar. Pada hal tersebut,

saat pelaksanaan penggunaannya guru lebih menyesuaikan dengan tema

dan materi pembelajaran agar proses belajar mengajarnya lebih terarah dan

tidak adanya pemaksaan pemaksaan terhadap anak didik untuk aktif dalam

aktivitas pembelajaran yakni sesuai dengan keinginan anak itu sendiri.

Adapun hambatan guru dalam menganjar pembelajaran sains dan harapan

guru dalam pembelajaran sains yakni terkendalanya dari fasilitas sekolah

dan media bahan ajar yang masih terbatas. Aktivitas proses pembelajaran

sains pada anak didik guru-guru memiliki harapan Menambah

pengetahuan anak, menambah minat belajar anak dalam pembelajaran

sains, dan Anak sebisa mungkin mengeksplorasi dunianya dengan alam,

seperti yang sering anak-anak jumpai di lingkungan luar sekolah.

64
65

B. Saran

Berdasarka kesimpulan hasil penelitian yang dikemukakan tersebut,

adapun saran dari penulis yaitu dalam pembalajaran sains anak usia dini di

TK Nur Hidyah Kendari Kecamtan Mandonga Kelurahan Mandonga Kota

Kendari.

1. Kepala Sekolah hendaknya selalu mengawasi secara profesional

terhadap tugas dan kewajiban guru-guru di TK Nur Hidayah Kendari

Kecamatan Mandonga Keluran Wawombalata Kota Kendari.

2. Guru beserta unsur yang terkait hendaknya saling bekerja sama dalam

menjalankan tugas khususnya dalam proses belajar mengajar di TK Nur

Hidayah Kendari Kecamatan Mandonga Kelurahan Wawombalata Kota

Kendari.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Rajawali
Press.
Agus Wibowo. 2013. Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogakarta: Pustaka Pelajar.
Djohar. 2006. Guru pendidikan dan pengembangannya (Penerapan dalam
Pendidikan dalam UU Guru). Jakarta : Rajawali Press.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Jamal Ma’mur Asmani. 2015. Panduan Praktis Manajemen Mutu Guru PAUD.
Yogyakarta: DIVA Press.
Luluk Asmawati. 2014. Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mansyur, dan Suratno. 2009. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: penerbit Multi Pressindo.
M. Fadlillah dkk. 2014. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Nugraha Ali. 2008. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.
Bandung: JIL.
Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.
Novan Ardy Wiyani &Barnawi. 2014. Format PAUD: Konsep,Karakteristik, dan
Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.SI
Foundation.
Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains. Jakarta: Salemba Humanika.
Pratiwi, Eka. 2019. Penerapan Metode Proyek Dalam Pembelajaran Sains Untuk
Mengembangkan Kognitif Anak di TK Aisyiyah II Kota Bumi Lampung
Utar. Lampung : Skripsi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Saripudin, Aip. 2019. Jurnal pendidikan anak. Kompetensi gurupendamping paud
dalam memenuhi standar pelayanan paud non formal di kabupaten
tasyikmalaya. Vol.5, No.2, September 2019

66
67

Septiana, Indra, Fajar. 2017. Journal of Special Education. Peran guru Dalam
standar proses pendidikan khusus pada lingkup penddikan formal.Vol.III,
No.02, hal.138.
Sriayu, Rita 2015. Pelaksanaan Pembelajaran sains Untuk Meningkatkan
Kecerdasan Naturalis Anak Di TK Masjid Syuhada’ Yogyakarta.
Yogyakarta : Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Raudhlatul Athfal
Konsentrasi Pendidikan Guru Raudhlatul Athfal.
Soekanto Soerjono., 2002. Teori Peranan. Jakarta. Bumi Aksara.
Sugeng, dkk. 2018. Journal Edcomtech. Peran guru dalam mengelola kelasyang
di gambarkan dalam film beyond the blackbpard karya jeff bleckner. Vol
3, No.2,2018.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiono, 2012. Memahami penelitia kualitatif. Alfabeta. Bandung
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Syarifah, Siti 2017. Implementasi Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Sains
Anak Usia Dini Di Raudhatul Athfal (RA) Al-Muhtadin Cemani
Sukoharjo . Surakarta : Skripsi Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
UU No.20 Tahun 2003.Undang-undang Republik Indonesia Nomor20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
UU No.14 Tahun 2005. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen.
Yamin, Martinis & Sabri, Sanan, J. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Gaung Persada Press Group.
Yulianti, Dwi. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-kanak.
Jakarta: PT Indeks.
68

LAMPIRAN
69

Lampiran 1

IDENTITAS TK NUR HIDAYAH KENDARI KECAMATAN


MANDONGA KELURAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI

PROFIL SEKOLAH
IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama Sekolah Tk Nur Hidayah Kendari
2. Nomor Statistik (NSS)
3. NPSN/NIS 69987810
4. Provinsi Sulawesi Tenggara
5. Otonomi Daerah
6. Kecamatan Mandonga
7. Desa/Kelurahan Wawombalata
8. Jalan dan Nomor 01
9. Kode POS 93113
10. Telp
11. Faxcimili/Fax
12. Daerah Perkotaan
13. Status Sekolah Swasta
14. Kelompok Sekolah
15. Akreditasi
16. Surat Keputusan/SK
17. Tahun berdiri
18. Kegiatan Belajar Mengajar
19. Bangunan Sekolah Milik Sendiri
20. Lokasi Sekolah
21. Jarak ke Pusat Kecamatan 01 KM
22. Jarak ke Pusat OTODA 03 KM
23. Terletak pada lintasan Kecamatan
24. Jumlah Keanggotaan rayon
25. Organisasi penyelenggara Yayasan
26. Perjalanan / Perubahan
Sekolah
70

Lampiran 2

VISI DAN MISI TK NUR HIDAYAH KENDARI KECAMATAN


MANDONGA KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI
71

Lampiran 3

STRUKTUR ORGANISASI TK NUR HIDAYAH KENDARI


KECAMATAN MANDONGA KECAMTAN WAWOMBALATA
KOTA KENDARI
72

Lampiran 4

SURAT IZIN PENELITIAN DI TK NUR HIDAYAH KENDARI


KECAMTAN MANDONGA KELURAHAN WAWOMBALATA
KOTA KENDARI
73

Lampiran 5

SURAT KETERANGAN TELAH MENELITI DI TK NUR HIDAYAH


KENDARI KECAMATAN MANDONGA KELURAHAN
WAWOMBALATA KOTA KENDARI
74

Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SAINS PADA ANAK USIA


DINI DI TK NUR HIDAYAH KECAMATAN ALOLAMA
KELURAHAN ALOLAMA KOTA KENDARI

Identitas informan :
Nama :
Hari/Tanggal :

No. Pertanyaan Jawaban


1. Bagaimna persiapan guru dalam pembelajaran sains?
2. Apakah ibu menambah wawasan dan pengetahuan
tentang pembelajaran sains dalam membimbing
anak?
3. Apa saja yg dibutuhkan anak dalam pembelajaran
sains?
4. Bagaimana ibu membuat suasana belajar yg nyaman
dalam pembelajaran sains?
5. Bagaimana bentuk motivasi yg diberikan ibu
terhadap anak dalam pembelajaran sains?
6. Apa saja alat dan bahan yg digunakan guru dalam
pembelajaran sains?
7. Bagaimana metode pembelajaran yg diberikan guru
dalam pembelajaran sains?
8. Apa saja kesulitan yg dihadapi ibu dalam
pembelajaran sains?
9. Apakah pembelajaran sains berdampak terhadap
aspek perkembangan anak?

10. Apa harapan ibu dengan adanya pembelajaran sains ?

11 Tahap apa saja yang dilakukan pada proses


pembelajaran sains?

12 Apa saja yang dilakukan dalam proses evaluasi ?


75

Lampiran 7

WAWANCARA GURU
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SAINS PADA ANAK USIA
DINI DI TK NUR HIDAYAH KECAMATAN AOLAMA
KELURAHAN ALOLAMA KOTA KENDARI

PENELITI : SANTY RIANI

WAWANCARA : SUBJEK I

Tanggal wawancara : Sabtu, 19 April 2021

Setting wawancara : Tanya jawab

Subjek terlibat : SITTI SULJANNAH, S.Pd

Lokasi : TK Nur Hidayah Kendari

A. DATA WAWANCARA

P : Peneliti

S : Subjek

No Ket Uraian Hasil Wawancara


1 P Bagaimana persiapan guru dalam pembelajaran sains?

S Pertama yang saya lakukan menyediakan rencana


pembelajaran, terus yang kedua, menyediakan media belajar
yang akan di gunakan.

2 P Apakah ibu menambah wawasan dan pengetahuan tentang


pembelajaran sains dalam membimbing anak?

S Iya

3 P Apa saja yg dibutuhkan anak dalam pembelajaran sains?

S Yang biasa dilakukan itu eksperimen perubahan warna,


pengenalan tanaman, sayur-sayuran, buah-buahan dan lain-
lain.

4 P Bagaimana ibu membuat suasana belajar yang nyaman


dalam pembelajaran sains?
76

S Yang pertama saya lakukan kegiatan bermain sambil


belajar, yang kedua itu menyediakan media yang menarik.

5 P Bagaimana bentuk motivasi yg diberikan ibu terhadap anak


dalam pembelajaran sains?

S Memberikan apresiasi terhadap karya anak, memberikan


aktivitas dan media yang menarik bagi anak.

6 P Apa saja alat dan bahan yg digunakan guru dalam


pembelajaran sains?

S Yang biasa saya gunakan disini adalah eksperimen


perubahan warna dan mengenalkan buah-buahan yang
sering di temukan anak secara nyata di rumah.

7 P Bagaimana metode pembelajaran yg diberikan guru dalam


pembelajaran sains?

S Saya lebih sering menggunakan metode eksperimen, karna


dengan eksperimen anak tidak jenuh dalam belajar.

8 P Apa saja kesulitan yg dihadapi ibu dalam pembelajaran


sains?

S Seperti yang saya alami dalam mengajar yaitu sangat


kurangnya media bahan ajar sehingga dapat menghabat
kegiatan belajar mengajar.

9 P Apakah pembelajaran sains berdampak terhadap aspek


perkembangan anak?

S Berdampak karna pembelajaran sains ini menyangkut


dengan perkembangan kognitif anak.

10 P Apa harapan ibu dengan adanya pembelajaran sains ?

S Menambah pengetahuan anak, menambah minat belajar


anak dalam pembelajaran sains, dan dapat mengeksplorasi
dilingkungannya.

11 P Tahap apa saja yang dilakukan pada proses pembelajaran


sains?

S Pertama, tanya jawab pada anak sesuai tema yang akan di


77

bahas. Memperkenalkan media yang mau digunakan,


memberikan contoh penggunaan media, menyuruh anak
mengaplikasikan media.

12 P Apa saja yang dilakukan dalam proses evaluasi ?

S Mengamati proses kegiatan anak sesuai dengan tema dan


aspek perkembangan, menyelesaikan tugas yang di berikan.

Lampiran 8
78

WAWANCARA GURU
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SAINS PADA ANAK USIA
DINI DI TK NUR HIDAYAH KECAMATAN ALOLAMA
KELURAHAN ALOLAMA KOTA KENDARI

PENELITI : SANTY RIANI

WAWANCARA : SUBJEK II

Tanggal wawancara : Jumat, 23 April 2021

Setting wawancara : Tanya jawab

Subjek terlibat : DEWI SRI SALISTIAWATI, A.Ma

Lokasi : TK Nur Hidayah Kendari

A. DATA WAWANCARA

P : Peneliti

S : Subjek

No Ket Uraian Hasil Wawancara


1 P Bagaimna persiapan guru dalam pembelajaran sains?

S Ohh terkait itu mba saya memperhatikan posisi duduk anak


terlebih dahulu, sya dan rekan-rekan guru yang lain
merancang RPPH, menyediakan Media, mempersiapkan alat
dan bahan sebelum memulai pembelajaran.

2 P Apakah ibu menambah wawasan dan pengetahuan tentang


pembelajaran sains dalam membimbing anak?

S Iya

3 P Apa saja yg dibutuhkan anak dalam pembelajaran sains?

S Yang paling dibutuhkan itu media karna media sumber


belajar anak.

4 P Bagaimana ibu membuat suasana belajar yg nyaman dalam


pembelajaran sains?

S Mengajak anak sambil bernyayi menggunakan media yang


79

nyata yang dapat di pegang secara langsung.

5 P Bagaimana bentuk motivasi yg diberikan ibu terhadap anak


dalam pembelajaran sains?

S Memberikan semangat belajar mengapresiasi anak dalam


berkarya.

6 P Apa saja alat dan bahan yg digunakan guru dalam


pembelajaran sains?

S Biasa mba saya mengenalkan buah-buahan dan


bereksperimen dengan anak-anak seperti pencampuran
warna.

7 P Bagaimana metode pembelajaran yg diberikan guru dalam


pembelajaran sains?

S Metode bercerita, metode tanya jawab, dn metode


eksperimen.

8 P Apa saja kesulitan yg dihadapi ibu dalam pembelajaran


sains?

S Iya mba, jadi dengan terbatasnya fasilitas sekolah terkadang


itu menjadi kendala buat kami guru-guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.

9 P Apakah pembelajaran sains berdampak terhadap aspek


perkembangan anak?

S Iya tentu, berdampak karna pembelajaran sains ini


menyangkut dengan perkembangan kognitif anak.

10 P Apa harapan ibu dengan adanya pembelajaran sains ?

S Anak banyak mengenal jenis tumbuhan, buah-buahan,


hewan dan habitatnya.

11 P Tahap apa saja yang dilakukan pada proses pembelajaran


sains?

S Senyum salam sapa, bernyanyi, bercerita sesuai tema,


mencontohkan, memberikan anak tugas karya sesuai tema.
80

12 P Apa saja yang dilakukan dalam proses evaluasi ?

S Melihat dan mengamati proses anak dalam menyelesaikan


tugas yang diberikan.

Lampiran 9
81

WAWANCARA GURU
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SAINS PADA ANAK USIA
DINI DI TK NUR HIDAYAH KECAMATAN AOLAMA
KELURAHAN ALOLAMA KOTA KENDARI

PENELITI : SANTY RIANI

WAWANCARA : SUBJEK III

Tanggal wawancara : Selasa, 27 April 2021

Setting wawancara : Tanya jawab

Subjek terlibat : DEWI KURNIATI, S.Pd

Lokasi : TK Nur Hidayah Kendari

A. DATA WAWANCARA

P : Peneliti

S : Subjek

No Ket Uraian Hasil Wawancara


1 P Bagaimna persiapan guru dalam pembelajaran sains?

S Yang saya sediakan rancangan pembelajaran dan medianya


mi karna itu yang paling penting sebelum mengajar.

2 P Apakah ibu menambah wawasan dan pengetahuan tentang


pembelajaran sains dalam membimbing anak?

S Iya

3 P Apa saja yg dibutuhkan anak dalam pembelajaran sains?

S Tentu saja media, karna disitu semua mi sumber belajarnya


anak.

4 P Bagaimana ibu membuat suasana belajar yg nyaman dalam


pembelajaran sains?

S Menggunakan media yang nyata dan menarik, mengajak


anak mengamati media.

5 P Bagaimana bentuk motivasi yg diberikan ibu terhadap anak


82

dalam pembelajaran sains?

S Memberikan semangat dalam belajar.

6 P Apa saja alat dan bahan yg digunakan guru dalam


pembelajaran sains?

S Saya lebih sering menggunakan pewarna makanan, teh yang


di celukan keair hangat, dan pencampuran warna kopi
dengan warna susu dalam kegiatan eksperimen.

7 P Bagaimana metode pembelajaran yg diberikan guru dalam


pembelajaran sains?

S Saya lebih sering menggunakan eksperimen.

8 P Apa saja kesulitan yg dihadapi ibu dalam pembelajaran


sains?

S Minimnya media pembelajaran dan terhambat juga dengan


fasilitas yang tersedia disekolah.

9 P Apakah pembelajaran sains berdampak terhadap aspek


perkembangan anak?

S Sangat berdampak karna pembelajaran sains ini menyangkut


dengan perkembangan kognitif anak.

10 P Apa harapan ibu dengan adanya pembelajaran sains ?

S Anak sebisa mungkin mengeksplorasi dunianya dengan


alam, seperti yang sering anak jumpai di lingkungan luar
sekolah.

11 P Tahap apa saja yang dilakukan pada proses pembelajaran


sains?

S Menyapa anak, berdoa, bernyanyi, tanya jawab sesuai


dengan tema, menjelaskan kegiatan yang sesuai tema,
memberikan kegiatan pada anak sesuai dengan yang saya
jelaskan.

12 P Apa saja yang dilakukan dalam proses evaluasi ?

S melihat mengamati semua kegiatan anak dalam proses


83

belajar.

Lampiran 10
84

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH


PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SAINS PADA ANAK USIA
DINI DI TK NUR HIDAYAH KECAMATAN ALOLAMA
KELURAHAN ALOLAMA KOTA KENDARI

Identitas informan :

Nama :
Status di Sekolah :
Alamat :
Hari/Tanggal :

No. Pertanyaan Jawaban


1. Bagaimana persiapan guru-guru sebelum
melakukan pembelajaraan sains ?
2. Metode mengajar apa yang sering di
gunakan guru-guru dalam pembelajaran
proses pembelajaran sains?
3. Bagaimana penilaian ibu terhadap guru
yang mampu merangcang pembelajaran
sains yang cukup menarik bagi anak?
4. Apakah ibu bersedia menambah fasilitas
kebutuhan dalam pembelajaran sains?
5. Apakah ada keluhan guru dalam fasilitas
yang di butuhkan dalam pembelajaran
sains?
6. Apakah ibu sering memeriksa media
pembelajaran sains sebelum guru
melakukan proses belajar mengajar?
7. Bagaimana pengembangan pembelajaran
sains di Tk Nur Hidayah Kendari ?

8. Bagaimana tahap guru dalam melakukan


pembelajaran sains dikelas?

9. Bagaimana guru dalam melaksanakan


evaluasi?

Lampiran 11
85

WAWANCARA KEPALA SEKOLAH


PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN SAINS
PADA ANAK USIA DINI DI TK NUR HIDAYAH KECAMATAN
AOLAMA KELURAHAN ALOLAMA KOTA KENDARI

PENELITI : SANTY RIANI

WAWANCARA : SUBJEK IV

Tanggal wawancara : 4 Mei 2021

Setting wawancara : Tanya jawab

Subjek terlibat : MASITA

Lokasi : TK Nur Hidayah Kendari

A. DATA WAWANCARA

P : Peneliti

S : Subjek

No Ket Uraian Hasil Wawancara

1 P Bagaimana persiapan guru-guru sebelum melakukan


pembelajaraan sains ?

S Ohhiyaa nak, Biasanya guru-guru saya mereka selalu


membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran harian
(RPPH), rancangan pelaksanaan mingguan (RPPM),
rancangan pelaksanaan pembelajaran tahunan (RPPT)

2 P Metode mengajar apa yang sering di gunakan guru-guru


dalam pembelajaran proses pembelajaran sains?

S Biasanya mereka menggunakan Metode bercerita.

3 P Bagaimana penilaian ibu terhadap guru yang mampu


merangcang pembelajaran sains yang cukup menarik bagi
anak?

S Iya, saya sangat mengapresiasi ternyata guru-guru saya


mempunyai kreativitas yang sangat tinggi.

4 P Apakah ibu bersedia menambah fasilitas kebutuhan dalam


86

pembelajaran sains?

S Iya, tergantung situasi dan kondisi ketika fasilitas yang


dibutuhkan itu sangat dibutuhkan tentu saja saya akan
menambah fasilitas dalam pembelajaran.

5 P Apakah ada keluhan guru dalam fasilitas yang di butuhkan


dalam pembelajaran sains?

S Alhamdulillah, tidak ada.

6 P Apakah ibu sering memeriksa media pembelajaran sains


sebelum guru melakukan proses belajar mengajar?

S Iya tentu saja, biasa saya memeriksa semua media


pembelajaran yang disediakan guru sebelum melaksanakan
proses belajar mengajar.

7 P Bagaimana pengembangan pembelajaran sains di Tk Nur


Hidayah Kendari ?

S Alhamdulillah, mulai berkembang yan tadinya hanya


menggunakan metode cerita dan tanya jawab sekarang
sudah berkembang dengan menambah metode eksperimen
dan metode demonstrasi.

8 P Bagaimana tahap-tahap guru dalam melaksanakan


pembelajaran sains di kelas?

9 P Bagaiamana guru dalam melaksanakan evaluasi?

S Guru-guru saya biasanya melihat dan mengamati anak-anak


yang sedang di beritugas oleh mereka, mereka akan melihat
bagaimana aspek perkembangan anak apakah sesuai dengan
usia anak.

Lampiran 12
87

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)


DI TK NUR HIDAYAH KENDARI KECAMATAN MANDONGA
KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI

Usia : 5-6
Semester/Minggu : 2/16
Hari/Tanggal/Bulan : Senin, 12 April 2021
Tema/Sub Tema : Alam semesta/gejala alam/pelagi

KD :
Indikator pencapaian pembelajaran
Beberapa indikator pencapaian pembelajaran pada kegiatan ini antara lain:
 Anak berbicara dengan sopan
 Anak bertanya dengan kalimat sederhana
 Mengetahui ciptaan tuhan
 Anak mewarnai gambar dengan rapi
 Anak menulis dengan rapi
 Menghubungkan jumlah dengan penjumlahan
Alat dan bahan :
Buku, pensil warna, krayon warna, cat air, dan media belajar.
Langkah-langkah kegiatan
I. Pembukaan
 Berdoa, salam
 Bercakap-cakap sesuai tema, misal pelangi yang indah
II. Inti
 Mengamati
 Anak mengamati kartu penjumlahan
 Anak mengamati gambar yang harus di warnai
 Menanya
Anak didorong untuk bertanya tentang objek yang diamati bagaiamana terjadinya
pelangi?
 Mengumpulkan informasi
Guru mengumpulkan informasi tentang pertanyaan anak dan menjawab pertanyaan
anak tentang pelangi.
 Kegiatan
 Mewarnai
 Menulis
 Menghubungkan penjumlahan dan hasil penjumlahan
III. Istirahat,makan,bermain
IV. Penutup
 Menyanyi lagu pelangi-pelangi
 Berdoa, salam

Lampiran 13
88

DOKUMENTASI

Wawamcara dengan Kepala TK Nur Hidayah Kendari ibu Masita

Wawancara dengan Ibu Sitti Suljannah, S.Pd


89

Wawancara dengan ibu Dewi Sri Salistiawati, A.Ma

Wawancara dengan ibu Dewi Kurniati, S.Pd


90

Proses guru dalam mengajar

Bermain sambil mengenalkan warna pada alat permainan anak


91

Mewarnai dengan menggunkan pewarna pada anak

Proses anak usia dini dalam eksperimen membuat pelangi bubble


92

Menuangkan cairan yang dapat mengubah warna menjadi pelangi bubble

Pencampuran lada dengan air yang berada pada piring


93

Anak usia dini mencelupkan sabun kedalam larutan lada


94

RIWAYAT HIDUP

Santy Riani lahir pada tanggal 15 Oktober 1999. Kota


Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Merupakan anak kedua
dari lima bersaudara, dari Bapak Embang Sahidin dan Ibu
Watini. Memasuki jenjang Pendidikan sekolah dasar pada
tahun 2005 di SDN 30 Kendari dan tamat pada tahun 2010,
menlanjutkan pendidikan menengah SMPN 08 Kendari dan
tamat pada tahun 2014, kemudian menlanjutkan jenjang
pendidikan sekolah menegah atas pada tahun 2014 di SMAN
7 Kendari dan tamat pada tahun 2017. Di tahun yang sama 2017 melanjutkan
pendidikan di Universitas Muhammadiyah Kendari Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-
PAUD).

Anda mungkin juga menyukai