Makalah Standar Kompetensi Guru Kel.5
Makalah Standar Kompetensi Guru Kel.5
Makalah Standar Kompetensi Guru Kel.5
Disusun oleh :
Diana Putri Nuur Muslimah 2021110034
Firman Fauzal 2021110035
Rindi Antika Sari 2021110028
Dasam Samsudin 2021110030
Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Administrasi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dengan judul : “Standar Kompetensi Guru”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan………………………………………………………………………... 4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………… 5
2.1 Kompetensi Guru…………………………………………………………….. 5
2.2 Standar Kompetensi Guru……………………………………………………. 6
2.3 Pengembangan Kompetensi Guru……………………………………………. 9
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, ketika setiap manusia
lahir maka akan mendapatkan pendidikan dari orang tuanya. Pendidikan yang diterima
seseorang saat kecil merupakan pendidikan dini yang diberikan oleh orang tuanya,
keluarganya dan orang-orang terdekatnya, seiring berjalannya waktu seseorang itu akan
mendapatkan pendidikan di dalam institusi tertentu dan masyarakat. Usaha sadar untuk
memanusiakan manusia disebut pendidikan, yang mana saat ini tugas guru bukan sebagai
pengajar saja namun juga sebagai pendidik. Harapannya seorang pendidik mampu
melaksanakan fungsi pendidikan dan dapat mencapai tujuan pendidikan. Seorang pendidik
kehadirannya mampu mempengaruhi orang lain dengan tujuan memberikan pengetahuan dan
karakter. Sebuah proses pembelajaran yang memberikan pengetahuan berkualitas tanpa
dibarengi dengan karakter yang baik, maka ilmu yang didapatkannya kurang bermanfaat.
Begitupun sebaliknya, seseorang yang berkarakter tapi tak berilmu, maka kebermanfaatannya
kurang bisa dirasakan. Maka keduanya (ilmu dan karakter) harus seimbang dan saling
berhubungan satu sama lain.
Peran seorang pendidik menjadikan peserta didik yang berwawasan luas dan mempunyai
karakter yang baik itu sangat penting. Sehingga menjadikan kualitas pendidik itu menjadi
parameter utama seseorang bisa dikatakan sebagai pendidik. Prasyarat seorang pendidik,
yang dikemukakan oleh Siswoyo (2013: 117) : 1. Memiliki pengetahuan lebih 2.
Mengimplisitkan nilai dalam pengetahuan itu. 3 Bersedia menularkan pengetahuan beserta
nilainya kepada orang lain. Seorang pendidik juga harus mampu memberikan pelayanan
kepada siswanya sesuai kebutuhan dan jaman, seperti sekarang kita hidup di era digital,
dimana pengetahuan bisa diakses melalu internet, dan proses pembelajaran bisa didilakukan
melalui alat komunikasi dengan fitur/aplikasi yang dapat menunjang proses belajar mengajar.
Kemampuan-kemampuan yang telah disebutkan diatas, termuat dalam empat standar
kompetensi guru yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional, yang
insya allah setiap kompetensi tiu akan dibahas dalam makalah yang kami tulis dengan
terperinci.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kompetensi guru.
2. Mengetahui dan paham tentang standar kompetensi guru dan pengembangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Gordon mengemukakan bahwa ada enam aspek yang terkandung dalam konsep
kompetensi yaitu pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat, yang
akan diruaikan dibawah ini,
Pengetahuan, merupakan suatu kemampuan dalam dalam aspek kognitif.
Contohnya : guru mengetahui kebutuhan belajar dari peserta didiknya.
Pemahaman, merupakan pendalaman aspek kognitif dan afektif dimana seorang
guru mengetahui pembelajaran yang sesuai dengan karkteristik peserta didik.
Kemampuan, merupakan dapat melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan
kepada guru.
Sikap, merupakan refleksi dari adanya rangsangan yang datangnya dari luar.
Minat, merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu kegiatan.
Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi yaitu kemampuan seseorang yang
meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja
nyata yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005, pengertian kompetensi guru adalah kebulatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Mulyasa berpendapat bahwa kompetensi guru merupakan perpaduan antara
kemampuan personalia, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang membentuk
kompetensi standar profesi guru, yang mencangkup penguasaan materi, pemahaman
terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalitas. Kompetensi guru lebih merujuk pada kemampuan guru untuk mengajar
dan mendidik sehingga menghasilkan perubahan perilaku belajar dari peserta didik.
Kemampuan guru yang dimaksud adalah tidak hanya dari segi pengetahuan saja tetapi
juga dari segi kepribadian, sosial dan profesional sebagai guru.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kempuan kepribadian yang mantab, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi para peserta didik.
Kompetensi kepribadian guru dapat berupa aspek sebagai beriku:
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia, mencakup: (a) menghargai peserta didik tanpa
membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan
gender; dan (b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan
sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia
yang beragam.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat, mencakup: (a) berperilaku jujur, tegas, dan
manusiawi; (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia;
dan (c) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota
masyarakat di sekitarnya.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, mencakup: (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan
stabil; dan (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan
berwibawa.
4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri, mencakup: (a) menunjukkan etos kerja dan
tanggung jawab yang tinggi; (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri
sendiri; dan (c) bekerja mandiri secara profesional.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, mencakup: (a) memahami kode
etik profesi guru; (b) menerapkan kode etik profesi guru; dan (c) berperilaku
sesuai dengan kode etik guru.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkan seorang guru dapat membimbing
peserta didik yang meliputi:
a. konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang
menaungi/koheren dengan materi ajar;
b. materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
c. hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
d. penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan
e. kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar (Mulyasa, 2007: 173). Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP
tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:
a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
b. Menggunakan tekhnologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
dan orang tua/wali peserta didik.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
2.3 Pengembangan Kompetensi Guru
3.1 Kesimpulan
Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan
peran pendidik yang profesional. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik
merupakan jabatan profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus
berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang
berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional,
nasional maupun internasional.
3.2 Saran
Sebagai seorang pendidik, harus memiliki standar kompetensi guru. Kompetensi
tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun
sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru.