LP CHF Al-Ihsan
LP CHF Al-Ihsan
LP CHF Al-Ihsan
Disusun Oleh :
RIKI HANAFI
(KHGD22056)
Bila cadangan jantung untuk berespons terhadap stres tidak adekuat dalam
memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, maka jantung gagal untuk melakukan
tugasnya sebagai pompa dan akibatnya terjadi gagal jantung. Demikian juga, pada
tingkat awal, disfungsi komponen pompa secara nyata dapat mengakibatkan gagal
jantung. Jika cadangan jantung normal mengalami kepayahan dan kegagalan,
respon fisiologis tertentu pada penurunan curah jantung adalah penting. Semua
respon ini menunjukkan upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi organ vital
tetap normal. Terdapat empat mekanisme respons primer terhadap gagal jantung
meliputi:
F. Komplikasi CHF
a. Non Farmakologis
1) CHF Kronik
a) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan
menurunkan konsumsi oksigen melaui istirahat atau pembatasan
aktivitas.
b) Diet pembatasan natrium (< 4 gr/hari) untuk menurunkan edema.
c) Menghentikan obat-obatanyang memperparah seperti NSAIDs
karena efek prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air
dan natrium.
d) Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari).
e) Olahraga secara teratur.
2) CHF Akut
a) Oksigenasi (ventilasi mekanik)
b) Pembatasan cairan (< 1,5 liter/hari).
b. Farmakologis
Tujuan: untuk mengurangi afterload dan preload
1) First line drugs; diuretic
Tujuan: mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan
menguirangi kongesti pulmonal pada disfungsi diastolic.
Obatnya adalah: thiazide dieuretics untuk CHF sedang, loop
diuretic, metolazon (kombinasi dari loop diuretic untuk
meningkatkan pengeluaran cairan), Kalium-Sparing diuretic.
2) Secon Line Drugs; ACE inhibitor
Tujuan: membantu meningkatkan COP dan menurunkan kerja
jantung.
Obatnya adalah:
a) Digoxin: meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak di gunakan
untuk kegagalan diastolic yang mana dibutuhkan pengembangan
ventrikel untuk relaksasi
b) Hidralazin: menurunkan afterload pada disfungsi sistolik.
c) Isobarbide dinitrat: mengurangi preloaddan afterload untuk
disfungsi sistolik, hindari vasodilator pada disfungsi sistolik.
d) Calsium channel bloker: untuk kegagalan diastolic, meningkatkan
relaksasi dan pengisian dan pengisian ventrikel (jangan dipakai
pada CHF kronik).
e) Beta Blocker: sering dikontraindikasikan karena menekan respon
miokard. Digunakan pada disfungsi diastolic untuk mengurangi
HR, mencegah iskemi miocard, menurunkan TD, hipertopi
ventrikel kiri.
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah proses melakukan pemeriksaan/
penyelidikan yang dilakukan perawat untuk mempelajari keadaan pasien
sebagai langkah awal yang akan dijadikan data pengambilan keputusan
klinik keperawatan (Rohman dan Walid, 2019)
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data menurut Padila (2012) dan Aspiani (2015) yaitu
mengumpulkan informasi yang sitematis tentang klien, dikumpulkan
dari klien, keluarga, orang terdekat, masyarakat, grafik, rekam medis,
hasil pemeriksaan diagnistic, perawatan lain dan keputusan
1) Biodata
Pada umumnya gagal jantung dapat dialami oleh setiap orang
dari berbagai usia, misalnya neonatus, orang dewasa, usia
pertengahan dan lanjut usia (Padila, 2012).
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Keluhan utama pada pasien dengan gagal jantung yaitu:
sesak saat bekerja, dispnea nokturnal paroksimal, ortopnea,
lelah, pusing, nyeri dada, bengkak pada kaki, nafsu makan
menurun, nausea, distensi abdomen, urine menurun.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Umumnya pendekatan riwayat kesehatan sekarang
menggunakan pendekatan PQRS (Paliative/Provokatif-
Quality-Region-Skala-Time)
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada umumnya klien mempunyai riwayat infark
miokard akut (IMA), penyakit jantung koroner, tekanan darah
tinggi, diabetes militus.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Data keluarga dikumpulkan dengan pertanyaan apakah
dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit yang sama
dan apakah ada penyakit keturunan seperti asma, hipertensi,
DM dan lain-lain.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem kardiovaskuler
Denyut jantung meningkat indikasi tekanan vena porta sistemik
meningkat, peningkatan frekuensi jantung (takikardi),
hipertensi, suara jantung dengan S1, S2 menurun, kontraksi
miokard menurun, S3 meningkat, volume sisa meningkat,
murmur kadang juga terjadi, bunyi S3 gallop, peningkatan vena
juguralis, distrimia, fibrilasi atrial, nyeri dada.
b) Sistem pernapasan
Pada umumnya klien akan dispnea pada saat istirahat atau saat
beraktivitas, respirasi meningkat, suara paru menurun, basilar
rates mengakibatkan cairan pada jaringan paru, terdapat ronkhi,
adanya pernafasan cuping hidung, batuk kering, sputum pekat
bercampur darah.
c) Sistem penglihatan
Konjungtiva pucat (anemis), biasanya tidak ada keluhan pada
sistem penglihatan.
d) Sistem pendengaran
Pada fungsi pendengaran klien dengan gangguan gagal jantung
tidak ditemukan masalah.
e) Sistem gastrointestinal
Nafsu makan menurun, mual, muntah, nausea, distensi
abdomen, pembesaran hepar (hepatomegali), diare.
f) Sistem genitaunaria
Penurunan volume urine, urine berwarna pekat, nokturia
(berkemih pada malam hari).
g) Sistem neurosensorik
Latergi, pusing, pingsan, kesakitan, bingung, disorientasi.
h) Sistem integumen
Kulit bersisik, CRT >2 detik, warna kulit kebiruan/sianosis,
pucat, perubahan pada kulit/determitas.
i) Sistem muskuloskeletal
Klien dengan gagal jantung akan mengalami edema pada
anggota gerak terutama pada kaki.
4) Aktivitas sehari-hari
Klien dengan gagal jantung biasanya terdapat kelelahan,
insomnia, latergi, kurang istirahat, sakit dada, dipsnea pada saat
istirahat atau saat beraktivitas.
5) Pengkajian psikologis
Klien dengan gagal jantung akan mengalami perubahan status
mental seperti cemas, ketakutan, gelisah, marah, stress
berhubungan dengan penyakitnya, dan juga stress akibat finansial
untuk pengobatan (Aspiani, 2015).
Pemeriksaan Fisik
a. Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan,
toleransiaktivitas, nadi perifer, displace lateral PMI/ iktus kordis,
tekanan darah, meanarterial presure, bunyi jantung, denyut jantung,
pulsus alternans, Gallop’s, murmur.
b. Respirasi: dispnea, orthopnea, suara nafas tambahan (ronkhi,rales,wh
eezing)
c. Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular
refluks.
d. Evaluasi faktor stress: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/
takut yangkronis
e. Palpasi abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites
f. Konjungtiva pucat, sklera ikterik
g. Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin,
A. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a) Penurunan curah jantung
b) Intoleransi aktivitas
c) Hipervolemia
d) Gangguan pertukaran gas
e) Nyeri akut
f) Perfusi perifer tidak efektif
g) Ansietas
h) Deficit nutrisi
i) Gangguan integritas kulit
j) Pola nafas tidak efektif
B. Perencanaan Keperawatan