Konsep Diri

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Vol. 3, No.

6, November 2020
p-ISSN 2614-4131
e-ISSN 2614-4123 FOKUS

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII A


Di SMPN 3 BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

Sari Dharsany1, Wikanengsih2, Ecep Supriatna3


1
sadhar1079@gmail.com, 2wikanengsih@ikipsiliwangi.ac.id,3ecepsupriatna@ikipsiliwangi.ac.id

Program Studi Bimbingan dan Konseling


IKIP Siliwangi

Abstract
The purpose of this study was to determine the self-concept profile of class VIII students so that it
could be seen the number of students who had a positive self-concept and the number of students
who had a negative self-concept. Self-concept is a relationship between attitudes and beliefs about
ourselves. Self-concept is an ongoing process along with individual growth and development. The
method used in this research is descriptive quantitative method. The research sample was 32
students of class VIII A SMPN 3 Baleendah. The technique of collecting data is by distributing
self-concept questionnaires. Based on the results of distributing self-concept questionnaires, it can
be concluded that students who have a positive self-concept are in the low category of 4 people, 24
people in the medium category and 4 people in the high category.
Keywords: : Self-concept, students, developmental tasks

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil konsep diri siswa kelas VIII sehingga
dapat diketahui jumlah siswa yang memiliki konsep diri positif dan jumlah siswa yang memiliki
konsep diri negatif. Konsep diri merupakan hubungan dari sikap dan juga keyakinan akan diri kita
sendiri Konsep diri merupakan proses yang berkelanjutan seiring pertumbuhan dan
perkembangan individu Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif
deskriptif. Sampel penelitiannya adalah siswa kelas VIII A SMPN 3 Baleendah sebanyak 32 siswa.
Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara penyebaran angket konsep diri. Berdasarkan hasil
penyebaran angket konsep diri dapat diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang memiliki konsep diri
positif kategori rendah 4 orang, kategori sedang 24 orang dan kategori tinggi 4 orang.
Kata Kunci: Konsep diri, peserta didik, tugas perkembangan

PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak – kanak
dengan masa dewasa yang melibatkan perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional
yang dimulai dari rentang usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada usia sekitar 18 hingga
22 tahun (Santrock,2012). Masa remaja melingkupi periode atau masa bertumbuhnya

202
203 Dharsany-1, Wikanengsih-2 & Supriatna-3, Profil Konsep Diri Peserta Didik
Kelas VIII A di SMPN 3 Baleendah Kabupaten Bandung

seseorang dalam masa transisi dari masa kanak – kanak hingga masa dewasa. Secara kasarnya,
masa remaja dapat ditinjau sejak mulainya seseorang menunjukan tanda – tanda pubertas dan
berlanjut hingga dicapainya kematangan seksual, telah dicapai tinggi badan secara maksimum
dan pertumbuhan mentalnya secara penuh yang dapat diramalkan melalui pengukuran tes – tes
intelegensia (Brook dalam Mappiare,2000).
Ditinjau dari perkembangan kognitif, masa remaja sudah mencapai tahap operasi
formal yaitu lebih bersifat hipotesis dan abstrak serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan
masalah daripada berfikir konkret. Juga remaja secara mental telah dapat berfikir logis tentang
berbagai gagasan yang abstrak (Piaget dalam Yusuf, 2017). Proses pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaannya mulai dari usai 12 – 20 tahun dan pada usia 16 tahun, berat otak sudah
menyamai orang dewasa (Sigelman & Shaffer dalam Yusuf, 2017).
Menurut Hurlock (2012), fase remaja awal tepatnya usia empat belas tahun seringkali
mudah marah, mudah terangsang dan emosinya cenderung meledak serta tidak berusaha
mengendalikan perasaannya. Pada masa remaja awal terjadi perubahan fisik yang significant
baik untuk perempuan maupun laki-laki yang disertai dengan perubahan psikologis.
Perubahan psikologis ditandai dengan beberapa keadaan diantaranya mulai tertarik pada
lawan jenis, emosi yang kurang stabil, munculnya krisis percaya diri, mudah terpengaruh
lingkungan dan timbulnya harapan atau cita-cita yang tidak realistik atau kadang berubah-ubah.
Untuk menanggapi hal tersebut maka pada masa remaja awal perlu mengenal tentang konsep
diri (Putro,2017).
Burns (1993) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan hubungan dari sikap dan
juga keyakinan akan diri kita sendiri Menurut Brooks (dalam Rahkmat, 2011) konsep diri
adalah pandangan dan perasaan individu tentang diri nya baik yang bersifat psikologis, sosial
maupun fisik . Konsep diri merupakan proses yang berkelanjutan seiring pertumbuhan dan
perkembangan individu. Pentingnya mempelajari konsep diri adalah agar individu mampu
mendeskripsikan dirinya sendiri, mengenal dan memahami dirinya dengan baik sehingga
mampu bertindak sesuai dengan pengetahuan dan pandangannya sendiri maka tercipta konsep
diri positif. konsep diri sebagai cara seseorang dalam memandang dirinya untuk memahami
diri dan orang lain (Salam, 2018)
FOKUS Volume 3, No. 6, November 2020 204

Menurut Brook dan Emmert (dalam Rakhmat,2011) ada beberapa tanda orang yang
memiliki konsep diri negatif diantaranya peka pada kritik, responsif sekali terhadap pujian,
tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan kelebihan orang
lain serta pesimis terhadap kompetisi. Jika sikap ini dibiarkan akan menimbulkan kecemasan,
cenderung merasa tidak disenangi orang lain dan bersikap stress hingga depresi. Rakhmat
(2011) menyatakan bahwa konsep diri mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
perilaku individu yaitu individu akan bertingkah laku sesuai dengan konsep diri yang dimiliki.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal karena
setiap individu bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya.
Studi pendahuluan di kelas VIII Tahun Ajaran 2020 - 2021 SMP Negeri di Kabupaten
Bandung yang dilakukan melalui wawancara dengan guru BK, guru walikelas dan observasi,
menunjukkan bahwa ada beberapa siswa cenderung memiliki konsep diri negatif atau belum
mampu meningkatkan konsep diri positif yang ada dalam diri siswa. Hal ini dapat dilihat dari
perilaku siswa yaitu pesimis terhadap kompetisi, siswa merasa ragu dan takut pada saat harus
tampil di depan kelas baik untuk presentasi maupun menjawab soal padahal tidak jarang
jawaban mereka sudah tepat dan jika aktivitas diluar kelas terlihat bahwa sebenarnya mereka
memiliki komunikasi yang baik. Selain itu konsep diri positif yang belum berkembang adalah
cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain terlihat dari adanya kelompok-kelompok
kecil di dalam kelas. Tetapi terdapat juga beberapa siswa yang dulu waktu kelas tujuh nya di
semester satu tidak unggul, pada saat semester dua prestasi akademik nya meningkat disertai
dengan percaya diri yang meningkat pula, yaitu siswa aktif dalam presentasi didepan kelas.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
deskriptif. Penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan
kejadian yang terjadi secara factual, sistematis dan akurat. Pada penelitian ini penulis berusaha
mendeskripsikan peristiwa yang menjadi pusat penelitian tanpa memberikan perlakuan khusus
terhadap peristiwa tersebut.
Teknik pengambilan data pada sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penyebaran angket yang berisi beberapa item pertanyaan tentang persepsi terhadap masalah
penelitian.. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A di SMPN 3 Baleendah yang
berjumlah 32 orang dengan jenis kelamin laki – laki dan perempuan.
205 Dharsany-1, Wikanengsih-2 & Supriatna-3, Profil Konsep Diri Peserta Didik
Kelas VIII A di SMPN 3 Baleendah Kabupaten Bandung

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Berdasarkan penyebaran angket konsep diri kepada 32 siswa didapatkan hasil siswa
yang memiliki konsep diri positif kategori rendah 4 orang, kategori sedang 24 orang dan
kategori tinggi 4 orang.

Tabel 1. Profil konsep diri siswa kelas VIII


No Kategori Jumlah siswa (orang) Persentase (%)
1. Rendah 4 13
2. Sedang 24 75
3. Tinggi 4 12

30
jumlah siswa (orang)

25
20
15
10
5
0
1 1 = rendah, 2 = sedang dan
kategori 2 3 = tinggi 3

Diagram 1. Kategori konsep diri siswa kelas VIII

Aspek konsep diri yang diteliti meliputi aspek fisik dengan indikator diri individu
terhadap segala sesuatu yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri, aspek psikologis
dengan indikator pikiran, perasaan dan sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya dan aspek
sosial dengan indikator bagaimana perasaan individu dalam lingkup peran sosialnya dan
penilaian terhadap peran tersebut.
Berdasarkan hasil dari penyebaran angket, Sebagian besar score rendahnya adalah
aspek fisik. Hal ini dikarenakan pada masa remaja awal terjadi perubahan fisik baik untuk
perempuan maupun laki – laki yang disertai dengan perubahan psikologis. Perubahan
psikologis tersebut diantaranya mulai tertarik lawan jenis, munculnya pubertas dan mulai krisis
percaya diri. sehingga mereka sangat sensirif dengan penampilan mereka.
FOKUS Volume 3, No. 6, November 2020 206

Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil konsep diri siswa kelas VIII A di SMPN
3 Baleendah di Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil penyebaran angket konsep diri
didapatkan hasil bahwa siswa yang memiliki konsep diri positif kategori rendah sebanyak 4
orang, kategori sedang sebanyak 24 orang dan kategori tinggi sebanyak 4 orang.
Hasil tersebut menunjukan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII A sebanyak 28 orang
(kategori sedang dan tinggi) sudah mampu mendeskripsikan dirinya sendiri, mengenal dan
memahami dirinya dengan baik sehingga mampu bertindak sesuai dengan pengetahuan dan
pandangannya sendiri. Hal ini ditunjukan dengan banyak siswa yang mendapatkan score 4
pada soal angket yang favourable. Salah satu contohnya adalah mampu mengatasi kesulitan
yang dihadapi. Juga berdasarkan studi pendahuluan yaitu melakukan wawancara dengan guru
BK dan walikelas yaitu beberapa siswa yang dulu waktu kelas tujuh nya di semester satu tidak
unggul, pada saat semester dua prestasi akademik nya meningkat disertai dengan percaya diri
yang meningkat pula, yaitu siswa aktif dalam presentasi didepan kelas.
Di kelas VIII A juga terdapat siswa yang termasuk kategori konsep diri postif rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa siswa cenderung memiliki konsep diri negatif atau
belum mampu meningkatkan konsep diri positif yang ada dalam diri siswa tersebut. Hal ini
dapat dilihat dari perilaku siswa yaitu pesimis terhadap kompetisi, siswa merasa ragu dan takut
pada saat harus tampil di depan kelas baik untuk presentasi maupun menjawab soal padahal
tidak jarang jawaban mereka sudah tepat dan jika aktivitas diluar kelas terlihat bahwa
sebenarnya mereka memiliki komunikasi yang baik.

SIMPULAN
Konsep diri merupakan hubungan dari sikap dan juga keyakinan akan diri kita sendiri
Konsep diri merupakan proses yang berkelanjutan seiring pertumbuhan dan perkembangan
individu. Siswa yang memiliki konsep diri positif yaitu individu mampu menerima dirinya
sendiri sehingga terlihat percaya diri, lebih optimis terhadap sesuatu yang dihadapinya,
menghargai diri sendiri dan mampu menempatkan dirinya pada berbagai kondisi sehingga
keberadaannya dapat diterima oleh orang lain. Siswa yang memiliki konsep diri negatif
diantaranya peka pada kritik, responsif sekali terhadap pujian, tidak pandai dan tidak sanggup
mengungkapkan penghargaan atau pengakuan kelebihan orang lain serta pesimis terhadap
kompetisi.
207 Dharsany-1, Wikanengsih-2 & Supriatna-3, Profil Konsep Diri Peserta Didik
Kelas VIII A di SMPN 3 Baleendah Kabupaten Bandung

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai profil konsep diri siswa kelas
VIII A di SMPN 3 Baleendah di Kabupaten Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari jumlah siswa 32 orang, terdapat siswa dengan konsep diri positif kategori rendah
sebanyak 4 orang, kategori sedang 24 orang dan kategori tinggi 4 orang,
2. Yang termasuk kategori sedang dan tinggi, ditandai dengan siswa sudah mampu
mendeskripsikan dirinya sendiri, mengenal dan memahami dirinya dengan baik sehingga
mampu bertindak sesuai dengan pengetahuan dan pandangannya sendiri dan
3. Yang termasuk kategori rendah, ditandai dengan siswa cenderung kurang percaya diri
terhadap apa yang menjadi potensi dirinya sehingga memiliki konsep diri negatif atau belum
mampu meningkatkan konsep diri positif yang ada dalam diri siswa tersebut.

REFERENSI
Burns, R.B. (1993). Konsep Diri (Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku). Jakarta:
PT Arcan.
Haryati,A., Utaminingsih,D., Yusmansyah, (2013). Meningkatkan Konsep Diri Positif Dalam
Belajar Dengan Menggunakan Teknik Role Playing Pada Siswa Kelas XI di SMA
Negeri 1 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahum Pelajaran 2012/2013. Laporan
Penelitian. Universitas Lampung. Tidak diterbitkan.
Hurlock, E.B (2012). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan.Jakarta: PT Erlangga.
Penalaran, LPM, UNM. (2018). “Penelitian Deskriptif Kuantitatif”. [Online]. Tersedis di
:https://penalaran-unm.org/deskriptif-kuantitatif/ (21 Juli 2020)

Putro. Z.K.(2017). “Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja”. [Online].
Tersedia di :https://ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/aplikasia (27 Maret 2020)
Rakhmat, J. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Salam, T. M., & Aulia, V. (2018). Konseling Client Centered Dalam Meningkatkan Konsep
Diri Siswa. FOKUS (Kajian Bimbingan & Konseling dalam Pendidikan), 1(5), 200-
206.
Yusuf, S. (2017). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai