Tugas Kel 2 - Prakonsepsi (Kasus Infertilitas Primer)
Tugas Kel 2 - Prakonsepsi (Kasus Infertilitas Primer)
Tugas Kel 2 - Prakonsepsi (Kasus Infertilitas Primer)
Pembimbing Akademik :
Ruwayda, SST, M.Kes
Di susun oleh:
Kelompok 2
Tri susanti
Hasrita octaliana
Lamtiar nainggolan
Dame lidya nababan
Ade suryani
Nazlah sofiani hutagalung
Lusiatun
Herawati florida
Putri dewi anggraini
Rita zahara
Erni anggraeni
Rawiyah
Novita yuninda
Handaiyani
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat
diselesaikan. Kedua kalinya Sholawat serta Salam semoga tercurahkan pada junjungan
kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju kezaman terang
benderang saat ini.
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb
Pemberdayaan Perempuan di Komunitas yang membahas tentang “Asuhan Kebidanan
Kopherensif Pada Masa PraKonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat Pada Ny.T
33th Tn.D 35 Tahun Dengan Infertilitas Primer Tahun 2022 ”. Semoga Laporan Kasus
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca. Kami sadar bahwa askeb ini masih banyak kekurangan dan jauh
untuk disebut sempurna.
Penulis
DAFTAR ISI
iii
BAB IV PEMBAHASAN
A. Langkah I (Pengkajian Data).......................................................... 54
B. Langkah II (interprestasi data)…………………………………… 57
C. Langkah III (DentefikasiDiagnosadanmasalahPotensial) ................ 59
D. Langkah IV (IdentifikasiTindakanSegeradanatauKolaborasi) ......... 61
F. Langkah VI (Pelaksanaan Asuhan Kebidanan) ................................ 63
G. Langkah VII (Evaluasi)................................................................... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 66
B. Saran .............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ketidakmampuan pasangan untuk hamil setelah satu tahun (wanita berusia di bawah
35 tahun) atau 6 bulan (wanita usia di atas 35 tahun) dengan frekuensi hubungan
Kondisi yang menyebabkan infertilitas dari faktor istri sebesar 65%, faktor suami
20%,kondisi lain lain yang tidak diketahui 15%. Etiologi infertilitas dibagi ke
dalam beberapa kategori yaitu gangguan ovulasi, faktor tuba, endometriosis, faktor
Infertilitas menjadi salah satu gangguan reproduksi yang kadang terjadi. Di mana
Infertilitas merupakan masalah yang di hadapi pasangan suami istri yang telah
suami istri rutin tetapi belum berhasil mendapatkan kehamilan. Infertilitas pada
1
wanita dibedakan atas infertilitas primer dan infertilitas sekunder. (Fauziah, dkk
2020:31)
gizi dan gangguan dari perempuan 30% yang mempunyai masalah pada vagina,
serviks, uterus, kelainan pada tuba, ovarium dan pada peritoneum. gangguan dari
keduanya 30% dan yang tidak di ketahui sekitar 10%. Penyebab seorang wanita dan
pria menjadi infertil juga dapat disebabkan oleh faktor risiko yang meningkat yaitu
gaya hidup yang tidak terkontrol yang diterapkan sejak usia remaja. Faktor-faktor
tersebut adalah usia, kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, stress, diet yang
menular seksual, keadaan lingkungan yang buruk (polusi udara dan air), juga
banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih
hidup. Menurut sensus penduduk terdapat (12%) baik di desa maupun di kota atau
sekitar 3 juta pasangan infertil tersebar di seluruh Indonesia, dari Jumlah tersebut
terdapat perempuan infertil 15% pada Usia 30-34 , 30 % pada usia 35-39, dan 64 %
pada usia 40-44 tahun. Berdasarkan jenis infertilitas dari 215 pasangan yang infertil
terdapat 172 kasus (80 %) pasangan yang mengalami infertilitas primer dan 43
2
kasus (20 %) pasangan yang mengalami infertilitas sekunder. (Ribka, Flora
2020:244)
sedih, cemas, stres pada saat menjalani intervensi medis untuk memperoleh anak
atau selama mengikuti program kehamilan. Perasaan tertekan atau stres yang
stress. Tingkat stres yang tinggi memiliki kaitan dengan lamanya waktu untuk
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Aquindo Coresy.
2020:38) Subjek dalam penelitian ini merupakan istri yang mengalami infertilitas.
Apabila dilihat berdasarkan usia, sebagian besar subjek dalam penelitian ini berusia
sebagian besar subjek dalam penelitian ini mengalami infertilitas primer, dengan
persentase sebesar 70%. Apabila dilihat berdasarkan usia pernikahan sebagian besar
subjek berada pada usia pernikahan 3 tahun dengan persentase sebesar 33,3%.
Penelitian ini juga di perkuat dengan hasil penelitian dari (Susilawati, Dewi.
2019:4) penyebab lain dari infertilitas adalah obesitas. Dalam 10 tahun terakhir ini,
yang signifikan. Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa diseluruh dunia mengalami berat
obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami
3
prevalensi obesitas juga menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan.
nasional obesitas umum pada penduduk berusia >15 tahun adalah 10,3% terdiri dari
kepada berbagai aspek kehidupan seseorang. Sangat manusiawi dan normal bila
diri dan citra diri. Pasangan yang mengalami infertilitas akan timbul perasaan sedih,
depresi atau putus asa. Memiliki anak penting bagi semua masyarakat di dunia dan
perkawinan merupakan salah satu sarana untuk mendapat keturunan. Pada beberapa
pasangan, impian untuk memiliki keturunan bukanlah sesuatu yang mudah untuk
diwujudkan. Memiliki anak yang baik dapat merupakan kebanggan tersendiri dan
secara ekonomi juga dianggap menguntungkan sebagai investasi di masa tua. Anak
ikatan keluarga menjadi kokoh tidak mudah goyah, anak merupakan sumber
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dumusan masalah dalam kasus ini adalah
bagaimana: “Asuhan Kebidanan Kopherensif Pada Masa PraKonsepsi dan Perencanaan
Kehamilan Sehat Pada Ny.T 33th Tn.D 35 Tahun Dengan Infertilitas Primer Tahun 2022 ”?
4
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Primer
5
e. Mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh pada kasus Asuhan
D. Manfaat
1. Penulis
komprehensif pada masa pra konsepsi dan perencanaan kehamilan sehat pada
2. Institusi Pendidikan
ilmu dalam penerapan asuhan kebidanan komprehensif pada masa pra konsepsi
6
3. Lahan Praktek
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu
jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan,
(Nurul, 2013:20).
serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga
8
saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat
(Kemenkes, 2020:18).
harus dilaksanakan sebelum terjadinya konsepsi atau pada masa kehamilan dini
Masa subur adalah suatu masa dalam siklus mentruasi perempuan dimana
terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan
(Retnaningtyas, 2020:1)
menjadi hamil dan melahirkan anak hidup dari pasangan pria (suami) yang
menstruasi perempuan di mana terdapat sel ovum yang siap dibuah, sehingga
terjadi kehamilan. Masa subur merupakan rentang waktu pada wanita yang
terjadi “sebulan sekali”. (Masa subur terjadi pada hari ke-14 sebelum
9
siklus terpanjang dikurangi 11 dan siklus terpendek dikurangi 18. (Indriarti,
dkk, 2013:50).
diantaranya :
pada wanita.
b. Puncak masa subur biasanya terjadi pada 13 hari setelah hari pertama haid,
sedangkan masa subur biasa akan terjadi kurang lebih tiga hari sebelum
Pada masa subur, cairan ini bertekstur lengket dan kental. Perubahan
0,5 0C), maka cukup sulit mengamati kenaikan masa subur hanya dengan
10
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan pasangan usia subur
a. Umur
dan persalinan adalah 20-35 tahun. Rentang usia risiko tinggi adalah <20
tahun dan ≥ 35 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun secara fisik
dan mental ibu belum kuat yang memungkinkan berisiko lebih besar
tahun.
umur dan akan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Setelah usia 25
11
dan fragmentai DNA telah mengami penurunan kualitas sehingga
b. Frekuensi sanggama
pada saat ovulasi. Dalam keadaan normal sel spermatozoa masih hidup
selama 1-3 hari dalam organ reproduksi wanita, sehingga fertilisasi masih
mungkin jika ovulasi terjadi sekitar 1-3 hari sesudah koitus berlangsung.
Sedangkan ovum seorang wanita umurnya lebih pendek lagi yaitu lx24
besar bisa terjadi pembuahan. Hal ini berarti walaupun suami istri
istri yang hanya terjadi satu kali dalam sebulan, maka tidak akan terjadi
c. Lama berusaha
hamil dalam satu bulan pertama, 57,0% dalam tiga bulan pertama, 72.1%
dalam enam bulan pertama, 85,4% dalam 12 bulan pertama, dan 93,4%
terjadi kehamilan.
12
3. Persiapan kehamilan
sehat diantaranya:
a. Pemeriksaan kesehatan
calon ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan
dalam seminggu selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin. Manfaat
badan.
wanita yang mengalami kelebihan berat badan serius, tetapi harus disertai
dengan selalu berkonsultasi dengan dokter dan atas rekomendasi ahli gizi.
13
c. Menghentikan kebiasaan buruk
janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan
kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk kaum pria, minum
makanan dan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu cara yang dapat dilakukan
bebas dari zat aditif tersebut dapat memicu terjadinya mutasi genetik pada
dimakan ibu sejak dua mingu sebelumnya. Sehingga calon ibu harus
14
memperhatikan asupan makanan yang mendukung pembentukan janin sehat.
1) Protein
2) Asam folat
cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf
sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam folat yang
hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim mini), asparagus, brokoli, pepaya,
seledri, wortel, buah bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil pun
memenuhi kebutuhan Ibu. Ibu dapat memilih susu untuk ibu hamil yang
rasanya enak untuk mengurangi rasa mual, serta tentu merupakan produk
15
3) Konsumsi berbagai Vitamin
a) Vitamin A
b) Vitamin D
bantuan sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh dari telur,
susu, hati, minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan ikan salmon.
c) Vitamin E
d) Vitamin B6
e) Vitamin C
16
berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas
h) Fosfor
i) Selenium (Se)
17
seksual dan ketidaksuburan. Sumber selenium antara lain adalah
k) Membatasi Kafein
l) Hindari konsumsi
ikan tuna kalengan, tuna beku, kakap putih, bawal hitam, marlin,
18
tongkol, dan hiu. Meski kaya omega 3 dan 6, ikan dari sebagian
tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai
tujuan ini. Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila
untuk mencapai tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah
penting untuk mengambil langkah-langkah agar Ibu dapat hamil sehat dan
persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari berbagai sumber
yang terpercaya.
umumnya sulit hamil. Jadi sangat baik jika calon ibu mulai belajar
yang akan terjadi pada saat kehamilan. Ibu harus mendapat dukungan
19
selama kehamilan dari orang terdekat seperti suami dan keluarga sehingga
a) Perencanaan financial/keuangan
terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan sebagian besar
biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan isteri
pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan persiapkan pula biaya untuk hal-hal
20
Selain itu, jika mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
B. InfertilitasP Primer
1. Pengertian Infertilitas
Infertilitas adalah suatu keadaan dimana pasangan suami istri yang telah
menikah satu tahun atau lebih dan telah melakukan hubungan seksual secara
tahun. Ketidak suburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami
istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual
sebanyak 2-3 kali seminggu dalan kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
dapat hamil secara alami atau tidak dapat menjalani kehamilannya secara utuh.
21
pembuahan dalam waktu 1 tahun setelah melakukan hubungan seksual tanpa
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan fisik
menggunakan formula berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m2).
berat badan lebih sedangkan IMT >19 kg/m2 kriteria berat badan kurang,
22
adanya pertumbuhan rambut abnormal atau pertumbuhan jerawat yang
banyak dan tidak normal pada perempuan seringkali terkait dengan kondisi
3) Pemeriksaan penunjang
Penilaian kadar progesteron pada fase luteal media yang kurang lebih
fase luteal media menjadi tidak memiliki nilai diagnotik yang baik jika
terdapat siklus haid yang tidak normal. Pemeriksaan kadar TSH dan
prolaktin banyak dilakukan jika terdapat indikasi berupa siklus yang tidak
Pemeriksaan kadar LH dan FSH dilakukan pada fase proliferasi awal (hari
adalah beberapa hal yang harus di kaji dan dipertimbangkan pada saat
a. Pasangan Wanita
23
tanpa timbulnya jerawat di wajah dan dada, hot flush. Gangguan nafsu
2) Riwayat Menstruasi
anovulasi)
3) Riwayat Obstetri
24
6) Riwayat Medis Sebelumnya
7) Riwayat Keluarga
b. Pasangan Pria
1) Riwayat Sekarang
dan kafein.
pernikahan.
25
3) Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
4) Riwayat Sebelumnya
5) Riwayat Keluarga
4. Klasifikasi Infertilitas
a. Infertilitas Primer
b. Infertilitas Sekunder
26
kontrasepsi namun tidak terdapat kehamilan setelah berusaha dalam waktu 1
tahun atau lebih, akan tetapi perbedaannya dengan infertilitas primer kondisi
5. Etiologi Infertilitas
infertilitas. Pada wanita, usia reproduktif biasanya terjadi pada usia awal sampai
pertengahan 20-an, namun secara perlahan akan menurun ketika usia 30 tahun
ke atas dan terus menurun secara signifikan pada usia pertengahan hingga akhir
30-an. Selain itu, ada pula faktor-faktor pada wanita seperti gangguan pada tuba
fallopi, uterus, serviks, dan vagina. Serta faktor-faktor infertilitas pada pria
seperti varikokel, kelainan bentuk, jumlah, maupun motilitas sperma. (Ayu, Ida
Dewi. 2020:23-23)
1) Gangguan Hormonal
pituitari yang abnormal karena faktor genetik, tumor atau kanker atau
27
hormonal. Gangguan hormonal inilah yang kemudian menjadi salah
2) Endometriosis
dari jaringan endometrium ini dapat merusak sperma atau sel telur
28
Grade 1 (ringan) yaitu pada grade ini terjadi oklusi tuba proksimal
tanpa adanya fibrosis atau oklusi tuba distal tanpa ada distensi, mukosa
(sedang) yaitu pada grade ini terjadi kerusakan tuba berat unilateral (15-
25%). Grade 3 (berat) yaitu pada grade ini terjadi kerusakan tuba berat
bilateral (60-75%), fibrosis tuba sudah luas, trrjadi distensi tuba >1.5
(2019:15) yait:
29
Luteinizing Hormon (LH). Pria penderita infertilitas dengan gangguan
6. Faktor Penyebab
a. Faktor non-organik
seminggu.
30
infertil tetapi pada lelaki terdapat sebuah laporan bahwa minum alkohol
b. Faktor Organik
1) Dispareunia
melakukan senggama.
2) Vaginismus
kedalam vagina.
3) Vaginitis
sekali.
4) Masalah uterus
31
7. Penatalaksanaan Infertilitas
b) Varikokel : varikokelektomi
f) Stimulasi ovulasi
jenis bantuan, tidak sama halnya dengan sterilitas atau kemandulan.3 Saat ini
Reproduksi Berbantu (TRB). Salah satu jenis TRB yang memiliki angka
keberhasilan cukup tinggi yaitu In Vitro Fertilization (IVF) atau yang lebih
secara langsung dari calon ibu untuk dilakukan pembuahan oleh sperma di
laboratorium dan apabila pembuahan telah terjadi akan terbentuk embrio yang
32
akan dikembalikan ke dalam rahim ibu. Teknologi IVF dalam beberapa dekade
terakhir telah terbukti menjadi pilihan terpercaya sebagai terapi untuk mengatasi
empat juta anak. Prosedur IVF biasanya diikuti dengan tambahan teknologi ICSI
Injection sangat membantu apabila pada pasien didapatkan kualitas sperma yang
lainnya seperti ICSI, riwayat kehamilan, keguguran, ataupun siklus IVF. Oleh
karena itu, hasil dari prosedur IVF tidak selalu sama pada setiap siklus, karena
yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian
33
2. Tahapan dalam manajemen kebidanan menurut Helen Varney
dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Tahapan
dalam proses manajemen asuhan kebidanan ada 7 langkah menurut (Gusti Nella,
2019:74)yaitu :
a. Pengkajian
menilai keadaan klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan
klien, pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu dan
diidentifikasi oleh bidan yang berfokus pada apa yang dialami oleh klien.
34
d. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data
baru segera dinilai. Data yang muncul dapat menggambarkan suatu keadaan
serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi meliputi
tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan dengan
relevan dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus
oleh bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota tim
35
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Menurut (Gusti Nella, 2019:75), alur berfikir bidan saat menghadapi klien
meliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
pemeriksaan laboratorium.
c. Assesmen/Diagnosa
ibu.
d. Planning/Perencanaan
pasien/klien.
36
D. Evidence Based Midwifery
saat yang sama mencari dan menerapkan informasi yang paling berguna
penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru
(Jayanti, 2020:20).
cikal bakal atau merupakan kondisi utama terbentuknya bidan professional yang
pengetahuan serta pemahaman yang bertahap terhadap kasus nyata yang terjadi
based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi angka kematian ibu
37
hamil dan risiko-risiko yang dialami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta
Temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dan peredaran hanya dalam
Sumber EBM dapat diperoleh melalui bukti publikasi jurnal dari internet
internet yang ada dapat diakses, ada yang harus dibayar namun banyak pula
38
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENDOKUMENTASIAN
A. Identitas Pasien
1. Biodata
ISTRI SUAMI
Pendidikan : SMA S1
No.Telp/ Hp :- -
Penanggung Jawab
Nama :- Pekerjaan :-
Umur :- Alamat :-
c. Riwayat Menstruasi :
1) Menarche : 14 Tahun
3) Konsistensi : Cair
d. Riwayat Perkwinan
2) Lamanya : 2 tahun
1 -
2
3
4
5
40
f. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) G : - P :- A:- H :-
6) Gerakan janin
7) Tanda Bahaya
8) Keluhan
✓ TT SD Tanggal : Ada
41
✓ TT Caten Tanggal : Ada
kapan)
Tidak ada
Hamil kembar
Komplikasi/masalah :-
42
k. Pola Makan/minum
l. Pola Eliminasi
m. Pola Istirahat
n. Pola Seksualitas
Frekuensi : 1x/minggu
m. Riwayat Psikososial
Alasan :
43
Masalah Psikososial :
Kekerasan RT Fisik
n. Perilaku Kesehatan :
Lain-lain : -
Membawa tumbuh-tumbuhan
3. Pemeriksaan Fisik
b. Kesadaran : Composmentis
Scolios √ Normal
d. Tanda-tanda Vital
1) TD : 100/70 mmHg
2) Nadi : 80 x/i
3) RR : 20 x/i
4) Suhu : 36 oC
TB : 168 cm
44
BB sekarang : 83 kg
LILA : 29 cm
e. Kepala
1) Keadaan Rambut
• Kebersihan : Bersih
f. Mata
3) Penglihatan : Jelas
g. Muka
3) Lidah : Bersih
i. Telinga
45
2) Alat bantu dengar : Tidak ada
j. Leher
k. Payudara
1) Pembesaran : Simetris
l. Abdomen
Mass
Suprapubis tenderness
10) Auskultasi
46
• Frekuensi : Tidak ada
11) Ekstremitas
• Akral : Normal
4. Pemeriksaan Penunjang
e. Ro : Tidak ada
47
B. Interprestasi Data
Pasangan usia subur Ny. T Usia 33 tahun dan Tn. D Usia 35 Tahun
Tidak ada
Tidak Ada
10. Pemberian obat dan vitamin Suami Biosan dan Oligocare dan Istri Folic Acid
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien bahwa secara umum keadaan ibu
laboratorium dalam batas normal dan terdapat tumor adnexa di rahim ibu.
48
membuat psikologis pasangan tenang dan tidak khawatir sehingga
keadaannya tetap dalam keadaan baik. Tumor adnexa tidak bergejala dapat
terdapat di tuba falopi dan mengganggu jalannya sperma bertemu sel telur,
akan mengakibatkan pembuahan sulit terjadi. Tetapi ibu tidak perlu khawatir
2. Menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan suami dan istri serta
bahaya dari kandungan zat-zat adiktif dan karsinogenik dari rokok yang dapat
untuk menjaga tingkat keasaman normal vagina dan tidak perlu menggunakan
daerah kewanitaan dimana organ wanita yang bersih dan sehat dapat
49
berbagai penyakit yang masuk di area kewanitaan, pemakaian sabun
vagina atau yang biasa disebut vagina flora dan penggunaan pantyliner tidak
didesain untuk menyerap dan mengalirkan udara seperti yang dilakukan oleh
celana dalam.
Rasionalisasi : Berhubungan suami istri 2-3 x seminggu itu normal untuk bisa
cepat hamil, bagi pasangan yang subur, baik pria dan wanitanya dan tidak
seimbang untuk persiapan kehamilan sehat pada ibu dengan cara mencukupi
protein yaitu telur, daging, ikan, kacang-kacangan, tahu, tempe, asam folat
yaitu dari sayuran hijau, zat besi yaitu telur, hati daging, buah-buahan,
Vitamin A yaitu hati, susu dan lainnya, Vitamin D yaitu ikan, hati dan sinar
matahari pagi, Vitamin E yaitu tauge, gandum dan lain-lain dan Vitamin C
jenis makanan tersebut juga membantu calon ibu mempersiapkan diri dalam
menghadapi kehamilan sehat supaya saat hamil, wanita sudah siap memenuhi
asam folat seperti pada sayuran berwarna hijautua atau minuman susu yang
terdapat kandungan asam folat, meminum suplemen asam folat 0,4 mg dan
50
tablet setiaphari minimal 1 bulansebelummenikah dan tablet fe 1x seminggu
sekali dan setaip hari selama masa haid dan untuk persiapan kehamilan.
mencegah cacat lahir pada bagian otak dan sumsum tulang belakang pada bayi,
Rasionalisasi : Konsumsi mananan instant selain nilai gizi yang kurang dan
terlalu sering dan berlebihan, kerena bagi para calon ibu hamil asupan nutrisi
Rasionalisasi : IMT ibu 29 kg/m2 atau masuk katagori obesitas >27,0 atau
kelebihan BB tingkat berat. Wanita yang memiliki berat badan berlebih atau
justru kurang dari normal cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk
hamil. Berat badan ideal dan kadar lemak yang berimbang diperlukan untuk
melalui kadar hormon. Hormon memiliki peran penting pada semua proses sel
51
telur, pembuahan sel sperma, hingga perkembangan hasil pembuahan menjadi
janin di rahim.
10. Pemberian obat dan vitamin Suami Biosan dan Oligocare dan Istri Folic Acid
Rasionalisasi : Vitamin untuk suami yaitu Biosan tablet merupakan herbal yang
Vitamin untuk istri yaitu Folic Acid merupakan suplemen yang digunakan pada
dan Ovacere adalah nutrisi yang mengandung asam amino, vitamin, dan
F. Evaluasi
3. Klien mengerti dan bersedia melakukan yang di sampaikan bidan untuk selalu
4. Klien dan suami mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang di sampaikan
5. Klien dan suami bersedia menjaga pola hidup sehat dengan makan-makan
bergizi seimbang
6. Klien dan suami mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang di sampaikan
7. Klien dan suami mengerti dan bersedia mengurangi makan-makan istan dan
siap saji
52
8. Klien dan suami mengerti penjelasan yang diberiakan
53
FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA
I. Identitas Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 35 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan Perbulan : > 1 juta
Status Pernikahan : (M), usia menikah suami: 33 th, istri: 31 th
Alamat : Desa Sungai Itik, Kec. Sadu
V. Ibu Hamil
1. Apakah ibu saat ini sedang hamil ?
Ya (jika ya lanjut ke pertanyaan no 2 )
Tidak
54
TB : ..… m BB : … Kg BB sebelum hamil : … ….Kg
TD : … …mmHg N : … x/i S : …0C RR : …. x/i
TFU : …. Edema : …… Hb : ….gr% LILA : cm
55
Menu makanan ibu selama hamil :
Nasi putih Hewani
Lauk pauk Nabati
Sayuran Buah
Susu
Makanan selingan lainnya, sebutkan .........
11. Cara pengolahan makanan (sayuran)
Dipotong baru dicuci Dicuci baru dipotong
12. Perubahan pola makanan selama hamil :
Ada, sebutkan: Tidak ada
13. Pemasukan cairan/minuman per hari :
< 8 gelas/hari 8-10 gelas/hari > 10 gelas/hari
14. Apakah ada pantangan makanan selama hamil :
Ada, sebutkan Tidak ada
15. Apakah ibu melakukan senam hamil setelah usia kehamilan 28 minggu?
Ya, dimana Puskesmas Di rumah sendiri
Di rumah bidan
Tidak
16. Apakah ibu melakukan perawatan payudara
Ya Tidak
58
3. Dimana mendapatkan pelayanan KB
Dokter RB Polindes Pustu
BPM Puskemas Dan lain-lain, sebutkan ......
59
Lain-lain
Bila tidak diimunisasi, alasan : ……………
Bila tidak lengkap, alasan : ……………
9. Jika anak ibu perempuan apakah disunat
Ya, oleh siapa :…………… Apanya yang disunat :……………
Tidak, alasan : …………...
60
1. Apakah remaja putri pernah memeriksakan diri untuk kesehatannya
Pernah, dimana : ……….. Dan apa jenis pemeriksaannya : ………….
Tidak pernah, alasan : …………..
2. Apakah remaja putri pernah cek HB
Pernah, kapan : ………. HB: …….gr%
Tidak pernah
3. Kapan mendapat haid pertama
Belum < 10 thn 10-18 thn > 18 thn
4. Jika sedang haid memakai pembalut apa : ……….
Berapa kali ganti pembalut : …… x/hari
Siklus : Teratur/Tidak teratur Lamanya berapa hari : hari
5. Adakah keluhan organ reproduksi eksterna dan interna :
Ada, sebutkan : Tidak ada
6. Pemanfaatan waktu luang :
Membaca Olah raga Pengajian Lain-lain
7. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita remaja putri
Keputihan Dismenore Lain-lain
8. Pernahkan mendapat penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
Pernah, tentang : ……….. Tidak pernah
9. Sebagai remaja putri apakah anda pernah merasa tertekan dengan norma yang berlaku
Ada, sebutkan ……. Tidak ada
10. Pernahkah anda melakukan hubungan seksual sebelum menikah?
Pernah Tidak pernah
11. Pernahkah anda mendengar tentang HIV/AIDS atau penyakit kelamin lainnya?
Pernah, dari mana : ……………. Tidak pernah
12. Bagaimana pendapat anda tentang pernikahan dini
Setuju Tidak setuju Tidak tahu
13. Kegiatan sosial yang pernah diikuti : ………………….
XIII. Kepemilikan
61
1. Jaminan sosial kesehatan : ada
Jenis : BPJS
2. Kegiatan, jaringan sosial yang diikuti : arisan
(khusus tanyakan, arisan, ambulan desa, tabungan ibu bersalin, kumpulan donor darah, dan
sebagainya yang berkaitan)
3. Informasi kesehatan pernah diperoleh dari :
Tahu sendiri
Petugas kesehatan
Media massa, jenis …………………………………………………
4. Kendaraan yang dimiliki dan dapat digunakan sewaktu-waktu :
Sepeda/kendaraan bermotor Lain-lain : (sebutkan) : …………..
Sepeda motor
mobil
XIV. Kebiasaan kesehatan keluarga (tanyakan perilaku kesehatan yang sering dilakukan oleh
keluarga)
1. Gizi
a. Frekuensi makan : 3-4 kali sehari
b. Waktu makan :
Teratur Tidak teratur
c. Porsi makan :
1 piring penuh ½ piring
d. Jenis makanan :
o Makanan pokok : nasi
o Lauk pauk : ayam, ikan, telur
o Sayuran : bayam, kangkung, wortel
o Buah-buahan/selingan : ada Tidak ada
Jika ada sebutkan : jeruk, keripik, roti
e. Cara mengolah makanan :
sayur di potong dulu baru dicuci Sayur dicuci dulu baru dipotong
Alasannya : lebih sehat
f. Variasi menu dalam seminggu :
Ada Tidak ada, alasan : ……….
g. Cara penyajian makanan :
Saji langsung, setelah masak
Sisa kelebihan makanan (dibuang, dipanaskan, langsung makan)
h. Makanan pantangan keluarga :
Ada Tidak ada
62
Jika ada sebutkan : ………..
Alasan : ……………
i. Makanan kesukaan keluarga :
Ada Tidak ada
Jika ada sebutkan : ……..
Alasannya : ………….
BPM Tabulin
Puskesmas Koperasi
63
Posyandu Karang taruna
Posyandu Pengajian
GSI Arisan
XVII. Sarana
1. Pendidikan
PAUD TK SD SMP SLTA
Lapangan volley
Jambi, ……………..2022
NIP : NIM :
64
KUESIONER KERANGKA PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
Nama KK : Tn. D
ASPEK KESEJAHTERAAN
B. AKSES
1. Apakah ibu mengetahui dimana saja tempat pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi setiap saat ?
a. Ya, jelaskan: puskesmas, pustu, polindes, praktik dokter, BPM
b. Tidak, jelaskan ...........................................................
2. Dimanakah ibu memeriksakan kesehatan jika sakit ?
a. Bidan b. Puskesmas c. Rumah Sakit d. Lainnya, sebutkan .......................
4. Apakah tenaga kesehatan, misalnya Bidan desa selalu ada ditempat dan dapat dengan mudah ditemui
oleh Ibu ?
a. Ya, jelaskan : bidan desa selalu siaga
b. Tidak, jelaskan ...........................................
5. Apakah saat mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dilayani dengan baik dan ramah oleh petugas
kesehatan ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah biaya pelayanan kesehatan yang ada di tempat ibu terjangku dengan kondisi keuangan
keluarga ?
66
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah pelayanan KB yang ada cukup lengkap sesuai dengan pilihan Ibu ?
a. Ya, jelaskan ........................................................
b. Tidak, jelaskan ........................
8. Apakah harga kontransepsi yang ada terjangkau oleh kondisi keuangan Ibu ?
a. Ya, jelaskan ........................................
b. Tidak, jelaskan .......................
9. Apakah ibu memiliki jamban keluarga sendiri ?
a. Ya, jelaskan : jamban leher angsa
b. Tidak, mengapa ...................
10. Apakah ibu dan keluarga telah memiliki tempat tinggal/rumah sendiri ?
a. Ya, jelaskan sejak kapan : awal menikah
b. Tidak, jelaskan .............................................
11. Apakah ibu memiliki ruang/kamar tempat istirahat sendiri bersama suami ?
a. Ya
b. Tidak, jelaskan ............................
12. Apakah ibu memiliki tabungan sendiri ?
a. Ya, jelaskan untuk apa .......................................
b. Tidak, jelaskan mengapa : karena sudah memiliki tabungan keluarga
13. Apakah ibu dapat dengan mudah memperoleh pinjaman kredit untuk peningkatan ekonomi dari
pemerintah ?
a. Ya, jelaskan ...................................................
b. Tidak, jelaskan : belum pernah
14. Apakah ibu memiliki kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang disediakan oleh pemerintah
?
a. Ya, jelaskan ...........................................
b. Tidak, jelaskan ......................................
15. Apakah ditempat ibu ada fasilitas sosial yang dapat digunakan untuk tempat berkumpul kaum
perempuan ?
a. Ya, jelaskan : aula kantor camat
b. Tidak jelaskan,..................................
C. KESADARAN KRITIS
1. Apakah ibu mengetahui tentang adanya hak-hak perempuan atau isteri ?
a. Ya, sebutkan contohnya: nafkah menuntut ilmu, hak mengeluarkan pendapat
b. Tidak, jelaskan mengapa .............................................................
2. Apakah ibu tahu tentang hak-hak kesehatan reproduksi ?
67
a. Ya, sebutkan contohnya: mengambil keputusan atas kesehatannya
b. Tidak, jelaskan mengapa .............................................................
3. Apakah ibu masih percaya bahwa kodrat perempuan adalah disekitar sumur, kasur dan dapur ?
a. Ya, jelaskan alasannya ..........................................................
b. Tidak, mengapa : karena kodrat wanita yaitu menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui
4. Apakah ibu percaya bahwa perempuan terbuat dari tulang rusuk laki- laki?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah ibu percaya jika tidak mau melayani suami dalam berhubungan intim akan dikutuk oleh
malaikat sampai subuh ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah ibu percaya untuk menghentikan kehamilan dapat dilakukan dengan minum air tape, minum
sprit, atau melompat-lompat setelah berhubungan suami-isteri ?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah ibu mengetahui bahwa setiap jenis alat KB punya efek samping?
a. Ya, jelaskan salah satu contohnya : menstruasi tidak teratur
b. Tidak, mengapa ..............................................................................
8. Apakah ibu mengetahui kapan waktunya melakukan kontrol terhadap kehamilan ?
a. Ya, jelaskan kapan saatnya .............................................................
b. Tidak, mengapa : belum pernah hamil
9. Apakah ibu masih percaya terhadap mitos-mitos atau pantangan- pantangan yang harus dihindari saat
sedang hamil ?
a. Ya, jelaskan contohnya ...............................
b. Tidak, mengapa belum pernah hamil
10. Apakah ibu masih percaya, jika seorang ibu meninggal karena melahirkan disebut mati sahid ?
a. Ya, jelas mengapa : sering mendengar
b. Tidak, mengapa ........................................
D. PARTISIPASI
1. Apakah ibu selalu diajak berdiskusi oleh suami dalam pengambilan keputusan di keluarga ?
a. Ya, sebutkan contohnya: diskusi sebelum membeli sepeda motor
b. Tidak, mengapa .................................................................
2. Apakah ibu diberikan kesempatan oleh suami untuk mengikuti kegiatan diluar rumah?
a. Ya, alasannya agar tidak bosan dan bisa bergaul
b. Tidak, alasannya ..........................................................
3. Apakah pendapat atau saran ibu selalu diterima atau didengar oleh suami ?
a. Ya,
b. Tidak,
68
4. Apakah ibu memiliki kesempatan untuk memutuskan hamil atau tidak hamil dan jumlah anak dalam
keluarga ?
a. Ya, alasannya: karena ibu berhak mengeluarkan pendapat
b. Tidak, alasannya ..............................................................
5. Apakah ibu selalu dilibatkan dalam kegiatan sosial di masyarakat, seperti PKK, Posyandu ?
a. Ya,
b. Tidak,
6. Apakah ibu selalu diberikan kesempatan untuk mengajukan pendapat atau saran-saran pada setiap
kegiatan di masyarakat ?
a. Ya,
b. Tidak, alasannya ................................................................
7. Apakah ibu mendapatkan kesempatan untuk bertanya pada bidan atau dokter/nakes lainnya saat
memperoleh pelayanan kesehatan ?
a. Ya, contohnya
b. Tidak, alasannya................................................................
8. Apakah bidan atau dokter/nakes lainnya menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan-keluhan
yang ibu sampaikan ?
a. Ya
b. Tidak, alasannya ....................................................................
9. Pernahkah ibu diundang untuk ikut serta membahas kebijakan pembangunan di desa Ibu ?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah ibu mendapatkan kesempatan untuk berpendapat ?
a. Ya,
b. Tidak, alasan ..........................................................
E. KONTROL
1. Apakah ibu memiliki kuasa untuk menentukan keputusan hamil, tidak hamil dan menentukan berapa
jumlah anak yang diinginkan di keluarga ?
a. Ya, alasannya karena ibu memiliki hak berpendapat
b. Tidak, alasannya ..............................
2. Apakah ibu memiliki kuasa untuk menentukan pilihan ber KB atau tidak?
b. Ya, alasannya karena ibu memiliki hak berpendapat
c. Tidak, alasannya ....................................................
3. Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengatur hak-hak kesehatan reproduksi
ibu sendiri ?
a. Ya, alasannya karena ibu memiliki hak berpendapat
b. Tidak, alasannya .........................................................
4. Apakah ibu memiliki kuasa menolak ajakan suami untuk melakukan hubungan intim ketika ibu tidak
siap ?
a. Ya, alasannya karena ibu memiliki hak berpendapat
69
b. Tidak, alasanya..........................................................
5. Apakah ibu memiliki kuasa untuk memilih sendiri pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
ke bidan atau ke dokter ?
a. Ya, alasannya karena ibu memiliki hak berpendapat
b. Tidak, alasannya ..................................................
6. Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengatur pengelolaan penghasilan keluarga ?
a. Ya, alasannya karena ibu yang mengatur keuangan keluarga
b. Tidak, alasannya ........................................................
7. Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengatur penghasilan ibu sendiri ?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah ibu memiliki kuasa untuk mengontrol kebijakan pembangunan di desa ibu yang berkaitan
dengan pemberdayaan perempuan ?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah ibu memiliki kuasa untuk menolak kebijakan pembangunan yang akan merugikan kaum
perempuan ?
a. Ya
b. Tidak
Jambi, 2020
NIP : NIM :
70
BAB IV
PEMBAHASAN
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.Pada langkah ini, bidan
Pada tanggal 9 januari 2022 pukul 09:30 WIB datang ingin program
kehamilan, klien mengatakan sudah 2 tahun menikah tapi belum pernah hamil.
Klien tidak memiliki penaykit dari keluarga sepeti kangker, penyakit hati,
hipertensi, myoma, epilepsi, kelainan bawaan, DM, alergi, penyakit ginjal dan
71
hamil kembar. Dan klien tidak memiliki riwayat yang bergubungan dengan
masalah kesehatan reproduksi seperti Infeksi virus, PMS, myoma, polip servix,
Klien mengatakan makan 3-4 x/hari dan minum 7-8 gelas x/hari, jarang tidur
siang dan tidur malam 6-7 jam perhari, dan pola seksualitas 1x seminggu dan
merokok.
Pada pemeriksaan fisik klien kesadaran composmentis, BB: 83 kg, TB: 168
IMT 29 kg/m2 dan LILA 29 cm. Sikap tubuh normal, keadaan rambut bersih, tidak
kotor dan tidak rontok, keadaan mata sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat
dan penglihatan jelas, keadaan muka hiperpigmrntasi tidak ada dan edema tidak
ada, keadaan mulut dan gigi bibir tidak pecah-pecah, tidak ada kries, lidah bersih
dan stomatitis tidak ada, keadaan telinga kelainan tidak ada alat bantu
pendengaran tidak ada, keadaan leher kelenjer tyroid, getah bening dan jugularis
tidak ada, keadaan payudara, pembesaran simetris, bengkak tidak ada, puting susu
keadaan abdomen bekas luka operasi tidak ada, ekstremitas tidak cacat,
pengeluaran pevulva tidak ada dan pemeriksaan USG terdapat tumor adnexa pada
tuba fallopi.
mencakup tidak teratur atau tidak adanya menstruasi yang disebabkan oleh
72
ketidaksinambungan hormon yang dapat mengganggu ovulasi normal, dan adanya
hambatan pada saluran tuba karena penyakit radang panggul, endometriosis, atau
pertumbuhan janin bagi ibu yang sedang hamil sehingga bayi lahir prematur.
Namun sayangnya, tidak semua pasangan dapat segera memiliki anak setelah
2021:64)
Orangtua yang memiliki anak akan merasa bahagia karena melihat anak
yang beranjak dewasa, anak akan merawat orangtuanya, membentuk anak sesuai
keinginan orangtua, merasa dicintai dan menjadi teman terbaik bagi orangtua. Hal
kebahagiaan, anak melengkapi status pasangan menjadi sebuah keluarga dan anak
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Widiawati, Diah.
sedih, cemas, stres pada saat menjalani intervensi medis untuk memperoleh anak
73
atau selama mengikuti program kehamilan. Perasaan tertekan atau stres yang
stress. Tingkat stres yang tinggi memiliki kaitan dengan lamanya waktu untuk
data subjektif klien ingin program kehamilan dan sudah 2 tahun menikah belum
memiliki kturunanan. Hasil peemeriksaan fisik ibu memiliki IMT di atas >27,0
atau memiki kelebihan BB tingkat berat dan suami merupakan prokok aktif. Hal
ini membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus.
tergolong pada nomen klatur standar diagnosis, sedangkan perihal yang berkaian
klien dan suami ingin program kehamilan dan sudah 2 tahun menikah belum
memiliki kturunanan. Hasil peemeriksaan fisik ibu memiliki IMT di atas >27,0
atau memiki kelebihan BB tingkat berat dan klien mengalami infertilitas primer.
kegemukan (obesitas), atau memiliki lemak tubuh 10-15% dari lemak tubuh
74
normal, maka wanita tersebut akan menderita gangguan pertumbuhan folikel di
ovarium yang terkait dengan sebuah sindrom yaitu sindrom ovarium polikistik
keadaan hiperandogen (kadar androgen yang tinggi) pada ovarium, dengan akibat
sekali. Pada infertilitas, kehamilan masih dapat diupayakan dengan beberapa jenis
bantuan, tidak sama halnya dengan sterilitas atau kemandulan. Saat ini berbagai
Reproduksi Berbantu (TRB). Salah satu jenis TRB yang memiliki angka
keberhasilan cukup tinggi yaitu In Vitro Fertilization (IVF) atau yang lebih
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Susilawati, Dewi.
2019) pada kejadian infertilitas, diketahui bahwa sekitar 61% sebabnya datang
dari istri dan 36% dari pihak suami. Dari istri sebabnya adalah faktor tuba 15%,
ovulasi 21%, endometriosis 8%, vagina, serviks, korpus dan endometrium 8%,
psikogenik 8%, serta tak terjelaskan 15-20%. Sedangkan dari suami istri sebab
cukup rendah, sekitar 2%. Sekitar 10% pasangan usia subur telah menikah
menderita infertilitas primer, 10% lainnya telah mempunyai anak satu atau dua
75
Berdasarkan uraian diatas maka klien dan suami ingin melakukan program
dan perencanaan kehamilan sehat. Masalah yang dialami klien yang itu obesitas
yang merupakan salah satu penyebab terjadinya infertilitas primer pada klien.
Demikian penerapan tinjauan pustaka pada kasus klien dan suami secara garis
besar tampak adanya persamaan antara teori dengan diagnosis actual yang
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
sudah menerima seluruh hal yang terdapat pada dirinya, termasuk kelemahan-
manusia dengan terdapat konflik dalam dirinya atau pada masyarakat, serta
berusaha bekerja dan membenah diri menjadi lebih baik dari sebelumnya
Reaksi-reaksi stres yang dapat timbul seperti reaksi fisik, reaksi emosional,
reaksi kognitif dan interpersonal. Reaksi fisik seperti susah tidur, sakit kepala, dan
tekanan darah naik. Reaksi emosional seperti mudah tersinggung, cemas dan
76
moody. Reaksi kognitif seperti mudah lupa, daya konsentrasi menurun dan pikiran
menjadi kacau. Reaksi interpersonal seperti curiga pada orang lain, menyalahkan
orang lain dan masalah seksual dengan pasangan. Psikologis pada seorang istri
yang tidak memiliki anak. Penelitian ini menyebutkan bahwa stres yang dialami
oleh seorang istri yang tidak memiliki anak diantaranya denyut jantung menjadi
lebih cepat, sedih, suasana hati tidak menentu, pendiam, pola tidur berubah,
murung dan tidak bersemangat, malu dan bingung. Gangguan perasaan seperti
sedih, merasa Tuhan tidak adil, mudah tersinggung, iri, menghindari keramaian,
merasa tidak sempurna dan menyalahkan diri sendiri atau suami. (Aquindo,
Coresy. 2020:36)
Pada kasus pada klien dan suami adalah tidak ada masalah potensial yang
kehamilan sehat.
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau
kondisi klien. Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan tindakan
yang harus segera dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa
makanan dengan kalori gula, dan lemak yang tinggi. Ketika tubuh mengkomsumsi
terlalu banyak lemak maka akan muncul hormone leptin. Semakin tinggi kadar
77
leptin menjadikan leptin resisten sehingga akan mengalami gangguan leftin dan
hormone dan esradiol yang merupakan hormon kesuburan wanita. (Adelia, Renny.
2019:37)
keseimbangan antara energi yang dikomsumsi dan energi yang dipergunakan. Jadi
komsumsi energi harus dikurangi dan kegiatan otot ditinggikan, agar kelebihan
berat badan ini harus dilakukan secara berangsur, jangan terlalu drastis, karena
2015:50)
Pada kasus klien dan suami tidak ada tindakan segera yang dilakukan.
E. Langkah V (RencanaAsuhanMenyeluruh)
ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi-
kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan
78
kultural atau masalah psikologis (Th. Endang, dkk, 2014:65).
istri 2-3x seminggu atau sesering mungkin, menganjurkan pola hidup sehat
hidup sehat dengan olah raga rutin 3x seminggu, menganjurkan mengurangi berat
badan pada pada ibu yang obesitas dan pemberian obat dan vitamin.
usia 20-24 tahun fertilitas wanita mencapai 100% sedangkan pada 30-40 tahun
fertilitas wanita turun menjadi 85%. Selain usia, obesitas juga diketahui sebagai
menjadi salah satu faktor resiko terjadinya infertilitas karena obesitas dapat
antara teori dengan manajemen asuhan kebidanan pada penerapan studi kasus
dilahan praktek.
79
F. Langkah VI (Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan)
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh klien, atau
anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap
Pada kasus kedua klien dan suami semua tindakan yang direncanakan
terlaksana dengan baik. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin
bahwa secara umum keadaan mereka baik, tanda-tanda vital dalam batas normal,
hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal dan terdapat tumor adnexa di
rahim ibu, menjelaskan dampak buruk merokok terhadap kesehatan suami dan istri
serta bahaya dari kandungan zat-zat adiktif dan karsinogenik dari rokok yang dapat
istri 2-3x seminggu atau sesering mungkin, menganjurkan ibu untuk lebih banyak
mengurangi konsumsi makanan instant seperti mie instan atau pun makanan siap
saji lainnya, menganjurkan untuk olahraga rutin 2-3 kali/seminggu dengan lama 30
menit, menganjurkan mengurangi berat badan pada pada ibu yang obesitas dan
80
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fauziah. 2020:33)
diamana infertilitas anovulasi yang disebabkan oleh kelebihan berat badan. Variasi
etnik yang penting pada kejadian resistensi insulin. IMT> 30 kg,m2 biasanya
gangguan metabolisme.
dimana pada tahap ini ditemukan kemajuan atau keberhasilan dalam mengatasi
masalah yang dihadapi klien. Proses evaluasi merupakan langkah dari proses
adanya komplikasi. Hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik, klien dan suami ingin
mengerti dan bersedia melakukan yang di sampaikan bidan untuk selalu menjaga
personal hygine, klien dan suami mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang di
sampaikan, klien dan suami bersedia menjaga pola hidup sehat dengan makan-
makan bergizi seimbang, klien dan suami mengerti dan bersedia mengikuti
anjuran yang di sampaikan, klien dan suami mengerti dan bersedia mengurangi
makan-makan istan dan siap saji, klien dan suami mengerti penjelasan yang
mendapatkan berat badan ideal dan klien dan suami mengerti dengan penjelasan
81
yang disampaikan.
sehingga tidak dapat memproduksi folike yang matang. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya estrogen yang di hasilkan oleh ovarium dan tidak adanya lonjokan
dan menghambat sekresi SHBG hati sehingga endrogen bebas berkaitan. Pada
sebagaian kasus diikuti dengan tanda klinis akatosis nigrikans dan obesitas.
A. Kesejahteraan
keluarga Tn. D setiap hari makan 3 kali, dan tidak ada perbedaan menu makan
antara Bapak dan Ibu. Ibu memiliki waktu istirahat yang cukup. Penghasilan dari
B. Akses
dapat dikunjungi setiap saat.. Fasilitas kesehatan terdekat yaitu puskesmas 1-5km.
Keluarga Tn.D mendapatkan pelayanan Kesehatan dengan baik dan ramah oleh
terhadap faktor produksi: tanah, pekerjaan, fasilitas dan semua pelayanan dan
keuntungan yang tersedia secara publik. Dengan demikian, tidak ada diskriminasi.
C. Kesadaran Kritis
Ibu menetahui hak-haknya sebagai perempuan dan istri. Ibu mendapatkan hak
dan selalu didengarkan oleh suami. Ibu bebas memilih ha katas kesetaraan dan
bebas dari segala bentuk diskriminasi dan lain sebagainya, seperti pembagian kerja
D. Partisipasi
keluarga. Ibu dibebaskan untuk melakukan aktivitas positif diluar rumah dan
pendapatnya didengarkan oleh suami. Ibu terlibat dalam kegiatan sosial seperti
E. Kontrol
Ibu memiliki kontrol atas dirinya sendiri, seperti berhak memutuskan kapan
laki-laki terhadap faktor produksi, sehingga tak ada satu pihak yang berada dalam
posisi dominan.
83
PENUTUP
A. Kesimpulan
keluaarga kejahtera
2. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada klien dan suami dengan infertilitas
manajemen asuhan kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisa data
dasar, pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, mulai dari
klien.
kebidanan pada klien dan suami dengan program hamil dan perencanaan
kehamilan sehat, yang didapat dari data subjektif dan objektif dari hasil
pengkajian. Pada kasus ini klien dan suami mengalami infertilitas primer.
4. Diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien dan
suami adalah tidak ada, hal ini ditunjukkan dengan tujuan pemeriksaan adalah
5. Penulis telah mampu mengidentifikasi tidak ada tindakan segera terhadap klien
dan suami. Hal ini dikarenakan klien dan suami hanya ingin program hamil dan
tercapai dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar
8. Tindakan evaluasi klien dan suami ingin konseling pranikah dan perencanaan
B. Saran
1. Bagi Klien
atausesering mungkin.
yang mendasari
85
bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan berbagai kasus.
pelaksanaan tugas.
86
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Hema, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Obstetri dan Genekologi. Fakultas Kedokteran.
Semarang
Kemenkes RI. 2020. Buku Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon
Pengantin.Hlm.1-40
Anisya Veny. 2019. Policystic Ovary Syndrom: Resiko Infertilitas yang dapat dicegah
melalui penurunan berat badan pada wanita obesitas. Fakultas Kedokteran.
Lampung
Adlia, Renny. 2019. Pengaruh IMT (Indeks Masa Tubuh) Terhadap Terjadinya
Infertilitas Sekunder pada Perawat Wanita di RSUD. STIkes Mitra Bunda. Batam
American Society for Reproductive Medicine. 2012. Age and Fertility. Alabama:
American Society for Reproductive Medicine.
Anggrini, Indah. 2020. Penerimaan diri Pasangan Suami Istri yang Mengalami
Infertilitas di Kecamatan Panombeian Panei Kabupaten Simalungun. Fakultas
Keperawatan Medan
Aquindo, Coresy. 2020. Peran problem focused coping dan emotional focused coping
terhadap. kepuasan pernikahan pada istri yang mengalami infertilitas. Jurnal
Psikologi Udayana
Ayu, Ida Dewi. 2020. Hubungan Antara Faktor-Faktor Penyebab Infertilitas Terhadap
Tingkat Keberhasilan Ivf-Icsi Di Rsia Puri Bunda Denpasar. Jurnal medika
udayana. Fakultas Kedokteran Universitas Udayan
BKKBN. 2014. Modul pengajaran mempersiap kankehamilan yang sehat. BKKBN dan
UMM.Diakses dari http://dp2m.umm.ac. id/files/
file/informasi%20progra%20insentif%20
ristek/modul%20pengajaran%20menjaga%20 kehamila%20sehat.pdf.
Fauziah, dkk 2020. Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infertilitas
Primer Pada Wanita Usia Subur Di Kota Samarinda Tahun 2020. MIDWIFERY
JOURNAL. Samarinda.
87
Gaziansyah M. Prido, Anggraeni Janar Wulan, Anisa Nuraisa Djausal. (2019). Efek
Rujak Polo (Tribulus terrestris) dan Ginseng India (Withania somnifer) Sebagai
Terapi Mutakhir Terhadap Infertilitas. Vol. 8, No. 2, Desember 2019.Fakultas
kedokteran Universitas Lampung
Retno, Dewi. 2020. Luaran Kehamilan pada Pasien dengan Infertilitas Berkaitan
dengan Endometriosis, Infertilitas karena Faktor Tuba, dan Unexplained
Infertility, setelah Menjalani Prosedur IVF/ICSI di Klinik Aster RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung. Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science.
Bandung
Ribka, Flora 2020. Analisis Faktor Resiko Kejadian Infertilitas Pada Perawat di RSU
Sembiring. Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua.Medan
Susilawati, Dewi. 2017. Hubungan Obesitas Dan Siklus Menstruasi Dengan Kejadian
Infertilitas Pada Pasangan Usia Subur Di Klinik Dr.Hj. Putri Sri Lasmini Spog
(K) Periode Januari-Juli Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Mercusuar. Padang.
Vicky, Eka. 2020. Modul Pratikum Asuhan Pranikah dan Prakonsepsi. Program studi
pendidikan profesi Bidan. Yogyakarta
88