RKS Dan RAB Dermaga

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 30

PEMERINTAH ACEH

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

RAB DAN RKS


Pembangunan Dermaga
PPI Pusong
Reviu Masterplan PPI Pusong Kota Lhoseumawe
No./Tgl Kontrak : 602/83.1/3/IV/2022, Tanggal 26 April 2022
REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN DERMAGA PPI PUSONG


WAKTU : KOTA LHOKSEUMAWE
TAHUN ANGGARAN : 2022

JUMLAH
NO. URAIAN PEKERJAAN HARGA
(Rp.)
1 2 3

I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 64.075.000,00

II PEKERJAAN STRUKTUR Rp 6.153.935.401,11

III PEKERJAAN LAIN-LAIN Rp 301.500.000,00

JUMLAH Rp 6.519.510.401,11
PPN 11% Rp 717.146.144,12
JUMLAH TOTAL Rp 7.236.656.545,24
DIBULAT KAN Rp 7.236.600.000,00

Terbilang : Tujuh milyar dua ratus tiga puluh enam juta enam ratus ribu rupiah.

Banda Aceh, Desember 2022


Menyetujui/Mengetahui Dibuat Oleh :
Kuasa Pengguna Anggaran Konsultan Perencana
Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh CV. PENUS GRAPHINDO CONSULTANT

M. Surya Putra, SE., M.Si Trisna Setiawan, ST.


NIP. 19771129 200112 1 003 Direktur
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN DERMAGA PPI PUSONG


LOKASI : KOTA LHOKSEUMAWE
TAHUN ANGGARAN : 2022

HARGA JUMLAH
NO. URAIAN PEKERJAAN SAT VOL ANALISA SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi Ls 1,00 Taksir 5.000.000,00 5.000.000,00
2 Papan Nama Proyek Ls 1,00 Taksir 1.500.000,00 1.500.000,00
3 Direksi Keet + Barak Pekerja Ls 1,00 Taksir 3.000.000,00 3.000.000,00
4 Penerapan SMK3 Ls 1,00 Suplemen 3 20.700.000,00 20.700.000,00
5 Listrik dan Fasilitas Kerja Lainnya Bulan 6,00 Taksir 500.000,00 3.000.000,00

6 Perancah Kerja Bawah Dermaga m2 412,50 Taksir 70.000,00 28.875.000,00


7 Adminitrasi Ls 1,00 Taksir 2.000.000,00 2.000.000,00
Sub Jumlah I 64.075.000,00
II PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pekerjaan Tiang Pancang ∅ 60 Cm K-600 (L = 15 M)
Tiang Pancang M 1.800,00 Taksir 350.000,00 630.000.000,00

2 Pekerjaan Poer 110 x 110 x 100 Cm


- Beton K-300 M3 145,20 AHSP PU : A.4.1.1.9 1.290.301,25 187.351.742,11
- Pembesian Kg 44.718,25 AHSP PU : A.4.1.1.17.a 19.392,45 867.196.363,61
- Bekisting (3 x Pakai) M2 673,20 AHSP PU : A.4.1.1.23 152.253,93 102.497.347,92
3 Pekerjaan Balok K-300 Uk. 50 x 70 Cm
- Beton K-300 M3 325,50 AHSP PU : A.4.1.1.9 1.290.301,25 419.993.058,25
- Pembesian Kg 39.709,87 AHSP PU : A.4.1.1.17.a 19.392,45 770.071.759,63
- Bekisting (3 x Pakai) M2 1.767,00 AHSP PU : A.4.1.1.23 152.253,93 269.032.700,20
4 Plat Lantai (T = 20 Cm)
- Beton K-300 M3 360,00 AHSP PU : A.4.1.1.9 1.290.301,25 464.508.451,52
- Pembesian Kg 87.616,73 AHSP PU : A.4.1.1.17.a 19.392,45 1.699.103.121,62
- Bekisting (3 x Pakai) M2 1.800,00 AHSP PU : A.4.1.1.24 169.303,93 304.747.080,00
5 Besi Angkur
- Pembesian Kg 145,00 AHSP PU : A.4.1.1.17.a 19.392,45 2.811.920,76
6 Pekerjaan Balok K-300 Uk. 45 x 70 Cm
- Beton K-300 M3 63,00 AHSP PU : A.4.1.1.9 1.290.301,25 81.288.979,02
- Pembesian Kg 6.252,73 AHSP PU : A.4.1.1.17.a 19.392,45 121.255.761,96
- Bekisting (3 x Pakai) M2 494,00 AHSP PU : A.4.1.1.23 152.253,93 75.213.443,07
7 Pekerjaan Balok K-300 Uk. 20 x 50 Cm
- Beton K-300 M3 27,00 AHSP PU : A.4.1.1.9 1.290.301,25 34.838.133,86
- Pembesian Kg 4.511,27 AHSP PU : A.4.1.1.17.a 19.392,45 87.484.593,58
- Bekisting (3 x Pakai) M2 240,00 AHSP PU : A.4.1.1.23 152.253,93 36.540.944,00

Sub Jumlah II 6.153.935.401,11


III PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Botard 25 Ton Ls 30,00 Taksir 2.000.000,00 60.000.000,00
2 Karet Fender V Ls 69,00 Taksir 3.500.000,00 241.500.000,00

Sub Jumlah III 301.500.000,00

Banda Aceh, Desember 2022


Dibuat Oleh :
CV. PENUS GRAPHINDO CONSULTANT

Trisna Setiawan, ST.


Direktur
Pemasangan 1 m2 bekisting untuk Balok AHSP PU : A.4.1.1.23
Harga Satuan
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Jumlah Harga (Rp.)
(Rp.)
A. TENAGA
Pekerja L.01 OH 0,660 100.000,00 66.000,00
Tukang L.02 OH 0,330 130.000,00 42.900,00
Kepela Tukang L.03 OH 0,033 150.000,00 4.950,00
Mandor L.04 OH 0,033 130.000,00 4.290,00
Jumlah Tenaga Kerja : 118.140,00
B. BAHAN
Kayu kelas III M3 0,040 2.950.000,00 118.000,00
Paku 5-10 cm Kg 0,400 23.850,00 9.540,00
Minyak bekisting Ltr 0,200 47.790,00 9.558,00
Balok kayu kelas II M3 0,018 4.500.000,00 81.000,00
Plywood tebal 9 mm Lbr 0,350 140.000,00 49.000,00
Dolken Kayu Ø 8-10 cm - 400 cm Batang 2,000 15.000,00 30.000,00
Jumlah Harga Bahan : 297.098,00
C. PERALATAN
- -
Jumlah Harga Alat : -
D Jumlah (A+B+C) 415.238,00
E Overhead & Profit 10% x D : 41.523,80
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 456.761,80
G Harga Satuan Pekerjaan (F/3 x Pakai) 152.253,93

Pemasangan 1 m2 bekisting untuk Lantai AHSP PU : A.4.1.1.24


Harga Satuan
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Jumlah Harga (Rp.)
(Rp.)
A. TENAGA
Pekerja L.01 OH 0,660 100.000,00 66.000,00
Tukang L.02 OH 0,330 130.000,00 42.900,00
Kepela Tukang L.03 OH 0,033 150.000,00 4.950,00
Mandor L.04 OH 0,033 130.000,00 4.290,00
Jumlah Tenaga Kerja : 118.140,00
B. BAHAN
Kayu kelas III M3 0,040 2.950.000,00 118.000,00
Paku 5-10 cm Kg 0,400 23.850,00 9.540,00
Minyak bekisting Ltr 0,200 47.790,00 9.558,00
Balok kayu kelas II M3 0,015 4.500.000,00 67.500,00
Plywood tebal 9 mm Lbr 0,350 140.000,00 49.000,00
Dolken Kayu Ø 8-10 cm - 400 cm Batang 6,000 15.000,00 90.000,00
Jumlah Harga Bahan : 343.598,00
C. PERALATAN
- -
Jumlah Harga Alat : -
D Jumlah (A+B+C) 461.738,00
E Overhead & Profit 10% x D : 46.173,80
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 507.911,80
G Harga Satuan Pekerjaan (F/3 x Pakai) 169.303,93
Pembesian 10 Kg dengan besi Polos AHSP PU : A.4.1.1.17.a
Harga Satuan
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Jumlah Harga (Rp.)
(Rp.)
A. TENAGA
Pekerja L.01 OH 0,070 100.000,00 7.000,00
Tukang Besi L.02 OH 0,070 130.000,00 9.100,00
Kepela Tukang L.03 OH 0,007 150.000,00 1.050,00
Mandor L.04 OH 0,004 130.000,00 520,00
Jumlah Tenaga Kerja : 17.670,00
B. BAHAN
Besi Beton polos Kg 10,500 14.750,00 154.875,00
Kawat Beton Kg 0,150 25.000,00 3.750,00
Jumlah Harga Bahan : 158.625,00
C. PERALATAN
- -
Jumlah Harga Alat : -
D Jumlah (A+B+C) 176.295,00
E Overhead & Profit 10% x D : 17.629,50
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 193.924,50
G Harga Untuk / 1 Kg (F/10) 19.392,45

Membuat 1 m3 beton mutu Fc=26.4 Mpa (K 300), Slump (12±2) cm, w/c = 0.52 AHSP PU : A.4.1.1.9
Harga Satuan
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Jumlah Harga (Rp.)
(Rp.)
A. TENAGA
Pekerja L.01 OH 1,650 100.000,00 165.000,00
Tukang L.02 OH 0,275 130.000,00 35.750,00
Kepela Tukang L.03 OH 0,028 150.000,00 4.200,00
Mandor L.04 OH 0,083 130.000,00 10.790,00
Jumlah Tenaga Kerja : 215.740,00
B. BAHAN
Semen Portland Kg 413,00 1.737,50 717.587,50
Pasir Beton Kg 681,00 142,86 97.285,71
Kerikil (maks 30 mm) Kg 1.021,00 86,81 88.637,93
Air Ltr 215,00 250,00 53.750,00
Jumlah Harga Bahan : 957.261,14
C. PERALATAN
- -
Jumlah Harga Alat : -
D Jumlah (A+B+C) 1.173.001,14
E Overhead & Profit 10% x D : 117.300,11
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 1.290.301,25
DAFTAR HARGA UPAH DAN BAHAN

No. Komponen Satuan Harga Satuan

A. UPAH KERJA
1 Pekerja L.01 OH Rp 100.000,00
2 Tukang L.02 OH Rp 130.000,00
3 Kepala Tukang L.03 OH Rp 150.000,00
4 Mandor L.04 OH Rp 130.000,00

B. BAHAN
1 Air ltr Rp 250,00
2 Batu Kali m3 Rp 310.000,00
3 Batu Pecah (split) m4 Rp 450.000,00
4 Baut Reng buah Rp 180,00
5 Baut Truss buah Rp 135,00
6 Besi beton polos kg Rp 14.750,00
7 Besi beton ulir kg Rp 18.000,00
8 Kawat beton kg Rp 25.000,00
9 Kayu bekisting m3 Rp 2.950.000,00
10 Kayu Dolken / Tiang perancah btg Rp 15.000,00
11 Kayu Klas I m3 Rp 6.000.000,00
12 Kayu Klas II m3 Rp 4.500.000,00
13 Kayu Klas III ( Borneo / dll ) m3 Rp 2.950.000,00
14 Kerikil (beton) m3 Rp 117.200,00
15 Kerikil Kg Rp 86,81
16 Kertas amplas lembar Rp 9.000,00
17 Minyak bekisting ltr Rp 47.790,00
18 Multiplek tebal 12 mm lembar Rp 225.000,00
19 Multiplek tebal 9 mm lembar Rp 140.000,00
20 Multiplek tebal 6 mm lembar Rp 100.000,00
21 Multiplek tebal 4 mm lembar Rp 75.600,00
22 Paku kayu kg Rp 23.850,00
23 Paku skrup kg Rp 34.500,00
24 Paku seng kg Rp 42.500,00
25 Pasir Beton m3 Rp 200.000,00
26 Pasir Beton Kg Rp 142,86
27 Pasir pasang m3 Rp 120.000,00
28 Semen Portland @ 40 kg Zak Rp 69.500,00
29 Semen Portland @ 40 kg kg Rp 1.737,50
30 Semen Warna @ 50 kg Zak Rp 375.000,00
31 Semen Warna @ 50 kg kg Rp 7.500,00
32 Tanah urug m3 Rp 112.000,00
Jenis Pekerjaan : RK3K
Satuan : LS
Analisa : Analisa Suplemen 3
VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN ANALISA
PEKERJAAN (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
A Penyiapan RK3K
1 Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja dan izin kerja 1 set Taksir Rp 500.000,00 Rp 1.500.000,00
2 Pembuatan Kartu Identitas Pekerja 50 org Taksir Rp 20.000,00 Rp 1.000.000,00
Rp 2.500.000,00
B Sosialisasi dan Promosi K3
1 Spanduk berisi Informasi (banner) 1 Lb Taksir Rp 200.000,00 Rp 200.000,00
2 Papan Informasi K3 3 Bh Taksir Rp 1.500.000,00 Rp 1.500.000,00
Rp 1.700.000,00
C Alat Pelindung Kerja
1 Tali Keselamatan (Safety Line) 2 Ls Taksir Rp 1.000.000,00 Rp 2.000.000,00
Rp 2.000.000,00
D Alat Pelindung Diri
1 Topi Pelindung (safety Helmet) 25 bh Taksir Rp 130.000,00 Rp 3.250.000,00
2 Pelindung Pernapasan Hidung dan Mulut (Masker) 25 bh Taksir Rp 10.000,00 Rp 250.000,00
3 Sarung Tangan (Safety Gloves) 25 psg Taksir Rp 5.000,00 Rp 125.000,00
4 Sepatu Keselamatan (Rubber safety shoes) 25 psg Taksir Rp 210.000,00 Rp 5.250.000,00
5 Rompi Keselamatan (Safety Vest) 25 bh Taksir Rp 35.000,00 Rp 875.000,00
Rp 9.750.000,00
E Asuransi dan Perizinan
1 BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja 1 Ls Taksir Rp 2.500.000,00 Rp 2.500.000,00
(Berdasarkan Kepmenaker Nomor. KEP-196/MEN/1999,
Untuk Tenaga Harian Proyek)
Rp 2.500.000,00
F Fasilitas Sarana Kesehatan
1 Peralatan P3K (kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat 2 Ls Taksir Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00
Luka , Perban, dll)
Rp 1.000.000,00
G Rambu Rambu
1 Rambu Petunjuk 2 bh Taksir Rp 75.000,00 Rp 150.000,00
2 Rambu Larangan 2 bh Taksir Rp 75.000,00 Rp 150.000,00
4 Rambu Kewajiban 2 bh Taksir Rp 75.000,00 Rp 150.000,00
Rp 450.000,00
H Pengendalian Terkait Resiko K3
1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 1 Kg 1 bh Taksir Rp 800.000,00 Rp 800.000,00
Rp 800.000,00
TOTAL Rp 20.700.000,00
BACKUP VOLUME

SKETSA
NO. ITEM PEKERJAAN Luasan Panjang Lebar Tinggi Unit (bh) Volume Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi 1,00 Ls
2 Papan Nama Proyek 1,00 Ls
3 Direksi Keet + Barak Pekerja 1,00 Ls
4 Penerapan SMK3 1,00 Ls
5 Listrik dan Fasilitas Kerja Lainnya 6,00 Bln
6 Perancah Kerja Bawah Dermaga 240,00 7,50 1.800,00 M2
7 Adminitrasi 1,00 Ls
BACKUP VOLUME

SKETSA

NO. ITEM PEKERJAAN Luasan Panjang Lebar Tinggi Unit (bh) Volume Satuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9
II PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pekerjaan Tiang Pancang ∅ 60 Cm K-600 (L = 15 M)
Type 1 15,00 78,00 1.170,00 M
Type 2 15,00 42,00 630,00 M
1.800,00 M

2 Pekerjaan Poer 110 x 110 x 100 Cm


- Beton K-300 Type 1 1,10 1,10 1,00 78,00 94,38 M3
Type 2 1,10 1,10 1,00 42,00 50,82 M3
120,00 145,20 M3

- Pembesian ø Berat Panjang Jumlah Batang Jumlah Panjang Jlh. Berat


(mm) (Kg/m) (m) (Bh) (m) (Kg)

Type 1 14,00 1,208 5,14 39 200,46 242,22

Type 2 14,00 1,208 5,14 21 107,94 130,43

120,00 Vulume 44.718,25

- Bekisting (3 x Pakai)
- Sisi Samping 4,40 1,00 120,00 528,00 M2
- Sisi Bawah 1,10 1,10 120,00 145,20 M2
673,20 M2

3 Pekerjaan Balok K-300 Uk. 50 x 70 Cm


- Beton K-300 Type 1 600,50 0,50 0,70 1,00 210,18 M3
Type 2 329,50 0,50 0,70 1,00 115,33 M3
325,50 M3

- Pembesian ø Berat Panjang Jumlah Batang Jumlah Panjang Jlh. Berat


(mm) (Kg/m) (m) (Bh) (m) (Kg)
19,00 2,226 600,50 14 8.407,00 18.710,32
Type 1
10,00 0,617 2,34 4.804 11.241,36 6.930,30
19,00 2,226 329,50 14 4.613,00 10.266,53
Type 2
10,00 0,617 2,34 2.636 6.168,24 3.802,72
1,00 Vulume 39.709,87

- Bekisting (3 x Pakai) 600,50 1,90 1,00 1.140,95 M2


329,50 1,90 1,00 626,05 M2
1.767,00 M2

4 Plat Lantai (T = 20 Cm)


- Beton K-300 Type 1 154,00 7,50 0,20 1,00 231,00 M3
Type 2 86,00 7,50 0,20 1,00 129,00 M3
360,00 M3

- Pembesian ø Berat Panjang Jumlah Batang Jumlah Panjang Jlh. Berat


(mm) (Kg/m) (m) (Bh) (m) (Kg)
14,00 1,208 154,10 75 11.557,50 13.965,39
Type 1
14,00 1,208 7,60 1.540 11.704,00 14.142,41
14,00 1,208 86,10 75 6.457,50 7.802,86
Type 2
14,00 1,208 7,60 860 6.536,00 7.897,71
2,00 Vulume 87.616,73

- Bekisting (3 x Pakai) 154,00 7,50 1,00 1.155,00 M2


86,00 7,50 1,00 645,00 M2
1.800,00 M2

5 Besi Angkur
- Pembesian
ø Berat Panjang Jumlah Batang Jumlah Panjang Jlh. Berat
(mm) (Kg/m) (m) (Bh) (m) (Kg)
14,00 1,208 1,00 120 120,00 145,00

1,00 Vulume 145,00

6 Pekerjaan Balok K-300 Uk. 45 x 70 Cm


- Beton K-300 Type 1 154,00 0,38 0,70 1,00 40,43 M3
Type 2 86,00 0,38 0,70 1,00 22,58 M3
63,00 M3

- Pembesian ø Berat Panjang Jumlah Batang Jumlah Panjang Jlh. Berat


(mm) (Kg/m) (m) (Bh) (m) (Kg)
14,00 1,208 154,10 12 1.849,20 2.234,46
Type 1
10,00 0,617 2,34 1.232 2.882,88 1.777,30
14,00 1,208 86,10 12 1.033,20 1.248,46
Type 2
10,00 0,617 2,34 688 1.609,92 992,52
1,00 Vulume 6.252,73

- Bekisting (3 x Pakai) 154,00 1,70 1,00 261,80 M2


86,00 2,70 1,00 232,20 M2
494,00 M2

7 Pekerjaan Balok K-300 Uk. 20 x 50 Cm


- Beton K-300 Type 1 154,00 0,23 0,50 1,00 17,33 M3
Type 2 86,00 0,23 0,50 1,00 9,68 M3
27,00 M3

- Pembesian ø Berat Panjang Jumlah Batang Jumlah Panjang Jlh. Berat


(mm) (Kg/m) (m) (Bh) (m) (Kg)
14,00 1,208 154,10 6 924,60 1.117,23
Type 1
10,00 0,617 2,34 1.232 2.882,88 1.777,30
14,00 1,208 86,10 6 516,60 624,23
Type 2
10,00 0,617 2,34 688 1.609,92 992,52
1,00 Vulume 4.511,27

- Bekisting (3 x Pakai) 154,00 1,00 1,00 154,00 M2


86,00 1,00 1,00 86,00 M2
240,00 M2
BACKUP VOLUME

SKETSA
NO. ITEM PEKERJAAN Luasan Panjang Lebar Tinggi Unit (bh) Volume Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
III PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Botard 25 Ton 30,00
Type 1 19,00 19,00
Type 2 11,00 11,00
2 Karet Fender V 69,00
Type 1 41,00 41,00
Type 2 28,00 28,00
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

PERSYARATAN - PERSYARATAN TEKNIS


PEKERJAAN DERMAGA

BAB I. SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

Pasal 01. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan Dermaga meliputi :


1. Pembongkaran dermaga lama sesuai dengan gambar rencana.
2. Pembuatan Dermaga terdiri dari dek beton bertulang dengan tiang pancang beton
beserta perlengkapannya.

Pasal 02. SETTING OUT

1. Untuk menentukan posisi dan ketinggian rencana bangunan di lapangan Pemborong


harus melakukan pengukuran di lapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan
referensi Bench Mark atau titik tetap di lapangan seperti ditunjukkan dalam gambar
atau atas petunjuk Direksi.
2. Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang mempunyai
presisi tinggi dengan metode triangulasi dan hasilnya disampaikan ke Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
3. Dalam hal terdapat perbedaan rencana gambar dan hasil pengukuran yang
dilaksanakan pemborong dengan kenyataan yang ada di lapangan, maka sebelum
melanjutkan pekerjaan yang mungkin di pengaruhi perbedaan tersebut pemborong
harus melaporkan hal ini kepada Direksi untuk mendapatkan keputusan dan
dinyatakan dalam Berita Acara.
4. Keputusan akan hasil pengukuran oleh Pemborong akan didasarkan atas keamanan
konstruksi dan kelancaran operasional penggunaan bangunan tersebut.

Pasal 03. PATOK-PATOK REFERENSI, BOUPLANK DAN PENGUKURAN

1. Direksi akan menetapkan 2 (dua) Bench Mark sebagai referensi yang ditetapkan di
lapangan. Bila Bench Mark belum ada makn pemborong berkewajiban membuat
Bench Mark sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Semua batas ketinggian (elevasi) dinyatakan dalam satuan Matrik terhadap Low
Water Spring (LWS), sedangkan ukuran-ukuran dinyatakan dalam satuan matrik,
kecuali bila dinyatakan lain.
3. Pemborong harus atau wajib membuat Bowplank dan memasang patok-patok
pembantu, sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjadi ketelitian bentuk,
posisi, arah elevasi dan lain-lain, yang harus dipelihara keutuhan letak dan
ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.
4. Sebelum pekerjaan dimulai patok-patok pembantu, Bowplank harus disetujui Direksi.
Patok-patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh
Direksi.

1
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

5. Pemborong harus mengadakan pengamatan pasang surut selama pelaksanaan


pekerjaan berlangsung. Pengamatan pasang surut boleh menggunakan peralatan
otomatis (Automatic Tide Gauge) atau dengan pemasangan palem dan diamati
berkala secara manual, hasilnya akan ditempatkan di tempat yang aman.

Pasal 04. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Persiapan Lapangan
Untuk tempat kerja, penumpukan bahan-bahan, bangunan gudang, Direksi Keet dan
lain-lain pemborong harus membersihkan dan membenahi lapangan.

2. Penerangan, Pagar dan tanda-tanda Pengaman


Pemborong harus menyediakan penerangan di daerah kerja, membuat pagar
sementara di sekeliling lokasi kerja menyediakan tanda-tanda pengamanan yang
perlu.

3. Bangunan Sementara
Untuk menjamin keamanan bahan dan pelengkapan lain yang dianggap perlu,
Pemborong harus menyediakan gudang penyimpanan yang tertutup kuat dan aman
dari risiko hilang atau rusak. Dan pemborong juga diwajibkan menyediakan
barakbarak untuk pekerja.

4. Kantor Direksi dan Pemborong


a. Pemborong harus menyediakan kantor Direksi di lapangan, yang letaknya dekat
dengan kantor Pemborong, terdiri dari ruangan-ruangan sebagai berikut :
 Ruang Direksi ± 14 m2
 Ruang Teknis ± 10,5 m2
 Ruang Istirahat ± 7,5 mZ

Ruang Mandi, WC dan dapur ± 15 m2
 Ruang Rapat ± 28 m2
 Ruang Pemborong ± 14 m2
 Ruang Lab. Lapangan ± 5 m2

Kontruksi kantor bersifat sementara, lantai dari ruang-ruang dibuat dari beton
rabat, dinding dari papan. Pemborong juga harus menyediakan kantor sementara
dengan luas dan kualitas minimum sama dengan kantor Direksi.
b. Pemborong juga harus menyediakan listrik dan air secukupnya yang diperlukan
kantor Direksi.

c. Perlengkapan kantor Pemborong mneyediakan perlengkapan, Kantor


Pemborong dan Kantor Direksi, antara lain masing-masing adalah :
 Kursi dan Meja Tamu : Secukupnya
 Kursi dan Meja Rapat : Secukupnya
 Kursi dan Meja Tulis : Secukupnya
 Kotak P3K : Secukupnya
 Papan Tulis : Satu buah
 Almari Kayu : Satu buah

2
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

 Mesin Tik Portable : Satu/iokasi


 AC Split : Satu unit
 Komputer : Satu unit
 Dan lain-lain yang menurut Direksi diperlukan

Pemborong diwajibkan menyediakan alat komunikasi agar hubungan antara


Direksi Keet, Keet Kontraktor dan site dapat berjalan dengan lancar.
d. Pemborong bertanggung jawab atas perawatan kantor dan perlengkapan kantor
Direksi.
e. Setelah pekerjaan selesai seluruh kantor dan perlatannya harus dipindahkan dan
Pemborong berkewajiban untuk membongkar dan memindahkan bila diminta
Direksi.

Pasal 05. DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk peiaksanaan pekerjaan ini. Lokasi
tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa/pinjam berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betui diperlukan untuk
pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan
bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan
persetujuan Direksi.

Pasal 06. MATERIAL

Material yang dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan ini diutamakan produksi dalam


negeri yang memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan. Jika pemborong
menggunakan bahan lain selain yang disyaratkan, maka mutunya minimal harus sama
dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Tender, sebelum pemesanan bahan harus
diberitahukan pada Direksi yang meliputi jenis, kualitas dan kuantitas bahan yang
dipesan, untuk mendapatkan persetujan.

Pasal 07. KODE STANDARD, SERTIFIKAT DAN LITERATUR DARI PABRIK

Pemborong harus menyediakan di lapangan antara lain Foto Copy persyaratan,


standard bahan, katalog, rekomendasi dan sertifikat dari pabrik dan informasi lainnya
yang diperlukan untuk semua material yang dipergunakan dalam proyek ini serta
petunjuk pemasangan barang-barang tersebut harus mengikuti prosedur yang
direkomendasikan oleh pabrik.

Pasal 08. LALU LINTAS

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan


pekerjaan, Pemborong harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran Ialu lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap jalan yang telah ada dan

3
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

prasarana lainnya. Bila mana terjadi kerusakan, Pemborong berkewajiban untuk


memperbaiki/mengganti.

Pasal 09. CUACA

Pekerjaan harus dihentikan bila cuaca tidak mengijinkan yang mengakibatkan


penurunan mutu suatu pekerjaan.

Pasal 10. SERVICE SEMENTARA

Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang diperlukan selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung.

Pasal 11. PERALATAN SURVEY

Pemborong harus menyediakan peralatan yang sewaktu-waktu akan dipakai oleh


Direksi dan staf, alat-alat tersebut harus disetujui Direksi. Selama pelaksanaan
pekerjaan pemborong wajib menyediakan operator dari peralatan tersebut dan setelah
pekerjaan selesai seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada pemborong.

Alat-alat yang diperlukan minimal terdiri dari :


 2 buah theodolit-wild T1 atau yang sejenis
 1 buah level-wid Na2 atau yang sejenis
 2 buah leveling rods, panjang 3 dan 5 m dibuat dari aliminium atau kayu
 2 buah "staft buble"-adjustable type
 1 buah optical square (prism), 2 way
 1 buah 300 m tag line, 6 mm diameter polypropylene dan 1 m diameter reel
 1 buah 50 m sounding line and lead weight

Pemborong harus menyediakan perahu (motor boat) untuk keperluan pelaksaan


pekerjaan (survey), Pemborong bertanggung jawab atas semua peralatan survey
tersebut terhadap parawatan, kerusakan/kehilangan.

Pasal 12. PERALATAN LABORATORIUM

Pemborong harus menyedinkan peralatan laboratorium yang akan dipakai oleh Direksi
dan Staf. Alat-alat tersebut harus disetujui Direksi. Selama pelaksanaan pekerjaan
pemborong wajib menyediakan operator peralatan tersebut. Setelah pekerjaan
selesai, seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada pemborong.
Alat-alat tersebut terdiri dari :
 1 buah concrete hammer test
 1 set ayakan berukuron 3/4, no. 4, 10, 40 dan 200
 1 timbangan neraca
 3 set alat pembuatan kubus beton
 2 alat percobaan slump test
4
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

BAB II. PERSYARATAN BAHAN-BAHAN

Pasal 13. UMUM

1. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi
ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indanesia, mengenai bahan bangunan
serta persyaratannya akan dicantumkan di bawah ini.
2. Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh,
pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi sepanjang mutunya
paling tidak sama atau lebih tinggi apa yang disyaratkan.
3. Direksi akan menilai dan memberikan persetujuannya secara tertulis sepanjang
memenuhi persyaratan teknis dan pemborong diwajibkan untuk sejauh mungkin
mempergunakan bahan-bahan produksi dalam negeri.

Pasal 14. BAHAN DAN AGREGAT BETON

1. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras,
bersih dari kotoran-kotoran, zat-zat kimia organik dan anorganik dan yang dapat
merugikan mutu beton ataupun baja tulang dan bersudut tajam. Susunan pembagian
butir harus memenuhi persyaratan seperti Tabel1

2. Prosentase berat faksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm, kotoran atau lumpur
tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan. Kecuali ketentuan diatas,
semua ketentuan mengenai agregat halus beton (pasir) pada PBI 1991 harus
dipenuhi.
3. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maximum 3 cm yang
mempunyni bidang pecah minimal 4 buah dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti
kubus.
4. Batu pecah diperoleh dari batu yang keras sesuai dengan persyaratan PBI, bersih
serta bebas dari kotoran-kotoran yang dapat mempengaruhi kekuatan dan mutu beton
maupun baja. Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti Tabel Prosentase
Lewat Saringan di bawah ini.

5. Bilamana diperlukan pemborong harus mengadakan pencampuran-pencampuran butir


untuk memperoleh pembagian butir (grain size distribution) seperti yang disyaratkan
pada butir 1 dan butir 2 pada pasal 14.

5
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

Pasal 15. BAJA TULANGAN

1. Besi untuk tulang beton yang akan digunakan dalam pekerjnan sipil/civil works yaitu
konstruksi dermaga adalah baja dengan mutu BJTP 40 SNI 07-2052-2002 dengan
diameter pengenal seperti ditetapkan pada gambar kerja dan untuk pekerjaan
bangunan/ building works seperti kantor pelabuhan dan gudang adalah BJTP 24 SNI
07-2052-2002 untuk diameter <12 mm dan BJTP 40 SNI 07-2052-2002 untuk
diameter >12 mm.
2. Baja tulangan ulir (deformasi) digunakan jenis baja ulir U 32, produksi Krakatau Steel
atau yang setara.
3. Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru dan
disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuat dan bila Direksi memandang perlu,
contoh akan diuji di Laboratorium atas beban pemborong. Jumlahnya akan ditentukan
kemudian sesuai kebutuhan.
4. Penyimpanan atau penumpukan harus sedemikian sehingga baja tulangan terhindar
dari pengotoran- pengotoran minyak, udara lembab lingkungan yang dapat
menyebabkan baja berkarat dan lain-lain pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya,
sebaiknya baja terlindung atau ditutup dengan terpal-terpal sebelum dan setelah
pembengkokan. Baja tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung
berhubungan dengan tanah.

Pasal 16. SEMEN

1. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah port
land semen Type I yang memenuhi ketentuan dan syarat-syarat dalam SNI 0013-81.
2. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru,
kantongkantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan-sobekan.
3. Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan terlindung dari
pengaruh hujan dan lembab udara dan tanah semen ditumpuk di dalamnya di atas
lantai tanggung kayu minimal 30 cm di atas tanah. Tinggi penumpukan maksimum 15
kantong semen, yang kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan
keluar proyek.
4. Semen yang dipakai selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya. Semen yang mulai
mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan pemakaian semen harus
mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan sehingga untuk itu pemborong
diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutannya tiba di lapangan.
5. Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak keluarnya dari pabrik tidak
diperkenankan dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya struktural. Bilamnna
Direksi memandang perlu, pemborong harus mefakukan pemeriksaan laboratorium
untuk memeriksa dan melihat apakah mutu semen memenuhi syarat, atas biaya
pemborong.

Pasal 17. AIR KERJA

1. Air yang dipakai untuk adukan beton dan adukan spesi harus bersih, bebas zat-zat
organik atau unorganik yang terkandung dalam air, yang dapat mempengaruhi
kekuatan keawetan dari beton. Mutu air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.

6
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

2. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan lain-lain
harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipakai.
3. Pemborong harus menyediakan tempat-tempat penampungan air kerja di lapangan
untuk menjamin kelancaran kerja.
4. Untuk memenuhi kebutuhan air kerja, apabila dipandang perlu pemborong
diperbolehkan membuat sumur air bersih dalam daerah kerja pelabuhan sepanjang
memenuhi persyaratan atas beban biaya pihak pemborong.

Pasal 18. RUBBER FENDER

1. Fender karet yang akan dipakai pada dermaga ini adalah fender karet Type V atau
sejenisnya yang harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan ukuran minimal seperti
yang disyaratkan di bawah ini. Pemborong harus mengajukan gambar-gambar dari
fender dan ukurannya kepada Direksi untuk disetujui sebelum fender dimasukkan ke
Proyek.
2. Maksimum compressi/defleksi yang diperkenankan adalah 52.5 % dari tertinggi total
fender. Type, ukuran dan ketentuan-ketentuan lainnya seperti di bawah ini :

Type ukuran dan ketentuan-ketentuan lainnya adalah sesuai dengan JIS K6251/6257
atau yang setara sebagai berikut :

3. Untuk angker baut harus digunakan angker baut dari bahan tahan karat (stainless
steel), yang ukurannya sesuai dengan gambar kerja atau standar yang diharuskan
oleh pabrik pembuat fender karet yang bersangkutan.
4. Setiap pengadaan fender karet harus disertai sertifikat dari pabrik pembuat.

7
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

Pasal 19. TYRE FENDER

1. Penggunaan Fender pada dermaga ini fender karet Type V atau sejenisnya.
2. Sejauh ini tidak ada spesifikasi khusus ban sebagai fender. Tidak ada beda signifikan
antara ban baru dengan ban bekas. Ukuran diameter ban harus seragam dan minimal
sama dengan yang tampak pada Gambar Rencana.
3. Pemborong harus mengajukan contoh dan ukurannya kepada Direksi untuk disetujui
sebelum ban dimasukkan ke Proyek.

Pasal 20. BEKISTING

1. Kayu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu klas II bila menurut
kebutuhan PPKI 1970 atau kayu lapis (plywood) ataupun kayu lokal yang memenuhi
persyaratan.
2. Ukuran tebal papan bekisting minimal 3 cm dan toleransi perbedaan tebal minimal
adalah ± 2 mm. Sila untuk papan bekisting dipakai plywood tebal minimal 16 mm.
Papan bekisting harus kering udara agar tidak menyusut pada waktu dipakai.
3. Apabila kayu yang akan digunakan sesuai gambar, jenis dan ukurannya tidak dapat
diperoleh di pasaran, maka pemborong boleh mengajukan usul perubahan kepada
Direksi dengan jenis dan ukuran kayu yang berbeda namun mutunya minimal sama
atau lebih tinggi dari yang disyaratkan. Direksi akan menilai dan memberikan
persetujuan secara tertulis.
4. Untuk konstruksi gelagar/rusuk-rusuk penguat dipakai kayu sejenis atau yang lebih
baik dengan ukuran yang memadai sesuai perhitungan. Bilamana akan digunakan
dolken, diameter minimal harus 12 cm, lurus, tidnk banyak cacat dan diameter terkecil
pada salah satu ujungnya harus lebih besar dari 10 Cm.
5. Setelah umur beton dilewati, maka harus dilakukan pembongkaran cetakan beton
(bekisting) serta memotong stek tulangan yang muncul ke permukaan beton dan
menutupnya dengan adukan beton.

Pasal 21. URUGAN

1. Material urugan yang boleh digunakan adalah material yang memenuhi syarat besar
butir rata-rata kurang dari 20 % lewat saringan No. 200. Untuk material urugan
tersebut harus memenuhi batas-batas gradasi (grain size distribution) sebagai berikut

2. Material urugan harus bersih dan tidak dibolehkan mengandung bahan-bahan organik,
seperti sisa-sisa tanaman dan lain-lain.

8
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

3. Butiran material urugan harus cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai
berat jenis minimal 1,7 ton/m3 dan specific gravity minimal (Gs) adalah rata-rata 2,4.

Pasal 22. MATERIAL SIRTU

1. Material Sirtu yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi


persyaratanbatas gradasi sebagai berikut :

2. Material sirtu harus bersih dan tidak dibolehkan mengandung bahan-bahan organik,
seperti sisa-sisa tanaman dan lain-lain.
3. Butiran material sirtu cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai berat jenis
minimal 1,7 ton/m3 dan specific gravity minimal (Gs) adalah rata-rata 2,4.

Pasal 23. SUMBER MATERIAL URUGAN DAN SIRTU

1. Pemborong harus bertanggung jawab atas supply seluruh material yang diperlukan
sebagai bahan urugan atau sirtu dalam pekerjaan ini, serta mencari lokasi-lokasi
sumber material ynag akan ditetapkan dengan petunjuk Direksi.
2. Pemborong diwajibkan mengambil beberapa sample dan memeriksa grain size
distribution dan mutu bahan urugan dan sirtu tersebut untuk diajukan kepada Direksi.
3. Bila material urugan dan sirtu tidak tersedia secara cukup di satu lokasi, maka Direksi
dapat menyetujui penggunaan material campuran dari beberapa lokasi. Dalam hal ini
material-material tersebut harus dicampur terlebih dahulu untuk memenuhi
persyaratan di atas sebelum dipakai.

Pasal 24. BATU

1. Batu yang akan dipakai untuk berbagai keperluan dalam pekerjaan ini haruslah batu
pecah (belah) yang ukurannya disesuaikan dengan keperluan atau gambar kerja.
2. Batu yang diperluknn untuk kontruksi talud, batu pelindung (armor rock) harus dari
batu yang bersifat keras, specific gravity (Gs) minimum 2,5 ton/m3, tidak menunjukkan
tanda lapuk, bentuk persegi panjang tak beraturan, bergradasi baik, dengan ukuran
sesuai dengan persyaratan, berupa batu belah yang berasal dari batu kali atau batu
gunung. Batu yang fidak bersudut sama sekali tidak diperbolehkan untuk dipakai.
3. Untuk kontruksi pasangan batu-kosong bentuk batu sedemikian rupa mengingat
pasangannya tidak menggunakan perekat, sehingga celah-celah yang kosong dapat

9
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

dan harus diisi dengan batu yang berukuran lebih kecil, dan disesuaikan dengan
gambar desain atau gambar kerja.

BAB III PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pasal 25. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini terdiri dari menyediakan semua peralatan kerja, tenaga kerja, alat-alat
perlengkapan dan pelaksanaan untuk semua pekerjaan beton dan grouting yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan dalam kontrak. Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku
secara umum dan meliputi semua pekerjaan beton bertulang seperti balok, poer dan
lain-lain sebagainya, kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang disyaratkan secara
khusus.

Pasal 26. PEKERJAAN BEKISTING DAN PENYANGGA

Untuk mendapatkan bentuk penampang dan ukuran dari beton seperti dalam gambar
kerja (kontruksi), maka bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teiiti dan
kokoh. Bekisting untuk pekerjaan beton pada lantai, balok lantai, poer dan lain
sebagainya dapat memakai kayu atau pelat baja besi. Pengerjaan bekisting, seperti
sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan perhitungan harus
diajukan ke Direksi untuk disetujui. Diameter minimum dolken adalah 15 cm dan jarak
antara balok pendukung papan bekisting maksimum 40 cm. Sebelum pengecoran
dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran dan kering dari air, agar
mendapatkan mutu beton yang diharapkan sebagai jaminan bahwa bagian dalam
bekisting bersih dan tidak ada genangan air digunakan kompresor. Finishing beton
bertulang dalam arti penambahan-penambahan sejauh mungkin dihindari dan
perataan permukaan beton bila terpaksa harus dilakukan sesuai petunjuk Direksi.
Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
menurut PBI 1971 dan SKSNI 1991 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-
hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Direksi. Bekisting balok tidak boleh dibuka, sampai lantai di
atasnya sudah sesuai dicor dan telah mengeras.

Pasal 27. PEKERJAAN BAJA TULANGAN

1. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,


pembengkokan sambungan, penghentian, dibuat oleh kontraktor dan diajukan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua
detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja
dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut PBI 1971 dan SKSNI 1991.
2. Diameter-diameter pengenal harus sama seperti persyaratan dalam gambar kerja dan
jika diameter tersebut akan diganti, maka jumlah luas penampang per satuun lebar
beton harus minimal sama dengan luar penampang rencana, sebelum melakukan
perubahan-perubahan harus mendapat persetujuan Direksi.

10
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

3. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan/penempatan,


dan tidak diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah ditempatkan kecuali
apabila hal itu terpaksa dan sudah mendapat persetujuan Direksi.
4. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus
dijaga jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut (beton
deking) = 7 cm, untuk bagian yang langsung berhubungan dengan air laut ataupun
yang berhadapan dengan air/hawa laut, sedangkan bagian lainnya atau yang tidak
berhubungan dengan air laut = 5 cm.
5. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu
diperiksauntuk memastikan penelitian tempatnya, kebersihan dan untuk mendapatkan
perbaikan bila mana perlu. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau
digambar bila mana dianggap Direksi akan melemahkan kontruksi.
6. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
7. Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya
sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari
yang disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan terhadap
bidang horizontalnya adalah ± 5 mm.

Pasal 28. PEKERJAAN PERCOBAAN CAMPURAN BETON DAN ADUKAN BETON

Pekerjaan beton dalam pelaksanaannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan


yang termuat dalam PBI 1971 dan SKSNI 1991, baik mengenai material koral, pasir
semen dan baja maupun pelaksanaannya.

1. Mutu beton
Untuk beton bertulang kekuatan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah
berdasarkan kekuatan karakteristik (K). Kekuatan karakteristik beton 300 kg/cm2
dengan pemakaian PC minimum 400 kg untuk tiap 1 m3 beton, faktor air semen
maksimum 0,45 dan slump beton yang diperkenankan di lapangan = 7 cm, untuk ini
pemborong harus membuat mixed design dengan persetujuan Direksi.

2. Kelas Beton

3. Percobaan Campuran (Mixed Design)


Sebelum pelaksanaan pembetonan, pemborong terlebih dahulu harus mengadakan
percobaan campuran (Mixed Design) untuk membuat mutu karakteristik beton seperti
yang disyaratkan dan untuk mengetahui komposisi campuran beton (Pasir, semen
dan batu pecah).

4. Slump yang diperkenankan adalah 8-10 cm.

11
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

Dalam menentukan atau mendapatkan mutu beton sesuai dengan karakteristik yang
sudah ditentukan, harus dilakukan dengan menggunakan ukuran yang sudah tertentu,
baik material betonnya maupun ukuran penggunaan air (ember tertentu) yang mana
ukuran tersebut nantinya akan digunakan selama pelaksanaan konstruksi (seperti
gambar)

 Semen = s
 Kerikil = k
 Pasir = p
 Air = a
Percobaan ini dilakukan sampai mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan
karakteristik yang sudah ditentukan yaitu :

K > K Syarat (k = 300)


Pekerjaan kontruksi pengecoran/beton boleh dilaksanakan, tetapi kalau:
K < K Syarat (k = 300)
Maka percobaan harus terus dilakukan dengan komposisi lain, sampai mendapatkan
mutu beton sesuai dengan yang disyaratkan. Bilamana kekuntan karakteristik telah
dicapai dengan komposisi agregat tersebut di atas dan telah disetujui oleh Direksi
harus digunakan dalam pemakaian selanjutnya. Segala perubahan dalam masa
pelaksanaan terhadap campuran agregat yang telah disetujui harus menclapat
persetujuan Direksi. Jumlah sample harus disediakan oleh pemborong untuk tiap seri
pengetesan atau percobaan adalah 20 (dua puluh) buah dan laboratorium tempat
percobaan nkan ditentukan Direksi atau dengan persetujuan Direksi.

Pasal 29. PEKERJAAN PENGECORAN BETON

1. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan


adanya penghentian pengecoran (cold-joint) kecuali bila sudah diperhitungkan pada
tempat yang aman dan sebelumnya sudah menclapat persetujuan Direksi.
Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya (peralatan) untuk
pengamanan, pelindung dan lain-lain yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.
2. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata pemborong harus
memakai mesin pengaduk. Mesin pengaduk harus mempunyai kapasitas yang cukup
untuk melayani volume pekerjaan yang direncanakan. Mesin pengaduk harus
dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari minyak sebelum dipakai. Setiap
campuran beton harus diaduk sehingga merata/homogen dan waktu pengadukan
minimum adalah 2 menit untuk setiap kali pencampuran.
3. Bilamana perlu pemborong diperkenankan untuk menggunaKan concrete pump,
gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan ke tempat yang akan dicor.
Pengangkutan beton tidak dibenarkan dengan ember-ember.
4. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukan
sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana
yang sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak bekisting dan lain-lain, harus
dijaga dengan baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.
5. Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan
dengan concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan
concrete vibrator dapat dibantu dengan penyodokan apabila dengan concrete vibrator

12
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

tidak mungkin dilakukan dengan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi terlebih
dahulu.
6. Pengecoran harus menerus dan hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang
diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya
mendapatkan persetujunn dari Direksi. Penghentian maksimum 2 jam. Untuk
menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus dibersihkan
permukaannya dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya
dan sebelumnya adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus
disiram dengan air semen campuran 1 PC: 0,45 air.
7. Selama waktu pengerasan beton harus dilindungi dengnn air bersih atnu ditutup
dengan karung karung yang senantiasa dibasahi dengan air, terus menerus selama
paling tidak 10 hari setelah pengecoran.
8. Apabila cuaca diragukan, sedangkan pengawas atau Direksi menghendaki agar
pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyediakan
9. alat pelindung atau terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah/akan
dicor. Pengecoran tidak diizinkan selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik di
atas 32°C.
10. Untuk setiap 5 m3 pengecoran, pemborong diwajibkan mengambil contoh (sample)
untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test, dengan prosedur
sebagaimana ditentukan dalam PBI 1971 dan SKSNI 1991. Slump yang
diperkenankan dalam pelaksanaan adalah antara 7 cm dan faktor air semen
maximum 0,45. Pengambilan-pengambilan contoh di atas sesuai petunjuk Direksi.
Kubus-kubus dijaga agar dapat mengeras dengan baik. 10. Kubus beton yang diambil
selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan karakteristiknya di laboratorium yang
dapat disetujui Direksi dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk
dievaluasi. Bilamana hasil pengujian menunjukkan mutu beton kurang dari K yang
disyaratkan (K.300) maka pemborong diwajibkan untuk mengajukan rencana dan
mengadakan penguatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya pemborong.
11. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai yang
disyaratkan pemborong harus mengambil core-sample dari bagian-bagian konstruksi
yang diragukan. Jumlah core-sample untuk tiap pemeriksaan adalah tiga buah, dan
selanjutnya akan diperiksa di laboratorium dengan persetujuan Direksi. Hasilnya akan
dievaluasi Direksi dan bila nilai yang diperoleh membahayakan konstruksi, harus
dilakukan perbaikan konstruksi tersebut atas biaya pemborong.
12. Seluruh pekerjaan beton bertulang ditambahkan bahan campuran beton serat
polypropylene murni yang dapat mengontrol retak yang disebabkan oleh muai dan
susut karena panas, meningkatkan daya tahan terhadap kejut, mengurangi
permeabilitas dan menambah daya tahan beton.

Sifat-sifat polypropylene murni harus memenuhi syarat sebagai berikut :


Penyerapan : nol
Berat jenis : 0,9
Panjang serta : 19,0 mm
Titik leleh : 160-170°C
Titik bakar : 570°C
Daya hantar panas : rendah
Ketahanan terhadap asam dan garam : tinggi
Ketahanan terhadap alkali : tinggi
Kekuatan tarik : 5600-7700 kg/cm2

13
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

Modulus Young's : 35.000 kg /cm2

13. Pengecoran plat beton dermaga ditambahkan floor hardener dan dihaluskan dengan
mesin penggosok taller.
14. Campuran beton perlu ditambah dengan fly ash, untuk membuat beton kedap air dan
ukuran spilt maksimum adalah 2 cm. Slump beton maksimum 8-10 cm. Guna
memperlambat setting time dapat ditambahkan retarder atau air es.

Pasal 30. PEKERJAAN BALOK DAN LANTAI BETON

Mutu beton yang disyaratkan untuk pekerjaan balok dan lantai adalah K-300.
Tulangan yang direncanakan untuk pekerjaan ini adalah besi beton mutu U-32,
produksi Krakatau Steel atau yang setara. Bilamana pemborong hendak memakai
baja tulangan lebih tinggi dari yang disyaratkan, pemborong mengajukan pada Direksi
untuk persetujuan. Kontruksi bekisting harus cukup kokoh agar tidak terjadi
perubahan-perubahan bentuk pada waktu pengecoran maupun masa pengerasan.
Pemborong harus mengajukan rencana konstruksi bekisting kepada Direksi untuk
diperiksa dan disetujui. Ukuran penopang jadi dari beton tidak boleh kurang dari apa
yang disyaratkan dalam gambar kerja dan penyimpangan tidak boleh lebih 1% dari
ukuran yang bersangkutan. Selimut beton yang disyaratkan untuk pekerjaan
konstruksi yang berhubungan langsung dengan air lout harus memakai selimut beton
setebal 7 cm, sedangkan konstruksi yang tidak berhubungan langsung dengan air lout
cukup setebal 5 cm. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pemborong harus mengikuti
persyaratan-persyaratan sesuai pekerjaan beton bertulang dan ketentuan-ketentuan
lain dalam PBI 1971 dan SKSNI 1991. Kanstin beton dilaksanakan bersamaan
dengan pengecoran beton di tempat, dengan ukuran 15 x 15 cm, yang selanjutnya
difinishing dan dicat dengan warna selang-seling kuning hitam (lihat gambar rencana).

Pasal 31. PEKERJAAN BIT

1. Pembuatan bit dilakukan harus sesuai dengan gambar.


2. Struktur bit terdiri dari dua material utama, yaitu pipa baja galvanis yang diisi dengan
cor beton. Untuk tempat ikatan tali kapal pada bit, sebuah batang silinder dari besi
galvanis dipasang melintang menembus pipa bit melalui lubang yang dibuat
sebelumnya. Setelah dimasukkan melintang melalui lubang yang tersedia, batang
silinder kemudian dilas dengan pipa utama.
3. Pekerjaan beton dan pemancangan bit harus sesuai dengan bab mengenai pekerjaan
beton dan pekerjaan pemancangan. Pipa bit harus dilas dengan besi tulangan dari
struktur dermaga pada posisi yang terdekat.
4. Pada tahap penyelesaian harus bit yang terlebih dulu diselesaikan, stek-stek besi
tulangan dan kemudian secara bersamaan dilakukan pengecoran dengan konstruksi
beton poer, sehingga didapatkan konstruksi yang monolit. Bitt dicat dengan warna
hitam atau dengan warna yang disetujui Direksi.

Pasal 32. AIR KERJA

14
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

1. Untuk adukan, maka air yang dipakai hnrus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan
bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
2. Pengurangan air kerja harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Bila akan dipakai air bukan berasal dari air minum dan mutunya meragukan, maka
Direksi dapat minta kepada Pemborong untuk mengadakan penyelidikan air secara
laboratoris dan penyelidikan tersebut atas tanggungan pemborong.

Pasal 33. BETON PRACETAK

1. Persyaratan umum yang berhubungan dengan beton bertulang biasa tetap berlaku,
sedangkan persyaratan lain yang berhubungan dengan pekerjaan beton pracetak
terdapat di dalam pasal-pasa! berikut ini.
2. Pemborong harus menyerahkan usulan rencana-rencananya secara fierperinci untuk
pelaksanaan fabrikasi beton pracetak/precast, perawatan dan kemudian
pembongkaran, serta pengangkutan dari tempat pencetakan elemen-elemen beton
pracetak. Semua rencana tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi.
3. Pemborong harus menyediakan lapangan yang cukup luas dengan lantai beton yang
kokoh dan rata tempat pekerjaan pembuatan beton pracetak akan di lakukan.
4. Elemen-elemen beton pracetak/precast dicetak dengan pengecoran beton secara
kontinyu dengan suatu cara pelaksanaan dan peralatan yang memndai, yang
sebelumnya mendapat persetujuan Direksi.
5. Unsur beton pracetak harus dicetak dengan toleransi ukuran ± 5 mm dari ukuran yang
telah ditetapkan dalam gambar. Lebih lanjut tidak ada permukaan balok atau lantai
yang menyimpang lebih dari 5 mm dari pinggir yang lurus sepanjang 3 m dan pada
bagian tengah dari unsur tidak boleh menyimpang lebih dari 10 mm dari garis tengah.
6. Cetakan/bekisting harus dibuat kokoh, rapat pada sambungan-sambungannya, rapi
dan benar, serta harus direncanakan sedemikian hingga mudah untuk dibuka dan
dipasang kembali. Bagian-bagian yang memerlukan ketelitian dan atau kerapian pada
elemen beton pracetak harus dibuat dengan cetakan yang terdiri dari lembaran plat
baja. Cetakan harus ditempatkan dengan betul untuk mencegah penonjolan atau
penyimpangan bentuk hasil pengecoran.
7. Cetakan pada bagian-bagian pinggiran dari beton pracetak boleh dipindahkan setelah
72 jam asalkan beton tersebut telah mengeras dan disetujui Direksi.
8. Pemborong harus menyerahkan perhitungan rencana cetakannya dan gambargambar
kepada Direksi untuk persetujuan.
9. Pada pertemuan atau sambungan konstruksi antara unsur pracetak beton biasa,
maka semua permukaan horizontal dan vertikal dari unit beton pracetak harus
dibersihkan dengan sikat kawat untuk menyingkirkan semua benda dan kotoran atau
bagian agregat yang menonjol.
10. Setiap bagian/eleman beton pracetak harus diberi tanda pengenal pada bagian atas
permukaan untuk menunjukkan nomor urut, lokasinya atau bagian manutari struktur
dermaga atau trestle dan tanggal pembuatan/pengecorannya. Tanda-tanda identitas
ini harus sejalan dengan rencana penempatan.
11. Pemborong diminta untuk mengajukan rencana pengangkatan, pengangkutan,
penurunan dan pengumpulan semua elemen beton pracetak dan selama masa
pengerasan beton pracetak harus dirawat sesuai persyaratan. Dalam masa tersebut
beton precast tidak boleh dipindahkan kecuali dengan persetujuan Direksi.

15
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

12. Unit-unit beton pracetak harus diangkat tepat pada rencana titik angka yang telah
disetujui Direksi. Unit beton pracetak dapat diangkat dari tempat pracetaknya untuk
menyimpan kalau kekuatan rata-rata dari paling sedikit 3 kubus yang dibuat dari
bahan beton yang sama paling sedikit 2,5 kali tegangan yang dihasilkan pada saat
diangkat.
13. Unit beton pracetak harus dikumpulkan dan disusun dengan cara yang telah disetujui
Direksi. Pengumpulan beton harus diatur sehingga unit-unitnya dapat digunakan
menurut umur. Unit-unit beton pracetak harus dilindunyi dari sinar matahari langsung.
14. Beton deking yang dimaksud adalah untuk peiindungan tulangan-tulangan terhadap
bahaya karat. Tebal selimut beton pracetak disyaratkan 5 cm, kecuali bagian-bagian
tertentu yang langsung terkena atau terpengaruh air laut minimal 7 cm. Untuk
menjamin hal ini perlu dibuat tahu tahu beton dengan ukuran 5 x 5 atau 8 x 8 cm
dibuat diatas tanah yang rata, didasari tripleks dan pada bagian atas tahu-tahu beton
tersebut harus terpasang pengikat dari kawat ikat/bindrad.
15. Sebelum pengecoran beton pracetak (precast) dilakukan, permukaan pada baja agar
diolesi form oil agar permukaannya sempurna dan mudah mengangkatnya.
16. Unit-unit beton pracetak baru boleh dipindahkan dari tempat pengumpulan ke tempat
pemasangannya bila telah berumur paling sedikit 21 hari, atau beton 1 telah mencapai
tegangan minimal (3 conch) 95 % dari tegangan pada usia beton 28 hari.
17. Penempatan elemen-elemen beton pracetak pada tempat yang sebenarnya harus
dengan memakai peralatan yang memadai sehingga elemen beton-beton pracetak
tidak mengalami gaya gaya yang berlebihan yang dapat menyebabkan retak-retak
rambut, serta agar dapat dilaksanakan dengan rapi dan rapat satu sama lainnya
sehingga pengecoran beton di atasnya terjamin tidak bocor serta dapat diiakukan
dengan baik.
18. Sebelumnya dilakukan pengecoran beton ditempat, semua tulangan yang diperiukan
harus sudah terpasang di tempatnya dengan kokoh. Bagian dalam bekisting;
permukaan beton dan tulangan harus dibersihkan dari kotoran yang dapat
menurunkan mutu beton, celah-celah yang ada antara elemen-elemen beton pracetak
dan lain-iain harus ditutup dengan baik, serta kemudian permukaan beton disiram
dengan campuran air semen sampai merata.

BAB IV. PEKERJAAN TIANG PANCANG

Pasal 34. JENIS DAN UKURAN TIANG PANCANG

Untuk tiang pancang digunakan tiang pancang pracetak beton bentuk bulat, diameter
40 cm dengan K 600, yang setara dengan dan memiliki karakteristik sebagai berikut.

Pasal 35. TOLERANSI TITIK PANCANG

16
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

1. Pelaksanaan pemancangan tiang pancang tegak atau tiang miring harus sedemikian
sehingga diperoleh hasil sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.
2. Toleransi maksimum yang diijinkan terhadap hasil pemancangan tiang adalah 10 cm
penyimpangan dari posisi yang benar, inklinasi terhadap sumbu tiang miring atau
vertikal adalah 2 % untuk pemotongan tiang sebesar 5 cm.
3. Bila toleransi terlampaui, tiang harus diperbaiki, diperkuat dengan konstruksi tertentu,
dicabut atau lain sebagainya sesuai dengan keputusan Direksi, dengan biaya
Pemborong.

Pasal 36. ALAT PANCANG/PILE DRIVING HAMMER

1. Pemborong harus menyediakan peralatan untuk pemancangan sedemikian lengkap


sehingga semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi.
2. Mesin pancang atau hammer harus jenis Diesel Hammer dan Steam Hammer (single
atau double acting). Mesin pancang drop hammer tidak diperkenankan. Bila dipakai
Diesel atau Steam Hammer maka berat ram minimum 2,0 ton
3. Hammer harus dapat melakukan pemancangan kontinyu sampai kedalaman yang
direncanakan. Penghentian pemancangan sebelum mencapai setting atau kedalaman
rencana harus mendapat persetujuan Direksi.
4. Alat pancang harus dilengkapi dengan ladder yang cukup panjang dan dapat
digerakkan secara hydrolik atau mekanis, untuk menjamin pemancangan tiang-tiang
tegak dan tiang miring dapat dilaksanakan.

Pasal 37. PEMANCANGAN TIANG

1. Pemancangan tiang pancang dilakukan dengan alat tersebut diatas dan bila tidak
memungkinkan dapat dengan pengeboran terlebih dahulu yang dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari Direksi.
2. Urutan-urutan pemancangan tiang-tiang agar direncanakan sesuai kondisi pekerjaan
sedemikian sehingga pelaksanaan pemancangan dapat berjalan dengan lancar dan
baik serta tiang-tiang yang dipancang lebih dahulu tidak terganggu. Pemborong harus
mengajukan rencana kerja pemancangan kepada Direksi untuk dievaluasi dan diberi
persetujuan tertulis oleh Direksi.
3. Pemancangan tiang dilaksanakan sampai final set, apabila terjadi permasalahan di
lapangan penghentian dapat dilaksanakan hanya bila diperintahkan atau disetujui oleh
Direksi.
4. Pemborong tidak boleh memindahkan alat pancang dari kepala tiang tanpa
persetujuan Direksi.
5. Tiang hanya dipancang selama ada Direksi dan tersedia fasilitas bagi Direksi untuk
memperoleh informasi pemancangan tiang yang diperlukan. Meskipun demikian
Pemborong tetap bertanggung jawab atas pekerjaan ini.
6. Pemborong harus memberitahu Direksi dengan segera apabila perubahan-perubahan
yang tidak normal selama pemancangan tiang. Pemborong harus berhati-hati untuk
mencegah timbulnya gaya lateral pada tiang selama pemancangan yang diakibatkan
oleh alat pancang.

17
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

7. Tiang yang tidak dipakai akibat "over acting" atau tidak memenuhi toleransi yang
diijinkan, maka harus dibuat tiang ekstra yang dipancang disitu, atas persetujuan
Direksi.
8. Kalendering tiang pancang akan dipakai sebagai penentuan daya dukung tiang
pancang berdasarkan dynamic formula (Hiley formula) dan panjangnya tiang pancang
lebih lanjut.
9. Setiap kali melakukan pemancangan, Pemborong harus melakukan catatan-catatan
mengenai kalendering pemancangan sebagai pedoman setting (benaman terakhir)
yang dapat diambil sebagai berikut :

 Alat pancang Diesel Hammer K35 atau setara (lihat lampiran 6)


 Tinggi jatuh H = 1,80 m
 Wr = 3,50 ton
 Benaman (s) (dermaga) = 3 cm/ pukulan. S10 (benaman) diambil dari harga rata-
rata total benaman 10 pukulan untuk (3 x 10) pukulan terakhir di mana yang
diambil adalah harga S10 yang terakhir.

10. Kedalaman pemancangan adalah 23 meter atau lebih dengan N Spt > 32, dan
dipancang dengan Diesel Hammer K35 dengan final set 3 cm /10 kali pukulan.
11. Juga harus dilampirkan pencatatan "Elastic Compression"
12. Sebelum dipancang tiap tiang harus diberi tanda setiap interval 50 cm dan 100 cm
yang dimulai dari kaki tiang agar dapat diketahui panjang tiang yang terpancang.
13. Pada bagian tiang ditempatkan kertas grafik untuk menentukan pukulan-pukulan
terakhir, untuk mengetahui "Final Set" pada saat pemancangan.
14. Pemborong harus melakukan penca tatan pemancangan mnsing-masing tiang, yang
disampaikan kepada Direksi untuk dievaluasi.
Pencatatan meliputi :

1) Tanggal dan hari pemancangan


2) Nomor tiang
3) Pan jang tiang
4) Ukuran penampang
5) Type hammer
6) Berat ram
7) Evaluasi dasar tanah pada titik pancang
8) Tiang masuk tanpa dipukul
9) Benaman per interval jumlah pukulan atau sebaliknya (jumlah pukulan /100 cm,
50 cm, 25 cm).
10) Total set/benaman
11) Rebound (cm)
12) Tinggi jatuh hammer (m)
13) Penyimpangan posisi/kemiringan dari rencana
14) Hal-hal khusus yang ditemui pada waktu pemancangan
15) Daya dukung tiang berdasarkan Hilley Formula
16) Diperlukan loading test sampai dengan beban 2 x beban rencana atau 80 ton
/tiang.

18
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

Pasal 38. PANJANG TIANG PANCANG (LIHAT GAMBAR RENCANA)

1. Tiang pancang pada dasarnya harus dipancang sampai mencapai final set sesuai
dengan persyaratan daya dukung berdasarkan "Dynamic Formula" dibandingkan
dengan daya dukung yang diperoleh berdasarkan data-data karakteristik tanah.
2. Apabila final set telah dicapai sebelum panjang tiang/kedalaman rencana, maka
bagian tiang berlebih (diatas cut off level) harus dipotong, pemotongan kelebihan tiang
ini harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Apabila seluruh panjang tiang rencana telah terpancang, tetapi final set belum
terpengaruh, maka tiang pancang tersebut harus disambung. Penyambungan
kekurangan panjang tiang ini harus mendapat persetujuan Direksi.
4. Harga tiang pancang yang panjangnya tidak sesuai dengan gambar akan
diperhitungkan dengan harga satuan panjang seperti pada penawaran.

Pasal 39. KEPALA TIANG DAN POER (Pile Gap)

1. Pemborong harus melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah kerusakan kepala


tiang pada waktu pemancangan. Kepala tiang harus diberi peiindung kayu keras
selama pemancangan agar tidak langsung terpukul oleh landasan hammer. Tiang
pancang yang lebih dari elevasi rencana dipotong dengan syarat bagian ujung tiang
pancang akan tertanam dalam poer (pile cap) minimal sepanjang 1 x Diameter tiang
pancang.
2. Di atas tiap-tiap tiang pancang akan dibuatkan poer untuk menyalurkan gaya-gaya
dari balok ke tiang pancang yang bentuk, ukuran-ukuran dan penulangannya seperti
yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
3. Pada ujung tiang pancang dilas tulangan menurut jumlah dan diameter sesuai dengan
gambar kerja yang berfungsi sebagai tulangan penyalur dan akan tertanam dalam
poer. Demikian pula pada bagian atas di dalam tiang pancang diberi tulangan dan
dicor beton, dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja.
4. Sebelum melakukan pengecoran adukan, semua tulangan harus sudah terpasang
dengan baik, bersih dari karat dan kotoran. Pelaksanaan pengecoran harus
diperhitungkan waktunya sedemikian sehingga adukan yang sudah dituangkan tidak
terganggu oleh pasang surut sebelum beton mencapai umur 3 jam.
5. Apabila terdapat besi-besi bekas anker bekisting atau baja tulangan yang menonjol
dari permukaan beton, maka besi atau baja tersebut harus dipotong sedemikian
sehingga nantinya dapat tertanam dan ditutup dengan adukan beton atau material lain
yang kedap air minimal setebal selimut beton.

19
PERSYARATAN TEKNIS
DERMAGA PPI PUSONG KOTA LHOKSEUMAWE

Pasal 40. PENUTUP

Apabila dalam Syarat Syarat Adminitrasi, Syarat-Syarat Umum, Syarat-Syarat Teknis


dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS ) ini, masih terdapat kekurangan
(masih terdapat kesalahan terhadap kesalahan teknis maupun Adminitrasi ) maka
digunakan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

L A M P I R A N…………………………………………………………………

20

Anda mungkin juga menyukai