PPI.2.Ep.2-Laporan Tahunan PPI

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TAHUNAN TIM PPI

RUMAH SAKIT UMUM MATERNA

Rumah Sakit Umum MATERNA


JLN. TEUKU UMAR NO. 11
TELP. (061) 4514222 FAX. (061) 4155392, MEDAN-20112-INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Healthcare Associated Infections (HAI’s) adalah infeksi yang didapatatau Tim


PPIbul pada waktu pasien dirawat di rumah sakit, dimana tidak adainfeksi sebelumnya
atau tidak dalam masa inkubasi pada saat masuk, jugainfeksi yang didapat di rumah
sakit tapi muncul setelah pulang, termasukinfeksi pada petugas pemberi pelayanan di
rumah sakit. Kejadian infeksi dapat menghambat proses penyembuhan pasien, bah kan
dapat meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan memperpanjang lama hari rawat,
sehingga biaya meningkat dan akhirnya mutu pelayanan diinstitu sipelayanan
kesehatan akan menurun

Untuk meningkatkan mutu pelayanan dirumah sakit perlu dilaksanakan program


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.Kegiatan program ini sangat
komplek,menyangkut berbagai sasaran antara lain personel,alat/peralatan medis ruang
perawatan, kamar bedah dan lingkungan.Kegiatan tersebut harus dilaksanakan secara
terpadu oleh semua civitashospitalia,baik manajemen rumah sakit,semua petugas
rumah sakit seperti dokter,perawat,bidan,petugas kesehatan lainnya,petugas kebersihan,
petugas pemeliharaan sarana rumah sakit,dan masyarakat lingkungan rumah sakit.

B. TUJUAN
1. TujuanUmum
Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui pencegahan dan pengendalian
infeksi.

2. TujuanKhusus
a. Menurunkan angka kejadian HAI’s dan memutus mata rantai penularannya
b. Menurunkan LOS pasien
c. Identifikasi dini KLB infeksi
d. Melindungi petugas dan masyarakat dari penyakit infeksi
e. Mengukur dan menilai keberhasilan program PPI
f. Salah satu unsur pendukung untuk memenuhi standar akreditasi.
BAB II

PROGRAM KERJA

PENGORGANISASIAN

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi/ Tim PPI merupakan organisasi non
struktural pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mempunyai fungsi utama
menjalankan PPI serta menyusun kebijakan pencegahandan pengendalian infeksi
termasuk pencegahan infeksi yang bersumber dari masyarakat berupa Tuberkulosis,dan
infeksi menular lainnya,yang beranggotakan dari berbagai profesi. Tahun 2022 Perawat
PPI pada Komite atau Tim PPI (Infection Preventionand Control Nurse/IPCN) IPCN
purna waktu 1 orang ). Kerja IPCN dibantu oleh Infection Preventionand
ControlLinkNurse/IPCLN. PPI mempunyai peran penting dalam memonitor pemberian
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sesuaistandar untuk menjaga dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dirumah sakit, dengan cara memberikan edukasi
dan memberikan wawasankepada petugas,pasien dan pengunjungrumah sakit

PENINNGKATAN MUTU PELAYANAN DIRUMAH SAKITP ADA KEJADIAN


HAI’S

Healthcare Associated Infections (HAI’s) merupakan masalah serius bagisemua


institusi pelayanan kesehatan di seluruh dunia, baik di negara majumaupun yang sedang
berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan WHO,sekitar 3% - 21% atau rata-rata 9%
infeksi terjadi di institusi pelayanan kesehatan.Kejadian infeksi dapat menghambat proses
penyembuhan pasien,bahkan dapat meningkatkan morbiditas,mortalitas,dan

Memperpanjang lama hari rawat, sehingga biaya meningkat dan akhirnya mutu
pelayanan diinstitusi pelayanan kesehatan akan menurun. Untuk itu RSU Materna
memberikan pelayanan tidak hanya kuratif dan rehabilitative ,tetapi juga pelayanan
preventif dan promotif, salah satunya melalui program PPI. PPI harus menjadi perhatian
seluruh pemberi pelayanan kesehatan dimanasaja dan kapan saja pelayanan kesehatan
diberikan sehingga kejadianHAI’sdapat dicegah atau diminimalkan.
1. Kewaspadaan Isolasi
Di Indonesia telah dikeluarkan Surat Keputusan Menteri KesehatanNo.27 tahun 2017
tentang pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi diRumah Sakit maupun
fasilitas pelayanan kesehatan lain sebagai upaya memutus siklus penularan penyakit dan
melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat yang menerima
pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.Semua petugas kesehatan,memiliki resiko terinfeksi. Petugas kesehatan harus
memahami, mematuhi danmenerapkan kewaspadaan isolasiaar tidak terinfeksi.
Kewaspadaan isolasi dirancang untuk mengurang irisiko terinfeksi penyakit menular
pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak
diketahui.Dua lapis kewaspadaan isolasiter diri dari
KewaspadaanStandar

Indikator ̶ Hand Hygiene


̶ Alat Pelindung Diri(APD)
̶ Pengelolaan limbah dan benda tajam
̶ Peralatanperawatanpasien
̶ Penatalaksanaanlinen
̶ Pengendalianlingkungan
̶ Kesehatankaryawan
̶ Penempatanpasien
̶ Penyuntikanyangaman,
̶ Etikabatuk
̶ Prakteklumbalpunksi.
Target ̶ Angka kejadian HAI’s tidak ada

Kewaspadaan berdasar transmisi


Indikator Kewaspadaantambahandilakukansesuaijenistransmisimikrobape
nyebab infeksinya, yaitu:
a. Kontak
b. Droplet
c. Airborne
Dapat dilaksanakansecaraterpisahataupunkombinasi.
Target  Pasien yang diketahui/dugaanterinfeksi/terkolonisasi
Pathogen

2. Surveilans PPI
Indikator  AngkakejadianInfeksiDaerahOperasi(IDO)
 AngkakejadianInfeksiSaluranKemih(ISK)
 AngkakejadianVentilatorAssociatedPneumonia(VAP)
 Angka kejadian IAD

Indikator Angka kejadian infeksi daerah operasi (IDO) dari tindakan


Utama operasi bersih
Target  Angka Kejadian IDO 2%
 ISK <4,7‰
 VAP <5,8‰
 IAD < 3,5‰

3. PendidikandanPelatihan
Indikator Peningkatan pengetahuan dan pemahaman PPI melalui
pendidikandan pelatihan secara periodik.

Target  Semua staff yang ada dirumah sakit terutama yang


berhubungan langsung dalam pelayanan kesehatan.
 Pasien, keluarga, pengunjung dan masyarakat di
Lingkungan rumah sakit

A. PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH


SAKIT PADA KEJADIAN HAI’S
1. Kewaspadaan Isolasi
Keberhasilan program PPI dimulai dari kewaspadaan isolasi yangterdiri dari
Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan berdasarkanTransmisi.
a. Kewaspadaan Standar
1) Handhygiene
Hand hygiene merupakan faktor yang sangat penting dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi karena merupakan komponen
Patient Safety. Meskipun sederhana, hand hygiene sangatefektif untuk
pencegahan HAI’s.

a) Kepatuhan five moment handhygiene Perawat & Bidan :


Moment Tw1 Tw2 Tw3 Tw4
Sebelum Kontak dengan 97,2% 97,4% 97,2% %
Pasien
Sebelum melakukan 100% 100% 100% %
Tindakan Aseptik
Sesudah terkena Cairan 100% 100% 100% %
Tubuh Pasien
Setelah Kontak dengan 100% 100% 100% %
Pasien
Setelah kontak dengan 96,3% 96,7% 96,6% %
lingkungan pasien

Kepatuhan Hand Hygiene perawat dan bidan sebelum kontak dengan pasien Tw1 97,2
Tw2 97,4% da Tw3 97,2% menurun dari Tw2.
Kepatuha hand hygiene sebelum melakukan tindakan aseptik Tw1100%, Tw2 100% dan
Tw3 100%.
Kepatuhan Setelah terkena cairan tubuh pasien Tw1100%, Tw2 100% dan Tw3 100%.
Kepatuhan setelah kontak dengan pasien Tw1100%, Tw2 100% dan Tw3 100%.
Kepatuhan setelah kontak dengan lingkungan pasien Tw196,3%, Tw2 96,6% dan Tw3
96,6%.

b) Kepatuhan five moment handhygiene Dokter :


Moment Tw1 Tw2 Tw3 Tw4
Sebelum Kontak dengan 97,2% 97,3% 97,3% %
Pasien
Sebelum melakukan 100% 100% 100% %
Tindakan Aseptik
Sesudah terkena Cairan 100% 100% 100% %
Tubuh Pasien
Setelah Kontak dengan 100% 100% 100% %
Pasien
Setelah kontak dengan 94% 94,1% 94,2% %
lingkungan pasien
Kepatuhan Hand Hygiene Dokter sebelum kontak dengan pasien Tw1 97,2% Tw2 97,2% da
Tw3 97,3% naik dari Tw2.
Kepatuha hand hygiene sebelum melakukan tindakan aseptik Tw1100%, Tw2 100% dan
Tw3 100%.
Kepatuhan Setelah terkena cairan tubuh pasien Tw1100%, Tw2 100% dan Tw3 100%.
Kepatuhan setelah kontak dengan pasien Tw1100%, Tw2 100% dan Tw3 100%.
Kepatuhan setelah kontak dengan lingkungan pasien Tw194%, Tw2 94,1% dan Tw3 94,2%.

c) Kepatuhan five moment handhygiene Laboratorium :


Moment Tw1 Tw2 Tw3 Tw4
Sebelum Kontak dengan 96,8% 97% 97% %
Pasien
Sebelum melakukan 97,6% 97,7% 97,7% %
Tindakan Aseptik
Sesudah terkena Cairan 100% 100% 100% %
Tubuh Pasien
Setelah Kontak dengan 100% 100% 100% %
Pasien
Setelah kontak dengan 96,5% 96,6% 96,5% %
lingkungan pasien
Kepatuhan Hand Hygiene sebelum kontak dengan pasien Tw1 96,8% Tw2 97% da Tw3
97% naik dari Tw1.
Kepatuha hand hygiene sebelum melakukan tindakan aseptik Tw197,6%, Tw2 97,7% dan
Tw3 97,7%.
Kepatuhan Setelah terkena cairan tubuh pasien Tw1100%, Tw2 100% dan Tw3 100%.
Kepatuhan setelah kontak dengan pasien Tw1100%, Tw2 100% dan Tw3 100%.
Kepatuhan setelah kontak dengan lingkungan pasien Tw196,5%, Tw2 96,6% dan Tw3
96,5%.

d. Pengadaan cairan anti septik hand hygiene dan tissue dari Januari-Oktober 2022 tetap
tersedia

2. Kepatuhan PemakaianAPD
Audit, monitoring dan evaluasi kepatuhan pemakaian APD dilaksanakan setiap tiga bulan
sekali. Standar kepatuhan pemakaian APD tahun 2022 yang telah ditetapkan adalah 100%.

Tw1 Tw2 Tw3 Tw4


Standar 100% 100% 100% 0%
Patuh 100% 100% 100% 0%

Kepatuhan pemakaian APD perawat & bidan sesuai prosedur triwulan sebesar Tw1 100%,
Tw2 100%, Tw3 100%
3. PengelolaanLimbah
Rumah sakit merupakan tempat penghasil limbah paling komplek. Pengelolaan limbah
dilakukan untuk menurunkan risiko kecelakaan kerja dan penularan infeksi.

a. Limbah Padat, Limbah Jarum dan BendaTajam


Infeksius Jumlah sampah infeksius yang dimusnahkan dengan incinerator PT Ara, Januari s/d
Oktober 2022 sebanyak 426,80 kg,

a. Limbah Cair
Limbah cair di RSU Materna diolah menggunakan IPAL yang sudah berizin operasional,
sesuai standar kesehatan lingkungan. Pemakaia n sloopzink untuk pembuangan sisa
cairan tubuh dan darah masih sangat terbatas. Sloopzink hanya ada di Instalasi
Laboratorium lantai1. Sebelum dialirkan ke Sungai, limbah cair melewati bak kontrol
yaitu kolam ikan yang dijadikan sebagai indikator kelayakan air IPAL.Untuk menjaga
mutu pengolahan limbah cair, RSU Materna bekerjasama PT Ara untuk mengetahui
kondisi output limbah cair.

Tabel 1. Hasil pemeriksaan output IPAL baru RSU Materna Juli-Agustus


September 2022

HasilUji Kadar
Parameter 08/07/2022 09/08/2022 05/09/2022 Maks Satuan
KIMIA:
TSS 25 24 26 30 mg/L
Ph 6,5 6,77 6,26 6–9 -
BOD 24,38 24,5 25,9 30 mg/L
COD 80,45 80,85 85,47 100 mg/L
Minyak dan Lemak 3,2 3,5 4,1 5 mg/L
Amoniak(NH3-N) 5,21 4,91 5,57 10 mg/L
4. Pengendalian lingkungan
RSU Materna mencegah dan mengendalikan infeksi dengan melakukan pembersihan
lingkungan:
- Seluruh permukaan bidang datar, . dan peralatan yang ada diruangan
dibersihkan setiap hari dengan menggunakan cairan disinfektan.

- Sebelum ruang perawatan digunakan pasien berikutnya, fasilitas dan


lingkungan pasien dibersihkan menggunakan cairan desinfektan.

- Proses pembersihan ruangan, permukaan lantai, dinding dan . tidak


menggunakan sinar ultraviolet..
- Pemberlakuan jam kunjung.
- Edukasi kepada pengunjung tentang handhygiene.
- Segera membersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh pasien sesuai SPO
oleh petugas jaga atau cleaning service.
- Wilayah tanpa rokok sudah diberlakukan, tapi masih banyak ditemukan
pengunjung dan petugas rumah sakit merokok didalam lingkungan rumah
sakit.
- ICRA Renovasi
Pada tahun 2022 RSU Materna mengadakan pembangunan
• Musholla dan Toilet Lantai I Belakang
• Ruang Tunggung Radiologi

Pemasangan tanda pemberitahuan ,peringatan, pemasangan cover /


penutup untuk melokalisir area dalam rangka pencegahan transmisi
dampakpembanguna/renovasi kepada pasien, pengunjung, petugas maupun
pekerja,belum dilaksanakan dengan Tim PPI oleh vendor.

5. Penyuntikanaman
- Praktik penyuntikan yang aman (oneneedle,onesyringe,onlyoneTim PPIe) dan
pemakaian obat/cairan multidose sudah diterapkan denganbaik.
- Pengoplosan obat dilakukan oleh perawat diruang obat dirawat inap, kecuali
diruang ICU karena belum adaruang obat.
6. Perawatan peralatan pasien
Perawatan peralatan pasien sudah terpusat, dilaksanakan di ruang sterilisasi mulai
proses pembersihan sampai sterilisasi dan distribusi alat.
a) Metode pemrosesan peralatan perawatan pasien
Metode pemrosesan peralatan perawatan pasien dibagi tiga, bergantungkriteria
berikut:
- Peralatan non kritikal
Peralatan non kritikal (stetoskop, tensimeter, linen, alat makan) dilakukan
pembersihan dengan cara desinfeksi tingkat rendah (lowlevel disinfection),
disesuaikan dengan bahannya. Stetoskop dan tensimeter dilakukan swab.
- Peralatan semi kritikal
Peralatan semikritikal seperti , laringoskop blade , thermos meter rektal,
dilakukan pembersihan dengan cara desinfeksi tingkat tinggi (High Level
Desinfection) menggunakan larutan Gigazim dan Enzymatic yang diencerkan
dengan air sesuai aturan.
- Peralatan kritikal
Semua peralatan kritikal seperti instrument bedah, partus set dan perawatan luka,
dilakukan di ruang sterilisasi.

b) Proses dekontaminasi peralatan pasien di ruangan Sterilisasi

Pelaksanaan pemrosesan peralatan pasien di ruang sterilisasi sudah dilakukan sesuai


SPO,yaitu:
- Instrumen kotor diterima unit dekontaminasi
- Direndam dengan larutan enzymatic untuk membersihkan lemak dan darah.
- Direndam dalam larutan desinfektan untuk membunuh kuman.
- Dibilas dan dikeringkan.
- Dilakukan uji fungsi alat.
- Dikemas dan disterilisasi.
- Disimpan dan didistribusikan.

7. Penatalaksanaan linen
Unit Laundry telah melaksanakan kegiatan, yaitu:
- Mengambil linen kotor dari ruangan
- Melakukan pemilahan linen kotor infeksius
- Melakukan pencucian, pengeringan dan penyetrikaan
- Melakukan penyimpanan dan distribusi linen bersih

a) Pengawasan pengelolaan linen:


- Sudah ada pengaturan jam penggunaan lift yang digunakan untuk transportasi
linen kotor baik infeksius maupun non infeksius dari ruang rawat agar tidak
bersimpangan dengan pengiriman diit pasien.
- Pemisahan linen infeksius dan non infeksius dilakukan oleh perawat diruang
keperawatan.
- Pengambilan linen kotor dari ruangan keperawatan dilakukan oleh petugas
laundry setelah perbeden.
- Penghitunganlinenkotorlinenkotordilakukanolehpetugaslaundri.
- Pengambilan linen kotor 1 kali sehari (pagi) oleh petugas laundri.
- Proses pencucian linen infeksius dan non infeksius sudah dipisahkan,
menggunakan mesin cuci yang berbeda.
- Alur keluar-masuk linen kotor dan bersih sudah dibedakan.
- Proses pengeringan menggunakan menjemmur.

8. Perlindungan Kesehatan Karyawan

Pemeriksaan kesehatan karyawan pada tahun ini belum dilaksanakan.

9. Penempatan pasien
Semua pasien baru di lakukan skrining yang masuk sebelum mendapatkan tindakan lebih
lanjut.Di IGD pasien baru dilakukan skrining ketika pasien diduga atau terindikasi pasien
infeksius pasien langsung di rujuk ke RS rujukan

10.Etika Batuk
Edukasi etika batuk dan kebersihan nafas diberikan kepada pasien, pengunjung dan petugas
rumah sakit. Edukasi kepada para pengunjung dilaksanakan diruang tunggu poliklinik
sesuai jadwal pelaksanaaan PKRS. Edukasi juga segera diberikan pada saat pasien masuk
pertama di ruang perawatan. Untuk meningkatkan edukasi, dilakukan pemasangan stiker,
poster, banner dan leaflet yang ditempatkan disemua area pelayanan.

10. Praktek lumbal punksi


Praktek lumbal punksi di ruang rawat inap, kecuali pasien di rawat di ruang ICU.Petugas
menggunakan APD lengkap (handscoon, masker, topi, apron dan sepatu). Monitoring
penggunaan APD dan edukasi semua petugas baik dokter, perawat, bidan, karyawan baru.

Dari Januari s/d Nopember 2022 tidak ada tindakan Praktek lumbal punksi.

11. Pengelolaan Makanan dan Minuman


a) Makanan dan minuman
Makanan siap saji untuk pasien yaitu sayur, minuman (teh, susu, air sirup),lauk-pauk,
susu, daging, ikan laut, dan snack.

2) Penanganan Jenazah
Penanganan/pemulasaraan jenazah dilakukan oleh 1 orang petugas. Dua
Perawatan/pemulasaraan jenazah sudah dilaksanakan sesuai SPO, mulai dari membuka
pakaian, memandikan jenazah, mengkafani bagi muslim dan non muslim. Pemakaian
APD di ruang jenazah sudah dilakukan oleh semua petugas sesuai dengan SPO.
Dari januari s/d septeember 2022 jumlah jenazah RSU Materna sebanyak 20 orang yang
di formalin 14 orang.

b.Kewaspadaan berdasar transmisi


Transmisi kontak dengan cara :

a) Penempatan pasien dengan system kohorting


b) Pemakaian APD yang tepat: apron, sarungtangan

2. SURVEILANS PPI
Pelaksanaan surveilans HAI’s meliputi beberapa langkah, yaitu membagikan format
24
checklist yang telah ditentukan kepada masing-masing ruangan, melakukan monitoring
penerapan SPO dan bundle pencegahan infeksi, monitoring evaluasi data infeksi secara
manual Surveilans HAI’s yang meliputi ISK (infeksi saluran kemih), IDO (infeksi daerah
operasi), VAP (Ventilator Associated Pneumonia), IAD, dilaksanakan oleh IPCN, dibantu
oleh IPCLN dan kepala ruang perawatan, kemudian dilaporkan kepada Tim PPI RSU Materna

25
BULAN
NO VARIABEL Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des
1 Jumlah pemasangan kateter 11 2 5 4 10 9 15 3 7 5
Jumlah hari terpasang kateter 44 9 26 11 52 64 107 18 19 30
Terjadi ISK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HAI’s (‰) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Juml.Tindakan operasi 0 0 0 0 1 1 2 0 4 1
Juml.Hari operasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Terjadi IDO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HAI’s (%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Juml.Pemasangan ventilator mekanik 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1

Juml hari terpasang ventilator mekanik 0 0 8 0 3 4 3 0 1 4

Terjadi VAP 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0
HAI’s (‰) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 IAD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Juml.Pemasangan CVC 3 3 1 0 3 2 3 1 2 4
Jumlah Hari Pemasangan CVC 13 9 10 0 16 14 26 20 9 28
HAI’s (‰) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Grafik kejadian HAI’s
a. ISK

Angka kejadian ISK pada Januari s/d Oktober 2022 yaitu 0%

a. IDO

Angka kejadian IDO pada Januari s/d Oktober 2022 yaitu 0 (0%)
b. VAP

Angka kejadian VAP pada Januari s/d Oktober 2022 yaitu 0 (0%).

c. IAD

Angka kejadian IDO Januari s/d Oktober 2022 yaitu 0 (0%)


BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Infeksi rumah sakit menjadi masalah yang tidak bias dihindari sehingga dibutuhkan
program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi( PPI ) untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan pasien, petugaskesehatan dan pengunjung. Fasilitas kesehatan harus membuat
suaturencana kerja tahunan untuk memberikan akses dan mempromosikan cara pelayanan
kesehatan yang baik , isolasi yang tepat, tindakan sterilisasi yang benar, praktek
pencegahan dan pengendalian infeksi lainnya, pelatihan bagi petugas kesehatan dan
surveilans epidemiologi. Menyediakan sarana dan prasarana yang cukup untuk mendukung
program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.Pencegahan resiko bagi pasien, petugas
kesehatan , petugas lain serta pengunjung di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan,perlu menjadi kepedulian semua pihak dan semua orang serta harus didukung
oleh pihak pimpinan atau manajemen.

A. SARAN
1. Dukungan penuh dan penyamaan persepsi dari pihak manajemen rumah sakit
untuk menunjang pelaksanaan program di Tim PPI.
2. Pelatihan PPI Dasardan Advancesecara internal untuk seluruhstaf rumah sakit,
bekerjasama dengan nara sumber dari external dan bagian diklat RSU Materna.

3. Pelaksanaan penekanan resiko infeksi dirumah sakit dengan ICRA

Medan, 29 Nopember 2022


Ketua Komite PPI

Prof. H. Hariman, Ph.D, Sp.PK(K)

Anda mungkin juga menyukai