RPL Sungai Selan BAB 12
RPL Sungai Selan BAB 12
RPL Sungai Selan BAB 12
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.1. Peta Lokasi Pembangunan Kebun PT. BSSP Di Bangka Tengah
Pengertian Istilah
1. Budaya adalah istilah yang mengacu kepada suatu hal bersama dari
kelompok manusia atau komunitas lokal, termasuk nilai – nilai, ide –
ide, kepercayaan, perilaku, acara atau ritual, bahasa, pengetahuan
dan obyek material.
2. Daerah Aliran Sungai – DAS – merupakan suatu unit hidrologi yang
dibatasi oleh batas topografi dengan puncak tertinggi dari suatu
wilayah aliran sungai, dimana air hujan yang jatuh di wilayah tersebut
mengalir ke sungai – sungai kecil menuju sungai besar, hingga sungai
utama yang kemudian mengalir ke danau atau laut. Wilayah DAS
dapat dibagi kedalam beberapa Sub-DAS.
3. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal – balik antara organisme (makhluk hidup) atau unsur
abiotik. Ekosistem dapat dianggap sebagai komunitas dari seluruh
tumbuhan dan satwa termasuk lingkungan fisiknya, yang secara
bersama – sama berfungsi sebagai satu unit yang tidak terpisahkan
atau saling bergantung satu sama lainnya. Komponen – komponen
pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen
tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu
tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.
4. Habitat adalah bagian dari ekosistem atau kawasan yang memiliki
kondisi lingkungan dan karakteristik tertentu dimana suatu jenis
makhluk hidup (spesies) berkembang biak alami dan yang
mendukung keberlangsungan kehidupannya.
5. Jasa Lingkungan adalah jasa – jasa biofisik yang dihasilkan oleh
suatu ekosistem secara langsung maupun tidak langsung yang
mendukung kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia.
6. Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi – KBKT – adalah suatu areal
yang memiliki satu atau lebih NKT. Dalam panduan ini, KBKT adalah
terjemahan dari HCVA (High Conservation Value Area).
7. Kawasan Lindung adalah kawasan yang berfungsi memberikan
perlindungan bagi kawasan bawahannya terdiri dari kawasan
perlindungan setempat (termasuk sempadan pantai, sempadan
sungai, kawasan sekitar danau/waduk dan kawasan sekitar mata air)
serta kawasan suakan alam dan cagar budaya yang mencakup
kawasan hutan lindung, kawasan bergambut dan kawasan resapan air
(Keputusan Presiden 32/1990).
8. Kebutuhan Dasar (atau pokok) adalah jenis barang atau jasa yang
dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat
pokok, termasuk pangan, air, sandang, bahan untuk rumah dan
peralatan, kayu bakar, obat – obatan, pendidikan dan pakan hewan.
Gambar 1.3. Struktur Organisasi Kegiatan Operasional Perkebunan Kelapa Sawit PT.
BSSP
Tabel 1.01. Jumlah Tenaga Kerja Semester II Tahun 2022 Lokasi Sungai
Selan Divisi Malik PT. BSSP-ESTATE
JENIS KELAMIN
No JABATAN JMLH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 KETUA REGU / KRANI 2 1 1
2 PERAWATAN 9 4 5
3 SATPAM 6 6 0
4 OPERATOR TRAKTOR 1 1 0
5 PEMANEN 8 8 0
TOTAL 26 20 6
2. Kawasan Hutan
Mengacu pada peta lampiran Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor 798/Menhut-II/2012 Tanggal 27 Desember 2012 tentang
Gambar 1.4. Kebun Sawit Lokasi Sungai Selan PT. BSSP dan Batasan Hutan
Produksi
3. Lingkungan Fisik
Sebagai data pendukung identifikasi Nilai Konservasi Tinggi
dilakukan studi telaah mengenai rona lingkungan fisik meliputi keadaan
iklim, fisiografi lahan, geologi, topografi dan hidrologi yang memengaruhi
lingkungan fisik kebun.
4. Fisiografi Lahan
Kondisi topografi Kabupaten Bangka Tengah sebagian besar
merupakan topografi yang berombak dan bergelombang, yaitu sebesar
51%, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik Coklat Kekuning-kuningan
dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit dan Batuan Plutonik
Masam. Daerah lembah dan datar sebesar 20%, jenis tanahnya
Asosiasi Podsolik berasal dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit. dan
25% berupa daerah rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya
Asosiasi Alluvial Hedromotif dan Glei Humus serta Regosol Kelabu Muda
berasal dari endapan pasir dan tanah liat. Daerah berbukit sebesar 4%
seperti Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter dari
permukan laut, jenis tanah perbukitan tersebut adalah Komplek Podsolik
Coklat Kekuning-kuningan dan Litosol berasal dari Batu Plutonik Masam.
5. Geologi.
Kabupaten Bangka Tengah secara geologi dapat dibagi menjadi 5
formasi, sebagai berikut :
1. Kompleks Malihan Pemali
Merupakan kompleks batuan metamorf yang terdiri dari filit, sekis dan
kuarsit yang merupakan produk metamorfisme dinamotermal berumur
perm, terkekarkan, terlipatkan, tersesarkan dan diteroboskan granit
klabat.
2. Formasi Tanjung Genting
Terdiri dari perselingan batu pasir, batu lempung pasiran dengan
lensa batu gamping.
3. Granit Klabat
Terdiri dari granit biotit (warna kelabu), granodiorit (warna putih kotor
berbintik hitam) dan granit genesan (warna kelabu dan berstruktur
daun).
4. Formasi Ranggam.
Terdiri dari perselingan batu pasir (warna putih kotor) batu lempung
dan konglomerat.
5. Endapan Aluvial.
Umumnya terdiri dari lumpur, lempung, pasir, kerikil, kerakal dan
gambut yang terendapkan sebagai endapan sungai rawa dan pantai.
6. Keadaan Iklim.
Kabupaten Bangka Tengah beriklim tropis tipe A yang cenderung
beriklim kering dan iklim basah. Suhu udara bervariasi antara 25,7º
Celcius hingga 29,0º Celcius, sedangkan kelembaban udara bervariasi
antara 66,0% hingga 83,6%. Curah hujan tiap bulan di Kabupaten
Bangka Tengah bervariasi antara 11,8 hingga 370,3 mm tiap bulan.
Curah hujan terendah pada bulan September. Rata-rata curah hujan
pada tiap tahunnya adalah 155,43. Rata-rata kecepatan angin sebesar
3,5 knots, dengan rata-rata kecepatan maksimal sebesar 10,7 knots.
Sementara intensitas penyinaran matahari rata-rata bervariasi antara
28,1 hingga 86,3 persen dan tekanan udara antara 1008,4 hingga
1010,4 mb. (Diskominfosta Bateng. 2018. “Geografis Bateng”, http://
https://bangkatengahkab.go.id/halaman/detail/geografis, diakses pada 06
Januari 2023 pukul 09.31)
a) Demografi dan Kependudukan
Lokasi konsesi kebun Sungai Selan Bangka Tengah PT BSSP
menurut administratif pemerintahan berada di wilayah Dusun Sungai
Selan Bawah Kecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah.
Disebelah selatan berbatasan dengan Desa Munggu, Disebelah Timur
berbatasan Desa Sungai Selan Atas, Disebelah utara berbatasan
dengan Desa Sarang Mandi dan Disebelah barat berbatasan dengan
Desa Tanjung Pura dengan luas wilayahnya 1.31 km2.
b) Sosial Ekonomi
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
2.1. Pelaksanaan
Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
mengacu pada hasil kajian sebagaimana telah disusun dalam dokumen
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (DPPL) kegiatan
perkebunan kelapa sawit PT. BSSP lokasi Sungai Selan. Dampak
lingkungan yang dikelola dan dipantau mencakup komponen lingkungan
hidup sebagai berikut :
a) Fisik-kimia, meliputi penurunan kualitas udara (udara ambien, emisi,
dan kebauan), tingkat kebisingan, tanah dan lahan, penurunan
kualitas air permukaan, air limbah, air tanah, limbah padat (limbah B3
dan non B3), dan potensi kebakaran.
b) Biologi, meliputi flora dan fauna, serta biota perairan (nekton).
c) Sosial-ekonomi dan budaya, meliputi kesempatan kerja, aktivitas
ekonomi, dan persepsi masyarakat, serta kesehatan masyarakat.
Rincian lebih lanjut terhadap pelaksanaan pengelolaan
lingkungan hidup dideskripsikan berdasarkan pada sumber dampak,
tindakan pengelolaan lingkungan hidup, tolak ukur pengelolaan, lokasi
pengelolaan, dan periode/waktu pengelolaan, sedangkan pelaksanaan
pemantauan lingkungan hidup dideskripsikan berdasarkan pada sumber
dampak, lokasi pemantauan, parameter lingkungan yang dipantau,
metode pemantauan, jangka waktu dan frekuensi pemantauan, serta
hasil pemantauan yang telah dicapai selama kurun waktu tersebut.
dampak positif dari aktivitas perkebunan Kelapa Sawit PT. BSSP lokasi
Sungai Selan. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup berikut ini
akan diuraikan berdasarkan pada urutan komponen lingkungan yang
terkena dampak.
Gambar 2.3. Tanaman Turnera sp dan Antigonon leptosus pada areal jalan utama
dan jalan koleksi
c) Tolak Ukur Pengelolaan
Tolak ukur pengelolaan kualitas tanah mengacu pada Keputusan
Menteri Negara LH Nomor 28 Tahun 2003, dan lahan yang digunakan
mengacu karakteristik sifat fisik dan kimia tanah menurut Balai
Penelitian Tanah (BPT 2005) dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(1991).
d) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan kualitas tanah dan pemanfaatan limbah cair dilakukan
terutama di kawasan perkebunan PT. BSSP yang telah dituliskan
dalam izin LA (land Application).
e) Periode/Waktu Pengelolaan
Pengelolaan kualitas tanah dilakukan selama kegiatan konstruksi dan
operasi.
b) Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari penerimaan tenaga kerja pada tahap
operasi kebun yang membutuhkan jumlah tenaga kerja dalam jumlah
banyak yang pada akhirnya mengurangi tingkat pengangguran dan
meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu, adanya aktivitas
perkebunan dan pabrik ikut membuka peluang usaha bagi masyarakat
sehingga terjadi diversitas mata pecaharian, kegiatan perizinan, serta
hubungan sosial kemasyarakatan antara pihak pemrakarsa dengan
masyarakat sekitar.
c) Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan sosial dan ekonomi dan
budaya masyarakat lebih dipusatkan kepada program pemberdayaan
pengembangan ekonomi masyarakat, pembangunan fisik dan
prasarana umum, sosial budaya, dan keagamaan, serta pelestarian
pemberdayaan alam. Dalam bidang ketenagakerjaan, PT. BSSP tetap
mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja lokal sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan. Selain itu kegiatan pemberdayaan
masyarakat terus dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan dalam bentuk CSR (Corporate Social
Responsibility). Selain itu, setiap masalah sosial yang timbul dari
aktivitas kegiatan perkebunan PT. BSSP selalu diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat dengan melibatkan tokoh masyarakat,
aparat pemerintah desa dan kabupaten, serta masyarakat yang
langsung terkena dampak. Selama semester II Tahun 2022, PT.
BSSP menjalin dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat di
sekitar lokasi usaha melalui kegiatan sosial ekonomi dan budaya yang
bersifat membangun kemandirian masyarakat.
Tabel 1.03. Rekapitulasi CSR (Corporate Social Responsibility)
PT. BSSP Tahun 2022
No Tanggal Keterangan Jumlah Semester
Bantuan (Rp)
1 01/01/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester I
2 01/02/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester I
14/02/2022 Bantuan Biaya Pengadaan 1.500.000 Semester I
Souvenir KIT Rapat Koordinasi
CSR Thn 2022 Sekretariat TIM
Fasilitasi CSR Kab. Bateng
e) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di desa – desa yang berada di sekitar
perkebunan PT. BSSP.
f) Periode/Waktu Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama kegiatan operasi berlangsung.
d) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di desa – desa yang berada di sekitar lokasi
kegiatan.
e) Periode/Waktu Pengelolaan
Pengelolaan terhadap gangguan kesehatan masyarakat dilakukan
selama kegiatan operasi berlangsung.
Gambar 2.9. Proses pengambilan sampel Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan
c) Parameter Lingkungan yang dipantau
d) Analisis Data
Analisis data kualitas udara dilakukan dengan membandingkan hasil
analis laboratorium dengan baku mutu yang dipersyaratkan sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
Lsm 57.6 70 17
D.09.178- 22 November Area Db(A) Ls 51.1 SNI
2a.aD 2022 Pemukiman Lm 43.3 - 8427:20
Lsm 50.4 70 17
d) Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran di
lapangan dengan baku mutu tingkat kebisingan yang mengacu pada
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan.
e) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Periode pemantauan tingkat kebisingan dilakukan setiap 6 (enam)
bulan sekali tahap operasi berlangsung. Pemantauan Semester II
2022 telah dilakukan pada bulan November.
f) Hasil Pemantauan
Hasil pemantauan tingkat kebisingan menunjukan bahwa semua
parameter masih dibawah baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan.
Gambar 3.0. Proses pembuatan Bak Laju Erosi lokasi kebun Sungai Selan
Gambar 3.1. Proses pengambilan sampel Kualitas Air Permukaan di Hulu dan
Hilir Sungai Dusun Sungai Selan Bawah
Romadon
11%
Sungai Selan
72%
c) Lokasi Pemantauan
Pemantauan flora dan fauna dilakukan di kawasan yang diperuntukkan
sebagai area konservasi misalnya hutan sekunder atau hutan produksi
serta DAS Sungai Selan yang berbatasan langsung dengan lokasi
perkebunan PT.BSSP.
d) Parameter Lingkungan yang dipantau
Parameter yang digunakan adalah keragaman dan populasi flora dan
fauna serta status perlindungan.
e) Metode Pemantauan
Pemantauan dilakukan melalui servey langsung/pengamatan di
lapangan dengan metode jelajah, wawancara secara terstruktur dan
mendalam dengan masyarakat lokal di lokasi perkebunan maupun
areal sekitarnya. Data yang didapat kemudian dianalisis taksiran
linearis syn
2 Imperata cylindrica Alang Ditemui
3 Cyperus Rotundus Tekian Ditemui
4 Nypa fruticasn Nipah Ditemui
5 Elaeis guineensis Sawit Ditemui
6 Calamus subnermis Rotan Ditemui
7 Metroxylon sago Sagu Ditemui
8 Areca catechu Pinang Ditemui
9 Oncosperma tigillarium Nibung Ditemui
10 Pteridophyta Pakisan Ditemui
11 Malaleuca leucadendra Gelam Ditemui
12 Schima wallichii Seru Ditemui
13 Dillenia suffruticosa Simpor Ditemui
2.2. Evaluasi
2.2.1 Kualitas Udara (Udara Emisi, Udara Ambien dan Debu)
Berdasarkan rencana pemantauan lingkungan hidup pada kualitas
udara, kegiatan rencana pengelolaan lingkugan hidup berjalan
dengan baik disertai kondisi kebun yang tidak membutuhkan
kendaraan operasional dan mesin dalam jumlah banyak serta lokasi
kebun yang agak jauh dari pemukiman. Kualitas udara di lokasi kebun
Sungai Selan masih dalam kondisi baik dibuktikan dari hasil
pemantauan kualitas udara ambien dan pertikulat debu yang
menunjukan semua parameter masih dibawah baku mutu lingkungan
yang dipersyaratkan terlihat pada Tabel 1.04-1.05.