RPL Sungai Selan BAB 12

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I.

Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. PROFIL PERUSAHAAN


Nama Perusahaan : PT. Bumi Sawit Sukses Pratama (PT. BSSP)
Alamat Kantor : Sousiness District (CSBD) Office 8-32 floor
Zone A-E Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190.
Jl. Lembawai I/37 Pangkal pinang Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung 33111.
Telp. 0717-435566, Faks 0717-435566
Alamat Lapangan : Main Office-Estate Divisi Desa Malik Kecamatan
Payung Kabupaten Bangka Selatan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
Telp. 0813-6803-2119; Email
bsspest@yahoo.com
Status Permodalaan : PMA (Penanaman Modal Asing)
Penanggung jawab : Karli Boenyamin
Jabatan : Komisaris
Penanggung Jawab : Effendi Suryono
Jabatan : Direktur

PT. Bumi Sawit Sukses Pratama (PT. BSSP) adalah perusahaan


swasta yang berusaha dalam bidang perkebunan sawit. Didirikan
berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas yang dibuat oleh Notaris
Alang, SH. di Jakarta tertanggal 12 Juli 2005 No. 33. Diangkat sebagai
Direktur PT BSSP dalam akta tersebut adalah Tuan EFFENDI SURYONO
dan Komisaris Tuan KARLI BOENYAMIN.

PT BSSP memperoleh Izin Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit


berdasarkan Keputusan Bupati Bangka Tengah Nomor
188.45/501/DPK/2008 tanggal 28 September 2008 seluas 131 hektar,
(Lokasi Kegiatan Kebun Terlampir). Meliputi wilayah Kecamatan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 1


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah. Sedangkan Izin Usaha


Perkebunan diperoleh berdasarkan Keputusan Bupati Bangka Tengah
Nomor 188.45/861/DPK/2009 tanggal 12 Oktober 2009 yang kemudian
direvisi berdasarkan Keputusan Bupati Bangka Tengah Nomor
188.45/549/BLH/2015 tanggal 31 Juli 2015 serta surat Keputusan Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor : 1163/I/IU/PMA/2017.
Lokasi pembangunan kebun ada di Kabupaten Bangka Tengah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung di Dusun Sungai Selan Bawah Kecamatan
Sungaiselan.

Gambar 1.1. Peta Lokasi Pembangunan Kebun PT. BSSP Di Bangka Tengah

Terkait dengan rencana pembangunan pabrik pengolahan kelapa


sawit (Pabrik Kelapa Sawit/PKS), PT BSSP telah memperoleh Izin Usaha
Perkebunan untuk Pengolahan berdasarkan Keputusan Bupati Bangka
Tengah Nomor 188.45/37/DPK/2012 tanggal 16 Februari 2012 di atas
lahan seluas 31.70 hektar yang terletak di Desa Malik, Kecamatan
Payung, Kabupaten Bangka Selatan.
Dalam rangka memenuhi kajian lingkungan terhadap Rencana
Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit,

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 2


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

PT BSSP pada tahun 2008 telah melakukan Studi Analisis Dampak


Lingkungan (AMDAL) yang dituangkan dalam tiga dokumen yakni
dokumen ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL). Hasil kajian tersebut telah
dipresentasikan di hadapan Komisi AMDAL Daerah Kabupaten Bangka
Tengah dan memperoleh Kelayakan Lingkungan Hidup berdasarkan
Keputusan Bupati Bangka Tengah Nomor 660/09/UKL-UPL/BLH/2015
tanggal 31 Juli 2015.

Gambar 1.2. Peta Kebun Lokasi Sungai Selan PT. BSSP

Pengertian Istilah

1. Budaya adalah istilah yang mengacu kepada suatu hal bersama dari
kelompok manusia atau komunitas lokal, termasuk nilai – nilai, ide –
ide, kepercayaan, perilaku, acara atau ritual, bahasa, pengetahuan
dan obyek material.
2. Daerah Aliran Sungai – DAS – merupakan suatu unit hidrologi yang
dibatasi oleh batas topografi dengan puncak tertinggi dari suatu

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 3


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

wilayah aliran sungai, dimana air hujan yang jatuh di wilayah tersebut
mengalir ke sungai – sungai kecil menuju sungai besar, hingga sungai
utama yang kemudian mengalir ke danau atau laut. Wilayah DAS
dapat dibagi kedalam beberapa Sub-DAS.
3. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal – balik antara organisme (makhluk hidup) atau unsur
abiotik. Ekosistem dapat dianggap sebagai komunitas dari seluruh
tumbuhan dan satwa termasuk lingkungan fisiknya, yang secara
bersama – sama berfungsi sebagai satu unit yang tidak terpisahkan
atau saling bergantung satu sama lainnya. Komponen – komponen
pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen
tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu
tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.
4. Habitat adalah bagian dari ekosistem atau kawasan yang memiliki
kondisi lingkungan dan karakteristik tertentu dimana suatu jenis
makhluk hidup (spesies) berkembang biak alami dan yang
mendukung keberlangsungan kehidupannya.
5. Jasa Lingkungan adalah jasa – jasa biofisik yang dihasilkan oleh
suatu ekosistem secara langsung maupun tidak langsung yang
mendukung kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia.
6. Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi – KBKT – adalah suatu areal
yang memiliki satu atau lebih NKT. Dalam panduan ini, KBKT adalah
terjemahan dari HCVA (High Conservation Value Area).
7. Kawasan Lindung adalah kawasan yang berfungsi memberikan
perlindungan bagi kawasan bawahannya terdiri dari kawasan
perlindungan setempat (termasuk sempadan pantai, sempadan
sungai, kawasan sekitar danau/waduk dan kawasan sekitar mata air)
serta kawasan suakan alam dan cagar budaya yang mencakup
kawasan hutan lindung, kawasan bergambut dan kawasan resapan air
(Keputusan Presiden 32/1990).
8. Kebutuhan Dasar (atau pokok) adalah jenis barang atau jasa yang
dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat
pokok, termasuk pangan, air, sandang, bahan untuk rumah dan
peralatan, kayu bakar, obat – obatan, pendidikan dan pakan hewan.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 4


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

9. Komunitas Lokal adalah istilah yang mengacu kepada sekumpulan


orang yang hidup dalam suatu kawasan dan saling berhubungan satu
sama lain dan memiliki kepentingan dan nilai bersama. Secara praktis,
komunitas lokal dalam konteks Nilai Konservasi Tinggi merupakan
sekumpulan orang yang hidup di dalam atau sekitar kawasan hutan
atau ekosistem alam lain yang memiliki jaringan komunikasi, memiliki
kepentingan bersama dengan hutan atau ekosistem alam lain dan
memiliki simbol lokal tertentu berkaitan dengan kawasan tersebut.
10. Lasekap adalah mosaik geografis dari ekosistem – ekosistem yang
berinterkasi, yang pengaturan spasial dam jenis – jenis interaksinya
mencerminkan dampak dari iklim, geologi, topografi, hidrologi, tanah,
biota, dan aktivitas manusia.
11. Nilai Konservasi Tinggi – NKT terjemahan dari HCV (High
Conservation Value) – adalah sesuatu yang bernilai konservasi tinggi
pada tingkat lokal,regional atau global yang meliputi nilai – nilai
ekologi, jasa lingkungan, sosial dan budaya. Nilai – nilai tersebut dan
tata-cara identifikasinya ditentukan dalam Panduan NKT Indonesia.
12. Nilai Konservasi Tinggi Manage Area – (NKTMA) adalah area yang
kondisinya tidak memenuhi persyaratan untuk ditetapkan sebagai
NKT akan tetapi berdasarkan fungsi dan peraturan perundangan yang
harus dikelola untuk mengembalikan fungsinya (sempadan sungai,
sempadan danau dan areal dengan kemiringan lebih dari 40% tapi
terlanjur dibuka).
13. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
yang ditentukan dalam UU No. 26 Tahun 2007.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 5


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

Gambar 1.3. Struktur Organisasi Kegiatan Operasional Perkebunan Kelapa Sawit PT.
BSSP

Tabel 1.01. Jumlah Tenaga Kerja Semester II Tahun 2022 Lokasi Sungai
Selan Divisi Malik PT. BSSP-ESTATE
JENIS KELAMIN
No JABATAN JMLH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 KETUA REGU / KRANI 2 1 1
2 PERAWATAN 9 4 5
3 SATPAM 6 6 0
4 OPERATOR TRAKTOR 1 1 0
5 PEMANEN 8 8 0

TOTAL 26 20 6

Sumber : PT. BSSP-ESTATE ( Oktober, 2022)

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 6


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

Tabel 1.02. Realisasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat


Pelaksanaan
No PROGRAM (Uraian Kegiatan : Jenis / Jumlah / Nominal
dll)
Pengembangan -Membantu menciptakan lapangan kerja serta
Ekonomi menyerap langsung tenaga kerja
1.
Masyarakat atau
Kemitraan
2 CSR -Memberikan bantuan langsung tunai ke Desa
Bidang Sarana -Membantu membuat memperbaiki jalan lintas
3 dan Prasarana Desa yang digunakan bersama

1.2 WILAYAH KERJA PERUSAHAAN


1. Letak, Luas dan Aksesibilitas.
Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan, lokasi konsesi
kebun sawit PT. BSSP berada dalam wilayah Kecamatan Sungaiselan,
Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Secara astronomis, wilayah kerja PT BSSP berada pada
105°56'45.61"BT 2°23'9.64"LS

Batas konsesi kebun PT BSSP lokasi Sungai Selan berdasarkan


wilayah administratif pemerintahan dapat dilihat pada gambar 1.1 dan
1.2 secara batas wilayah adalah sebagai berikut :

c) Sebelah Utara : Desa Sarang Mandi Kab. Bangka Tengah


d) Sebelah Selatan : Desa Munggu Kab. Bangka Tengah
e) Sebelah Barat : Desa Tanjung Pura Kab. Bangka Tengah
f) Sebelah Timur : Desa Sungai Selan Atas Kab. Bangka Tengah

2. Kawasan Hutan
Mengacu pada peta lampiran Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor 798/Menhut-II/2012 Tanggal 27 Desember 2012 tentang

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 7


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka


Belitung, konsesi kebun sawit lokasi Sungai Selan PT BSSP berbatasan
dengan satu kawasan hutan konservasi yaitu di sebelah Utara
berbatasan dengan Hutan Produksi Sungai Sembulan, di sebelah
Selatan berbatasan dengan Hutan Produksi Sungai Sembulan, di
sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Produksi Sungai Sembulan dan
di sebelah Timur berbatasan dengan Hutan Produksi Sungai Sembulan.

Gambar 1.4. Kebun Sawit Lokasi Sungai Selan PT. BSSP dan Batasan Hutan
Produksi

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 8


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

Gambar 1.5. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bangka Tengah

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 798/Menhut-


II/2012 Tanggal 27 Desember 2012 tentang perubahan Peruntukan
Kawasan Hutan, dinyatakan bahwa kebun sawit lokasi Sungai Selan PT
BSSP tidak tumpang tindih dengan Kawasan Hutan Produksi.

3. Lingkungan Fisik
Sebagai data pendukung identifikasi Nilai Konservasi Tinggi
dilakukan studi telaah mengenai rona lingkungan fisik meliputi keadaan
iklim, fisiografi lahan, geologi, topografi dan hidrologi yang memengaruhi
lingkungan fisik kebun.

4. Fisiografi Lahan
Kondisi topografi Kabupaten Bangka Tengah sebagian besar
merupakan topografi yang berombak dan bergelombang, yaitu sebesar
51%, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik Coklat Kekuning-kuningan
dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit dan Batuan Plutonik
Masam.  Daerah lembah dan datar sebesar 20%, jenis tanahnya
Asosiasi Podsolik berasal dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit.  dan
25% berupa daerah rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 9


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

Asosiasi Alluvial Hedromotif dan Glei Humus serta Regosol Kelabu Muda
berasal dari endapan pasir dan tanah liat. Daerah berbukit sebesar 4%
seperti Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter dari
permukan laut, jenis tanah perbukitan tersebut adalah Komplek Podsolik
Coklat Kekuning-kuningan dan Litosol berasal dari Batu Plutonik Masam.

Sebagai daerah yang bergunung dan berbukit, Kabupaten Bangka


Tengah juga banyak dilalui sungai. Ada 31 buah sungai yang tersebar di
6 kecamatan yang ada. Adapun sungai-sungai terpanjang meliputi:
Sungai Kurau, Sungai Nadi, Sungai Rangau, Sungai Berok, Sungai Teru,
dan Sungai Selan.Selain untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti
tempat mandi dan mencuci, sungai-sungai tersebut sangat berperan
sebagai lalu lintas transportasi. Pada dasarnya di Daerah Kabupaten
Bangka Tengah tidak ada danau alam, hanya ada bekas penambangan
bijih timah yang luas sehingga menjadikannya seperti danau buatan
yang disebut  kolong. Jumlah kolong sebanyak 175 buah, akan tetapi
kolong-kolong ini belum begitu dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
(Diskominfosta Bateng. 2018. “Geografis Bateng”, http://
https://bangkatengahkab.go.id/halaman/detail/geografis, diakses pada 06
Januari 2023 pukul 09.31)

5. Geologi.
Kabupaten Bangka Tengah secara geologi dapat dibagi menjadi 5
formasi, sebagai berikut :
1. Kompleks Malihan Pemali
Merupakan kompleks batuan metamorf yang terdiri dari filit, sekis dan
kuarsit yang merupakan produk metamorfisme dinamotermal berumur
perm, terkekarkan, terlipatkan, tersesarkan dan diteroboskan granit
klabat.
2. Formasi Tanjung Genting
Terdiri dari perselingan batu pasir, batu lempung pasiran dengan
lensa batu gamping.
3. Granit Klabat

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 10


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

Terdiri dari granit biotit (warna kelabu), granodiorit (warna putih kotor
berbintik hitam) dan granit genesan (warna kelabu dan berstruktur
daun).
4. Formasi Ranggam.
Terdiri dari perselingan batu pasir (warna putih kotor) batu lempung
dan konglomerat.
5. Endapan Aluvial.
Umumnya terdiri dari lumpur, lempung, pasir, kerikil, kerakal dan
gambut yang terendapkan sebagai endapan sungai rawa dan pantai.

6. Keadaan Iklim.
Kabupaten Bangka Tengah beriklim tropis tipe A yang cenderung
beriklim kering dan iklim basah. Suhu udara bervariasi antara 25,7º
Celcius hingga 29,0º Celcius, sedangkan kelembaban udara bervariasi
antara 66,0% hingga 83,6%. Curah hujan tiap bulan di Kabupaten
Bangka Tengah bervariasi antara 11,8 hingga 370,3 mm tiap bulan.
Curah hujan terendah pada bulan September. Rata-rata curah hujan
pada tiap tahunnya adalah 155,43. Rata-rata kecepatan angin sebesar
3,5 knots, dengan rata-rata kecepatan maksimal sebesar 10,7 knots.
Sementara intensitas penyinaran matahari rata-rata bervariasi antara
28,1 hingga 86,3 persen dan tekanan udara antara 1008,4 hingga
1010,4 mb. (Diskominfosta Bateng. 2018. “Geografis Bateng”, http://
https://bangkatengahkab.go.id/halaman/detail/geografis, diakses pada 06
Januari 2023 pukul 09.31)
a) Demografi dan Kependudukan
Lokasi konsesi kebun Sungai Selan Bangka Tengah PT BSSP
menurut administratif pemerintahan berada di wilayah Dusun Sungai
Selan Bawah Kecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah.
Disebelah selatan berbatasan dengan Desa Munggu, Disebelah Timur
berbatasan Desa Sungai Selan Atas, Disebelah utara berbatasan
dengan Desa Sarang Mandi dan Disebelah barat berbatasan dengan
Desa Tanjung Pura dengan luas wilayahnya 1.31 km2.
b) Sosial Ekonomi

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 11


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

Secara umum masyarakat Sungai Selan memilih mata pencarian


dengan mencari ikan ke laut atau sungai dan sebagian kecil lagi memilih
berkebun dan berternak. Sosial masyarakat Sungai Selan terlihat pada
saat bergotong royong membantu masyarakat atau warga lainnya dalam
pembuatan perahu nelayan, pembuatan rumah, pembersihan sampah
lingkungan kampong dan gotong royong pembuatan jalan akses Desa.
c) Sosial Budaya
Secara umum arsitektur di Kepulauan Bangka Belitung berciri
arsitektur Melayu seperti yang ditemukan di daerah – daerah sepanjang
peisisir Sumatera dan Malaka. Di daerah ini dikenal ada tiga tipe yaitu
Arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung
Limas. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung kayu dengan
material seperti kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun – daun atau alang
– alang yang tumbuh dan mudah diperoleh di sekitar pemukiman.
Bangunan Melayu Awal ini beratap tinggi dimana sebagian atapnya
miring, memiliki beranda di muka, serta bukaan banyak yang berfungsi
sebagai fentilasi. Rumah Melayu Awal terdiri atas rumah ibu dan rumah
dapur yang berdiri di atas tiang rumah yang ditanam dalam tanah.
Berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung
mengenal falsafah 9 tiang. Bangunan didirikan di atas 9 buah tiang,
dengan tiang utama berada di tengah dan didirikan pertama kali. Atap
ditutup dengan daun rumbia. Dindingnya biasanya dibuat dari
pelepah/kulit kayu buluh (bambu). Rumah Melayu Bubung Panjang
biasanya karena ada penambahan bangunan di sisi bangunan yang ada
sebelumnya, sedangkan Bubung Limas karena pengaruh dari
Pelembang.
Jenis-jenis kayu dari tumbuhan hutan yang dapat ditemui disekitar
Kebun PT. BSSP lokasi Sungai Selan dan Hutan Produksi Sungai
Sembulan berupa kayu pelawan, meranti, kapuk, jelutung, pulai, gelam,
bitanggor, meranti rawa, cempedak air, mahang, gaharu (mengkaras),
nyatoh, melangir, pasak bumi (pulek), bakau dan lain-lain. Pada kawasan
hutan terdapat binatang liar seperti: rusa, beruk, monyet, lutung, babi,
trenggiling, napuh, musang, murai, tekukur, pipit, kalong, elang, serta
ayam hutan dan tidak terdapat binatang buas seperti gajah, harimau dan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 12


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

lain sebagainya. Penduduk Pulau Bangka sangat menghormati para


leluhurnya, khususnya penyebar agama Islam di Pulau Bangka, hal
tersebut ditandai dengan masih banyaknya situs pemakaman yang
terpelihara dengan baik, namun tidak dijumpai di tengah konsesi kebun
PT BSSP lokasi Sungai Selan.
Hal – hal yang perlu mendapat perhatian dari jajaran PT BSSP
dalam melaksanakan pengelolaan kebun terkait dengan keberadaan
KBKT di dalam konsesi kebun sawit adalah menjaga dan
mempertahankan seluruh area NKT yang telah ditetapkan dan
mengelola area tertentu (Manage Area) yang mencakup sempadan
sungai, sempadan waduk dan lahan dengan kemiringan lebih dari 40%
yang sudah terlanjur terbuka atau ditanami pohon sawit.
Rekomendasi Pengelolaan meliputi hal – hal sebagai berikut :
1. Menetapkan sempadan sungai sebagai Area Konservasi
2. Melaksanakan sosialisasi mengenai satwa liar yang dilindungi
kepada karyawan dan masyarakat
3. Membuat dan memasang papan informasi/larangan/himbauan
tentang berburu satwa liar dan menebang pohon.
4. Memasang tanda batas di sekitar areal yang ditetapkan area
pengendali Banjir.
5. Merehabilitasi sempadan sungai dengan pohon jenis lokal.
6. Memelihara keutuhan sempadan sungai untuk mencegah erosi.
7. Membuat dan memelihara Sekat Bakar/Hutan Penyangga.
8. Membentuk dan memberdayakan kelompok Masyarakat Peduli
Api.
9. Sosialisasi tentang pemanfaatan sumber daya alam secara
lestari serta memfasilitasi upaya permodalannya kepada
masyarakat lokal.
10. Penanaman batang sawit pada areal dengan kelerengan 3 -8%,
menggunakan pola tanam tapak kuda, kelerengan 8 – 15%
menggunakan pola tanam kombinasi tapak kuda dan teras
bersambung dan pada kelerengan 15 – 40% menggunakan
pola tanam teras bangku bervegetasi.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 13


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab I. Pendahuluan

Rekomendasi Pemantauan meliputi hal – hal sebagai berikut :


a) Mengidentifikasi gangguan akibat kegiatan manusia
b) Mencatat temuan satwa secara insidental untuk mengetahui
keberadaan satwa dan habitat seiring perubahan waktu.
c) Menyimpan data gangguan terhadap area konservasi tinggi dan
keberadaan jenis satwa, mengembangkan sistem dan
menstandarisasi pematauan rutin, pelaporan dan verifikasi.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 14


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

2.1. Pelaksanaan
Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
mengacu pada hasil kajian sebagaimana telah disusun dalam dokumen
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (DPPL) kegiatan
perkebunan kelapa sawit PT. BSSP lokasi Sungai Selan. Dampak
lingkungan yang dikelola dan dipantau mencakup komponen lingkungan
hidup sebagai berikut :
a) Fisik-kimia, meliputi penurunan kualitas udara (udara ambien, emisi,
dan kebauan), tingkat kebisingan, tanah dan lahan, penurunan
kualitas air permukaan, air limbah, air tanah, limbah padat (limbah B3
dan non B3), dan potensi kebakaran.
b) Biologi, meliputi flora dan fauna, serta biota perairan (nekton).
c) Sosial-ekonomi dan budaya, meliputi kesempatan kerja, aktivitas
ekonomi, dan persepsi masyarakat, serta kesehatan masyarakat.
Rincian lebih lanjut terhadap pelaksanaan pengelolaan
lingkungan hidup dideskripsikan berdasarkan pada sumber dampak,
tindakan pengelolaan lingkungan hidup, tolak ukur pengelolaan, lokasi
pengelolaan, dan periode/waktu pengelolaan, sedangkan pelaksanaan
pemantauan lingkungan hidup dideskripsikan berdasarkan pada sumber
dampak, lokasi pemantauan, parameter lingkungan yang dipantau,
metode pemantauan, jangka waktu dan frekuensi pemantauan, serta
hasil pemantauan yang telah dicapai selama kurun waktu tersebut.

2.1.1. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan terhadap
berbagai komponen yang berpotensi memberikan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup sesuai dengan arahan yang
tercantum pada Dokumen Lingkungan Hidup Kegiatan Perkebunan
Kelapa Sawit PT. BSSP lokasi Sungai Selan. Pelaksanan pengelolaan
dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif dan mengembangkan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 15


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

dampak positif dari aktivitas perkebunan Kelapa Sawit PT. BSSP lokasi
Sungai Selan. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup berikut ini
akan diuraikan berdasarkan pada urutan komponen lingkungan yang
terkena dampak.

2.1.1.1. Kualitas Udara (Udara Ambien, Emisi, dan Kebauan)


a) Sumber Dampak
Sumber dampak penurunan kualitas udara berasal dari emisi
gas buang dari kendaran operasional yang digunakan untuk
pengangkutan TBS hasil panen dan Mesin Genset listrik perumahan.
Selain dari gas buang, penurunan kualitas udara yang ditandai
dengan adanya peningkatan pertikulat debu berasal dari aktivitas
kendaraan angkut TBS.
b) Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tindakan pengelolaan lingkungan terhadap kualitas udara yang
dilakukan yaitu :
 Operasional mesin kendaraan truk pengangkut TBS disesuaikan
dengan kapasitas/daya angkut sehingga mesin dapat bekerja dengan
baik dan tidak bekerja berlebihan. Penetapan muatan dibuatkan
aturan oleh Perusahaan dengan ketetapan Muatan Dumptruck tidak
boleh melebihi 7 ton dan Traktor 6 ton.

Gambar. 1.6. Dumptruck bermuatan TBS

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 16


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

 Meminimalisir emisi gas buang kendaraan operasional dan kendaraan


angkutan TBS yang dipergunakan dengan melakukan pemeriksaan
dan pemeliharaan mesin kendaraan secara berkala di Workshop Main
Office Divisi Malik.

Gambar. 1.7. Pemeriksaan berkala unit angkut TBS

 Mengatur batas kecepatan laju kendaraan truk pengangkut tersebut


untuk meminimalisir sebaran debu ke lingkungan sekitar maksimal 40
km/jam dengan membuat sign board dan tanggul pengurang
kecepatan.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 17


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Gambar 1.8. Sign Board dan Tanggul Pembatas Kecepatan


 Penyiraman jalan secara periodik pada jalur transportasi yang dilalui
kendaraan truk dan kendaraan operasional lainnya terutama pada
musim kemarau untuk meminimalisir debu ke udara dan lingkungan
sekitar.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 18


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Gambar 1.9. Penyiraman areal jalan masuk Kebun

2.1.1.2. Tanah dan Lahan


a) Sumber Dampak
Kegiatan pemeliharaan tanaman pada tanah areal pertanaman kelapa
sawit (Land Application).
b) Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan kualitas tanah dan lahan dilakukan dengan cara
konservasi tanah dan lahan yang telah diperhitungkan sejak awal
seleksi lahan sampai dengan pemanfaatanya. Upaya konservasi
tanah terutama dilakukan pada lahan yang memiliki kemiringan diatas
35%. Realisasi pengelolaan tanah dan lahan yang telah dilakukan
meliputi :
 Lokasi kebun Sungai Selan menggunakan sistem Platform dan
penataan saluran Drainase ke DAS untuk areal penanaman pokok
utama, tujuan sistem ini agar daerah rendah dan tampungan air tidak
berhenti dilokasi kebun dan membanjiri areal pertanaman sawit,
perawatan Platform, DAS dan Drainase dilakukan setiap 6 bulan
sekali.

Gambar 2.0. Perawatan Platform dan Drainase oleh PC.50

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 19


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

 Penanaman legume cover crops (LCC) pada tanaman yang belum


menghasilkan (TBM), lahan yang baru selesai dibuka dan area sekitar
badan jalan, DAS, serta pinggir saluran drainase.

Gambar 2.1. Tanaman Mucuna Di Sekitar Badan Jalan

 PT. BSSP juga menerapkan sistem pengendalian biologis (biological


control) untuk mengurangi penggunaan pestisida anorganik untuk
menanggulangi hama dan penyakit padan tanaman kelapa sawit,
misalnya penggunaan burung hantu jenis Serak Jawa (Barn Owl) atau
dengan nama latin Tyto alba untuk mengendalikan hama tikus. Selain
mudah beradaptasi, burung hantu jenis tersebut 99% makanannya
adalah tikus sehingga tidak mengganggu keseimbangan ekologi.

Gambar 2.2. Burung hantu dalam rumahnya

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 20


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

 Penanaman Turnera sp dan Antigonon leptosus di pinggir jalan utama


blok tanaman kelapa sawit dan berfungsi sebagai host bagi predator
yang selanjutnya akan memangsa (predasi) hama yang menyebabkan
penyakit pada tanaman kelapa sawit.

Gambar 2.3. Tanaman Turnera sp dan Antigonon leptosus pada areal jalan utama
dan jalan koleksi
c) Tolak Ukur Pengelolaan
Tolak ukur pengelolaan kualitas tanah mengacu pada Keputusan
Menteri Negara LH Nomor 28 Tahun 2003, dan lahan yang digunakan
mengacu karakteristik sifat fisik dan kimia tanah menurut Balai
Penelitian Tanah (BPT 2005) dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(1991).
d) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan kualitas tanah dan pemanfaatan limbah cair dilakukan
terutama di kawasan perkebunan PT. BSSP yang telah dituliskan
dalam izin LA (land Application).
e) Periode/Waktu Pengelolaan
Pengelolaan kualitas tanah dilakukan selama kegiatan konstruksi dan
operasi.

2.1.1.3. Penurunan Kualitas Air Permukaan


a) Sumber Dampak

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 21


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Sumber dampak berasal dari kegiatan pemeliharaan tanaman


menghasilkan (TM) yang dilakukan melalui pemeliharaan piringan
tanaman, pemeliharaan jalan pikul, dan jalan panen, pemangkasan
daun tua dan pemupukan tentunya akan menimbulkan dampak bagi
lingkungan terutama pada kualitas air permukaan. Kegiatan
pengendalian gulma dan penyakit pada tanaman kelapa sawit dengan
menggunakan bahan – bahan kimia, serta kegiatan pemupukan serta
pemeliharaan piringan seluruhnya dapat menimbulkan pencemaran
terhadap kualitas air permukaan bersamaan dengan limpasan air
hujan yang masuk ke perairan yang ada di sekitar lokasi kebun.
b) Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan kualitas air permukaan dilakukan dengan cara :
 Pengawasan ketat terhadap aspek – aspek pencemar kualitas air
yang bersumber dari kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan
(TM).
 Melakukan penyemprotan, penyiraman dan pemupukan yang
menggunakan bahan kimia disesuaikan dengan dosisnya.

Gambar 2.4. Penyemprotan dan pemupukan Dosis disesuaikan dengan acuan


MSDS

 Tidak melakukan penyemprotan saat kondisi cuaca mendung/akan


turun hujan serta pada musim hujan dan untuk tenaga semprot
dialihkan kerja tebas manual.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 22


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Gambar 2.5. Pekerjaan tebas manual

 Mengoptimalkan penggunaan agen hayati untuk pengendalian hama


dan penyakit pada tanaman kelapa sawit, misalnya
pengembangbiakkan burung serak jawa (tyto alba) untuk
mengendalikan hama tikus terlihat pada Gambar 2.1.
 Menata saluran perairan dan membuat platform dengan tujuan agar
limpasan air hujan yang berasal dari areal kawasan kebun yang
mengandung bahan – bahan kimia akibat pemakaian herbisida dan
fungisida tidak secara langsung masuk ke badan perairan umum.

Gambar 2.6. PC.50 kerja merawat platform dan parit aliran

c) Tolak Ukur Pengelolaan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 23


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Tolak ukur pengelolaan penurunan kualitas air permukaan antara


lain :
1. Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
2. Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 01 Tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengendalian Pencemaran Air.
d) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan kualitas air permukaan dilakukan kawasan pabrik,
perkebunan dan daerah aliran sungai (DAS)
e) Periode/Waktu Pengelolaan
Pengelolaan kualitas air permukaan dilakukan selama kegiataan
operasi.

2.1.1.4. Penurunan Kualitas Air Tanah


a) Sumber Dampak
Sumber dampak sebagian besar berasal kegiatan pemeliharaan
tanaman menghasilkan (TM) meliputi pemeliharaan piringan tanaman,
jalan pikul, gawangan, dan jalan panen, pemangkasan daun tua dan
pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit tentunya akan
menimbulkan dampak bagi lingkungan terutama pada kualitas air
tanah bersamaan dengan limpasan air hujan yang masuk ke dalam
tanah melalui lubang pori – pori tanah. Selain itu, pemanfaatan limbah
cair pada tanah di areal pertanaman kelapa sawit (land application)
jika tidak dikelola dengan baik akan mempengaruhi kualitas air tanah.
b) Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Upaya pengelolaan kualitas air tanah dilakukan dengan cara :
 Pengawasan ketat terhadap aspek – aspek pencemar kualitas air
yang bersumber dari kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan
(TM).

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 24


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

 Melakukan penyemprotan, penyiraman dan pemupukan yang


menggunakan bahan kimia disesuaikan dengan dosisnya terlihat
pada Gambar 2.3.
 Tidak melakukan penyemprotan saat kondisi cuaca mendung/akan
turun hujan serta pada musim hujan dan untuk tenaga semprot
dialihkan kerja tebas manual terlihat pada Gambar 2.4.
 Mengoptimalkan penggunaan agen hayati untuk pengendalian hama
dan penyakit pada tanaman kelapa sawit, misalnya
pengembangbiakkan burung serak jawa (tyto alba) untuk
mengendalikan hama tikus terlihat pada Gambar 2.1.
Menata saluran perairan dan membuat platform dengan tujuan agar
limpasan air hujan yang berasal dari areal kawasan kebun yang
mengandung bahan – bahan kimia akibat pemakaian herbisida dan
fungisida tidak secara langsung masuk ke badan perairan umum
terlihat pada Gambar 2.5.
c) Tolak Ukur Pengelolaan
Tolak ukur pengelolaan penurunan kualitas air tanah antara lain :
1. Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
2. Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 01 Tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengendalian Pencemaran Air.
d) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan kualitas air tanah dilakukan di kawasan perkebunan.
e) Periode/Waktu Pengelolaan
Pengelolaan kualitas air tanah dilakukan selama kegiatan operasi.

2.1.1.5. Sosial Ekonomi Masyarakat dan Budaya


a) Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah penerimaan tenaga kerja,
penurunan tingkat pengangguran, peningkatan aktivitas ekonomi, dan
diversitas mata pecaharian serta persepsi masyarakat.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 25


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

b) Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari penerimaan tenaga kerja pada tahap
operasi kebun yang membutuhkan jumlah tenaga kerja dalam jumlah
banyak yang pada akhirnya mengurangi tingkat pengangguran dan
meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu, adanya aktivitas
perkebunan dan pabrik ikut membuka peluang usaha bagi masyarakat
sehingga terjadi diversitas mata pecaharian, kegiatan perizinan, serta
hubungan sosial kemasyarakatan antara pihak pemrakarsa dengan
masyarakat sekitar.
c) Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan sosial dan ekonomi dan
budaya masyarakat lebih dipusatkan kepada program pemberdayaan
pengembangan ekonomi masyarakat, pembangunan fisik dan
prasarana umum, sosial budaya, dan keagamaan, serta pelestarian
pemberdayaan alam. Dalam bidang ketenagakerjaan, PT. BSSP tetap
mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja lokal sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan. Selain itu kegiatan pemberdayaan
masyarakat terus dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan dalam bentuk CSR (Corporate Social
Responsibility). Selain itu, setiap masalah sosial yang timbul dari
aktivitas kegiatan perkebunan PT. BSSP selalu diselesaikan secara
musyawarah dan mufakat dengan melibatkan tokoh masyarakat,
aparat pemerintah desa dan kabupaten, serta masyarakat yang
langsung terkena dampak. Selama semester II Tahun 2022, PT.
BSSP menjalin dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat di
sekitar lokasi usaha melalui kegiatan sosial ekonomi dan budaya yang
bersifat membangun kemandirian masyarakat.
Tabel 1.03. Rekapitulasi CSR (Corporate Social Responsibility)
PT. BSSP Tahun 2022
No Tanggal Keterangan Jumlah Semester
Bantuan (Rp)
1 01/01/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester I
2 01/02/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester I
14/02/2022 Bantuan Biaya Pengadaan 1.500.000 Semester I
Souvenir KIT Rapat Koordinasi
CSR Thn 2022 Sekretariat TIM
Fasilitasi CSR Kab. Bateng

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 26


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

3 01/03/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester I


4 21/03/2022 Bantuan CSR PT. BSSP Ke 5.000.000 Semester I
Pamda Kab. Bangka Tengah
Melalui BAZNAZ
5 01/04/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester I
6 01/05/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester I
7 31/05/2022 Bantuan Kegiatan Musabaqoh 1.500.000 Semester I
Tilawatil Qur'an dan Hadist
Kecamatan Sungai Selan
8 01/06/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester I
9 10/06/2022 Bantuan hewan qurban 1442 H 7.500.000 Semester I
Pemda Bangka Tengah
(Kambing 2 Ekor)
TOTAL SEMESTER I 45.500.000
10 01/07/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester II
11 17/08/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester II
12 01/09/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester II
14 01/10/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester II
15 01/11/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester II
16 01/12/2022 CSR Kelurahan Sungai Selan 5.000.000 Semester II
TOTAL SEMESTER II 30.000.000
TOTAL SEMESTER I DAN II 75.500.000

d) Tolak Ukur Pengelolaan


Tolak ukur yang digunakan adalah peningkatan aktivitas ekonomi
masyarakat, jumlah tenaga kerja lokal yang diterima, peningkatan
sumber dan jumlah penghasilan serta diversitas jenis usaha yang
dilakukan oleh masyarakat sekitar. Selain itu tolak ukur yang
digunakan yaitu persepsi dan sikap masyarakat.

e) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di desa – desa yang berada di sekitar
perkebunan PT. BSSP.
f) Periode/Waktu Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama kegiatan operasi berlangsung.

2.1.1.6. Gangguan Kesehatan Masyarakat dan Karyawan


a) Sumber Dampak
Sumber dampak dari gangguan kesehatan masyarakat berasal dari
kegiatan pemeliharaan tanaman yang berpotensi terhadap penurunan
kualitas air permukaan dan air tanah. Selain itu, gangguan terhadap
kesehatan akibat peningkatan gas polutan di udara ambien. Sebaran

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 27


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

gas polutan di udara ambien yang dihasilkan dapat tersebar hingga ke


pemukiman penduduk tergantung pada kecepatan dan arah angin
yang bertiup. Bila polutan tersebut terhirup oleh masyarakat dalam
jangka panjang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada
saluran pernafasan, batuk, pusing dan mual.
b) Tindakan Pengelolaan Dampak
Kegiatan pegelolaan lingkungan yang berkaitan dengan gangguan
kesehatan masyarakat, diantaranya :
 Pemeriksaan kesehatan secara berkala terhadap staf dan karyawan.

Gambar 2.7. Pemeriksaan kesehatan Staf dan Karyawan

 Penghijauan dengan tanaman bertajuk lebat untuk menyerap gas


polutan disekitar Perumahan seperti tanaman Pucuk Merah dan
Pinang selain sebagai tanaman hias tanaman ini juga membantu
menyerap polutan.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 28


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Gambar 2.8. Tanaman di areal perumahan lokasi kebun Sungai Selan

c) Tolak Ukur Pengelolaan


Tolak ukur yang digunakan adalah presentase peningkatan jumlah
gangguan kesehatan masyarakat yang lokasi pemukimannya
berdekatan dengan lokasi perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT.
BSSP.

d) Lokasi Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di desa – desa yang berada di sekitar lokasi
kegiatan.
e) Periode/Waktu Pengelolaan
Pengelolaan terhadap gangguan kesehatan masyarakat dilakukan
selama kegiatan operasi berlangsung.

2.1.2. Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan lingkungan hidup dilakukan untuk mengetahui afektifitas
kegiatan pengolahan yang telah dilakukan terhadap berbagai
komponen yang berpotensi memberikan dampak penting terhadap
lingkungan hidup. Parameter pemantauan meliputi lokasi, jangka
waktu dan frekuensi, metode pemantauan dilakukan mengacu kepada
dokumen RPL, serta DPPL dengan harapan dapat mencegah dampak

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 29


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

negatif dan mengembangkan dampak positif yang ditimbulkan oleh


kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. BSSP.

2.1.2.1. Kulitas Udara


a) Sumber Dampak
Sumber dampak penurunan kualitas udara berasal dari emisi gas
buang dari kendaran operasional yang digunakan untuk
pengangkutan TBS hasil panen dan Mesin Genset listrik perumahan.
Selain dari gas buang, penurunan kualitas udara yang ditandai
dengan adanya peningkatan pertikulat debu berasal dari aktivitas
kendaraan angkut TBS.
b) Lokasi Pemantauan
Pemantauan kualitas udara di lokasi yang berdekatan dengan sumber
emisi yaitu:
- Area Kantor dan Perumahan, Koordinat S: 02° 23.149’ E:
105°56.736’
- Area Pemukiman, Koordinat S: 02° 23.235’ E: 105°57.585’

Gambar 2.9. Proses pengambilan sampel Kualitas Udara dan Tingkat Kebisingan
c) Parameter Lingkungan yang dipantau

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 30


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Parameter lingkungan yang dipantau untuk kualitas udara baik itu


udara ambien & emisi gas masing – masing sebagaimana disajikan
pada Tabel 1.04.

Tabel 1.04. Parameter dan Hasil Analisa Kualitas Udara Area


Kantor dan Perumahan
No Parameter Satuan Pengukuran Hasil Baku Metode
Analisa Mutu
1 Nitrogen Dioxide (NO2)* µg/Nm3 1 Jam 13.71 65 SN 7119.2-2017

2 Sulfur Dioxide (SO2) µg/Nm3 1 Jam 13.57 75 SN 7119.7-2017

3 Carbon monoxide (CO) µg/Nm3 1 Jam 1283 4000 SN 7119.10-2011

4 Ozon (03)* µg/Nm3 1 Jam <14.4 150 SN 7119.8-2017

5 Hydrocarbon (HC) µg/Nm3 3 Jam 15.65 160 SN 7119.13-2009

6 Partikulat (TSP)* µg/Nm3 24 Jam 68.32 230 SN 7119.3-2017

7 Partikulat Matter2.5* µg/Nm3 24 Jam 12.74 55 SN 7119.14-2016

8 Partikulat Matter10* µg/Nm3 24 Jam 37.27 75 SN 7119.15-2016

9 Lead (Pb)* µg/Nm3 24 Jam <0.005 2 SN 7119.4-2017

Tabel 1.05. Parameter dan Hasil Analisa Kualitas Udara Area


Pemukiman
No Parameter Satuan Pengukuran Hasil Baku Metode
Analisa Mutu
1 Nitrogen Dioxide (NO2)* µg/Nm3 1 Jam 7.86 65 SN 7119.2-2017

2 Sulfur Dioxide (SO2) µg/Nm3 1 Jam 10.26 75 SN 7119.7-2017

3 Carbon monoxide (CO) µg/Nm3 1 Jam <1145 4000 SN 7119.10-2011

4 Ozon (03)* µg/Nm3 1 Jam <14.4 150 SN 7119.8-2017

5 Hydrocarbon (HC) µg/Nm3 3 Jam 9.38 160 SN 7119.13-2009

6 Partikulat (TSP)* µg/Nm3 24 Jam 38.52 230 SN 7119.3-2017

7 Partikulat Matter2.5* µg/Nm3 24 Jam 6.87 55 SN 7119.14-2016

8 Partikulat Matter10* µg/Nm3 24 Jam 22.16 75 SN 7119.15-2016

9 Lead (Pb)* µg/Nm3 24 Jam <0.005 2 SN 7119.4-2017

d) Analisis Data
Analisis data kualitas udara dilakukan dengan membandingkan hasil
analis laboratorium dengan baku mutu yang dipersyaratkan sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 31


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

1) Baku Mutu udara ambien mengacu pada Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Lampiran VII tentang
Udara Ambein.
e) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan kualitas udara emisi dan ambien dilakukan setiap 6
(enam) bulan sekali selama tahap operasi berlangsung. Pemantauan
Semester II Tahun 2022 telah dilakukan pada bulan November 2022.
d) Hasil Pemantauan
Hasil pemantauan kualitas udara ambien menunjukan bahwa semua
parameter masih dibawah baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan.

2.1.2.2. Tingkat Kebisingan


a) Sumber Dampak
Sumber dampak kebisingan dari operasi kendaran operasional yang
digunakan untuk pengangkutan TBS hasil panen dan Mesin Genset
listrik perumahan.
b) Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan tingkat kebisingan bersumber dari operasional
kendaraan muat TBS dan Mesin Genset Listrik Perumahan yaitu:
- Area Kantor dan Perumahan, Koordinat S: 02° 23.149’ E:
105°56.736’
- Area Pemukiman, Koordinat S: 02° 23.235’ E: 105°57.585’
Dokumentasi terlihat pada Gambar 2.9.
c) Parameter Lingkungan yang dipantau
Parameter lingkungan yang dipantau yaitu tingkat kebisingan di
lingkungan area kantor, perumahan dan pemukiman di lokasi kegiatan
kebun. Paramaeter dan hasil analisa terlihat pada table 1.06. berikut.

Tabel 1.06. Parameter dan Hasil Analisa Tingkat Kebisingan Area


Kantor, Perumahan dan Pemukiman
No. Tanggal Lokasi Satuan Hasil Baku Metode*
Analisa Pengambilan Mutu1)
Contoh
D.09.178- 21 November Area Kantor dan Db(A) Ls 60.9 SNI
2a.ac 2022 Perumahan Lm 46.1 - 8427:20

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 32


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Lsm 57.6 70 17
D.09.178- 22 November Area Db(A) Ls 51.1 SNI
2a.aD 2022 Pemukiman Lm 43.3 - 8427:20
Lsm 50.4 70 17

d) Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran di
lapangan dengan baku mutu tingkat kebisingan yang mengacu pada
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan.
e) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Periode pemantauan tingkat kebisingan dilakukan setiap 6 (enam)
bulan sekali tahap operasi berlangsung. Pemantauan Semester II
2022 telah dilakukan pada bulan November.
f) Hasil Pemantauan
Hasil pemantauan tingkat kebisingan menunjukan bahwa semua
parameter masih dibawah baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan.

2.1.2.3. Tanah dan Lahan


Evaluasi dan pemantauan pelaksanaan pengelolaan lingkungan
hidup dalam bidang tanah dan lahan belum bisa dilakukan dan
dilaporkan terkait fasilitas uji belum selesai dikerjakan. Fasilitas uji
dibuat dan dikerjakan oleh pihak kebun sendiri yaitu Bak Laju Erosi.
Bak Laju Erosi itu sendiri di lokasi kebun sungai selan dalam proses
pembuatan dan belum selesai.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 33


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Gambar 3.0. Proses pembuatan Bak Laju Erosi lokasi kebun Sungai Selan

2.1.2.4. Penurunan Kualitas Air Permukaan


a) Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kegiatan pemeliharan tanaman
menghasilkan (TM) yang dilakukan melalui pemeliharan piringan
tanaman, pemeliharaan jalan pikul, gawangan, dan jalan panen,
pemangkasan daun tua da pemupukan tentunya akan menimbulkan
dampak bagi lingkungan terutama pada kualitas air permukaan.
Kegiatan pengendalian gulma, hama, dan penyakit pada tanaman
kelapa sawit dengan menggunakan bahan-bahan kimia, serta
kegiatan pemupukan serta pemeliharaan piringan seluruhnya dapat
menimbulkan perubahan kualitas air permukaan. Selain itu, kegiatan
pengoperasian pabrik dan pengolahan TBS tentunya menghasilkan
sejumlah limbah cair yang berpengaruh terhadap kualitas badan air
penerima. Limbah cair tersebut diaplikasikan ke lahan sehingga
berpotensi terhadap peburunan kualitas air permukaan.
b) Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan kualitas air permukaan dilakukan di Hulu dan Hilir
Sungai Dusun Sungai Selan Bawah.
-Hulu Sungai, Koordinat S: 02° 23.24.4’ E: 105°57.12.4’’

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 34


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

-Hilir Sungai, Koordinat S: 02° 23.02.50’ E: 105°56.43.4’’

Gambar 3.1. Proses pengambilan sampel Kualitas Air Permukaan di Hulu dan
Hilir Sungai Dusun Sungai Selan Bawah

c) Parameter Lingkungan yang dipantau


Parameter kunci yang digunakan untuk menilai kualitas air permukaan
mengacu kepada Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, khusus
Air Kelas II.

Tabel 1.07. Parameter dan Hasil Analisa Kualitas Air Permukaan


pada Hulu dan Hilir Sungai Dusun Sungai Selan
Bawah
No No. Sampel Lokasi Parameter Hasil Uji Satuan Baku Metode
Pengambilan Pengujian Mutu
Sampel
1 2405/AP/XI/2022 Hulu Sungai DO 4,21 mg/L 4 No.IK/22-03/
Dusun Sungai LDLH
Selan Bawah (Elektrometri)
pH 5,33 mg/L 6-9 No.IK/22-13/
LDLH
(Elektrometri)

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 35


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Nitrat* 0,900 mg/L 10 No.IK/22-06/


LDLH
(Spektrofotome
tri)
Minyak dan <5.000 µg/L 1.000 No.IK/22-09/
Lemak* LDLH
(Gravimetri)
TSS 13,0 mg/L 50 SNI
06.6989.03 :
2019
Amonia 0,0747 mg/L 0,2 SNI
(NH3-N) 06.6989.30 :
2005
COD 15,8 mg/L 25 SNI 6989.02 :
2019
Logam Cu <0,0198 mg/L 0,02 SNI 6989.84 :
(Terlarut) 2019
Logam Zn <0,0209 mg/L 0,05 SNI 6989.84 :
(Terlarut) 2019
Logam Pb* <0,0250 mg/L 0,03 SNI 6989.84 :
(Terlarut) 2019
Logam Cd* <0,00456 mg/L 0,01 SNI 6989.84 :
(Terlarut) 2019
Klorida 4,50 mg/L 300 SNI 6989.19:
2009
Sulfat 11,5 mg/L 300 SNI 6989.20 :
2019
BOD 2,76 mg/L 3 SNI 6989.72 :
2009
2 2406/AP/XI/2022 Hilir Sungai DO 3,68 mg/L 4 No.IK/22-03/
Dusun Sungai LDLH
Selan Bawah (Elektrometri)
pH 4,30 mg/L 6-9 No.IK/22-13/
LDLH
(Elektrometri)
Nitrat* 1,50 mg/L 10 No.IK/22-06/
LDLH
(Spektrofotome
tri)
Minyak dan <5.000 µg/L 1.000 No.IK/22-09/
Lemak* LDLH
(Gravimetri)
TSS 10,0 mg/L 50 SNI
06.6989.03 :
2019
Amonia 0,318 mg/L 0,2 SNI
(NH3-N) 06.6989.30 :
2005
COD 33,4 mg/L 25 SNI 6989.02 :
2019

Logam Cu <0,0198 mg/L 0,02 SNI 6989.84 :


(Terlarut) 2019

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 36


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Logam Zn <0,0209 mg/L 0,05 SNI 6989.84 :


(Terlarut) 2019

Logam Pb* <0,0250 mg/L 0,03 SNI 6989.84 :


(Terlarut) 2019

Logam Cd* <0,00456 mg/L 0,01 SNI 6989.84 :


(Terlarut) 2019

Klorida 6,50 mg/L 300 SNI 6989.19:


2009

Sulfat 15,0 mg/L 300 SNI 6989.20 :


2019

BOD 3,28 mg/L 3 SNI 6989.72 :


2009

d) Metode Analisis Data


Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil analisis
laboratorium dengan baku mutu air permukaan yang dipersyaratkan,
yaitu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Parameter kualitas air
sungai dan metode analisisnya disajikan pada Tabel 1.07
sebelumnya.
d) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan kualitas air permukaan atau badan air/sungai dilakukan
setiap 6 bulan sekali selama tahap operasi berlangsung.
e) Hasil Pemantauan
Hasil pemantauan menunjukan bahwa sebagian besar parameter
yang dipantau masih dibawah baku mutu lingkungan yang
dipersyaratkan, yaitu Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
2.1.2.5 Sosial Ekonomi Masyarakat dan Budaya
a) Sumber Dampak
Kegiatan yang menjadi sumber dampaknya adalah kegiatan
penerimaan tenaga kerja untuk di perkebunan kelapa sawit PT. BSSP
lokasi Sungai Selan.
b) Lokasi Pemantauan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 37


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Lokasi pemantauan lingkungan adalah lingkungan areal kerja


operasional dan Desa Sungai Selan.
c) Parameter Lingkungan yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah presentase (%) jumlah tenaga lokal
yang telah diterima sebagai karyawan PT. BSSP lokasi kebun Sungai
Selan dalam kegiatan operasional dan Dana CSR yang disalurkan.
d) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif berupa tabulasi
presentase dan frekuensi.
e) Jangka Waktu Pemantauan Lingkungan Hidup
Kegiatan pemantauan kesempatan kerja dilakukan selama masa
tahap operasional dengan frekuensi setiap 6 bulan.
f) Hasil Pemantauan
Hasil pemantauan tenaga kerja Semester II Tahun 2022 menunjukan
bahwa sebagian besar tenaga kerja yang digunakan tahap
operasional perkebunan PT. BSSP lokasi Sungai Selan adalah tenaga
kerja lokal yang berasal dari desa – desa di sekitar lokasi kegiatan
yaitu di Desa Sungai Selan, Desa Sarang Mandi, Desa Romadon dan
Desa Kimak. Presentase jumlah karyawan bisa dilihat dalam Gambar
3.2 serta Hasil Survey terhadap beberapa masyarakat, Kuisioner
Terlampir. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan perkebunan
kelapa sawit PT. BSSP berpengaruh positif terhadap peluang dan
kesempatan kerja. Selain itu, keberadaan PT. BSSP membuka dan
meningkatkan akses wilayah sehingga berpotensi meningkatkan
aktivitas perekonomian masyarakat setempat yang pada akhirnya
membuka peluang kerja dan kesempatan berusaha di bidang jasa dan
perdagangan seperti rumah makan, pom bensin, konter pulsa,
kontrakan, dll.
Pemantauan Sosial Ekonomi Masyarakat dan Budaya terkait Dana
CSR yang disalurkan ke Desa Sungai Selan dimanfaatkan untuk
menunjang pelaksanaan dan pelayanan infrstruktur ataupun jasa
kepada Masyarakat. Untuk Semester I ada beberapa bantuan Dana
diluar Dana CSR yaitu, Bantuan Pengadaan Souvenir Kegiatan Rapat

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 38


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Pengadaan CSR, Bantuan Kegiatan Tilawatil Quran dan Bantuan


Hewan Qurban rincian terlihat pada Table 1.03.

PERSENTASE TENAGA KERJA PT. BSSP


LOKASI SUNGAI SELAN
Sarang Mandi
11%
Kimak
6%

Romadon
11%

Sungai Selan
72%

Gambar 3.2. Presentase Jumlah Karyawan PT. BSSP Lokasi


Sungai Selan Berdasarkan Domisili

2.1.2.6 Gangguan Kesehatan Masyarakat


a) Sumber Dampak
Sumber dampak dari gangguan kesehatan masyarakat berasal dari
kegiatan pemeliharaan tanaman yang berpotensi terhadap penurunan
kualitas air permukaan dan air tanah. Selain itu, gangguan terhadap
kesehatan akibat peningkatan gas polutan di udara ambien. Sebaran
gas polutan di udara ambien yang dihasilkan dapat tersebar hingga ke
pemukiman penduduk tergantung pada kecepatan dan arah angin
yang bertiup. Bila polutan tersebut terhirup oleh masyarakat dalam
jangka panjang dapat mengakibatkan terjandinya gangguan pada
saluran pernafasan, batuk, pusing dan mual.
b) Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan kesehatan masyarakat mencakup wilayah
pemukiman desa yang berada di sekitar lokasi kegiatan perkebunan
kelapa sawit PT. BSSP lokasi Sungai Selan.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 39


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

c) Parameter Lingkungan Hidup yang dipantau


Parameter yang dipantau adalah kondisi kesehatan masyarakat,
diukur dari data jumlah penduduk yang mengalami gangguan
kesehatan.
d) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data sekunder tingkat gangguan kesehatan
masyarakat dan wawancara dengan masyarakat Kuisioner Terlampir.
 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif berupa tabulasi
presentase dan frekuensi.
e) Jangka Waktu Pemantauan Lingkungan Hidup
Kegiatan pemantauan kesehatan dilakukan selama tahap operasional
dengan frekuensi 6 bulan.
f) Hasil Pemantauan
Hasil pemantauan menunjukan sebagian besar rumah penduduk
memiliki ventilasi yang baik, halaman rumah yang bersih, serta
saluran air yang kurang baik. Untuk keperluan domestik warga
menggunakan air sungai untuk air minum masak, mandi, cuci maupun
kakus. Secara umum lokasi perkebunan relatif jauh dari kawasan
pemukiman penduduk. Berdasarkan pengamatan, belum ditemui
adanya dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat sehubungan
dengan operasional perkebunan kelapa sawit PT. BSSP.
Lingkungan penduduk yang merupakan dataran rendah yang
dikelilingi oleh hutan/semak belukar, sungai dan daerah rawa – rawa
diketahui beberapa penyakit sering diderita oleh beberapa warga,
penyakit tersebut disebabkan oleh penularan Nyamuk seperti Demam
Berdarah, Malaria dan Demam Biasa. Oleh karena itu kualitas
lingkungan di daerah tersebut belum begitu baik. Hal ini
menyebabkan lingkungan akan selalu memberikan dukungan untuk
tumbuh kembangnya agen penyakit maupun vektor penular penyakit,
ini secara epidemioligis perlu dilakukan upaya penanganan secara
prioritas karena akan berpengaruh terhadap produktivitas sumber

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 40


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

daya manusia. Berbagai kasus penyakit bisa terjadi atau bersumber


dari penularan melalui binatang atau menular langsung pada
manusia. Penyakit menular tersebut yang ada di lokasi pemantauan
banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik dan kondisi higien
perseorangan (personal higienis) dari masyarakatnya. Lingkungan di
sini meliputi lingkungan kerja, rumah/ pemukiman dan kualitas air
yang digunakan untuk keperluan sehari – hari.

2.1.2.7 Flora dan Fauna


a) Sumber Dampak
Sumber dampak berasal kegiatan pembukaan lahan untuk infrastruktur
perkebunan dan pabrik pada tahap konstruksi yang berpotensi
terhadap penurunan keanekaragaman flora dan fauna.
b) Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah perubahan dan penurunan potensi
keanekaragaman flora dan fauna, namun dampak tersebut akan
berkurang seiring berkembangnya kawasan perkebunan sebagai
habitat fauna.

c) Lokasi Pemantauan
Pemantauan flora dan fauna dilakukan di kawasan yang diperuntukkan
sebagai area konservasi misalnya hutan sekunder atau hutan produksi
serta DAS Sungai Selan yang berbatasan langsung dengan lokasi
perkebunan PT.BSSP.
d) Parameter Lingkungan yang dipantau
Parameter yang digunakan adalah keragaman dan populasi flora dan
fauna serta status perlindungan.

e) Metode Pemantauan
Pemantauan dilakukan melalui servey langsung/pengamatan di
lapangan dengan metode jelajah, wawancara secara terstruktur dan
mendalam dengan masyarakat lokal di lokasi perkebunan maupun
areal sekitarnya. Data yang didapat kemudian dianalisis taksiran

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 41


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

populasi serta status perlindungannya berdasarkan pada Peraturan


Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan
dan Satwa.
f) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Periode pemantauan flora dan fauna dilakukan setiap 6 (enam) bulan
sekali selama tahap operasi berlangsung.
g) Hasil Pemantauan
Kualitas vegetasi dapat dilihat dari keanekaragaman jenis, habitus dan
pertumbuhannya yang menunjukan kondisi lingkungan darat di suatu
daerah yang berkaitan erat dengan fungsi vegetasi tersebut di dalam
ekosistemnya. Keanekaragaman jenis tumbuhan dapat
menggambarkan stabilitas dari suatu ekosistem yang mendukung
kehidupan satwa liar baik sebagai habitat, tempat berlindung dan
berbiak serta sumber makanannya. Habitus atau perawakan suatu
tumbuhan serta kondisi pertumbuhannya dapat memberikan fungsinya
dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Pengamatan aspek vegetasi (flora) telah dilakukan di beberapa lokasi
yang termasuk di dalam kawasan perkebunan kelapa sawit PT. BSSP
selama semester II tahun 2022, meliputi kawasan perkebunan, daerah
hutan sekunder dan hutan produksi. Sesuai dengan kondisi topografi
lahan yang relatif landai dan sedikit bergelombang maka tipe vegetasi
yang mendominasi vegetasi hutan sekunder, vegetasi semak belukar,
ekosistem kebun rakyat (karet) dan ekosistem kebun sawit. Jenis –
jenis tumbuhan yang menyusun flora/komunitas tumbuhan pada
vegetasi hutan sekunder berdasarkan habitusnya terdiri atas pohon,
perdu dan herba. Jenis tumbuhan herba yang dominan ditemukan
adalah paku resam, alang – alang, rumput teki, nipah, sawit, rotan,
sagu, pinang, nibung dan tumbuhan paku. Jenis pohon yang dominan
ditemukan adalah gelam dan seru. Jenis tumbuh – tumbuhan yang
ditemui dan diamati disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1.08. Jenis – Jenis Tumbuhan yang Menyusun Hutan
Sekunder di PT. BSSP
No Nama Ilmiah Nama Indonesia Keterangan
1 Dicranopteris Paku Resam Ditemui

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 42


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

linearis syn
2 Imperata cylindrica Alang Ditemui
3 Cyperus Rotundus Tekian Ditemui
4 Nypa fruticasn Nipah Ditemui
5 Elaeis guineensis Sawit Ditemui
6 Calamus subnermis Rotan Ditemui
7 Metroxylon sago Sagu Ditemui
8 Areca catechu Pinang Ditemui
9 Oncosperma tigillarium Nibung Ditemui
10 Pteridophyta Pakisan Ditemui
11 Malaleuca leucadendra Gelam Ditemui
12 Schima wallichii Seru Ditemui
13 Dillenia suffruticosa Simpor Ditemui

Hasil pemantauan flora di sekitar areal operasi terlihat kondisi vegetasi


cukup baik, dimana pembukaan lahan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan. Sementara itu, flora yang ada di sekitar aliran Sungai dan
Kawasan resapan air tetap dipertahankan sesuai fungsinya secara
ekologis. Beberapa spesies flora termasuk dilindungi, diantaranya
ketakung, meranti rawa, dan jelutung. Keberadaan area tersebut
penting sebagai habitat flora dan fauna serta sumber plasma nutfah.
Vegetasi di sekitar lokasi dapat berfungsi sebagai pengatur iklim mikro,
pengatur siklus hidrologi dan fungsi biodiversiti serta habitat bagi satwa
liar.
Hasil pengamatan langsung fauna di lapangan dan wawancara dengan
penduduk setempat dan karyawan menunjukan bahwa
keanekaragaman jenis fauna yang terdapat di sekitar hutan sekunder
dan lokasi perkebunan PT. BSSP tergolong tinggi terutama kelas Aves
(burung) karena habitatnya cukup mendukung keberadaan hewan
tersebut. Jenis-jenis hewan yang ditemui dan diamati disajikan pada
tabel berikut.

Tabel 1.09. Jenis – Jenis Hewan yang Menyusun Hutan Sekunder


di PT. BSSP

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 43


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

No Nama Ilmiah Nama Indonesia Keterangan


1 Rattus exulans Tikus Ladang Ditemui
2 Macaca fascicularis Kera Ekor Pangjang Ditemui
3 Tupaia glis Tupai Ditemui
4 Sus scrofa Babi Hutan Ditemui
5 Collocalia esculenta Walet Sapi Ditemui
6 Dendrocygna javanica Belibis Batu Ditemui
7 Leptoptilos javanicus Bangau Ditemui
8 Treron vernan Punai Ditemui
9 Hirundo tahitica Layang-Layang Ditemui
10 Egretta sacra Kuntul Ditemui
11 Varanus salvator Biawak Ditemui
12 Tyto alba Burung Hantu Ditemui
13 Mabouya multifasciata Kadal Ditemui
14 Naja sepuclaris Kobra Ditemui/Wawancara
15 Boiga dendropilla Katak Ditemui
16 Python reticulatus Ular Sawah Ditemui
17 Crocodylus porosus Buaya Ditemui/Wawancara
18 Coura amboinensis Kura-Kura Ditemui
19 anabas testudines Ikan Betok Ditemui/Wawancara
20 Belontia hasselti Ikan Kepuyu Ditemui/Wawancara
21 Clarias nieuhofii Ikan Kelik Ditemui/Wawancara
22 Puntius binotatus Ikan Tanah Ditemui/Wawancara
23 Puntius lineatus Ikan Kemuring Ditemui/Wawancara
24 Rasbora bankanensis Seluang Ditemui/Wawancara
25 Macrognathus maculates Belut Ditemui/Wawancara
26 Hemibagrus nemurus Baung Ditemui/Wawancara

2.2. Evaluasi
2.2.1 Kualitas Udara (Udara Emisi, Udara Ambien dan Debu)
Berdasarkan rencana pemantauan lingkungan hidup pada kualitas
udara, kegiatan rencana pengelolaan lingkugan hidup berjalan
dengan baik disertai kondisi kebun yang tidak membutuhkan
kendaraan operasional dan mesin dalam jumlah banyak serta lokasi
kebun yang agak jauh dari pemukiman. Kualitas udara di lokasi kebun
Sungai Selan masih dalam kondisi baik dibuktikan dari hasil
pemantauan kualitas udara ambien dan pertikulat debu yang
menunjukan semua parameter masih dibawah baku mutu lingkungan
yang dipersyaratkan terlihat pada Tabel 1.04-1.05.

2.2.2 Tingkat Kebisingan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 44


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

Berdasarkan rencana pemantauan lingkungan hidup pada tingkat


kebisingan, kegiatan rencana pengelolaan lingkugan hidup berjalan
dengan baik disertai kondisi kebun yang tidak membutuhkan
kendaraan operasional dan mesin dalam jumlah banyak serta lokasi
kebun yang agak jauh dari pemukiman. Tingkat kebisingan batas
normal dibuktikan dari hasil pemantauan yang menunjukan semua
parameter masih dibawah baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan
terlihat pada Tabel 1.06.
2.2.3 Tanah dan Lahan
Hasil pemantauan lingkungan hidup pada bidang tanah dan lahan
belum bisa dievaluasi dikarenakan pemantauan belum bisa dilakukan.
2.2.4 Penurunan Kualitas Air Permukaan
Berdasarkan rencana pemantauan lingkungan hidup pada penurunan
kualitas air permukaan, kegiatan rencana pengelolaan lingkugan
hidup berjalan dengan baik dibuktikan dari hasil pemantauan yang
menunjukan semua parameter masih dibawah baku mutu lingkungan
berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air terlihat
Tabel 1.07.
2.2.5 Sosial Ekonomi Masyarakat dan Budaya
Berdasarkan pada pemantauan di sekitar lokasi kegiatan menunjukan
bahwa pengelolaan yang telah dilakukan cukup efektif dalam
membuka kesempatan kerja. Hal ini diindikasikan oleh banyaknya
tenaga kerja lokal diterima dan telah bekerja di perkebunan kelapa
sawit PT. BSSP
Pemantauan Sosial Ekonomi Masyarakat dan Budaya terkait Dana
CSR yang dislaurkan ke Desa Sungai Selan dimanfaatkan dengan
baik untuk kepentingan masyarakat Desa Sungai Selan. sehingga
menimbulkan persepsi positif terhadap kegiatan PT. BSSP.

2.2.6 Gangguan Kesehatan Masyarakat


Pemantauan gangguan kesehatan masyarakat berdasarkan
keberadaan perkebunan PT.BSSP yang dapat menimbulkan

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 45


PT. Bumi Sawit Sukses Pratama Bab II. Pelaksanaan dan Evaluasi

gangguan terhadap kesehatan akibat peningkatan gas polutan di


udara ambien. Sebaran gas polutan di udara ambien yang dihasilkan
dapat tersebar hingga ke pemukiman penduduk. Berdasarkan hasil
pemantauan kesehatan masyarakat disekitar areal perkebunan
secara umum diketahui bahwa kesehatan masyarakat tidak
dipengaruhi oleh kegiatan operasional kebun melainkan lingkungan
sekitar pemukiman. Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh
lingkungan pemukiman masyarakat itu sendiri, kondisi lingkungan
yang saluran airnya kurang baik dan dikelilingi sungai serta rawa
dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh agen penyakit
maupun vektor penular penyakit seperti Malaria dan Demam Berdarah
yang dibawa oleh Nyamuk Aedes aegypti. Hasil evaluasi ini
menunjukan bahwa keberadaan kebun PT. BSSP lokasi Sungai Selan
tidak menimbulkan gangguan kesehatan kepada masyarakat secara
signifikan.
2.2.7 Flora dan Fauna
Hasil pemantauan Flora dan Fauna periode semester II tahun 2022
menunjukan bahwa sebagian besar kondisi flora dan fauna masih
relatif baik. Hal ini diindikasikan oleh keanekaragaman jenis dan
populasi khususnya fauna di kawasan perkebunan.

Laporan Pelaksanaan RKL & RPL Semester II Tahun 2022 46

Anda mungkin juga menyukai