31sk NO 94 JUKNIS TUNJANGAN KHUSUS GURU DAERAH 3T (Fixed)
31sk NO 94 JUKNIS TUNJANGAN KHUSUS GURU DAERAH 3T (Fixed)
31sk NO 94 JUKNIS TUNJANGAN KHUSUS GURU DAERAH 3T (Fixed)
I
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2OO4 tentang
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
i
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor I57, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2005 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 166 Tambahan Lembaran Negara
I
Republik Indonesia Nomor 4916);
8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2Ol7 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2018
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
233, Tambahan Lembarn Negara Republik Indonesia
Nomor 6 138);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagamana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 20 15
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
1O. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2OO7 tentafig
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Kristen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
124, Tarrrbah.an Lembaran Negara Republik Indonesia
l Nomor 4769);
1 1. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4941) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemenrintah Nomor 19 Tahun 2Ol7 lentang
Perubahan atas Peraturan Pemertintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 107, Tambahan Lembaran negara
Republik Indonesia Nomor 6O58);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Ttrnjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus
Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor
85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
I Nomor 5016);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 20 10 tentang
l
Pengelolaan dan Penyelenggaraaan Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 20 10 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraaan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
14. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 20 15 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
15. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 168);
16. Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang
Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2OI5-2O19 (Lembaran
i
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 259);
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134 lPMK.O6l2OOs
tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan
Angaran Pendapatan dan Belanja Negara;
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164 |PMK.OS|2O|O
tentang Tata Cara Pembayaran T\rnjangan Profesi Guru
dan Dosen, T\rnjangan Khusus Guru dan Dosen, serta
Tunjangan Kehormatan Profesor (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 441);
19. Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2Ol2 tentang
Pendidikan Keagamaan Kristen (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 547) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 27 Tal:,un
20 16 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama
Nomor 7 Tahun 2Ol2 tentang Pendidikan Keagamaan
i Kristen (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 886);
2O. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 851);
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34
Tahun 2Ol2 tentang Kriteria Daerah Khusus dan
Pemberitahuan Tlrnjangan Khusus bagi Guru (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 553);
22, Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tah.un 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kerja Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20 16 Nomor
149s);
23. Keputusan Menteri Agama Nomor 777 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyrsunan Keputusan dan Instrumen
Hukum Lainnya pada Kementerian Agama;
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggai 1 Februari 2019
JENDERAL
MASYARAKAT KzuSTEN,
ENTURY L
I
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 94 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN
TUNJANGAN KHUSUS BAGI GURU
PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN GURU
BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BINAAN
DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN
MASYARAKAT KRISTEN KEMENTERIAN
AGAMA
BAB I
KETENTUAN UMUM
A. Latar Belakang
Profesi Guru sebagai pendidik memiliki peranan yang sangat
penting dalam mencerdaskan anak bangsa dan untuk mewujudkan
hal tersebut sangat diperlukan guru yang profesional. Pemberian
tunjangan merupakan wujud komitmen Pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan guru di samping peningkatan
profesionalismenya. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2009 tentang Ttrnjangan Profesi Guru dan Dosen, T\rnj angan Khusus
Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor diamanatkan
bahwa guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
I
di daerah khusus berhak untuk memperoleh T\rnjangan Khusus yang
diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok Pegawai Negeri Sipil.
Pemberian Thnjangan Khusus merupakan upaya perbaikan
kesejahteraan sebagai kompensasi atas kesulitan hidup yang dihadapi
dalam melaksanakan tugas di daerah khusus. Kesejahteraan guru di
manapun tempat tugasnya adalah merupakan amanat undang-
undang. Pemberian tunjangan khusus ini diharapkan dapat
meningkatkan motivasi guru untuk terus mengasah, meningkatkan
kemampuan dan mengembangkan kompetensi profesionalisme dan
kinerja serta dapat meningkatkan kesejahteraan guru baik Guru
Pegawai Negeri Sipil maupun Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil
sehingga kedepannya kesenjangan antara guru yang bertugas di
daerah kota dan daerah khusus dapat diminimalisir.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama melalui Direktorat
Pendidikan Kristen pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
l
Kristen melaksanakan pemberian tunjangan khusus bagi Guru
Pegawai Negeri Sipil (GPNS) dan Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil
(GBPNS) binaan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
Kementerian Agama yang bertugas di daerah yang terpencil atau
terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat yang terpencil, daerah
perbatasan dengan Negara lain, daerah yang mengalami bencana
alam, bencana sosial atau daerah yang berada dalam keadaan darurat
lain agar dapat dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
I
I
B. Pengertian
1. Ttrnjangan Khusus adalah tunjangan yang diberikan kepada Guru
Pegawai Negeri Sipil dan Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil Binaan
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen yang
ditugaskan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sebagai
kompensasi atas kesulitan hidup yang dihadapi dalam
melaksanakan tugas di daerah khusus.
2. Daerah khusus adalah daerah sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2O15 tentang Penetapan
I Daerah Tertinggal Tahun 20 15-20 19);
3. Lembaga Pendiri/ Penyelenggara adalah yayasan/ gereja/ lembaga
lainnya yang berbadan yang melaksanakan/menyelenggarakan
pendidikan keagamaan Kristen tingkat dasar dan menengah;
4. Guru Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut GPNS dan
Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut GBPNS
adalah guru yang mengajar pada satuan pendidikan keagamaan
Kristen atau guru binaan Ditjen Bimas Kristen;
5. Satuan Pendidikan Keagamaan Kristen adalah kelompok layanan
Pendidikan Keagamaan Kristen yang diselenggarakan dalam bentuk
pendidikan formal yaitu Sekolah Dasar Teologi Kristen (SDTK),
Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK), Sekolah
Menengah Teologi Kristen (SMTK), Sekolah Menengah Agama
Kristen (SMAK) yang telah memperoleh Ijin Penyelenggaraan dari
Dirjen;
i 6. Dirjen adalah Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen
pada Kementerian Agama;
7. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah
Pejabat Kementerian Agama Propinsi/ Kabupaten/ Kota yang
memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disingkat PA untuk melaksanakan kewenangan dan tanggungjawab
penggunaan anggaran pada satuan kerja yang menjadi pelaksana
Pemberian Ttrnjangan Khusus Bagi Guru Pegawai Negeri Sipil dan
Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Pendidikan
Keagamaan Kristen Dalam Binaan Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Kristen Kementerian Agama;
8. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
Pejabat Kementerian Agama Provinsi/ Kabupaten/ Kota yang diberi
kewenangan oleh PA atau KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas
DIPA pada satuan kerja;
9. Pimpinan Satuan Pendidikan adalah Kepala Sekoiah yang diberikan
kewenangan dan tanggung jawab untuk memimpin satuan
pendidikan;
10. Ketua adalah Ketua Yayasan atau Ketua Lembaga Penyelenggara
Sekoiah yang telah berbadan Hukum;
11. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat
DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan
sebagai acuan penggunaan anggaran dalam melaksanakan
kegiatan pemerintah sebagai pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN);
12. Pejabat Bimbingan Masyarakat Kristen Daerah yang selanjutnya
disebut Kepala Bidang Pendidikan Kristen/ Kepala Bidang Bimas
Kristen/Pembimbing Masyarakat Kristen pada Kanwil Kementerian
Agama Provinsi dan Kepala Seksi Pendidikan Kristen/Kepala Seksi
i
Bimas Kristen/ Penyelenggara Kristen pada kantor Kementerian
Agama Kabupaten/ Kota;
13. Nomor Pokok Sekolah Nasional selanjutnya disebut NPSN adalah
kode pengenal sekolah yang bersifat unik dan membedakan satu
sekolah dengan sekolah lainnya;
C. Tujuan
Pemberian tunjangan khusus bagi GPNS dan GBPNS binaan Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen di daerah khusus bertujuan
, untuk:
1 . Meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar peserta
D. Sasaran
Sasaran atau penerima tunjangan khusus adalah
1. GBPNS pada satuan Pendidikan Keagamaan Kristen (SDTK, SMP|K,
SMTK, SMAK) di daerah Tertinggal Terluar Terdepan (3T)
sebagaimana dimaksud pada Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun
2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2016-2019, yang
diangkat oleh Ketua Yayasan/ Lembaga penyelenggara sekolah yang
, berbadan hukum (memiliki surat keputusan tentang
pengangkatan/ penugasan).
2. GPNS pada satuan Pendidikan Keagamaan Kristen (SDTK, SMPIK,
SMTK, SMAK) di daerah Tertinggal Terluar Terdepan (3T)
sebagaimana dimaksud pada Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun
2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2016-2019, yang
ditugaskan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah (memiliki surat
keputusan tentang penugasan).
3. GPNS mata pelajaran pendidikan Agama Kristen pada satuan
pendidikan Umum (SD, SMP, SMA, SMK) di daerah Tertinggal Terluar
Terdepan (3T) sebagaimana dimaksud pada Peraturan Presiden
l
Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun
2016-2019, yang diangkat sebagai PNS oleh pejabat berwewenang di
Kementerian Agama (memiliki surat keputusan tentang penugasan) .
4. GBPNS mata pelajaran pendidikan Agama Kristen pada satuan
pendidikan Umum (SD, SMP, SMA, SMK) di daerah Tertinggal Terluar
' Terdepan (3T) sebagaimana dimaksud pada Peraturan Presiden
Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun
2016-2019, yang diangkat/ ditugaskan oleh pejabat berwewenang di
Kementerian Agama (memiliki surat keputusan tentang penugasan).
i
I
BAB II
PERSYARATAN DAN MEKANISME PELAKSANAAN
A. Persyaratan
, 1. Bagi GPNS harus memenuhi kriteria berikut:
a. Berstatus sebagai PNS yang aktif mengajar secara terus menerus
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun pada satuan pendidikan
keagamaan Kristen (SDTK, SMPIK, SMTK, SMAK) atau satuan
pendidikan umum (SD, SMP, SMA, SMK) yang telah memiliki
Nomor Pokok Sekolah Nasional.
b. Memiliki NUPanK atau Peg.Id
c. Bukan penerima bantuan/tunjangan sejenis yang dananya
bersumber dari DIPA Kementerian Agama;
d. Berhak hanya satu porsi tunjangan khusus walaupun mengajar 2
j (dua) atau lebih mata pelajaran atau mengajar pada 2 (dua) atau
lebih sekolah;
e. Berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun.
2. Bagi GBPNS harus memenuhi kriteria berikut:
a. Berstatus sebagai Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil yang aktif
mengajar secara terus menerus sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun pada satuan pendidikan keagamaan Kristen (SDTK,
SMPTK, SMTK, SMAK) yang memiliki ijin penyelenggaraan dari
Ditjen Bimas Kristen dan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN).
b. Berstatus sebagai Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil yang aktif
mengajar mata pelajaran Pendidikan agama Kristen secara terus
menerus sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun pada satuan
Pendidikan umum (SD, SMP, SMA, SMK) yang telah memiliki
Nomor Pokok Sekolah Nasional.
c. Bukan penerima bantuan/ tunjangan sejenis yang daranya
I
bersumber dari DIPA Kementerian Agama;
d. Berhak hanya satu porsi tunjangan khusus walaupun mengajar 2
(dua) atau lebih mata pelajaran atau mengajar pada 2 (dua) atau
lebih sekolah;
e. Berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun.
B. Mekanisme Pelaksanaan
1 . Penetapan Penerima
a. Pimpinan Sekolah/ Satuan Pendidikan mengidentifikasidan
menghimpun data guru dalam Satminkalnya yang memenuhi syarat
untuk diajukan ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/
Kota/Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi (dimana
T\rnjangan khusus berada) sebagai calon penerima tunjangan
khusus (Lampiran II) dengan melampirkan:
1) Daftar GPNS dan GBPNS pada SDTK, SMPIK, SMTK, SMAK
I
Calon Penerima bantuan tunjangan khusus tahun 20 18
(Lampiran III);
2) Daftar GBPNS dan GPNS Calon Penerima Bantuan Tunjangan
Khusus (Lampiran IV);
3) Formulir Pendataan tunjangan khusus (Lampiran V);
' 4\ Surat Pernyataan Kinerja GBPNS/GPNS* (Lampiran VI).
b. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota/ Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi, menerima dan melakukan verifikasi
terhadap usuian yang diajukan oleh Pimpinan Satuan Pendidikan
I
i
BAB III
SUMBER DANA, PENYALURAN, BESARAN TUNJANGAN DAN
PENGHENTIAN TUNJANGAN
A. Sumber Dana
Dana tunjangan khusus bagi GPNS dan GBPNS binaan Ditjen Bimas
Kristen bersumber dari APBN yang dialokasikan secara khusus dalam
DIPA Ditjen Bimas Kristen/Kanwil Kementerian Agama Provinsi/Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
C. Nominal Tunjangan
1. Besaran Tunjangan Khusus yang diberikan kepada guru di daerah
khusus ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi dan/atau Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
dengan besaran nominal tidak melebihi Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran yang ditetap dalam Peraturan Menteri Keuangan.
2. Alokasi dana tunjangan khusus guru sebagaimana tersebut pada
nomor (1) ditentukan besarannya dengan ketersediaan dana dalam
DIPA masing-masing satuan kerja.
3. Tunjangan khusus ini tidak dibenarkan adanya pengurangan,
pemotongan atau pungutan dengan alasan apapun, dalam bentuk
apapun, dan oleh pihak manapun, kecuali pajak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Tiap guru yang memenuhi kriteria dan persyaratan sebagaimana
diatur dalam Petunjuk Teknis ini, hanya berhak menerima satu porsi
Tunjangan Khusus, meskipun mengajar pada lebih dari satu sekolah.
j
BAB IV
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PENGADUAN SERTA PELAPORAN
B. Pelaporan
Laporan pelaksanaan pemberian tunjangan khusus ini dibuat secara
berjenjang. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota membuat dan
menyampaikan laporan tertulis tentang pelaksanaan pemberian
tunjangan khusus bagi guru kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi dan tembusannya disampaikan kepada Direktorat
Jenderal Bimas Kristen.
C. Penutup
1) Pemberian tunjangan khusus bagi Guru baik PNS maupun Bukan PNS
merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Agama
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kinerja Guru dalam binaan
Ditjen Bimas Kristen yang bertugas di daerah khusus. Dengan
demikian diharapkan tujuan dan sasaran peningkatan mutu
pendidikan keagamaan kristen, di daerah khusus dapat tercapai
dengan sebaik-baiknya.
2) Pelaksanaan dan pengelolaan pemberian tunjangan khusus ini harus
dilakukan secara transparan, akuntabel, tepat sasaran, serta dengan
komitmen yang tinggi agar tujuan dan target kegiatan ini dapat dicapai
secara optimal.
3) Hal-hal lain terkait dengan pemberian T\rnjangan Khusus Bagi GPNS
dan GBPNS dalam binaan Ditjen Bimas Kristen yang belum diatur
dalam petunjuk teknis ini akan ditentukan kemudian.
R JENDERAL
MASYARAKAT KRISTEN,
NTURY A--
ItK INO o
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 94 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBEzuAN
TUNJANGAN KHUSUS BAGI GURU
PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN GURU
BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BINAAN
DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN
MASYARAKAT KRISTEN KEMENTERIAN
AGAMA
Kop Surat
Nomor
Lampiran
Periha.l Pengajuan Guru Calon Penerima Bantuan
T\rnjangan Khusus 20 18
Atas perhatial dan kerjasama yang baik, kami sampaikan terima kasih.
Mengetahui
Ketu a Yayasan / Penyelen ggara') Kepala Sekolah
,,.q
TURY A
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 94 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN TUNJANGAN
KHUSUS BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL
DAN GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
BINAAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN
MASYARAKAT KRISTEN KEMENTERIAN AGAMA
UR JENDERAL
MASYARAKAT KRISTEN,
NTURY 4
LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 94 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN TUNJANGAN
KHUSUS BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL
DAN GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
BINAAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN
MASYARAKAT KRISTEN KEMENTERIAN AGAMA
NO Nama Guru NIP LIP Tempat, Tgl Pendidikan Mata TMT Bertugas di Ijasah Terakhir Bank dan No, Ket
(Termasuk Gelar Lahir Terakhir aran
Pelaj Lokasi Khusus Jurusan Rekening
Akademik) Diampu Tsl B1n Thn
.)
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 l2 i3
I
II II
III
r IIT II
Tentpot, tanggoi sutot
Kepala Sekolah,
JENDERAL
MASYARAKAT KRISTEN,
l{
:<
BttK
(
LAMPIRAN V
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 94 TAHUN 2019
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN
TUNJANGAN KHUSUS BAGI GURU
PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN GURU
BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
BINAAN DIREKTORAT JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
PROPINSI
I
KABUPATEN/KOTA
DATA GURU
1. Nama Lengkap
2.' Gelar Akademik
3. Tempat, tanggal lahir
4. Jenis Kelamin
5. Nama Gadis Ibu kandung
6. NIP (bagi PNS)
7. NUPIK/NPK/Peg.ld (bagi PNS)
8. Nama Sekoiah Keagamaan Satminkal
I
IT 1-3guru
4-6guru
7-9guru
> 10 guru
20. Jumlah Peserta Didik
i
40 - 80 siswa
T 81-
120 siswa
I 120 siswa
E
I rombongan belajar
2 rombongan belajar
II 3 rombongan belajar
4 rombongan belajar
27. Bahan bangunan yang digunakan untuk dinding ruang belajar
28.
I bu dan sejenisnya
/ papan/ sejenisnya
Sarana dalam ruang kelas
embok dan kayu
mbok
29.
I Papan tulis, meja bangku siswa/guru, dan lemari
Sarana MCK, Ibadah, olahraga dan upacara
ak memiliki semuanya
emiliki I diantaranya
II
Memiliki 2 diantaranya
Memiliki 3 diantaranya
30. Jaringan listrik dan telepon (termasuk seluler)
II Tidak memiliki keduanya
Memiliki salah satu
T Memiliki keduanya
JENDERAL
MASYARAKAT KRISTEN
RYC
/K rNo
LAMPIRAN VI
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRI STEN
KEMENTERIAN AGAMA
NOMOR 94 TAHUN 2019
I
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN
TUNJANGAN KHUSUS BAGI GURU
PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN GURU
BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
BINAAN DIREKTORAT JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN
KEMENTERIAN AGAMA
NIP
Nama Sekolah
Alamat Sekolah
JBNDERAL
MASYARAKAT KRISTEN,
RY t