P05 120230066 Joseph Fernando Manullang RA
P05 120230066 Joseph Fernando Manullang RA
P05 120230066 Joseph Fernando Manullang RA
FOTOGRAMETRI LANJUT
Disusun Oleh :
2023
A. MATA ACARA PRAKTIKUM
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Maksud dari praktikum form input ini adalah agar mahasiswa mengetahui cara
Laporkan Aplikasi Fotogramteri Lanjut, SAGA GIS
Sementara itu, perangkat lunak geospasial open source gratis juga tidak
kalah dengan aplikasi GIS yang komersial. Sebaliknya perangkat lunak gratis
dan open source (FOS) biasanya dianggap lebih aman, handal, dan mudah
beradaptasi dengan aplikasi komersial lainnya (fisher et al, 2017). Hal ini
berlaku terutama untuk perangkat lunak geospasial di mana rangkaian aplikasi
yang kuat dan sangat fungsional tersedia yang seringkali mengungguli opsi
software komersial lainnya. SAGA GIS merupakan focus dari panduan ini
yang terus diperbarui oleh pengembang dan komunitas pengguna agar tetap
relevan dengan penelitian geospasial. Saat ini, SAGA menawarkan lebih dari
700 modul geoscience yang menanggapi pertanyaan dan kebutuhan ilmiah
(Conrad et al, 2015). Selain itu, fleksibilitas dan daya tanggap memungkinkan
FOS geospasial secara cepat dan mudah menggabungkan fungsionalitas tailor-
made untuk memfasilitasi proses tertentu atau untuk menangani masalah
terutama masalah Sumberdaya Alam.
1. Buka File pada Export DEM pada hasil build praktikum minggu lalu
4. Lalu buka pada bagian Spline Interpolation →Multilevel B-Spline From Grid
Points
5. Setting dari Multilevel B-Spline From Grid Points
Pembahasan
SAGA GIS merupakan program SIG program SIG sumber terbuka. yang
mempunyai kemampuan khusus. untuk menampilkan dan menganalisis data
raster berupa citra satelit. Program. ini memungkinkan Anda. dapat.
menganalisis data lapangan dan informasi geospasial. lainnya bersama-sama.
dengan data citra satelit. SAGA GIS juga dengan mudah mengolah data yang
bersumber dari SRTM untuk untuk menghasilkan beragam informasi terrain
rupa bumi. Pada panduan ini dijelaskan tentang kelebihan SAGA GIS dapat
menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai Watershed Basins,
Panjang kemiringan lereng, prediksi aliran sedimen serta kontur yang
bersumber dari data Digital Elevation Model (DEM). Konversi data DSM
menjadi data DTM yang meliputi proses filteing DTM slope based yang
dilakukan untuk menghilangkan obyek pada permukaan DSM. Proses gridding
(interpolasi) menggunakan metode Multilevel B- Spline Interpolation (from
grid) untuk mengisi permukaan DSM yang hilang akibat proses filtering dan
proses smoothing permukaan DTM menggunakan metode Multi Direction Lee
Filter menghasilkan data DTM yang belum sesuai dengan kondisi topografi
sebenarnya
G. SUMBER PUSTAKA