0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
74 tayangan12 halaman

P05 120230066 Joseph Fernando Manullang RA

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 12

LAPORAN PRAKTIKUM MATAKULIAH

FOTOGRAMETRI LANJUT

POKOK BAHASAN MINGGU 5 : SAGA GIS

Disusun Oleh :

Joseph Fernando Manullang (120230066)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2023
A. MATA ACARA PRAKTIKUM

Agenda modul ini adalah 5 Praktikum Fotogrametri Lanjut dilaksanakan pada


hari Kamis, 2 Maret 2022 pukul 07.30-10.10 WIB offline diadakan di
laboratorium multimedia di gedung Laboratorium Teknik OZT yang
membahas SAGA GIS

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Maksud dari praktikum form input ini adalah agar mahasiswa mengetahui cara
Laporkan Aplikasi Fotogramteri Lanjut, SAGA GIS

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Fotogrametri Lanjut dalam
modul 2 ini terdiri dari:
1. SAGA GIS
2. Data Export DEM
D. LANDASAN TEORI

SAGA GIS yang merupakan singkatan dari “System for Automated


Geoscientific Analyses” merupakan salah satu dari sekian perangkat lunak
yang bersifat open source untuk pengolahan sistem informasi geografi (GIS).
SAGA GIS berawal dari penelitian kecil yang berasal dari beberapa peneliti di
Department of Physical Geography, Gottingen. Sejak pertama kali rilis tahun
2004, SAGA berkembang dengan cepat yang semula berfokus pada “digital
terrain analysis” menjadi “comprehensive and globally established GIS
platform for scientific analysis and modelling”. SAGA GIS versi 2.1.4
menawarkan lebih dari 600 tools yang berguna dalam hal “geoscientific”.
SAGA GIS memiliki kemampuan spesial pada bidang digital terrain analysis,
geomorphology, soil science, climatology and meteorology, dan tentunya pada
bidang remote sensing (Bechtel et al, 2015).

Aplikasi geospasial untuk pemetaan sumber daya, pemantauan dan


pemodelan memberikan data kunci yang mendasari perencanaan pengelolaan
sumber daya alam (SDM). Perangkat lunak geospasial bebas dan open source
(FOS) generasi sekarang dan data gratis telah menghilangkan kebutuhan untuk
perizinan dan pembelian data, yang merupakan hambatan penting bagi
keterlibatan yang lebih luas dalam pemetaan, pemantauan dan pemetaan
sumber daya lahan untuk pemerintah daerah. Kemajuan dalam perangkat lunak
komputasi telah memungkinkan penggunaan alat analisis spasial yang canggih
pada laptop standar. Selanjutnya, meningkatnya ketersediaan citra satelit yang
gratis, data elevasi dan perangkat lunak analisis spasial berbasis raster
memberikan peluang baru bagi pemangku kepentingan lokal untuk
menggabungkan analisis kuantitatif dan kerumitan data dengan pengetahuan
lokal secara kualitatif (Fisher et al, 2017).

Sementara itu, perangkat lunak geospasial open source gratis juga tidak
kalah dengan aplikasi GIS yang komersial. Sebaliknya perangkat lunak gratis
dan open source (FOS) biasanya dianggap lebih aman, handal, dan mudah
beradaptasi dengan aplikasi komersial lainnya (fisher et al, 2017). Hal ini
berlaku terutama untuk perangkat lunak geospasial di mana rangkaian aplikasi
yang kuat dan sangat fungsional tersedia yang seringkali mengungguli opsi
software komersial lainnya. SAGA GIS merupakan focus dari panduan ini
yang terus diperbarui oleh pengembang dan komunitas pengguna agar tetap
relevan dengan penelitian geospasial. Saat ini, SAGA menawarkan lebih dari
700 modul geoscience yang menanggapi pertanyaan dan kebutuhan ilmiah
(Conrad et al, 2015). Selain itu, fleksibilitas dan daya tanggap memungkinkan
FOS geospasial secara cepat dan mudah menggabungkan fungsionalitas tailor-
made untuk memfasilitasi proses tertentu atau untuk menangani masalah
terutama masalah Sumberdaya Alam.

Kajian analitik penginderaan jauh citra satelit telah mengungkap


keberadaan indikator pada tanaman yang dapat digunakan untuk mendeteksi
kesehatan kanopi. Misalnya, klorofil sebagai indikator kesehatan daun
menyerap cahaya tampak, dan sel daun sangat memantulkan cahaya
inframerah-dekat. Parameter pantulan spektral daun dibahas (misalnya Kauth
dan Thomas, 1976; Broge dan Leblanc, 2001; Kim et al., 2010; Lemenkova,
2011; Gao et al., 2020) dan banyak digunakan untuk mendeteksi tahap tutupan
vegetasi dan pemantauan tahap ekologi mereka. Pita yang membentuk
pemandangan citra Landsat TM memainkan peran penting dalam mendeteksi
kesehatan dan kualitas vegetasi yang dinilai dengan indikator seperti
kehijauan, kecerahan atau kebasahan. Dalam konteks ini, penggunaan metode
kartografi yang diterapkan untuk pemrosesan citra satelit, perhitungan pita
raster dan visualisasi telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam
percobaan yang dilakukan pada citra Landsat TM (Lemenkova, 2015a, 2015b,
2015c; Taufik et al., 2016; Ahmet dan Akter, 2017; Zaitunah et al., 2018).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggunakan metode canggih
pengolahan data penginderaan jauh (SAGA GIS) untuk mengekstraksi
informasi keberadaan dan kondisi vegetasi dan untuk menerima model
kebasahan, kehijauan dan kecerahan menggunakan perhitungan pita raster
yang dipilih, dan untuk melakukan perhitungan indeks vegetasi yang
ditingkatkan menggunakan formula tertanam dalam SAGA GIS, dan akhirnya,
untuk memvisualisasikan distribusi data menggunakan histogram yang
dihitung dan disajikan yang ditujukan untuk pemantauan lingkungan.

Manfaat dari studi yang disajikan termasuk kontribusi untuk


pemantauan lingkungan di wilayah terpilih Islandia, yang mencakup dua fyord,
Skagafjörður dan Eyjafjörður yang dapat digunakan sebagai informasi pada
tingkat yang sesuai (ahli ekologi, ahli lingkungan, otoritas). Karena studi ini
sepenuhnya didasarkan pada perangkat lunak sumber terbuka (SAGA GIS dan
sesekali GMT) untuk pemetaan dan analisis data, manfaat bagi masyarakat
luas, sarjana, dan siswa terdiri dari pengulangan metode, algoritme, dan saran
yang dijelaskan untuk pengambilan data dan sumber daya. . Oleh karena itu,
penelitian ini menyajikan spektrum yang luas dari pemrosesan dan visualisasi
data penginderaan jauh oleh SAGA GIS, dan penggunaan rangkaian standar
dataset Landsat TM raster berkualitas tinggi, seperti yang ditunjukkan dan
dijelaskan dalam karya ini. Alat Pemetaan Generik (GMT) juga digunakan
untuk pemetaan topografi (Gbr. 1) yang ditujukan untuk visualisasi kartografi
lanjutan Islandia menggunakan teknik pemetaan yang tersedia (Lemenkova,
2020a, 2020b, 2020c). Oleh karena itu, penelitian ini dapat digunakan kembali
secara efektif untuk analisis lanskap serupa di wilayah Arktik dengan
menggunakan alur kerja SAGA GIS yang disajikan dan perhitungan band
raster Landsat TM untuk analisis vegetasi.
E. LANGKAH KERJA

1. Buka File pada Export DEM pada hasil build praktikum minggu lalu

2. Buka pada Grid → Filter →DTM filter


3. Edit Setting pada DTM filter

4. Lalu buka pada bagian Spline Interpolation →Multilevel B-Spline From Grid
Points
5. Setting dari Multilevel B-Spline From Grid Points

6. Setting juga Multi Direction Lee Filter


7. Ini Hasil Pada setting nya

8. Pilih Untuk Setting Grid Difference


9. Settingan dari Grid Difference

10. Hasil pada Grid Difference


F. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Pembahasan
SAGA GIS merupakan program SIG program SIG sumber terbuka. yang
mempunyai kemampuan khusus. untuk menampilkan dan menganalisis data
raster berupa citra satelit. Program. ini memungkinkan Anda. dapat.
menganalisis data lapangan dan informasi geospasial. lainnya bersama-sama.
dengan data citra satelit. SAGA GIS juga dengan mudah mengolah data yang
bersumber dari SRTM untuk untuk menghasilkan beragam informasi terrain
rupa bumi. Pada panduan ini dijelaskan tentang kelebihan SAGA GIS dapat
menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai Watershed Basins,
Panjang kemiringan lereng, prediksi aliran sedimen serta kontur yang
bersumber dari data Digital Elevation Model (DEM). Konversi data DSM
menjadi data DTM yang meliputi proses filteing DTM slope based yang
dilakukan untuk menghilangkan obyek pada permukaan DSM. Proses gridding
(interpolasi) menggunakan metode Multilevel B- Spline Interpolation (from
grid) untuk mengisi permukaan DSM yang hilang akibat proses filtering dan
proses smoothing permukaan DTM menggunakan metode Multi Direction Lee
Filter menghasilkan data DTM yang belum sesuai dengan kondisi topografi
sebenarnya
G. SUMBER PUSTAKA

Conrad, O. B. (2015). System for Automated Geoscientific Analyses (SAGA).

Fisher, R. H. (2017). Free satellite imagery and digital elevation. Singapore


Journal of Tropical Geography.

P, L. (2020). GMT Based Comparative Geomorphological Analysis of the


Vityaz and Vanuatu Trenches,. Fiji Basin. Geodetski List, 74(1):19–39.

P, L. (2020). GEBCO Gridded Bathymetric Datasets for Mapping Japan


Trench Geomorphology by Means of GMT Scripting Toolset. Geodesy and
Cartography 46(3):98–112.

Anda mungkin juga menyukai