Makalah Mulok Selayar
Makalah Mulok Selayar
Makalah Mulok Selayar
OLEH:
KELOMPOK 3
VIRNA SAID
ISMAWATI
UMMAIRAH
MUHAMMAD NUR
MUHAMMAD SALDI
NUR ALIF
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah
tentang\"KEARIFANLOKAL".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam Makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki Makalah ini.
Kami berharap semoga Makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.\
penyusun
A. Kearifan Lokal
Pengertian
Tujuan
B. Appakanre balla’pati
D. Assongkabala
Dipimpin seorang tetua adat atau Bissu, ritual tersebut dimulai dengan
membakar sabut kelapa dalam sebuah mangkok yang terbuat dari tanah
liat. Usai api mulai melahap sabut kelapa, daun lawarani lanjut dibakar.
Saat asap sudah mulai mengepul tebal, mangkuk akan disimpan pada
bagian belakang atau depan pintu rumah.
Setelahnya, sang pemuka adat akan meletakkan sebuah pisang yang telah
dipotong ujung atasnya (nissunaki) lalu kemudian dimakan bersama-
sama. Belakangan, setelah agama Islam masuk, ritual Songkabala juga
dirangkaiakn dengan proses membaca barzanji sebelum para tetamu atau
peserta memakan hidangan yang telah disediakan.
"Saat pembacaan barzanji berakhir, si pemilik hajat kemudian bertegur
sapa dengan para pemimpin ritual lalu memberi mereka semua hadiah
(sebagai tanda terima kasih). Setelahnya, si pemilik hajat lalu
mengeluarkan hidangan makanan. Para pemimpin ritual dan tamu-tamu
lain lalu dipersilakan menyantap makanan tersebut,".
E. Aktalo-talo
Kata talo-talo sudah tidak asing lagi didengar oleh telinga masyarakat di
Desa Laiyolo Baru Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan
Selayar. Masyarakat sudah sangat sering menggunakan tradisi tersebut
ketika hendak melakukan suatu acara dan terkendala oleh hujan. Dalam
masyarakat Selayar, talo-talo bukanlah kata seharihari melainkan kata
yang digunakan khusus pada tradisi untuk menunda hujan. a talo-talo
adalah tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dan talo-talo
juga terdiri dari beberapa macam seperti ada yang menggunakan merica
sebagai bahan utama dalam pelaksanaan tradisi talo-talo dan ada juga
yang menggunakan air hujan sebagai bahan utamanya. Talo-talo adalah
suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Laiyolo Baru
Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar untuk
memindahkan atau menghentikan hujan pada saat melakukan suatu acara,
yang dimana seharusnya turun hujan pada waktu tertentu, namun dengan
dilakukannya talo-talo maka hujan akan diberhentikan atau dipindahkan
ke tempat lain. Namun demikian, tidak semua orang yang melakukan talo-
talo akan berhasil. Karena terkadang usaha yang dilakukan oleh orang
yang melakukan talo-talo tersebut mengalami kegagalan. Karena segala
sesuatu datangnya dari Allah dan atas izin Allah Swt. Talo-talo sudah
lama digunakan oleh masyarakat Desa Laiyolo Baru ketika mempunyai
suatu acara tertentu. Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu kala dan
digunakan oleh nenek moyang untuk menghentikan hujan dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Mengenai awal mula munculnya talo-talo belum
diketahui dengan jelas pada tahun berapa talo-talo mulai muncul karena
tradisi tersebut sudah sangat lama
F. Embe
G. KAPALLI
Kearifan Lokal merupakan suatu adat dan budaya yang selalu di temui
hampir di seluruh penjuru nusantara indonesia dan memiliki keaneka
ragaman yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Kebudayan ini
merupakan suatu yang sudah dipercayai turun- temurun oleh warga
atau masyarakat di daerah tersebut sejak zaman nenek moyang mereka
sehingga hal ini menjadi suatu kepercayaan yang diyakini oleh mereka.
Saran
Kearifan local yang ada di selayar merupakan suatu hal yang istimewa
dan langka adanya untuk disaksikan oleh semua kalangan dan seiring
berkembangnya zaman semakin sedikit pula masyarakat yang memiliki
kepercayaan untuk melakukan kebudayan – kebudayaan tersebut oleh
karenanya sebagai saran dari penulis ada baiknya kita menjaga budaya
ini dan terus melestarikan sehingga masih dapat di jumpai oleh anak
cucu kita sebagai suatu kekayaan budaya kita.