MANAJEMEN PERSEDIAAN Kel 4
MANAJEMEN PERSEDIAAN Kel 4
MANAJEMEN PERSEDIAAN Kel 4
Dosen Pembimbing :
NIP 196203131987032002
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Rina Ulvia 2106101030022
Mulyana 2106101030030
Husnah 2106101030028
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, serta Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam mempelajari materi Manajemen Persediaan pada mata kuliah
Manajemen Keuangan ini.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGENTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Pengertian Manajemen Persediaan..............................................................4
2.2 Economical Order Quantity.......................................................................11
2.3 Reorder Point.............................................................................................15
2.4 Soal Dan Penyelesaiaannya......................................................................17
BAB III PENUTUP..............................................................................................22
3.1 Kesimpulan................................................................................................22
3.2 Saran..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
• Agar penulis serta pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
manajemen persediaan.
• Agar penulis serta pembaca dapat mengetahui serta memahami tentang
fungsi dan tujuan serta jenis dari manajemen persediaan.
• Agar dapat mengetahui bagaimana cara untuk memaksimalkan manajemen
persediaan.
2
BAB II PEMBAHASAN
1. Lead time, yaitu lamanya masa tunggu bahan yang dipesan datang.
2. Frekuensi penggunaan bahan selama satu periode.
3. Jumlah dana yang tersedia.
3
4. Daya tahan bahan.
4
2.1.1 Persediaan
Persediaan adalah salah satu aset termahal dari banyak perusahaan, dan mewakili
sebanyak 50% dari keseluruhan modal yang diivestasikan (Heizer &
Render, 2014:512). Persediaan merupakan barang menganggur yang
menunggu untuk digunakan atau dijual mengingat tiap perusahaan
memiliki jenis persediaan yang berbeda dan memiliki tujuan yang berbeda
pula dalam penggunaannya.(Blanc, 2011 ) Jadi, persediaan merupakan
keseluruhan barang atau perlengkapan yang digunakan bagi perusahaan,
baik untuk menjalankan proses produksi ataupun menjaga kelangsungan
kegiatan operasional perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur ataupun
perusahaan dagang yang bertujuan untuk memenuhi permintaan
konsumen. Persediaan juga merupakan salah satu aspek yang terpenting
bagi suatu perusahaan, karena sebagian besar atau lebih dari 50% modal
dari perusahaan berupa persediaan. Persediaan (Inventory) adalah stok
barang atau sumber daya apa pun yang digunakan dalam sebuah
organisasi. Sistem persediaan adalah serangkaian kebijakan dan
pengendalian yang mengawasi tingkat persediaan dan menentukan tingkat
persediaan yang harus selalu ada, kapan persediaan harus diisi kembali,
dan berapa besar pesanan yang harus dipesan (Jacobs & Chase 2014:209).
Seluruh perusahaan (termasuk operasi JIT) menyimpan pasokan
persediaan karna alasan sebagai berikut :
1. Untuk mempertahankan operasi yang independen. Pasokan bahan
baku pada suatu workcenter memungkinkan fleksibilitas workcenter
tersebut dalam operasi. Contohnya karena adanya biaya untuk setiap
pengaturan produksi baru, persediaan ini memungkinkan manajemen
untuk mengurangi banyaknya pengaturan. Stasiun kerja yang
independen juga diharapkan ada pada lini perakitan. Waktu yang
dperlukan untuk melakukan operasi yang serupa akan bervariasi pada
suatu unit dan unit berikutnya. Oleh karena itu, diharapkan terdapat
cushion dari beberapa bagian dalam stasiun kerja, sehingga waktu
kinerja yang lebih pendek dapat mengkompensasi waktu kinerja yang
5
lebih panjang. Hal ini dapat membuat outpu rata-rata menjadi cukup
stabil.
2. Untuk memenuhi variasi permintaan produk. Jika permintaan produk
diketahui dengan tepat, produksi produk tersebut dalam jumlah yang
tepat sesuai dengan permintaan akan memungkinkan (meskipun tidak
menghemat biaya). Namun, permintaan biasanya tidak sepenuhnya
diketahui, dan stok pengaman atau penyangga harus tetap ada untuk
menyerap variasi.
3. Untuk memungkinkan fleksibilitas dalam penjadwalan produksi. Stok
persediaan meringankan beban pada system produksi karena produk-
produk keluar dari system tersebut. Ini menyebabkan lead time yang
lebih lama, yang memungkinkan perencanaan produksi dengan aliran
yang lebih lancer dan biaya yang lebih rendah melalui produksi
dengan ukuran lot yang lebih besar. Jika biaya pengaturan tinggi
misalnya, akan lebih menguntungkan ketika jumlah unit yang
diproduksi lebih besar untuk satu kali pengaturan.
4. Sebagai pengaman untuk waktu pengiriman bahan baku yang
bervariasi. Ketika bahan baku dipesan dari vendor, penundaan dapat
terjadi karena beragam alasan, misalnya variasi waktu pengiriman,
kurangnya bahan baku di pabrik vendor yang menyebabkan backlog,
pemogokan yang terjadi di pabrik vendor atau di salah satu perusahaan
pengiriman, lost order, atau pengiriman bahan baku yang tidak tepat
atau cacat.
5. Untuk memanfaatkan ukuran ekonomis pesanan pembelian. Untuk
melakukan suatu pemesanan diperlukan biaya, antara lain tenaga
kerja, panggilan telepon, pengetikan, pengiriman, dan lain-lain. Oleh
karena itu, semakin besar ukuran pemesanan, semakin sedikit
pemesanan yang harus ditulis. Selain itu, Biaya pengiriman juga akan
lebih menguntungkan jika pemesanan semakin besar---semakin besar
pengiriman, semakin kecil biaya per unit.
6. Banyak alasan lain berdasarkan situasi tertentu. Berdasarkan
situasinya, persediaan mungkin perlu disimpan. Contohnya,
persediaan dalam perjalanan (in-transit) adalah bahan baku yang
6
sedang dipindahkan dari pemasok kepada pelanggan dan bergantung
pada kuantitas pesanan dan lead time transit. Contoh lainnya adalah
persediaan yang dibeli sebagai antisipasi terhadap perubahan harga
seperti bahan bakar untuk pesawat jet atau semikonduktor untuk
computer. Terdapat banyak contoh lainnya (Jacobs & Chase
2014:209-210)
7
harga yang murah. Karna itu persediaan sangat jelas sekali adalah salah satu untuk
menurunkan biaya perusahaan (Russel & Taylor, 2011:554).
8
Persediaan-persediaan yang untuk persediaan pemeliharaan,
perbaikan, operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin
dan proses- proses tetap produktif
Barang yang sudah siap dijual, tetapi masih meruapakan aset dalam
pembukuan perusahaan (Heizer & Render 2014:512-513).
Ketika Permintaan sulit diprediksi dalam presisi yang besar serta menjaga
stock supaya resiko berkaitan dengan kehabisan persediaan (stockout) dapat
dikelola, terdapat tiga model berikut :
9
pengiriman masing-masing produk secara terpisah pada waktu yang
berbeda (Jacobs & Chase 2014 : 208)
Persediaan merupakan salah satu komponen aset yang dinilai paling mahal
oleh beberapa perusahaan, karena dapat mmencapai 50% dari total investasi
modal. Oleh karena itu, seorang manajer operasional harus dapat membuat
penyeimbangan terhadap investasi persediaan tersebut dengan pelayanan terhadap
konsumen. Manajemen persediaan yang efektif merupakan upaya merealisasikan
semua potensial value chain, sehingga perusahaan dapat beroperasional dengan
biaya persediaan yang paling minimal. Fungsi persediaan pada kegiatan
operasional sebagai berikut :
10
2. Persediaan barang dalam proses (work-in process) yaitu persediaan bahan
baku oleh perusahaan, namun belum sepenuhnya selesai (not completed)
karena masih menunggu proses produksi selanjutnya.
3. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan terhadap barang-
barang yang sepenuhnya telah selesai dilakukan proses produksi. Barang
hanya menunggu proses pengiriman, karena perusahaan akan
mendistribusikan kepada konsumen berdasarkan pesanan yang masuk.
11
optimal. Dalam pengelolaan persediaan bahan ada 2 jenis biaya yang
dipertimbangkan, yaitu:
1. Biaya pesan (ordering cost) yaitu biaya yang dikeluarkan dalam proses
pemesanan suatu batang Biaya pesan ini meliputi: a. Biaya selama
proses pesanan
b. Biaya pengiriman permintaan
c. Biaya penerimaan bahan
d. Biaya penempatan bahan kedalam gudang
e. Biaya proses pembayaran.
𝑹 𝑹
Biaya Pesan = × O atau ×𝑺
𝑸 𝑸
Apabila bahan yang dipesan setiap kali pesan Q unit, maka rata-rata
𝑄
persediaan adalah ⁄2. Apabila biaya simpan sebesar C rupiah dari rata-rata
bahan yang disimpan, maka biaya simpan dapat dihitung dengan rumus :
12
Biaya Simpan =
𝑪
Jumlah kuantitas pesanan yang paling ekonomis (EOO) dapat dicapai pada saat
biaya. pesan sama dengan biaya simpan. Untuk lebih jelasnya kita ikuti
keterangan berikut:
Jumlah pesanan yang paling ekonomis (EOO) tercapai pada biaya pesan sama
dengan biaya simpan :
Atau C
𝑄2.C = 2.R.O
Q = √ 2.𝑅.𝑂
𝐶
di mana:
Q = Jumlah kuantitas pesanan yang paling ekonomis (EOO)
R = Jumlah kebutuhan barang yang dibeli selama setahun
O = Biaya pesanan setiap kali pesan, kadang-kadang diberi simbul S C =
Biaya simpan bahan (barang) per unit atau dihitung dari persentase rata-
rata persediaan dikalikan dengan harga barang. Oleh karena itu EOQ
juga dapat dicar dengan formula:
Q = √ 2.𝑅.𝑂
𝑃𝐼
di mana PI adalah perkalian antara harga barang dengan persentase biaya simpan.
Contoh :
13
simpan Rp 2 per unit. Harga beli Rp 1.000 per unit. Besarnya jumlah pembelian
atau pesanan yang paling ekonomis (EOQ) adalah:
Untuk membuktikan apakah benar bahwa 40.000 unit merupakan jumlah pesanan
yang optimal, maka dapat dijelaskan dengan membuat tabel berikut:
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Total Cost terendah sebesar Rp 80.000
tercapai pada frekuensi pembelian 4 kali. Pada saat itu besarnya biaya pesan sama
dengan biaya simpan (Ordering Cost Carrying Costs Frekuensi pembelian yang
kurang dari atau lebih dari 4 kali tersebut akan menanggung biaya yang lebih
besar. Misalnya frekuensi pembelian sebanyak 5 kali menychabkan biaya pesan
sebesar 5 & Rp 10.000 Rp 50.000 dan biaya simpannya 16.000 unit x Rp 2-Rp
32.000.
Sehingga total biaya pembelian jika dilakukan sebanyak 5 kali Rp 50.000 Rp
32.000 Rp 82,000 Jumlah biaya ini lebih besar daripada biaya pada pesanan yang
paling ekonomis yaitu Rp 80.000. Analisis EOQ ini sebenarnya merupakan
analisis yang cukup lemah dalam analisis keuangan. Hal ini karena ada beberapa
asumsi yang mendasari berlakunya analisis EOQ ini yang mungkin sulit untuk
ditepati. Asumsi berlakunya EOQ yaitu:
Dari keterangan di atas, biaya pesan memiliki sifat yang positif-linier dengan
frekuensi pesanan. Artinya semakin sering memesan, maka biaya pesanan
semakin tinggi. Sebaliknya. biaya simpan memiliki hubungan yang negatif-tidak
14
linier dengan frekuensi pesanan, yaitu semakin sering pesanan barang dilakukan,
maka semakin kecil biaya simpannya. Hubungan biaya pesan, haya simpan dan
jumlah biaya pada keadaan EOQ dapat digambarkan sebagai berikut:
15
barang atau ada keterlambatan bahan yang dipesan sampai di
perusahaan.
Keterangan:
AB = Besarnya EOQ
C = Reorder point
EF = Lead Time
Contoh :
Diketahui bahwa penggunaan bahan selama satu tahun 160.000 unit. Apabila
ditentukan lead time (waktu tunggu) % bulan dan safety stock 10.000 unit.
Apabila tahun dihitung 360 hari, maka Reorder Point dapat dihitung sebagai
berikut: Penggunaan bahan per hari 160.000 unit: 360-444,44 unit atau 444 unit
Penggunaan bahan selama waktu tunggu 15 hari x 444,44 unit 6.667 unit. Reorder
Point-safety stock + penggunaan selama waktu tunggu 10.000 unit+6.667 unit
16.667 unit.
16
Keterangan:
Soal 1 :
Kebutuhan bahan PT."TIDAR" selama 1 tahun 480.000 unit dengan harga per unit
Rp 10,-. Biaya pesan (ordering cost) setiap kali pesan Rp 60.000,-. Biaya simpan
(carrying cost) sebesar 40% dari nilai rata-rata persediaan. Safety stock 30.000
unit, dan waktu tunggu (lead time) selama ½ bulan. Dari data tersebut:
1. Hitunglah EOQ
2. Hitunglah ROP
4. Gambarkan hubungan antara Total Cost, Ordering Cost dan Carrying Cost
Penyelesaiaannya :
EOQ =
17
di mana :
R = Jumlah bahan yang dibutuhkan selama periode tertentu
S = Biaya pesan setiap kali pesan\
P = Harga pembelian bahan per unit
1 = Biaya simpan dinyatakan dalam persentase dari nilai persediaan
2. Menghitung ROP
Penggunaan 1 tahun 480.000 unit→ Penggunaan per bulan = 40.000 unit
Penggunaan Penggunaan selama lead time (1/2 bulan) 1⁄2 x 40.000 unit =
20.000 unit
ROP = Safety stock + Penggunaan selama lead time
= 30.000 unit+20.000 unit-50.000 unit.
Jadi pemesanan kembali dilakukan ketika persediaan tinggal 50.000 unit.
3. Gambar grafik hubungan EOQ, ROP dan Safety Stok adalah sebagai berikut
4. Grafik hubungan Total Cost (TC), Ordering Cost (OC), dan Carrying Cost
(CC)
Untuk menggambar grafik hubungan antara total biaya, (total cost), biaya
pesan (ordering cost) dan biaya simpan (carrying cost) terlebih dahulu
18
disusun tabel perhitungan untuk mencari total biaya yang paling ekonomis
(minimal). Tabel ini menunjukkan berbagai alternatif jumlah yang akan
dibeli pada setiap kali pembelian/pesanan. Kita tahu bahwa biaya
persediaan terdiri dari biaya pesan dan biaya simpan. Dengan
mengkombinasikan biaya pesan dan biaya simpan pada berbagai frekuensi
dan jumlah pembelian, akan diperoleh biaya yang paling minimal seperti
pada tabel berikut:
Soal 2 :
Perusahaan "ANTARTIKA" dalam setahun membutuhkan bahan mentah
sebanyak 150.000 unit dengan harga Rp 2.000,- per unitnya. Biaya
pesanan setiap kali pesan sebesar Rp 150.000,- dan biaya simpan 10% dari
rata-rata nilai persediaan. Pada saat ini perusahaan memiliki gudang yang
terbatas kapasitasnya, sehingga hanya bisa menyimpan maksimum 12.000
19
unit. Perusahaan akan meningkatkan kapasitas gudangnya menjadi 15.000
unit. Untuk meningkatkan kapasitas gudang menjadi 15.000 unit
membutuhkan biaya perbaikan sebesar Rp 1.500.000,-, sehingga
perusahaan perlu utang ke bank. Apabila biaya modal untuk menambah
kapasitas tersebut adalah 20% apakah sebaiknya gudang tersebut diperluas
menjadi 15.000 unit atau tetap saja berkapasitas 12.000 unit?
Penyelesaiaannya :
Jumlah pembelian ekonomis adalah :
20
BAB III PENUTUP
21
3.1 KESIMPULAN
Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat
penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan
merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh
karena itu, sistem akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin
sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan.
Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan
informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam
pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan
besarnya laba perusahaan yang diperoleh.
3.2 SARAN
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa
penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif,
karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
22
Persediaan. Bandung : CV MEDIA SAINS INDONESIA http://e-
journal.uajy.ac.id/13971/3/EM203092.pdf
23