Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
1
pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah menggali, memuat,
memindahkan, membongkar muatan, dan kembali ke kegiatan awal. Batu kapur
yang digunakan sebagai salah satu bahan baku utama dalam pembuatan semen
yang ditambang dengan menggunakan metode penambangan Quarry, dengan
menerapkan dua kegiatan yang berbeda yaitu kegiatan peledakan dan kegiatan
yang menggunakan alat bernama surface miner untuk Quarry batu kapur.
Target produksi pengupasan tanah penutup di PT Semen Baturaja (Persero)
Tbk perbulan adalah 42.424,36 BCM/Bulan namun dari hasil analisis di atas
didapat produktivitas excavator dan dump truck masing-masing sebesar 29.605,5
BMC/Bulan dan 10.341,36 BCM/Bulan. Berdasarkan perhitungan
produktivitasnya bisa diketahui bahwa target produksi sebesar 42.424,24
BCM/Bulan tidak tercapai dan dari nilai match factor didapat 0,34 yang berarti
nilai MF˂1, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat muat excavator menunggu
alat angkut dump truck. Dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa adanya
ketidakserasian antara alat angkut dan alat muat yang digunakan.
2
1. Mengetahui proses penambangan batu kapur di tambang PIT Baturaja 1
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
2. Mengetahui produktivitas alat gali, muat dan angkut pada pengupasan
tanah penutup (overburden) di tambang Baturaja 1 PT Semen Baturaja
(Persero) Tbk
3. Mengetahui produksi overburden di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari dilakukannya praktik kerja lapangan di PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman di
dunia pertambangan.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
4
yaitu Pemerintah RI sebesar 88%, PT. Semen Padang (Persero) sebesar 7%,
PT. Semen Gresik (Persero) sebesar 5%
3. Pada tahun 1991, berdasarkan PP No.3 Tahun 1991 dan Akta No.70 tanggal
15 Oktober 1991 yang dibuat dihadapan Imas Fatimah, SH, Notaris di
Jakarta, PT. Semen Baturaja (Persero) resmi menjadi milik Pemerintah RI
sepenuhnya dengan penguasaan saham sebesar 100%, dimana saham-saham
milik PT. Semen Padang (Persero) dan PT. Semen Gresik (Persero) telah
diambil alih oleh Pemerintah RI.
Pada tahun 2013, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk telah menjadi
Perseroan Terbuka “Tbk”, berdasarkan surat persetujuan DPR RI No.
PW/01916/DPR RI/II/2013 tanggal 19 Februari 2013 dan PP No. 39 Tahun 2013
tanggal 21 Mei 2013 tentang perubahan struktur kepemilikan saham negara
melalui penerbitan dan penjualan saham baru pada perusahaan perseroan
(persero), beserta Akta No. 21 tanggal 14 Maret 2013 yang dibuat dihadapan
Fathiah Helmi, S.H. Notaris di Jakarta, dengan struktur pemegang saham adalah
Pemerintah RI sebesar 76,24 % dan Publik sebesar 23,76 %. Kondisi pabrik PT
Semen Baturaja (Persero) Tbk dapat dilihat pada gambar 1.
5
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan posisi pada
perusahaan didalam melaksanakan kegiatan operasional dalam mengejar target
yang diinginkan. Struktur Organisasi dengan jelas memberi pemisahan kegiatan
pekerjaan diantara yang satu dengan yang lain serta bagaimana hubungan kegiatan
dibatasi. Struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang
siapa melapor kepada siapa, dengan demikian pertanggung jawaban apa yang
akan di kerjakan.
Struktur organisasi perseroan memberlakukan sistem struktur organisasi
yang dinamis, efisien dan efektif sesuai dengan perkembangan industri guna
mencapai pertumbuhan kinerja yang optimal.
Jajaran Direksi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk meliputi Direktur
Produksi dan Pengembangan bertanggung jawab atas mining division. Struktur
organisasi mining division dapat dilihat pada gambar 2. Division mining dipimpin
oleh Vice President of mining division, Vice President of mining division memiliki
tiga departemen berada dibawahnya yaitu departmen mining exploration yang
membawahi Exploration Geologist dan Database and administration, Departmen
mining plan and operation yang membawahi section mining plan dan section
mining operation, dan section mining SHE yang membawahi Mining Safety dan
Mining Health dalam menjalankan fungsi kerja di perusahaan.
6
(Sumber : PT Semen Baturaja (Persero) Tbk)
2.3 Geologi Regional
2.3.1 Topografi
Secara umum, wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki daerah
yang berbukit-bukit dengan ketinggian yang berbeda, umumnya berbukit rendah
dengan ketinggian yang bervariasi antara 40 m sampai 60 m di atas permukaan air
laut. Wilayah kuasa penambangan batu kapur yang dikelola ole PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk terdapat pada lampiran A. Bagian selatan mengalir Sungai
Ogan yang memiliki ketinggian 30 m di atas permukaan air laut. Lokasi
penambangan batu kapur dan clay untuk kebutuhan pabrik terletak lebih kurang
1.500 meter dari lokasi pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.
7
juga berdekatan dengan Formasi Baturaja. Dapat dilihat peta geologi lembar
baturaja pada gambar 3.
2.3.3 Stratigrafi
Secara umum, sedimentasi di Cekungan Sumatera Selatan terjadi dalam dua
fase transgresi dan regresi (Koesoemadinata, 2010), yaitu sebagai berikut :
1. Fase transgresi di Cekungan Sumatera Selatan ditandai dengan pengendapan
Kelompok Telisa Secara tidak selaras di atas batuan Pra-Tersier. Selama
fase pengendapan yang terjadi pada fase transgresi, penurunan dasar
cekungan lebih cepat daripada proses sedimentasi, sehingga terbentuk
urutan fasies non marin, transisi, laut dangkal dan laut dalam.
2. Fase regresi di Cekungan Sumatera Selatan ditandai dengan pengendapan
Kelompok Palembang. Fase ini merupakan kebalikan dari fase transgresi,
dimana pengendapan lebih cepat dibandingkan dengan penurunan dasar
cekungan, sehingga terbentuk urutan fase laut dangkal, transisi dan non
marin. Formasi Baturaja memiliki umur Miosen Awal-Miosen Tengah
bagian bawah. Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi Talangkar
dan tersingkap dengan baik di Sub-Cekungan Palembang Selatan.
8
2.4 Iklim dan Curah Hujan
Di industri pertambangan iklim dan cuaca memiliki pengaruh terhadap
jalannya aktivitas produksi, wilayah Baturaja termasuk ke dalam daerah yang
yang beriklim tropis, dengan suhu udara berkisar antara 26,10C-28,40C . Untuk
suhu udara maksimum berkisar diantara 320C dan suhu udara minimum berkisar
antara 23,00C-25,40C. Cuaca yang tidak menentu akan menyebabkan produksi
terhambat sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Curah hujan pada tahun
2020 dapat dilihat pada gambar 3.
Pada gambar 4 diperlihatkan data curah hujan tahunan 2020 dari bulan
januari sampai dengan bulan desember dengan rincian pada bulan januari (212,
februari (327), maret (233), april (282), mei (95), juni (184), juli (180), agustus
(44), september (137), oktober (244), november (176), desember (236).
50
44
0
ri ar
i et ril ei ni li us r er r r
ua ru ar Ap M Ju Ju t be ob be be
a n b M us m t m m
J F e Ag te Ok ve se
S ep No De
9
batuan sedimen yang terbentuk akibat proses kimia baik dari larutan maupun
aktivitas organik. Mineral utamanya adalah kalsit dengan rumus kimia CaCO 3
dengan kekerasan berkisar 2,7 - 3,4 berdasarkan skala Mohs.
Menurut (Tucker,1991) batu kapur merupakan mineral karbonat, dapat
terjadi dari penguapan langsung air laut atau melalui binatang yang dipisahkan
oleh air laut untuk membuat cangkang. Selain itu, batu kapur juga terdiri dari sisa-
sisa organik misalnya rumah kerang.
Batu kapur yang mengandung magnesium, lempung dan pasir merupakan
unsur yang mengendap bersama – sama pada saat proses pengendapan sehingga
unsur – unsur tersebut disebut sebagai pengotor. Pengotor ini memberikan
klasifikasi jenis batu kapur, apabila pengotornya magnesium maka batu kapur
tersebut diklasifikasikan sebagai batu kapur dolomite, begitu juga jika
pengotornya lempung maka batu kapur tersebut disebut batu kapur lempungan,
serta jika pengotornya pasir maka disebut batu kapur pasiran. Persentase unsur –
unsur pengotor sangat berpengaruh terhadap karakteristik batu kapur seperti
warna, kerapatan, kekerasan, specific gravity dan lainya.
10
2.6.2 Secara mekanik
Batu kapur merupakan hasil perombakan dari batu kapur yang telah ada
melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan sedimentasi. Selama proses
tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor,
sehingga sering dijumpai adanya variasi warna dari batu kapur itu sendiri. Seperti
warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam.
2.7.3 Sifat mekanik
11
Berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera
atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Klasifikasi
umum jenis penggalian massa batuan berdasarkan UCS dapat dilihat pada tabel 1.
Menurut (J.A.H Oates, 1998) karakteristik batu kapur (limestone) secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Kekerasan batu kapur umumnya berada pada kisaran 2,7 sampai 3,4 pada
skala Mohs.
2. Berat jenis dari kristal batu kapur pada suhu 200 oC yaitu kalsit dengan berat
jenis 2,72 g/cm3, aragonit dengan berat jenis 2,94 g/cm3 dan dolomit dengan
berat jenis 2,86 g/cm3. Batu kapur memiliki kuat tekan yang tinggi yaitu >25
Mpa sehingga tidak ekonomis jika diberai dengan alat mekanis.
Ripping 10 – 25 Ripper
12
dikarenakan batu kapur memiliki sifat plastis, dapat mengeras dengan cepat
sehingga memberi kekuatan pengikat, dan menghasilkan rekatan yang bagus.
2.8.2 Clay
Clay merupakan bahan baku yang memiliki senyawa silika, alumina dan
sedikit besi. Karakteristik clay biasanya berwarna coklat dan tidak larut dalam air.
Mineral clay merupakan kelompok mineral penting karena kebanyakan mineral
clay merupakan hasil pelapukan kimiawi. Mineral clay juga merupakan unsur
utama tanah (soil) dan penyusun batuan sedimen. Mineral clay menyusun hampir
40% mineral pada batuan sedimen.Untuk memenuhi persentasedalam pembuatan
semen, dibutuhkan juga bahan tambahan berupa pasir silika dan besi serta bahan
tambahan lainnya. Berikut ini penjelasannya mengenai pasir silika, pasir besi, dan
bahan tambahan lainnya:
1. Pasir Silika
Pasir silika terdapat sebagai endapan sedimen. Berasal dari rombakan
batuan yang mengandung silikon dioksida (SiO2) seperti granit, riolit dan
granodiorit. Penambangan pasir kuarsa dapat dilakukan secara tambang
terbuka ataupun dengan tambang semprot tergantung pada letak dan
penyebaran endapan.
2. Pasir Besi
Karakteristik pasir besi biasanya bewarna hitam, warna gelap, kemerahan
dan kecoklatan. Untuk memenuhi kebutuhan pasir besi pada PT Semen
Baturaja (Persero) Tbk maka dapat dilakukan pembelian dari tambang
rakyat sekitar sekitar kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
3. Bahan Tambahan Lainnya
Selain bahan – bahan diatas ditambahkan juga bahan baku tambahan seperti
gypsum, fly ash dan pozzolan. Gypsum ditemukan dalam bentuk lembaran
pipih, kristalin ataupun serabut didaerah batu gamping. Teknik
penambangan gypsum dilakukan dengan sistem quarry atau dengan
gophering. Fly-ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran
batu bara, yang dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupa
semburan asap, yang telah digunakan sebagai bahan campuran pada beton.
13
Abu terbang sendiri tidak memiliki kemampuan mengikat seperti halnya
semen. Tetapi dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus,
oksida silika yang dikandung oleh abu terbang akan bereaksi secara kimia
dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan
menghasilkan zat yang memiliki kemampuan pengikat. Pozzolan adalah
bahan yang mengandung senyawa silica dan Alumina dimana bahan
pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat seperti semen, akan tetapi
dengan bentuknya yang halus dan dengan adanya air, maka senyawa-
senyawa tersebut akan bereaksi secara kimiawi dengan Kalsium hidroksida
(senyawa hasil reaksi antara semen dan air) pada suhu kamar membentuk
senyawa Kalsium Aluminat hidrat yang mempunyai sifat seperti semen.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
15
Ulu (OKU) Provinsi Sumatera terletak pada 104008’35,52” BT - 104009’09,08”
BT dan 04006’58,94” LS - 04007’32,25” LS. Baturaja adalah Ibukota Kabupaten
Ogan Komering Ulu. Akses ke Kabupaten Ogan Komering Ulu selain
menggunakan kendaraan roda empat dapat pula melalui Jaringan Kereta Api yang
menghubungkan Kota Palembang–Baturaja–Tanjung Karang. Waktu yang
ditempuh untuk dapat sampai ke Baturaja ±10 jam perjalanan dalam keadaan
lancar. Lokasi Pabrik Baturaja terletak sekitar 2,5 km dari pusat kota Baturaja dan
berjarak 437 km dari ibu kota provinsi Jambi (Jambi).
Kegiatan Kerja Praktik dilaksanakan di PIT Baturaja 1 PT Semen Baturaja
(Persero) Tbk, Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan
32126. Lokasi penambangan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk terletak di Desa
Pusar Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)
Provinsi Sumatera Selatan.
16
Gambar 4. Peta Kesampaian Daerah PT Semen Baturaja Persero Tbk
(Sumber : PT Semen Baturaja (Persero) Tbk)
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Studi Literatur
Mempelajari serta memahami litelatur yang berkaitan dengan sistem
penambangan batu kapur (limestone) dengan metode Surface Miner, Drilling and
Blasting, Pengupasan tanah penutup (overburden) serta mencari sumber-sumber
yang berkaitan dengan masalah, seperti :
1. Jurnal yang membahas metode penambangan quarry pada tambang batu
kapur.
2. Laporan-laporan dari mahasiswa yang telah melaksanakan kerja pratik dan
tugas akhir di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk.
17
BAB IV
AKTIVITAS PENAMBANGAN DI TAMBANG BATURAJA 1 PT SEMEN
BATURAJA (PERSERO) TBK
18
produksi, kebutuhan alat dan akhirnya biaya. Proses pembersihan lahan (land
clearing) dapat dilihat pada gambar 5.
Dalam kegiatan pembersihan lahan ini lapisan tanah humus (top soil) yang
paling subur harus ditimbun pada tempat tertentu lalu ditanami rumput agar tidak
terjadi erosi. Tindakan tersebut dilakukan supaya ketika kegiatan reklamasi
dilakukan lapisan tanah humus (top soil) dapat digunakan kembali.
19
tanah penutup (stripping overburben) menggunakan alat-alat berat yang terdiri
dari alat Excavator CAT 320 PC200, alat gali muat tersebut digunakan untuk
aktivitas penggalian dan pemuatan tanah penutup kedalam bak dump truck untuk
diangkut ke disposal area 4.
20
Gambar 7. Pemuatan dan Pengangkutan Tanah penutup
21
Pemberaian batuan di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk dilakukan dengan
menggunakan metode pengeboran dan peledakan (blasting) serta metode
penggerusan (cracking).
1. Pengeboran (Drilling) dan Peledakan (Blasting)
Kegiatan pengeboran batuan adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan
dalam kegiatan peledakan, dengan tujuan untuk membuat lubang-lubang
yang mana akan diisi oleh bahan peledak nantinya dengan
memperhitungkan geometrinya (Gokhale, 2011). Blasting adalah tahapan
dimana material batu kapur akan diberaikan menggunakan bahan peledak
dari PT Dahana untuk memberaikan bongkahan batu kapur menjadi ukuran
yang lebih kecil. Kegiatan peledakan diawali dengan mengisi bahan peledak
ke dalam lubang bor (charging) selanjutnya setiap lubang dirangkai dengan
pola tertentu untuk diledakkan.
2. Penggerusan (Cracking)
Penggerusan adalah tahapan penambangan pada tambang batu kapur PT
Semen Baturaja (Persero) Tbk. Surface Miner adalah tahapan penggerusan
material tanpa peledakan dengan hasil material yang jauh lebih kecil dari
material peledakan (dahana) selain itu untuk mengoptomilkan pengambilan
cadangan batu kapur karena dekat dengan pemukiman warga. Cracking
dapat dilihat pada gambar 9 dan 10.
22
Pada areal yang tidak terjangkau oleh surface miner akan dilakukan proses
penghancuran batuan dengan alat berat Rock Breaker.
23
dilakukan dengan bantuan alat berat penggalian dan pemuatan Excavator
(Tenriadjeng, 2003). Pemuatan batu kapur dapat dilihat pada gambar 12.
24
Gambar 13. Kegiatan Pengangkutan Batu Kapur
25
(sump), kemudian air dipompa keluar front tambang. Kolam pengendapan dapat
dilihat pada gambar 15.
26
Kolam pengendapan yang dibuat mempunyai dimensi yang berbeda. Kolam
pengendapan yang pertama langsung digunakan untuk menampung air dari ujung
mulut pompa. Kolam ini berbentuk balok yang didalamnya terdapat sekat-sekat
yang tursusun zig-zag. Sekat-sekat tersebut berfungsi sebagai pengakumulasi dan
pembendung endapan lumpur dari tambang batu kapur yang ikut terbawa oleh
pompa. Dimensi kolam pengendapan yang pertama yaitu panjang 13 meter, lebar
2 meter, dan tinggi 2 meter. Kolam pengendapan air pertama dapat dilihat pada
gambar 17.
Pada kolam pengendapan yang kedua digunakan untuk menampung air dari
aliran kolam pertama. Bentuk kolam ini hampir sama dengan bentuk kolam
pertama, hanya saja bertingkat dan terdapat bendungan mini didalamnya. Dimensi
kolam yang kedua yaitu dengan panjang 8,4 meter, lebar 4,7 meter, dan tinggi 1,2
meter. Air yang berasal dari front penambangan batu kapur mempunyai pH
berkisar 7 hingga 8 sehingga tidak perlu dilakukan treatment khusus seperti
27
halnya air asam pada tambang batubara. Agar air dapat dialirkan Sungai Ogan,
yang perlu dilakukan hanya sebatas proses pengendapan saja. Kolam
pengendapan air kedua dapat dilihat pada gambar 18.
2. Bulldozer
Kegiatan support dengan menggunakan alat berat bulldozer D85E-SS
digunakan untuk mendorong overburden pada disposal, land clearing dan
28
melakukan repair pada road hauling. Perataan disposal dapat dilihat pada
gambar 20.
4. Vibro Compactor
Alat berat Vibro compactor CS533E digunakan untuk memadatkan tanah
overburden pada area disposal maupun road hauling akibat ceceran
29
overburden dan batu kapur dengan cara melakukan pemadatan setelah batu
kapur disingkirkan dari road hauling oleh alat berat motor grader CAT
120K. Vibro compactor dapat dilihat pada gambar 22.
5. Water Truck
Faktor cuaca dan iklim pada jalan akses tambang yang dilalui kendaraan
angkut mengakibatkan debu bertumpuk di area jalan akibat ceceran batu
kapur hal ini menyebabkan debu akan naik bila dilewati kendaraan, untuk
mengatasi hal tersebut digunakan alat berat water truck mitsubishi fuso PS
220 HD yang telah dimodifikasi dengan kapasitas penampungan 10.000 liter
air digunakan untuk menyirami sepanjang jalan akses. Water truck dilihat
pada gambar 23.
6. Fuel Truck
30
Pada saat alat berat kehabisan bahan bakar di lapangan ataupun pada
workshop alat berat tersebut akan diisi dengan tipe bahan bakar solar
menggunakan fuel truck dengan merk kendaraan carter HD 136 PS
dimodifikasi supaya dapat membawa bahan bakar solar dengan kapasitas
10.000 liter . Fuel truck dapat dilihat pada gambar 24.
31
akan semakin mendekati kapasitas teoritisnya. Melalui pengamatan atau observasi
secara langsung di lapangan kita dapat menentukan fill factor bahan galian.
Vn
Fp= X 100∧… … … … … … … … … … … … … … … … … … .(1)
Vt
Keterangan :
Fp : Factor Pengisian (%)
Vn : Volume bucket nyata (m3) atau kapasitas nyata alat (0,9 m3)
Vt : Volume bucket teoritis (m3) atau kapasitas baku alat (1,0 m3)
0,9
Fp= X 100 %
1,0
Fp=90 %
32
Produktif Non
No Aktivitas Produktif
2 Pembicaraan 10 Menit 10
5 Istirahat 60
33
Swell factor adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari
tempatnya. Material dialam (insitu) ditemukan dalam keadaan padat dan
terkonsolidasi dengan baik, tetapi apabila digali atau diberai akan terjadi
pengembangan volume. Perbandingan antara volume alami (insitu) dengan
volume berai (loose volume) dikenal dengan istilah faktor pengembangan/faktor
pemuaian/faktor pemekaran (swell factor). Jadi dari hasil pengamatan faktor
pengembangan di lapangan, di sesuaikan dengan tabel swell factor menurut Kadir
(2008), Lempung adalah 0,83. Swell factor dapat dilihat pada tabel 4.
34
(Sumber : Kadir, 2008)
60 X Kb X Ff X Sf X Eff
Q= … … … … … … … … … … … … … … … … .(2)
CT
Keterangan :
Q : Produksi (BCM/Jam)
Kb : Kapasitas Bucket (1,0 m3)
Ff : Fill factor (0,90)
Sf : Swell Factor (0,83)
Eff : Efisiensi Kerja (0,83)
CT : Waktu Siklus (Menit)
Jadi hasil produksi alat gali muat Excavator Caterpillar 320 GC perjam di
Tambang Baturaja 1 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah 118,47 BCM/Jam.
Perhari 118,47 BCM/Jam dikali 500 menit (8,33 Jam) kerja produktif adalah
35
986,85 BCM/Hari. Perbulan dikali 986,85 dikali dengan 30 hari adalah 29.605,5
BMC/Bulan.
Keterangan :
Q : Produksi (BCM/Jam)
Eff : Efisiensi Kerja (0,83)
Sf : Swell Factor (0,83)
Kb : Kapasitas Bucket (1,0 m3
n : Jumlah Tuang Bucket (9)
Ff : Fill factor (0,90)
CT : Waktu Siklus (Menit)
Jadi hasil produksi pada alat angkur Dump Truck Mitsubishi Fuso PS 220
HD Perjam di Tambang Baturaja 1 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah
13,794 BCM/Jam. Perhari 13,794 BCM/Jam dikali 500 menit (8,33 jam) kerja
produktif adalah 114,90 BCM/Hari. Perbulan 114,90 BCM/Hari dikali dengan 30
hari adalah 3.447,12 BCM/Bulan.
Berdasarkan data yang telah diperoleh lalu dilakukan perhitungan
didapatkan produktivitas satu unit alat angkut Dump Truck Mitsubishi Fuso PS
220 HD adalah 3.447,12 BCM/Bulan. Produktivitas Dump Truck Mitsubishi Fuso
PS 220 HD yang terdiri dari 3 unit alat angkut adalah 10.341,36 BCM/Bulan. jadi
36
produktivitas total lapisan tanah penutup (Overburden) adalah 10.341,36
BCM/bulan.
Ndt X CTe X n
MF=
Ne X CTdt
3 x 0,31 x 9
MF= =0,34
1 x 24,27
Maka, didapatkan match factor sebesar 0,34
4.2.9 Pembahasan
Dari hasil analisis di atas didapat produktivitas excavator dan dump truck
masing-masing sebesar 29.605,5 BMC/Bulan dan 10.341,36 BCM/Bulan.
Berdasarkan perhitungan produktivitasnya bisa diketahui bahwa target produksi
sebesar 42.424,24 BCM/Bulan tidak tercapai dan dari nilai match factor didapat
0,34 yang berarti nilai MF˂1, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat muat
excavator menunggu alat angkut dump truck. Hal ini menunjukkan perlu adanya
penambahan unit alat angkut.
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan magang/kerja
praktik ini adalah :
1. Tahapan kegiatan penambangan di PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
dimulai dari pembersihan lahan (land clearing), kemudian dilanjutkan
stripping pada top soil dan overburden kemudian dilakukan dumping di
area disposal, setelah proses stripping dilakukan pemberaian dan
penggerusan (cracking) menggunakan alat berat surface miner dan
peledakan (blasting), hasil pemberian (blasting) dan penggerusan
38
(cracking) tersebut dilakukan penggalian dan pemuatan menggunakan alat
berat excavator kemudian diangkut oleh alat berat dump truck ke
limestone crusher untuk dilakukan pengecilan ukuran.
2. Produktivitas excavator CAT 320 GC pada lokasi 65/71 memiliki waktu
edar rata-rata 0,31 menit adalah 29.605,5 BCM/Bulan. Sedangkan
produktivitas dump truck mitsubishi fuso PS 220 HD dilokasi 65/71
memiliki waktu edar rata-rata 24,27 menit adalah 10.341,36 BCM/Bulan.
Berdasarkan perhitungan match factor yang telah dilakukan didapatkan
nilai 0,34 hal ini berarti nilai MF<1 sehingga dapat disimpulkan bahwa
alat muat excavator menunggu alat angkut dump truck.
5.2 Saran
Dari pengamatan yang kami lakukan di lapangan, kami sebagai
mahasiswa kerja praktik memiliki beberapa saran, yaitu:
1. Pada lokasi jalan tambang yang tidak terlalu lebar sehingga pada saat
dump truck berpapasan mengakibatkan mengurangi kecepatan sehingga
menambah waktu dan mengurangi produktivitas, maka dari itu jalan harus
diperlebar agar tidak mengurangi produktivitas dump truck.
2. Menambahkan jumlah dump truck dengan maksud agar mempercepat
proses pekerjaan serta meningkatkan target produksi agar target produksi
bulanan dapat dicapai.
3. Melakukan optimasi waktu kerja alat dan efisiensi waktu kerja, serta
optimasi kemampuan operator dan kedisiplinan operator dalam bekerja.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
Koesnaryo, S. 1988. Bahan Peledan dan Metode Peledakan .Fakultas Tambang
UPN “Veteran” Yogyakarta.
Koesnaryo, S. 2001. Teknik Peledakan Buku II: Rancangan Peledakan Batuan.
Fakultas Tambang UPN “Veteran” Yogyakarta.
Koesoemadinata, R.P. (2010), Prinsip-Prinsip Sedimentasi, Departemen Teknik
Geologi,Institut Teknologi Bandung.
Tenriajeng, Andi Tenrisukki. 2003. Pemindahan Tanah Mekanik (Alat – Alat
Berat) Jakarta, Penerbit Guna Darma.
Tucker, M.E., 1991, Sedimentary Petrology-An Introduction to The Origin of
Sedimentary Rocks, 2nd edition , Blackwell Scientific Publication,
Oxford.
Wehansen, F., & Sundoyo. (2018). Kegiatan Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
(Over Burden) Penambangan Batubara Berdasarkan Produksi Pt Bara
Tabang Kalimantan Timur. Jurnal Geologi Pertambangan,Vol, 28 No. 1,
1.
LAMPIRAN
41
(Sumber : PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
42
Model : KomatsuD85-SS
Jumlah : 2Unit
Kapasitas : 7,8m3 (bank)
Owner : PT Tirta Wandira Utama
2. Vibro Compactor
Model : CAT CS 533 E
Jumlah : 1 Unit
Owner : PT Tirta Wandira Utama
3. Motor Grader
Model : CAT 120K
Jumlah : 1 Unit
Owner : PT Tirta Wandira Utama
Alat Produksi
1. Excavator
Model : Caterpillar CAT 320
Jumlah : 7 Unit
KapasitasBucket : 1,19 m3 (bank)
Owner : PT Tirta WandiraUtama
2. Dump Truck
Model : UD Quester CWE 280
Jumlah : 16 Unit
Kapasitas Vessel : 28-30 Ton
Owner : PT Tirta Wandira Utama
3. Dump Truck
Model : Fuso PS 220 HD
Jumlah : 12 Unit
Kapasitas : 20 – 25 Ton
43
Owner : PT Tirta Wandira Utama
Alat Pengeboran
1. Rock Drill
Model : Crawler Rock Drill Furukawa
Furukawa PCR 200
Jumlah : 2 Unit
Owner : PT Dahana
2. Compressor
Model : Airman Pds 750S
Jumlah : 2 Unit
Owner : PT Dahana
44
Lampiran 4. Populasi Alat
Tabel 5. Populasi Alat PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
44
Lampiran 5. Jenis Bahan Peledak
Tabel 6. Jenis Bahan Peledak PT Dahana
(Sumber : PT Dahana)
50
Tabel 7. Waktu Edar Excavator CAT 320 GC
N Swing
o Waktu Tunggu Waktu Gali Swing Isi Waktu Tumpah Kosong CT
1 0,00 9,25 4,64 3,47 4,55 21,91
2 0,00 4,27 2,67 4,22 4,20 15,36
3 0,00 5,51 3,72 4,81 5,64 19,68
4 0,00 6,75 5,35 7,28 3,78 23,16
5 0,00 4,09 3,38 5,69 5,21 18,37
6 0,00 3,61 6,11 9,72 4,37 23,81
7 0,00 3,43 3,71 5,85 4,77 17,76
8 0,00 4,36 5,64 6,56 1,53 18,09
9 0,00 5,64 4,74 3,26 5,37 19,01
10 0,00 6,56 7,37 6,52 6,07 26,52
11 0,00 6,01 2,69 3,26 7,40 19,36
12 0,00 6,78 4,31 3,51 4,58 19,18
13 0,00 5,41 3,83 3,36 4,59 17,19
14 0,00 2,01 3,24 2,95 6,50 14,70
15 0,00 5,40 4,36 2,35 3,08 15,19
16 0,00 6,98 3,45 7,76 4,01 22,20
17 0,00 2,01 2,74 5,71 5,03 15,49
18 0,00 3,11 2,35 5,88 5,47 16,81
19 0,00 4,28 5,49 5,95 4,48 20,20
20 0,00 2,38 1,86 6,87 4,02 15,13
21 0,00 2,60 2,44 4,61 3,74 13,39
22 0,00 3,36 2,17 5,31 4,41 15,25
23 0,00 11,26 4,23 3,87 5,81 25,17
24 0,00 5,74 4,99 7,22 6,41 24,36
25 0,00 3,23 2,74 9,39 1,09 16,45
26 0,00 4,10 5,40 3,29 6,98 19,77
27 0,00 5,43 5,22 7,72 3,42 21,79
28 0,00 5,62 3,56 5,00 1,66 15,84
29 0,00 3,33 6,40 4,80 1,20 15,73
30 0,00 5,19 6,90 3,38 4,22 19,69
Jumlah (Detik) 566,56
Rata-rata (Detik) 18,89
0,314755
Rata-rata (Menit) 6
(Sumber : Pengolahan Data Pribadi, 2022)
50
Tabel 8. Waktu Edar Dump Truck Mitsubishi Fuso PS 220 HD
Manuve Manuve
Jalan Tunggu Jalan
Tunggu r r Dumpin
No Muat CT
Dumpin Dumpin g
Muat Muat Isi g g Kosong
1 0,00 46,77 221,40 596,81 0,00 44,78 25,11 564,32 1499,19
2 0,00 38,46 230,71 566,88 0,00 39,98 55,02 536,31 1467,36
3 0,00 60,70 184,93 552,60 0,00 37,17 43,66 518,54 1397,60
4 0,00 36,33 205,60 560,55 0,00 50,98 21,58 525,67 1400,71
5 0,00 48,73 203,47 520,21 0,00 39,58 82,96 486,12 1381,07
6 0,00 39,30 239,93 531,66 0,00 77,49 9,82 516,10 1414,30
7 0,00 48,64 278,50 555,12 0,00 58,36 29,67 549,69 1519,98
8 0,00 25,70 230,40 523,43 0,00 48,58 36,89 490,65 1355,65
9 0,00 32,84 206,67 526,53 0,00 46,21 21,74 502,32 1336,31
10 0,00 59,81 174,71 531,68 0,00 46,60 26,25 493,87 1332,92
11 0,00 78,97 222,12 606,56 0,00 46,75 27,80 583,42 1565,62
12 0,00 53,80 257,68 565,57 0,00 80,96 30,75 549,57 1538,33
13 0,00 83,11 229,40 569,87 0,00 90,11 28,87 553,97 1555,33
14 0,00 61,24 239,88 571,23 0,00 62,14 47,92 554,64 1537,05
15 0,00 90,82 277,13 610,37 0,00 57,77 44,07 583,76 1663,92
16 0,00 40,56 228,60 596,86 0,00 47,81 57,19 564,34 1535,36
17 0,00 37,76 256,23 609,60 0,00 45,26 52,25 576,54 1577,64
18 0,00 55,62 187,63 532,77 0,00 39,05 34,20 511,46 1360,73
19 0,00 42,07 209,70 565,78 0,00 42,51 42,07 546,56 1448,69
20 0,00 39,12 226,89 499,56 0,00 49,89 49,15 509,35 1373,96
21 0,00 30,65 242,35 509,34 0,00 46,77 25,19 500,41 1354,71
22 0,00 25,55 192,28 521,21 0,00 45,59 21,73 507,12 1313,48
23 0,00 33,32 284,23 504,33 0,00 47,33 23,17 498,12 1390,50
24 0,00 26,66 240,52 556,78 0,00 52,32 20,37 536,49 1433,14
25 0,00 83,98 243,17 543,68 0,00 71,02 43,09 522,46 1507,40
26 0,00 94,67 227,61 514,67 0,00 63,10 48,18 504,49 1452,72
27 0,00 91,78 247,99 536,77 0,00 88,11 62,54 512,45 1539,64
28 0,00 52,36 233,68 523,86 0,00 59,22 56,17 505,88 1431,17
29 0,00 77,91 251,22 521,98 0,00 91,89 54,82 509,62 1507,44
30 0,00 41,67 236,19 598,66 0,00 53,85 31,44 534,31 1496,12
43688,0
Jumlah (Detik) 4
Rata-rata (Detik) 1456,27
Rata-rata (Menit) 24,2711
(Sumber : Pengolahan Data Pribadi, 2022)
50
Lampiran 8. Alat Gali Muat Menunggu Alat Angkut
50
Lampiran 9. Spesifikasi Alat Gali Muat
(Sumber : Catterpillar)
50
Lampiran 10. Spesifikasi Alat Angkut
(Sumber : Mitsubishi)
50