Bayi
Bayi
Bayi
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN CONTUINITY OF CARE (COC) DI BPM
HERMAYANTI DI KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2021
OLEH :
CAHAYA DAMAYANTI RAMBE
NIM. 20100004
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Laporan : Asuhan Kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan
Bayi Baru Lahir di BPM Hermayanti di Kota
Padangsidimpuan Tahun 2021.
Nama Mahasiswa : Cahaya Damayanti Rambe
NIM : 20100004
Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Laporan kasus ini telah di uji dan di pertahankan di hadapan dosen pembimbing
dan penguji pada ujian akhir (COC) Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan dan dinyatakan
lulus Pada Tanggal 2021.
Menyetujui,
Dosen Penguji Dosen Pembimbing
Sri Sartika Sari Dewi, SST, M.Keb Yulinda Aswan, SST, M.Keb
NIDN. 0110048901 NIDN. 0125079003
Arinil Hidayah, SKM, M.Kes Sri Sartika Sari Dewi, SST, M.Keb
NIDN. 0118108703 NIDN. 0110048901
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Persalinan , Nifas dan Bayi Baru lahir di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Hermayanti
care (COC) yang menjadi salah satu syarat tuntas dalam menempuh Pendidikan di
2. Sri Sartika Sari Dewi, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi dan Koordinator
Padangsidimpuan.
3. Yulinda Aswan, SST, M.Keb selaku Dosen Pembimbing pada Program Studi
Lapangan.
4
di Kota Padangsidimpuan.
kepada saya untuk dapat menyelesaikan Studi pada Program Studi Pendidikan
Padangsidimpuan.
Laporan kasus ini di buat berdasarkan buku sumber dan arahan dari
pembimbing. Namun dalam pembuatan laporan ini masih banyak kesalahan baik
penulisan dan isi dari laporan ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi
Penulis
5
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................................ 3
1.4 Manfaat .......................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kehamilan ......................................................................... 6
2.1.1 Kehamilan ................................................................................... 6
2.1.2 Antenatal Care ........................................................................... 13
2.1.3 Tujuan Antenatal Care................................................................. 14
2.1.4 Kebijakan Program Asuhan ANC ................................................ 14
2.1.5 Indikator Kunjungan ANC ......................................................... 14
2.16 Standart Asuhan Kunjungan ANC ................................................ 18
2.1.7 Perubahan Fisiologis Trimester I,II dan III .................................. 19
2.1.8 Perubahan Psikologis I,II dan III ................................................. 23
2.2 Konsep Dasar Persalinan ................................................................ 29
2.2.1 Persalinan ................................................................................... 29
2.2.2 Tahapan Persalinan (Kala I,II,III,Dan IV) ..................................32
2.2.3 Mekanisme Persalinan ................................................................ 43
2.2.4 Kebutuhan Ibu Bersalin ............................................................... 45
2.3 Konsep Masa Nifas ........................................................................ 49
2.3.1 Pengertian ................................................................................... 49
2.3.2 Tahapan Masa Nifas .................................................................... 49
2.3.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas ................................................. 49
2.3.4 Perawatan Puerperium ................................................................. 53
2.3.5 Kebutuhan Masa Nifas ................................................................ 54
2.3.6 Komplikasi Masa Nifas ............................................................... 59
2.4 Bayi Baru Lahir ............................................................................. 61
2.4.1 Pengertian ................................................................................... 61
2.4.2 Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir ......................................... 63
2.4.3 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir .................................... 63
2.5 Manajemen Kebidanan ................................................................... 66
2.5.1 Pengertian ................................................................................... 66
2.5.2 Tahapan Dalam Manajemen ........................................................ 67
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan ............................................... 70
3.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan ................................................ 82
3.3 Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas .............................................. 105
3.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir ....................................... 114
6
BAB 4 Pembahasan
Analisis Kasus Ny.F Dari Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru
Lahir .................................................................................................... 122
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 131
5.2 Saran.............................................................................................. 132
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
DAFTAR GAMBAR
Hal
2.1 Mekanisme Persalinan............................................................................. 45
8
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Ukuran TFU menurut Penambahan Per Tiga Jari ........................... 16
DAFTAR SINGKATAN
BAB 1
PENDAHULUAN
manajemen kebidanan mulai dari ibu hamil, bersalin, sampai bayi baru lahir
sehingga persalinan dapat berlangsung aman dan bayi yang dilahirkan selamat
dan sehat sampai masa nifas (Lapau, 2015). Kehamilan, persalinan, nifas dan
bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya
terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi
kebidanan berkesinambungan yang diberikan kepada ibu dan bayi dimulai pada
saat kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana, dengan
adanya asuhan COC maka perkembangan kondisi ibu setiap saat akan terpantau
dengan baik, selain itu asuhan berkelanjutan yang dilakukan bidan dapat
membuat ibu lebih percaya dan terbuka karena sudah mengenal pemberi asuhan.
Asuhan kebidanan secara COC adalah salah satu upaya untuk menurunkan
Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Diana, 2017).
layanan suatu negara. Setiap hari, sekitar 830 wanita meninggal karena sebab
yang dapat dicegah terkait dengan kehamilan dan persalinan. 99% dari semua
kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 830 wanita meninggal karena
komplikasi dari persalinan, dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2019).
Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi sekitar 295.000 wanita meninggal
selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Sebagian besar dari kematian ini
(94%) terjadi dirangkaian daya rendah dan sebagian besar dapat di cegah (WHO,
2019).
Tahun 2019 masih tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian
ibu tahun 2019 terdapat penurunan dari 4.226 menjadi 4.221 kematian ibu. Pada
(AKN) sebanyak 15 per 1000 KH (KemenKes RI, 2019), hal ini masih jauh dari
target Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu pada goals ke 3 pada tahun
2030, mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 KH, menurunkan AKN
setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan AKB 25 per 1.000 KH . Dari seluruh
kematian neonatus yang dilaporkan, 80% (16.156 kematian) terjadi pada periode
enam hari pertama kehidupan. Sementara, 21% (6.151 kematian) terjadi pada usia
29 hari – 11 bulan dan 10% (2.927 kematian) terjadi pada usia 12 – 59 bulan.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatra Utara Tahun 2019, AKI sebanyak
179 dari 302.555 kelahiran hidup atau 59,16 per 100.000 kelahiran hidup, Angka
12
ini menurun dibandingkan AKI tahun 2018 yang mencapai 186 dari 305.935
kelahiran hidup atau 60,79 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian
Neonatus sebanyak 611 kematian atau 2,02 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu
menurun dibandingkan jumlah kematian neonatus tahun 2018, yaitu sebanyak 722
kematian atau 2,35 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi sebanyak
730 kematian atau 2,41 per 1.000 kelahiran hidup. Menurun dibandingkan jumlah
kematian bayi tahun 2018 sebanyak 869 atau 2,84 per 1.000 kelahiran hidup
nya pelayanan ibu dan anak. COC merupakan hal yang mendasar dalam model
membina hubungan saling percaya antara Bidan dan Klien. (Yanti et al. 2015)
BPM ini menerima pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas, Bayi Baru Lahir ,
optimal sesuai standart kunjungan setelah bersalin. Dari Standart alat APN di
pada masa kehamilan, persalinan, Nifas dan BBL di Bidan Praktik Mandiri
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
yang bermutu, berkualitas dan sebagai ilmu pengetahuan dan menambah wawasan
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pendidikan
terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil,
mutu pelayanan kebidanan secara komprehensif terutama pada ibu hamil, bersalin,
4. Bagi Pasien
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Kehamilan
1. Pengertian
dan terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010) Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280
hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Prawirohardjo,2011)
2. Klasifikasi
sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama
haid terakhir (mesntrual age of pregnancy). Kehamilan cukup bulan (term/ aterm
kurang bulan (preterm) adalah masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari).
Dan kehamilan lewat waktu (postterm) adalah masa gestasi lebih dari 42 minggu
16
(294 hari).
3. Proses Kehamilan
a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan
sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu,
1) Tahap penembusan korona radiata Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang
sampai di tuba fallopi yang bisa menembus korona radiata karena sudah
3) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma Setelah menyatu maka akan
dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom)
dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk wanita dan XY untuk laki - laki)
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8
sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah
membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai
17
menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel
dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah
dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior
korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim
sedang berada pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini,
kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini
terjadi proses pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell
mesoderm.
1) Masa embrionic
didalam bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.
2) Masa fetal
18
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir Minggu ke-
12 : Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh berfungsi
secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat refleks menghisap dan
sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak terjadi rambut
nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh sempurna.
Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X kelenjar minyak telah aktif dan
verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat ibu setelah
Minggu ke 24 : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap dengan vernix
Minggu ke 28 : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan
verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam skrotum pada minggu
ke 36 ovarium perempuan masih berada di sekitar batas pelvis, kuku jari tangan
19
dan kaki sampai mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terlihat lebih dipusat
abdomen.
keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui jalan lahir.
Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari
persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
3) Ngidam
5) Payudara tegang
lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada
kehamilan pertama.
6) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah itu
7) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulanbulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga
panggul. 8) Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormone
estrogen.
9) Epulis
1) Pembesaran Perut Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada
a) Tanda Hegar Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus
uterus.
c) Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
d) Tanda Piskacek
pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih
dulu.
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam otot
uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan 8 minggu.
22
f) Teraba Ballotement
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang diproduksi oleh
1) Gerakan janin
Dalam rahim Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan
kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir)
4) Kerangka janin Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun
yaitu:
23
b. Bengkak Dikaki, Tangan Atau Wajah Disertai Sakit Kepala Atau Kejang.
3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk
komplikasi.(Rismalinda, 2015).
sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga
dan komprehensif sesuai standar (1-1-2). Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut:
minimal satu kali pada trimester I(0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester
ke2(>12 - 24 minggu), dan minimal 2 kali pada trimester ke-3 (> 24 minggu
sampai dengan kelahiran). Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai
menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas.
Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah gizi yang sering terjadi adalah:
HIV/AIDS, sifilis, TB, hipertensi, diabetesmeliitus, anemia gizi besi (AGB) dan
terdiri dari :
yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram
tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya
faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi) disertai edema wajah dan atau tungkai
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak sesuai dengan umur
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama., ibu hamil di skrining status imunisasi
TT, Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil , sesuai dengan status imunisasi saat
ini.
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat
5 Periksaan Hb
Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan cara
Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama kali, lalu
periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk
mendeteksi Anemia pada ibu hamil. Menurut WHO kadar Hb terdiri dari :
syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil
spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan postif, ibu hamil
7 Perawatan Payudara
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali
8 Senam Hamil
relaksasi.
Komunikasi yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan, sangat penting
dibina dari sejak awal melalui temu wicara dapat ditemukan kesepakatan untuk
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu
hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu
Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu
hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan
darah yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni
1. Trimester I (Satu )
a. Uterus
sampai nanti persalinan. Pada usia kehamilan 12 minggu uterus berukuran kira-
b. Serviks
perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan. Satu bulan setelah
konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan menjadi kebiruan. Seviks bersifat
seperti katub yang bertanggung jawab menajadi janin di dalam uterus sampai
akhir kehamilan dan selama kehamilan. Selama kehamilan serviks tetap tertutup
rapat, melindungi janin dari kontaminasi eksternal, dan menahan isi uterus.
Panjang uterus tetap sama yaitu kurang lebih 2,5 cm selama kehamilan tetapi
menjadi lebih lunak karna adanya peningkatan estrogen dan progesteron dan
c. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel
ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal
(Prawirohardjo, 2010).
d. Vagina
30
berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari
peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina
e. Payudara
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena
dibawah kulit akan lebih terlihat, Putih payudara akan lebih besar, kehitaman
dan tegak, Setelah bulan pertama cairan kuning bernama kolostrum akan keluar.
Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena hormon
sintesis lactose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu
(Prawirohardjo, 2010).
2. Trimester II (Dua)
a. Uterus
Pada trimester ini uterus akan membesar sehingga uterus akan menyentuh
dinding abdominal dan hamper menyentuh hati, mendoorong usus ke sampig dan
ke atas. Pada trimester kedua ini kontraksi dapat di deteksi dengan pemeriksaan
31
3) Pada kehamilan 28 minggu, tingginya fundus uteri sekitar 3 jari diatas pusat
b. Vagina
selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada saat ini biasanya
agak kenytal dan mendekati persalianan menjadi cair. Yang terpenting adalaha
c. Payudara
Keluarnya kolostrum ini adalah makanan bayi pertama kali yang kaya akan
protein, colostrum akan keluar bila putting di pencet. Aelora payudara makin
3. Trimester III.
a. Uterus
prosesus xifoideus. Kepala bayi belum masuk Pintu Atas Panggul (PAP).
prosesus xifoideus, karena kepala janin sudah masuk Pintu Atas Panggul
b. Serviks
serviks yang keras dan panjang secara progresif melunak dan memendek dari
atas ke bawah. Serat otot yang melunak sejajar os serviks internal tertarik ke atas,
masuk ke segmen bawah uterus dan berada di sekitar bagian presentasi janin dan
air ketuban.
c. Vagina
ketebalan mukosa.
Peningkatan volume secret vagina juga terjadi, dimana sekresi akan berwarna
keputihan menebal, dan PH antar 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan
produksi asam laktat glokogen yang dihasilkan ileh epitel vagina sebagai aksi
peningkatan sehingga menyebabkan mual muntah pada pagi hari, lemas, lelah
dan membesarnya payudara. Hal ini menyebabkan ibu merasa tidak sehat dan
trimester pertama ini, ibu hamil selalu mencari tanda tanda-untuk meyakinkan
merasa lebih sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi,
kehamilannya. Ibu merasa lebih stabil, dalam mengatur diri dan kondisi juga
lebih baik dan menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik yang
Trimester 3 ini sering disebut periode menunggu dan waspada karena ibu
bayinya yang akan lahir sewaktu waktu. Keadaan ini menyebabkan ibu menjadi
lebih waspada terjadinya tanda atau gejalan terjadinya persalinan. Sering terjadi
ibu yang khawatir dengan bayinya apabila lahir dengan keadaan tidak normal.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ini, banyak
ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu juga merasaa sedih
karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang
1. Trimester pertama
34
Penanganan : Hindari bau yang menyengat dan faktor penyebab, makan sedikit
tapi sering, hindari makanan yang berminyak dan berbumbu yang merangsang.
b. Keputihan
dari bahan katun, hindari pakaian dalam yang terbuat dari bahan nilon.
2. Trimester ke Dua
a. Kram kaki
Karna adanya tegang pada otot betis dan otot telapak kaki, diduga adanya
Penanganan : lakukan senam hamil secara teratur karna senam hamil dapat
b. Sembelit
lambat. Penyerapan air di dalam kolon meningkat karan efek samping dari
3. Trimester ke Tiga
35
Adanya tekanan pada kandung kemih akibat semakin besar ukuran janin.
Penanganan : perbanyak minum pada siang hari dan mengurai minum pada
malam hari.
b. Sesak nafas
diafragma.
2.1.10 Tanda bahaya dan komplikasi ibu dan janin pada kehamilan
fertilisasi
berimplantasi di luar dari uterine cavity, 95% berada di tuba, bisa juga
1) Plasenta pevia : akibat dari letak plasenta yang abnormal, biasanya plasenta
ini terletak sebagian atau total plasenta terletak pada segmen bawah Rahim
Periksa tekanan darah ibu, suhu, nadi, dan denyut jantung janin.
speculum.
c. Hipertensi
lebih atau peningkatan 20 mmHg pada tekanan diastolic setelah 20 minggu usia
Penanganan:
1) Tanyakan pada ibu menganai tekanan darah sebelum dan selama kehamilan
2) Tanyakan tentang riwata tekanan darah tinggi dan preeklamsi pada ibu dan
keluarga.
3) Periksa dan monitor tekanan darah, protein urine, refleks dan oedema.
4) Anjurkan ibu untuk rutin ANC dan perispakan rujukan untuk persalinan.
keguguran. Nyeri yang membahayakan bersifat hebat, menetap, dan tidak hialng
setelah ibu istirahat. Hal ini bisa berhubungan dengan appemdicitis, kemahilan
Penanganan:
b. Tanyakan pada ibu menganaik tanda gejala lain yang mungkin menyertai
pinggang dalam.
Sakit kepa dan pusing sering terjadi selama kehamilan, sakit kepala yang
berisfat hebat dan terus menerus dan tidak hilang bila di bawa istihat adalah sakit
38
Bila ibu merasakan sakit kepala hebat di tambah dengan adanya pandangan
Penanganan:
Bengkak yang muncul pada sore hari dan biasanya hilang bila isrhat dengan
kaki ditinggikan adalah hal yang normal pada ibu hamil. Bengkak merupakan
masalah yang serius apabila muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat, dan di sertai dengan keluhan fisik lainnya. Hal tersebut mungkin
Penanganan:
tangan
Secara normal ibu merasakan adanya gerakan janin pada bulan ke 5 atau ke 6
usia kehamilan, namun ada beberapa ibu yang merasakan gerakan janin lebih
awal.
Jika janin ridur gerakan janin menjadi lemah. Gerakan janin dapat ibu rasakan
pada saat ibu istirahat, makan, dan berbaring. Biasanya janin bergerak paling
39
Penanganan:
2.2.1 Persalinan
1) Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses
ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan
2) Tujuan
kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan
bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap, tetapi dengan intervensi
yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat
terjaga pada tingkat yang dinginkan (optimal). Melalui pendekatan ini maka setiap
40
mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut
3) Etiologi Persalinan
progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
Pada akhir kehamilan, kadar oksitosin bertambah, sehingga uterus menjadi lebih
sering berkontraksi.
c. Teori Distansia Rahim Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung,
bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi
d. Pengaruh Janin Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan oleh
f. Teori Plasenta menjadi tua Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan
4. Permulaan persalinan
fundus uerus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul. Penyebab dari
d) Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus Masuknya kepala janin
sebagai berikut:
hubungan normal atara ketiga P, yaitu: power (his); passage (jalan lahir); dan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks yang kadang
dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang ditimbulkan. Biasanya pasien
terutama pada pasien dengan ambang rasa sakit yang rendah. Adanya
untuk menimbulkan kontraksi atau his permulaan. His permulaan ini sering
c) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tandatanda kemajuan
persalinan
d) Durasi pendek
3) Tanda masuk dalam persalinan Terjadinya his persalinan. Karakter dari his
persalinan:
b) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin besar
kekuatannya bertambah.
43
servikalis terlepas
5) Pengeluaran cairan
dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya
uterus
membuka
Passege atau jalan lahir berarti lintasan yang harus dijalani oleh janin sebelum
meninggalkan uterus ibunya. Jalur lintasan ini meliputi rongga pelivis ibu dan
c. Rongga pelvis
untuk melewatinya. Tulang panggul terdiri atas os coxae (os ilium, os ischium,
1. Bidang/pintu panggul
ukurannya 12,5 cm
obliqua ukurannya 1 cm
Ukuran melintang 10,5 cm Arcus pubis lebih dari 90 derajat Bidang Hodge
(Sujiyatini, 2011) 1)
3) Hodge III, sejajar dengan Hodge I dan II setinggi spina ischiadica kiri dan
kanan
seperti halnya dengan segmen atas yang menebal. Serviks akan tertarik ke atas
dan melewati presenting part ketika bagian ini turun (mengalami desensus).
d. Passenger (janin)
2014:19) yaitu :
a. Kranium janin
melewati jalan lahir. Secara khan kranium dengan diameter yang paling kecil
46
merupakan bagian pertama yang memasuki pintu atas panggul. Kepala dapat
melakukan gerakan fleksi atau ekstensi sampai 45 derajat dan kemudian rotasi
turun di sepanjang jalan lahir dan melintasi panggul ibu. Diameter kepala
b. Presentasi Janin
Menyatakan bagian tubuh janin yang pertama kali melewati servik dan
dilahirkan. Persentasi terutama ditentukan oleh sikap, letak dan posisi janin.
macam yaitu :
c) Persentasi bahu, krista iliaka, tangan atau siku janin menjadi bagian
c. Letak janin
47
dengan sumbu panjang tubuh ibu. Dapat dikatakan sebagai letak longitudinal
d. Sikap janin
Hubungan bagian tubuh janin dengan bagian yang lainnya. Ada beberapa jenis
a) Fleksi lengkap
Merupakan sikap janin yang paling sering ditemukan, bagian leher janin
berada dalam keadaan fleksi yang lengkap, kepala akan menunduk dan bagian
dagu akan menyentuh tulang sternum, keadaan tangan terlipat dalam dada dengan
sendi siku dalam keadaan fleksi, kedua tungkai bawah saling menyilang dan
kedua paha tertarik kearah abdomen, pada sikap ini ideal untuk persalinan.
b) Fleksi sedang
Kepala berada dalam posisi tegak, leher sedikit fleksi. Biasanya fleksi sedang
c) Ektensi parsial
Leher berada dalam keadaan ekstensi, kepala sedikit mendongak sehingga dahi
d) Ekstensi lengkap
punggung bagian atas dan punggung janin biasanya melengkung. Sikap ini
e. Kondisi Psikis
48
2014)
bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan
menipis (effacement).
2. Fase aktif, berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase terbagi atas
tiga subfase.
waktu 2 jam.
1. Penggunaan Partograf
dan pemeriksaan fisik pada ibu dalam persalinan dan alat penting khususnya
normal dan mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat
deteksi dini mengenai kemungkinan persalina lama dan jika digunakan secara
adanya penyulit, membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu,
partograf harus digunakan untuk semua ibu dalam fase aktif kala I, tanpa
terbawah atau presentasi janin, setiap kali melakukan pemeriksaan dalam atau
setiap 4 jam, atau lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit. Kata-kata "turunnya
kepala" dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka
pembukaan serviks. Berikan tanda "O" pada garis waktu yang sesuai. Hubungkan
3. Kontraksi Uterus
Periksa frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap jam fase laten dan tiap
30 menit selam fase aktif. Nilai frekuensi dan lamanya kontraksi selama 10 menit.
Catat lamanya kontraksi dalam hitungan detik dan gunakan lambang yang sesuai
yaitu: kurang dari 20 detik titik-titik, antara 20 dan 40 detik diarsir dan lebih dari
50
penilai.
4. Keadaan Janin
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada
tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini menunjukkan waktu 30
menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ
dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang
menunjukkan DJJ, kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya
dengan garis tidak terputus. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di
antara garis tebal angka l80 dan 100, tetapi penolong harus sudah waspada bila
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air
(ketuban utuh atau belum pecah), J (ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih),
sudah pecah dan air ketuban bercampur darah) dan K (ketuban sudah pecah dan
menyesuaikan dengn bagian keras panggul. Kode molase (0) tulang-tulang kepala
janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi, (1) tulang-tulang kepala
janin saling bersentuhan, (2) tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi
51
masih bisa dipisahkan, (3) tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan
4) Keadaan Ibu
Hal yang diperhatikan yaitu tekanan darah, nadi, dan suhu, urin
pervolume cairan IV dalam hitungan tetes per menit bila dipakai dan catat semua
Tentang nama dan umur, GPA, nomor register, tanggal dan waktu mulai
dirawat, waktu pecahnya selaput ketuban. Waktu pencatatan kondisi ibu dan
bayi pada fase aktif adalah DJJ tiap 30 menit, frekuensi dan lamanya kontraksi
uterus tiap 30 menit, nadi tiap 30 menit tanda dengan titik, pembukaan serviks
setiap 4 jam, penurunan setiap 4 jam, tekanan darah setiap 4 jam tandai dengan
panah, suhu setiap 2 jam,urin, aseton, protein tiap 2 - 4 jam (catat setiap kali
kebidanan, artinya kehadiran yang aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang
bahwa ada seorang pendukung yang hadir dan membantu wanita yang sedang
asuhan tubuh atau fisik, kehadiran seorang pendamping, keringanan dan rasa
sakit, penerimaan atas sikap dan perilakunya serta informasi dan kepastian
dan prosedur.
b. Persiapan Persalinan
Hal yang perlu dipersiapkan yakni ruang bersalin dan asuhan bayi baru lahir,
perlengkapan dan obat esensial, rujukan (bila diperlukan), asuhan sayang ibu
b. Kala II
Kala II merupakan kala yang dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)sampai
Kala III adalah waktu untuk pelepasan uri (plasenta) dimulai dari lahirnya bayi
d. Kala IV
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam setela proses tersebut.
hal ini dimaksudkan agar dokter, bidan atau penolong persalinan masih
diperhatikan tujuh pokok penting, yaitu kontraksi uterus baik, tidak ada
perdarahan pervaginam atau perdarahan lain pada alat genital, plasenta dan
53
selaput ketuban telah dilahirkan lengkap, kandung kemih harus kosong, luka
pada perinium telah dirawat dengan baik, dan tidak ada hematom, bayi dalam
keadaan baik, ibu dalam keadaan baik, nadi dan tekanan darah dalam keadaan
baik.
a. Engagement
Masuknya kepala ke pintu atas panggul, pada primi terjadi pada bulan
Cristine. 2012).
b. Turunnya kepala
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala satu dan kala dua
persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari
segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung pada fundus pada
bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen
c. Fleksi
fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir: diameter
(11 cm). Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul
atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini adalah terjadinya fleksi karena
54
moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan
defleksi.
Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian
depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar
terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke
adalah :
1) Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari
kepala
2) Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat
sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m. Levator ani kiri
dan kanan.
e. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir
pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung
anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
55
dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan = putaran paksi
f. Ekspulsi
Mengacu kepada kelahiran bagian tubuh bayi yang lain dan peristiwa ini
a. Kebutuhan Fisik
dasar,yang dimagsud kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang sangat penting dan
Jika ibu berada dalam situasi yang memungkinkan untuk makan, biasanya
pasien akan makan sesuai dengan keinginannya, namun ketika masuk dalam
persalinan fase aktif biasanya ia hanya menginginka cairan. Aturan apa yang
boleh dimakan atau diminum antara dirumah sakit dan dirumah ibu sendiri
56
sangatlah berbeda. Termasu apakah boleh untuk minum atau makan sama
sekali dalam proses persalinan, karena ad sebagian pasien yang enggan untuk
makan dan minum khawatir jika akan muncul dorongan untuk buang air besar
atau buang air kecil. Penatalaksanaan paling tepat dan bijaksana yang dapat
dilakukan oleh bidan adalah melihat situasi ibu artinya intake cairan dan
2) Posisi
Selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu pasti akan
lebih cepat (selama tidak ada kontra indikasi dari keadaan pasien). Beberapa
posisi yang dapat diambil antara lain (miring, lutut dada, tangan lutut, duduk,
3) Eliminasi
untuk difasilitasi agar kebutuhan eliminasi dapat terpenuhi. Jika pasien masih
berada dalam awal kala 1, ambulansi dengan berjalan seperti aktivitas jalan
Ibu akan merasa sangat tidak nyaman ketika merasakan dorongan untuk
BAB. Namu rasa khawatir kadang lebih mendominasi dari pada perasaan tidak
57
nyaman, hal ini terjadi karena ibu tidak tahu mengenai caranya serta khawatir
akan respon orang lain terhadap kebutuhan dirinya. Dalam kondisi ini penting
bagi keluarga serta bidan untuk menunjukan respons yang positif dalam hal
perlu merasa risih atau sungakn untuk melakukannya. Jika upaya ini tidak
dilakukan, maka efek yang dirasakan adalah ia akan merasa rendah diri dan
tidak percaya kepada orang lain serta akan memengaruhi semangatnya untuk
4) Personal haygine
terhadap rasa sakit akibat his terutama pada primipara. Namun bagi sebagian
yang lain akan merasa tidak nyaman atau risih jika kondisi tubuhnya kotor dan
nyaan jika tubuhnya dalam keadaan bersih perhatian dari pasien member
pelayanan akan menimbulkan perasaan positif bagi pasien dan rasa dihargai.
5) Istirahat
Istirahat sangat penting untuk pasien karena akan membuat rileks. Diawal
proses persalinan yang panjang, terutama pada primipara. Jika pasien benar-
benar tidak dapat tidur terlelep karena sudah mulai merasakan his, minimal
upayakan untuk berbaring ditempat tidur dalam posisi miring ke kiri untuk
oleh pasien yang akan menjalani proses bersalin. Individu ini tidak selalu
Setiap pasien yang bersalin selalu menginginkan terbebas dari rasa nyeri
akibat his. Hal yang perlu ditekankan pada pasien adalah bahwa tanpa adanya
rasa nyeri maka persalian tidak akan mengalami kemajuan, karena salah satu
tanda persalinan adalah adanya his yang kan menimbulka rasa sakit. Beberpa
upaya yang dapat ditempuh untuk mengurangi rasa sakit seperti mandi dengan
pasien untuk istirahat yang cukup sebagai persiapan untuk mengahadapi dikursi
sambil membaca buku, posisi lutut dada diatas tempat tidur, dan
sebagianya.(Sulistyawati,2010).
b. Kebutuhan Psikologis
1) Kebutuhan Rasa Nyaman disebut juga “safety needs”. Rasa aman dalam
bentuk lingkungan psikologis yaitu terbebas dari gangguan dan ancaman serta
2) Kebutahan akan rasa cinta dan memiliki atau kebutuhan sosial disebut juga
3) Kebutuhan harga diri disebut juga dengan “self esteem needs”. Setiap
manusia memiliki pengakuan secara layak atas keberadaan bagi orang lain.
2.3.1 Pengertian
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti
melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika
minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
a) Puerperium Dini
b) Puerperium Intermedial
c) Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
kondisi post partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan setelah
60
a. Uterus
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea berbau amis
atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap wanita. Lokhea yang
warna dan volume karena adanya proses involusi. Lokhea dibedakan menjadi 4
a) Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa post partum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
b) Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung dari
c) Lokhea serosa
leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari
ke- 14.
d) Lokhea alba
61
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung
Lokhea yang menetap pada awal periode post partum menunjukkan adanya
sisa atau selaput plasenta. Lokhea alba atau serosa yang berlanjut dapat
abdomen dan demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk
yang disebut dengan “lokhea purulenta”. Pengeluaran lokhea yang tidak lancar
c. Perubahan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
menonjol.
d. Perubahan Perineum
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post partum hari ke-5,
tubuh.
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang
air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah terdapat
spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih setelah mengalami kompresi
(tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.
Kadar hormon estrogen yang besifat menahan air akan mengalami penurunan
meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan.
umumnya, hal ini terjadi pada hari ketiga sampai kelima postpartum.
Pada masa nifas, tanda – tanda vital yang harus dikaji antara lain :
a. Suhu badan
Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik sedikit (37,50 –
38◦ C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan
kelelahan. Apabila dalam keadaan normal, suhu badan akan menjadi biasa.
Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena ada pembentukan Air
Susu Ibu (ASI). Bila suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada
endometrium.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Denyut nadi
sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100x/
partum.
c. Tekanan darah
lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi
d. Pernafasan
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali
apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post
partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok (Dewi, 2012).
puerperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini (early
berikut:
Menurut Setyo Retno Wulandari (2011), Ada beberapa macam kebutuhan saat
nifas:
1. Nutrisi
Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%
karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk
memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan
meningkatkan tiga kali dari kebutuhan biasa. Selama menyusui ibu membutuhkan
tambahan protein di atas normal sebesar 20 gram/hari. Maka dari itu ibu
2. Ambulasi
dari tempat tidur dan dalam 24-48 jam postpartum. Keuntungannya early
ambulation adalah :
perawatan.(Eka, 2014).
3. Eliminasi
a. Miksi ( BAK )
Miksi di sebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4 jam dan
b. Defekasi ( BAB )
Biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air besar. Jika klien pada hari
ketiga belum juga buang air besar maka diberikan laksan supositoria dan
minum air hangat. Agar dapat buang air besar secara teratur dapat dilakukan
dengan diit teratur, pemberian cairan yang banyak, makanan cukup serat,olah
Mandi di tempat tidur dilakukan sampai ibu dapat mandi sendiri dikamar
mandi sendriri, yang terutama di bersihkan adalalah putting susu dan mamae
dilanjutkan perineum
a. Perawatan perineum
Apabila setelah buang air kecil atau buang air besar perineum di bersihkan
secara rutin. Caranya di mulsi dsri simpisis sampai anal sehingga tidak terjadi
66
infeksi cara membersihkanya dengan sabun yang lembut minimal sekali sehari.
Biasanya ibu merasa takut pada kemungkinan jahitan akan lepas, juga merasa
sakit sehingga perineum tidak di bersihkan atau di cuci. Ibu di beri tahu caranya
tangan. Pembalut yang sudah kotor harus diganti paling sedikit 4 kali dalam sehari
(Mochtar, 2015).
b. Perawatan payudara
1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu dengan
2. Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada
istirahat pada siang kira-kira 2jam dm malam 7-8 jam. Kurang isirahat
5. Seksual
Apabila perdarahan sudah berhenti dan episiotomy sudah sembuh maka coitus
bisa dilakukan pada 3-4 minggu post-partum. Ada juga yang berpendapat bahwa
coitus dapat dilakukan setelah masa nifas berdasarkan teori bahwa saat itu bekas
luka plasenta baru sembuh (proses penyembuhan luka post-partum sampai dengan
6 minggu). Secara fisik aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan kedua jarinya kedalam vagina tanpa
6. Senam nifas
Senam nifas adalah senam yang di lakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari sampai hari ke sepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang di
b. Memperbaiki perdarahan
e. Mempercepat involusi
melahirkan
7. Keluarga berencana
Idealnya setelah melahirkan boleh hamil lagi setelah dua tahun. Pada
dasarnya ibu tidak menggalami ovulasi selama menyusui eksklusif atau penuh
enam bulan dan ibu belum mendapatkan haid ( metode amenorhe laktasi).
8. Pemberian ASI Hal – hal yang perlu diberitahukan kepada pasien mengenai
c. Memberikan ASI secara penuh 6 bulan tanpa makanan lain (ASI eksklusif)
e. Di luar menyusui jangan memberikan dot / kempeng pada bayi, tapi berikan
1. Pendarahan Pervaginam
definisi ini :
hanya setengah dari biasanya. Darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain
2) Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar
hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar HB normal akan berakibat fatal
pada anemia. Seseorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat
3) Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan
kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok. Penilaian resiko pada saat
persalinan.
4) Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang
bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan
70
kehamian, waktu persalinan, dan nifas. Demam nifas adalah demam dalam masa
nifas oleh sebab apa pun. Mordibitas puerpuralis adalah kenaikan suhu badan
sampai 38ºC atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama post-partum, kecuali
pada hari pertama. Suhu diukur 4 kali secara oral. Infeksi terjadi pada vulva,
3. Endometritis
Endometritis adalah infeksi yang terjadi pada endometrium. Jenis infeksi ini
Biasanya pada luka bekas implantasi plasenta dan dalam waktu singkat.
Ini merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kumankuman yang sangat
pathogen. Infeksi ini sangat berbahaya dan tergolong 50% penyebab kematian
karena infeksi.
5. Peritonitis
oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum). Infeksi nifas dapat
6. Parametritis
7. Thrombophlebitis
8. Luka perineum
bilateral. Perlukaan pada diafragma urogenitlis dan muskulu levator ani, yang
terjadi pada waktu persalinan normal atau persalinan dengan alat, dapat terjadi
tanpa luka pada kulit perineum atau pada vagina, sehingga tidak kelihatan dari
3.4.1 Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Kementerian
Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir
pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram (Dewi,
2010).
3.4.2 Ciri-ciri
Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000
72
gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit
kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-
38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit,
pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh
sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah
terbentuk dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia pada
bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi
perempuan vagina dan uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora,
(Dewi, 2010)
Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi menurut
3. Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu ataulebih)
c) Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan ukuran
73
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi
pertama kehidupan. Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan,
tujuannya untuk mendeteksi kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada
setiap kelahiran dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari
potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan, dan
Untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan penilaian
harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas bayi tidak
Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi, dilakukan
manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan bayi mulai dari muka,
kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks, kemudian bayi diletakkan di atas dada atau perut ibu. Setelah pemberian
oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan
Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau
mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kementerian Kesehatan RI,
2013).
Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu cuci tangan sebelum
memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar udara, membersihkan
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di
dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD
selama 1 jam. Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai menyusu.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit,
75
menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan berlangsung
selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara (Kementerian
Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi
lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-
60 menit berikutnya. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam,
2013).
Melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta
Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata.
Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%,
oxytetrasiklin 1% atau antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes mata harus
tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika
diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
7. Pencegahan perdarahan
Melalui penyuntikan vitamin K1dosis tunggal di paha kiri Semua bayi baru
paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat
dialami oleh sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Pemberian
diberikan dalam suntikan yang memberikan pencegahan lebih terpercaya, atau secara
oral yang membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi absorbsi yang bervariasi dan
proteksi yang kurang pasti pada bayi (Lissauer, 2013). Vitamin K dapat diberikan dalam
RI, 2010).
bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas
tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam
pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-
3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari (Kementerian
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan dengan
pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI
Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan
perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.
77
2.5.1 Pengertian
logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien. Proses
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap
suatu data pada kasus diinterpretasikan menjadi suatu diagnosa atau secara teori
data apa yang mendukung untuk timbulnya diagnosa tersebut. Masalah lebih
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan aggota tim kesehatan yang
hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga
selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus misalnya pada waktu
(Jannah, 2013).
Asuhan Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh dilangkah lima
oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau
Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diagnosis. Rencana tersebut dapat di anggap efektif juka memang benar efektif
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 KEHAMILAN
Nim : 20100004
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS
3. Riwayat Menstruasi :
- Dismenorhea : Ada
- Teratur/tidak : Teratur
- Lamanya : 6 hari
- HPHT : 27-10-2020
- TTP : 4-7-2021
- Keluhan-keluhan pada :
Pola eliminasi
Konsistensi : Padat
Aktivitas sehari-hari
83
DM : Tidak ada
DM : Tidak ada
6. Riwayat sosial
makan/Minum
Frekuensi : 3x sehari
Banyaknya : 1 piring/makan
Hermayanti
2. Pemeriksaan fisik
BB : 65 kg
TB : 155 cm
Lila : 31 cm
85
BB Sebelum hamil : 52 kg
IMT : 27cm
3. Tanda Vital
TD : 110/80 mmhg
Nadi : 83 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5 ᵒc
4. Kepala
5. Wajah
6. Mata
7. Hidung
8. Mulut
Lidah : Bersih
Berlobang : Ada
9. Telinga
10. Leher
11. Dada
Mammae : Asimetris
kedalam.
12. Aksila
13. Abdomen
Linea : Nigra
87
Striae : Albican
Kontraksi : Ada
TFU : 34 cm
- Presentasi : Kepala
- Auskultasi
Distansia spinarum : 26 cm
Distansia kristarum : 30 cm
Conjugata Eksterna : 20 cm
14. Genetalia
Vulva
Perineum
15. Pinggang
16. Ekstermitas
C. UJI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium
DIAGNOSA
89
Kepala, PU-KI, Janin Tunggal, Hidup, Sudah Masuk PAP, Keadaan ibu dan
janin baik.
DS :
DO :
- HPHT : 27-10-2020
- Teraba Punggung disebelah perut kiri ibu dan ekstremitas disebelah kanan
perut ibu
- Janin Tunggal
- DJJ 138x/menit
Tidak ada
Tidak ada
V. PERENCANAAN
VI. PELAKSANAAN
Djj : Normal
(2015) IMT normal adalah 19,8 -26 Pada IMT normal rekomendasi
brokoli ), lauk (tempe, tahu,ikan laut, telur), buah ( jambu biji, tomat,
kejang.
biaya atau pakai kartu BPJS, asupan ibu yang seimbang dan keadaan
VII. EVALUASI
7. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau jika
ada keluhan.
3.2 PERSALINAN
Nim : 20100004
I. PENGKAJIAN
1. Alasan utama pada waktu masuk : Ibu mengatakan ingin Melahirkan dan
2. Tanda-Tanda Persalinan :
HPHT : 27-10-2020
PE : Tidak ada
DM : Tidak ada
TT1 di TM 2
TT2 di TM 2
H A M I L I N I
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
2. Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg
RR : 22x/menit
Pols : 80x/menit
Temp : 36,5̊C
4. Berat Badan : 65 kg
7. Leher :
Pembengkakan/Pembesaran :
menonjol.
( ) Datar
() Menonjol
( ) Tidak ada
( ) Tidak ada
( ) Tidak ada
96
Benjolan :( ) Mioma
( ) Lain-lain.... jelaskan
( ) Tidak ada
( ) Kosong
Palpasi Uterus :
Presentasi : Kepala
Auskultasi :
DJJ : Ada
97
9. Anogetil :
Pemeriksaan Dalam : 7 cm
Dinding Vagina :
Pembukaan Serviks : 7 cm
Diagnosa
uterine, PU-KI, Presentasi kepala, Sudah Masuk PAP, Inpartu kala I fase
DS:
- Ibu mengatakan adanya pengeluaran lendir campur darah dan bercampur air
ketuban.
DO :
- HPHT : 27-10-2020
- TTP : 4-7-2021
- Pembukaan : 2 cm
- Kontraksi : Baik
Tidak ada
Tidak ada
V. PERENCANAAN
99
kemih
VI. PELAKSANAAN
a. TD : 110/70 mmHg
b. Pernapasan : 22x/menit
c. Nadi : 80x/menit
d. Suhu : 36,5̊C
kandung kemih paling sedikit setiap 2 jam jika kandung kemih terasa
Pembukaan 3 cm, Ketuban Merembes dan His semakin kuat 3x10 menit
Pembukaan 7 cm, Ketuban Merembes dan His semakin kuat 4x10 menit
untuk berganti posisi. Jangan membuat ibu dalam posisi terlentang karena
berat janin dan uterus akan menekan vena cava inferior. Ibu di anjurkan
Pembukaan 10 cm, Ketuban (-) dan His semakin kuat 5x10 menit lamanya
Suhu 36,2 ̊C, Pernapasan 22 x/menit dan nadi 82 x/menit dan Volume
Urine 50 cc.
VII. EVALUASI
3. Ibu telah mengerti dan melakukan posisi yang nyaman selama persalinan
9. Nyeri berkurang
I. PENGKAJIAN
ANAMNESA (SUBJEKTIF)
3. Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 86x/menit
Suhu : 36,7̊C
4. Pemeriksaan Kebidanan
a. Abdomen :
b. Genitalia :
terbawah janin
( ) Tidak ada
Data dasar :
introitus vagina, His 5 x/10 menit selama 45 detik, DJJ : 140 x/i, Adanya
dorongan yang kuat untuk meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol,
Tidak ada
Tidak ada
V. PERENCANAAN
3. Jelaskan kepada ibu tentang jenis jenis posisi bersalin dan member
VI. PELAKSANAAN
22.12 wib.
untuk memilih posisi ibu sesuai dengan keinginan ibu yaitu posisi miring
wib.
kebersihan perineum agar terhindar dari infeksi, jika ada lendir dan darah,
6. Menjaga privasi ibu dengan menutup tubuh pasien dengan kain setelah
dilakukan pemeriksaan dan saat tidak ada kontraksi Pukul 22.17 wib.
d. Melindungi perineum ibu dengan satu tangan dan tiga jari tangan kiri
berada di sub occiput untuk melindungi kepala bayi agar tidak terjadi
e. Ambil kasa bersihkan jalan napas bayi dimulai dari mata, hidung mulut
bayi kemudian periksa apakah ada lilitan tali pusat atau tidak Tunggu
kepala ke atas sampai 1/3 bagian, tangan selipkan satu tangan lainnya
keseluruhan
f. Letakkan bayi diatas perut ibu dan nilai apgar score (nilai 6) lalu
g. Klem tali pusat 3 cm dari pangkal tali pusat dengan klem 1 lalu
kemudian potong tali pusat diantara klem I dan II dan ikat tali pusat
VII. EVALUASI
9. Ibu sudah di pimpin untuk bersalin Dimana bayi baru lahir spontan,
Kontraksi uterus baik , TFU setinggi Pusat dan Plasenta Belum Lahir.
I. PENGKAJIAN
A. ANAMNESA
B. PEMERIKSAAN FISIK
3. Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 87x/menit
Pernapasan : 23 x/menit
Suhu : 36,8̊C
107
4. Pemeriksaan Kebidanan :
a. Abdomen :
( ) Lembek ( ) Melebur
b. Genital :
5. Pemeriksaan Plasenta
Diameter plasenta : 22 cm
Tidak ada
Tidak ada
V. PERENCANAAN
VI. PELAKSANAAN
dilakukan:
a. TD : 110/70 mmHg
b. Pols : 87x/menit
c. RR : 23 x/menit
d. Suhu : 36,8̊C
pada wadahnya
Evaluasi jalan lahir pada vagina dan perenium terlihat adanya robekan
derajat 2
spontan pukul 22.45 Wib, selaput ketuban utuh panjang tali pusat ± 48
cm diameternya ± 1,5 cm
partograf.
VII. EVALUASI
I. PENGKAJIAN
A. ANAMNESA
jelaskan......
2. Keluhan Fisik :
( ) Tidak ada
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Penampilan Fisik:
a. Pucat : Tidak
b. Gelisa : Tidak
3. Tanda Vital :
a. TD : 110/70 mmHg
111
b. RR : 22x/menit
c. Pols : 80 x/menit
d. Suhu : 36,7̊C
4. Pemeriksaan Kebidanan:
a. Abdomen :
( ) Bulat ( ) Penuh
b. Genital :
- Kontraksi Baik
Masalah : Lelah
Tidak ada
Tidak ada
V. PERENCANAAN
2. Jelaskan pada ibu tentang laserasi jalan lahir yang di alaminya dan
VI. PELAKSANAAN
a. TD : 110/70 mmHg
b. RR : 22 x/menit
c. Nadi : 80 x/menit
d. Suhu : 36,7̊C
2. Menjelaskan pada ibu tentang ruptur laserasi jalan lahir yang dialami ibu
3. Melakukan hecting pada ibu terhadap laserasi jalan lahir derajat 2 yang
5. Memberikan ibu makan dan minum karena setelah melahirkan ibu merasa
6. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya di Kala IV yaitu
kontraksi yang tidak baik ditandai oleh uterus yang tidak berkontraksi
atau uterus ibu lembek dan terjadi perdarahan secara tiba-tiba dalam
11. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi untuk bounding attachment dan
VII. EVALUASI
2. Ibu sudah mengerti tentang laserasi jalan lahir yang dialami ibu dan
11. Ibu dan bayi sudah dipindahkan ke tempat perawatan dan melakukan
bounding attechmant
NIM : 20100004
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Identitas Pasien
Nama : Ny. F
115
Umur : 23 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Nama : Ny. H
Umur : 38 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Alamat : Timbangan
4. Riwayat Kesehatan
5. Riwayat Perkawinan
Nikah 1 kali, umur 22 tahun, dengan suami umur 25 tahun, lama pernikahan 1
tahun.
Lama : 5 Hari
Bau : Amis
Konsistensi : Cair
Dismenorhoe : Ada
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu : Ibu mengatakan ini
Catatan waktu :
Kala I : 12 Jam
Kala II : 30 Menit
6) Plasenta
117
7) Perineum
Robekan Derajat 2
8) Perdarahan
Kala I : 50 ml
Kala II : 100 ml
Kala IV : 200 ml
9) Tindakan lain
10) Bayi
b) BB : 3300 gram
c) PB : 48 cm
8. Psikososial Spiritual
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
c. Tanda-tanda vital :
TD : 120/70 mmhg
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu :36̊,4̊C
e. Telinga : Bersih
h. Dada : Simetris
k. Abdomen : Tidak ada Bekas luka operasi, TFU 2 Jari dibawah Pusat
Konsistensi
3. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa
Tidak ada
Tidak ada
V. PERENCANAAN
5. Ajarkan ibu untuk menyusui dengan baik dan beritahu jadwal pemberian asi
8. Minta kesedian ibu untuk dilakukan kunjungan dan pemantauan ibu dan bayi
di rumah.
VI. PELAKSANAAN
121
TD : 120/70 mmhg
RR : 20x/menit
Pols : 80x/menit
Suhu : 36,4̊C
Perdarahan normal
2. Menjelasakan mules yang dirasakan ibu merupakan hal yang normal, karena
rahim yang keras dan mules berarti rahim sedang berkontraksi yang dapat
dan kiri serta ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan daerah kelamin
ibu. Ibu sudah mengerti dan akan tetap menjaga kebersihan diri terutama
4. Memberitahu ibu tentang gizi yang seimbang agar kebutuhan bayi pada masa
laktasi bisa terpenuhi seperti makan sayuran, buah-buahan, ikan dan minum
susu dan zat gizi yang banyak untuk membantu melancarkan produksi ASI
5. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar yaitu dagu bayi menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan menutupi areola mammae. Seluruh
badan bayi tersanggah dengan baik tidak hanya kepala dan leher dan
dengan air dingin terlebih dahulu, setelah itu d kompres, dan lakukan
pemijatan dengan baby oil, dengan cara Tempatkan kedua tangan diantara
payudara secara perlahan., Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan
kanan, Telapak tangan menopang payudara pada cara ke-2 kemudian jari
tangan kanan dikepalkan lalu buku-buku jari tangan kanan mengurut dari
pangkal ke arah putting, lakukan secara rutin dan bersihkan dengan air hangat
pengeluaran lochea berbau, demam, nyeri perut berat, kelelahan atau sesak,
bengkak pada tangan, wajah dan tungkai, sakit kepala hebat, pandangan
VII. EVALUASI
NIM : 20100004
I. Pengkajian Data
A. Data Subjektif
1. Identitas
Identitas Bayi
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar Dada : 33 cm
3. Riwayat Kehamilan :
a. Riwayat Penyakit/Kehamilan :
c. Komplikasi
4. Riwayat Persalinana :
Warna : Jernih
Jumlah : ± 200 cc
b. Persalinan Sebelumnya:
PanjangBadan : 48 cm
7. Resusitasi
Penghisapan : ada
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum :
c. Tanda-Tanda Vital :
TD : 60/30 mmHg
Respirasi : 33x/i
Suhu : 36,3̊C
sekrete.
vena jugularis
j. Abdomen : Simetris
Diagnosa kebidanan
Bayi Ny. F Bayi Baru Lahir Normal, Usia 8 Jam, keadaan Umum Baik.
Data Dasar
DS : Bayi Ny. F lahir tanggal 3 Juli 2021 pukul 22.35 wib dengan jenis
Perempuan
DO : Pemeriksan Fisik
lingkar kepala : 33 cm
- Tali pusat : dalam keadaan dibungkus dengan kain kassa steril dan
129
- Ekstremitas : atas dan bawah normal, tidak ada polidaktili, dan refleks
ka/ki (+)
Tidak ada
Tidak ada
V. PERENCANAAN
2. Mandikan bayi
5. Anjurkan ibu untuk memberikan Asi eksklusif 0-6 bulan dan memberi asi
6. Ajarkan ibu dan keluarga untuk tetap menjaga tali pusat tetap kering
VI. PENATALAKSANAAN
• TD : 60/30 mmHg
• Respirasi : 33x/i
• Suhu : 36,3̊C
4. Menyuntikkan Hb0 di Paha kanan Bagian luar dengan dosis 0.5 mg pukul
07.38 wib.
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan asi eksklusif 0-6 bulan dan memberikan
6. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk menjaga tali pusat tetap kering
7. Memberitahu ibu dan keluarga tanda bahaya pada bayi yaitu Tidak mau
bergerak hanya jika di pegang, Sesak nafas, Bayi merintih, Pusar kemerahan
sampai dinding perut, Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°c atau teraba
dingin(suhu tubuh kurang dari 36,5°c) dan warna kulit menguning dan pucat
dan bayi
VII. EVALUASI
A. KEHAMILAN
di jl. Topi kehamilan pertama. Menurut Walyani (2015) Umur adalah lama waktu
hidup sejak dilahirkan. Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu
dikatakan beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas
BAK. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil vital sign TD 110/80 mmHg, Nadi
berat badan selama hamil 13 kg hamil 7 kg, hasil perhitungan IMT 23,99. Manurut
Walyani (2015) IMT normal adalah 19,8 -26 Pada IMT normal rekomendasi
kenaikan berat badan selama hamil adalah 11,5 – 16 kg. Kenaikan berat badan ibu
baru lahir mudah terkena infeksi. TB Ny. F ysitu 155 cm. Menurut Marmi (2011)
tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Batas normal tinggi
badan ibu hamil adalah ≥145 cm. Jika <145 cm kemungkinan mengalami panggul
sempit.
133
Pada pemeriksaan LILA didapatkan hasil 31 cm Menurut Jannah (2012),
Standar minimal ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah
23,5 cm. Hasil pengukuran antropometri ibu, menunjukkan ibu memiliki ukuran
Pada pemeriksaan tinggi fundus uteri, hasil pemeriksaan TFU Ny.F adalah 3
Jannah (2012), bahwa usia kehamilan 36-38 minggu TFU berada setinggi
Hal ini berarti ada kesesuaian antara teori dan kasus. Pada pemeriksaan
Leopold, didapatkan hasil pada fundus teraba bokong, pada perut sebelah Kanan
teraba punggung janin, pada perut bagian bawah teraba kepala dan kepala sebagian
besar sudah masuk panggul karena sulit digoyangkan. Menurut Manuaba (2013),
bahwa pada letak yang normal pada fundus uteri teraba bokong, pada perut
samping kanan/kiri teraba punggung dan bagian kecil janin, sedangkan pada uterus
sebelah bawah teraba kepala. Hal ini berarti letak janin dalam rahim Ny.F normal,
kali/menit, jelas dan kuat, punctum maksimum 3 jari kanan bawah pusat. Menurut
Walyani (2015) jumlah denyut jantung janin normal yaitu 120–160 x/menit kuat
dan teratur, jika DJJ <120 atau >160 maka kemungkinan ada kelainan pada janin
presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP. KU ibu dan janin baik. Menurut Diana
(2017) diagnose kebidanan pada kehamilan adalah Ny…. (G) …. (P) …. (Ab) ….
133
(Ah) Usia kehamilan…tunggal atau ganda, hidup atau mati, letak kepala atau
bokong, intra uterin atau ekstrauterin, keadaan jalan lahir normal atau tidak,
keadaan umum ibu dan janin baik atau tidak, sehingga dapat disimpulkan tidak ada
interpretasi data, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan teori yang dipelajari
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus terkait penatalaksanaan yang
diberikan.
didapatkan dari respon ibu terhadap penatalaksanaan yang diberikan, sehingga ibu
A. PERSALINAN
Ny.F merasa kenceng-kenceng mulai tanggal 3 juli 2021 pukul 10.00 WIB.
Menurut Manuaba (2013), tanda dari kala I persalinan adalah terjadinya his
persalinan dengan ciri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya
teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar. Ini menunjukkan
antara teori dengan kenyataan tidak terdapat kesenjangan. Pada kasus, berdasarkan
Oktarina (2016), persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Ny. F
133
Cemas yang berlebihan dapat menghambat dilatasi seviks normal, sehingga dapat
Ketuban Merembes sejak pukul 11.00 wib , Ketuban jernih dan his tidak kuat
tanda-tanda persalinan sudah ada. Ketuban Pecah pukul 21.00 wib. Ketuban pecah
disertai dengan tanda inpartu dan setelah satu jam tepat tidak di ikuti dengan proses
Pembukaan lengkap dialami Ny.F pada tanggal 3 juli 2021 pukul 22.00 wib
Pada Kala I berlangsung selama 12 jam . Menurut manuaba, 2014 pada kala I
merupakan salah satu masalah yang sering terjadi dalam proses persalinan. Kala I
untuk primigravida berlangsung 12 jam, untuk kala I fase aktif normalnya berjalan
kala II untuk primigravida 1,5 – 2 jam dan multigravida 30 menit – 1 jam. Ini
Bayi lahir pukul 22.35 WIB dengan apgar score 6 pada Menit pertama (
Asfiksia Ringan), Nilai 9 Pada menit ke 5 dan Nilai 10 pada menit ke 15 Plasenta
lahir pukul 22.45 WIB. Asfiksia adalah keadaan neonatus yang gagal bernapas
secara sepontan dan teratur saat lahir atau beberapa saat setelah lahir sehingga
hiperkarbi, dan asidosis. Adapun Apgar Score , Asfiksia berat dengan nilai
133
APGAR 0-3, Asfiksia ringan sedang dengan nilai 4-6, Bayi normal atau sedikit
asfiksia dengan nilai APGAR 7-9 dan Bayi normal dengan nilai APGAR 10
(Sarosa et al., 2011). Adapun Penanganan Asfiksia Ringan Pada Bayi Ny. F di
Bidan Praktik Mandiri Hermayanti yaitu dengan cara mengisap lendir pada hidung
dan mulut. Menurut Vida, 2016 Penanganan Asfiksia Ringan yaitu Pasang Relkiek
pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik. Bila gagal lakukan
pernafasan kodok (Frog Breathing) 1-2 menit yaitu kepala bayi ekstensi maksimal
beri o2 1-21/menit melalui kateter dalam hidung, buka tutup mulut dan hidung
Setelah menilai apgar Score dilakukan IMD selama 30 menit. Berdasarkan penelitian
Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2011, ditemukan sebagian besar ibu sudah
meletakkan bayi di dadanya segera setelah kelahiran. Namun 87% bayi hanya diletakkan
dengan durasi kurang dari 30 menit, padahal IMD yang tepat harus dilakukan minimal 1
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilakukan dengan cara meletakkan bayi secara
tengkurap di dada atau perut ibu sehingga kulit bayi bersentuhan pada kulit ibu
yang dilakukan sekurang-kurangnya satu jam segera setelah lahir. Jika kontak
tersebut terhalang oleh kain atau dilakukan kurang dari satu jam maka dianggap
dilakukan dengan teori bahwa terdapat kesenjangan antara praktik dengan teori.
Pada kala III, 2 menit setelah bayi lahir petugas menyuntikkan Oksitosin di
Paha Bagian Lua dan Mendapatkan adanya tanda-tanda lepasnya plasenta, seperti
rahim menonjol diatas simpisis, tali pusat bertambah panjang, rahim bundar dan
keras, keluar darah secara tiba- tiba. Setelah terjadi pelepasan plasenta, seluruh
133
bagian plasenta, tali pusat dan selaput ketuban lahir lengkap. Total waktu yang
Walyani (2015) Seluruh proses kala III biasanya berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir, sehingga didapat antara kasus dan teori tidak ada kesenjangan.
darah sejumlah kurang lebih ≠ 200 cc. menurut Manuaba (2013) perdarahan
dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc. Sehingga didapat
jalan lahir dan terdapat laserasi jalan lahir Derajat 2 Sehingga dilakukan
atau robekan jalan lahir yang menyebabkan terbukanya pembuluh darah. Robekan
jalan lahir ini dapat mencapai kandung kemih dan organ lainnya, sehingga sangat
Pengawasan Kala IV selama 2 jam post partum untuk memberikan asuhan pada
Ny.F antara lain: mengawasi TD, keadaan umum ibu, tinggi fundus uteri, kontraksi
uteri, kandung kemih dan perdarahan post partum dan semua hasilnya normal.
penyuluhan tentang tehnik relaksasi dan manfaat nyeri persalinan itu sendiri.
Observasi persalinan dilakukan sesuai dengan teori, yaitu: DJJ, his, dan nadi setiap
133
1/2 jam, pembukaan serviks, penurunan bagian terendah janin dan tekanan darah
setiap 4 jam atau sewaktu-waktu jika ada tanda gejala kala II, suhu tubuh dan
produksi urin setiap 2 jam, mengajarkan ibu teknik pernafasan yang benar saat ada
motivasi dan dukungan, meminta ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB. Pada
dengan APN agar ibu dan bayi sehat dan tidak terdapat permasalahan yang serius
serta menilai keadaan bayi baru lahir. Setelah itu dilakukan pemantauan keadaan
umum ibu serta bayi. Tidak lupa memberikan injeksi vitamin K dan salep mata .
pelaksanaan sudah sesuai antara pelaksanaan dengan teori. Dan Ada beberapa yang
B. MASA NIFAS
Pada saat hari pertama postpartum perhatian ibu terfokus pada dirinya sendiri
dan masih tergantung dengan orang sekitarnya serta belum bisa bertanggungjawab
dalam mengurus bayinya, hal tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan ibu
berada pada fase taking in. Menurut Astuti (2015) fase taking in lamanya 3 hari
pertama setelah melahirkan. Fokus pertama pada diri ibu sendiri, tidak pada bayi,
ibu membutuhkan waktu untuk tidur dan istirahat. Pasif, ibu mempunyai
dalam merawat bayi dan merasa takjub ketika melihat bayinya yang baru lahir.
Pada pemeriksaan nifas 8 jam postpartum tanggal 4 juli 2021 didapatkan hasil
133
ASI belum keluar, bayi sering menyusu dan dibantu dengan susu formula , TFU 2
jari bawah pusat dan lochea rubra. Menurut Prawirohardjo (2011) Pada hari-hari
pertama ASI belum banyak, sehingga bayi akan sering menyusu. Apabila ASI
sudah banyak bayi akan mengatur sendiri kapan akan menyusu. Menurut Astuti
(2015) TFU pada 6 jam post partum adalah 2 jari dibawah pusat sedangkan lochea
P1A0, 8 jam post partum, persalinan normal, laktasi, involusi, lochea normal,
keadaan umum ibu baik. Diagnose kebidanan sesuai dengan teori yaitu 8 Jam
gizi simbang, ambulasi dini, cara menyusui . Menurut Setyo Retno Wulandari
ditandai dengan rasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan yang tidak
struktur interaksi keluarga yang sudah terbentuk. Sebagian besar wanita mengalami
umum adalah depresi, mudah marah dan mudah frustasi, serta emosional.
Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang
paling sering terjadi pada ibu post partum, baik primipara maupun multipara.
133
keluarga sangat membantu ibu post partum, apalagi pada ibu yang baru pertama
kondisi stabil, baik fisik maupun psikologinya. Ia masih sangat asing dengan
perubahan peran barunya yang begitu fantastis terjadi dalam waktu yang begitu
cepat yaitu peran menjadi seorang ibu. Dukungan sosial keluarga merujuk pada
dukungan sosial yang dirasakan oleh anggota keluarga. Anggota keluarga yang
dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator identitas
keluarga. Dukungan emosional yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi
(Setiadi 2010).
Penyuluhan yang telah diberikan, dilaksanakan ibu dengan sebaik mungkin. Ini
menunjukkan kesesuaian antara pelaksanaan pada teori dan kasus nyata. Hasil
Dalam 8 jam pertama, bayi Ny. F sudah bisa BAK 3 kali, warna kuning jernih,
BAB 3x, konsistensi lunak, warna kehitaman. Menurut Tando (2016) dalam waktu
133
24 jam, bayi mengeluarkan mekonium dan berkemih 20 – 30 cc urine per hari
dikeluarkan bayi pada hari – hari pertama disebut mekonium. Mekonium adalah
ekskresi gastrointestinal bayi yang diakumulasi dalam usus sejak masa janin, yaitu
Bayi Ny. F diberi minum ASI setiap 2 jam dibantu dengan susu formula,
Menurut Tando (2016) ASI merupakan makanan yag terbaik bagi bayi dan
mengandung zat gizi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik
kualitas maupun kuantitas. ASI di berika sesuai kebutuhan bayi, biasanya bayi
mersa lapar setelah 2-4 jam. Jangan beri susu formula sebelum usis bayi 6 bulan
Tali pusat bayi dibungkus dengan menggunakan kasa steril dan kering tanpa
dibubuhi ramuan atau alcohol, segera dibersihkan jika terkena kotoran, kasa diganti
setiap mandi atau saat kotor. Menurut Tando (2016) Sisa tali pusat sebaiknya
dipertahankan dalam keadaan terbuka, di tutupi kasa bersih / steril, jika tali pusat
terkena urine/feses, harus segera dicuci dengan menggunakan air bersih dan sabun
kemudian dikeringkan.
bayi didapatkan hasil TD: 60/30 mmHg, Nadi : 102 x/i, Respirasi: 33x/i, Suh:
36,3̊C. Menurut Tando (2016) suhu bayi normal adalah 36,5 – 37,50C dan
(Kristianansari, 2011).
lahir. Hal ini tidak sesuai dengan jadwal imunisasi dasar lengkap yaitu imunisasi
133
Pemberiaan Hb0 saat usia 0-7 hari.
Bayi Ny.F bayi baru lahir normal, cukup bulan, sesuai masa kehamilan, ku
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus nyata. Dimana 2 jam pertama bayi
sudah diberikan minum asi dan Pemberian Hb0 dilakukan 8 jam setelah bayi baru
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
pada klien dan/atau keluarga. Hasil evaluasi harus ditindaklanjuti sesuai dengan
kondisi klien/pasie
133
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
manajemen kebidanan Varney yang dilaksanakan mulai dari 30 juni-4 juli 2021
1. Ny. F G1P0A0 usia 23 tahun selama masa kehamilan tidak ada keluhan khusus
2. Pada proses persalinan Ny. F keadaan ibu dan janin pada kala I persalinan baik,
Pemantauan 2 jam post partum setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap
baik, plasenta lahir spontan dan lengkap, Terdapat laserasi derajat 2 , tidak ada
perdarahan abnormal.
3. Hasil pengkajian setiap kujungan nifas pada Ny.F tidak ada keluhan yang
menggaggu, ada masalah pada payudara dan produksi ASI dimana asi belum
keluar dan puting susu sebelah kanan terbenam, TFU turun sesuai teori,
kontraksi keras, perubahan warna lochea normal, dan tidak ditemukan tanda –
133
tanda infeksi. Perencanaan sesuai dengan teori asuhan pada ibu nifas.
involusi dan lochea normal, bayi menyusu dengan susu formula. Hal ini ada
4. Bayi Ny.F dari hasil pengkajian tidak ada keluhan yang mengganggu sampai
kunjungan yang terakhir. Penambahan berat badan bayi sesuai, TTV selalu
normal, tidak ada tanda infeksi pada tali pusat, bayi menyusu kuat, reflek baik,
tidak ada kelainan pada bayi. Perencanaan sesuai dengan teori asuhan
eksklusif, dan penyuntikan Hb0 dilakukan pada 8 jam bayi baru lahir, keadaan
bayi sehat. Sehingga masih ada kesenjangan antara pelaksanaan dan teori.
5.2 Saran
bersalin, masa nifas, dan masa bayi baru lahir sehingga ibu mengerti tentang
kesehatannya.
3. Bagi pendidikan
133
materi yang telah diberikan baik dalam proses perkuliahan maupun praktik
berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
pelayanan kebidan
4. Bagi penulis
wawasan dan sebagai proses persalinan, nifas, dan Bayi Baru Lahir dapat berjalan
kehamilan persalinan, nifas dan bayi baru lahir sehingga menurunkan angka
133
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IBG, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.
Jakartan: EGC
Manuaba, I., Manuaba, I. & Manuaba, I. F., 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB. 2 ed. Jakarta: EGC.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Mulyani, dan M. Rinawati. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta: Nuha Medika
Mulati, Erna, (ed.). 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak Continuum Of
Carelife Cycle. Jakarta: Kemenkes
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
133
Romauli, S. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sondakh, J. J.2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru Lahir. Malang:
Penerbit Erlangga.
Tando. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak
133
DOKUMENTASI
133
133