TA - PRAKPJ - KELAS A - Muhammad Nur Ihsan
TA - PRAKPJ - KELAS A - Muhammad Nur Ihsan
TA - PRAKPJ - KELAS A - Muhammad Nur Ihsan
Departemen Geografi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Indonesia
Abstrak. Seiring dengan berjalannya waktu, tutupan lahan dari setiap permukaan Bumi pasti akan terjadi
perubahan. Salah satu cara untuk megidentifikasi perubahan tutupan lahan yang terjadi adalah dengan
melakukan kegiatan identifikasi dengan menggunakan citra pengindraan jauh. Wilayah penelitian untuk
kegiatan penelitian kali ini adalah Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Wilayah
penelitian ini didapatkan datanya melalui website milik united state geological survey yaitu citra landsat 8
untuk wilayah Kabupaten Wonosobo. Data yang didapat kemudian akan diolah menjadi sebuah citra yang
akan digunakan untuk mengambil informasi mengenai tutupan lahan Kabupaten Wonosobo. Metode yang
digunakan untuk pada penelitian kali ini adalah menggunakan metode klasifikasi supervised menggunakan
aplikasi ENVI. Klasifikasi tutupan lahan pada Kabupaten Wonosobo dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu lahan
terbangun, badan air, vegetasi, dan lahan terbuka. Lalu, untuk menilai akurasi klasifikasi, penelitian ini
menggunakan metode uji klasifikasi dengan menghitung nilai Kappa Hat.
Kata kunci: Wonosobo, Landsat 8, ENVI, klasifikasi terbimbing, uji akurasi, tutupan lahan
1 Pendahuluan
1.2 Tujuan
Penelitian yang menggunakan citra pengindraan jauh Kabupaten Wonosobo ini bertujuan untuk
mengidentifikasi tutupan lahan pada wilayah Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia dengan
menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji akurasi
hasil identifikasi klasifikasi yang dilakukan pada wilayah penelitian.
2 Tinjauan Pustaka
0,8 - 1 Tinggi
3 Metodologi
Gambar. 2. Pencarian Data Citra Landsat 8 Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah
Pada Gambar. 2. Didapatkan citra Landsat 8 yang dibutuhkan, yaitu citra Landsat 8 dengan ID :
LC08_L1TP_120065_20180505_20180517_01_T1 , Path 120 dan Row 65, serta tanggal akuisisi yaitu pada
tanggal 2018 - 05 – 05.
Pada proses dijitasi ini digunakan 50 objek tiap bagian mulai dari 50 objek Lahan Terbuka, 50 objek
Lahan Terbangun, 50 Objek Vegetasi, 50 objek Badan Air.
Gambar. 15. Hasil Klasifikasu Supervised
Dapat terlihat dari gambar 18. Bahwa pada Kabupaten Wonosobi sebagian besar ditutupi oleh Vegetasi
hal ini dapat dibebkan karena Kabupaten Wonosobo merupakan Kabupaten yang dikelilingi oleh gunung dan
perbukitan, mulai dari gunung Prau, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Bismo. Lokasi
Permukiman warga terdapat pada kaki-kaki gunung dan perbukitan serta akses jalan raya, hal ini pula yang
menyebabkan banyaknya sawah dan kebun yang ada di Kabupaten Wonosobo.Karena banyaknya sawah serta
kebun yang ada di kabupaten wonosobo, Bertani dan Berkebun merupakan salah satu mata pencaharian warga
yang ada di Kabupaten Wonosobo, selain gunung yang menjadi tempat wisata yang di Kelola oleh warga local
dapat pula menjadi mata pencaharian bagi masyarakat Kabupaten Wonosobo. Pada penelitian kali ini, sawah
dimasukkan ke dalam kelas vegetasi, namun jika sawahnya terbilang kering dimasukkan ke dalam kelas lahan
terbuka.
4.2 Uji Akurasi
Uji akurasi dilakukan dengan pengecekkan random point yang sudah dibuat pada aplikasi ArcGIS Pro
menggunakan aplikasi Google Earth Pro. Titik-titik yang sudah diletakkan pada google earth pro dicek satu per
satu, apakah sudah sesuai dengan kelas klasifikasi yang sudah ditentukan sebelumnya pada aplikasi ENVI. Pada
aplikasi google earth pro kita dapat mengetahui apakah titk sampel kelas klasifikasi yang sudah dibuat sesuai
dengan pada penampakan aslinya atau tidak. Uji Akurasi tersebut akan dihitung dengan menggunakan tabel
confusion matrix.
Tabel 2. Matriks kesalahan (confusion matrix)
Google Earth
Kelas Tutupan (25-06-2019)
Lahan Lahan Vegetasi Badan Lahan Total User’s
Terbang Air Terbuka accuracy
un
Lahan Terbangun 33 12 0 5 50 66%
Vegetasi 1 49 0 0 50 98%
Badan Air 0 0 49 1 50 98%
Lahan Terbuka 4 9 6 31 50 62%
Total 38 70 55 37 250
Producer’s 86,84% 70,00% 89,09% 83,78%
accuracy
Overal Accuracy 81%
Berdasarkan perhitungan uji akurasi didapatkan Overal Accuracy sebesar 81% dan nilai Kappa
Hat sebesar 0,7467. Jika mengacu pada tingkat akurasi menurut (Landis dan Koch, 1977) yang
terdapat padaTabel 1 maka tingkat akurasi yang telah dihasilkan berada pada tingkat sedang.
Hasil nilai Kappa Hat yang didapat bisa terbilang tidak terlalu baik dikarenakan banyak objek
yang salah kelas klasifikasi pada ENVI. Hal ini dapat terjadi karena terdapat perubahan tutupan lahan
seiring berjalannya waktu dan banyak objek yang bisa terbilang hampir mirip satu sama lain, seperti
vegetasi dan sawah kering. Sawah pada penelitian ini termasuk dalam kelas vegetasi sedangkan dalam
sawah yang terbilang kering dimasukkan ke dalam lahan terbuka. Sama halnya seperti vegetasi dan badan
air, pada citra yang terlihat dalam aplikasi ENVI hampir sama dengan warna yang sama-sama terbilang
gelap. Hal-hal seperti itu, mampu mempengaruhi hasil uji akurasi dan membuat peneliti mengalami
masalah dalam menentukan objek-objek yang diklasifikasi.
Kesimpulan Pada penelitian kali ini menggunakan aplikasi Envi, ArcGIS Pro, dan Google Earth Pro.
Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode klasifikasi dan uji akurasi. Klasifikasi ini bertujuan untuk
membuat gambaran umum tampilan citra mentah (Tampilan RGB) yang terkesan rumit sehingga menghasilkan
informasi spasial dengan tampilan yang mudah untuk diinterpretasi dan dipahami. Uji akurasi bertujuan untuk
menginformasikan kepada pengguna peta seberapa akurat klasifikasi yang telah kita lakukan karena Data
mengenai citra penginderaan jauh yang didapat perlu di validasi. Wilayah penelitian pada penelitian kali ini
adalah Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pada Kabupaten Wonosobo, kelas klasifikasi dibagi
menjadi kelas, yaitu lahan terbangun yang disimbolkan warna merah muda, vegetasi yang disimbolkan warna
hijau, badan air yang disimbolkan warna biru, awan, dan lahan terbuka yang disimbolkan warna kuning. Hasil
klasifikasi tersebut kemudian dilakukan uji akurasi menggunakan Google Earth Pro. Didapatkan dari hitung uji
akurasi, bahwa Overal Accuracy penelitian ini sebesar 81% dan nilai Kappa Hat sebesar 0,7467. Jika mengacu
pada tingkat akurasi menurut Landis dan Koch pada tahun 1977, maka tingkat akurasi yang telah dihasilkan
berada pada tingkat sedang. Kabupaten Wonosobo juga memiliki memiliki tingkat kerapatan vegetasi yang
terbilang tinggi hingga sangat tinggi.
6 Daftar Pustaka
Wynne, R. H., Magnuson, J. J., Clayton, M. K., Lillesand, T. M., & Rodman, D. C. (1996). Determinants of temporal
coherence in the satellite‐derived 1987–1994 ice breakup dates of lakes on the Laurentian Shield. Limnology and
Oceanography, 41(5), 832-838.
Wulansari, H. (2017). Uji Akurasi Klasifikasi Penggunaan Lahan Dengan Menggunakan Metode Defuzzifikasi Maximum
Likelihood Berbasis Citra Alos Avnir-2. BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, 3(1), 98-110.
Sampurno, R. M., & Thoriq, A. (2016). Klasifikasi Tutupan Lahan Menggunakan Citra Landsat 8 Operational Land Imager
(Oli) Di Kabupaten Sumedang (Land Cover Classification Using Landsat 8 Operational Land Imager (Oli) Data In
Sumedang Regency). Jurnal Teknotan Vol, 10(2).
Syah, A. F. (2010). Penginderaan jauh dan aplikasinya di wilayah pesisir dan lautan. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of
Marine Science and Technology, 3(1), 18-28.
Danoedoro, P. (2015). Pengaruh jumlah dan metode pengambilan titik sampel penguji terhadap tingkat akurasi klasifikasi
citra digital penginderaan jauh. Prosiding. Simposium Sains Geoinformasi ke-4, 27-28.
foresteract.com. 2016. Klasifikasi Terbimbing dan Klasifikasi Tidak Terbimbing. Diakses pada 30 Desember 2022, dari
https://foresteract.com/klasifikasi-terbimbing-dan-klasifikasi-tidak-terbimbing/.
Bashit, N., Prasetyo, Y., & Suprayogi, A. (2019). Klasifikasi Berbasis Objek untuk Pemetaan Penggunaan Lahan
menggunakan Citra SPOT 5 di Kecamatan Ngaglik. TEKNIK, 40(2), 122-128.