Match Factor Overburden
Match Factor Overburden
Match Factor Overburden
MAGANG INDUSTRI
OLEH
RM. ALIFUDDIN PURNOMO KAHAR
D111181002
KOLAKA
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : D111181002
sebagai bentuk penilaian dan evaluasi kegiatan magang industri di PT. Ceria Nugraha
Mengetahui,
Manager STP-TS
Agus Satria
ID.10819
ii
ABSTRAK
PT. Ceria Nugraha Indotama merupakan perusahaan tambang yang bergerak pada
penambangan bijih nikel laterit dengan luas IUP 6.785 hektar pada Blok Lapapao dan
secara administrasi beroperasi di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi
Tenggara. Dalam kegiatan penambangan, perusahaan memiliki target produksi yang
ingin dicapai. Tercapainya target produksi didukung oleh beberapa faktor salah satunya
adalah faktor produktivitas alat yang didalamnya mencakup match factor atau keserasian
kerja alat mekanis yang merupakan suatu faktor penting yang digunakan dalam
menentukan jumlah gali muat dan alat angkut, agar terjadi sinkronisasi kerja sehingga
menunjang tercapainya target produksi yang telah ditetapkan. Hasil yang diperoleh dari
perhitungan match factor alat gali muat dan alat angkut masing-masing 0,43 dengan
waktu antrian dan 0,5 tanpa waktu antrian yang menunjukkan alat gali muat lebih sering
menunggu alat angkut.
iii
ABSTRACT
PT. Ceria Nugraha Indotama is a mining company engaged in laterite nickel ore mining
with an IUP area of 6,785 hectares in the Lapapao Block and administratively operates
in Wolo District, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi Province. In mining activities, the
company has a production target to be achieved. The achievement of production targets
is supported by several factors, one of which is the productivity factor of the equipment
which includes the match factor or work compatibility of mechanical devices which is an
important factor used in determining the amount of excavator and dump truck, so that
work synchronization occurs so as to support the achievement of production targets that
have been set. set. The results obtained from the calculation of the match factor of the
loading and unloading equipment are 0.43 with queuing time and 0.5 without queuing
time, which indicates that the loading and unloading equipment waits more often for the
transportation equipment.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur puji panjatkan kehadirat Allah SWT yang tak henti-hentinya
memberikan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, manusia terbaik
Laporan ini dibuat sebagai bentuk penilaian terhadap progres kegiatan magang
industri yang dilaksanakan di PT.Ceria Nugraha Indotama, baik oleh pihak perusahaan
maupun universitas. Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah Subhanahu Wata’ala yang selalu ada dalam setiap langkah, atas segala
2. Kedua orang tua dan keluarga yang tak hentinya memberikan doa dan dukungan
kepada penulis.
4. Bapak Agus Satria selaku Manager Departemen Mine Technical Service sekaligus
Nugraha Indotama yang telah memberikan banyak arahan dan masukan selama
5. Kak Resa Rifal Praditia, Kak Sigit, Kak Inggit dan Kak Faruq yang telah banyak
v
6. Seluruh MTS-Team yang telah memberikan arahan, masukan, dan ilmu yang
7. Bapak Asran Ilyas S.T., M.T. PhD selaku Ketua Departemen Teknik
8. Bapak Dr. Aryanti Virtanti Anas, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium
sangat bermanfaat.
kepada penulis.
Misi Dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah Universitas Hasanuddin) Periode 2020 dan
kedepannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan baik berupa saran maupun
kritik yang membangun guna menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
kedepannya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
3.4 Hambatan Yang Dihadapi ....................................................................... 15
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Nilai BFF Berdasarkan Kondisi Penggalian (Komatsu Ltd, 2006) ....................... 32
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
(KEMENDIKBUD). Program Magang Merdeka sebagai opsi dari MBKM bertujuan untuk
menyiapkan mahasiswa agar dapat bersaing di dunia kerja setelah lulus dari perguruan
tinggi, dengan berbekal ilmu dan pengalaman yang telah didapatkan selama magang.
meningkatkan dan memperoleh ilmu serta pengalaman lebih yang diharapkan nantinya
mampu untuk menopang kegiatan industri di tanah air, salah satunya adalah industri
pertambangan.
Nikel dan kobalt merupakan salah satu komoditas sumber daya mineral yang
sangat bermanfaat sebagai bahan baku dalam memproduksi baja tahan karat. Nikel dan
kobalt dapat diperoleh dari bijih laterit. Endapan laterit terbentuk melalui proses
pelapukan kimia dalam waktu yang sangat Panjang (Kuck, 2012). Nikel dan kobalt
1
memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sehingga jumlah
Ceria Nugraha Indotama bekerja sama dengan berbagai perusahaan kontraktor untuk
Nugraha Indotama adalah sistem tambang terbuka dengan menggunakan metode open
cast yang merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang terletak pada
lereng bukit.
dicapai. Tercapainya target produksi harus didukung oleh beberapa faktor salah satunya
adalah faktor produktivitas yang didalamnya mencakup match factor atau keserasian
kerja alat mekanis yang merupakan suatu faktor penting yang digunakan dalam
penentuan jumlah alat angkut dan alat gali muat, agar terjadi sinkronisasi kerja antara
alat gali muat dan alat angku sehingga dapat menunjang tercapainya target produksi
mengangkat topik “Keserasian Kerja (Match Factor) Alat Gali Muat Dan Alat Angkut Pada
Indotama”, dimana topik ini berfokus pada evaluasi terhadap match factor alat gali muat
dan alat angkut pada kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ( overburden) pada
pit Garuda agar tercapainya sinkronisasi atau keserasian kerja antara alat gali muat dan
2
2. Bagaimana keserasian kerja (match factor) alat gali muat dan alat angkut dalam
Indotama?
3. Apa saja faktor yang menghambat waktu kerja efekif alat gali muat dan alat
Adapaun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan topik industri yang diangkat adalah
sebagai berikut:
Nugraha Indotama.
2. Mengetahui keserasian kerja (match factor) alat gali muat dan alat angkut di PT.
3. Mengetahui faktor yang menghambat waktu kerja efekif alat gali muat dan alat
dan vegetasi lainnya dengan bantuan alat-alat mekanis seperti excavator dan
3
Gambar 1.1 Proses Pembersihan lahan (land clearing)
pengupasan lapisan tanah penutup terdiri dari dua bagian yang dikupas yaitu top
soil dan overburden atau OB. Bagian top soil ditempatkan pada area khusus
4
2. Pengambilan Bijih (Ore getting)
mengambil bahan tambang yang bernilai ekonomis atau sering disebut bijih ( ore)
beberapa pit yang ada di PT. Ceria Nugraha Indotama yang dikontrol oleh
Departemen QAQC (Quality Analysis and Quality Control) dalam hal ini tim grade
control. Tim grade control memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan operator
ditambang memiliki kadar yang memenuhi Cut of Grade (COG). Kegiatan ini juga
berupa ekstraksi deposit ore nikel dari in-situ untuk dikumpulkan pada front area
penambangannya para crew dilapangan berpatokan pada Cut Off Grade (CoG)
untuk blending dan kualitas untuk ekspor. Proses penambangan dilakukan secara
5
3. Pemuatan bahan Galian (Loading)
tertambang ore, overburden dan juga waste menggunakan excavator dari hasil
waste dump, top soil diangkut ke bank soil, dan ore yang selanjutnya diangkut
dermaga (jetty).
6
5. Pengapalan (Barging)
ore baik itu dari pit maupun stockpile . Pengapalan dilakukan apabila kualitas ore
sudah memenuhi syarat kadar Ni>1,5% atau sesuai dengan permintaan pihak
pembeli.
6. Reklamasi
dilakukan, guna untuk menata dan memperbaiki kembali lahan yang telah
pit yang telah ditinggalkan (mine out), dengan menanam berbagai jenis pohon
7
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
penambangan bijih nikel laterit dengan luas IUP 6.785 hektar pada Blok Lapapao dan
Tenggara (Gambar 2.1). PT Ceria Nugraha Indotama didirikan pada 18 Maret 1991
berdasarkan Akta Notaris No. 29 yang diterbitkan oleh Mestariany Habie, S.H. Saat ini
nikel dengan sistem pirometalurgi dengan metode RKEF (Rectangular Rotary-kiln Electric
pengolahan nikel kadar rendah dan kobalt dengan sistem hidrometalurgi dengan metode
Eksplorasi) sesuai dengan Surat Bupati Kolaka Nomor 348 pada 2011. Pada 2012 izin ini
ditingkatkan dari IUP Eksplorasi menjadi IUP Operasi Produksi dengan Surat Bupati
Kolaka Nomor 177. Sertifikat clear and clean diterima pada 8 November 2013 dengan
perusahaan melalui notaris Nini Savitry, SH pada tanggal 25 Mei 2011 dan telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
juga dilengkapi dengan Izin AMDAL yang disetujui oleh Pemerintah sesuai dengan
8
Gambar 2.1 merupakan batas wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang
tersebut, PT. Ceria Nugraha Indotama memiliki visi, misi, serta nilai-nilai sebagai berikut
Menjadi perusahaan nikel dan kobalt kelas dunia melalui praktik-praktik bisnis
9
2.2.2 Misi Perusahaan
Untuk menghasilkan produk nikel dan kobalt dengan memaksimalkan nilai melalui
1. Care
2. Equality
Kami memperlakukan orang-orang kami secara etis dan menghormati satu sama
lain, kami memberikan kesempatan yang sama untuk berkembang dan tumbuh
secara maksimal.
3. Reability
Kami melayani produk dan layanan yang andal untuk pengembangan ekonomi
4. Integrity
Kita berperilaku etis dalam bisnis dengan integritas tinggi dalam setiap
5. A-Team
Kami menunjukkan sebagai A-Team untuk bekerja melalui komitmen kami untuk
yang dipimpin langsung oleh President Director (Direktur Utama) dan didampingi oleh
Director of Finance & Support, Deputy President Director dan Director of Operation. Pada
10
struktur manajemen PT. Ceria Nugraha Indotama terdapat beberapa General Manager
Management, General Manager of Project RKEF Smelter (Line 1-6), General Manager of
Finance, General Manager of Shipment Port Operation and Maintenance dan General
Manager HSE & Sustainability yang dibawahi langsung oleh direktur utama dan direktur
Manager of Site Operation diantaranya, Mining Operation (MO), Quality Assurance and
Quality Control (QAQC), Project Development (PDM), Mining Technical Service (MTS),
Transhipment and Port Operation dan Exploration. Pada kegiatan magang industri ini
11
2.4 Kondisi Regional Daerah
2.4.1 Geomorfologi
sekitarnya didasari pada laporan hasil pemetaan geologi lembar Kolaka, Sulawesi
Tenggara yang disusun oleh Simandjuntak, dkk (1993). Daerah penelitian termasuk
dalam geomorfologi regional lembar Kolaka yang dapat dibagi dalam daerah
terdapat pegunungan yakni pegunungan Blok Lapao-pao dibentuk oleh batuan granit .
Daerah perbukitan menempati bagian timur dengan ketinggian 200-700 meter dan
merupakan perbukitan agak landai yang terletak diantara pegunungan dan pedataran.
pertemuan tiga lempeng besar, yaitu lempeng Indo–Australia, lempeng Pasifik, lempeng
Eurasia dan lempeng kecil Filipina. Karena proses tumbukan ke empat lempeng ini,
menyebabkan pulau Sulawesi memliki empat buah lengan dengan proses tektonik yang
menjadi empat bagian, yaitu Mandala barat sebagai jalur magmatik yang merupakan
bagian ujung timur Paparan Sunda, Mandala tengah yang merupakan batuan malihan
yang di tumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia, Mandala timur
berupa ofiolit yang merupakan segmen dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan
12
Daerah Kolaka termasuk dalam bagian dari Ofiolit Sulawesi Timur (East Sulawesi
Ophiolite/ESO). Ofiolit Sulawesi Timur (ESO) adalah satu dari tiga ofiolit terbesar di
dunia. Total panjang ESO lebih dari 700 km dari Teluk Gorontalo, melewati Lengan Barat
dan Tengah mengarah ke Lengan Tenggara Sulawesi dan pulau Buton serta Kabaena.
ESO juga meluas ke Kompleks Lamasi Lengan Selatan melewati Teluk Bone. Total area
Berdasarkan peta geologi regional lembar Kolaka, Sulawesi Skala 1:250,000 yang
dkk, 1993). Formasi yang menyusun daerah sekitar IUP PT CNI yaitu Kompleks
Gambar 2.3 Peta Geologi Regional PT. Ceria Nugraha Indotama (Simandjuntak dkk, 1993).
tumbukan dari pinggiran benua yang aktif. Berdasarkan struktur, himpunan batuan,
biostratigrafi dan umur, daerah ini dapat dibagi menjadi 2 domain yang sangat berbeda,
13
yakni: 1) allochton : ofiolit dan malihan, dan 2) autochton: batuan gunungapi dan pluton
Tersier dan pinggiran benua Sundaland, serta kelompok molasa Sulawesi. Lembar
yang sangat rumit. Hal ini disebabkan oleh pengaruh pergerakan tektonik yang telah
berulangkali terjadi di daerah ini. Struktur geologi yang terdapat pada daerah Wolo
berupa sesar geser mendatar, sesar turun, kekar turun, kekar yang dijumpai hampir
pada semua batuan komplek mafik batuan komplek mafik dan batuan ultramafik, begitu
juga perlipatan perlipatan yang diduga mulai terbentuk sejak mezosoikum (Simanjuntak
dkk, 1993). Pada daerah Wolo banyak terdapat kekar-kekar yang terisi oleh mineral-
14
BAB III
2022 hingga 01 Februari 2023 di PT. Ceria Nugraha Indotama pada Departemen Mine
Technical Sevice. Tahapan kegiatan Magang Industri di PT. Ceria Nugraha Indotama
1. Persiapan Awal
berbagai pertanyaan yang akan dijawab berhubungan dengan kesehatan peserta dan
pengecekan kartu ataupun sertifikat vaksin COVID-19 sebagai salah satu syarat untuk
Pendataan diri dan pembagian id-card didampingi oleh bagian Human Resources
Department (HRD) dan dirangkaikan dengan safety induction yang didampingi oleh divisi
15
memberitahukan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Kesehatan dan
awal telah dilakukan, penulis ditempatkan pada departemen Mine Technical Service dan
untuk masuk ke lokasi tambang, adapun APD yang dibagikan yaitu sepatu safety, helm,
4. Konsultasi Pembimbing
dapat mengarahkan mahasiswa dalam hal jobdesk, lokasi pengambilan data dan jenis
5. Safety Talk
Safety talk (disebut juga safety morning talk atau toolbox meeting) adalah
pertemuan yang dilakukan rutin antara supervisor dengan para pekerja atau karyawan
untuk membicarakan hal-hal mengenai K3, baik tentang isu terbaru, regulasi, prosedur
kerja, alat pelindung diri, potensi bahaya, dan lain-lain. Safety talk dilakukan setiap hari
Senin sebelum seluruh kegiatan dimulai baik kegiatan di kantor maupun di lapangan.
Safety talk wajib diikuti oleh seluruh karyawan dan peserta Kerja Praktik dengan tujuan
16
Gambar 3.2 Kegiatan Safety Talk Setiap Hari Senin
untuk mengenal lokasi kerja serta mempelajari kegiatan penambangan secara langsung.
17
7. P5M dan P2H pada Pit Garuda
Pengambilan data cycle time dilakukan setelah sebanyak 4 kali, yaitu pada
tanggal 22 Agustus 2022 pada pit Barokah, 24 Agustus 2022 pada pit Garuda, 01
September pada pit Lola, dan tanggal 20 Oktober 2022 pada pit Barokah kembali.
Pengambilan data cycle time dilakukan adalah cycle time dumptruck dan cycle time
9. Mining Tour
temuan seperti rencana terkait teknis penambangan ataupun terkait isu safety
dilapangan.
18
Gambar 3.5 Kegiatan Mining Tour
untuk keperluan pemetaan seperti penempatan boundary pit, plan titik bor,dan test pit.
Kegiatan survey pemetaan dan topografi dilakukan setiap hari untuk memperoleh
19
11. Pengerjaan Laporan
industri dalam rentang waktu 3 bulan pertama baik oleh pihak perusahaan maupun pihak
universitas.Tahapan dan alur kegiatan magang industri secara umum diuraikan pada
Tabel 3.1.
4. Uang saku
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang digunakan dalam
20
1. Kegiatan Observasi
2. Kegiatan Dokumentasi
Data primer merupakan data yang diambil secara langsung dilapangan selama
tanah penutup (overburden) dari pit Garuda menuju disposal. Cycle time terdiri dari
waktu antri di mine front sebelum pemuatan, maneuver sebelum pemuatan (loading),
waktu pemuatan material (ore loading), waktu mengangkut (hauling), waktu antri
Cycle time yang diambil merupakan cycle time hauling overburden yang nantinya
Cycle time excavator juga diambil langsung pada pit Garuda, setelah proses
pengupasan lapisan tanah penutup (stripping) dilakukan dan material siap diangkut
21
menuju disposal atau waste dump. Spesifikasi dumptruck dan excavator. Spesifikasi
dumptruck dan excavator juga diambil langsung pada pit Garuda, karena type alat
juga sangat penting untuk diketahui untuk mengetahui kapasitas bucket, swell factor,
3. Kondisi material
Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara langsung selama
data yang diperoleh dari perusahaan. Adapun data sekunder yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
1. Data prodouksi
Data produksi merupakan data yang berisikan hasil produksi yang dicapai
dalam waktu tertentu serta perbandingan antara produksi aktual dan target ( plan)
2. Efisiensi kerja
perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan waktu yang tersedia.
3. Ketersediaan alat
alat muat maupun alat angkut. Ketersediaan alat merupakan faktor yang
22
avability), ketersediaan fisik (Phsycal Avability), Use of Avability, dan Effective
Utilization.
Jadwal jam kerja meliputi hours worked, repair worked, standby hours,
schedule hours dan total hours. Data-data ini nantinya akan diolah untuk mengetahui
Kegiatan yang dikerjakan penulis selama tiga bulan melaksanakan magang industri
Daily report form aktivitas unit merupakan data terkait aktivitas unit
dilapangan baik alat gali muat (excavator) maupun alat angkut (dumptruck),
serta peralatan mekanis penunjang lainnya seperti vibro, water truck, grader
tower lamp dan bull dozer. Form ini menjabarkan tentang aktivitas unit yang
terdiri dari waktu standby, work dan repair yang disertai dengan aktivitas
didalamnya.
23
Setelah data dari checker di input dalam tabel Microsoft excel seperti pada
gambar 3.5, maka selanjutnya dilakukan validasi data terkait jam kerja dan
berdasarkan aktivitas unit yang terdiri dari mechanical avability (MA), physical
Setelah data divalidasi, selanjutnya akan muncul data terkait rata-rata per-
24
2. Equipment Daily Performance Report
harian peralatan berdasarkan data jam kerja unit yang diperoleh dari operato
yang terdiri dari alat gali muat (excavator) dan alat angkut (dumptruck).
Equipment daily performance report terdri dari jam kerja unit berserta
25
3.4 Hambatan Yang Dihadapi
Hambatan yang ditemui pada kegiatan magang industri ini adalah berupa
Kondisi cuaca yang mempengaruhi kondisi lapangan sehingga menjadi sedikit kendala
atau hambatan baik pada saat observasi maupun pada saat pengambilan data
tambang, sehingga sangat penting untuk dipelajari kedepannya sebagai bekal dan
pertambangan.
26
BAB IV
KESERASIAN KERJA ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT
clearing) dan pengupasan overburden (OB). Tujuan utama dari kegiatan tersebut
mekanis agar dapat dilakukan proses penambangan bahan galian. Overburden yang
disposal. Disposal digunakan sebagai tempat membuang material tanah penutup, tanah
penutup tersebut harus digali dari pit agar dapat memperoleh bahan galian.
Ceria Nugraha Indotama bekerja sama dengan berbagai perusahaan kontraktor untuk
Nugraha Indotama adalah sistem tambang terbuka dengan menggunakan metode open
cast atau open pit yang merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang
27
Dalam kegiatan penambangan perusahaan memiliki target produksi yang ingin
dicapai. Tercapainya target produksi harus didukung oleh beberapa faktor salah satunya
adalah match factor atau keserasian kerja alat mekanis yang merupakan suatu faktor
penting yang digunakan dalam penentuan jumlah alat angkut maupun jumlah alat gali
muat, agar terjadi sinkronisasi kerja antar keduanya sehingga menunjang tercapainya
target produksi yang telah ditetapkan. Apabila jumlah antara alat gali muat sesuai
dengan jumlah alat angkut, akan tercapai efisiensi kerja dan produksi yang optimal.
Berdasarkan uraian diatas, maka topik magang industri ini diangkat untuk
melakukan evaluasi terhadap match factor alat gali muat dan alat angkut pada kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) yang dilakukan pada pit Barokah agar
tercapainya sinkronisasi atau keserasian kerja antara alat gali muat dan alat angkut
28
4.2 Metode Pengambilan Data
data berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh berupa cycle
time alat gali muat (excavator) , cycle time alat angkut (dumptruck), spesifikasi alat alat
gali muat (excavator) , dan spesifikasi alat angkut (dumptruck) serta kondisi material
dilapangan. Adapun untuk data sekunder yang diperoleh berupa data produksi
Waktu edar (cycle time) yang digunakan adalah waktu edar alat angkut pada
proses hauling overburden. Data waktu edar alat angkut yang diambil terdiri dari waktu
antri, waktu manuever, waktu pemuatan, waktu pengangkutan (hauling), antri tumpah,
langsung di pit Garuda pada tanggal 24 Agustus 2022 pada siang hari (shift 1).
Waktu edar (cycle time) yang digunakan adalah waktu edar alat gali muat pada
proses loading Overburden. Data waktu edar alat gali muat yang diambil terdiri dari
waktu menggali, ayunan muatan, menumpah dan ayunan kosong. Proses pengambilan
langsung di pit Garuda pada tanggal 24 Agustus 2022 pada siang hari (shift 1).
Pengambilan data cycle time dumptruck dilakukan di pit Garuda pada tanggal 24
Agustus 2022, dimana tipe unit dumptruck yang digunakan adalah Fuso 220 PS dan
Quester CWE 370. Kapasitas muatan Truk Fuso Tronton 6X4 yaitu 26 ton. Namun, Truk
Fuso tronton 6X4 karena double gardan maka lebih mampu diandalkan di areal off-road.
29
Bicara mengenai harga, harga Truk Fuso double gardan 6X4 tipe FN 527 ML merupakan
yang paling mahal diantara seluruh varian mitsubishi fuso 220 PS karena telah
berpenggerak 6X4, sasis lebih panjang daripada tipe FN 527 MS dan sudah
menggunakan jenis transmisi eaton yang terkenal sangat kuat untuk medan-medan
Quester CGE370 dan CWE370 dilengkapi dengan mesin teknologi terbaru tipe
GH11E, yaitu 370 HP dengan torsi maksimum 1.700 Nm yang dicapai pada putaran
rendah 1.000 – 1.400 rpm. Mesin tipe ini memiliki engine management system yang
dapat memberikan informasi dan diagnosa mesin kepada pengemudi. Selain itu, truk
Quester juga memiliki fitur real-time fuel coach yang akan memberikan saran kepada
optimal sehingga konsumsi bahan bakar truk Quester dapat menjadi lebih efisien.
Sehingga meskipun mesin ini menghasilkan tenaga yang besar, bahan bakarnya tetap
irit. Quester CGE370 dan CWE370 memiliki kapasitas muatan yang kompetitif. Untuk tipe
tipper vessel 26 m3. Alternatif dua tipper vessel ini sama-sama dapat membantu proses
Pengambilan data untuk cycle time alat gali muat dilakukan di pit Garuda pada
Ekskavator hidraulik ini dilengkapi dengan mesin intercooler air-to-air, yang memiliki
input daya terbesar di kelasnya dan penghematan bahan bakar prima. Ini memastikan
pengoperasian, produktivitas, dan efisiensi yang luar biasa melalui sistem e-EPOS
system, versi baru dan versi mutakhir dari sistem EPOS. Ini akan memastikan
peningkatan kapasitas operasi dan menurunkan konsumsi bahan bakar. Klasifikasi dari
excavator Doosan DX.300 diantaranya memiliki berat 29,3 ton, kapasitas bucket 0,8-
30
1,75 m3, daya mesin 146/1,900 kW/rpm dengan model mesin DE08TIS, kecepatan
Maks.7,360 mm, tinggi penggalian Maks. 10,330 mm, panjang keseluruhan 10,620 mm,
lebar keseluruhan 3,200 mm, dengan tinggi keseluruhan 3,345 mm (Hyundai Doosan
Infracore, 2022).
5. Kondisi material
Kondisi material juga sangat penting untuk diketahui, karena dari kondisi material
di lapangan kita bisa mengetahui swell factor dan bucket fill factor yang nantinya akan
digunakan sebagai data pada laporan ini. Kondisi material pada lokasi Kerja Praktik
merupakan laterit atau tanah merah yang merupakan jenis tanah tidak subur yang
tadinya subur dan kaya akan unsur hara, tetapi unsur hara tersebut hilang karena larut
dibawa oleh air hujan yang tinggi. Laterit merupakan tanah yang kaya akan aluminium
oksida dan telah mengalami pelapukan yang lanjut. Tanah mineral ini miskin akan
mineral-mineral dan mudah lapuk serta kandungan mineral resisten sangat tinggi.
Penyebaran tanah ini di Indonesia diperkirakan 8.085 juta ha yang tersebar di Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa. Karena tanah ini merupakan tanah mineral yang
kaya akan seskuioksida, maka tanah ini mempunyai muatan positif dan didominasi oleh
transformasi volume material in situ atau lebih dikenal sebagai Bank Cubic Metres (BCM)
ke volume yang dihilangkan dengan penggalian yang dikenal sebagai Loose Cubic Metres
(LCM). Tujuan mengetahui swell factor untuk materi tertentu sangat bagus tetapi tidak
terbatas pada; desain teknik, pelaporan volume, analisis biaya, kinerja mesin dan aplikasi
31
Pengembangan (swell) pada tanah atau batuan terjadi ketika material tersebut
menghasilkan ruang atau pori yang menyebabkan meningkatnya volume dari keadaan
asli (bank) di lapangan, menjadi material dalam kondisi lepas (loose). Swell factor
merupakan persentase volume material dalam keadaan asli dengan volume material
Wl
Swell Factor = …………………………………..……………………………….………………1
Ws
Keterangan:
Bucket fill factor merupakan perbandingan antara volume material nyata yang
dimuat bucket dengan kapasitas munjung bucket. Faktor pengisian dari suatu alat gali
muat dipengaruhi oleh kapasitas bucket, jenis dan sifat material yang ditangani. Bucket
VN
BFF = 𝑥 100% ………………………………………………………………………..………….2
VT
Keterangan:
Tabel 4.1 Nilai BFF berdasarkan kondisi penggalian (Komatsu Ltd, 2006).
Excavating Condition BFF
32
Average: Loading loose soil with small diameter gravel 0,95 – 1,00
1. Data produksi
Data produksi adalah data yang mencakup target produksi hingga produksi
aktual di lapangan. Data produksi nantinya akan dijadikan patokan apakah target
produksi sudah tercapai atau belum dengan plan produksi yang telah ditentukan. Data
Jadwal jam kerja (time sheet) merupakan data yang meliputi hours worked,
repair worked, standby hours, schedule hours dan total hours. Data ini nantinya akan
diolah untuk mendapatkan produktivitas suatu alat yang beroperasi dilapangan. Data ini
Data jadwal jam kerja dumptruck yang diambil adalah data pada tanggal 24
Agustus 2022 sesuai dengan tanggal pengambilan data cycle time pada pit Garuda.
Terdapat tiga dumptruck yang beroperasi dengan job description hauling OB pada shift
pertama atau siang hari. Dumptruck 05 memiliki available hour sebanyak 8,6 jam dengan
waktu aktual yang dimanfaatkan sebesar 7,6 jam karena dikurangi dengan waktu
istirahat (rest) sebesar 1 jam. Dumptruck 09 memiliki available hour sebesar 7,5 jam
33
dengan waktu actual sebesar 6,5 jam Karena dikurangi waktu istirahat ( rest) selama 1
jam. Dumptruck 10 memiliki available hour sebanyak 5,7 jam dengan waktu aktual yang
dimanfaatkan sebesar 4,7 jam karena dikurangi dengan waktu istirahat ( rest) sebesar 1
jam. Effective Working Hour (EWH) pada shift tersebut sebesar 18,8 jam dengan
menjumlahkan data aktual waktu yang terpakai masing-masing dumptruck (Tabel 4.3).
Data jadwal jam kerja excavator yang diambil juga pada tanggal 24 Agustus 2022
shift pertama atau pada siang hari dengan kode unit EX-302. Waktu yang tersedia
(available hour) sebesar 11 jam dan yang dimanfaatkan sebesar 8,8 jam karena
dikurangi dengan waktu istirahat (rest) selama 1 jam dan slippery selama 1,2 jam. Tidak
terdapat delay time pada excavator EX-302 sehingga total waktu kerjanya tetap 11 jam.
Data yang diperoleh berupa cycle time alat gali muat dan alat angkut pada proses
smarthphone. Lokasi pengambilan data dilakukan pada salah satu pit yaitu pit Garuda
pada tanggal 22 Agustus 2022. Selain itu terdapat beberapa data sekunder seperti
jadwal jam kerja dan produksi overburden. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan
perhitungan cycle time alat gali muat dan alat angkut, efisiensi , produktivitas dan
keserasian kerja (match factor) antara alat gali muat (excavator) dan alat angkut
(dumptruck), kemudian dari turunan rumus match factor, didapatkan rumus turunan
untuk memperoleh jumlah alat angkut (dumptruck) optimal dalam proses produksi.
34
4.3.1 Waktu Edar Alat Gali Muat (Excavator)
Cycle time excavator diambil pada pit barokah pada proses loading overburden.
Waktu edar adalah jumlah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis baik alat muat
maupun alat angkut untuk melakukan satu siklus kegiatan produksi dari awal sampai
akhir dan siap untuk memulai kembali. Waktu edar alat gali muat dapat dinyatakan
Keterangan:
Waktu edar (cycle time) dumptruck diambil di pit Garuda pada kegiatan hauling
memperoleh waktu edar berupa waktu menggali, waktu mengayun ( swing isi), waktu
menumpah dan waktu ayunan kosong (swing kosong). Waktu edar adalah jumlah waktu
yang diperlukan oleh alat mekanis baik alat muat maupun alat angkut untuk melakukan
satu siklus kegiatan produksi dari awal sampai akhir dan siap untuk memulai lagi (Tak,
2022). Persamaan waktu edar alat angkut adalah sebagai berikut (Tak, 2022):
Keterangan:
35
Ta3 = Waktu mengangkut muatan
Salah satu hal yang mempengaruhi produksi dari kebutuhan alat gali-muat dan
alat angkut yang diinginkan dalam operasi penambangan adalah masalah ketersediaan
alat. Ketersediaan alat adalah faktor yang menunjukkan kondisi alat-alat mekanis dalam
beberapa faktor yang memengaruhi ketersediaan alat (Istiqamah & Gusman, 2019):
waktu yang digunakan untuk memperbaiki mesin, peralatan dan alasan mekanis
lainnya.
W
MA = x 100% ………………………………………………………………………………….5
W+R
Keterangan:
W+S
PA = x 100% ………………………………………………………………………………6
W+R+S
36
Keterangan:
S = Standby Hours atau jumlahj am kerja alat yang tidak dioperasikan padahal
C. Use of Availability
yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut
dapat dipergunakan.
W
UA = x 100% ………………………………………………………………………….……….7
W+S
Keterangan:
S = Standby Hours atau jumlah kerja alat yang tidak dioperasikan padahal alat
D. Effective Utilization
Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat
W
EU = x 100% ………………………………………………………………………………8
W+R+S
Keterangan:
S = Standby Hours atau jumlah kerja alat yang tidak dioperasikan padahal alat
37
4.3.5 Efisiensi Alat Gali Muat dan Alat Angkut
merupakan perbandingan antara waktu yang digunakan untuk bekerja dengan waktu
kerja yang tersedia. Waktu efisiensi kerja dihitung dengan rumus (Oktaviani, 2021):
WKE
Eff kerja = = x 100% …………………………………………………………..…………….9
WKT
Keterangan:
Produktivitas alat muat dan alat angkut adalah kemampuan produksi alat muat
dan alat angkut. Perhitungan produktivitas alat terbagi menjadi 2 macam, yaitu secara
teoritis dan secara aktual (nyata). Produksi teoritis alat merupakan hasil terbaik secara
perhitungan yang dapat dicapai suatu hubungan kerja alat selama waktu operasi
tersedia dengan memperhitungkan faktor koreksi yang ada. Semakin baik tingkat
penggunaan alat maka semakin besar produktivitas yang dihasilkan (Pfleider, 1972).
Kemampuan produktivitas alat gali muat adalah besar produktivitas yang dicapai
dalam kenyataan alat gali muat berdasarkan kondisi yang dapat dicapai saat ini.
Untuk memperkirakan produktivitas alat gali muat, dapat digunakan rumus berikut
q = q1 x k ………………………………………………………………………………………………..10
Keterangan:
38
q1 = Kapasitas bucket (m3, cu yd3)
Q = q x Sf x 3600/CM x E …………………………………………………………………..……..11
Keterangan:
Sf = Swell factor
Terkait dengan alat angkut dimana produktivitas sangat dipengaruhi oleh jarak,
C = n x q1 x k ………………………………………………………………………………………….13
Keterangan:
P = C x Sf x 3600/Cmt x Et ………………………………………………………………………14
39
Keterangan:
Sf = Swell factor
Et = Efisiensi dumptruck
Kuantitas atau jumlah kebutuhan alat gali muat dan alat angkut dapat diketahui
antara alat muat dan alat angkut untuk setiap kondisi pemuatan dan pengangkutan.
Operasi kerja yang serasi antara alat muat dan alat angkut akan memperlancar kegiatan
pemuatan dan pengangkutan sehingga produksi yang dihasilkan akan lebih optimum
(Burt, 2014).
Faktor keserasian (Match factor) ini digunakan untuk mengetahui jumlah alat
angkut yang sesuai (serasi) saat melayani satu unit alat gali muat (Indonesianto, 2012).
Adapun rumus dari match factor adalah sebagai berikut (Indonesianto, 2012):
NT x CL
MF = ………………………………………………………………………………………. 14
NL x CT
Keterangan:
Bila hasil dari perhitungan didapatkan MF < 1 berarti excavator akan sering
menganggur, jika MF=1 maka excavator dan dumptruck tidak ada yang menganggur,
40
dan jika MF > 1 berarti dumptruck akan sering menganggur. Jumlah dumptruck yang
diperlukan untuk melayani satu unit excavator dapat diketahui dengan menggunakan
rumus faktor keserasian di atas, dengan beberapa asumsi yang harus dilakukan yaitu
CTH
NH = ………………………………………………………………………………………..…… 15
CTL
Keterangan:
NH = Jumlah dumptruck
4.4 Diskusi
Waktu edar merupakan waktu yang dibutuhkan suatu alat untuk melakukan
pekerjaannya dalam satu siklus. Data yang diperoleh dalam perhitungan waktu edar
merupakan data yang diambil langsung dari pit atau lokasi penambangan. Perhitungan
waktu edar dilakukan pada alat gaali muat (excavator). Hasil perhitungan waktu edar
alat gali muat berdasarkan Persamaan 1 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Data cycle time excavator diambil sebanyak 35 siklus pada proses pemuatan overburden
dengan tipe unit Excavator DX.300 / EX.302 ( DOOSAN ). Total cycle time yang diambil
adalah 658,01 detik/10,97 menit dan rata-rata cycle time excavator dari 35 kali
Waktu edar alat angkut merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaannya dalam satu siklus, mulai dari proses pemuatan (loading) hingga waktu
kembali kosong. Data yang diperoleh dalam perhitungan waktu edar merupakan data
yang diambil langsung dari pit atau lokasi penambangan menuju disposal atau waste
dump. Hasil perhitungan waktu edar alat dump truck berdasarkan Persamaan 2. dapat
Pengambilan data cycle time dumptruck pada pit Garuda dilakukan dengan sepuluh kali
pengambilan cycle time pada setiap dumptruck-nya dan terdapat tiga dumptruck yang
diambil cycle time-nya. Total cycle time dengan antrian dan tanpa antrian masing-masing
26.615 detik/444 menit dan 23.849 detik/397 menit, sedangkan rata-rata cycle time
dengan antrian dan tanpa antrian masing-masing 887 detik/15 menit dan 795 detik/13
menit.
Fill factor adalah persentase volume yang tersedia di badan pengangkut atau
mangkuk yang benar-benar digunakan. Misalnya, faktor pengisian 87 persen untuk bak
pengangkut berarti 13 persen dari volume terukur tidak digunakan untuk mengangkut
material. Bucket sering kali memiliki faktor pengisian lebih dari 100 persen (CAT, 2022).
43
Tabel 4.6 Bucket Fill Factor (CAT, 2022).
Material Description Fill Factor (%)
Mixed Moist Aggregates 95-100%
Uniform Aggregates up to 3mm/1/8” 95-100%
Loose material 3mm – 9mm/1/8”-3/8” 90-95%
12mm – 20mm/1/2”-3/4” 85-90%
24mm/1” and over 85-90%
Well blasted 80-95%
Blasted Rock Average Blasted 75-90%
Poorly blasted 60-75%
Rock Dirt Mixtures 100-120%
Moist Loam 100-110%
Other
Soil, Boulders, roots 80-100%
Cemented Materials 85-95%
Berdasarkan sumber dari CAT, bucket fill factor dari material bijih nikel laterit
sama dengan material moist loam (lempung) karena memiliki karakteristik material yang
volume dari volume bank (tidak terganggu, dalam keadaan tempat) menjadi volume
lepas (terganggu, keadaan tergali) akibat adanya rongga (kantong udara) yang
volume sebelum digali dan volume setelah digali diartikan sebagai faktor
material lepas dan densitas material insitunya. Densitas adalah berat per unit volume
dari suatu material. Material mempunyai densitas yang berbeda karena dipengaruhi
Ketersediaan alat dapat dilihat dari empat faktor yaitu, mechanical avaibility
waktu akibat kondisi di lapangan yang kurang memungkingkan, use of avaibility yang
menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan sebuah alat untuk dimanfaatkan
Tabel 4.8 Ketersediaan Alat Dumptruck Tanggal 22 Agustus 2022 (OB Hauling).
Maintenance Delay (MD) Standby (STB)
AVAILABLE OPERATING
NO. UNIT CODE ACTUAL Break Other Down (OD) MA PA UA EU
HOUR Repair TIME Rest Rain Slipery No Job
Down (BD) No Fuel No Driver
1 DT 05 7.6 8.6 7.6 1.0 0.0 100% 100% 88% 88%
2 DT 09 6.5 7.5 6.5 1.0 0.0 100% 100% 87% 87%
3 DT 10 4.7 5.7 4.7 1.0 0.0 100% 100% 82% 82%
82%.
Tabel 4.9 Ketersediaan Alat Excavator Tanggal 22 Agustus 2022 (OB Loading).
Maintenance Delay (MD) Standby (STB)
AVAILABLE OPERATING
NO. UNIT CODE ACTUAL Break Other Down (OD) MA PA UA EU
HOUR Repair TIME Rest Rain Slipery No Job
Down (BD) No Fuel No Driver
1 EX-302 8.8 11.0 8.8 1.0 1.2 0.0 100% 100% 80% 80%
45
Berdasarkan perhitungan dengan persamaan 5 sampai dengan persamaan 8
sebesar 80%. Pemanfaatan alatnya sudah cukup baik karena mendekati 100%.
4.4.4 Efisiensi Alat Gali Muat (Excavator) dan Alat Angkut (Dumptruck)
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja alat adalah waktu yang hilang
(loss time), waktu kerja efektif, dan waktu yang tersedia (work time). Data yang telah
diperoleh berupa data rata-rata waktu yang hilang dan waktu yang tersedia dari suatu
efektif. Efisiensi kerja Excavator dan dump truck selanjutnya dihitung menggunakan
persamaan 9. Hasil perhitungan efisiensi kerja alat rata-rata pada tabel 4.8 dan tabel
4.9 menunjukkan bahwa excavator memiliki efisiensi kerja sebesar 80% dan dump truck
Tabel 4.10 Efisiensi Kerja Excavatori Tanggal 24 Agustus 2022 (OB Loading).
Delay and
Avaibility Hour Effective Working Work
No. Unit Code Standby Time
(jam) Hour (EWH) (jam) Efficiency (%)
(jam)
1 EX-301 11,0 2,2 8,8 80%
Total 11,0 2,2 8,8 80%
Average 11,0 2,2 8,8 80%
Tabel 4.11 Efisiensi Kerja Dumptruck Tanggal 24 Agustus 2022 (OB Hauling).
Delay and
Avaibility Hour Effective Working Work
No. Unit Code Standby Time
(jam) Hour (EWH) (jam) Efficiency (%)
(jam)
1 DT-05 8,6 1,0 7,6 88%
2 DT-09 7,5 1 6,5 87%
3 DT-10 5,7 1,0 4,7 82%
Total 21,8 3,0 18,8 257%
Average 7,27 1,00 6,27 86%
spesifikasi alat gali muat sebelumnya, sedangkan bucket fill factor yang dipakai berada
= 1,75 x 1,1
= 1,925 m3
excavator berada pada angka 80% (tabel 4.2), swell factor sebesar 0,74 (tabel 4.8) dan
untuk rata-rata cycle time excavator sebesar 18,80 detik (tabel 4.4)
q x Sf x 3600 x E
Produksi perjam =
CM
sebanyak tujuh kali sesuai dengan pengamatan loading OB pada front Barokah 11
47
tanggal 24 Agustus 2022, kapasitas bucket sebesar 1,19 m3 sesuai yang tertera pada
spesifikasi alat gali muat dan bucket fill factor sebesar 1,1 sesuai pada tabel 4.5
Produksi persiklus = n x q1 x k
= 7 x 1,75 x 1,1
= 13,475 m3
dumptruck berada pada angka 86% (tabel 4.1), swell factor sebesar 0,74 (tabel 4.8) dan
untuk rata-rata cycle time dumptruck dengan waktu antre sebesar 15,42 menit dan
c x Sf x 60 x Et
Produktivitas dumptruck aktual =
Cmt
c x Sf x 60 x Et
Produktivitas dumptruck optimal =
Cmt
48
Produksi optimal per-shift = Produktivitas dumptruck optimal x EWH dumptruck
BCM/jam atau 63,04 ton/jam pada kondisi aktual dan 45,46 BCM/jam atau 72,74 ton/jam
menunjukkan angka 247,03 BCM/shift atau 395,26 ton/shift pada kondisi aktual dan
285,03 BCM/shift atau 456,07 ton/shift pada kondisi optimal (tanpa antri).
Penentuan jumlah alat gali muat dan alat angkut yang optimal dievaluasi
menggunakan metode match factor. Faktor keserasian (Match factor) ini digunakan
untuk mengetahui jumlah alat angkut yang sesuai (serasi) saat melayani satu unit alat
Adapun rumus dari match factor adalah sebagai berikut (Indonesianto, 2012):
NT x CL
MF = ………………………………………………………………………………………. 16
NL x CT
Keterangan:
Bila hasil dari perhitungan didapatkan MF < 1 berarti excavator akan sering
menganggur, jika MF=1 maka excavator dan dumptruck tidak ada yang menganggur,
49
dan jika MF > 1 berarti dumptruck akan sering menganggur. Jumlah dumptruck yang
diperlukan untuk melayani satu unit excavator dapat diketahui dengan menggunakan
rumus faktor keserasian di atas, dengan beberapa asumsi yang harus dilakukan yaitu
CTH
NH = ……………………………………………………………………………………….…… 17
CTL
Keterangan:
NH = Jumlah dumptruck
loading, jumlah dumptruck yang beroperasi dan cycle time hauling, maka dapat dihitung
sebanyak 1 unit dengan rata-rata waktu pengisian sebesar 0,31 menit, sedangkan
dumptruck yang beroperasi sebanyak 3 unit dengan rata-rata cycle time dengan waktu
NT x CL
Match factor dengan antrian =
NL x CT
3 x 2,17
Match factor dengan antrian =
1 x 15
Perhitungan match factor dengan waktu antre sebesar 0,43 yang berarti MF < 1,
NT x CL
Match factor tanpa antrian =
NL x CT
50
3 x 2,17
Match factor tanpa antrian =
1 x 13
Perhitungan match factor tanpa waktu antre sebesar 0,47 yang berarti MF tetap
berada di angka 7 unit pada kondisi aktual (dengan waktu antri) dan 6 unit pada kondisi
optimal (tanpa waktu antri), artinya butuh 4 unit dumptruck tambahan untuk melayani
1 unit excavator. Kebutuhan dumptcuk berbanding lurus dengan besarnya waktu edar,
semakin kecil waktu edar maka dumptruck yang dibutuhkan akan semakin sedikit
begitupun sebaliknya.
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
pada lokasi berdasarkan wilayah IUP (izin usaha pertambangan) yang dimiliki.
Tahapan yang dilakukan terdiri dari proses pembersihan lahan ( land clearing),
dilanjutkan dengan stripping top soil dan overburden, kemudian apabila telah
diperoleh hasil kadar endapannya tahapan selanjutnya yaitu ore getting, ore yang
telah diambil kemudian dimuat (loading) dan diangkut (hauling) menuju Stockpile
berdasarkan data yang diperoleh dilapangan bahwa match factor pada kondisi
aktual maupun optimal didapatkan hasil < 1 yaitu 0,43 dan 0,5 yang berarti alat
match factor = 1 adalah sebanyak 7 unit untuk kondisi aktual dan 6 unit untuk
kondisi optimal.
4. Adapun yang menjadi faktor yang menghambat waktu kerja efektif alat gali muat
dan alat angkut diantaranya losstime, kondisi lapangan yang terdiri dari kondisi
MHR, loading point, dumping point yang kurang baik, sliperry, hujan, serta faktor
alat yang mengalami kerusakan atau kurangnya perhatian dan perawatan alat
52
faktor kedisiplinan operator seperti terlambat memulai shift atau berhenti sebelum
memberikan gagasan dan ide mengenai topik yang dapat diangkat dalam penelitian
tugas akhir yaitu: “Evaluasi Tingkat Produktivitas Alat dan Effective Working Hours
untuk Meningkatkan Produksi Nikel Laterit Dengan Metode Fuzzy FMEA (Failure Mode
Effect Analysis)”.
5.3 Saran
Saran yang dapat diberikan selama melaksanakan kegiatan magang industri di PT.
seperti delay dapat dikurangi sehingga penggunaan alat bisa lebih optimal dan
kerja/shift change, awal shift dan akhir shift kerja serta pada waktu istirahat
sehingga loss time dapat dikurangi untuk meningkatkan waktu kerja efektif dalam
53
DAFTAR PUSTAKA
Burt C. dan Caccetta L. 2014. Equipment Selection for Surface Mining, Interfaces. In:
Optimization of Load-Haul-Dump Mining System by OEE and Match Factor for
Surface Mining, International Journal of Applied Engineering and Technology.
Istiqamah, D. A., & Gusman, M.2020. Kajian Teknis Optimasi Produksi Alat Gali Muat
dan Alat Angkut Pada Kegiatan Pengupasan Overburden Berdasarkan Efisiensi
Biaya Operasional Di Pit Barat PT. Allied Indo Coal Jaya Kota Sawahlunto. Bina
Tambang, 5(1), 61-73.
PT Ceria Nugraha Indotama. 2018. http://cerindocorp.com.
Kadarusman, A., Miyashita, S., Maruyama, S. & Parkinson, 2004. Petrology,
Geochemistry and Paleogeographic Reconstruction of the East Sulawesi
Ophiolite, Indonesia. Tectonophysics, Volume 392, pp. 55-83.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020., Program Magang Merdeka.
https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/program/magang/detail.
Komatsu Ltd, 2006. Specification and Application Komatsu. 27th ed. Japan: Komatsu.
Kuck, P.H., 2012, “Nickle”, U.S. Geological Survey, Mineral Commodity Summaries.
Oktafiani, A., Sidiq, H., & Mukarrom, F. (2021). Analisis Produktivitas Alat Gali Muat Dan
Alat Angkut Pada Penambangan Bauksit. Mining Insight, (2), 91-98.
Sompotan, A.F. 2012.Struktur Geologi Sulawesi.Perpustakaan Sains Kebumian Institut
Teknologi Bandung: Bandung.
Simandjuntak, T. O., Rusmana, E., Supandjono, J. B dan Koswara, A. 1993. Peta Geologi
Lembar Penelitian Sulawesi Tenggara. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi.
Tak, F., dan Rumbino, Y. (2022). Analisis Pencapaian Target Produksi Alat Gali Muat Dan
Alat Angkut Pada Proses Penambangan Pasir Di (Quarry) Pt. Bumi Indah Desa
Benu, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Jurnal Teknologi, 16(1), 13-19.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
Citra Umbara, Bandung: 2014.
54
LAMPIRAN
55
LAMPIRAN A
SURAT PENGANTAR KERJA PRAKTIK
56
57
LAMPIRAN B
60
LAMPIRAN C
PETA JALUR DISPOSAL PIT GARUDA
61
LAMPIRAN D
Tabel Perhitungan Cycle time
62