Match Factor Overburden

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 71

KESERASIAN KERJA (MATCH FACTOR) ALAT GALI MUAT

DAN ALAT ANGKUT PADA PROSES PEMINDAHAN


LAPISAN TANAH PENUTUP (OVERBURDEN)
PT. CERIA NUGRAHA INDOTAMA

MAGANG INDUSTRI

OLEH
RM. ALIFUDDIN PURNOMO KAHAR
D111181002

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

KOLAKA
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan

Nama : RM. Alifuddin Purnomo Kahar

Nim : D111181002

Lokasi Magang Industri : PT. Ceria Nugraha Indotama

Periode : Agustus 2022 – Januari 2023

Telah menyelesaikan Laporan Magang Industri di PT. Ceria Nugraha Indotama

sebagai bentuk penilaian dan evaluasi kegiatan magang industri di PT. Ceria Nugraha

Indotama, baik oleh pihak perusahaan maupun universitas.

Kolaka, Januari 2023

Pembimbing Kerja Praktek/Magang Industri Mahasiswa Bersangkutan

Agus Satria RM. Alifuddin Purnomo Kahar


ID.10819 NIM. D111181002

Mengetahui,
Manager STP-TS

Agus Satria
ID.10819

ii
ABSTRAK

PT. Ceria Nugraha Indotama merupakan perusahaan tambang yang bergerak pada
penambangan bijih nikel laterit dengan luas IUP 6.785 hektar pada Blok Lapapao dan
secara administrasi beroperasi di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi
Tenggara. Dalam kegiatan penambangan, perusahaan memiliki target produksi yang
ingin dicapai. Tercapainya target produksi didukung oleh beberapa faktor salah satunya
adalah faktor produktivitas alat yang didalamnya mencakup match factor atau keserasian
kerja alat mekanis yang merupakan suatu faktor penting yang digunakan dalam
menentukan jumlah gali muat dan alat angkut, agar terjadi sinkronisasi kerja sehingga
menunjang tercapainya target produksi yang telah ditetapkan. Hasil yang diperoleh dari
perhitungan match factor alat gali muat dan alat angkut masing-masing 0,43 dengan
waktu antrian dan 0,5 tanpa waktu antrian yang menunjukkan alat gali muat lebih sering
menunggu alat angkut.

Kata kunci: match factor, Produktivitas, Efisiensi, Produksi

iii
ABSTRACT

PT. Ceria Nugraha Indotama is a mining company engaged in laterite nickel ore mining
with an IUP area of 6,785 hectares in the Lapapao Block and administratively operates
in Wolo District, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi Province. In mining activities, the
company has a production target to be achieved. The achievement of production targets
is supported by several factors, one of which is the productivity factor of the equipment
which includes the match factor or work compatibility of mechanical devices which is an
important factor used in determining the amount of excavator and dump truck, so that
work synchronization occurs so as to support the achievement of production targets that
have been set. set. The results obtained from the calculation of the match factor of the
loading and unloading equipment are 0.43 with queuing time and 0.5 without queuing
time, which indicates that the loading and unloading equipment waits more often for the
transportation equipment.

Keywords: match factor, Productivity, Efficiency, Production

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur puji panjatkan kehadirat Allah SWT yang tak henti-hentinya

memberikan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Shalawat serta salam tak lupa dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, manusia terbaik

yang merupakan sosok teladan terbaik bagi umat manusia.

Laporan ini dibuat sebagai bentuk penilaian terhadap progres kegiatan magang

industri yang dilaksanakan di PT.Ceria Nugraha Indotama, baik oleh pihak perusahaan

maupun universitas. Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Allah Subhanahu Wata’ala yang selalu ada dalam setiap langkah, atas segala

karunia, hidayah, akal, pikiran, kekuatan, kesehatan dan segala kemudahan-Nya.

2. Kedua orang tua dan keluarga yang tak hentinya memberikan doa dan dukungan

kepada penulis.

3. PT Ceria Nugraha Indotama yang telah memberikan wadah terbaik untuk

menimbah ilmu terkait operasional penambangan serta kesempatan bagi penulis

untuk melaksanakan kegiatan kerja magang industri.

4. Bapak Agus Satria selaku Manager Departemen Mine Technical Service sekaligus

pembimbing penulis selama melaksanakan kegiatan magang industri di PT. Ceria

Nugraha Indotama yang telah memberikan banyak arahan dan masukan selama

melaksanakan kegiatan magang industri.

5. Kak Resa Rifal Praditia, Kak Sigit, Kak Inggit dan Kak Faruq yang telah banyak

memberikan arahan, ilmu dan pengalaman serta masukan selama melakukan

magang industri di PT. Ceria Nugraha Indotama khususnya pada departemen

Mine Technical Service.

v
6. Seluruh MTS-Team yang telah memberikan arahan, masukan, dan ilmu yang

bermanfaat selama penulis melakukan kegiatan magang industri.

7. Bapak Asran Ilyas S.T., M.T. PhD selaku Ketua Departemen Teknik

Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

8. Bapak Dr. Aryanti Virtanti Anas, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium

Perencanaan dan Valuasi Tambang, Departemen Teknik Pertambangan, Fakultas

Teknik Universitas Hasanuddin.

9. Seluruh Bapak/Ibu dosen Departemen Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang

sangat bermanfaat.

10. Keluarga Besar Tunnel 2018 (Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

2018) yang senantiasa memberikan motivasi serta dukungan maupun semangat

kepada penulis.

11. Rekan-rekan kepengurusan IKAB-KIP Unhas (Ikatan Keluarga Mahasiswa Bidik

Misi Dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah Universitas Hasanuddin) Periode 2020 dan

2021 yang senantiasa membersamai dan memberikan dukungan serta motivasi

selama berproses di dunia kampus.

Penulis menyadari bahwa sebaik-baiknya laporan ini tentunya akan selalu

membutuhkan saran dan masukan sebagai bentuk perbaikan dan pembelajaran

kedepannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan baik berupa saran maupun

kritik yang membangun guna menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca

kedepannya.

Kolaka, Januari 2023

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii

ABSTRAK .......................................................................................................... iii

ABSTRACT ...................................................................................................... ivii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xixi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2

1.3 Tujuan Magang Industri ........................................................................... 3

1.4 Tahapan Operasional Penambangan .......................................................... 3

BAB II PROFIL PERUSAHAAN........................................................................... 8

2.1 Profil Perusahaan .................................................................................... 8

2.2 Visi dan Misi Perusahaan .......................................................................... 9

2.3 Struktur Organisasi ................................................................................ 10

2.4 Kondisi Regional Daerah......................................................................... 12

BAB III AKTIVITAS MAGANG INDUSTRI ....................................................... 15

3.1 Tahapan dan Alur Kegiatan .................................................................... 15

3.2 Metode Pengambilan Data ...................................................................... 21

3.3 Jenis Kegiatan Magang .......................................................................... 23

vii
3.4 Hambatan Yang Dihadapi ....................................................................... 15

BAB IV TOPIK MAGANG INDUSTRI ................................................................ 27

4.1 Landasan Teori ..................................................................................... 27

4.2 Metode Pengambilan Data ...................................................................... 29

4.3 Pengolahan Data ................................................................................... 34

4.4 Diskusi ................................................................................................. 41

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 52

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 52

5.2 Rencana Penelitian Tugas Akhir .............................................................. 53

5.3 Saran ................................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54

LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Proses Pembersihan Lahan (Land Clearing) ................................................. 4

1.2 Proses Pengupasan Tanah Penutup (Stripping) ............................................ 5

1.3 Proses Penambangan Bijih (Ore Getting) ..................................................... 6

1.4 Proses Pemuatan (Loading) ....................................................................... 6

1.5 Proses Pengangkutan (Hauling).................................................................. 7

1.6 Proses Barging ......................................................................................... 7

1.7 Area Reklamasi Pit Bekas Penambangan ..................................................... 7

2.1 Peta Wilayah IUP PT. Ceria Nugraha Indotama ............................................ 10

2.2 Struktur Organisasi PT. Ceria Nugraha Indotama ......................................... 12

2.3 Peta Geologi Regional PT.Ceria Nugraha Indotama ...................................... 15

3.1 Pendataan Diri dirangkaikan Safety Induction .............................................. 16

3.2 Kegiatan Safety Talk Setiap Hari Senin ........................................................ 18

3.3 Pengamatan Lapangan .............................................................................. 18

3.4 Kegiatan P5M dan P2H di Pit Garuda .......................................................... 19

3.5 Kegiatan Mining Tour ................................................................................ 20

3.6 Kegiatan Mining Tour ................................................................................ 20

3.7 Daily Report Aktivitas Unit ......................................................................... 24

3.8 Validasi Data Aktivitas Unit ........................................................................ 24

3.9 Rata-Rata Tingkat Efektivitas Unit .............................................................. 25

3.11 Equipment Daily Performance Report Dumptruck ....................................... 25

3.12 Equipment Daily Performance Report Excavator ......................................... 26

4.1 Peta JalurDisposal Pit Garuda ..................................................................... 32

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Nilai BFF Berdasarkan Kondisi Penggalian (Komatsu Ltd, 2006) ....................... 32

4.2 Jadwal Jam Kerja Dumptruck ....................................................................... 33

4.3 Jadwal Jam Kerja Excavator ......................................................................... 34

4.4 Cycle time Excavator ................................................................................... 41

4.5 Cycle time Dumptruck ................................................................................. 42

4.6 Bucket Fill Factor (CAT, 2022) ...................................................................... 44

4.7 Persentase Swell Factor (Tenriajeng, 2003) ................................................... 44

4.8 Ketersediaan Alat Dumptruck 24 Agustus 2022 (OB Hauling)........................... 45

4.9Ketersediaan Alat Excavator 24 Agustus 2022 ................................................. 45

4.10 Efisiensi Kerja Excavator 24 Agustus 2022 ................................................... 46

4.11 Efisiensi Kerja Dumptruck 24 Agustus 2022 ................................................. 46

4.12 Hasil Perhitungan Produktivitas Dumptruck .................................................. 49

4.13 Kebutuhan Unit Dumptruck Optimal ............................................................ 51

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Surat Pengantar Kerja Praktik

Lampiran B. Peta IUP PT. Ceria Nugraha Indotama

Lampiran C. Peta Jalur Disposal Pit Garuda

Lampiran D. Cycle Time Alat Gali Muat dan Alat Angkut

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan salah satu

program yang dijalankan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(KEMENDIKBUD). Program Magang Merdeka sebagai opsi dari MBKM bertujuan untuk

menyiapkan mahasiswa agar dapat bersaing di dunia kerja setelah lulus dari perguruan

tinggi, dengan berbekal ilmu dan pengalaman yang telah didapatkan selama magang.

(Kemendikbud, 2020). Melalui Program Magang Merdeka, mahasiswa mampu

meningkatkan dan memperoleh ilmu serta pengalaman lebih yang diharapkan nantinya

mampu untuk menopang kegiatan industri di tanah air, salah satunya adalah industri

pertambangan.

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi

penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan

dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan paska tambang.

Penambangan merupakan bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi

mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya (Undang-Undang Mineral dan

Batubara No.4 Tahun 2009).

Nikel dan kobalt merupakan salah satu komoditas sumber daya mineral yang

sangat bermanfaat sebagai bahan baku dalam memproduksi baja tahan karat. Nikel dan

kobalt dapat diperoleh dari bijih laterit. Endapan laterit terbentuk melalui proses

pelapukan kimia dalam waktu yang sangat Panjang (Kuck, 2012). Nikel dan kobalt

1
memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sehingga jumlah

permintaan akan nikel dan kobalt semakin tinggi.

PT. Ceria Nugraha Indotama merupakan perusahaan yang melakukan

penambangan di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. PT.

Ceria Nugraha Indotama bekerja sama dengan berbagai perusahaan kontraktor untuk

melakukan kegiatan penambangan. Sistem penambangan yang dilakukan PT. Ceria

Nugraha Indotama adalah sistem tambang terbuka dengan menggunakan metode open

cast yang merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang terletak pada

lereng bukit.

Dalam kegiatan penambangan perusahaan memiliki target produksi yang ingin

dicapai. Tercapainya target produksi harus didukung oleh beberapa faktor salah satunya

adalah faktor produktivitas yang didalamnya mencakup match factor atau keserasian

kerja alat mekanis yang merupakan suatu faktor penting yang digunakan dalam

penentuan jumlah alat angkut dan alat gali muat, agar terjadi sinkronisasi kerja antara

alat gali muat dan alat angku sehingga dapat menunjang tercapainya target produksi

yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian diatas, melalui kegiatan magang industri ini penulis

mengangkat topik “Keserasian Kerja (Match Factor) Alat Gali Muat Dan Alat Angkut Pada

Kegiatan Pemindahan Lapisan Tanah Penutup (Overburden) PT. Ceria Nugraha

Indotama”, dimana topik ini berfokus pada evaluasi terhadap match factor alat gali muat

dan alat angkut pada kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ( overburden) pada

pit Garuda agar tercapainya sinkronisasi atau keserasian kerja antara alat gali muat dan

alat angkut dalam kegiatan pemindahan tanah penutup (overburden).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat pada kerja praktik ini adalah:

1. Bagaimana tahap operasional penambangan di PT. Ceria Nugraha Indotama?

2
2. Bagaimana keserasian kerja (match factor) alat gali muat dan alat angkut dalam

kegiatan pemindahan lapisan tanah penutup (overburden) di PT. Ceria Nugraha

Indotama?

3. Apa saja faktor yang menghambat waktu kerja efekif alat gali muat dan alat

angkut pada proses pemindahan tanah penutup PT Ceria Nugraha Indotama?

1.3 Tujuan Magang Industri

Tujuan dilaksanakannya kegiatan magang industri adalah untuk meningkatkan

pengetahuan dan kompetensi mahasiswa dalam disiplin ilmu teknik pertambangan.

Adapaun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan topik industri yang diangkat adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui tahapan operasional penambangan yang dilakukan di PT. Ceria

Nugraha Indotama.

2. Mengetahui keserasian kerja (match factor) alat gali muat dan alat angkut di PT.

Ceria Nugraha Indotama.

3. Mengetahui faktor yang menghambat waktu kerja efekif alat gali muat dan alat

angkut pada proses pemindahan tanah penutup di PT Ceria Nugraha Indotama.

1.4 Tahapan Operasional Penambangan

Tahapan operasional penambangan yang dilaksanakan oleh PT. Ceria Nugaraha

Indotama sebagai berikut:

1. Pembersihan lahan (land clearing)

Pembersihan lahan (land clearing) merupakan tahap awal dalam kegiatan

penambangan. Pada tahapan ini dilakukan pemangkasan terhadap pohon-pohon

dan vegetasi lainnya dengan bantuan alat-alat mekanis seperti excavator dan

bulldozer agar memudahkan proses atau tahapan penambangan dilakukan.

3
Gambar 1.1 Proses Pembersihan lahan (land clearing)

2. Pengupasan tanah penutup (stripping)

Pengupasan tanah penutup (stripping) merupakan proses menghilangkan

material non ekonomis yang menutupi badan bijih di bawahnya. Kegiatan

pengupasan lapisan tanah penutup terdiri dari dua bagian yang dikupas yaitu top

soil dan overburden atau OB. Bagian top soil ditempatkan pada area khusus

(bank soil), sedangkan untuk overburden langsung diangkut ke tempat

pembuangan (disposal/waste dump).

Gambar 1.2 Proses Pengupasan Tanah Penutup (Stripping)

4
2. Pengambilan Bijih (Ore getting)

Penambangan bijih (ore mining) merupakan kegiatan penggalian material untuk

mengambil bahan tambang yang bernilai ekonomis atau sering disebut bijih ( ore)

setelah dilakukan beberapa tahap sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan di

beberapa pit yang ada di PT. Ceria Nugraha Indotama yang dikontrol oleh

Departemen QAQC (Quality Analysis and Quality Control) dalam hal ini tim grade

control. Tim grade control memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan operator

excavator dalam pengambilan bijih, serta memastikan bahwa lokasi yang

ditambang memiliki kadar yang memenuhi Cut of Grade (COG). Kegiatan ini juga

berupa ekstraksi deposit ore nikel dari in-situ untuk dikumpulkan pada front area

sebelum diangkut ke dermaga (jetty) atau stockpile. Dalam proses

penambangannya para crew dilapangan berpatokan pada Cut Off Grade (CoG)

yg ditentukan oleh perusahaan atau manajemen, dengan melihat kebutuhan

untuk blending dan kualitas untuk ekspor. Proses penambangan dilakukan secara

selektif berdasarkan variasi grade ore yang ada.

Gambar 1.3 Proses Penambangan Bijih (Ore Getting)

5
3. Pemuatan bahan Galian (Loading)

Pemuatan bahan galian (loading) merupakan proses pemuatan material

tertambang ore, overburden dan juga waste menggunakan excavator dari hasil

pengambilan bijih (ore getting) yang telah dilakukan sebelumnya.

Gambar 1.4 Proses Pemuatan (Loading).

4. Pengangkutan Bahan Galian (Hauling)

Pengangkutan (hauling) material ore dilakukan dengan menggunakan dump

truck untuk memindahkan material overburden yang selanjutnya diangkut ke

waste dump, top soil diangkut ke bank soil, dan ore yang selanjutnya diangkut

ke tempat penyimpanan material (stockyard/stockpile) atau langsung dibawa ke

dermaga (jetty).

Gambar 1.5 Proses Pengangkutan (Hauling)

6
5. Pengapalan (Barging)

Pengapalan (Barging) merupakan kegiatan pengisian tongkang dengan material

ore baik itu dari pit maupun stockpile . Pengapalan dilakukan apabila kualitas ore

sudah memenuhi syarat kadar Ni>1,5% atau sesuai dengan permintaan pihak

pembeli.

Gambar 1.6 Proses Barging

6. Reklamasi

Reklamasi merupakan suatu kegiatan rehabilitasi pasca tambang yang wajib

dilakukan, guna untuk menata dan memperbaiki kembali lahan yang telah

dibuka. PT Ceria Nugraha Indotama telah melakukan reklamasi pada beberapa

pit yang telah ditinggalkan (mine out), dengan menanam berbagai jenis pohon

agar lahan kembali sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.

Gambar 1.7 Area Reklamasi Pit Bekas Penambangan

7
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

PT Ceria Nugraha Indotama merupakan perusahaan yang bergerak pada

penambangan bijih nikel laterit dengan luas IUP 6.785 hektar pada Blok Lapapao dan

secara administrasi beroperasi di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi

Tenggara (Gambar 2.1). PT Ceria Nugraha Indotama didirikan pada 18 Maret 1991

berdasarkan Akta Notaris No. 29 yang diterbitkan oleh Mestariany Habie, S.H. Saat ini

PT Ceria Nugraha Indotama sedang melakukan pembangunan pabrik pengolahan bijih

nikel dengan sistem pirometalurgi dengan metode RKEF (Rectangular Rotary-kiln Electric

Furnace) untuk memproduksi ferronickel (FeNi) dan juga mengembangkan pabrik

pengolahan nikel kadar rendah dan kobalt dengan sistem hidrometalurgi dengan metode

HPAL (High-Pressure Acid Leaching) untuk memproduksi bahan baku baterai.

PT Ceria Nugraha Indotama memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP

Eksplorasi) sesuai dengan Surat Bupati Kolaka Nomor 348 pada 2011. Pada 2012 izin ini

ditingkatkan dari IUP Eksplorasi menjadi IUP Operasi Produksi dengan Surat Bupati

Kolaka Nomor 177. Sertifikat clear and clean diterima pada 8 November 2013 dengan

sertifikat nomor 817/Min/12/2013. Selanjutnya Ceria memperbarui status hukum

perusahaan melalui notaris Nini Savitry, SH pada tanggal 25 Mei 2011 dan telah

memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor

AH.01.10.18542 dengan bidang bisnis terspesialisasi pada sektor pertambangan,

khususnya tambang bijih nikel. Kegiatan pertambangan PT Ceria Nugraha Indotama

juga dilengkapi dengan Izin AMDAL yang disetujui oleh Pemerintah sesuai dengan

keputusan Bupati Kolaka No.133 tahun 2012.

8
Gambar 2.1 merupakan batas wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang

dimiliki oleh PT. Ceria Nugraha Indotama.

Gambar 2.1 Peta Wilayah IUP PT. Ceria Nugraha Indotama

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

PT Ceria Nugraha Indotama adalah perusahaan pertambangan yang memiliki

tujuan untuk menciptakan nilai dan meningkatkan taraf kehidupan melalui

penambangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan

tersebut, PT. Ceria Nugraha Indotama memiliki visi, misi, serta nilai-nilai sebagai berikut

(PT Ceria Nugraha Indotama, 2021).

2.2.1 Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan nikel dan kobalt kelas dunia melalui praktik-praktik bisnis

yang efisien dan berkelanjutan.

9
2.2.2 Misi Perusahaan

Untuk menghasilkan produk nikel dan kobalt dengan memaksimalkan nilai melalui

praktik-praktik industri terbaik yang efisien.

2.2.3 Nilai-nilai Perusahaan

PT Ceria Nugraha Indotama memiliki lima nilai diantaranya:

1. Care

Kami peduli terhadap keselamatan, kesehatan & kesejahteraan karyawan kami,

masyarakat kami, pemangku kepentingan kami, dan lingkungan kami untuk

mencapai tujuan kami.

2. Equality

Kami memperlakukan orang-orang kami secara etis dan menghormati satu sama

lain, kami memberikan kesempatan yang sama untuk berkembang dan tumbuh

secara maksimal.

3. Reability

Kami melayani produk dan layanan yang andal untuk pengembangan ekonomi

lokal dengan keterlibatan pemangku kepentingan yang terhormat.

4. Integrity

Kita berperilaku etis dalam bisnis dengan integritas tinggi dalam setiap

keputusan, budaya, dan hukum di mana pun kita beroperasi.

5. A-Team

Kami menunjukkan sebagai A-Team untuk bekerja melalui komitmen kami untuk

menyampaikan strategi kami untuk berbicara dan bekerja sama.

2.3 Struktur Organisasi

PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI) memiliki Directors (Pimpinan Perusahaan)

yang dipimpin langsung oleh President Director (Direktur Utama) dan didampingi oleh

Director of Finance & Support, Deputy President Director dan Director of Operation. Pada

10
struktur manajemen PT. Ceria Nugraha Indotama terdapat beberapa General Manager

(Manajer Umum) diantaranya, General Manager of Business Development and Risk

Management, General Manager of Project RKEF Smelter (Line 1-6), General Manager of

Site Operation, General Manager of Construction Management, General Manager of

Finance, General Manager of Shipment Port Operation and Maintenance dan General

Manager HSE & Sustainability yang dibawahi langsung oleh direktur utama dan direktur

lainnya (Gambar 2.2).

Kegiatan operasi penambangan PT. Ceria Nugraha Indotama berada dibawah

naungan Director of Operation dan dibawah pengawasan General Manager of Site

Operation dimana terdapat beberapa divisi/departemen yang berada dibawah General

Manager of Site Operation diantaranya, Mining Operation (MO), Quality Assurance and

Quality Control (QAQC), Project Development (PDM), Mining Technical Service (MTS),

Transhipment and Port Operation dan Exploration. Pada kegiatan magang industri ini

penulis ditempatkan pada Departemen Mining Technical Service (MTS).

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Ceria Nugraha Indotama

11
2.4 Kondisi Regional Daerah

2.4.1 Geomorfologi

Tinjauan mengenai geomorfologi regional yang meliputi Daerah Wolo dan

sekitarnya didasari pada laporan hasil pemetaan geologi lembar Kolaka, Sulawesi

Tenggara yang disusun oleh Simandjuntak, dkk (1993). Daerah penelitian termasuk

dalam geomorfologi regional lembar Kolaka yang dapat dibagi dalam daerah

pegunungan, perbukitan, dan daerah pedataran.

Daerah pegunungan menempati bagian selatan dan utara. Dibagian selatan

terdapat pegunungan yakni pegunungan Blok Lapao-pao dibentuk oleh batuan granit .

Sedang bagian utara ditempati pegunungan Tamborasi disusun oleh batugamping.

Daerah perbukitan menempati bagian timur dengan ketinggian 200-700 meter dan

merupakan perbukitan agak landai yang terletak diantara pegunungan dan pedataran.

Perbukitan ini dibentuk oleh batuan vulkanik, ultramafik, dan batupasir.

2.4.2 Geologi Regional

Pulau Sulawesi merupakan wilayah yang kompleks karena merupakan tempat

pertemuan tiga lempeng besar, yaitu lempeng Indo–Australia, lempeng Pasifik, lempeng

Eurasia dan lempeng kecil Filipina. Karena proses tumbukan ke empat lempeng ini,

menyebabkan pulau Sulawesi memliki empat buah lengan dengan proses tektonik yang

berbeda – beda disetiap wilayahnya. Berdasarkan struktur litotektonik Sulawesi dibagi

menjadi empat bagian, yaitu Mandala barat sebagai jalur magmatik yang merupakan

bagian ujung timur Paparan Sunda, Mandala tengah yang merupakan batuan malihan

yang di tumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia, Mandala timur

berupa ofiolit yang merupakan segmen dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan

sedimen berumur Trias–Miosen, dan Fragmen Benua Banggai–Sula–Tukang Besi yang

terletak di kepulauan paling timur dan tenggara Sulawesi (Sompotan, 2012).

12
Daerah Kolaka termasuk dalam bagian dari Ofiolit Sulawesi Timur (East Sulawesi

Ophiolite/ESO). Ofiolit Sulawesi Timur (ESO) adalah satu dari tiga ofiolit terbesar di

dunia. Total panjang ESO lebih dari 700 km dari Teluk Gorontalo, melewati Lengan Barat

dan Tengah mengarah ke Lengan Tenggara Sulawesi dan pulau Buton serta Kabaena.

ESO juga meluas ke Kompleks Lamasi Lengan Selatan melewati Teluk Bone. Total area

singakapan lebih dari 15000 km2 (Kadarusman dkk, 2004).

Berdasarkan peta geologi regional lembar Kolaka, Sulawesi Skala 1:250,000 yang

diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung (Simandjuntak

dkk, 1993). Formasi yang menyusun daerah sekitar IUP PT CNI yaitu Kompleks

Ultramafik, Kompleks Pompangeo dan Alluvial (Gambar 3.1).

Gambar 2.3 Peta Geologi Regional PT. Ceria Nugraha Indotama (Simandjuntak dkk, 1993).

2.4.3 Struktur Geologi

Struktur geologi Lembar Lasusua-Kendari memperlihatkan ciri komplek

tumbukan dari pinggiran benua yang aktif. Berdasarkan struktur, himpunan batuan,

biostratigrafi dan umur, daerah ini dapat dibagi menjadi 2 domain yang sangat berbeda,

13
yakni: 1) allochton : ofiolit dan malihan, dan 2) autochton: batuan gunungapi dan pluton

Tersier dan pinggiran benua Sundaland, serta kelompok molasa Sulawesi. Lembar

Lasusua, sebagaimana halnya daerah Sulawesi bagian timur, memperlihatkan struktur

yang sangat rumit. Hal ini disebabkan oleh pengaruh pergerakan tektonik yang telah

berulangkali terjadi di daerah ini. Struktur geologi yang terdapat pada daerah Wolo

berupa sesar geser mendatar, sesar turun, kekar turun, kekar yang dijumpai hampir

pada semua batuan komplek mafik batuan komplek mafik dan batuan ultramafik, begitu

juga perlipatan perlipatan yang diduga mulai terbentuk sejak mezosoikum (Simanjuntak

dkk, 1993). Pada daerah Wolo banyak terdapat kekar-kekar yang terisi oleh mineral-

mineral sekunder, misalnya garnierit , krisopras, asbes dan kalsedon (silika).

14
BAB III

AKTIVITAS MAGANG INDUSTRI

3.1 Tahapan dan Alur Kegiatan

Kegiatan Magang Industri selama 6 bulan dilaksanakan sejak tanggal 01 Agustus

2022 hingga 01 Februari 2023 di PT. Ceria Nugraha Indotama pada Departemen Mine

Technical Sevice. Tahapan kegiatan Magang Industri di PT. Ceria Nugraha Indotama

sampai pada tiga bulan pertama diuraikan sebagai berikut:

1. Persiapan Awal

Kegiatan Magang Industri diawali dengan healthy check dimana terdapat

berbagai pertanyaan yang akan dijawab berhubungan dengan kesehatan peserta dan

pengecekan kartu ataupun sertifikat vaksin COVID-19 sebagai salah satu syarat untuk

memasuki lokasi perusahaan.

Gambar 3.1 Pendataan Diri dirangkaikan Safety Induction.

Pendataan diri dan pembagian id-card didampingi oleh bagian Human Resources

Department (HRD) dan dirangkaikan dengan safety induction yang didampingi oleh divisi

Health and Safety Environment (HSE) bertujuan untuk memperkenalkan dan

15
memberitahukan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Kesehatan dan

Kesalamatan Kerja (K3) di perusahaan.

2. Pembagian Departemen dan Pembimbing

Pembagian departemen dan pembimbing dilakukan setelah semua persiapan

awal telah dilakukan, penulis ditempatkan pada departemen Mine Technical Service dan

mendapatkan pembimbing pada departemen yang sama.

3. Pembagian Alat Pelindung Diri (APD)

Pembagian APD dilakukan pada masing-masing departemen dan menjadi syarat

untuk masuk ke lokasi tambang, adapun APD yang dibagikan yaitu sepatu safety, helm,

jas hujan, kacamata dan rompi yang dilengkapi dengan scotlight.

4. Konsultasi Pembimbing

Konsultasi dilakukan sebelum mengerjakan jobdesk yang diberikan dan

melakukan observasi dan pengambilan data di lapangan dengan tujuan pembimbing

dapat mengarahkan mahasiswa dalam hal jobdesk, lokasi pengambilan data dan jenis

data yang dibutuhkan. Konsultasi juga sangat penting dilakukan untuk

mengkoordinasikan alur dan jadwal kegiatan selama magang industri di perusahaan.

5. Safety Talk

Safety talk (disebut juga safety morning talk atau toolbox meeting) adalah

pertemuan yang dilakukan rutin antara supervisor dengan para pekerja atau karyawan

untuk membicarakan hal-hal mengenai K3, baik tentang isu terbaru, regulasi, prosedur

kerja, alat pelindung diri, potensi bahaya, dan lain-lain. Safety talk dilakukan setiap hari

Senin sebelum seluruh kegiatan dimulai baik kegiatan di kantor maupun di lapangan.

Safety talk wajib diikuti oleh seluruh karyawan dan peserta Kerja Praktik dengan tujuan

untuk mengingatkan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) selama

beraktivitas di lingkungan kerja (Gambar 3.2)

16
Gambar 3.2 Kegiatan Safety Talk Setiap Hari Senin

6. Pengamatan dan pengenalan kegiatan operasional penambangan

Pengamatan dan pengenalan kegiatan operasional penambangan bertujuan

untuk mengenal lokasi kerja serta mempelajari kegiatan penambangan secara langsung.

Kegiatan ini dimulai dari pengenalan lokasi-lokasi penambangan, tahapan penambangan

mulai dari stripping hingga barging.

Gambar 3.3 Pengamatan Lapangan

17
7. P5M dan P2H pada Pit Garuda

P2H dilakukan dengan tujuan pemeriksaan terhadap kondisi alat sebelum

dioperasikan. P2H dibarengi dengan P5M (Penyampaian 5 Menit) dengan tujuan

mengingatkan akan kesehatan dan keselamatan kerja selama di lapangan.

Gambar 3.4 Kegiatan P5M dan P2H di Pit Garuda

8. Pengambilan data cycle time

Pengambilan data cycle time dilakukan setelah sebanyak 4 kali, yaitu pada

tanggal 22 Agustus 2022 pada pit Barokah, 24 Agustus 2022 pada pit Garuda, 01

September pada pit Lola, dan tanggal 20 Oktober 2022 pada pit Barokah kembali.

Pengambilan data cycle time dilakukan adalah cycle time dumptruck dan cycle time

excavator pada produksi overburden dan produksi ore.

9. Mining Tour

Mining Tour merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengetahui sejauh

mana progres penambangan berdasarkan plan penambangan, dan membahas temuan-

temuan seperti rencana terkait teknis penambangan ataupun terkait isu safety

dilapangan.

18
Gambar 3.5 Kegiatan Mining Tour

10. Survey Pemetaan dan Topografi

Survey Pemetaan dan topografi dilakukan untuk mengetahui situasi

perkembangan kemajuan tambang, kondisi lapangan seperti kemiringan lereng, dan

untuk keperluan pemetaan seperti penempatan boundary pit, plan titik bor,dan test pit.

Kegiatan survey pemetaan dan topografi dilakukan setiap hari untuk memperoleh

informasi terkait perubahan topografi maupun kemajuan tambang

Gambar 3.6 Kegiatan Mining Tour

19
11. Pengerjaan Laporan

Pengerjaan laporan dilakukan sebagai penilaian terhadap progres magang

industri dalam rentang waktu 3 bulan pertama baik oleh pihak perusahaan maupun pihak

universitas.Tahapan dan alur kegiatan magang industri secara umum diuraikan pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Tahapan Kegiatan Magang Industri


WAKTU 2022
NO AKTIVITAS MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI (2023)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Penerimaan Proposal
3 Keberangkatan
4 Pengurusan Administrasi dan Safety Induction
5 Pengenalan Pembimbing
6 Observasi Lapangan
7 Pengenalan Jobdesk (Mine Technical Service)
8 Pengambilan Dokumentasi
9 Jobdesk Magang (Dept. Mine Technical Service)
10 Pengambilan Data Cycle Time Pit Barokah
11 Pengambilan Data Cycle Time Pit Garuda
12 Pengambilan Data Cycle Time Pit Lola
13 Safety Talk Setiap Hari Senin
14 Mining Tour (Mine Technical Service)
15 Penyusunan Laporan
16 Seminar

Fasilitas yang disediakan perusahaan kepada mahasiswa yang mengikuti

program magang merdeka adalah sebagai berikut:

1. Tanggungan biaya trasnportasi pergi – pulang (Tiket Pesawat)

2. Tanggungan pangan 3x sehari

3. Penyediaan tempat tinggal untuk karyawan (Mess)

4. Uang saku

5. Peralatan safety, seperti helm, rompi, kacamata dan sepatu.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang digunakan dalam

mengumpulkan variabel-variabel yang akan digunakan sebagai acuan dalam

melakukan pengolahan data. Metode yang digunakan yaitu:

20
1. Kegiatan Observasi

Metode ini merupakan metode yang dilakukan dengan cara pengamatan

langsung di lokasi magang dengan mewawancarai pihak-pihak pada divisi yang

berkaitan untuk memperoleh informasi terkait data yang ingin diperoleh.

2. Kegiatan Dokumentasi

Metode ini berupa pengambilan gambar dan pencatatan hal-hal yang

dianggap penting untuk menunjang data yang diperoleh dilapangan.

3. Pengumpulan data dan informasi terkait kegiatan magang.

Metode ini dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui dokumen-

dokumen yang berupa data sekunder. Pengumpulan data pada kegiatan

magang merdeka meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder.

3.2.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil secara langsung dilapangan selama

kegiatan magang industri di PT. Ceria Nugraha Indotama.

Adapun data primer yang diperoleh diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Cycle time dumptruck

Cycle time dumptruck di ambil langsung pada proses pemindahan lapisan

tanah penutup (overburden) dari pit Garuda menuju disposal. Cycle time terdiri dari

waktu antri di mine front sebelum pemuatan, maneuver sebelum pemuatan (loading),

waktu pemuatan material (ore loading), waktu mengangkut (hauling), waktu antri

sebelum penumpahan material(dumping), dan waktu kembali kosong ke mine front.

Cycle time yang diambil merupakan cycle time hauling overburden yang nantinya

akan menjadi data pada laporan ini.

2. Cycle time excavator

Cycle time excavator juga diambil langsung pada pit Garuda, setelah proses

pengupasan lapisan tanah penutup (stripping) dilakukan dan material siap diangkut

21
menuju disposal atau waste dump. Spesifikasi dumptruck dan excavator. Spesifikasi

dumptruck dan excavator juga diambil langsung pada pit Garuda, karena type alat

juga sangat penting untuk diketahui untuk mengetahui kapasitas bucket, swell factor,

bucket fill factor, akselerasi alat dan kemampuan alat.

3. Kondisi material

Kondisi material tentunya harus diamati secara langsung di lokasi

penambangan, kondisi material ini berguna untuk mengetahui faktor pengembangan

dan penyusutan material (swell factor).

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara langsung selama

melaksanakan kegiatan magang industri di PT. Ceria Nugraha Indotama, melainkan

data yang diperoleh dari perusahaan. Adapun data sekunder yang diperoleh adalah

sebagai berikut:

1. Data prodouksi

Data produksi merupakan data yang berisikan hasil produksi yang dicapai

dalam waktu tertentu serta perbandingan antara produksi aktual dan target ( plan)

yang telah direncanakan sebelumnya.

2. Efisiensi kerja

Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan atau

perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan waktu yang tersedia.

3. Ketersediaan alat

Ketersediaan alat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi produktifitas

alat muat maupun alat angkut. Ketersediaan alat merupakan faktor yang

menunjukkan kondisi alat-alat mekanis yang digunakan dalam melakukan kegiatan

penambangan, Ketersediaan alat ini terdiri dari ketersediaan mekanis ( mechanical

22
avability), ketersediaan fisik (Phsycal Avability), Use of Avability, dan Effective

Utilization.

4. Jadwal jam kerja

Jadwal jam kerja meliputi hours worked, repair worked, standby hours,

schedule hours dan total hours. Data-data ini nantinya akan diolah untuk mengetahui

kondisi alat, ketersediaan alat dan penggunaannya di lapangan.

3.3 Jenis Kegiatan Magang

Dalam kegiatan magang industri yang dilaksanakan di PT. Ceria Nugraha

Indotama, Penulis ditempatkan pada departemen Mine Technical Service (MTS).

Kegiatan yang dikerjakan penulis selama tiga bulan melaksanakan magang industri

pada departemen MTS sebagai berikut:

1. Daily Report Form Aktivitas Unit

Daily report form aktivitas unit merupakan data terkait aktivitas unit

dilapangan baik alat gali muat (excavator) maupun alat angkut (dumptruck),

serta peralatan mekanis penunjang lainnya seperti vibro, water truck, grader

tower lamp dan bull dozer. Form ini menjabarkan tentang aktivitas unit yang

terdiri dari waktu standby, work dan repair yang disertai dengan aktivitas

didalamnya.

Gambar 3.7 Daily Report Aktivitas Unit

23
Setelah data dari checker di input dalam tabel Microsoft excel seperti pada

gambar 3.5, maka selanjutnya dilakukan validasi data terkait jam kerja dan

aktivitas unit didalamnya dengan menyesuaikan waktu jam kerja dalam

perusahaan, sehingga dapat diperoleh faktor ketersediaan alat dilapangan

berdasarkan aktivitas unit yang terdiri dari mechanical avability (MA), physical

avability (PA), use of avability (UOA), dan effective utilization (EU).

Gambar 3.8 Validasi Data Aktivitas Unit

Setelah data divalidasi, selanjutnya akan muncul data terkait rata-rata per-

hari efektivitas unit selama bekerja dilapangan.

Gambar 3.9 Rata-Rata Tingkat Efektivitas Unit

24
2. Equipment Daily Performance Report

Equipment daily performance report merupakan data yang berisi kinerja

harian peralatan berdasarkan data jam kerja unit yang diperoleh dari operato

yang terdiri dari alat gali muat (excavator) dan alat angkut (dumptruck).

Equipment daily performance report terdri dari jam kerja unit berserta

deskripsinya, yang kemudian jika dikalkulasikan dapat diperoleh data

ketersediaan alat berdasarkan jam kerja unit.

Gambar 3.10 Equipment Daily Performance Report Dumptruck

Gambar 3.11 Equipment Daily Performance Report Excavator

25
3.4 Hambatan Yang Dihadapi

Hambatan yang ditemui pada kegiatan magang industri ini adalah berupa

Kondisi cuaca yang mempengaruhi kondisi lapangan sehingga menjadi sedikit kendala

atau hambatan baik pada saat observasi maupun pada saat pengambilan data

lapangan serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan software perencanaan

tambang, sehingga sangat penting untuk dipelajari kedepannya sebagai bekal dan

pengalaman sebelum memasuki dunia pekerjaan khususnya dalam sektor

pertambangan.

26
BAB IV
KESERASIAN KERJA ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT

4.1 Landasan Teori

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi

penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan

dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan paska tambang.

Penambangan merupakan bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi

mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya (Undang-Undang Mineral dan

Batubara No.4 Tahun 2009).

Kegiatan awal dari proses penambangan adalah pembersihan lahan ( land

clearing) dan pengupasan overburden (OB). Tujuan utama dari kegiatan tersebut

adalah memindahkan lapisan tanah penutup (overburden) menggunakan alat-alat

mekanis agar dapat dilakukan proses penambangan bahan galian. Overburden yang

telah dikupas kemudian dipindahkan ke tempat penimbunan yang biasa disebut

disposal. Disposal digunakan sebagai tempat membuang material tanah penutup, tanah

penutup tersebut harus digali dari pit agar dapat memperoleh bahan galian.

PT. Ceria Nugraha Indotama merupakan perusahaan yang melakukan

penambangan di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. PT.

Ceria Nugraha Indotama bekerja sama dengan berbagai perusahaan kontraktor untuk

melakukan kegiatan penambangan. Sistem penambangan yang dilakukan PT. Ceria

Nugraha Indotama adalah sistem tambang terbuka dengan menggunakan metode open

cast atau open pit yang merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang

terletak pada lereng bukit.

27
Dalam kegiatan penambangan perusahaan memiliki target produksi yang ingin

dicapai. Tercapainya target produksi harus didukung oleh beberapa faktor salah satunya

adalah match factor atau keserasian kerja alat mekanis yang merupakan suatu faktor

penting yang digunakan dalam penentuan jumlah alat angkut maupun jumlah alat gali

muat, agar terjadi sinkronisasi kerja antar keduanya sehingga menunjang tercapainya

target produksi yang telah ditetapkan. Apabila jumlah antara alat gali muat sesuai

dengan jumlah alat angkut, akan tercapai efisiensi kerja dan produksi yang optimal.

Berdasarkan uraian diatas, maka topik magang industri ini diangkat untuk

melakukan evaluasi terhadap match factor alat gali muat dan alat angkut pada kegiatan

pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) yang dilakukan pada pit Barokah agar

tercapainya sinkronisasi atau keserasian kerja antara alat gali muat dan alat angkut

dalam kegiatan pemindahan tanah penutup (overburden).

Gambar 4.1 Peta Jalur disposal pit Garuda

28
4.2 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang dilakukan berupa pengamatan dan pengambilan

data berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh berupa cycle

time alat gali muat (excavator) , cycle time alat angkut (dumptruck), spesifikasi alat alat

gali muat (excavator) , dan spesifikasi alat angkut (dumptruck) serta kondisi material

dilapangan. Adapun untuk data sekunder yang diperoleh berupa data produksi

overburden dan jadwal jam kerja dilapangan.

4.2.1 Data Primer

1. Cycle time dumptruck

Waktu edar (cycle time) yang digunakan adalah waktu edar alat angkut pada

proses hauling overburden. Data waktu edar alat angkut yang diambil terdiri dari waktu

antri, waktu manuever, waktu pemuatan, waktu pengangkutan (hauling), antri tumpah,

maneuver tumpah, dumping, dan waktu kembali. Proses pengambilan data

menggunakan stopwatch smartphone dan dilakukan melalui pengamatan secara

langsung di pit Garuda pada tanggal 24 Agustus 2022 pada siang hari (shift 1).

2. Cycle time excavator

Waktu edar (cycle time) yang digunakan adalah waktu edar alat gali muat pada

proses loading Overburden. Data waktu edar alat gali muat yang diambil terdiri dari

waktu menggali, ayunan muatan, menumpah dan ayunan kosong. Proses pengambilan

data menggunakan stopwatch smartphone dan dilakukan melalui pengamatan secara

langsung di pit Garuda pada tanggal 24 Agustus 2022 pada siang hari (shift 1).

3. Spesifikasi alat angkut (dumptruck)

Pengambilan data cycle time dumptruck dilakukan di pit Garuda pada tanggal 24

Agustus 2022, dimana tipe unit dumptruck yang digunakan adalah Fuso 220 PS dan

Quester CWE 370. Kapasitas muatan Truk Fuso Tronton 6X4 yaitu 26 ton. Namun, Truk

Fuso tronton 6X4 karena double gardan maka lebih mampu diandalkan di areal off-road.

29
Bicara mengenai harga, harga Truk Fuso double gardan 6X4 tipe FN 527 ML merupakan

yang paling mahal diantara seluruh varian mitsubishi fuso 220 PS karena telah

berpenggerak 6X4, sasis lebih panjang daripada tipe FN 527 MS dan sudah

menggunakan jenis transmisi eaton yang terkenal sangat kuat untuk medan-medan

ekstrem (Mitsubishi, 2021).

Quester CGE370 dan CWE370 dilengkapi dengan mesin teknologi terbaru tipe

GH11E, yaitu 370 HP dengan torsi maksimum 1.700 Nm yang dicapai pada putaran

rendah 1.000 – 1.400 rpm. Mesin tipe ini memiliki engine management system yang

dapat memberikan informasi dan diagnosa mesin kepada pengemudi. Selain itu, truk

Quester juga memiliki fitur real-time fuel coach yang akan memberikan saran kepada

pengemudi bagaimana melakukan pemindahan transmisi maupun akselerasi secara

optimal sehingga konsumsi bahan bakar truk Quester dapat menjadi lebih efisien.

Sehingga meskipun mesin ini menghasilkan tenaga yang besar, bahan bakarnya tetap

irit. Quester CGE370 dan CWE370 memiliki kapasitas muatan yang kompetitif. Untuk tipe

Quester CGE370 memiliki tipper vessel 33 m3 sedangkan Quester CWE370 memiliki

tipper vessel 26 m3. Alternatif dua tipper vessel ini sama-sama dapat membantu proses

perpindahan material menjadi lebih cepat (United Tractors, 2020).

4. Spesifikasi alat gali muat (excavator)

Pengambilan data untuk cycle time alat gali muat dilakukan di pit Garuda pada

tanggal 24 Agustus 2022 dengan tipe unit Excavator DX.300/EX-302 (DOOSAN) .

Ekskavator hidraulik ini dilengkapi dengan mesin intercooler air-to-air, yang memiliki

input daya terbesar di kelasnya dan penghematan bahan bakar prima. Ini memastikan

pengoperasian, produktivitas, dan efisiensi yang luar biasa melalui sistem e-EPOS

system, versi baru dan versi mutakhir dari sistem EPOS. Ini akan memastikan

peningkatan kapasitas operasi dan menurunkan konsumsi bahan bakar. Klasifikasi dari

excavator Doosan DX.300 diantaranya memiliki berat 29,3 ton, kapasitas bucket 0,8-

30
1,75 m3, daya mesin 146/1,900 kW/rpm dengan model mesin DE08TIS, kecepatan

travel 5.1 km/jam, jangkauan penggalian Maks.10,745 mm, kedalaman penggalian

Maks.7,360 mm, tinggi penggalian Maks. 10,330 mm, panjang keseluruhan 10,620 mm,

lebar keseluruhan 3,200 mm, dengan tinggi keseluruhan 3,345 mm (Hyundai Doosan

Infracore, 2022).

5. Kondisi material

Kondisi material juga sangat penting untuk diketahui, karena dari kondisi material

di lapangan kita bisa mengetahui swell factor dan bucket fill factor yang nantinya akan

digunakan sebagai data pada laporan ini. Kondisi material pada lokasi Kerja Praktik

merupakan laterit atau tanah merah yang merupakan jenis tanah tidak subur yang

tadinya subur dan kaya akan unsur hara, tetapi unsur hara tersebut hilang karena larut

dibawa oleh air hujan yang tinggi. Laterit merupakan tanah yang kaya akan aluminium

oksida dan telah mengalami pelapukan yang lanjut. Tanah mineral ini miskin akan

mineral-mineral dan mudah lapuk serta kandungan mineral resisten sangat tinggi.

Penyebaran tanah ini di Indonesia diperkirakan 8.085 juta ha yang tersebar di Sumatra,

Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Jawa. Karena tanah ini merupakan tanah mineral yang

kaya akan seskuioksida, maka tanah ini mempunyai muatan positif dan didominasi oleh

liat aktivasi rendah (Wikipedia, 2021).

Faktor pengembangan (swell factor) digunakan dalam industri sipil dan

pertambangan di seluruh dunia. Ini adalah sebuah variabel yang menggambarkan

transformasi volume material in situ atau lebih dikenal sebagai Bank Cubic Metres (BCM)

ke volume yang dihilangkan dengan penggalian yang dikenal sebagai Loose Cubic Metres

(LCM). Tujuan mengetahui swell factor untuk materi tertentu sangat bagus tetapi tidak

terbatas pada; desain teknik, pelaporan volume, analisis biaya, kinerja mesin dan aplikasi

kontrak (Heit, 2011).

31
Pengembangan (swell) pada tanah atau batuan terjadi ketika material tersebut

dilakukan penggalian atau diledakkan dari tempat aslinya. Kegiatan tersebut

menghasilkan ruang atau pori yang menyebabkan meningkatnya volume dari keadaan

asli (bank) di lapangan, menjadi material dalam kondisi lepas (loose). Swell factor

merupakan persentase volume material dalam keadaan asli dengan volume material

tersebut dalam keadaan lepas (Nichols & David, 1999).

Wl
Swell Factor = …………………………………..……………………………….………………1
Ws

Keterangan:

Wl = Massa jenis material loose, ton /m3

Ws = Massa jenis material insitu, ton/m3

Bucket fill factor merupakan perbandingan antara volume material nyata yang

dimuat bucket dengan kapasitas munjung bucket. Faktor pengisian dari suatu alat gali

muat dipengaruhi oleh kapasitas bucket, jenis dan sifat material yang ditangani. Bucket

fill factor dirumuskan (Tak, 2022):

VN
BFF = 𝑥 100% ………………………………………………………………………..………….2
VT

Keterangan:

BFF = Bucket Fill Factor, %

Vn = Volume Nyata (m3)

Vt = Volume Teoritis (m3)

Selain menggunakan rumus perhitungan, nilai BFF dapat ditentukan secara

teoritis berdasarkan kondisi penggalian.

Tabel 4.1 Nilai BFF berdasarkan kondisi penggalian (Komatsu Ltd, 2006).
Excavating Condition BFF

Easy: Loading clayey soil, clay, or soft soil 1,00 – 1,10

32
Average: Loading loose soil with small diameter gravel 0,95 – 1,00

Rather difficult: Loading well blasted rock 0,90 – 0,95

Difficult: Loading poorly blasted rock 0,85 – 0,90

4.2.2 Data Sekunder

1. Data produksi

Data produksi adalah data yang mencakup target produksi hingga produksi

aktual di lapangan. Data produksi nantinya akan dijadikan patokan apakah target

produksi sudah tercapai atau belum dengan plan produksi yang telah ditentukan. Data

produksi ini diambil pada departemen Mine Operation.

2. Jadwal jam kerja

Jadwal jam kerja (time sheet) merupakan data yang meliputi hours worked,

repair worked, standby hours, schedule hours dan total hours. Data ini nantinya akan

diolah untuk mendapatkan produktivitas suatu alat yang beroperasi dilapangan. Data ini

diperoleh dari departemen Mine Technical Service.

Tabel 4.2 Jadwal Jam Kerja Dumptruck

HOUR METER Maintenance Delay (MD) Standby (STB) TOTAL


UNIT AVAILABLE OPERATING JOB
NO. DATE SHIFT Break Down Other Down (OD) WORK EWH LOCATION REMARKS
CODE Start End Actual HOUR Repair TIME Rest Rain Slipery No Job DESCRIPTION
(BD) No Fuel No Driver HOURS
1 2022-08-24 Siang DT-05 5045.4 5053 7.6 8.6 7.6 1.0 0.0 8.6 Hauling OB Garuda Ready
2 2022-08-24 Siang DT-09 2821.1 2827.6 6.5 7.5 6.5 1.0 0.0 7.5 18.8 Hauling OB Garuda Ready
3 2022-08-24 Siang DT-10 2954.9 2959.6 4.7 5.7 4.7 1.0 0.0 5.7 Hauling OB Garuda Ready

Data jadwal jam kerja dumptruck yang diambil adalah data pada tanggal 24

Agustus 2022 sesuai dengan tanggal pengambilan data cycle time pada pit Garuda.

Terdapat tiga dumptruck yang beroperasi dengan job description hauling OB pada shift

pertama atau siang hari. Dumptruck 05 memiliki available hour sebanyak 8,6 jam dengan

waktu aktual yang dimanfaatkan sebesar 7,6 jam karena dikurangi dengan waktu

istirahat (rest) sebesar 1 jam. Dumptruck 09 memiliki available hour sebesar 7,5 jam

33
dengan waktu actual sebesar 6,5 jam Karena dikurangi waktu istirahat ( rest) selama 1

jam. Dumptruck 10 memiliki available hour sebanyak 5,7 jam dengan waktu aktual yang

dimanfaatkan sebesar 4,7 jam karena dikurangi dengan waktu istirahat ( rest) sebesar 1

jam. Effective Working Hour (EWH) pada shift tersebut sebesar 18,8 jam dengan

menjumlahkan data aktual waktu yang terpakai masing-masing dumptruck (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Jadwal Jam Kerja Excavator


HOUR METER Maintenance Delay (MD) Standby (STB) TOTAL
UNIT AVAILABLE OPERATING JOB
NO. DATE SHIFT Break Down Other Down (OD) WORK EWH LOCATION REMARKS
CODE Start End Actual HOUR Repair TIME Rest Rain Slipery No Job DESCRIPTION
(BD) No Fuel No Driver HOURS
1 2022-08-24 Siang EX-302 6511.9 6520.7 8.8 11 8.8 1.0 1.2 0.0 11 8.8 Loading OB Garuda Ready

Data jadwal jam kerja excavator yang diambil juga pada tanggal 24 Agustus 2022

shift pertama atau pada siang hari dengan kode unit EX-302. Waktu yang tersedia

(available hour) sebesar 11 jam dan yang dimanfaatkan sebesar 8,8 jam karena

dikurangi dengan waktu istirahat (rest) selama 1 jam dan slippery selama 1,2 jam. Tidak

terdapat delay time pada excavator EX-302 sehingga total waktu kerjanya tetap 11 jam.

EWH pada shift tersebut sebesar 8,8 jam.

4.3 Pengolahan Data

Data yang diperoleh berupa cycle time alat gali muat dan alat angkut pada proses

pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) menggunakan stopwatch

smarthphone. Lokasi pengambilan data dilakukan pada salah satu pit yaitu pit Garuda

pada tanggal 22 Agustus 2022. Selain itu terdapat beberapa data sekunder seperti

jadwal jam kerja dan produksi overburden. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan

perhitungan cycle time alat gali muat dan alat angkut, efisiensi , produktivitas dan

keserasian kerja (match factor) antara alat gali muat (excavator) dan alat angkut

(dumptruck), kemudian dari turunan rumus match factor, didapatkan rumus turunan

untuk memperoleh jumlah alat angkut (dumptruck) optimal dalam proses produksi.

34
4.3.1 Waktu Edar Alat Gali Muat (Excavator)

Cycle time excavator diambil pada pit barokah pada proses loading overburden.

Waktu edar adalah jumlah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis baik alat muat

maupun alat angkut untuk melakukan satu siklus kegiatan produksi dari awal sampai

akhir dan siap untuk memulai kembali. Waktu edar alat gali muat dapat dinyatakan

dalam persamaan (Tak, 2022):

CTm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4……………………………………………………………..3

Keterangan:

CTm= Total waktu edar alat gali muat

Tm1= Waktu untuk menggali material

Tm2= Waktu berputar dengan bucket terisi

Tm3= Waktu untuk menumpahkan material

Tm4= Waktu berputar dengan bucket kosong

4.3.2 Waktu Edar Alat Angkut (Dumptruck)

Waktu edar (cycle time) dumptruck diambil di pit Garuda pada kegiatan hauling

overburden. Cycle time dumptruck diukur menggunakan stopwatch smartphone untuk

memperoleh waktu edar berupa waktu menggali, waktu mengayun ( swing isi), waktu

menumpah dan waktu ayunan kosong (swing kosong). Waktu edar adalah jumlah waktu

yang diperlukan oleh alat mekanis baik alat muat maupun alat angkut untuk melakukan

satu siklus kegiatan produksi dari awal sampai akhir dan siap untuk memulai lagi (Tak,

2022). Persamaan waktu edar alat angkut adalah sebagai berikut (Tak, 2022):

CTa = Ta1+Ta2 +Ta3+Ta4+Ta5+Ta6……………………………………………………..4

Keterangan:

Cta = Total waktu edar alat angkut

Ta1 = Waktu mengatur posisi untuk dimuati

Ta2 = Waktu diisi muatan

35
Ta3 = Waktu mengangkut muatan

Ta4 = Waktu mengatur posisi untuk menumpahkan muatan

Ta5 = Waktu muatan ditumpahkan

Ta6 = Waktu kembali kosong

4.3.4 Ketersediaan Alat Gali Muat dan Alat Angkut

Salah satu hal yang mempengaruhi produksi dari kebutuhan alat gali-muat dan

alat angkut yang diinginkan dalam operasi penambangan adalah masalah ketersediaan

alat. Ketersediaan alat adalah faktor yang menunjukkan kondisi alat-alat mekanis dalam

melakukan pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan waktu selama kerja. Berikut

beberapa faktor yang memengaruhi ketersediaan alat (Istiqamah & Gusman, 2019):

A. Kesediaan mekanis (Mechanical Avaibility)

Kesediaan mekanis (Mechanical Avaibility) merupakan faktor yang menunjukan

kesediaan alat dalam melakukan pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan

waktu yang digunakan untuk memperbaiki mesin, peralatan dan alasan mekanis

lainnya.

W
MA = x 100% ………………………………………………………………………………….5
W+R

Keterangan:

W = Working Hours atau jumlah jam kerja.

R = Repairs Hours atau jumlah jam untuk perbaikan.

B. Kesediaan fisik (Physical Availability)

Kesediaan fisik (Physical Availability) merupakan faktor yang menunjukan

kesediaan alat untuk melakukan kerja dengan memperhitungkan waktu yang

hilang karena rusaknya jalan, faktor cuaca dan lainnya.

W+S
PA = x 100% ………………………………………………………………………………6
W+R+S

36
Keterangan:

W = Working Hours atau jumlah jam kerja.

R = Repairs Hours atau jumlah jam untuk perbaikan.

S = Standby Hours atau jumlahj am kerja alat yang tidak dioperasikan padahal

alat tersebut tidak rusak dan siap beroperasi.

C. Use of Availability

Use of Availability merupakan faktor yang menunjukan berapa persen waktu

yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut

dapat dipergunakan.

W
UA = x 100% ………………………………………………………………………….……….7
W+S

Keterangan:

W = Working Hours atau jumlah jam kerja.

S = Standby Hours atau jumlah kerja alat yang tidak dioperasikan padahal alat

tersebut tidak rusak dan siap beroperasi.

D. Effective Utilization

Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat

dimanfaatkan untuk kerja produktif. Effective utilization sebenarnya sama

dengan efisiensi kerja.

W
EU = x 100% ………………………………………………………………………………8
W+R+S

Keterangan:

W = Working Hours atau jumlah jam kerja.

R = Repairs Hours atau jumlah jam untuk perbaikan.

S = Standby Hours atau jumlah kerja alat yang tidak dioperasikan padahal alat

tersebut tidak rusak dan siap beroperasi.

37
4.3.5 Efisiensi Alat Gali Muat dan Alat Angkut

Efisiensi kerja merupakan penilaian terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan yang

merupakan perbandingan antara waktu yang digunakan untuk bekerja dengan waktu

kerja yang tersedia. Waktu efisiensi kerja dihitung dengan rumus (Oktaviani, 2021):

WKE
Eff kerja = = x 100% …………………………………………………………..…………….9
WKT

Keterangan:

Wke = Waktu kerja efektif (Wke = Wkt – (Whd + Whdt))

Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari

Wkt = Waktu kerja yang tersedia

Whdt = Waktu kerja yang tidak dapat dihindari

4.3.6 Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut

Produktivitas alat muat dan alat angkut adalah kemampuan produksi alat muat

dan alat angkut. Perhitungan produktivitas alat terbagi menjadi 2 macam, yaitu secara

teoritis dan secara aktual (nyata). Produksi teoritis alat merupakan hasil terbaik secara

perhitungan yang dapat dicapai suatu hubungan kerja alat selama waktu operasi

tersedia dengan memperhitungkan faktor koreksi yang ada. Semakin baik tingkat

penggunaan alat maka semakin besar produktivitas yang dihasilkan (Pfleider, 1972).

a. Produktivitas Alat Gali-Muat

Kemampuan produktivitas alat gali muat adalah besar produktivitas yang dicapai

dalam kenyataan alat gali muat berdasarkan kondisi yang dapat dicapai saat ini.

Untuk memperkirakan produktivitas alat gali muat, dapat digunakan rumus berikut

ini (Adinda & Yulhendra, 2019):

q = q1 x k ………………………………………………………………………………………………..10

Keterangan:

q = Kapasitas produksi persiklus (m3, cu yd3)

38
q1 = Kapasitas bucket (m3, cu yd3)

k = bucket fill factor

Setelah mengetahui kapasitas dari bucket excavator, dapat dihitung produktivitas

tersebut yaitu dengan rumus berikut (Adinda & Yulhendra, 2019):

Q = q x Sf x 3600/CM x E …………………………………………………………………..……..11

Keterangan:

Q = Produksi perjam (BCM/jam)

q = Kapasitas produksi persiklus (m3, cu yd3)

Sf = Swell factor

Cm = Cycle time (detik)

E = Efisiensi kerja (%)

b. Produktivitas alat angkut

Terkait dengan alat angkut dimana produktivitas sangat dipengaruhi oleh jarak,

maka itu proses penganalisaan terhadap produktivitas alat angkut akan

terfokuskan terhadap pengaruh jarak dari pengangkutan terhadap produktivitas

alat angkutnya. Dalam perhitungan produktivitas alat angkut, perlu dihitung

kapasitas vessel dumptruck dengan persamaan (Adinda & Yulhendra, 2019):

C = n x q1 x k ………………………………………………………………………………………….13

Keterangan:

C = Produksi persiklus (m3, cu yd3)

n = Jumlah pengisian alat muat ke alat angkut

q1 = Kapasitas bucket (m3, cu yd3)

k = Bucket fill factor

Analisis produktivitas dumptruck dapat dihitung menggunakan rumus sebagai

berikut (Adinda & Yulhendra, 2019):

P = C x Sf x 3600/Cmt x Et ………………………………………………………………………14

39
Keterangan:

P = Produktivitas dumptruck (BCM/jam)

C = Produksi persiklus (m3, cu yd3)

Sf = Swell factor

Cmt = Waktu siklus dumptruck

Et = Efisiensi dumptruck

4.3.7 Kebutuhan Alat Gali Muat dan Alat Angkut

Kuantitas atau jumlah kebutuhan alat gali muat dan alat angkut dapat diketahui

dengan menggunakan metode match factor. (match factor) merupakan suatu

persamaan sistematis yang digunakan untuk menghitung tingkat keselarasan kerja

antara alat muat dan alat angkut untuk setiap kondisi pemuatan dan pengangkutan.

Operasi kerja yang serasi antara alat muat dan alat angkut akan memperlancar kegiatan

pemuatan dan pengangkutan sehingga produksi yang dihasilkan akan lebih optimum

(Burt, 2014).

Faktor keserasian (Match factor) ini digunakan untuk mengetahui jumlah alat

angkut yang sesuai (serasi) saat melayani satu unit alat gali muat (Indonesianto, 2012).

Adapun rumus dari match factor adalah sebagai berikut (Indonesianto, 2012):

NT x CL
MF = ………………………………………………………………………………………. 14
NL x CT

Keterangan:

NT = Jumlah alat angkut (unit)

NL = Jumlah alat muat (unit)

CL = Waktu edar alat muat mengisi penuh 1 bak truk (menit)

CT = Cycle time alat angkut (menit)

Bila hasil dari perhitungan didapatkan MF < 1 berarti excavator akan sering

menganggur, jika MF=1 maka excavator dan dumptruck tidak ada yang menganggur,

40
dan jika MF > 1 berarti dumptruck akan sering menganggur. Jumlah dumptruck yang

diperlukan untuk melayani satu unit excavator dapat diketahui dengan menggunakan

rumus faktor keserasian di atas, dengan beberapa asumsi yang harus dilakukan yaitu

jumlah alat-gali muat = 1 dan nilai MF = 1. Sehingga rumus di atas dapat

disederhanakan menjadi (Burt, 2008):

CTH
NH = ………………………………………………………………………………………..…… 15
CTL

Keterangan:

NH = Jumlah dumptruck

CTH = Waktu edar hauler (menit)

CTL = Waktu edar loader (menit)

4.4 Diskusi

4.4.1 Waktu Edar Cycle time Alat Gali Muat (Excavator)

Waktu edar merupakan waktu yang dibutuhkan suatu alat untuk melakukan

pekerjaannya dalam satu siklus. Data yang diperoleh dalam perhitungan waktu edar

merupakan data yang diambil langsung dari pit atau lokasi penambangan. Perhitungan

waktu edar dilakukan pada alat gaali muat (excavator). Hasil perhitungan waktu edar

alat gali muat berdasarkan Persamaan 1 dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.4 Cycle time Excavator


Digging Swing
Swing Load Spill Time Total Cycle Total Cycle
No. Unit Code Time Empty Time
Time (detik) (detik) Time (detik) Time (menit)
(detik) (detik)
1 EX-302 9,49 5,29 4,55 4 23,33 0,39
2 EX-302 12,13 4,69 5,23 3,37 25,42 0,42
3 EX-302 6,28 5,69 3,96 3,08 19,01 0,32
4 EX-302 5,48 5,41 3,87 2,71 17,47 0,29
5 EX-302 3,51 4,84 4,23 3,58 16,16 0,27
6 EX-302 9,31 5,04 5,06 3,51 22,92 0,38
7 EX-302 7,48 4,93 4,48 3,08 19,97 0,33
8 EX-302 6,08 4,35 4,39 2,99 17,81 0,30
9 EX-302 7,07 4,16 3,6 2,71 17,54 0,29
10 EX-302 8,02 5,11 3,22 2,53 18,88 0,31
11 EX-302 7,33 5,62 5,43 3,41 21,79 0,36
12 EX-302 10,64 6,53 4,22 3,9 25,29 0,42
13 EX-302 6,08 5,33 3,82 5,03 20,26 0,34
14 EX-302 5,98 4,73 4,76 3,44 18,91 0,32
15 EX-302 4,49 3,7 3,17 2,87 14,23 0,24
16 EX-302 11,49 6,25 3,52 2,96 24,22 0,40
17 EX-302 4,36 5,32 3,45 3,18 16,31 0,27 41
18 EX-302 5,6 5,63 3,33 4,73 19,29 0,32
19 EX-302 4,67 4,75 3,55 3,16 16,13 0,27
20 EX-302 5,69 4,44 3,18 3,19 16,5 0,28
21 EX-302 5,85 5,2 3,11 3,16 17,32 0,29
7 EX-302 7,48 4,93 4,48 3,08 19,97 0,33
8 EX-302 6,08 4,35 4,39 2,99 17,81 0,30
9 EX-302 7,07 4,16 3,6 2,71 17,54 0,29
10 EX-302 8,02 5,11 3,22 2,53 18,88 0,31
11 EX-302 7,33 5,62 5,43 3,41 21,79 0,36
12 EX-302 10,64 6,53 4,22 3,9 25,29 0,42
13 EX-302 6,08 5,33 3,82 5,03 20,26 0,34
14 EX-302 5,98 4,73 4,76 3,44 18,91 0,32
15 EX-302 4,49 3,7 3,17 2,87 14,23 0,24
16 EX-302 11,49 6,25 3,52 2,96 24,22 0,40
17 EX-302 4,36 5,32 3,45 3,18 16,31 0,27
18 EX-302 5,6 5,63 3,33 4,73 19,29 0,32
19 EX-302 4,67 4,75 3,55 3,16 16,13 0,27
20 EX-302 5,69 4,44 3,18 3,19 16,5 0,28
21 EX-302 5,85 5,2 3,11 3,16 17,32 0,29
22 EX-302 6,26 4,14 4,13 3,12 17,65 0,29
23 EX-302 6,18 4,03 2,98 3 16,19 0,27
24 EX-302 6,75 3,92 3,56 3,55 17,78 0,30
25 EX-302 6,73 5,43 4,12 3,92 20,2 0,34
26 EX-302 5,69 5,41 2,97 2,51 16,58 0,28
27 EX-302 5,57 4,45 2,68 3,76 16,46 0,27
28 EX-302 6,13 4,71 4,21 4,27 19,32 0,32
29 EX-302 6,67 4,21 3,68 2,94 17,5 0,29
30 EX-302 6,83 4,82 3,55 3,38 18,58 0,31
31 EX-302 6,21 4,95 2,98 2,79 16,93 0,28
32 EX-302 6,87 4,98 2,76 4,28 18,89 0,31
33 EX-302 6,47 5,63 3,06 3,64 18,8 0,31
34 EX-302 6,24 4,65 3,2 2,97 17,06 0,28
35 EX-302 6,53 4,42 3,43 2,93 17,31 0,29
Total 236,16 172,76 131,44 117,65 658,01 10,97
Average 6,75 4,94 3,76 3,36 18,80 0,31

Data cycle time excavator diambil sebanyak 35 siklus pada proses pemuatan overburden

dengan tipe unit Excavator DX.300 / EX.302 ( DOOSAN ). Total cycle time yang diambil

adalah 658,01 detik/10,97 menit dan rata-rata cycle time excavator dari 35 kali

pengambilan data adalah 18,80 detik/0,31 menit.

4.4.2 Waktu Edar Cycle time Alat Angkut (Dump Truck)

Waktu edar alat angkut merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

pekerjaannya dalam satu siklus, mulai dari proses pemuatan (loading) hingga waktu

kembali kosong. Data yang diperoleh dalam perhitungan waktu edar merupakan data

yang diambil langsung dari pit atau lokasi penambangan menuju disposal atau waste

dump. Hasil perhitungan waktu edar alat dump truck berdasarkan Persamaan 2. dapat

dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Cycle time Excavator


Manuver Total Cycle Total Cycle Total Cycle Time Total Cycle Time
Waktu Antri Manuever Pemuatan Pengangkutan Antri Tumpah Penumpahan Waktu
No Unit Code Tumpah Time dengan Time tanpa dengan Antrian tanpa Antrian
(detik) (detik) (detik) (detik) (Detik) Muatan (detik) Kembali (detik)
(detik) Antrian (detik) Antrian (detik) (menit) (menit)
1 DT. 05 231 31 98 241 0 76 51 244 972 741 16.20 12.35
2 DT. 05 54 33 95 207 115 62 82 210 858 804 14.30 13.40
3 DT. 05 188 32 76 189 85 73 55 231 929 741 15.48 12.35
4 DT. 05 0 39 85 222 0 35 61 298 740 740 12.33 12.33
5 DT. 05 299 40 102 190 305 27 55 260 1278 979 21.30 16.32
6 DT. 05 0 29 96 231 0 74 55 233 718 718 11.97 11.97
7 DT. 05 190 37 95 217 85 64 78 207 973 783 16.22 13.05 42
8 DT. 05 0 36 91 191 0 70 55 210 653 653 10.88 10.88
9 DT. 05 297 31 97 220 0 37 61 214 957 660 15.95 11.00
10 DT. 05 58 27 95 190 65 27 57 201 720 662 12.00 11.03
11 DT. 09 0 75 84 271 0 70 71 281 852 852 14.20 14.20
Manuver Total Cycle Total Cycle Total Cycle Time Total Cycle Time
Waktu Antri Manuever Pemuatan Pengangkutan Antri Tumpah Penumpahan Waktu
No Unit Code Tumpah Time dengan Time tanpa dengan Antrian tanpa Antrian
(detik) (detik) (detik) (detik) (Detik) Muatan (detik) Kembali (detik)
(detik) Antrian (detik) Antrian (detik) (menit) (menit)
1 DT. 05 231 31 98 241 0 76 51 244 972 741 16.20 12.35
2 DT. 05 54 33 95 207 115 62 82 210 858 804 14.30 13.40
3 DT. 05 188 32 76 189 85 73 55 231 929 741 15.48 12.35
4 DT. 05 0 39 85 222 0 35 61 298 740 740 12.33 12.33
5 DT. 05 299 40 102 190 305 27 55 260 1278 979 21.30 16.32
6 DT. 05 0 29 96 231 0 74 55 233 718 718 11.97 11.97
7 DT. 05 190 37 95 217 85 64 78 207 973 783 16.22 13.05
8 DT. 05 0 36 91 191 0 70 55 210 653 653 10.88 10.88
9 DT. 05 297 31 97 220 0 37 61 214 957 660 15.95 11.00
10 DT. 05 58 27 95 190 65 27 57 201 720 662 12.00 11.03
11 DT. 09 0 75 84 271 0 70 71 281 852 852 14.20 14.20
12 DT. 09 139 46 72 254 0 42 61 243 857 718 14.28 11.97
13 DT. 09 0 31 70 239 0 46 53 439 878 878 14.63 14.63
14 DT. 09 164 27 70 263 0 31 63 229 847 683 14.12 11.38
15 DT. 09 164 24 75 246 0 48 54 255 866 702 14.43 11.70
16 DT. 09 0 60 83 275 55 65 65 265 868 868 14.47 14.47
17 DT. 09 145 46 73 250 0 47 66 227 854 709 14.23 11.82
18 DT. 09 158 27 71 245 75 46 63 223 908 750 15.13 12.50
19 DT. 09 0 31 71 257 0 37 67 225 688 688 11.47 11.47
20 DT. 09 158 39 73 245 75 41 61 239 931 773 15.52 12.88
21 DT. 10 0 67 112 292 0 65 75 289 900 900 15.00 15.00
22 DT. 10 0 75 84 290 0 40 58 291 838 838 13.97 13.97
23 DT. 10 0 39 89 300 0 43 87 328 886 886 14.77 14.77
24 DT. 10 0 45 116 333 0 57 90 325 966 966 16.10 16.10
25 DT. 10 147 47 113 312 0 43 77 333 1072 925 17.87 15.42
26 DT. 10 0 35 86 282 60 47 70 245 825 825 13.75 13.75
27 DT. 10 227 47 89 285 0 59 63 255 1025 798 17.08 13.30
28 DT. 10 0 33 93 297 90 44 75 237 869 869 14.48 14.48
29 DT. 10 98 38 97 296 0 43 87 249 908 810 15.13 13.50
30 DT. 10 49 43 88 301 110 53 90 245 979 930 16.32 15.50
Total 2766 1210 2639 7631 1120 1512 2006 7731 26615 23849 444 397
Rata-Rata 92 40 88 254 37 50 67 258 887 795 15 13

Pengambilan data cycle time dumptruck pada pit Garuda dilakukan dengan sepuluh kali

pengambilan cycle time pada setiap dumptruck-nya dan terdapat tiga dumptruck yang

diambil cycle time-nya. Total cycle time dengan antrian dan tanpa antrian masing-masing

26.615 detik/444 menit dan 23.849 detik/397 menit, sedangkan rata-rata cycle time

dengan antrian dan tanpa antrian masing-masing 887 detik/15 menit dan 795 detik/13

menit.

4.4.3 Bucket Fill Factor (BFF)

Fill factor adalah persentase volume yang tersedia di badan pengangkut atau

mangkuk yang benar-benar digunakan. Misalnya, faktor pengisian 87 persen untuk bak

pengangkut berarti 13 persen dari volume terukur tidak digunakan untuk mengangkut

material. Bucket sering kali memiliki faktor pengisian lebih dari 100 persen (CAT, 2022).

43
Tabel 4.6 Bucket Fill Factor (CAT, 2022).
Material Description Fill Factor (%)
Mixed Moist Aggregates 95-100%
Uniform Aggregates up to 3mm/1/8” 95-100%
Loose material 3mm – 9mm/1/8”-3/8” 90-95%
12mm – 20mm/1/2”-3/4” 85-90%
24mm/1” and over 85-90%
Well blasted 80-95%
Blasted Rock Average Blasted 75-90%
Poorly blasted 60-75%
Rock Dirt Mixtures 100-120%
Moist Loam 100-110%
Other
Soil, Boulders, roots 80-100%
Cemented Materials 85-95%

Berdasarkan sumber dari CAT, bucket fill factor dari material bijih nikel laterit

sama dengan material moist loam (lempung) karena memiliki karakteristik material yang

sama dimana persen fill factor -nya sebesar 100-110%.

4.4.4 Swell Factor

Faktor swell yang dinyatakan dalam persentase adalah besarnya peningkatan

volume dari volume bank (tidak terganggu, dalam keadaan tempat) menjadi volume

lepas (terganggu, keadaan tergali) akibat adanya rongga (kantong udara) yang

ditambahkan pada material setelah penggalian (Spikevm, 2022).

Material dilapangan jika digali akan mengalami pengembangan. Perkembangan

volume sebelum digali dan volume setelah digali diartikan sebagai faktor

pengembangan. Faktor pengembangan juga dapat diketahui dari perbandingan densitas

material lepas dan densitas material insitunya. Densitas adalah berat per unit volume

dari suatu material. Material mempunyai densitas yang berbeda karena dipengaruhi

sifat-sifat fisiknya (Tenriajeng, 2003).

Tabel 4.7 Persentase Swell Factor (Tenriajeng, 2003)


Jenis Material Density Insitu (Ib/cu yd) Swell Factor
Bauksit 2700-4325 75
Tanah Liat Kering 2300 85
Tanah Liat Basah 2800-3000 80-82
Antrasit 2200 74
Batubara Bituminus 1900 74
Bijih Tembaga 3800 74
Tanah Biasa Kering 2800 85
Tanah Biasa Basah 3370 85
44
Tanah Biasa Bercampur Pasir dan krikil 3100 90
Kerikil Kering 3250 89
Kerikil Basah 3600 88
Jenis Material Density Insitu (Ib/cu yd) Swell Factor
Bauksit 2700-4325 75
Tanah Liat Kering 2300 85
Tanah Liat Basah 2800-3000 80-82
Antrasit 2200 74
Batubara Bituminus 1900 74
Bijih Tembaga 3800 74
Tanah Biasa Kering 2800 85
Tanah Biasa Basah 3370 85
Tanah Biasa Bercampur Pasir dan krikil 3100 90
Kerikil Kering 3250 89
Kerikil Basah 3600 88
Granit Pecah-pecah 4500 56-67
Hematit Pecah-pecah 6500-8700 45
Bijih Besi Pecah-pecah 3600-5500 45
Batu Kapur Pecah-pecah 2500-4200 57-60
Lumpur 2160-2970 83
Lumpur Sudah ditekan 2970-3510 83
Pasir Kering 2200-3250 89
Pasir Basah 3300-3600 88
Serpih (Shale ) 3300-3600 75
Batu Sabak (Slate ) 4590-4860 77

4.4.3 Ketersediaan Alat Gali

Ketersediaan alat dapat dilihat dari empat faktor yaitu, mechanical avaibility

dengan waktu akibat repair, physical avaibility dengan memperhitungkan kehilangan

waktu akibat kondisi di lapangan yang kurang memungkingkan, use of avaibility yang

menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan sebuah alat untuk dimanfaatkan

untuk kerja produktif.

Tabel 4.8 Ketersediaan Alat Dumptruck Tanggal 22 Agustus 2022 (OB Hauling).
Maintenance Delay (MD) Standby (STB)
AVAILABLE OPERATING
NO. UNIT CODE ACTUAL Break Other Down (OD) MA PA UA EU
HOUR Repair TIME Rest Rain Slipery No Job
Down (BD) No Fuel No Driver
1 DT 05 7.6 8.6 7.6 1.0 0.0 100% 100% 88% 88%
2 DT 09 6.5 7.5 6.5 1.0 0.0 100% 100% 87% 87%
3 DT 10 4.7 5.7 4.7 1.0 0.0 100% 100% 82% 82%

Berdasarkan perhitungan dengan persamaan 5 sampai dengan persamaan 8

didapatkan MA DT 05 sebesar 100%, PA sebesar 100%, UA sebesar 88% dan EU sebesar

88%. MA DT 09 sebesar 100%, PA sebesar 100%, UA sebesar 87% dan EU sebesar

87%. MA DT 10 sebesar 100%, PA sebesar 100%, UA sebesar 82% dan EU sebesar

82%.

Tabel 4.9 Ketersediaan Alat Excavator Tanggal 22 Agustus 2022 (OB Loading).
Maintenance Delay (MD) Standby (STB)
AVAILABLE OPERATING
NO. UNIT CODE ACTUAL Break Other Down (OD) MA PA UA EU
HOUR Repair TIME Rest Rain Slipery No Job
Down (BD) No Fuel No Driver
1 EX-302 8.8 11.0 8.8 1.0 1.2 0.0 100% 100% 80% 80%

45
Berdasarkan perhitungan dengan persamaan 5 sampai dengan persamaan 8

didaptakan MA EX 302 sebesar 100%, PA sebesar 100%, UA sebesar 80% dan EU

sebesar 80%. Pemanfaatan alatnya sudah cukup baik karena mendekati 100%.

4.4.4 Efisiensi Alat Gali Muat (Excavator) dan Alat Angkut (Dumptruck)

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja alat adalah waktu yang hilang

(loss time), waktu kerja efektif, dan waktu yang tersedia (work time). Data yang telah

diperoleh berupa data rata-rata waktu yang hilang dan waktu yang tersedia dari suatu

alat selanjutnya diolah menggunakan Persamaan 9 untuk memperoleh waktu kerja

efektif. Efisiensi kerja Excavator dan dump truck selanjutnya dihitung menggunakan

persamaan 9. Hasil perhitungan efisiensi kerja alat rata-rata pada tabel 4.8 dan tabel

4.9 menunjukkan bahwa excavator memiliki efisiensi kerja sebesar 80% dan dump truck

memiliki efisiensi kerja sebesar 86%.

Tabel 4.10 Efisiensi Kerja Excavatori Tanggal 24 Agustus 2022 (OB Loading).

Delay and
Avaibility Hour Effective Working Work
No. Unit Code Standby Time
(jam) Hour (EWH) (jam) Efficiency (%)
(jam)
1 EX-301 11,0 2,2 8,8 80%
Total 11,0 2,2 8,8 80%
Average 11,0 2,2 8,8 80%

Tabel 4.11 Efisiensi Kerja Dumptruck Tanggal 24 Agustus 2022 (OB Hauling).

Delay and
Avaibility Hour Effective Working Work
No. Unit Code Standby Time
(jam) Hour (EWH) (jam) Efficiency (%)
(jam)
1 DT-05 8,6 1,0 7,6 88%
2 DT-09 7,5 1 6,5 87%
3 DT-10 5,7 1,0 4,7 82%
Total 21,8 3,0 18,8 257%
Average 7,27 1,00 6,27 86%

4.4.5 Produktivitas Alat Gali Muat (Excavator)

Produktivitas excavator didapatkan menggunakan persamaan 10 dan persamaan

11 Kapasitas produksi persiklus dihitung terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke


46
persamaan 11 Kapasitas bucket yang dipakai adalah 1,75 m3, sesuai yang tertera pada

spesifikasi alat gali muat sebelumnya, sedangkan bucket fill factor yang dipakai berada

diangka 1,1 sesuai pada tabel 4.6.

Kapasitas produksi persiklus = q1 x k

= 1,75 x 1,1

= 1,925 m3

Hasil perhitungan produksi persiklus sebesar 1,925 m 3, selanjutnya akan

dimasukkan ke persamaan 4.2 untuk mengetahui produksi perjamnya. Efisiensi kerja

excavator berada pada angka 80% (tabel 4.2), swell factor sebesar 0,74 (tabel 4.8) dan

untuk rata-rata cycle time excavator sebesar 18,80 detik (tabel 4.4)

q x Sf x 3600 x E
Produksi perjam =
CM

1,925 x 0,85 x 3600 x 0,8


=
18,80

= 250,65 BCM/jam atau 401,05 ton/jam

Hasil perhitungan produktivitas excavator sebesar 250,65 BCM/jam atau 401,05

ton/jam karena overburden memiliki densitas sebesar 1,61 ton/m3.

Produksi per-shift = Produktivitas alat perjam x EWH excavator

Produksi per-shift (BCM) = 250,65 x 8,8 = 2.205,72 BCM/shift

Produksi per-shift (Ton) = 401,05 x 8,8 = 3.529,24 ton/shift

4.4.6 Produktivitas Alat Angkut ( Dumptruck)

Produktivitas dumptruck didapatkan menggunakan persamaan 12 dan

persamaan 13 Produksi persiklus dumptruck dihitung terlebih dahulu sebelum

menghitung produktivitas dumptruck. Jumlah pengsisan alat muat ke alat angkut

sebanyak tujuh kali sesuai dengan pengamatan loading OB pada front Barokah 11

47
tanggal 24 Agustus 2022, kapasitas bucket sebesar 1,19 m3 sesuai yang tertera pada

spesifikasi alat gali muat dan bucket fill factor sebesar 1,1 sesuai pada tabel 4.5

Produksi persiklus = n x q1 x k

= 7 x 1,75 x 1,1

= 13,475 m3

Hasil perhitungan produksi persiklus sebesar 13,475 m 3, selanjutnya akan

dimasukkan ke persamaan 4.4 untuk mengetahui produksi perjamnya. Efisiensi kerja

dumptruck berada pada angka 86% (tabel 4.1), swell factor sebesar 0,74 (tabel 4.8) dan

untuk rata-rata cycle time dumptruck dengan waktu antre sebesar 15,42 menit dan

13,88 menit tanpa antre (tabel 4.3)

c x Sf x 60 x Et
Produktivitas dumptruck aktual =
Cmt

13,475 x 0,85 x 60 x 0,86


=
15

= 39,40 BCM/jam atau 63,04 ton/jam

Hasil perhitungan produktivitas dumptruck dengan antrean sebesar 39,40

BCM/jam atau 63,04 ton/jam, sehingga produktivitas dumptruck per-shift adalah:

Produksi aktual per-shift = Produktivitas dumptruck aktual x EWH dumptruck

Produksi aktual per-shift (BCM) = 39,40 x 6,27 = 247,03 BCM/shift

Produksi aktual per-shift (Ton) = 63,04 x 6,27 = 395,26 ton/shift

c x Sf x 60 x Et
Produktivitas dumptruck optimal =
Cmt

13,475 x 0,85 x 60 x 0,86


=
13

= 45,46 BCM/jam atau 72,74 ton/jam

Hasil perhitungan produktivitas dumptruck tanpa antrean 45,46 BCM/jam atau

72,74 ton/jam, sehingga produktivitas dumptruck per-shift adalah:

48
Produksi optimal per-shift = Produktivitas dumptruck optimal x EWH dumptruck

Produksi optimal per-shift (BCM) = 45,46 x 6,27 =285,03 BCM/shift

Produksi optimal per-shift (Ton) = 72,74 x 6,27 =456,07 ton/shift

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Produktivitas Dumptruck


Produksi Aktual Produksi Aktual Produksi Optimal Produksi Optimal
Deskripsi
(BCM) (ton) (BCM) (ton)
Produktivitas (jam) 39.4 63.04 45.46 72.74
Produktivitas (shift ) 247.038 395.2608 285.0342 456.0798

Hasil perhitungan produktivitas dumptruck p er jam menunjukkan angka 39,40

BCM/jam atau 63,04 ton/jam pada kondisi aktual dan 45,46 BCM/jam atau 72,74 ton/jam

pada kondisi optimal (tanpa antri), sedangkan produktivitas dumptruck per-shift

menunjukkan angka 247,03 BCM/shift atau 395,26 ton/shift pada kondisi aktual dan

285,03 BCM/shift atau 456,07 ton/shift pada kondisi optimal (tanpa antri).

4.4.7 Kebutuhan Alat Gali Muat dan Alat Angkut

Penentuan jumlah alat gali muat dan alat angkut yang optimal dievaluasi

menggunakan metode match factor. Faktor keserasian (Match factor) ini digunakan

untuk mengetahui jumlah alat angkut yang sesuai (serasi) saat melayani satu unit alat

gali muat (Indonesianto, 2012).

Adapun rumus dari match factor adalah sebagai berikut (Indonesianto, 2012):

NT x CL
MF = ………………………………………………………………………………………. 16
NL x CT

Keterangan:

NT = Jumlah alat angkut (unit)

NL = Jumlah alat muat (unit)

CL = Waktu edar alat muat mengisi penuh 1 bak truk (menit)

CT = Cycle time alat angkut (menit)

Bila hasil dari perhitungan didapatkan MF < 1 berarti excavator akan sering

menganggur, jika MF=1 maka excavator dan dumptruck tidak ada yang menganggur,

49
dan jika MF > 1 berarti dumptruck akan sering menganggur. Jumlah dumptruck yang

diperlukan untuk melayani satu unit excavator dapat diketahui dengan menggunakan

rumus faktor keserasian di atas, dengan beberapa asumsi yang harus dilakukan yaitu

jumlah alat-gali muat = 1 dan nilai MF = 1. Sehingga rumus di atas dapat

disederhanakan menjadi (Burt, 2008):

CTH
NH = ……………………………………………………………………………………….…… 17
CTL

Keterangan:

NH = Jumlah dumptruck

CTH = Waktu edar hauler (menit)

CTL = Waktu edar loader (menit)

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah excavator yang beroperasi, cycle time

loading, jumlah dumptruck yang beroperasi dan cycle time hauling, maka dapat dihitung

jumlah dumptruck optimal menggunakan persamaan 13 atau persamaan 14 dengan

asumsi nilai MF = 1 dan jumlah excavator = 1. Jumlah excavator yang beroperasi

sebanyak 1 unit dengan rata-rata waktu pengisian sebesar 0,31 menit, sedangkan

dumptruck yang beroperasi sebanyak 3 unit dengan rata-rata cycle time dengan waktu

antri sebesar 15 menit dan tanpa waktu antri sebesar 13 menit.

NT x CL
Match factor dengan antrian =
NL x CT
3 x 2,17
Match factor dengan antrian =
1 x 15

Match factor dengan antrian = 0,43

Perhitungan match factor dengan waktu antre sebesar 0,43 yang berarti MF < 1,

menandakan excavator akan lebih sering menganggur.

NT x CL
Match factor tanpa antrian =
NL x CT

50
3 x 2,17
Match factor tanpa antrian =
1 x 13

Match factor tanpa antrian = 0,5

Perhitungan match factor tanpa waktu antre sebesar 0,47 yang berarti MF tetap

< 1, menandakan excavator tetap akan lebih sering menganggur.

Tabel 4.13 Kebutuhan Unit Dumptruck Optimal


Waktu Edar Waktu Edar Waktu
Kebutuhan DT Tanpa Waktu Kebutuhan DT dengan Waktu
No. Kode Unit Tanpa Antri dengan Antri Pemuatan Pembulatan Pembulatan
Antri Simulasi MF = 1 Antri Simulasi MF = 1
(Menit) (Menit) (Menit)
1. DT-05 12.47 14.66 2.17 5.746543779 6 6.755760369 7
2. DT-09 12.7 14.25 2.17 5.852534562 6 6.566820276 7
3. DT-10 14.58 15.45 2.17 6.718894009 7 7.119815668 7
Rata-Rata 13.25 14.78666667 2.17 6.105990783 6 6.814132104 7

Hasil perhitungan kebutuhan unit dumptruck menggunakan metode match factor

berada di angka 7 unit pada kondisi aktual (dengan waktu antri) dan 6 unit pada kondisi

optimal (tanpa waktu antri), artinya butuh 4 unit dumptruck tambahan untuk melayani

1 unit excavator. Kebutuhan dumptcuk berbanding lurus dengan besarnya waktu edar,

semakin kecil waktu edar maka dumptruck yang dibutuhkan akan semakin sedikit

begitupun sebaliknya.

51
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melaksanakan kegiatan magang

industri di PT. Ceria Nugraha Indotama adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Operasional Penambangan di PT. Ceria Nugraha Indotama dilakukan

pada lokasi berdasarkan wilayah IUP (izin usaha pertambangan) yang dimiliki.

Tahapan yang dilakukan terdiri dari proses pembersihan lahan ( land clearing),

dilanjutkan dengan stripping top soil dan overburden, kemudian apabila telah

diperoleh hasil kadar endapannya tahapan selanjutnya yaitu ore getting, ore yang

telah diambil kemudian dimuat (loading) dan diangkut (hauling) menuju Stockpile

sebagai tempat penyimpanan sementara atau langsung menuju proses pengisian

kapal tongkang (barging).

2. Hasil yang diperoleh setelah melakukan perhitungan terhadap match factor

berdasarkan data yang diperoleh dilapangan bahwa match factor pada kondisi

aktual maupun optimal didapatkan hasil < 1 yaitu 0,43 dan 0,5 yang berarti alat

gali muat (excavator) lebih sering menunggu/menganggur.

3. Jumlah alat angkut (dumptruck) optimal yang dibutuhkan berdasarkan asumsi

match factor = 1 adalah sebanyak 7 unit untuk kondisi aktual dan 6 unit untuk

kondisi optimal.

4. Adapun yang menjadi faktor yang menghambat waktu kerja efektif alat gali muat

dan alat angkut diantaranya losstime, kondisi lapangan yang terdiri dari kondisi

MHR, loading point, dumping point yang kurang baik, sliperry, hujan, serta faktor

alat yang mengalami kerusakan atau kurangnya perhatian dan perawatan alat

sebelum beroperasi dilapangan sehingga memerlukan waktu perbaikan, serta dari

52
faktor kedisiplinan operator seperti terlambat memulai shift atau berhenti sebelum

waktu shift yang telah ditentukan.

5.2 Rencana Penelitian Tugas Akhir

Kegiatan magang industri yang dilaksanakan di PT Ceria Nugraha Indotama

memberikan gagasan dan ide mengenai topik yang dapat diangkat dalam penelitian

tugas akhir yaitu: “Evaluasi Tingkat Produktivitas Alat dan Effective Working Hours

untuk Meningkatkan Produksi Nikel Laterit Dengan Metode Fuzzy FMEA (Failure Mode

Effect Analysis)”.

5.3 Saran

Saran yang dapat diberikan selama melaksanakan kegiatan magang industri di PT.

Ceria Nugraha Indotama :

1. Perlunya pengawasan lebih detail terhadap penggunaan alat di lapangan, hal-hal

seperti delay dapat dikurangi sehingga penggunaan alat bisa lebih optimal dan

nilai dari mining cost dapat lebih terkontrol.

2. Meningkatkan pelaksanaan dan pengawasan terhadap Kesehatan dan keselamatan

kerja (K3) dilapangan, sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan

kerja yang terjadi.

3. Perlunya pengawasan terhadap kedisiplinan operator seperti pada pergantian shift

kerja/shift change, awal shift dan akhir shift kerja serta pada waktu istirahat

sehingga loss time dapat dikurangi untuk meningkatkan waktu kerja efektif dalam

jam kerja yang tersedia.

53
DAFTAR PUSTAKA

Burt C. dan Caccetta L. 2014. Equipment Selection for Surface Mining, Interfaces. In:
Optimization of Load-Haul-Dump Mining System by OEE and Match Factor for
Surface Mining, International Journal of Applied Engineering and Technology.
Istiqamah, D. A., & Gusman, M.2020. Kajian Teknis Optimasi Produksi Alat Gali Muat
dan Alat Angkut Pada Kegiatan Pengupasan Overburden Berdasarkan Efisiensi
Biaya Operasional Di Pit Barat PT. Allied Indo Coal Jaya Kota Sawahlunto. Bina
Tambang, 5(1), 61-73.
PT Ceria Nugraha Indotama. 2018. http://cerindocorp.com.
Kadarusman, A., Miyashita, S., Maruyama, S. & Parkinson, 2004. Petrology,
Geochemistry and Paleogeographic Reconstruction of the East Sulawesi
Ophiolite, Indonesia. Tectonophysics, Volume 392, pp. 55-83.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020., Program Magang Merdeka.
https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/program/magang/detail.
Komatsu Ltd, 2006. Specification and Application Komatsu. 27th ed. Japan: Komatsu.

Kuck, P.H., 2012, “Nickle”, U.S. Geological Survey, Mineral Commodity Summaries.
Oktafiani, A., Sidiq, H., & Mukarrom, F. (2021). Analisis Produktivitas Alat Gali Muat Dan
Alat Angkut Pada Penambangan Bauksit. Mining Insight, (2), 91-98.
Sompotan, A.F. 2012.Struktur Geologi Sulawesi.Perpustakaan Sains Kebumian Institut
Teknologi Bandung: Bandung.
Simandjuntak, T. O., Rusmana, E., Supandjono, J. B dan Koswara, A. 1993. Peta Geologi
Lembar Penelitian Sulawesi Tenggara. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi.
Tak, F., dan Rumbino, Y. (2022). Analisis Pencapaian Target Produksi Alat Gali Muat Dan
Alat Angkut Pada Proses Penambangan Pasir Di (Quarry) Pt. Bumi Indah Desa
Benu, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang. Jurnal Teknologi, 16(1), 13-19.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
Citra Umbara, Bandung: 2014.

United Tractors, 2020. Products.unitedtractors.com. Available at:


https://products.unitedtractors.com/id/berita/truck-ud-quester-indonesia/
[Accessed 6 September 2022].

54
LAMPIRAN

55
LAMPIRAN A
SURAT PENGANTAR KERJA PRAKTIK

56
57
LAMPIRAN B

PETA WILAYAH IUP PT. CERIA NUGRAHA INDOTAMA

60
LAMPIRAN C
PETA JALUR DISPOSAL PIT GARUDA

61
LAMPIRAN D
Tabel Perhitungan Cycle time

62

Anda mungkin juga menyukai