Bab 2 Sayyid & Haikal-Fix Nian Broo
Bab 2 Sayyid & Haikal-Fix Nian Broo
Bab 2 Sayyid & Haikal-Fix Nian Broo
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aplikasi Edukasi
Aplikasi merupakan suatu subkelas perangkat lunak komputer yang
memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas
yang diinginkan pengguna (Setyawan & Munari, 2020). Tujuannya untuk
memudahkan pekerjaan atau tugas-tugas tertentu seperti penerapan,
penggunaan, penambahan data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan
pembuatan aplikasi tersebut (Karnovi, 2020). Edukasi adalah semua usaha
yang direncanakan untuk memberikan pengaruh kepada orang lain baik
individu, kelompok, maupun masyarakat agar mereka dapat melakukan apa
yang di inginkan oleh seseorang yang berperan sebagai penggerak dari
kegiatan tersebut (Ilyas dkk, 2020).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, aplikasi edukasi merupakan suatu
program yang mengemas sebuah metode pembelajaran berbantuan komputer
yang dapat memberikan respon balik terhadap pengguna akhir (siswa) dari apa
yang telah di inputkan kepada aplikasi tersebut (Revandy & Akbar, 2020).
2.2 Tenggang Rasa
Berdasarkan konteks sosial, budaya, dan agama, tenggang rasa artinya
sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-
kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu
masyarakat (Muawanah, 2018). Sementara, menurut Kemendikbudristek
(2020) tenggang rasa merupakan sikap mental dalam kehidupan
bermasyarakat, baik dalam ucapan, bahasa tubuh, maupun perilaku yang
ditunjukkan di depan umum sebagai ungkapan yang mencerminkan sikap
menghargai dan menghormati orang lain. Melalui tenggang rasa kita dapat
menjaga perasaan orang lain, tidak menyinggung ataupun melukai hati orang
lain. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengatakan bahwa, sila
kedua Pancasila merupakan perwujudan nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Terdapat sepuluh butir pengamalan sila kedua yang
dirumuskan BPIP, salah satunya adalah mengembangkan sikap saling tenggang
rasa atau tepa selira (Kristina 2021).
Iriyanti (2020) menyatakan bahwa sikap tenggang rasa dapat dilihat dari
adanya sikap saling menghargai satu sama lain, menghindari sikap masa
bodoh, tidak mengganggu orang lain, selalu menjaga perasaan orang lain, tidak
menyinggung perasaan orang lain dalam bertutur kata, dan selalu menjaga
perasaan orang lain dalam pergaulan. Selain itu, terdapat 3 indikator dalam
menilai sikap tenggang rasa, yaitu: toleransi, kepedulian, dan pengendalian
diri.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iriyanti (2020),
menyimpulkan bahwa Pada sikap toleransi, siswa memahami bagaimana
bersikap menghargai dan menghormati kepada umat yang berbeda agama
dengan cukup baik. Mengenai sikap peduli, siswa yang selalu keluar masuk
ruang BK, kurang tertib dengan aturan sekolah cenderung mementingkan
dirinya sendiri guna meraih tujuan yang ingin dicapai, namun siswa yang
berprestasi tidak pernah membuat onar rasa pedulinya tinggi terhadap
temannya yang kesulitan. Pada pengendalian diri, siswa yang tidak tertib,
celometan, cenderung bertindak dan bertutur kata sesuai yang mereka
inginkan tanpa memikirkan perasaan teman lainnya, tidak menempatkan
dirinya mau menerima kelebihan dan kekurangan teman. Sedangkan siswa
yang taat akan peraturan lebih dapat mengontrol emosi dan tata tingkah
lakunya.
2.3 Karakter profil pelajar Pancasila
Ki Hadjar Dewantara (dalam Arifudin, 2022) memandang karakter
sebagai watak atau budi pekerti. Sementara, budi pekerti adalah kondisi
bersatunya antara gerak fikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan yang
kemudian menimbulkan tenaga (Arifudin, 2022). Pendapat ini didukung oleh
Bastaman (dalam Suhadi, 2020) ia mengemukakan bahwa, Karakter
merupakan aktualisasi potensi dari dalam dan internalisasi nilai-nilai moral dari
luar yang menjadi bagian kepribadiannya (Suhadi, 2020). Sedangkan Profil
Pelajar Pancasila, dirumuskan sebagai perwujudan pelajar Indonesia sebagai
pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila (Kemendikbudristek, 2020).
Sehingga, Karakter profil pelajar Pancasila merupakan karakter perwujudan
pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Terdapat enam ciri
utama karakter profil pelajar Pancasila, yaitu beriman bertakwa kepada Tuhan
yang maha esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif (Kemendikbudristek, 2020).