I A P S, y R, M WP: Jurnal Biologi XVII (2) : 37 - 41
I A P S, y R, M WP: Jurnal Biologi XVII (2) : 37 - 41
I A P S, y R, M WP: Jurnal Biologi XVII (2) : 37 - 41
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jamur penyebab penyakit layu pada tanaman kentang dan mengisolasi
antagonisnya dari daerah rhizosphere tanaman tersebut yang dibudidayakan di Desa Candikuning, Bedugul, Bali.
Untuk mendeteksi patogen penyebab penyakit tersebut, pada penelitian diterapkan Postulat Koch. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Fusarium oxysporum isolat A dan B merupakan dua isolat yang terindikasi sebagai penyebab
penyakit layu pada tanaman kentang. Pada penelitian ini tiga isolat jamur antagonis (Trichoderma spp. isolat A,
Trichoderma spp. isolat B, dan Aspergillus niger) berhasil diisolasi dari daerah rhizosphere tanaman kentang.
Uji antagonis (in vitro) dengan menggunakan dual culture assay menunjukkan semua antagonis menghambat
pertumbuhan jamur patogen Fusarium dengan persentase hambatan yang bervariasi antara 36,57 - 75,76%.
Trichoderma spp. isolat A menunjukkan hasil terbaik dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen, dengan
persentase hambatan sebesar 75,76%. Sementara itu, persentase hambatan terkecil (36,57%) pada patogen teramati
pada Aspergillus niger.
Kata kunci: tanaman kentang, Fusarium oxysporum, Trichoderma spp., Aspergillus niger.
ABSTRACT
The main objectives of this research were to investigate the causative agents of wilting in potato and isolate
their antagonists from the rhizosphere zone of this plant, ciltivated in Candikuning village, Bedugul, Bali. Koch
Postulate was applied in the identification of the pathogens. The results showed that two isolates of Fusarium
oxysporum (isolate A and B) were identified to be the main cause of the disease. Three isolates of antagonists of
the disease causative agents, namely Trichoderma spp. isolates A, Trichoderma spp. isolates B, and Aspergillus
niger, were successfully isolated in this research from the rhizosphere zone of infected plants. All antagonists
were found to be effective to control the fungal pathogens in vitro (by dual culture assay) with various degree of
inhibitions, ranging from 36.57% to 75.76 %. Trichoderma spp. isolate A was found to be the most effective one
to inhibit the growth of pathogens in vitro, with the percentage of inhibition of 75.76%, while the lowest inhibition
was observed on Aspergillus niger, with the percentage of inhibition of 36.57 %.
PENDAHULUAN
penyakit, sehingga produktivitasnya menjadi sangat
Kentang merupakan bahan pangan utama keempat di rendah (Suhardi, 1993; Rukmana, 1997).
dunia, setelah gandum, jagung dan padi. Di Indonesia, Menurut Burnett dan Oxley (2010), penyakit yang
kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk salah satu paling banyak menyerang tanaman kentang adalah
bahan pangan alternatif yang mulai dikembangkan pada penyakit layu yang disebabkan oleh jamur patogen.
bidang pertanian dan banyak digunakan sebagai bahan Phytopthora infestan dan Fusarium sp. pernah dilaporkan
baku dalam industri olahan makanan (Rubatzky dan sebagai penyebab penyakit layu yang menyerang tanaman
Yamaguci, 1998; Fuglie, 2000; Samadi, 2007). kentang di sebagian besar daerah di Tunisia (Ayed et
Tingginya nilai gizi dan banyaknya permintaan di al., 2006). Gejala layu umumnya dimulai dari daun yang
pasaran Indonesia menyebabkan kentang mulai banyak lokasinya di bawah dan selanjutnya berkembang ke arah
diproduksi pada daerah yang kurang produktif (Rubatzky atas akibat pangkal batang mulai membusuk. Daun yang
dan Yamaguci, 1998). Masalah yang paling sering layu akan menguning dan akhirnya mengering, walaupun
dihadapi oleh petani dalam budidaya kentang adalah daun pucuknya tetap tampak hijau (Warda, 2008).
tidak tersedianya bibit yang tahan terhadap serangan Untuk menanggulangi penyakit layu, sampai saat
37
Jurnal Biologi Volume XVI I No.1 JUNI 2013
Prosedur Postulat Koch Berdasarkan uji Postulat Koch, pada penelitian ini
Jamur patogen yang telah diisolasi dari tanaman teridentifikasi dua jenis jamur patogen, yaitu Fusarium
kentang yang terinfeksi, diinokulasikan pada tanaman oxysporum isolat A dan B (Gambar 1). Kedua patogen
kentang sehat yang berumur 3 minggu, kemudian ini diduga sebagai penyebab layu pada tanaman kentang.
diamati gejala penyakit yang muncul. Gejala penyakit Pada Gambar 1 terlihat koloni Fusarium oxysporum
yang muncul harus sama dengan yang diamati pada isolat A memiliki warna putih pucat kekuningan dengan
tanaman kentang yang terinfeksi, dimana patogen spora berwarna putih. Sementara itu, koloni Fusarium
tersebut diisolasi. Setelah itu, dilakukan isolasi kembali oxysporum isolat B berwarna keunguan (violet) dengan
dari tanaman yang bergejala sakit tersebut. warna spora putih.
Jamur yang diisolasi harus mempunyai karakteristik Secara mikroskopis, kedua spesies Fusarium
yang sama dengan yang dimiliki oleh patogen sebelumnya. oxysporum ini memiliki lebih banyak persamaan hanya
Setelah diperoleh jamur yang pasti sebagai patogen, maka saja pada jumlah makrokonidia dan bentuk mikrokonidia
dilakukan identifikasi secara mikroskopis (bentuk dan terdapat sedikit perbedaan (Tabel 1).
ukuran makrokonida, mikrokonidia dan klamidospora)
38
Isolasi dan Identifikasi Jamur Penyebab Penyakit Layu dan Antagonisnya Pada Tanaman Kentang yang Dibudidayakan di Bedugul, Bali [Ida Ayu Putu Suryanti, Ydkk.]
Tabel 2. Karakteristik Isolat Jamur Antagonis yang Diisolasi dari Rhizosphere Tanaman Kentang di Bedugul, Bali
Koloni
Isolat Sumber Isolat Struktur Spora Aseksual
Bentuk Warna
Trichoderma spp. (TA) hasil isolasi rhizosphere permukaan hijau muda pada konidia berbentuk bulat dan berkumpul diujung
tanaman kentang di timbul,teksturnya halus, mulanya dan menjadi fialid yang berbentuk menyerupai botol, dengan
Bedugul, Bali pertumbuhan menyebar hijau lumut tua (dark percabangan yang tidak teratur
menutupi cawan, hifanya green). Pigmentasi : abu-
bersekat abu kehitaman
Trichoderma spp. (TB) hasil isolasi rhizosphere permukaan timbul, hijau muda (soft green) konidia berkumpul diujung fialid dengan bentuk
tanaman kentang di teksturnya halus, keputihan. Pigmentasi menyerupai botol, dengan percabangan yang tidak
Bedugul, Bali membentuk zona, hifa putih keabu-abuan teratur
bersekat
Aspergillus niger (An) hasil isolasi rhizosphere permukaan timbul, koloni berwarna hitam. konidia berbentuk bulat dengan tonjolan dan duri-
tanaman kentang di tekstur halus, hifa Pigmentasi berwarna duri tidak teratur,vesikula berbentuk bulat, fialid
Bedugul, Bali bergranula putih kekuningan mempunyai ukuran 7,2 -9,0 x 3,0-4,0 μm.
39
Jurnal Biologi Volume XVI I No.1 JUNI 2013
jamur tersebut merupakan strain yang berbeda. enzim chitinase. Hal ini dapat mengakibatkan kematian
Kedua isolat ini merupakan jamur yang ditemukan pada jamur patogen.
paling sering menyebabkan penyakit pada tanaman,
khususnya kentang di daerah Bedugul. Menurut SIMPULAN
Wayan Ada (pers.com 2012), jamur ini sudah diketahui
menyerang tanaman kentang di sentra budidaya kentang Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan
Bedugul sejak tahun 1985. adalah terdapat dua jenis jamur patogen yaitu Fusarium
Penyakit layu tanaman yang disebabkan oleh jamur ini, oxysporum isolat A dan B yang menyebabkan layu
tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi penyebarannya pada tanaman kentang yang dibudidayakan di Desa
merata hampir ke seluruh lahan pertanian (Fuglie, Candikuning Bedugul, Bali. Sedangkan Jamur yang
2000; Pandey, 2008). Selain menyerang tanaman berpotensi antagonis terhadap Fusarium oxysporum
kentang, patogen ini juga sering ditemukan menyerang tersebut antara lain Trichoderma sp. isolat A,
tanaman pisang, tomat, cabai, jagung, lili dan bawang Trichoderma isolat B, dan Aspergillus niger.
daun (Samsyuddin, 2003; Fitriani dan Rianasari, 2009;
Bouziane et al., 2011; Nuryani et al., 2011). Oleh karena UCAPAN TERIMA KASIH
itu, kelompok jamur Fusarium dapat diisolasi dari
berbagai tanaman yang terinfeksi oleh jamur tersebut. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
Jamur Fusarium penyebab penyakit layu pada tanaman pihak yang telah membantu penelitian ini, khususnya
kentang ini sangat sulit diberantas atau dieliminasi dari kepada Bapak Wayan Ada dan keluarga di Desa
lahan yang terinfeksi, karena keberadaannya sering dalam Candikuning Bedugul, Bali, atas bantuannya dalam
bentuk spora yang sangat resisten terhadap lingkungan penyediaan bibit kentang dan glasshouse. Penulis juga
yang ekstrim, seperti daerah yang miskin nutrien atau mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ida Bagus Gede
sangat kering (Agrios, 1996). Menurut Wharton et al. Darmayasa, Ibu Ni Putu Adriani Astiti, Bapak Yohanes
(2007) dalam keadaan bebas, spora jamur ini dapat Setiyo dan Ibu Retno Kawuri atas kritik dan saran yang
bertahan di dalam tanah dalam waktu yang sangat diberikan dalam penulisan makalah ini.
panjang. Secara umum penularan penyakit ini melalui
tanah, sehingga jamur ini merupakan salah satu anggota KEPUSTAKAAN
dari soil-borne pathogens (Subba rao, 2010).
Genus Trichoderma merupakan kelompok jamur Agrios, G. N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan: Edisi Ketiga. Yog-
saprofit dan dapat berkembang cepat di daerah perakaran. yakarta : Gadjah Mada University Press.
Jamur ini tidak sepenuhnya bergantung pada tanaman Ayed, F., M., D. Remadi, H. J. Khiareddine and M. E. Mahjoub,
2006. Potato Vascular Fusarium wilt in Tunisia: Incidence
melainkan dapat juga hidup dengan cara mendegradasi and Biocontrol by Trichoderma spp.. Plant Pathology Jour-
berbagai macam substrat. Salah satunya adalah selulosa nal 5: 92-98.
sehingga jamur ini dikenal dengan sebutan cellulolytic Benhamou, N. and I. Chet. 1993. Hyphal Interaction between
ascomycetes (Handayanto dan Hairiah, 2007). Trichoderma harzianum and Rhizoctonia solani: Ultra
Selain cellulolytic enzymes, Trichoderma spp. juga structure and cytochemistry of The Antagonist Process.
mampu menghasilkan enzim-enzim lain, seperti pectinase Phytopathology Journal 83: 161-171.
(Metcalf, 1997), chitinase, dan β (1,3) glukanase Bouziane, Z., L. Dehimat, W. Abdel aziz, M. Benabdelkader, N. Ka-
cem chaouche. 2011. The antagonism between Trichoderma
(Kurniawan et al., 2006; Imas dan Setiadi, 1987
viride and other pathogenic fungal strains in Zea mays. Argi-
dalam Mukarlina et al., 2010). Karena kemampuannya culture and Biology Journal of North America 2(4): 84-90.
menghasilkan berbagai jenis lytic enzymes ini, maka Burnett, F and S. Oxley. 2010. Potato Storage Diseases. SAC Journal, University
kelompok jamur ini banyak dieksploitasi menjadi agen of Idaho, UK.
biokontrol. Fitriani, A dan A. Rianasari. 2009. Penghambatan Pertumbuhan
Pada penelitian ini genus Aspergillus juga berhasil Fusarium sp. Isolat Kalimantan Asal Bawang Daun Oleh
Trichoderma spp. Secara In Vitro. Jurnal Biosainstifika 1(2):
diisolasi. Jamur ini juga menunjukkan sifat antagonis 147-156. ISSN 1979-6900.
terhadap penyebab penyakit layu pada tanaman kentang. Fuglie, K.O. 2000. Priorities for Potatoes Research in Developing
Menurut Agrios (1996) jamur ini dapat dijumpai hampir Countries: Results of a Survey. American Journal Potato
di seluruh tempat sehingga sering dikenal dengan sebutan 84: 353-365.
jamur kosmopolit. Jamur ini banyak ditemukan di daerah Gandjar, I., R.A. Samson, Tweel-Vermeulen V.D, A. Oerati, dan I.
rhizosphere dan dapat berasosiasi dengan permukaan Santoso. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta
akar (Subba rao, 2010). : Yayasan Obor Indonesia.
Handayanto, E., dan K. Hairiah. 2007. Biologi Tanah : Landasan
Pada penelitian ini, isolat Trichoderma yang dipakai
Pengelolaan Tanah Sehat. Yogyakarta : Penerbit Pusaka
tampak secara nyata dapat menghambat laju pertumbuhan Adipura.
jamur patogen Fusarium oxysporum secara in vitro Hasanuddin. 2003. “Peningkatan Peranan Mikroorganisme dalam
(Tabel 3). Menurut Soesanto (2008) dalam beberapa Sistem Pengendalian Penyakit Tumbuhan Secara Terpadu”
kasus antagonisme, miselium Trichoderma spp. dapat (Tesis). Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas
melampaui pertumbuhan jamur patogen, membelit di Pertanian Universitas Sumatera Utara.
sekeliling hifa patogen, dan selanjutnya melakukan Khoirunnisya. 2009. “Potensi Bakterisida Senyawa Metabolit Peni-
cillium spp. Terhadap Ralstonia solanacearum Penyebab
penetrasi dengan melubangi atau memecah dinding sel
Penyakit Layu Bakteri pada Cabai”. (Skripsi). Bogor : Fakultas
Fusarium oxysporum yang mengandung kitin dengan
40
Isolasi dan Identifikasi Jamur Penyebab Penyakit Layu dan Antagonisnya Pada Tanaman Kentang yang Dibudidayakan di Bedugul, Bali [Ida Ayu Putu Suryanti, Ydkk.]
41