Buku SOP Bibit Alpukat YM 2022
Buku SOP Bibit Alpukat YM 2022
Buku SOP Bibit Alpukat YM 2022
Nuniek Hermita
Andi Apriany Fatmawaty
Imas Rohmawati
Nurmayulis
Susiyanti
Penulis : Nuniek Hermita, dkk.
ISBN : 62-682-6497-839
Penyelia : Dema Tesniyadi
Editor : Samsu Hilal
Desain Sampul : Tim Desain Media Edukasi
Layout : Pitriyani
Penerbit:
Media Edukasi Indonesia (Anggota IKAPI)
Jalan Lingkar Caringin Cisoka Tangerang
Banten Kode Pos 15730
Email: indonesiamediaedukasi@gmail.com
WhatsApp Only: 087871944890
i
keinginan pasar. Penyusunan SOP dibuat dalam bentuk praktis
dengan memakai kalimat sederhana, diharapkan agar para
pembaca mudah untuk membacanya, dimengerti dan
dimanfaatkan oleh semua pihak.
Tim Penulis
ii
Daftar Isi
iii
Pelabelan ................................................................... 35
Daftar Pustaka....................................................................... 37
Lampiran ............................................................................... 39
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Sejak itu perkembangannya semakin pesat dan perlu mendapat
dukungan oleh Pemda maupun masyarakat untuk tetap
melestarikan dan mengembangkan alpukat lokal asal
Kabupaten Lebak tersebut.
2
Kualitas produk sangat berkaitan dengan identitas
genetik dan kebenaran varietas yang ditanam. Penyusunan SOP
ini akan membantu para petani produsen benih maupun
pengguna lainnya untuk memastikan bahwa produksi bibit
Alpukat YM Lebak dapat dipertanggung jawabkan. Tata teknis
terkait pembenihan Hortikultura yang dilakukan mengacu
pada Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2021. Teknis Sertifikasi Benih pada tanaman
hortikultura (termasuk Alpukat) berpedoman pada Keputusan
Menteri Pertanian Republik Indonesia No:
42/KPTS/SR.130/D/10/2019.
3
BAB 2
TARGET
4
Berdasarkan data produksi (ton) buah Alpukat di Provinsi
Banten pada tahun 2018–2021 adalah sebagai berikut:
5
panen dan pasca panen di lapangan pada tanaman usia
produktif. Sub kegiatan yang dinilai berkaitan erat pada tujuan
dan target yang telah ditetapkan adalah tahap persiapan lahan,
persiapan benih, penanaman, pemangkasan, pemupukan,
pengairan, pengendalian hama dan penyakit, penjarangan buah,
panen dan penanganan pasca panen. Berdasarkan hal tersebut
sehingga, diperlukan buku pedoman Standar Operasional
Prosedur (SOP) sebagai acuan dalam meningkatkan produksi
dan mutu buah Alpukat YM.
6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
I. RUANG LINGKUP
B. Definisi
Definisi yang digunakan dalam SOP ini mengacu pada
Permentan No. 39/Permentan/OT.140/8/2006. Beberapa
definisi terkait adalah:
1. PIT atau duplikatnya, diklasifikasikan sebagai BS,
diproduksi melalui setek;
2. Pohon induk yang berasal dari perbanyakan PIT atau
duplikatnya, diklasifikasikan sebagai BD;
7
3. Pohon induk yang berasal dari perbanyakan BD atau
kelas diatasnya, diklasifikasikan sebagai BP;
4. Benih hasil perbanyakan dari BP atau kelas Benih
diatasnya, diklasifikasikan sebagai BR.
5. Rumpun induk di blok fondasi rumpun induk,
diklasifikasikan sebagai BD;
8
Tujuan untuk mendapatkan lokasi yang sesuai dengan
persyaratan produksi bibit Alpukat YM Lebak.
B. Referensi
Bahan pelepasan Alpukat YM dan Peraturan Menteri
Pertanian Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2021
Tentang Pembenihan Hortikultura.
C. Informasi Pokok
1. Ketinggian tempat ± 400-700 m dpl.
2. Suhu udara 18 -32°C.
3. Lahan produksi bibit diusahakan dekat dengan sumber
air.
4. Terdapat sarana jalan untuk mempermudah
transportasi.
5. pH tanah minimal 5,5. Apabila kemasaman tanah di
bawah 5,5 maka tanaman akan menderita keracunan
sebab unsur Al, Mg, dan Fe larut dlm jumlah yang
cukup banyak. Sebaliknya pada tingkat kemasaman di
atas 6,5 beberapa unsur fungsional seperti halnya Fe,
Mg, dan Zn akan berkurang.
9
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pemilihan Lokasi 2/2 ............................
A. Definisi
Pengolahan tanah merupakan kegiatan mengolah tanah
untuk pertumbuhan tanaman, meliputi pengolahan tanah,
pemupukan dasar, dan pemasangan mulsa plastik.
B. Tujuan
Pengolahan tanah yang baik agar pertumbuhan tanaman
tumbuh dengan optimal.
10
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pisau/golok/parang
b. Cangkul/sekop/garpu/cultivator
c. Tali rafia
2. Bahan
a. Pupuk kotoran hewan
b. Dolomit/pupuk anorganik/kapur
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Pengolahan lahan dilakukan saat musim kemarau
sehingga penanaman bibit alpukat dapat dilakukan
pada awal musim hujan.
2. Pembersihan lahan dari sampah, semua gulma atau
tanaman pengganggu, pepohonan, hingga batu yang
ada pada lahan tanam.
11
4. Lahan dibiarkan terkena sinar matahari selama 2 (dua)
minggu.
5. Pembuatan lubang tanam dengan menggali tanah
dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi masing-
masing 75 cm.
6. Tanah bagian atas dan tanah bagian bawah dipisahkan.
7. Pemberian kapur dengan kaptan/ zeolit/dolomit
(disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi)
yang diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah
pada lahan bila derajat keasaman (pH) rendah.
8. Pemberian pupuk dasar pada tanah bagian atas
dicampur dengan 25 kg pupuk kotoran hewan sebelum
dimasukkan ke dalam lubang. Lubang tanam yang
sudah ditutup tanah diberi tanda berupa ajir agar posisi
tanam tidak keliru.
A. Definisi
Entres adalah batang atas untuk keperluan sambung pucuk
yang berasal dari Pohon Induk Tunggal atau dari pohon
blok pondasi kelas BD.
12
B. Informasi Pokok
Entres berasal dari PIT milik pak Akwang atau blok
pondasi milik Pak Andri yang telah mendapatkan
sertifikasi dari PSBTPHP..
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Siapkan Entres dari pucuk yang sehat dan tidak terlalu
muda.
2. Gunakan gunting atau pisau yang sudah di sterilisasi
dengan alcohol 70%.
3. Potong bagian pucuk sesuai kebutuhan dengan
panjang disesuakan dengan syarat mengandung
minimal 2 mata tunas.
13
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Revisi
Penyiapan Batang Halaman ............................
Bawah dan Batang 1/3
Atas
A. Definisi
Batang bawah merupakan tanaman menggunakan tanaman
yang berasal dari biji sehingga memiliki perakaran yang
kuat. Sedangkan batang atas merupakan bagian yang
memiliki karakter produksi yang diinginkan.
B. Tujuan
Adalah menghasilkan tanaman jenis baru dengan sifat
genetis yang memiliki keunggulan, yaitu kokoh, perakaran
kuat, cepat berbuah, produktif, tahan penyakit dan mutu
buah baik sesuai dengan sifat genetis induknya.
C. Informasi Pokok
Menggabungkan dua bagian tanaman (organ dan
jaringannya) yang masih hidup sehingga keduanya dapat
bergabung menjadi satu tanaman yang utuh dengan
14
memiliki sifat kombinasi antara dua organ atau jaringan
yang digabungkan. Dua bagian tanaman yang disatukan
adalah batang bawah dan batang atas. Bagian batang
bawah yang memiliki perakaran dan menerima sambungan
disebut dengan rootstock, understock, ataupun stock.
Bagian atas yang digunakan untuk menyambung disebut
dengan scion. Scion dapat berupa potongan batang
atas/entres (cutting) atau berupa mata tunas tanaman. Jika
scion yang digunakan adalah cutting, maka disebut dengan
grafting. Namun jika scion yang digunakan adalah mata
tunas, maka disebut dengan penempelan, budding, atau
okulasi.
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Batang Bawah
a. Batang bawah digunakan untuk grafting adalah
bibit tanaman alpukat berasal dari persemaian biji
berumur 3-4 bulan
15
b. Diameter batangnya kurang lebih sama dengan
batang atas.
c. Batang atas berasal dari cabang yang tumbuh
tegak dan lurus, dan dipilih yang tidak bercabang
2. Persiapan Batang Atas
a. Pohon induk yang akan diambil batang atasnya
harus berasal dari varietas unggul, produktif,
sehat serta terbebas dari serangan hama dan
penyakit.
16
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Penyiapan Media ............................
Pembibitan 1/2
B. Tujuan
Sebagai sarana atau wadah untuk menghidupi bibit
tanaman Alpukat YM.
C. Informasi Pokok
1. Media Air
Untuk memudahkan pembibitan tanaman alpukat,
sebaiknya dilakukan dengan media air terlebih dahulu.
Media air ini memudahkan pertumbuhan akar dan
17
tunas. Selain itu, dengan media air, pembibitannya
lebih dapat dikontrol dan diawasi.
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Tuangkan air ke dalam cup atau gelas plastik yang
telah disediakan. Pastikan kuantitas air tidak
memenuhi gelas, sehingga cukup tuangkan air
sebanyak ¾ gelas aja.
2. Letakkan biji alpukat yang telah ditusuk dengan tusuk
gigi di atas cup atau gelas plastik.
18
3. Pastikan posisi atau letak biji alpukat sudah benar,
dimana yang terendam air adalah bagian bawahnya,
yaitu tempat tumbuhnya akar.
4. Pastikan biji alpukat yang terendam air adalah
sebanyak ¼ bagian. Berikan gambar garis sesuai
dengan ukuran air.
5. Tuangkan satu sendok gula pasir ke dalam air. Gula
pasir berfungsi sebagai nutrisi tambahan untuk
pertumbuhan tunas dan akar alpukat.
6. Letakkan di tempat yang tidak terkena paparan sinar
matahari secara langsung, seperti di dekat jendela.
VII. PENANAMAN
A. Definisi
Penanaman merupakan kegiatan memindahkan bibit dari
tempat penyemaian ke lahan pertanaman untuk di dapatkan
hasil produk dari tanaman yang di budidayakan.
19
B. Tujuan
Menumbuhkan tanaman Alpukat YM di lahan.
C. Informasi Pokok
Untuk penanaman bibit alpukat adalah awal musim hujan,
sehingga bibit bisa langsung tumbuh. Pola penanaman
alpukat disarankan dilakukan secara kombinasi antara
varietas-varietasnya. Hal tersebut dikarenakan umumnya
varietas tanaman alpukat tidak bisa melakukan
penyerbukan mandiri.
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Waktu yang tepat untuk penanaman adalah pada saat
awal musim hujan dan tanah yang ada dalam lubang
tanam tidak lagi mengalami penurunan.
2. Tanah yang ada dalam lubang tanam harus lebih tinggi
dari tanah yang ada disekitarnya. Tujuannya yaitu
untuk menghindari terjadinya genang air pada saat
disirami atau pada waktu turun hujan.
20
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Penyiapan Media ............................
Pembibitan 2/2
21
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pemupukan 1/2 ............................
VIII. PEMUPUKAN
A. Definisi
Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman agar
ketersedian unsur hara dalam tanah sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
B. Tujuan
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
secara optimal serta mempertahankan status hara tanah
sesuai kebutuhan tanaman.
C. Informasi pokok
Pemupukan dilakukan untuk penambahan unsur hara ke
dalam tanah apabila kandungan unsur hara dalam tanah
tidak mencukupi sehingga dapat mendukung pertumbuhan
tanaman secara optimal selain itu juga dapat
mempertahankan status hara tanah agar memenuhi
kebutuhan hara tanaman dalam upaya menjamin
22
pertumbuhan tanaman secara optimal dan menghasilkan
produksi dengan mutu yang baik.
2. Bahan
a. Pupuk kotoran hewan (organik)
b. Pupuk kimia (pupuk anorganik)
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Gunakan pupuk berdasarkan dosis yang telah
ditentukan sesuai dengan rekomendasi setempat.
2. Tanaman alpukat mempunyai sedikit akar rambut,
maka sebaiknya pupuk diletakkan sedekat mungkin
dengan akar.
23
3. Pemupukan diberikan sedikit namun lebih sering,
yaitu 4 kali dalam setahun.
4. Sebelum pemupukan perlu dibuat lubang melingkar
tepat di bawah tepi tajuk tanaman sedalam 30 cm.
Pupuk ditebar ke dalam lubang kemudian ditimbun
tanah lagi.
5. Larutan pupuk dimasukkan ke dalam ember atau
handsprayer.
F. Sasaran
Terpenuhinya kebutuhan hara tanaman sehingga dapat
menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal dan
berproduksi dengan mutu yang optimal.
IX. PEMELIHARAAN
A. Definisi
Perlakuan terhadap tanaman dan lingkungannya agar
tanaman tumbuh sehat dan normal melalui penyulaman,
penyiangan, penggemburan tanah, penyiraman,
24
pemupukan, pemangkasan tanaman dan pemberantasan
hama dan penyakit.
B. Tujuan
Pemeliharaan merupakan salah satu komponen budidaya
yang bertujuan untuk menjamin keberhasilan pertumbuhan
suatu tanaman
C. Informasi Pokok
Kegiatan pemeliharaan perlu dilakukan secara baik, benar,
dan periodik agar proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dapat berjalan secara optimal.
25
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pemeliharaan 2/4 ............................
2. Bahan
a. Air
b. Pupuk
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Penyulaman
Bibit yang baru ditanam atau yang telah berumur
beberapa minggu kemudian mati atau
pertumbuhannya kurang baik, sebaiknya segera
diganti (disulam) dengan bibit yang baru yang lebih
baik agar dapat segera tumbuh dan dapat menyamai
pertumbuhan dengan bibit yang telah ditanam
sebelumnya.
2. Penyiangan gulma harus dilakukan secara hati-hati
agar tidak sampai merusak perakaran tanaman alpukat,
karena perakaran alpukat cukup peka terhadap
gangguan mekanis. Frekuensi penyiangan tergantung
pada banyaknya gulma yang tumbuh di sekeliling
26
tanaman. Pengendalian gulma juga bisa dilakukan
menggunakan herbisida selektif.
3. Penggemburan Tanah.
Tanah sekitar perakaran lama kelamaan akan padat
Akar tanaman akan menyerap nutrisi dengan baik
apabila ada rongga udara dan air yang cukup. Maka
tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan secara
periodik. Saat penggemburan dilakukan dengan hati-
hati agar akar tidak putus.
4. Penyiraman
Bibit yang baru ditanam memerlukan banyak air,
sehingga penyiraman perlu dilakukan setiap hari.
Waktu yg tepat untuk menyiram adalah pagi / sore
hari. Bila hari hujan tidak perlu disiram lagi.
5. Pemupukan
Dalam budidaya tanaman alpukat dibutuhkan program
pemupukan yang baik dan juga teratur. Mengingat
sistem perakaran pd tanaman alpukat, khususnya pada
27
akar-akar rambutnya, hanya sedikit dan
pertumbuhannya kurang ekstensif maka pemberian
pupuk harus agak sering dengan dosis yang kecil.
Untuk jumlah pupuknya yang diberikan ke tanaman
tergantung pada umur tanaman.
6. Pemangkasan tanaman
Pemangkasan hanya dilakukan pada cabang-cabang
yang tumbuh terlalu rapat atau ranting-ranting yang
mati atau cabang lain yang tidak dikehendaki.
Pemangkasan dilakukan secara hati-hati agar luka
bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit.
Pertahankan tinggi tanaman alpukat 4-5 meter dari
permukaan tanah dan letak cabang terendah dengan
jarak 1 – 1,5 m dari permukaan tanah.
28
awal. Jika serangan hama berada diatas ambang batas
ekonomi kendalikan dengan insektisida dan jika ada
serangan penyakit kendalikan dengan fungisida
ataupun bakterisida.
Tujuan kegiatan ini adalah melindungi tanaman dari
serangan hama dan penyakit, serta mencegah
timbulnya serangan hama dan penyakit secara
ekplosif.
F. Sasaran
Mempertahankan tanaman untuk mendapatkan kuantitas
dan kualitas produks sesuai kebutuhan dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan.
X. PANEN
A. Definisi
Kegiatan memetik buah yang telah siap panen atau
mencapai kematangan fisiologis sesuai persyaratan yang
telah ditentukan.
29
B. Tujuan
Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan
sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik
sesuai standar pasar yang dituju
C. Alat
1. Gunting panen
2. Galah
3. Boks plastik
4. Kertas
5. Kain halus
6. Gudang
7. Tangga segitiga/steiger
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri buah alpukat yang telah tua namun belum
masak yaitu:
30
a. Warna kulit tua namun belum menjadi
cokelat/merah dan tidak mengkilap;
b. Jika buah diketuk dengan punggung kuku,
menimbulkan bunyi yang nyaring;
c. Jika buah digoyang-goyang, akan terdengar
goncangan biji.
d. Penetapan tingkat ketuaan buah tersebut
membutuhkan pengalaman tersendiri. Sebaiknya
perlu diamati pada saat bunga mekar hingga enam
bulan kemudian, karena buah alpukat umumnya
tua apabila
Sudah 6-7 bulan dari saat bunga mekar. Untuk
memastikannya, maka perlu dipetik beberapa
buah sebagai samplenya. Jika buah alpukat yang
menjadi contoh tersebut masak dengan baik, itu
bertanda bahwa buah tersebut telah tua dan siap
untuk dipanen.
31
menggunakan alat/galah yang diberi tangguk
kain/goni pada ujungnya/tangga. Waktu dipanen, buah
alpukat sebaiknya dipetik/dipotong bersama sedikit
tangkai buahnya (sekitar 3-5 cm) utk mencegah
memar, luka/infeksi pada bagian dekat tangkai buah.
32
E. Sasaran
Mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai
preferensi pasar dengan mutu buah yang sesuai dengan
standar.
A. Definisi
Merupakan rangkaian kegiatan penanganan buah sejak
dipanen hingga buah siap didistribusikan ke konsumen.
B. Tujuan
1. Menjamin keseragaman ukuran buah.
2. Menjamin keseragaman mutu buah.
3. Menjamin buah yang dihasilkan bebas dari hama dan
penyakit.
4. Menjamin mutu buah yang dihasilkan terjamin sesuai
dengan permintaan pasar domestik dan ekspor.
5. Menjamin buah aman konsumsi.
33
C. Alat
1. Gudang
2. Timbangan
3. Paku
4. Label/sticker
5. Peti kayu/kardus
6. Sapu
7. Martil
8. Termometer
9. Hygrometer
10. Refraktometer
11. Penethrometer
D. Prosedur Pelaksanaan
1. Lakukan sortasi sesuai dengan kriteria yang
dikehendaki pasar.
34
2. Kering anginkan hasil buah untuk mencegah
pembusukan.
3. Lakukan penyimpanan dengan menempatkan produk
dalam ruangan yang sirkulasi udara yang baik.
4. Lakukan pengemasan sesuai permintaan/ tujuan pasar.
5. Gunakan kemasan yang memiliki daya lindung yang
tinggi terhadap kerusakan, aman dan ekonomis.
6. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat
E. Sasaran
Terjaminnya kesegaran, keseragaman ukuran dan mutu
buah sesuai dengan permintaan pasar.
XII. PELABELAN
A. Definisi
Kegiatan menempelkan label pada buah dan kemasannya
B. Tujuan
Menunjukkan identitas produk (jenis, jumlah, berat, saat
masak dan nama produsen)
35
C. Prosedur Pelaksanaan
Tempelkan label pada kotak kemasan, yang
menginformasikan berat buah, grade / kelas / tanggal petik,
tanggal masak.
D. Sasaran
Adanya identitas tanaman.
36
Daftar Pustaka
37
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2021Tentang pembenihan Hortikultura.
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia, No.:
42/KPTS/SR.130/D/10/2019. Tentang Teknis Sertifikasi
Benih pada tanaman hortikultura (termasuk Alpukat).
38
Lampiran
39
Lampiran 1. Dokumentasi
40
41
Lampiran 2. Deskripsi Alpukat Varietas YM Lebak
42
Berat buah : 650-1.000 gram
Rasa buah : lezat, gurih, lunak, agak
manis
Tebal daging buah : 1,5 – 2cm
Diameter buah : 8–11cm
Panjang buah : 15–17,5cm
Bentuk biji : bulat lonjong
Diameter biji : 5,5–6cm
Berat biji rata-rata : 132 gr
Produksi : ± 500 buah/pohon/tahun
Musim berbuah : relatif sepanjang tahun
Kerontokan buah : sedikit
Ketahanan terhadap hama : tahan terhadp hama
Seissetia oleae
Ketahanan terhadap : tahan terhadap penyakit
penyakit Sphaceloma fawcetti
Keunggulan : relatif berbuah sepanjang
tahun, ukuran buah besar
dan daging buah tebal
Peneliti/Pengusul : M. Reza T., Achmad
Sarjana, Asmaniar, Umi Sri
Rezeki, Usup, Kusno
Suswanto
Sumber : Lampiran Surat Keputusan
Menteri Pertanian Nomor:
502/Kpts/TP.240/10/2000
Tanggal: 27 Oktober 2000
43
44