0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
55 tayangan52 halaman

Buku SOP Bibit Alpukat YM 2022

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 52

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Perbanyakan Bibit Buah Tropika Bersertifikat


Alpukat YM

Nuniek Hermita
Andi Apriany Fatmawaty
Imas Rohmawati
Nurmayulis
Susiyanti
Penulis : Nuniek Hermita, dkk.
ISBN : 62-682-6497-839
Penyelia : Dema Tesniyadi
Editor : Samsu Hilal
Desain Sampul : Tim Desain Media Edukasi
Layout : Pitriyani

Cetakan Pertama, Desember 2022


iv + 43 hlm. ; 14.8 x 21 cm

Penerbit:
Media Edukasi Indonesia (Anggota IKAPI)
Jalan Lingkar Caringin Cisoka Tangerang
Banten Kode Pos 15730
Email: indonesiamediaedukasi@gmail.com
WhatsApp Only: 087871944890

Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang.


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun
juga tanpa izin tertulis dari penerbit.
Kata Pengantar

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT


atas rahmat-Nya, sehingga penyusunan “Standar Operasional
Prosedur (SOP) Perbanyakan Bibit Buah Tropika Bersertifikat
Alpukat YM” ini dapat diselesaikan oleh Tim Kedaireka
Matching Fund Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtyasa.

Penyusunan SOP bertitik tolak pada Peraturan Menteri


Pertanian Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2021 lampiran
IV tentang Pembenihan Hortikultura yaitu Teknis Pelaksanaan
Sertifikasi Benih Tanaman Buah Tropika khususnya komoditi
Alpukat YM dan SOP Alpukat YM Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Jawa Barat.

SOP disusun menjadi penting sebagai alat bantu


memberikan informasi secara teknis cara produksi bibit
Alpukat YM untuk kepentingan sertifikasi sehingga
menghasilkan bibit Alpukat YM berlabel, bermutu baik, sesuai

i
keinginan pasar. Penyusunan SOP dibuat dalam bentuk praktis
dengan memakai kalimat sederhana, diharapkan agar para
pembaca mudah untuk membacanya, dimengerti dan
dimanfaatkan oleh semua pihak.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak


yang telah berkontribusi dalam penyusunan SOP. SOP ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu sumbang saran dari para
pembaca kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini
dimasa mendatang. Semoga buku SOP Alpukat YM ini
bermanfaat bagi kita semua.

Serang, 12 Desember 2022


Hormat Kami

Tim Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................ i


Daftar Isi ................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................... 1


BAB 2 TARGET.................................................................... 4
Ruang Lingkup ........................................................... 7
Pemilihan Lokasi ........................................................ 8
Pengolahan Tanah ..................................................... 10
Penyiapan Entres Benih ............................................ 12
Penyiapan Batang Bawah Dan Batang Atas ............. 14
Penyiapan Media Pembibitan ................................... 17
Penanaman ................................................................ 19
Pemupukan................................................................ 22
Pemeliharaan ............................................................. 24
Panen ......................................................................... 29
Pasca Panen............................................................... 33

iii
Pelabelan ................................................................... 35

Daftar Pustaka....................................................................... 37
Lampiran ............................................................................... 39

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

Alpukat YM Lebak merupakan salah satu komoditas


kebanggaan Kabupaten Lebak. Perubahan besar dalam
pemanfaatan Alpukat YM Lebak diawali pada tahun 2019 atas
prakarsa penangkar yang ditunjuk oleh pemilik pohon dan
dibantu oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten dan
UPT PSBTPHP yang melakukan identifikasi dan karakterisasi
Alpukat YM Lebak. Tahun yang sama perkembangan
pemanfaatan Alpukat YM Lebak makin pesat dengan
keikutsertaannya dalam festifal buah nusantara yang
diselenggarakan oleh IPB yang kemudian mendapat juara ke 1.
Hasil karakterisasi ditindaklanjuti dengan pendaftaran Alpukat
YM Lebak ke Pusat Perlindungan varietas Tanaman dan
Perizinan Pertanian pada tahun 2020 dengan nomor
pendaftaran 1445/PVL/ tahun 2020 tanggal 28 Febuari 2020.

1
Sejak itu perkembangannya semakin pesat dan perlu mendapat
dukungan oleh Pemda maupun masyarakat untuk tetap
melestarikan dan mengembangkan alpukat lokal asal
Kabupaten Lebak tersebut.

Seiring dengan berkembangnya perbanyakan bibit


Alpukat YM Lebak dan saat ini telah lebih dari 3 (tiga) lokasi
pengembangan di Kab. Lebak, maka upaya pengembangannya
perlu intensif diperhatikan dan direncanakan kedepan. Saat ini
produksi bibit oleh penangkar yang ditunjuk oleh pemilik PIT
menjadi satu-satunya penangkar yang menjadi produsen bibit
Alpukat YM Lebak. Sehingga untuk pengembangan kedepan,
perlunya komitmen dari Pemda maupun pemilik dan penangkar
untuk menjaga dan melestarikan tanaman tersebut agar dapat
bermanfaat untuk masyarakat luas.

Besarnya permintaan pasar ditanggapi oleh petani


maupun pelaku usaha dengan membudidayakan Alpukat YM
Lebak di luar wilayah asalnya (Kelurahan Ciekek, Kecamatan
Majasari). Saat ini pertanaman Alpukat YM Lebak sudah
terdapat di 3 (tiga) Kecamatan di Kabupaten Lebak, maka perlu
ada upaya membuat SOP Pengembangan bibit Alpukat YM
Lebak. Hal ini agar perdagangan bibit Alpukat YM Lebak
dapat terjaga dari sisi kualitas, kuantitas dan kontinuitas
produknya.

2
Kualitas produk sangat berkaitan dengan identitas
genetik dan kebenaran varietas yang ditanam. Penyusunan SOP
ini akan membantu para petani produsen benih maupun
pengguna lainnya untuk memastikan bahwa produksi bibit
Alpukat YM Lebak dapat dipertanggung jawabkan. Tata teknis
terkait pembenihan Hortikultura yang dilakukan mengacu
pada Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2021. Teknis Sertifikasi Benih pada tanaman
hortikultura (termasuk Alpukat) berpedoman pada Keputusan
Menteri Pertanian Republik Indonesia No:
42/KPTS/SR.130/D/10/2019.

3
BAB 2
TARGET

Indonesia merupakan negara tropis dengan agroklimat


yang sangat mendukung untuk pengembangan berbagai
komoditas pertanian, termasuk buah – buahan tropis. Saat ini,
peluang ekspor buah-buahan tropis Indonesia semakin
meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan buah
tropis di pasar internasional.

Alpukat YM salah satu buah tropis Indonesia yang


banyak dikembangkan melalui budidaya. Hal ini dikarenakan
komoditas buah Alpukat YM diminati masyarakat karena
rasanya yang nikmat, daging buah yang tebal, dan memiliki
nilai gizi yang tinggi. Alpukat YM Lebak berasal dari Lebak,
merupakan alpukat lokal yang unggul dan sudah terdaftar
sebagai varietas di Kementerian Pertanian,

4
Berdasarkan data produksi (ton) buah Alpukat di Provinsi
Banten pada tahun 2018–2021 adalah sebagai berikut:

Sumber: BPS Provinsi Banten, 2021

Apabila melihat data tersebut jumlah produksi buah


Alpukat mengalami penurunan yang sangat signifikan dari
tahun 2020 sebesar 20.192 ton menjadi 14.444 ton di tahun
2021. Hal ini dikarenakan banyak faktor salah satunya belum
diterapkannya teknologi budidaya yang baik dan benar di
lapangan. Sebagian besar produksi masih bersumber dari kebun
produksi tradisional yang sama sekali belum menerapkan
teknologi budidaya Alpukat YM yang baik dan benar.

Dalam upaya peningkatan produksi dan mutu buah


Alpukat YM maka, diperlukan penanganan khusus yang
meliputi perbaikan manajemen dan aplikasi budidaya pra-

5
panen dan pasca panen di lapangan pada tanaman usia
produktif. Sub kegiatan yang dinilai berkaitan erat pada tujuan
dan target yang telah ditetapkan adalah tahap persiapan lahan,
persiapan benih, penanaman, pemangkasan, pemupukan,
pengairan, pengendalian hama dan penyakit, penjarangan buah,
panen dan penanganan pasca panen. Berdasarkan hal tersebut
sehingga, diperlukan buku pedoman Standar Operasional
Prosedur (SOP) sebagai acuan dalam meningkatkan produksi
dan mutu buah Alpukat YM.

6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Ruang Lingkup 1/2 ............................

I. RUANG LINGKUP

A. Definisi dan Tujuan


Ruang lingkup SOP meliputi sistem pendaftaran ke
PSBTPHP, teknik produksi bibit alpukat, pengendalian
mutu, pemeliharaan, pelabelan dan distribusi sesuai
dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2021 Tentang Pembenihan Hortikultura

B. Definisi
Definisi yang digunakan dalam SOP ini mengacu pada
Permentan No. 39/Permentan/OT.140/8/2006. Beberapa
definisi terkait adalah:
1. PIT atau duplikatnya, diklasifikasikan sebagai BS,
diproduksi melalui setek;
2. Pohon induk yang berasal dari perbanyakan PIT atau
duplikatnya, diklasifikasikan sebagai BD;

7
3. Pohon induk yang berasal dari perbanyakan BD atau
kelas diatasnya, diklasifikasikan sebagai BP;
4. Benih hasil perbanyakan dari BP atau kelas Benih
diatasnya, diklasifikasikan sebagai BR.
5. Rumpun induk di blok fondasi rumpun induk,
diklasifikasikan sebagai BD;

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Ruang Lingkup 2/2 ............................

6. Rumpun induk di blok penggandaan rumpun induk,


diklasifikasikan sebagai BP;
7. Tanaman di blok perbanyakan benih, diklasifikasikan
sebagai BR.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pemilihan Lokasi 1/2 ............................

II. PEMILIHAN LOKASI

A. Definisi dan Tujuan


Memilih dan menentukan lokasi tanam yang sesuai dengan
persyaratan tumbuh produksi Bibit Alpukat YM Lebak.

8
Tujuan untuk mendapatkan lokasi yang sesuai dengan
persyaratan produksi bibit Alpukat YM Lebak.

B. Referensi
Bahan pelepasan Alpukat YM dan Peraturan Menteri
Pertanian Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2021
Tentang Pembenihan Hortikultura.

C. Informasi Pokok
1. Ketinggian tempat ± 400-700 m dpl.
2. Suhu udara 18 -32°C.
3. Lahan produksi bibit diusahakan dekat dengan sumber
air.
4. Terdapat sarana jalan untuk mempermudah
transportasi.
5. pH tanah minimal 5,5. Apabila kemasaman tanah di
bawah 5,5 maka tanaman akan menderita keracunan
sebab unsur Al, Mg, dan Fe larut dlm jumlah yang
cukup banyak. Sebaliknya pada tingkat kemasaman di
atas 6,5 beberapa unsur fungsional seperti halnya Fe,
Mg, dan Zn akan berkurang.

9
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pemilihan Lokasi 2/2 ............................

6. Tanah gembur, tidak mudah tergenang air (sistem


drainase/pembuangan air yang baik), subur dan
banyak mengandung bahan organik.
7. Kebutuhan cahaya matahari berkisar 40% sampai
80%.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pengolahan Tanah 1/2 ............................

III. PENGOLAHAN TANAH

A. Definisi
Pengolahan tanah merupakan kegiatan mengolah tanah
untuk pertumbuhan tanaman, meliputi pengolahan tanah,
pemupukan dasar, dan pemasangan mulsa plastik.

B. Tujuan
Pengolahan tanah yang baik agar pertumbuhan tanaman
tumbuh dengan optimal.

10
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pisau/golok/parang
b. Cangkul/sekop/garpu/cultivator
c. Tali rafia
2. Bahan
a. Pupuk kotoran hewan
b. Dolomit/pupuk anorganik/kapur

D. Prosedur Pelaksanaan
1. Pengolahan lahan dilakukan saat musim kemarau
sehingga penanaman bibit alpukat dapat dilakukan
pada awal musim hujan.
2. Pembersihan lahan dari sampah, semua gulma atau
tanaman pengganggu, pepohonan, hingga batu yang
ada pada lahan tanam.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pengolahan Tanah 2/2 ............................

3. Lakukan penggemburan lahan dengan cara


mencangkul atau menggunakan traktor/ bajak sampai
kedalaman 30 - 40 cm.

11
4. Lahan dibiarkan terkena sinar matahari selama 2 (dua)
minggu.
5. Pembuatan lubang tanam dengan menggali tanah
dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi masing-
masing 75 cm.
6. Tanah bagian atas dan tanah bagian bawah dipisahkan.
7. Pemberian kapur dengan kaptan/ zeolit/dolomit
(disesuaikan dengan rekomendasi spesifik lokasi)
yang diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah
pada lahan bila derajat keasaman (pH) rendah.
8. Pemberian pupuk dasar pada tanah bagian atas
dicampur dengan 25 kg pupuk kotoran hewan sebelum
dimasukkan ke dalam lubang. Lubang tanam yang
sudah ditutup tanah diberi tanda berupa ajir agar posisi
tanam tidak keliru.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Penyiapan Entres ............................
Benih 1/1

IV. PENYIAPAN ENTRES BENIH

A. Definisi
Entres adalah batang atas untuk keperluan sambung pucuk
yang berasal dari Pohon Induk Tunggal atau dari pohon
blok pondasi kelas BD.

12
B. Informasi Pokok
Entres berasal dari PIT milik pak Akwang atau blok
pondasi milik Pak Andri yang telah mendapatkan
sertifikasi dari PSBTPHP..

C. Alat dan Fungsi


1. Ranting atau pucuk sebagai sumber entres.
2. Gunting atau pisau.
3. Alkohol 70%
4. Sarung tangan

D. Prosedur Pelaksanaan
1. Siapkan Entres dari pucuk yang sehat dan tidak terlalu
muda.
2. Gunakan gunting atau pisau yang sudah di sterilisasi
dengan alcohol 70%.
3. Potong bagian pucuk sesuai kebutuhan dengan
panjang disesuakan dengan syarat mengandung
minimal 2 mata tunas.

13
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Revisi
Penyiapan Batang Halaman ............................
Bawah dan Batang 1/3
Atas

V. PENYIAPAN BATANG BAWAH DAN BATANG


ATAS

A. Definisi
Batang bawah merupakan tanaman menggunakan tanaman
yang berasal dari biji sehingga memiliki perakaran yang
kuat. Sedangkan batang atas merupakan bagian yang
memiliki karakter produksi yang diinginkan.

B. Tujuan
Adalah menghasilkan tanaman jenis baru dengan sifat
genetis yang memiliki keunggulan, yaitu kokoh, perakaran
kuat, cepat berbuah, produktif, tahan penyakit dan mutu
buah baik sesuai dengan sifat genetis induknya.

C. Informasi Pokok
Menggabungkan dua bagian tanaman (organ dan
jaringannya) yang masih hidup sehingga keduanya dapat
bergabung menjadi satu tanaman yang utuh dengan

14
memiliki sifat kombinasi antara dua organ atau jaringan
yang digabungkan. Dua bagian tanaman yang disatukan
adalah batang bawah dan batang atas. Bagian batang
bawah yang memiliki perakaran dan menerima sambungan
disebut dengan rootstock, understock, ataupun stock.
Bagian atas yang digunakan untuk menyambung disebut
dengan scion. Scion dapat berupa potongan batang
atas/entres (cutting) atau berupa mata tunas tanaman. Jika
scion yang digunakan adalah cutting, maka disebut dengan
grafting. Namun jika scion yang digunakan adalah mata
tunas, maka disebut dengan penempelan, budding, atau
okulasi.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Revisi
Penyiapan Batang Halaman ............................
Bawah dan Batang 2/3
Atas

D. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Batang Bawah
a. Batang bawah digunakan untuk grafting adalah
bibit tanaman alpukat berasal dari persemaian biji
berumur 3-4 bulan

15
b. Diameter batangnya kurang lebih sama dengan
batang atas.
c. Batang atas berasal dari cabang yang tumbuh
tegak dan lurus, dan dipilih yang tidak bercabang
2. Persiapan Batang Atas
a. Pohon induk yang akan diambil batang atasnya
harus berasal dari varietas unggul, produktif,
sehat serta terbebas dari serangan hama dan
penyakit.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Revisi
Penyiapan Batang Halaman ............................
Bawah dan Batang 3/3
Atas

b. Ambil batang atas dari pohon induk berupa


cabang yang ujungnya tidak sedang tumbuh (tidak
terdapat daun muda/cabang dorman) dan potong
di atas ruas yang terakhir.
c. Potong batang atas pilihan kemudian pangkas
semua daunnya.

16
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Penyiapan Media ............................
Pembibitan 1/2

VI. PENYIAPAN MEDIA PEMBIBITAN

A. Definisi dan Tujuan


Media pembibitan merupakan media yang digunakan
untuk menumbuhkan tanaman, tempat akar atau bakal akar
akan tumbuh dan berkembang, selain itu juga digunakan
tanaman sebagai tempat berpegangnya akar, agar tajuk
tanaman dapat tegak kokoh berdiri di atas media tersebut
dan sebagai sarana untuk menghidupi tanaman.

B. Tujuan
Sebagai sarana atau wadah untuk menghidupi bibit
tanaman Alpukat YM.

C. Informasi Pokok
1. Media Air
Untuk memudahkan pembibitan tanaman alpukat,
sebaiknya dilakukan dengan media air terlebih dahulu.
Media air ini memudahkan pertumbuhan akar dan

17
tunas. Selain itu, dengan media air, pembibitannya
lebih dapat dikontrol dan diawasi.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Penyiapan Media ............................
Pembibitan 2/2

D. Alat dan Bahan


1. Cup atau gelas plastik berukuran sedang
2. Air biasa secukupnya
3. Biji alpukat yang sudah ditusuk dengan tiga tusuk gigi
4. Gula pasir
5. Spidol atau pulpen untuk plastic

E. Prosedur Pelaksanaan
1. Tuangkan air ke dalam cup atau gelas plastik yang
telah disediakan. Pastikan kuantitas air tidak
memenuhi gelas, sehingga cukup tuangkan air
sebanyak ¾ gelas aja.
2. Letakkan biji alpukat yang telah ditusuk dengan tusuk
gigi di atas cup atau gelas plastik.

18
3. Pastikan posisi atau letak biji alpukat sudah benar,
dimana yang terendam air adalah bagian bawahnya,
yaitu tempat tumbuhnya akar.
4. Pastikan biji alpukat yang terendam air adalah
sebanyak ¼ bagian. Berikan gambar garis sesuai
dengan ukuran air.
5. Tuangkan satu sendok gula pasir ke dalam air. Gula
pasir berfungsi sebagai nutrisi tambahan untuk
pertumbuhan tunas dan akar alpukat.
6. Letakkan di tempat yang tidak terkena paparan sinar
matahari secara langsung, seperti di dekat jendela.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Penanaman 1/2 ............................

VII. PENANAMAN

A. Definisi
Penanaman merupakan kegiatan memindahkan bibit dari
tempat penyemaian ke lahan pertanaman untuk di dapatkan
hasil produk dari tanaman yang di budidayakan.

19
B. Tujuan
Menumbuhkan tanaman Alpukat YM di lahan.

C. Informasi Pokok
Untuk penanaman bibit alpukat adalah awal musim hujan,
sehingga bibit bisa langsung tumbuh. Pola penanaman
alpukat disarankan dilakukan secara kombinasi antara
varietas-varietasnya. Hal tersebut dikarenakan umumnya
varietas tanaman alpukat tidak bisa melakukan
penyerbukan mandiri.

D. Prosedur Pelaksanaan
1. Waktu yang tepat untuk penanaman adalah pada saat
awal musim hujan dan tanah yang ada dalam lubang
tanam tidak lagi mengalami penurunan.
2. Tanah yang ada dalam lubang tanam harus lebih tinggi
dari tanah yang ada disekitarnya. Tujuannya yaitu
untuk menghindari terjadinya genang air pada saat
disirami atau pada waktu turun hujan.

20
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Penyiapan Media ............................
Pembibitan 2/2

3. Lubang tanam yang telah ditutup digali lagi dengan


ukuran sebesar wadah bibit.
4. Polybag diiris agar bibit bisa dikeluarkan dengan
aman tanpa menggoyahkan akar bibit.
5. Bibit beserta tanahnya dimasukkan dalam lubang
hingga leher batang. Setelah ditimbun bibit diikat
dengan ajir
6. Setiap bibit sebaiknya diberi naungan untuk
menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan
angin, maupun siraman air hujan. Naungan tersebut
dibuat miring dengan bagian yang tinggi di sebelah
timur. Peneduh ini berfungsi sampai tumbuh tunas-
tunas baru atau lebih kurang 2 – 3 minggu.
7. Jarak tanam Alpukat unggul dengan perbanyakan
okulasi atau sambung pucuk adalah 6 m x 6 m, dengan
populasi 278 pohon per Ha. Bisa juga ditanam dengan
jarak tanam 7 m x 7 m dengan populasi 204 tanaman
per Ha.

21
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pemupukan 1/2 ............................

VIII. PEMUPUKAN

A. Definisi
Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman agar
ketersedian unsur hara dalam tanah sesuai dengan
kebutuhan tanaman.

B. Tujuan
Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
secara optimal serta mempertahankan status hara tanah
sesuai kebutuhan tanaman.

C. Informasi pokok
Pemupukan dilakukan untuk penambahan unsur hara ke
dalam tanah apabila kandungan unsur hara dalam tanah
tidak mencukupi sehingga dapat mendukung pertumbuhan
tanaman secara optimal selain itu juga dapat
mempertahankan status hara tanah agar memenuhi
kebutuhan hara tanaman dalam upaya menjamin

22
pertumbuhan tanaman secara optimal dan menghasilkan
produksi dengan mutu yang baik.

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Cangkul
b. Ember/Gabyung
c. Handsprayer

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pemupukan 2/2 ............................

2. Bahan
a. Pupuk kotoran hewan (organik)
b. Pupuk kimia (pupuk anorganik)

E. Prosedur Pelaksanaan
1. Gunakan pupuk berdasarkan dosis yang telah
ditentukan sesuai dengan rekomendasi setempat.
2. Tanaman alpukat mempunyai sedikit akar rambut,
maka sebaiknya pupuk diletakkan sedekat mungkin
dengan akar.

23
3. Pemupukan diberikan sedikit namun lebih sering,
yaitu 4 kali dalam setahun.
4. Sebelum pemupukan perlu dibuat lubang melingkar
tepat di bawah tepi tajuk tanaman sedalam 30 cm.
Pupuk ditebar ke dalam lubang kemudian ditimbun
tanah lagi.
5. Larutan pupuk dimasukkan ke dalam ember atau
handsprayer.

F. Sasaran
Terpenuhinya kebutuhan hara tanaman sehingga dapat
menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal dan
berproduksi dengan mutu yang optimal.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pemeliharaan 1/4 ............................

IX. PEMELIHARAAN

A. Definisi
Perlakuan terhadap tanaman dan lingkungannya agar
tanaman tumbuh sehat dan normal melalui penyulaman,
penyiangan, penggemburan tanah, penyiraman,

24
pemupukan, pemangkasan tanaman dan pemberantasan
hama dan penyakit.

B. Tujuan
Pemeliharaan merupakan salah satu komponen budidaya
yang bertujuan untuk menjamin keberhasilan pertumbuhan
suatu tanaman

C. Informasi Pokok
Kegiatan pemeliharaan perlu dilakukan secara baik, benar,
dan periodik agar proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dapat berjalan secara optimal.

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Skop
b. Pemotong rumput
c. Cangkul
d. Penggaruk
e. Parang

25
Standar Operasional Nomor Tanggal
Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pemeliharaan 2/4 ............................

2. Bahan
a. Air
b. Pupuk

E. Prosedur Pelaksanaan
1. Penyulaman
Bibit yang baru ditanam atau yang telah berumur
beberapa minggu kemudian mati atau
pertumbuhannya kurang baik, sebaiknya segera
diganti (disulam) dengan bibit yang baru yang lebih
baik agar dapat segera tumbuh dan dapat menyamai
pertumbuhan dengan bibit yang telah ditanam
sebelumnya.
2. Penyiangan gulma harus dilakukan secara hati-hati
agar tidak sampai merusak perakaran tanaman alpukat,
karena perakaran alpukat cukup peka terhadap
gangguan mekanis. Frekuensi penyiangan tergantung
pada banyaknya gulma yang tumbuh di sekeliling

26
tanaman. Pengendalian gulma juga bisa dilakukan
menggunakan herbisida selektif.
3. Penggemburan Tanah.
Tanah sekitar perakaran lama kelamaan akan padat
Akar tanaman akan menyerap nutrisi dengan baik
apabila ada rongga udara dan air yang cukup. Maka
tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan secara
periodik. Saat penggemburan dilakukan dengan hati-
hati agar akar tidak putus.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pemeliharaan 3/4 ............................

4. Penyiraman
Bibit yang baru ditanam memerlukan banyak air,
sehingga penyiraman perlu dilakukan setiap hari.
Waktu yg tepat untuk menyiram adalah pagi / sore
hari. Bila hari hujan tidak perlu disiram lagi.
5. Pemupukan
Dalam budidaya tanaman alpukat dibutuhkan program
pemupukan yang baik dan juga teratur. Mengingat
sistem perakaran pd tanaman alpukat, khususnya pada

27
akar-akar rambutnya, hanya sedikit dan
pertumbuhannya kurang ekstensif maka pemberian
pupuk harus agak sering dengan dosis yang kecil.
Untuk jumlah pupuknya yang diberikan ke tanaman
tergantung pada umur tanaman.
6. Pemangkasan tanaman
Pemangkasan hanya dilakukan pada cabang-cabang
yang tumbuh terlalu rapat atau ranting-ranting yang
mati atau cabang lain yang tidak dikehendaki.
Pemangkasan dilakukan secara hati-hati agar luka
bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit.
Pertahankan tinggi tanaman alpukat 4-5 meter dari
permukaan tanah dan letak cabang terendah dengan
jarak 1 – 1,5 m dari permukaan tanah.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pemeliharaan 4/4 ............................

7. Pemberantasan hama dan penyakit.


Pengendalian hama dan penyakit pada alpukat selalu
lakukan proses pengamatan pada tanaman alpukat
untuk mengetahui serangan hama dan penyakit dari

28
awal. Jika serangan hama berada diatas ambang batas
ekonomi kendalikan dengan insektisida dan jika ada
serangan penyakit kendalikan dengan fungisida
ataupun bakterisida.
Tujuan kegiatan ini adalah melindungi tanaman dari
serangan hama dan penyakit, serta mencegah
timbulnya serangan hama dan penyakit secara
ekplosif.

F. Sasaran
Mempertahankan tanaman untuk mendapatkan kuantitas
dan kualitas produks sesuai kebutuhan dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Panen 1/3 ............................

X. PANEN

A. Definisi
Kegiatan memetik buah yang telah siap panen atau
mencapai kematangan fisiologis sesuai persyaratan yang
telah ditentukan.

29
B. Tujuan
Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan
sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik
sesuai standar pasar yang dituju

C. Alat
1. Gunting panen
2. Galah
3. Boks plastik
4. Kertas
5. Kain halus
6. Gudang
7. Tangga segitiga/steiger

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Panen 2/3 ............................

D. Prosedur Pelaksanaan
1. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri buah alpukat yang telah tua namun belum
masak yaitu:

30
a. Warna kulit tua namun belum menjadi
cokelat/merah dan tidak mengkilap;
b. Jika buah diketuk dengan punggung kuku,
menimbulkan bunyi yang nyaring;
c. Jika buah digoyang-goyang, akan terdengar
goncangan biji.
d. Penetapan tingkat ketuaan buah tersebut
membutuhkan pengalaman tersendiri. Sebaiknya
perlu diamati pada saat bunga mekar hingga enam
bulan kemudian, karena buah alpukat umumnya
tua apabila
Sudah 6-7 bulan dari saat bunga mekar. Untuk
memastikannya, maka perlu dipetik beberapa
buah sebagai samplenya. Jika buah alpukat yang
menjadi contoh tersebut masak dengan baik, itu
bertanda bahwa buah tersebut telah tua dan siap
untuk dipanen.

2. Cara Panen Alpukat


Pada umumnya cara memanen buah alpukat dilakukan
secara manual, yaitu dengan dipetik memakai tangan.
Jika keadaan fisik pohon tidak memungkinkan untuk
dipanjat, maka panen dapat dibantu dengan

31
menggunakan alat/galah yang diberi tangguk
kain/goni pada ujungnya/tangga. Waktu dipanen, buah
alpukat sebaiknya dipetik/dipotong bersama sedikit
tangkai buahnya (sekitar 3-5 cm) utk mencegah
memar, luka/infeksi pada bagian dekat tangkai buah.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Panen 3/3 ............................

3. Periode Panen Alpukat


Secara umum buah alpukat mengalami musim
berbunga pada awal musim hujan, dan musim berbuah
lebatnya umumnya pada bulan Desember, Januari, dan
Februari. Di Indonesia yang kondisi alamnya cocok
untuk budidaya tanaman alpukat, musim panen bisa
terjadi setiap bulan.

4. Prakiraan Produksi Alpukat


Produksi buah alpukat pada pohon-pohon yang
tumbuh dan berbuah baik dapat mencapai 70-80
kg/pohon/tahun. Produksi rata-rata yang bisa
diharapkan dari setiap pohon berkisar 50 kg.

32
E. Sasaran
Mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai
preferensi pasar dengan mutu buah yang sesuai dengan
standar.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pasca Panen 1/2 ............................

XI. PASCA PANEN

A. Definisi
Merupakan rangkaian kegiatan penanganan buah sejak
dipanen hingga buah siap didistribusikan ke konsumen.

B. Tujuan
1. Menjamin keseragaman ukuran buah.
2. Menjamin keseragaman mutu buah.
3. Menjamin buah yang dihasilkan bebas dari hama dan
penyakit.
4. Menjamin mutu buah yang dihasilkan terjamin sesuai
dengan permintaan pasar domestik dan ekspor.
5. Menjamin buah aman konsumsi.

33
C. Alat
1. Gudang
2. Timbangan
3. Paku
4. Label/sticker
5. Peti kayu/kardus
6. Sapu
7. Martil
8. Termometer
9. Hygrometer
10. Refraktometer
11. Penethrometer

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pasca Panen 2/2 ............................

12. Partisi irisan kertas


13. Lakban
14. Keranjang plastik

D. Prosedur Pelaksanaan
1. Lakukan sortasi sesuai dengan kriteria yang
dikehendaki pasar.

34
2. Kering anginkan hasil buah untuk mencegah
pembusukan.
3. Lakukan penyimpanan dengan menempatkan produk
dalam ruangan yang sirkulasi udara yang baik.
4. Lakukan pengemasan sesuai permintaan/ tujuan pasar.
5. Gunakan kemasan yang memiliki daya lindung yang
tinggi terhadap kerusakan, aman dan ekonomis.
6. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tercatat

E. Sasaran
Terjaminnya kesegaran, keseragaman ukuran dan mutu
buah sesuai dengan permintaan pasar.

Standar Operasional Nomor Tanggal


Prosedur I 8 Desember 2022
Halaman Revisi
Pelabelan 1/1 ............................

XII. PELABELAN

A. Definisi
Kegiatan menempelkan label pada buah dan kemasannya

B. Tujuan
Menunjukkan identitas produk (jenis, jumlah, berat, saat
masak dan nama produsen)

35
C. Prosedur Pelaksanaan
Tempelkan label pada kotak kemasan, yang
menginformasikan berat buah, grade / kelas / tanggal petik,
tanggal masak.

D. Sasaran
Adanya identitas tanaman.

36
Daftar Pustaka

Bambang Kuswara dan Nini Marta. 2016. Respon Beberapa


Media Pembibitan Terhadap Pertumbuhan Bibit Alpukat
(Persea americana Miller.) Jurnal Agroekotek 8 (1): 22 –
26 Hal.
Farida A. 2019. Budidaya Alpukat. Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
(BPPSDMP) Kementerian Pertanian. http://cybex.
pertanian.go.id/artikel/89688/budidaya-alpukat/ (Diakses
pada tanggal 2 Desember 2022) .
Kemal Prihatman. 2000. Tentang Budidaya Pertanian
(Alpukat/Avocad). https://distan.jogjaprov.go.id/wp-
content/download/buah/alpukat.pdf (Diakses 5 Desember
2022)
Nurwijayo Wahyu. 2021. Cara Menanam Alpukat Agar Cepat
Berbuah, Hasilnya Maksimal. https://gdm.id/cara-
menanam-alpukat/ (Diakses pada tanggal 5 Desember
2022).
Program Pendampingan Sampai Panen. 2019. Prosedur
Budidaya Perkebunan Alpukat. Kebun Buah Nusantara.

37
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2021Tentang pembenihan Hortikultura.
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia, No.:
42/KPTS/SR.130/D/10/2019. Tentang Teknis Sertifikasi
Benih pada tanaman hortikultura (termasuk Alpukat).

38
Lampiran

39
Lampiran 1. Dokumentasi

40
41
Lampiran 2. Deskripsi Alpukat Varietas YM Lebak

Asal : Kecamatan Rangkasbitung,


Kabupaten Lebak
Tinggi tanaman : ± 11 meter
Lebar tajuk : ± 6 meter, seperti payung
Percabangan : banyak,menyebar secara
horizontal
Bentuk daun : panjang meruncing
Letak daun : agak tegak
Panjang daun : 11,5 – 16,5 cm
Warna permukaan daun atas : hijau tua
Warna permukaan daun : hijau kekuningan
bawah
Panjang tangkai daun : 3 – 5 cm
Bentuk batang : giling
Warna batang : Coklat keabu-abuan
Warna benang sari : Kuning kehijauan
Warna tandan bunga : Hijau tua
Warna bunga : Kuning
Bentuk buah : Bulat lonjong tidak
berpinggang
Ketebalan kulit buah : 1-1,5 mm
Tekstur kulit buah : Kasar
Ujung buah : Bulat
Pangkal buah : Lonjong
Warna buah muda : Hijau
Warna buah masak/tua : Hijau cerah
Warna daging buah : Kuning dengan pinggiran
hijau

42
Berat buah : 650-1.000 gram
Rasa buah : lezat, gurih, lunak, agak
manis
Tebal daging buah : 1,5 – 2cm
Diameter buah : 8–11cm
Panjang buah : 15–17,5cm
Bentuk biji : bulat lonjong
Diameter biji : 5,5–6cm
Berat biji rata-rata : 132 gr
Produksi : ± 500 buah/pohon/tahun
Musim berbuah : relatif sepanjang tahun
Kerontokan buah : sedikit
Ketahanan terhadap hama : tahan terhadp hama
Seissetia oleae
Ketahanan terhadap : tahan terhadap penyakit
penyakit Sphaceloma fawcetti
Keunggulan : relatif berbuah sepanjang
tahun, ukuran buah besar
dan daging buah tebal
Peneliti/Pengusul : M. Reza T., Achmad
Sarjana, Asmaniar, Umi Sri
Rezeki, Usup, Kusno
Suswanto
Sumber : Lampiran Surat Keputusan
Menteri Pertanian Nomor:
502/Kpts/TP.240/10/2000
Tanggal: 27 Oktober 2000

43
44

Anda mungkin juga menyukai