Askep Keperawatan Manajemen-3
Askep Keperawatan Manajemen-3
Askep Keperawatan Manajemen-3
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi badan usaha di bidang kesehatan mempunyai peranan
penting dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal menurut Wahyudi
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu pelayanan
keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan kemasa depan.Perawat
dansaling berkepentingan. Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek
Menurut WHO, Rumah sakit adalah suatu bagian penyeluruh dari oragnisasi sosial dan
medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik
dan lingkungan. Rumah sakit merupakan sebuah institusi pelayan kesehetan professional
yang pelayanannya dilakukan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Pelayanan rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari system pelayanan
kesehatan pada umumnya, yang memerlukan penanganan dan perhatian dengan seksama
Dalam menjalankan tugasnya, seorang manajer perawat dan perawat banyak mengalami
tantangan baik dari profesi sendiri dan profesi lain. Walaupun perawat banyak mengalami
tantangan dalam profesinya, namun Perawat dituntut untuk bertindak sesuai dengan
perlakuan yang adil, terlepas dari status ekonomi, ras, etnis, usia, kewarganegaraan, kecatatan
ataupun orientasi seksual (Bermen Snyder 2015). Adil yang berarti tidak
memperlakukan pasien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang
dimiliki. Dalam beberapa dekade terakhir, sistem perawatan kesehatan nasional telah
berurusan dengan peningkatan permintaan untuk berkualitas tinggi dan layanan berpusat pada
pasien, tetapi sumber daya yang terbatas sering menantang keberlanjutan mereka. Tantangan
profesi keperawatan adalah profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari profesi lain,
dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan
Berdasarkan latar belakang di atas, dan fenomena yang yang terjadi,maka mahasiswa
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Soedarsono.
2. Tujuan Khusus
g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses dan manajemen
h. Menyususn rencana tindak lanjut dari asli yang dicapai berupa upaya
sakit Soedarsono.
C. Manfaat
SOEDARSONO
Tipe / Kelas : C
email : rsud@pasuruankota.go.id
4. Misi :
Efisien
mudah
Tuhan.
1. Layanan prehospital care atau yang bisa disebut juga layanan pra rumah sakit ini
datang ke rumah sakit. Pasien akan mendapatkan aktivasi layanan medis darurat
layanan yang cepat dan tepat di lapangan bagi pasien yang membutuhkan
yang dilakukan warga. Oleh karena itu kami bentuk layanan gawat darurat di
lapangan yang didukung oleh tenaga dokter dan perawat yang sudah
tersertifikasi,
1. Man
Kesimpulan : Hampir separuh perawat dari D3 Keperawatan yaitu 46,1% dan S.Kep
Ners nya 15% saja
Karakteristik ketenagaan berdasarkan non perawat
Jumlah 13 100%
Kesimpulan : Sebagian besar masa kerja perawat <5 tahun berjumlah 7 (70%) orang
kualitas pasien
Tingkat ketergantungan pasien jumlah pasien Presentase
minimal care 10 23,8%
Parsial Care 30 71,4%
total care 2 4,7%
jumlah 42 99,9% (100%)
Kesimpulan : Jumlah pasien sebagian besar dengan tingkat ketergantungan parsial
care sebanyak 30 orang (71,4%) dan pasien pada minimal care 10
orang (23,8%) serta total care 2 orang (4,7%).
c. Kebutuhan tenaga perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien (Rumus
Gillies)
AxB xC
Tenaga perawat =
(C−D) xE
Keterangan :
A: Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien/hari
B: Rata-rata klien/hari
C: Jumlah hari/tahun
D: Hari libur masing-masing perawat
E: Jumlah jam kerja tiap perawat
a. Rawat Jalan
b. Rawat Inap
e. Pelayanan Bedah
f. BPJS Kesehatan
g. Ambulance
Dalam kasus tidak dicantumkan fasilitas untuk petugas kesehatan yang diberikan
12 Nebulizer 1 1:42 41
16 Senter 3 3:42 39
22 Bengkok 1 1:42 41
24 Klem 1 1:42 41
27 Kunci inggris - × x x
31 Troli O2 transport - × x x
35 Monitor 3 3:42 39
36 Syring pump 2 2:42 40
37 Infuse pump 2 2:42 40
38 Tabung O2 diruangan 1 1:42 41
tindakan
Kesimpulan : peralatan diruang bedah belum lengkap beberapa alat masih ada yang belum
tersedia, seperti mesih EKG, troli O2, dan kunci inggris. Set peralatan perawatan luka hanya
1. obat oral : obat-obatan terdiri dari pil, tablet, bubuk, drase, kapsul, sirup.
2.Injeksi
Kesimpulan : Jumlah peralatan masih kurang dan belum sesuai dengan rasio jumlah
pasien
3. Method
1) Penerapan MAKP
Salah satu metode yang paling sering digunakan di rumah sakit adalah
metode model asuhan keperawatan tim. Dimana metode tim merupakan metode
yang menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-berda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2- 3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Penerapan MAKP model tim sudah optimal dilaksanakan dan sudah sesuai
dengan SOP.
Kesimpulan : penerapan MAKP sudah optimal dan sesuai dengan SOP
2) Penerapan timbang terima/operan jaga
- Observasi
Berdasarkan hasil wawancara di RS Dr. Soedarsono Pasuruan pada tanggal
21 Desember 2022, bahwa Timbang terima dilakukan 3x/ hari (pagi, siang,
malam) yaitu saat pergantian shift. Timbang terima yang shift pagi dilakukan di
bed pasien dan seluruh perawat menghadir, sehingga perawat yang dinas pagi
mengetahui kondisi pasien dan melakukan pengkajian dan lama mengunjungi
pasien 15 menit. Timbang terima kadang dilakukan tepat waktu kadang tidak
dilakukan tepat waktu ( karena perawat dinas malam kadang tidak on time).
Sebelum memulai timbang terima, perawat yang dinas sebelumnya menyiapkan
data pasien yang dioperkan pada perawat dinas selanjutnya dalam buku khusus.
4) Sentralisasi Obat
- Observasi
Dari hasil observasi dari tanggal 21 Desember 2022Sentralisasi obat sudah
dilakukan namun belum optimal. Alur sentralisasi obat yaitu obat yang
diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan kepada perawat, kemudian perawat
memberikan resep obat ke apotik langsung tanpa diserahkan kepada keluarga
pasien untuk ditembus diapotik sendiri. Selanjutnya, perawat mengambil obat
yang sudah diresepkan dari apotik dan kemudian melayani pemberian obat
sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh dokter. Untuk obat injeksi perawat
menyimpannya di Nurse station tetapi tidak disimpan di dalam satu kotak
khusus untuk obat pasien melainkan dibiarkan di dalam tas plastic. Sedangkan
obat oral diberikan/disimpan oleh keluarga untuk dibawa ke ruangan rawatan
biasa/rawat inap.
- Wawancara
Berdasarkan wawancara tanggal 22 Desember 2022kepada beberapa perawat
bahwa sentralisasi obat di ruang bedahbelum dilakukan secara optimal terlebih
pada penyimpanan obat yang dari apotik yang hanya disimpan di dalam plastik
tidak di dalam satu kotak khusus untuk pasien sebelum pindah ke ruangan rawat
inap di belakang. Biasanya, obat injeksi disimpan oleh perawat dan obat oral
disimpan/diberikan pada keluarga pasien.
4. Money
1) Sumber pendapatan ruangan/ pemasukan
- sistem pembayaran pasien dikelola oleh pihak rumah sakit, berdasarkan jaminan
yang digunakan oleh pasien antara lain : pasien BPJS/JKN biaya perawatannya
ditanggung oleh jaminan tersebut, mengikuti aturan yang telah ditetapkan dan
batas waktu pengurusan selama 3 hari, jika melewati batas yang ditentukan
maka dihitung sebagai pasien umum.
- Biaya pendapatan ruangan di dapatkan dari Pasien umum, dimana seluruh
biaya perawatannya ditanggung oleh pasien dan keluarga.
- Biaya perawatan disesuaikan jaminan kelas yang ditentukan oleh BPJS/JKN
2) Rencana Anggaran Belanja (RAB) ruangan , yang meliputi dana untuk kegiatan:
- Operasional (kegiatan pelayanan)
- Manajemen (penggajian pegawai, listrik, air, telpon, dan lainnya)
- Pengembangan
5. Mutu
BOR (Efisiensi Pelayanan di Ruangan Instalasi Gawat Darurat)
No Periode Jumlah Hari Jumlah Bed BOR
rawat
1 September 325 50 22 %
2 Oktober 296 50 19%
3 Nopember 247 50 16%
Total 868 50 57%
Metode menggunakan rumus gilis
Ket:
Jumlah hari perawatan =A
Jumlah tempat tidur yang aktif =B
Jumlah hari satu bulan = C
A
BOR = x 100 %
BxC
1. September
325
BOR = x 100 %
50 x 30
325
= x 100 %
1,500
= 21,666
= 19,09
Jadi jumlah presentase pemakaian tempat tiudr pada satuan waktu tertentu yaitu 19%
3. November
247
BOR = x 100 %
50 x 30
247
= x 100 %
1,500
= 16,46
Jadi jumlah presentase pemakaian tempat tiudr pada satuan waktu tertentu
yaitu 16 %
Kesimpulan : Sediaan BOR di RSUD Soedarsono belum ideal. Karna belum memenuhi
standar Depkes yaitu 60-80%.
Kesimpulan :
1. Jadi kesimpulannya mutu layanan keperawatan yang telah terapkan di ruangan masih indikatr
pasient safety saja, untuk indikator lain (Perawatan diri, Kepuasan pasien, Kenyamanan, Kecemasan,
Pengetahuan belum diterapkan dan belum dipantau)
2. Dari hasil observasi dari didapatkan perawat yang melakukan identifikasi pasien belum optimal
karena masih ada beberapa point yang dilewatkan perawat hanya menanyakan nama pasien tidak
menayakan no rekam medis pasien sebelum melakukan tindakan pada pasien.
3. Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruang belum ada SOP tentang identidikasi pasien. Penerapan
cuci tangan belum optimal karena perawat hanya melakukannya sete;lah Tindakan.
C. Analisa SWOT
N Analisa swot Bobot Rating Skor Bobot X
O Rating
Man(M.1-5)
a.Ifa
Kekuatan Strenght (M.1)
-
Weeaknesesess kelemahan
(M.4) 3
Jasa intesif untuk pelayanan
dan jasa medik yang
diberikan sama untuk semua
perawat 9,2
Weeaknesesess kelemahan
(M.5)
Mutu pelayanan
keperawatan yang telah
24,8
diterapakan diruangan masih
indikator pasien safety saja
untuk indikator
lain(perawatan diri kepuasan
pasien, kenyamanan,
kecemasan,pengetahuan
belum diterapkan dan belum
dipantau
Total
b.Efas
Kesempatan (opurtunity)
M.1
adanya kesempatan D.III 0,3 2 0,6
keperawatan dan D.4
keperawatan untuk mengikuti O-T
pelatihan atau kegiatan sejenis (29,8-
untuk mengbangkan kopetensi 0,2 3 0,6 26,3)
adanya kesempatan D.III dan = 3,5
D.4 Unutk melanjutkan S-1
Adanya kesempatan S.KEP 0,5 3 1,5
NERS untuk melanjutkan
pendidikan
Ancaman (Treatened) M. 3
Persaingan antar rumah sakit
yang semakin ketat sesuai
dengan perkembangan dunia 1 3 3
global
Tuntutan masyakat yang
semakin tinggi akan
profesionalitas pemberian
asuhan keperawatan
TOTAL
Keterangan :
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekana SWOT maka kelompok
dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1). Timbang terimah sudah dilalukan tetapi belum optimal,materi belum terfokus pada
masalah keperawatan.
2). Ronde keperawatan hanya di lakukan pada saat ada mahasiswa praktek profesi
manajemne keperawatan dan belum ada SOP.
3). Pemberian obat sudah sesuai dengan instruksi dokter, namun tidak di simpan dalam satu
kota khusus melainkan dibiarkan dalam tas plastik.
BAB III
BOR belum
Dokumentasi sesuai Discharge plening Pengelolaan logistic mencapai
dengan buku 3 S sudah sesuai dan obat belum di standar (60%-
lakukan secara 80%)
optimal Pasient sapety
belum optimal
Nilai 4 = sesuai
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor
Indikator Keberhasilan
Ronde keperawatan :
Timbang terima:
Idikator keberhasilan: