Pengadaan Suku Cadang Alkes Di Rumah Sakit
Pengadaan Suku Cadang Alkes Di Rumah Sakit
Pengadaan Suku Cadang Alkes Di Rumah Sakit
DISUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Untuk mendukung pelayanan
kesehatan yang diberikan dibutuhkan suatu pengelolaan kesehatan.
Pengelolaan kesehatan adalah proses atau cara mencapai tujuan
pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan,
penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan,
sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan dan
makanan, manajemen, informasi, serta regulasi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat.
1
Kondisi fisik maupun fungsi dari alat kesehatan dapat dikontrol
dengan suatu pengelolaan atau manajemen yang biasa disebut dengan
manajemen logistik. Manajemen logistik merupakan suatu bidang
manajemen yang tugasnya menyediakan bahan/barang yang dibutuhkan
untuk kegiatan operasional instansi atau rumah sakit dalam hal ini
paralatan kesehatan. Fungsi manajemen logistik meliputi fungsi
perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran,
pemeliharaan, penghapusan dan fungsi pengendalian.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat di uraikan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa itu Alat Kesehatan?
2. Bagaimana Manajemen Logistik Rumah Sakit?
3. Bagaimana Proses Pengadaan Logistik?
4. Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengadaan Logistik?
5. Bagaimana Langkah-langkah mengatasi tantangan pengadaan
logistik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Alat Kesehatan.
2. Untuk mengetahui Manajeman Logistik Rumah Sakit.
3. Untuk mengetahui Proses Pengadaan Logistik.
4. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengadaan
Logistik.
5. Untuk mengetahui Langkah-langkah mengatasi tantangan pengadaan
logistik.
3
BAB II
ISI
A. Alat Kesehatan
1. Pengertian Alat Kesehatan
Menurut Permenkes RI No 4 Tahun 2014 tentang cara distribusi
alat kesehatan yang baik, alat kesehatan adalah instrumen, aparatus,
mesin dan impian yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia
dan membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
4
2. Tujuan Penggunaan Alat Kesehatan
Alat kesehatan berdasarkan tujuan penggunaan sebagaimana
dimaksud oleh produsen, dapat digunakan sendiri maupun kombinasi
untuk manusia dengan satu atau beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Diagnosa, pencegahan, pemantauaan, perlakuan atau
pengurangan penyakit
b. Diagnosa, pemantauan, perlakuan, pengurangan atau
kompensasi kondisi sakit
c. Penyelidikan, pengganti, pemodifikasian, mendukung anatomi
atau proses fisiologis
d. Mendukung atau mempertahankan hidup
e. Menghalangi pembuahan
f. Desinfeksi alat kesehatan
g. Menyediakan informasi untuk tujuan medis atau diagnosa melalui
pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia (PMKRI
NO 1191, 2019).
5
Cabinert Level 2A, Fume Hood (lemari asam), Mikroskop, Skink
Laboratorium, Refrigerator 2-8°C, Sentrifus, Mikropipet, Hematology
Analyzer, Coagulometer, Chemistry Analyzer, Imunologi Analyzer,
Incubator CO2, dan lain-lain. Dan untuk alat kesehatan yang harus
ada di bagian kamar bedah yaitu Operating Table, Mayo Table, Mesin
Anestesi, Defibrilator, Ventilator Anesthesi, Operating, Microscope
dan lain-lain (Guswani, 2016).
6
B. Manajeman Logistik Rumah Sakit
Manajemen logistik merupakan suatu ilmu pengetahuan dan atau
seni dalam proses perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/
alat-alat. Manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana
cara mencapai tujuan tersebut dengan ketersediaan bahwa logistik setiap
saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif.
Keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuan didukung oleh
pengelolaan faktor-faktor antara lain Man, Money, Machine, Methode, dan
Material. Pengelolaan yang baik dan seimbang pada kelima faktor
tersebut akan memberi kepuasan kepada konsumen (Saleh, 2017).
7
seharihari yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pemerintah
(Rahmatullah et al., 2020).
8
kesehatan, sehingga akan dapat diperoleh suatu hasil pelayanan yang
baik pula.
9
perencanaan, perorganisasian dan pengawasan terhadap kegiatan
pengadaan pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan
penghapusan logistik guna mendukung efektivitas dan efisien dalam
upaya pencapaian tujuan organisasi
10
c. Rencana yang telah diterapkan perlu dilakukan
pengendalian (controlling) agar berjalan, seperti yang
diharapkan sesuai dengan perencanaan.
11
Proses pengadaan alat kesehatan di rumah sakit melibatkan
beberapa langkah yaitu:
a. Mengenali kebutuhan akan alat atau seperangkat alat tertentu,
yang biasanya diidentifikasi oleh anggota staf internal dan
diteruskan ke departemen yang sesuai (Vocassociates, 2020).
b. Mengidentifikasi persyaratan khusus untuk perangkat tersebut,
termasuk kebutuhan pengguna, pemeliharaan teknis,
kebutuhan pelatihan, bahan habis pakai yang memadai, dan
metode pembuangan.
c. Setelah persyaratan diidentifikasi, rumah sakit dapat memulai
proses pengadaan, yang melibatkan pemilihan pemasok dan
negosiasi kontrak.
12
tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas
efisiensi. (Subagya: 1994).
Pengadaan logistik barang logistik non medis di rumah sakit
dilakuan berdasarkan kebutuhan yang ada dengan melakukan
kegiatan/ tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan Pengadaan Logistik Non Medis
Sebelum melakukan pemesanan logistik non medis,
petugas logistik membuat perencanaan pengadaan dan
menentukan kebutuhan logistik non medis, perencanaan ini
dimaksud untuk menentukan jenis logistik non medis yang
dibutuhkan dan akan dipesan, berapa jumlah pemesanan,
kemana akan dipesan, harga dan potongan harga yang
diberikan. Dalam hal ini keahlian dan ketelitian sangat
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
perencanaan baik berkaitan dengan jenis, jumlah dan
harga.
Untuk merencanakan dan menentukan kebutuhan
logistik non medis dapat dilihat dari tingkat kebutuhan
masing-masing bagian yang ditentukan dengan banyaknya
kunjungan pengguna jasa layanan di rumah sakit. Semakin
besar jumlah pengguna jasa layanan kesehatan maka
semakin besar kebutuhan logistik non medis yang
diperlukan.
Disamping itu dalam menentukan perencanaan dan
tingkat kebutuhan logistik non medis, petugas logistik juga
melihat jumlah stock akhir dari masing-masing jenis logistik
non medis di gudang. Jika stock logistik non medis sudah
mencapai batas minimal, maka petugas sudah mulai
merencanakan untuk melakukan pengadaan dengan jumlah
order untuk tiap jenis logistik non medis yang telah
ditetapkan sebelumnya. Penetapan perencanaan
pengadaan dan order dimaksud agar stock yang tersedia
juga tidak terlalu banyak sehingga dapat meningkatkan
efisiensi.
13
Dalam membuat perencaan pengadaan, petugas
mencatat nama-nama logistik non medis yang sudah
mencapai batas minimal yang dibutuhkan oleh masing-
masing unit kelembar permohonan pengadaan barang
logistik non medis sesuai jumlah batasan order yang telah
ditetapkan, kemudian diajukan kepada direktur melalui
bagian rumah tangga. Setelah disetujui barulah dibuatkan
SOP (Surat Order Pembelian)untuk melakukan pembelian
logistik non medis.
b. Penganggaran kebutuhan
Dalam melakukan pengelolaan logistik non medis
tentunya memerlukan penganggaran biaya. Untuk
penganggaran logistik non medis di rumah sakit,
penganggaran disediakan oleh bagian keuangan kepada
bagian/unit rumah tangga dan diketahui oleh direktur untuk
dilakukan pembelian.
c. Cara pengadaan
Pengadaan logistik non medis di rumah sakit
dilakukan dengan pemesanan/pembelian secara langsung.
Pemesanan/pembelian dilakukan setiap saat sesuai dengan
kebutuhan logistik non medis. Setelah membuat
perencanaan logistik non medis yang dibutuhkan, maka
petugas logistik melakukan pemesanan logistik non medis
dengan menggunakan formulir PP (Permintaan Pembelian)
melalui bagian rumah tangga, bagian keuangan, kasie
administrasi dan direktur untuk dilakukan order pembelian
logistik non medis yang diperlukan.
14
prosedur, sehingga proses pelayanan logistik non medis dapat
berjalan semestinya. Pengendalian yang dilakukan petugas pengelola
logistik non medis di rumah sakit, bertujuan memberikan pengontrolan
terhadap semua kegiatan pelayanan logistik agar dapat dicegah
kesalahan-kesalahan dalam proses pengadaan, pencatatan dan
prosedur pelayanan logistik non medis dirumah sakit yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi produktifitas
pelayanan yang dihasilkan kepada pengguna jasa layanan kesehatan.
15
a. Pengendalian Prosedur
Prosedur yang mengharuskan setiap barang pesanan yang
diminta bagian/unit di rumah sakit, disediakan oleh petugas
logistik non medis dan diambil sendiri oleh bagian yang meminta
dengan menggunakan formulir permintaan logistik yang
ditandatangani oleh kepala bagian yang bersangkutan serta telah
mendapat tanda tangan dari petugas logistik non medis untuk
dapat menerima permintaan logistik non medis tersebut
16
dapat membantu para profesional pelayanan kesehatan
mengidentifikasi, memilih, dan memperoleh bahan, produk, dan
layanan yang diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan mereka
saat ini (Net Source, 2020). Langkahlangkah ini termasuk
menetapkan strategi pengadaan, mengidentifikasi pemasok yang
tepat, menegosiasikan kontrak, dan mengelola proses pengadaan
(CME, 2023).
17
dikumpulkan dari periode pengujian/percobaan, tim pengadaan
fasilitas kesehatan harus dapat menentukan apakah produk/layanan
tersebut memenuhi kebutuhan klinis dan keuangan mereka. Jika ya,
mereka dapat mengalokasikan dana anggaran untuk berinvestasi di
dalamnya.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Alat Kesehatan Menurut Permenkes RI No 4 Tahun
2014 tentang cara distribusi alat kesehatan yang baik, alat kesehatan
adalah instrumen, aparatus, mesin dan impian yang tidak mengandung
obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan
pada manusia dan membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
19
terdiri dari bagian-bagian yang dihubungkan dengan cara tertentu dan
diarahkan untuk tujuan tertentu, unsur-unsurnya yaitu input, proses dan
output. Tujuan Manajemen Logistik Pada dasarnya tujuan manajemen
logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam
material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam
keadaan yang dapat dipakai ke lokasi dimana dibutuhkan, dan dengan
total biaya yang terendah.
20