0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan4 halaman

Gestia Agustina. SK - Tugas 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 4

Nama : Gestia Agustina.

Sk

Nim : 1948201048

Kelas : 6 A S1 Farmasi

Tugas 1 Metodologi Penelitian

I. JUDUL :
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR (Ipomoea
batatas L.), CULTIVAR UMBI PUTIH TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
dan Pseudomonas aeruginosa

II. LATAR BELAKANG


Saat ini penelitian dan pengembangan tumbuhan obat berkembang pesat. Jauh
sebelum penjajahan Belanda, Bangsa Indonesia telah mengenal ilmu pengetahuan secara
tradisional, misalnya dengan tumbuhan, binatang, mineral, doa dan pijit. Tapi cara-cara
tersebut tidak dicatat dengan baik karena tekhnik pengobatannya diajarkan secara lisan.
Dalam perkembangan penelitian banyak teknik pengobatan kuno yang hilang atau
terlupakan.Oleh karena itu, jenis tumbuhan obat dan penggunaannya harus dilestarikan
oleh generasi penerus (Hariana,2004).
Penyakit infeksi juga merupakan salah satu masalah dalam bidang kedokteran
yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat
ditularkan dari satu orang ke orang lain atau dari hewan kemanusia. Infeksi dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa.
Organisme -organisme tersebut dapat menyerang seluruh tubuh atau sebagian dari
padanya (Gibson, 1996).
Staphylococcus aureus merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan
infeksi pada luka. Mikroorganisme tersebut terdapat pada folikel rambut dan kelenjar
keringat yang akan membentuk koloni -koloni pada luka bakar yang belum memperoleh
pengobatan awal dengan antibiotika topical (Moenadjat, 2009). Infeksi pada luka
merupakan suatu gangguan kronis pada kulit yang dapat di sebabkan oleh
mikroorganisme yaitu Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa
(Rostinawati, 2009).
Belakangan ini banyak ditemukan kasus bahwa beberapa bakteri telah resisten
terhadap beberapa antibiotik. Untuk mengatasi infeksi bakteri tersebut maka perlu
dilakukan pencarian senyawa alternatif yang berasal dari bahan alam yang memiliki
aktivitas antibakteri terhadap bakteri tersebut. Salah satunya adalah dengan menggunakan
daun ubi jalar ( Ipomoea batatas L.), cultivar umbi putih. Secara tradisional tanaman ini
sudah lama dipercayai sebagai obat penyembuh luka, obat bisul, penurun panas dan diare.
Untuk obat luka bakar caranya diambil sepertiga genggam daun ubi jalar, kemudian
dicuci dan digiling sampai halus, Setelah itu ditempelkan pada luka dan dibalut. Aktivitas
antibakteri pada daun ubi jalar (Ipomoea batatas L.), cultivar umbi putih disebabkan
adanya kandungan senyawa organik (saponin, flavonoid, dan polifenol) yang bersifat
sebagai antibakteri (Mursito, 2009).
Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan uji efektivitas daun ubi jalar merah
(Ipomoea batatas L.) sebagai antibakteri yang diekstrak menggunakan metanol dan n-
heksan dengan konsentrasi 2%; 3,5%; 5%; 6,5% dan 8% terhadap bakteri Staphylococcus
aureus penyebab bisul pada manusia . Pada ekstrak metanol didapatkan zona bening
berturut-turut 12,3 mm; 7,7 mm; 7 mm; 6 mm; 12,3 mm. Ubi jalar yang diekstraksi
dengan n -heksan didapatkan zona bening 6,4 mm; 9,9 mm; 3.5 mm; 3,3 mm dan 7,5 mm
(Melati, 2009) Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat daun ubi jalar ( Ipomoea
batatas L.), cultivar umbi putih yang diekstraksi dengan menggunakan etanol sebagai
antibakteri sejauh ini belum pernah dilaporkan. Untuk membuktikan secara ilmiah maka
di lakukan pengujian antibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
aeruginosa.

III. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang timbul yaitu:
1. Apakah ekstrak etanol daun ubi jalar (Ipomoea batatas L.), cultivar umbi putih
memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa?
2. Pada konsentrasi berapa ekstrak etanol daun ubi jalar ( Ipomoea batatas L.),
cultivar umbi putih memberikan aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa?

IV. METODE PENELITIAN


A. Ekstraksi
Metode yang digunakan untuk ekstraksi adalah dengan cara maserasi
karena maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi digunakan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari
akan menembus dinding sel dan akan masuk ke da lam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka
larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel (Depkes RI,
1986).
B. Menghambat Aktivitas Antibakteri
Metode yang digunakan untuk menghambat aktivitas antibakteri adalah
difusi agar menggunakan piper disk dengan medium Nutrien Agar (NA). Metode
ini dilakukan untuk mengetahui besarnya diameter hambatan yang terbentuk pada
bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aerugnosa, setelah masa
inkubasi 24 jam, larutan ekstrak etanol daun ubi jalar ( Ipomoea batatas L.),
cultivar umbi putih akan berdifusi keluar untuk menghambat pertumbuhan
mikroba pada medium, yang ditandai adanya zona hambat bening yang terdapat di
sekeliling piper disk. Zona hambat yang terbentuk inilah yang kemudian di ukur
diameternya.
C. Analisis Statistik
Selanjutnya dilakukan analisis statistik menggunakan uji Annova aktivitas
antibakteri pada kelompok uji (ekstrak sampel) dan Ampisilin sebagai
pembanding kemudian dilanjutkan dengan Uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND).
V. PENYELESAIAN MASALAH
Belakangan ini banyak ditemukan kasus bahwa beberapa bakteri telah resisten
terhadap beberapa antibiotik. Untuk mengatasi infeksi bakteri tersebut maka perlu
dilakukan pencarian senyawa alternatif yang berasal dari bahan alam yang memiliki
aktivitas antibakteri terhadap bakteri tersebut. Salah satunya adalah dengan
menggunakan daun ubi jalar ( Ipomoea batatas L.), cultivar umbi putih.
Infeksi merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain
atau dari hewan kemanusia. Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme
seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa. Organisme - organisme tersebut dapat
menyerang seluruh tubuh atau sebagian dari padanya (Gibson, 1996). Staphylococcus
aureus merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada luka.
Mikroorganisme tersebut terdapat pada folikel rambut dan kelenjar keringat yang akan
membentuk koloni -koloni pada luka bakar yang belum memperoleh pengobatan awal
dengan antibiotika topical. Infeksi pada luka merupakan suatu gangguan kronis pada
kulit yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme yaitu Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa (Moenadjat, 2009).
Penelitian ini memperlihatkan hasil bahwa ekstrak etanol daun ubi jalar
(Ipomoea batatas L.), cultivar umbi putih dengan beberapa konsentrasi yaitu 0,1 %; 1%
dan 2% mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji. Hal ini disebabkan adanya
senyawa kimia tertentu yang diduga terkandung dalam sampel daun ubi jalar (Ipomoea
batatas L.), cultivar umbi putih yang merupakan salah satu komponen kimia yang
terkandung dalam daun ubi ( Ipomoea batatas L.), cultivar umbi putih yang bersifat
sebagai antibakteri (Mursito, 2009).

Anda mungkin juga menyukai