Tugas SBK Sela
Tugas SBK Sela
Tugas SBK Sela
Angklung adalah salah satu alat tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu.
Angklung dikenal sebagai alat musik yang berasal dari tanah Sunda yakni Jawa
Barat.
Angklung terdiri dari dua, tiga atau empat bambu dengan susunan dua, tiga dan
empat nada. Cara memainkannya dengan digoyangkan atau digetarkan.
Alat musik ini terbuat dari kayu khusus yang disusun dan cara memainkannya
dengan dipukul.
Alat musik tradisional sasando berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur
(NTT). Sasando memiliki bentuk yang sangat unik dan berbeda dari alat musik
petik lainnya yakni berbentuk tabung panjang.
Sasando sendiri terbuat dari bambu, kayu, paku penyangga, senar string, dan daun
lontar. Cara memainkannya adalah menggunakan kedua tangan untuk memetik
dawainya.
Alat musik tifa bisa ditemukan di daerah Papua dan di Tanah Maluku. Alat musik
ini terbuat dari sebatang kayu Linggua yang dikosongkan isinya.
Namun, bentuk antara tifa dari Papua dan Maluku berbeda. Alat musik tifa Papua
terdapat pegangan di sisinya, sementara tifa Maluku hanya berbentuk tabung biasa
tanpa pegangan.
1. Apuse (Papua)
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Arafabye aswarakwar
Arafabye aswarakwar
Makna :
Apuse adalah lagu daerah asal Papua tentang seorang cucu yang hendak berpamitan
kepada kakek dan neneknya karena dia akan merantau ke Teluk Doreri, Kabupaten
Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Lirik “apuse kokon dao yarabe soren doreri” menyatakan momen ketika pemuda tersebut
berpamitan dengan kakek neneknya. “Wuf lenso bani nema baki pase” memiliki arti
pegang sapu tangan dan melambaikan tangan.
Hingga kemudian kakek dan neneknya menjawab “Arafabye aswarakwar” yang artinya
“kasihan aku, selamat jalan cucuku”. Ternyata makna lirik dari lagu yang
cukup familiar di telinga kita ini cukup mendalam ya, Toppers.
2. Sajojo (Papua)
Sajojo, sajojo
Yumanamko misa papara
Samuna muna-muna keke
Samuna muna-muna keke
Sajojo, sajojo
Yumanamko misa papara
Samuna muna-muna keke
Samuna muna-muna keke
Inamgo mikim ye
Kia sore, kiasa sore, ye-ye
Inamgo mikim ye
Kia sore, kiasa sore
Makna :
“Sajojo” adalah salah satu lagu daerah populer yang berasal dari provinsi Papua. Ini
adalah lagu yang berkisah mengenai seorang perempuan desa yang begitu cantik, ia
dicintai oleh kedua orang tuanya dan banyak laki-laki yang mendambakannya.
Biasanya masyarakat Papua akan menyanyikan lagu ini sambil menari dengan penuh
ceria. Gerakan tari ini cukup mudah, ada loncatan, kemudian bergerak ke depan,
belakang, ke kiri, ke kanan, dengan ritme yang kompak dengan penari lainnya.
Makna :
Meski memiliki irama yang bahagia dan energik, lagu “Yamko Rambe Yamko”
menceritakan tentang daerah-daerah di Papua yang mengalami perang suku. Walaupun
begitu, asal usul lagu ini masih diperdebatkan.
Beberapa orang asal Papua, Arie Kriting salah satunya, menyatakan bahwa lagu ini bukan
berasal dari salah satu bahasa Papua. Namun, menurut musisi senior, Yan Petrus Tagai,
“Yamko Rambe Yamko” berasal dari Lembah Grime, Kabupaten Jayapura, Provinsi
Papua.
Dia juga yang menyatakan jika “Yamko Rambe Yamko” adalah lagu pengiring
permainan sakral bernama “Kasep”. Terlepas dari perdebatan di masyarakat, The
Resonanz Children’s Choir pada tahun 2017 berhasil membawakan lagu ini dan
memenangkan juara umum dalam kompetisi paduan suara di Roma.
Makna :
Sebenarnya, lagu ‘Burung Kakaktua’ berasal dari para pelaut Portugis yang datang ke
Maluku. Layaknya pantun, lagu ini terbagi menjadi dua yakni, sampiran dan isi. “Burung
kakaktua hinggap di jendela” adalah sampiran, sedangkan “Nenek sudah tua giginya
tinggal dua” adalah isi.
Sampiran adalah kata-kata yang memperindah suatu karya, sedangkan isi adalah makna
asli dari sampiran tersebut. Yang artinya, makna sebenarnya dari lagu ‘Burung Kakaktua’
ini adalah perubahan fisik seseorang ketika menginjak hari tua, giginya hanya dua.
Makna :
Lagu daerah asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menyoal ajakan berdansa bersama
orang yang dicintai. Irama ‘Potong Bebek Angsa’ yang bersemangat membuat setiap
orang berdansa saat mendengarkan lagu ini.
Dari bait liriknya juga bisa diasumsikan tentang tata cara memotong angsa atau bebek
untuk dimasak atau dimakan. Pastinya, kamu tahu lagu ini kan, Toppers? Tentu saja
karena lagu karya Pak Kasur ini sering dinyanyikan oleh anak kecil.
Makna :
‘Anak Kambing Saya’ juga merupakan lagu daerah yang populer di kalangan anak-anak.
Liriknya yang sederhana dan iramanya yang begitu ceria membuat lagu ini menjadi
pengubah mood menjadi cerah.
Jika liriknya merujuk pada seseorang yang mencari kambing peliharaannya, ternyata
makna sebenarnya justru bercerita hubungan orang tua dan anak. Orang tua itu bernyanyi
melalui dan bertanya “dimanakah jantung hati saya?”, yakni anaknya itu sendiri.
Kemudian bait lirik selanjutnya menjawab keberadaan anaknya itu. “Caca marica ada di
Kampung Baru”, yang artinya anaknya itu sudah ada di Kampung Baru.
8. Anging Mamiri (Sulawesi Selatan)
Anging mamiri ku pasang
Pitujui tontonganna
Tusaroa takkan lupa
Batumi anging mamiri
Anging ngerang dinging-dinging
Namalontang saribuku
E aule
Na mangu rangi
Tutenaya tutenaya parisina
E aule
Na mangu rangi
Tutenaya tutenaya parisina
Batumi anging mamiri
Anging ngerang dinging-dinging
Namalontang saribuku
Anging mamiri ku pasang
Pitujui tontonganna
Tusaroa takkan lupa
Batumi anging mamiri
Anging ngerang dinging-dinging
Namalontang saribuku
E aule
Na mangu rangi
Mato'lorang mato'lorang je'ne mato
E aule
Namangngu'rangi
Mato'lorang mato'lorang je'ne mato
Anging mamiri kupasang
Makna :
‘Anging Mamiri’ atau angin Mamiri merupakan sebuah curahan kerinduan dari seorang
perempuan yang dia sampaikan kepada hembusan angin. Rasa rindu kepada kekasihnya
itu sudah menggila sampai dia tak mampu untuk membendungnya.
Setiap saat perempuan tersebut selalu memanggil nama sang kekasih dan meratapi
kegalauannya. Kemudian secara ajaib, kekasih jauhnya datang setelah perempuan itu
mengucapkan syair ‘Anging Mamiri.
Makna :
Makna :
Bagimu negeri maknanya adalah menanamkan nilai-nilai kecintaan dan pengabdian oleh
rakyat terhadap bangsa Indonesia.